Anda di halaman 1dari 124

Kementerian PPN/

Bappenas

MAPPING KEGIATAN PRIORITAS


DAN INDIKATOR KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014 DALAM RKP 2011-2013

BAHAN PENYUSUNAN RKP 2014

KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN


KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
MEI 2013
Pengarah:
Edi Effendi Tedjakusuma

Penanggung Jawab:
Yohandarwati Arifiyatno

Tim Penyusun:
Bambang Triyono
Haryo Raharjo
Faiq
Meitha Ika Pratiwi
Novi Mulia Ayu
Anna Nur Rahmawaty
Tini Partini Nuryawani

Kontak dan Informasi :


Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral, Bappenas
e-mail: ekps@bappenas.go.id
Telp : 62-21-31903107 Fax : 62-21-31903107

ii
KATA PENGANTAR

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan dokumen


perencanaan yang memuat rancangan kebijakan pembangunan dalam kurun 2010-2014 dan
merupakan bagian penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025.
Dokumen tersebut juga menterjemahkan visi dan misi Presiden terpilih, menjabarkan strategi,
kebijakan umum, dan program pembangunan baik lintas K/L, kewilayahan, maupun lintas
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro. Dokumen juga mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk kebijakan fiskal, kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.

Setiap tahun, kebijakan pembangunan dalam RPJMN dijabarkan menjadi dokumen Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Dokumen RKP disusun dengan mempertimbangkan dinamika perubahan
lingkungan strategis, arahan Presiden, isu strategis pembangunan nasional terkini, dan terutama
prioritas pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2010-2014. Pelaksanaan evaluasi yang
diuraikan dalam dokumen ini terkait dengan penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga)
dokumen RKP (2011,2012, dan 2013) dilakukan dengan menggunakan pendekatan document
review, yaitu, dengan mencermati dan membandingkan Prioritas Nasional yang tercantum dalam
dokumen Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP Tahun 2011, 2012 dan 2013. Pencermatan
terhadap dokumen RKP dan RPJMN 2010-2014 dilakukan untuk mengidentifikasi aspek
kesinambungan dan konsistensi antar dokumen perencanaan.

Evaluasi terhadap kegiatan prioritas (KP) dan indikator kinerja menunjukkan bahwa pelaksanaan
RPJMN telah sesuai dengan yang direncanakan. Dari 541 KP dalam RPJMN, telah dijabarkan
dalam dokumen RKP sebanyak 491 kegiatan (90,76 persen) dan dari 1.306 indikator KP sebanyak
1.146 indikator (87,75 persen) telah dijabarkan dalam RKP 2011, 2012, dan 2013. Dengan demikian
dapat dikatakan hampir seluruh KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 secara berkesinambungan
dan konsisten telah diakomodasi dalam RKP 2011 hingga RKP 2013.

Walaupun masih jauh dari sempurna, evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
dokumen perencanaan secara umum. Disamping itu, juga dapat meningkatkan efektivitas
pemanfaatan hasil evaluasi dalam proses perencanaan, dan dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan dalam penyusunan RKP 2014 dan penyusunan RPJMN 2015-2019.

Jakarta, Mei 2013

Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan


Kementerian PPN/Bappenas

Edi Effendi Tedjakusuma

iii
iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xi

PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
2. Tujuan ......................................................................................................................... 2
3. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 2
4. Cara Analisis ................................................................................................................ 2

HASIL REVIU UMUM ........................................................................................................... 3


Penjabaran RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) ........................ 3
Kesinambungan dan Kekonsistenan Antardokumen RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) .................................................................................................. 5

HASIL REVIU PRIORITAS NASIONAL .................................................................................. 7


1. Prioritas Nasional (PN) 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..................................... 7
2. Prioritas Nasional (PN) 2: Program Aksi Bidang Pendidikan ......................................... 10
3. Prioritas Nasional (PN) 3: Program Aksi Bidang Kesehatan .......................................... 11
4. Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan ............................................... 13
5. Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan ............................................... 14
6. Prioritas Nasional (PN) 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ....................................... 17
7. Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ............................................. 19
8. Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi ................................................. 21
9. Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana ....................................................................................................................... 23
10. Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik .... 24
11. Prioritas Nasional (PN) 11: Kebudayaan Kreativitas, dan Inovasi Teknologi .................. 26
12. Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Politik, Hukum, dan Keamanan ........................... 28
13. Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 13: Perekonomian ..................................................... 30
14. Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 14: Kesejahteraan Rakyat ......................................... 32

