Disusun Oleh:
Resvina
166090300111007
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dengan berkah, rahmat dan
karunia serta pertolongan-Nya saya dapat menyelesaikan Proposal dengan judul
Pengaruh Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus Benth)
Terhadap Kandungan Radikal Bebas Pada Organ Ginjal Tikus Mencit (Mus
Muculus) Yang Terpapar Radiasi Gamma.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing .........
yang telah membimbing dalam penyusunan Proposal ini. Selain itu, pada rekan-
rekan saya ucapkan terimakasih atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa Proposal ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu berbagai saran dan masukan terhadap isi dan
penyusunan makalah ini sangat saya harapkan demi penyempurnaan. Akhirnya,
semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penulis,
Juni 2017
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Radiasi
Radiasi merupakan fenomena dalam kehidupan, kita hidup di dunia dimana
radiasi alamiah didapatkan dimanapun. Radiasi dapat juga diartikan sebagai energi
yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang (Batan, 2005).
Pemanfaatan radiasi di bidang Medis maupun Kedokteran sudah berkembang pesat
terutama untuk sarana radiodiagnostik. Pemanfaatan berbagai sumber radiasi harus
dilakukan secara cermat dan mematuhi ketentuan keselamatan kerja untuk
menghindari terjadinya paparan radiasi yang tidak diinginkan (Alatas, 2004).
Ditinjau dari muatan listriknya radiasi digolongkan ke dalam radiasi
nonpengion dan radiasi pengion (Batan, 2005).
2.1.1. Radiasi Non Pengion
Radiasi non-pengion merupakan jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan
efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi nonpengion tersebut
berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion
antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui
radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave, oven dan
transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam
bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang
dipancarkan matahari) (Batan, 2005).
2.1.2. Radiasi Pengion
Radiasi pengion merupakan jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses
ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan
materi. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan
menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan. Yang termasuk radiasi pengion
adalah partikel Alfa (), partikel Beta (), sinar Gamma (), sinar X, partikel
Neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Meskipun tidak
memiliki massa dan muatan listrik, sinar X, sinar gamma dan sinar kosmik juga
termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak
langsung (Batan, 2005). Partikel Alfa (), partikel Beta () dan sinar Gamma ()
memiliki daya tembus yang berbeda-beda dan ditunjukkan dalam Gambar 2.1.
dE adalah energi yang diserap oleh bahan yang mempunyai massa dm.
b. Dosis ekivalen
Dosis Ekivalen () dapat didefinisikan sebagai dosis serap yang diterima
oleh tubuh manusia secara keseluruhan dengan memperhatikan kualitas radiasi
dalam merusak jaringan tubuh dan faktor metode perhitungan di laboratorium.
Jadi, merupakan hasil kali antara dosis serap (), faktor kualitas (), dan
perkalian antara seluruh faktor modifikasi lainnya (N). Seperti diketahui, dosis
serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda akan memberikan
efek biologi yang berbeda pada sistem tubuh mahluk hidup. Pengaruh interaksi
yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam jaringan tubuh yang terkena
radiasi terutama berasal dari besaran proses yang disebut alih energi linier
(LET, linear energi transfer). Yang paling berperan dalam hal ini adalah
peristiwa ionisasi yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam materi yang
dilaluinya. Dengan demikian daya ionisasi masing-masing jenis radiasi
berbeda. Makin besar daya ionisasi, makin tinggi tingkat kerusakan biologi
yang ditimbulkannya. Besaran yang merupakan kuantisasi dari sifat tersebut
dinamakan faktor kualitas . Dengan demikian dosis serap dapat dituliskan
sebagai:
= . . .. (2.2)
Di sini, digunakan Sievert (Sv) untuk satuan dosis ekivalen dalam SI.
1 Sv = 1 J.kg-1 1 rem = 10-2 Sv 1 Sv = 100 rem
Dalam perumusan di atas, digunakan N yang didefiniskan suatu faktor
modifikasi, misalnya pengaruh laju dosis, distribusi zat radioaktif dalam tubuh,
dsb. Untuk keperluan Proteksi Radiasi, faktor N tersebut selalu dianggap N=1.
Besaran yang merupakan kuantisasi radiasi untuk menimbulkan kerusakan
pada jaringan/organ dinamakan faktor bobot radiasi (Wr). Faktor bobot radiasi
Sinensetin, Tetramethylscutellarein,
Senyawa Eupatorin, Salvigenin, Cirsimaritin, Pilloin,
Flavonoid Rhamnazin, Trimethylapigenin,
Tetramethylluteolin.