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................... 34


LAMPIRAN .......................................................................................................................... 35

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP


2011, 2012, 2013 .............................................................................................. 3
Tabel 2. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP
2011 ................................................................................................................. 4
Tabel 3. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP
2012. ................................................................................................................ 4
Tabel 4. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP
2013 ................................................................................................................. 5
Tabel 5. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ........................... 8
Tabel 6. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ... 9
Tabel 7. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan ....... 11
Tabel 8. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ........ 13
Tabel 9. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 4: Penanggulangan Kemiskinan ............ 14
Tabel 10. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 5: Program Aksi Bidang Pangan .................................... 16
Tabel 11. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 5: Program Aksi Bidang Pangan ............. 16
Tabel 12. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ............................ 18
Tabel 13. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ..... 18
Tabel 14. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha .................................. 20
Tabel 15. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........... 20
Tabel 16. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 8: Program Aksi Bidang Energi ...................................... 22
Tabel 17. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 8: Program Aksi Bidang Energi .............. 22
Tabel 18. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan
Hidup dan Pengelolaan Bencana ..................................................................... 24
Tabel 19. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik .......... 26
Tabel 20. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan
Paska Konflik .................................................................................................. 26

vi
Tabel 21. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi ....... 27
Tabel 22. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi
Teknologi ......................................................................................................... 28
Tabel 23. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan ........... 29
Tabel 24. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan ....................................................................................................... 30
Tabel 25. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PNL 13: Perekonomian ....................................................... 32
Tabel 26. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 13: Perekonomian ................................ 32

Catatan: Semua tabel bersumber dari hasil persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP
2011-2013

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam


RKP 2011, 2012, 2013 ................................................................................. 3
Gambar 2. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011 ................................................................................................... 4
Gambar 3. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2012 .................................................................................................... 4
Gambar 4. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2013 ................................................................................................... 5
Gambar 5. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 ....................................... 5
Gambar 6. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ................ 7
Gambar 7. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..... 7
Gambar 8. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola .......................................................................................... 8
Gambar 9. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan .................... 10
Gambar 10. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan .......... 10
Gambar 11. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi
Bidang Pendidikan...................................................................................... 11
Gambar 12. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ..................... 12
Gambar 13. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ........... 12
Gambar 14. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi
Bidang Kesehatan ...................................................................................... 12
Gambar 15. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan .......................... 13
Gambar 16. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan ............... 13
Gambar 17. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan
Kemiskinan................................................................................................. 14
Gambar 18. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan .......................... 15
Gambar 19. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan ................ 15

viii
Gambar 20. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi
Bidang Pangan ........................................................................................... 16
Gambar 21. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur .................. 17
Gambar 22. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ........ 17
Gambar 23. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi
Bidang Infrastruktur ................................................................................... 18
Gambar 24. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........................ 19
Gambar 25. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha .............. 19
Gambar 26. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan
Iklim Usaha ................................................................................................. 20
Gambar 27. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi ........................... 21
Gambar 28. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi ................. 21
Gambar 29. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi
Bidang Energi ............................................................................................. 22
Gambar 30. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana ................................................................................ 23
Gambar 31. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan
Hidup dan Pengelolaan Bencana ................................................................ 23
Gambar 32. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi
Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ................................. 24
Gambar 33. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik 25
Gambar 34. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska
Konflik ........................................................................................................ 25
Gambar 35. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah
Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik ......................................................... 25
Gambar 36. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi
Teknologi .................................................................................................. 27
Gambar 37. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi
Teknologi ................................................................................................... 27

ix
Gambar 38. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan,
Kreativitas dan Inovasi Teknologi ............................................................... 27
Gambar 39. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 28
Gambar 40. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan .................................................................................................. 28
Gambar 41. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum,
Pertahanan dan Keamanan ........................................................................ 29
Gambar 42. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ............................................. 31
Gambar 43. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ................................... 31
Gambar 44. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ... 31
Gambar 45. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat ................................. 33
Gambar 46. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat ....................... 33
Gambar 47. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan
Rakyat ....................................................................................................... 33

Catatan: Semua gambar bersumber dari hasil persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I
RKP 2011-2013

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap Dokumen RKP 2013 ........................ 35


Lampiran 2. Persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP 2011-2013 ...... 43

xi
xii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan dokumen
perencanaan yang menjabarkan Visi, Misi, dan Program Presiden, menjabarkan strategi,
menjelaskan kebijakan umum, menguraikan program kementerian/lembaga (K/L) baik lintas K/L,
kewilayahan, maupun lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro. Penyusunan RPJMN
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dalam
pelaksanaannya, lebih lanjut, RPJMN dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN).
Upaya pencapaian pembangunan RPJMN 2010-2014 telah dilakukan Pemerintah melalui
kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Dalam
penyusunannya RKP mempertimbangkan arahan visioner, dinamika perubahan lingkungan
strategis, arahan Presiden, isu strategis pembangunan nasional, dan utamanya prioritas
pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2010-2014. Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 pada
saat ini telah memasuki tahun ketiga pelaksanaan pembangunan. Dalam masa tiga tahun tersebut
untuk menjawab tantangan dan antisipasi isu-isu strategis perkembangan perekonomian global
dan upaya pemerintah dalam mempercepat pencapaian pembangunan nasional, telah banyak
perubahan kebijakan yang diformulasikan pemerintah.
Dalam kaitan itu, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 39/2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Pemerintah
perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN maupun RKP. Salah satu aspek evaluasi
yang perlu diperhatikan adalah kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan
pembangunan nasional.
Pada Bulan Desember 2012, Kedeputian EKP telah melakukan Evaluasi Ex-ante atas Dokumen
RKP 2013 dengan melakukan persandingan antardokumen perencanaan baik RPJMN 2010-2014
maupun RKP 2011-2013 (ringkasan disajikan pada Lampiran 1). Evaluasi dilakukan secara selektif
pada 2-3 fokus prioritas terpilih pada setiap bidang pembangunan di Buku II RKP 2013. Hasil
evaluasi memberikan gambaran masih rendahnya kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan pada level kegiatan prioritas, yang ditunjukkan dengan rendahnya
persentase (20-30 persen) indikator yang sama pada tiap dokumen Perbedaan indikator KP
sebagian besar disebabkan karena adanya perubahan indikator, bertambahnya indikator baru,
atau tidak berlanjutnya indikator di periode tertentu. Selain itu diperoleh gambaran kurangnya
ketepatan penyusunan alur pikir penyusunan dokumen perencanaan yang ditunjukkan oleh masih
lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran bidang (yang dianggap
sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome). Kemudian, teridentifikasi tumpang tindih
penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan pernyataan indikator yang
sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas (impact), fokus prioritas
(outcomes), dan kegiatan prioritas (output).
Berkaitan dengan hal tersebut, terutama untuk memberikan masukan dalam penyusunan RKP
2014, Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan (EKP), sesuai dengan tugas dan
fungsinya, melanjutkan evaluasi dokumen RPJMN 2010-2014 terutama dikaitkan dengan
penjabarannya ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP terdahulu (RKP 2011, 2012 dan 2013). Poin
pentingnya adalah memastikan bahwa seluruh kegiatan prioritas (KP) beserta indikator KP yang

1
tercantum dalam dokumen RPJMN 2010-2014 telah seluruhnya terjabarkan dalam tiga dokumen
RKP yang telah disahkan (RKP 2011, 2012 dan 2013) sebelumnya. Apabila terdapat kegiatan
prioritas dan indikator yang terlewat di ketiga dokumen tersebut, maka seyogyanya diupayakan
dijabarkan dalam RKP 2014. Pencermatan dilaksanakan dengan melihat kegiatan prioritas dan
indikator yang tercantum dalam Buku I RPJMN 2010-2014 dibandingkan dengan kegiatan prioritas
dan indikator yang tercantum dalam RKP Tahun 2011-2013 pada masing-masing Prioritas
Nasional. Berdasarkan persandingan kedua dokumen tersebut, lebih lanjut dilihat penjabaran
kegiatan prioritas dan indikator kinerja RPJMN dalam dokumen RKP, untuk kemudian
memberikan gambaran kesinambungan dan konsistensi antara RPJMN dan RKP. Selain itu,
kesimpulan atas kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pembangunan
nasional yang akan diperoleh melalui evaluasi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat dalam penyusunan RPJMN 2015-2019.

Tujuan
Tujuan penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-2013:
1. Mengidentifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam dokumen RKP
2011, 2012 dan 2013 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Umum, Hasil Reviu Per Prioritas
Nasional dan Lampiran 2).
2. Mengidentifikasi aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen RPJMN 2010-
2014 dan RKP 2011, 2012 dan 2013 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Umum dan Hasil
Reviu Per Prioritas Nasional).
3. Memberikan masukan dalam penyusunan RKP 2014 berupa daftar KP dan indikator KP
RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan dalam tiga dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013),
sehingga dapat diakomodasi dalam RKP 2014 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Per
Prioritas Nasional).