Orthosiphonone, Orthosiphonone-B,
Senyawa Orthosiphol-A, Orthosiphol-B, Orthosiphol-F,
Diterpen Orthosiphol-G, Orthosiphol-H,
Neoorthosiphols-A, Staminol-A.
Orthochromene-A, Methylripariochromene-A,
Benzochromenes
Acetovaillochromene
-elemene, -caryophyllene, -humulene,
Essential oils -caryophyllene oxide, Can-2-one,
Palmitic acid
Beberapa penelitian pra klinik tentang manfaat tanaman kumis kucing dalam
pengobatan beberapa penyakit, seperti berikut :
a. Sebagai antihiperlipidemia (Umbare et al., 2009)
b. Sebagai antimikroba dan antioksidan (Basheer and Abdil, 2010).
c. Sebagai anti-angiogenic agent (Basheer and Abdil, 2010).
d. Sebagai penyeimbang level nitrat oksida (Basheer and Abdil, 2010).
e. Sebagai antipiretik dan analgesik (Basheer and Abdil, 2010).
f. Sebagai pengatur gula darah sehingga digunakan untuk pengobatan
alternatif diabetes (Himani et al., 2013).
g. Memiliki aktivitas dalam menghambat penempelan platelet-platelet darah
dan memiliki sifat hemolitik kuat yang dapat menurunkan tekanan darah
sehingga dapat menjadi alternatif pengobatan untuk tekanan darah tinggi
serta untuk mengurangi kolesterol, yang sering digunakan dalam obat
tradisional (Himani et al., 2013).
h. Berguna untuk membersihkan racun dalam darah sehingga telah digunakan
sebagai obat herbal tradisional dalam proses detoksifikasi dan juga dapat
menghapus sisa metabolisme di dalam tubuh sehingga berguna dalam upaya
penurunan berat badan (Himani et al., 2013).
i. Sebagai diuretik sehingga bermanfaat dalam pengobatan batu ginjal dan
pembilasan ginjal serta saluran kemih (Himani et al., 2013).
j. Sebagai penghambat produksi asam urat yang dapat digunakan dalam
membantu kondisi seperti gout dan radang sendi karena tingginya kadar
asam urat dalam tubuh (Himani et al., 2013).
k. Sebagai anti-inflamasi yang dapat digunakan dalam pengobatan herbal
untuk arthritis dan rematik (Himani et al., 2013).
Kriteria Jumlah
Berat badan 20-40 gram
Lama hidup 1-3 tahun
Temperatur tubuh 36.5oC
Kebutuhan air Ad libtum
Kebutuhan makan 4-5 g/hari
Pubertas 28-49 hari
Glukosa 62,8-176 mg/dL
Kolesterol 6,0-82,4 mg/dL
SGOT 23,2-48,4 IU/I
SGPT 2,10-23,8 IU/I
Sumber: Kusumawati, 2004
Kanker
Radiasi Gamma
Organ Ginjal
Radikal Bebas
METODOLOGI PENELITIAN
Perlakuan
Pengolahan data
Analisa hasil
Kesimpulan
Selesai
Herawati E, Handari S. 2004. Pengaruh infus jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum
(Leyss ex Fr.) Karst) terhadap mencit (Mus muculus L.) yang diberi timbal.
Kajian struktur mikroanatomi ginjal.
Himani, B., Bisht S., Nath B., Yadav M., Singh V., and Singh M. 2013. Misai
Kuching: A Glimpse of Maestro. International Journal of Pharmaceutical
Sciences Review and Research, 22 (2), 55-59.
Leeson, Leeson dan Paparo. 1990. Buku Ajar Histologi. Alih bahasa Tambajong.
Jakarta: EGC.
Suprapti, Niwayan; Rahayu Dwi; Sari N.P; Dakhi, Jovan R dan Christanto Trio.
2007. Glomerulonephriti Akut (GNA).
http://www.jovandc.multiply.com/journal/item/3. Malang: Akademi
Keparawatan Kendedes Malang.
Syahrin, A. 2006. Kesan ekstrak etanol andrographis paniculata (burm. F.) Nees
ke atas tikus betina diabetik aruhan streptozotosin. Malaysia : Universiti
Sains Malaysia.
Umbare, R.P., Patil S.M.,Mate G.S., and Dongare S.S. (2009). Hypolipidemic
Activity of Orthosiphon stamineus Benth. Bark Extract. Journal of
Pharmacy Research, 2 (11),1735-1738.