Ruang Lingkup
Ruang lingkup evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP
Tahun 2011-2013 dilaksanakan terbatas pada Buku I yaitu yang tertera pada Matrik Penjabaran
Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2011-2013. Selanjutnya penyebutan
dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2011-2013 merujuk pada Buku I dokumen tersebut.
Evaluasi dilakukan pada konsistensi kegiatan prioritas dan indikator kinerja. Berdasarkan kedua
dokumen tersebut, KP dan indikator KP dalam RPJMN akan ditelusuri keberadaannya pada
dokumen RKP tahun 2011-2013.

Cara Analisis
Analisis digunakan dengan menggunakan pendekatan document review, yaitu dengan mencermati
dan menyandingkan dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2011, 2012, 2013. Pencermatan
terhadap dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2011, 2012, 2013 dilakukan untuk
mengidentifikasi dua aspek, yaitu: (1) kegiatan prioritas sudah/belum dijabarkan; dan (2) indikator
KP sudah/belum dijabarkan. Kegiatan Prioritas dan indikator KP yang sudah dijabarkan berarti
secara jelas tercantum dalam pernyataan yang sama/mirip/berbeda di dalam dokumen RKP, bisa
pada salah satu atau ketiga dokumen RKP yang disandingkan (RKP 2011, 2012, 2013). Sementara
itu, KP dan indikator KP yang belum dijabarkan berarti tidak terdapat atau tidak tercantum dalam
salah satu atau ketiga dokumen RKP yang disandingkan (RKP 2011, 2012, 2013).
Hasil reviu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: pertama, reviu umum sebagai rekapitulasi
penjabaran seluruh prioritas nasional dan; kedua, reviu untuk setiap prioritas nasional.

2
HASIL REVIU UMUM

Hasil reviu umum merupakan rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014
dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013). Rekapitulasi ini diharapkan dapat
mengidentifikasi penjabaran kegiatan prioritas (KP) dan indikator kegiatan prioritas (KP) RPJMN
2010-2014 ke dalam dokumen RKP 2011, 2012 dan 2013, sehingga dapat memberikan gambaran
secara umum seberapa besar aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan yang terjadi. Dalam hal ini, dokumen perencanaan yang memiliki kesinambungan
dan kekonsistenan yang cukup baik ditunjukkan melalui penjabaran KP dan indikator KP RPJMN
2010-2014 sebagai dokumen jangka menengah secara menyeluruh dan konsisten ke dalam
dokumen tahunannya, yaitu RKP 2011, 2012, dan 2013.

Penjabaran RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013)
Rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP
(2011, 2012, dan 2013) menunjukkan sebagian besar KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 telah
dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 1 dan Tabel 1). Hal ini ditunjukkan oleh tingginya
persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 sebesar 90,76 persen dan 87,75
persen ke dalam dokumen RKP 2011-2013. Artinya, hanya 9,24 persen KP dan 12,25 persen
indikator KP RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013).

Gambar 1. Persentase Penjabaran KP dan Indikator


KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013

100,00
9,24 12,25
90,00

80,00

70,00
Tabel 1. Rekapitulasi Penjabaran KP dan Indikator KP
60,00 RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
50,00
90,76 87,75 RPJMN 2010-2014
40,00
Jumlah %
30,00
Kegiatan Prioritas 541 100,00
20,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 491 90,76
10,00
Belum Dijabarkan dalam RKP 50 9,24
0,00
Indikator 1306 100,00
Kegiatan Prioritas Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP 1146 87,75
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP 160 12,25

Berikut ini diuraikan hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada
setiap dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013).

a. RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011


Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2011 menunjukkan dari
total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 475 KP (87,80 persen) sudah dijabarkan pada RKP
2011. Penjabaran indikator KP juga menunjukan angka yang cukup tinggi, sebanyak 1107 dari 1306
(84,76 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 2 dan Tabel 2).
3
Gambar 2. Persentase Penjabaran KP dan Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011

100,00
12,20 15,24 90,00
80,00
70,00
60,00
Tabel 2. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP
50,00 RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011
87,80 84,76 40,00
RPJMN 2010-2014
30,00
Jumlah %
20,00
Kegiatan Prioritas 541 100,00
10,00 Sudah Dijabarkan dalam RKP 475 87,80
0,00 Belum Dijabarkan dalam RKP 66 12,20
KP Indikator KP Indikator 1306 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Sudah Dijabarkan dalam RKP 1107 84,76
Belum Dijabarkan dalam RKP 199 15,24

b. RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2012


Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2012 menunjukkan dari
total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 421 KP (77,82 persen) telah dijabarkan pada RKP
2012. Kemudian, indikator KP yang dijabarkan menunjukan angka yang tidak terlalu tinggi, yaitu
769 dari 1306 (58,88 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 3 dan Tabel 3).

Gambar 3. Persentase Penjabaran KP dan Indikator


KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2012

120,00

100,00
22,18
80,00 41,12 Tabel 3. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2012
60,00

RPJMN 2010-2014
40,00 77,82
Jumlah %
58,88
20,00
Kegiatan Prioritas 541 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 421 77,82
0,00 Belum Dijabarkan dalam RKP 120 22,18
KP Indikator KP Indikator 1306 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 769 58,88
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Belum Dijabarkan dalam RKP 537 41,12

c. RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2013


Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2013 menunjukkan dari
total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 375 KP (69,32 persen) telah dijabarkan pada RKP
2013. Kemudian, indikator KP yang telah dijabarkan menunjukan angka yang tidak terlalu tinggi,
yaitu 643 dari 1306 (49,23 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 4 dan Tabel 4).

4
Gambar 4. Persentase Penjabaran KP dan Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2013

120,00

100,00

30,68
80,00
50,77 Tabel 4. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2013
60,00
RPJMN 2010-2014
40,00 Jumlah %
69,32
Kegiatan Prioritas 541 100,00
49,23
20,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 375 69,32
Belum Dijabarkan dalam RKP 166 30,68
0,00
Indikator 1306 100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP 643 49,23
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Belum Dijabarkan dalam RKP 663 50,77

Kesinambungan dan Kekonsistenan Antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP


(2011, 2012, dan 2013)
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan yang terus menurun tiap tahunnya (Gambar 5). RKP 2013 memiliki
deviasi yang paling besar terhadap RPJMN 2010-2014, dibandingkan dengan RKP sebelumnya
(RKP 2012 dan 2011). Artinya, semakin banyak terjadi perbedaan substansi pada setiap
penyusunan RKP, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh pernyataan KP dan indikator KP yang makin
terdeviasi.

Gambar 5. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013

100,00

90,00
87,8
77,82
80,00
84,76 69,32
70,00

60,00

50,00 58,88

40,00

30,00

20,00 28,71

10,00

0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator

5
Kesinambungan dan kekonsistenan KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (2011,
2012, dan 2013) mengalami penurunan. Dengan kata lain, semakin banyak KP pada RPJMN 2010-
2014 yang tidak dilaksanakan pada RKP tiap tahunnya. Sehingga dokumen RKP tidak sepenuhnya
menjabarkan RPJMN. Pada RKP 2011, terdapat 87,80 persen KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 dan RKP 2013, yaitu hanya
sebesar 77,82 persen dan 69,32 persen.
Sementara itu, kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP antardokumen RPJMN 2010-2014
dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan penurunan yang lebih tajam dibandingkan
dengan KP. Dengan demikian, bertambahnya jumlah indikator KP RPJMN yang tidak terlaksana
pada RKP tiap tahunnya. Dapat disimpulkan, dokumen RKP tidak sepenuhnya berfungsi sebagai
penjabaran RPJMN Pada RKP 2011, terdapat 84,76 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang
sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 menjadi sebesar
58,88 persen dan hanya 28,71 persen pada RKP 2013.

6
HASIL REVIU PER PRIORITAS NASIONAL (PN)

Hasil reviu per prioritas nasional merupakan telaah lebih spesifik dan detil pada hasil persandingan
antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (RKP 2011, RKP 2012, dan RKP 2013). Setiap
prioritas nasional akan diidentifikasi seberapa banyak KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 yang
sudah dijabarkan dalam dokumen RKP . Dengan demikian, diharapkan kondisi kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pada setiap PN dapat disimpulkan.

Prioritas Nasional (PN) 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, menunjukkan sebagian besar KP telah
dijabarkan dalam dokumen RKP, yaitu sebanyak 82,00 persen KP. Sedangkan untuk penjabaran
indikator KP lebih rendah dibandingkan KPnya, sebanyak 61,94 persen yang telah dijabarkan
dalam dokumen RKP (Gambar 6).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat peningkatan penjabaran pada RKP 2012, namun menurun pada
RKP 2013. Pada RKP 2011, terdapat 64,00 persen KP dan 55,97 persen indikator KP RPJMN 2010-
2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini meningkat pada RKP 2012, terdapat
82,00 persen KP dan 56,73 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Namun
pada RKP 2013 terjadi penurunan, yaitu menjadi 62,00 persen KP dan hanya 23,13 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan (Gambar 7).

Gambar 7. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 6. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 120,00

120,00 100,00
18,00
100,00 80,00 36,00 38,00
44,03 43,28
18,00
80,00 38,06 60,00 76,87

60,00 40,00 82,00


64,00 62,00
55,97 56,72
40,00 82,00 20,00
61,94 23,13
20,00 0,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola yang berfluktuasi.
Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, terutama pada indikator KP.
Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru di periode RKP
7
tertentu, atau adanya indikator yang tidak berlanjut di periode RKP berikutnya. Berikut pada
Gambar 8 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola.

Gambar 8. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

90,00 82,00
80,00
70,00 64,00 62,00
60,00
50,00 56,73
55,97
40,00
30,00
20,00
23,13
10,00
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Adapun daftar KP dan indikator KP PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola RPJMN 2010-2014
yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 5
(sebanyak 9 KP) dan Tabel 6 (sebanyak 51 indikator KP).

Tabel 5. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

No Nama KP SI
1 Penghentian/ Pembatasan Pemekaran Wilayah SI 2
2 Penyempurnaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah SI 2
3 Penetapan Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan SI 5
pemerintah daerah
4 Penerapan Indikator Utama Pelayanan Publik di Daerah SI 5
5 Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan di bidang kesejahteraan sosial SI 5
6 Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan publik di bidang pemerintahan umum, hukum SI 5
dan keamanan
7 Pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku aparat MA dan badan peradilan di SI 6
bawahnya
8 Pengembangan dan Pemanfaatan Jaringan Kerjasama Antara Lembaga/Instansi SI 6
9 Penyediaan Data dan Informasi untuk Pemberantasan Korupsi SI 6
Keterangan:SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .

8
Tabel 6. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
No Nama Indikator KP KP SI
1 Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan penghapusan KP 1 SI 2
daerah sesuai dengan PP No 78 tahun 2007
2 Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah KP 1 SI 2
3 Jumlah daerah otonom baru yang terbentuk berdasarkan usulan Pemerintah KP 1 SI 2
4 Jumlah SPM yang ditetapkan KP 1 SI 5
5 Jumlah kab/kota yg memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kpd tiap pdduk KP 1 SI 7
6 Jumlah Surat Edaran Mendagri KP 2 SI 2
7 Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah diterapkan oleh Daerah KP 2 SI 5
8 Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya KP 2 SI 5
9 Jumlah bidang SPM yang dievaluasi penerapannya KP 2 SI 5
10 Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku KP 2 SI 6
hakim dan aparat peradilan
11 Mengkaji penerapan PBBKB di daerah berkaitan dengan harga dan subsidi BBM KP 3 SI 4
12 RPMK pemberian sanksi terhadap daerah yang melanggar ketentuan PDRD KP 3 SI 4
13 RPP tentang sistem pemungutan pajak daerah KP 3 SI 4
14 Penerapan Pajak Rokok menjadi Pajak Daerah KP 3 SI 4
15 Pengalihan BPHTB menjadi Pajak Daerah KP 3 SI 4
16 Program transisi/pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah KP 3 SI 4
17 Jumlah PP KP 3 SI 5
18 Jumlah Perpres KP 3 SI 5
19 Persentase Pemda yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu satu pintu) KP 4 SI 5
20 Laporan hasil pelaksanaan penilaian pelayanan KP 4 SI 5
21 Jumlah instrumen penilaian, monitoring & eva penyelenggaraan pelayanan publik KP 4 SI 5
22 Jumlah inpres tentang percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik KP 4 SI 5
23 Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian KP 5 SI 5
24 Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori baik sesuai penilaian KP 5 SI 5
25 Jumlah unit pelayanan yang dinilai berdasarkan usulan KP 5 SI 5
26 Jumlah Pemda yang dinilai berdasarkan usulan Provinsi KP 5 SI 5
27 Persentase instansi yang menerima sosialisasi KP 6 SI 1
28 Persentase instansi pusat dan daerah yang dilakukan konsultasi asistensi RB KP 6 SI 1
29 Jumlah laporan monitoring dan evaluasi KP 6 SI 1
30 Persentase revisi terbatas UU No. 32/2004 terkait dg efisiensi pelaksanaan Pilkada KP 6 SI 2
31 Jumlah UU tentang PEMILU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah KP 6 SI 2
32 Jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum KP 12 SI 6
33 Pemenuhan permintaan informasi dan data (persentase) KP 22 SI 6
34 Jumlah pelaksanaan monitoring profesionalisme hakim agung KP 24 SI 6
35 Jumlah hakim berprestasi yg diusulkan menerima penghargaan KP 24 SI 6
36 Penurunan biaya rata-rata seleksi calon hakim KP 24 SI 6
37 Jumlah peserta seleksi calon hakim yang mendaftar KP 24 SI 6
38 Jumlah peserta seleksi calon hakim yang lulus seleksi KP 24 SI 6
39 Biaya seleksi hakim agung per pendaftar (dalam ribu) KP 24 SI 6
40 Biaya penelitian putusan hakim (dalam ribu) KP 24 SI 6
41 Biaya pemberian penghargaan hakim (dalam ribu) KP 24 SI 6
42 Persentase putusan hakim yang benar KP 24 SI 6
43 Persentase peserta yg mendaftar dalam seleksi calon hakim agung KP 24 SI 6
44 Persentase peserta seleksi calon hakim yang lulus sesuai kompetensi KP 24 SI 6
45 Persentase Hakim Agung yang profesional hasil seleksi KP 24 SI 6
46 Persentase calon hakim yg mendapat penghargaan KP 24 SI 6
47 Persentase calon Hakim Agung yang lulus seleksi KP 24 SI 6
48 Jumlah pengaduan masyarakat KP 25 SI 6
49 Biaya penanganan laporan pengaduan masyarakat hingga tuntas KP 25 SI 6
50 Persentase peningkatan kemampuan dan profesionalisme hakim KP 25 SI 6
51 Persentase hasil putusan Majelis Kehormatan Hakim yang sesuai dengan prinsip KP 25 SI 6
kode etik dan pedoman perilaku hakim
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

9
Prioritas Nasional (PN) 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-
2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikatorKP, sebanyak 96,97 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 9).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat penurunan penjabaran pada RKP 2012, dan sedikit meningkat
pada RKP 2013. Pada RKP 2011, terdapat 96,77 persen KP dan 96,97 persen indikator KP RPJMN
2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, terutama
pada indikator KP, yaitu terdapat 83,87 persen KP dan hanya 42,42 persen indikator KP RPJMN
2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013 terjadi sedikit peningkatan menjadi 87,10
persen KP dan 48,48 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan (Gambar 10).

Gambar 10. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 9. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan 120,00
3,03 3,23 3,03
100,00 100,00
16,13 12,90
80,00
80,00 57,58 51,52
60,00
60,00 96,77 96,97
40,00 83,87 87,10
100,00 96,97
40,00 20,00 42,42 48,48

20,00 0,00
KP Indikator KP Indikator KP Indikator
KP KP KP
0,00
KP Indikator KP RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan yang cenderung
menurun dan sedikit berfluktuasi. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah,
terutama pada indikator KP. Terdapat penurunan kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP
yang cukup drastis pada RKP 2012 (lebih dari 50 persen) dari 96,97 persen menjadi hanya 42,42
persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau
indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Pada Gambar 11 ditunjukkan
kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 2:
Program Aksi Bidang Pendidikan.
Adapun daftar indikator KP PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan RPJMN 2010-2014 yang belum
dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 7 (sebanyak 2
indikator KP).

10
Gambar 11. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan

120,00
96,77
100,00 87,10
83,87
96,97
80,00

60,00

40,00 48,48
42,42
20,00

0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Tabel 7. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan

No Nama Indikator KP KP SI
1 Persentase PTAN bersertifikat ISO 9001: 2008 KP 5 SI 6
2 Penyusunan dan penerapan standar nasional pendidikan bagi pendidikan agama dan KP 10 SI 6
keagamaan
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 .
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .

Prioritas Nasional (PN) 3: Program Aksi Bidang Kesehatan


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-
2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikator KP, sebanyak 96,59 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 12).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat penurunan penjabaran pada RKP 2012, dan sedikit meningkat
untuk KP pada RKP 2013, sementara tetap menurun untuk indikator KP pada RKP 2013. Pada RKP
2011, terdapat 100,00 persen KP dan 92,59 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 87,50 persen KP
dan 85,19 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013,
penjabaran KP meningkat kembali menjadi 100 persen KP, sementara indikator KP terus menurun
menjadi 59,26 persen (Gambar 13).

11
Gambar 13. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
Gambar 12. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Kesehatan
PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan
120,00

100,00 7,41 100,00 7,41


12,50 14,81
80,00 40,74
80,00
60,00
60,00 100,00 92,59 100,00
40,00 87,50 85,19
100,00 92,59 59,26
40,00 20,00

20,00 0,00
KP Indikator KP Indikator KP Indikator
KP KP KP
0,00
KP Indikator KP RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan yang cenderung
berfluktuasi untuk KP dan mengalami penurunan untuk indikator KP. Artinya, terdapat
kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, terutama pada indikator KP. Terdapat penurunan
kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP yang cukup banyak pada RKP 2013 dari 85,19
persen menjadi hanya 59,26 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh
adanya indikator baru atau indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada
Gambar 14 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan.

Gambar 14. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan

120,00
100,00 100,00
100,00 87,50

80,00 92,59
85,19
60,00
59,26
40,00

20,00

0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

12
Adapun daftar indikator KP PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan RPJMN 2010-2014 yang belum
dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 8 (sebanyak 2
indikator KP).

Tabel 8. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan

No Nama Indikator KP KP SI
1 Tingkat kesiapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Dewan Jaminan Sosial KP 4 SI 1
Nasional (DJSN) pusat maupun daerah untuk melaksanakan jaminan sosial.
2 Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang melayani KB KP 1 SI 1
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 .
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .

Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-2014
(100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 96,00 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 15).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 100,00
persen KP dan 94,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 92,00 persen KP dan 67,00 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 89,00 persen KP dan 64,00 persen indikator KP (Gambar 16).

Gambar 16. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 15. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
120,00

4,00 6,00
100,00 100,00 8,00 11,00
80,00 33,00 36,00
80,00
60,00
60,00 100,00 94,00 92,00 89,00
40,00
100,00 96,00 67,00 64,00
40,00 20,00

20,00 0,00
KP Indikator KP Indikator KP Indikator
KP KP KP
0,00
KP Indikator KP RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan yang cenderung menurun.
13
Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar, baik pada KP maupun
indikator KP. Berikut pada Gambar 17 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan
kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan.

Gambar 17. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 4: Penanggulangan Kemiskinan

120,00
100,00
100,00 92,00 89,00

80,00 94,00

60,00
67,00 64,00
40,00

20,00

0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Adapun daftar indikator KP PN 4: Penanggulangan Kemiskinan RPJMN 2010-2014 yang belum


dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 9 (sebanyak 3
indikator KP).

Tabel 9. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 4: Penanggulangan Kemiskinan

No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah pengusaha mikro yang telah mendapatkan kredit modal usaha KP 5 SI 4
2 Jumlah kegiatan/lembaga hasil sinkronisasi pengembangan akses sumber KP 5 SI 4
pendanaan bagi usaha mikro
3 Persentase pelaksanaan rekomendasi pembentukan LPDA-PK dan DME sebagai KP 5 SI 4
program pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 .
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .

Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan, menunjukkan 94,94 persen KP RPJMN 2010-
2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 92,54 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 18).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 94,94
persen KP dan 90,35 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya

14
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 93,67 persen KP dan 70,18 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 88,61 persen KP dan 57,02 persen indikator KP (Gambar 16).

Gambar 19. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 18. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan
120,00
5,06 7,46 5,06
100,00 100,00
9,65 6,33 11,39
90,00
29,82
80,00 80,00 42,98
70,00
60,00
60,00
50,00 94,94 90,35 93,67 88,61
94,94 92,54 40,00
40,00 70,18
57,02
30,00 20,00
20,00
10,00 0,00
0,00 KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP

KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan yang cenderung menurun.
Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik
pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP terjadi
cukup tajam pada RKP 2012 dan RKP 2013 menjadi 70,18 persen dan 57,02 persen, dari persentase
awal 90,35 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator
baru atau indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 20
ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan
untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 5: Program Aksi Bidang Pangan RPJMN 2010-2014 yang
belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 10
(sebanyak 2 KP) dan Tabel 11 (sebanyak 17 indikator KP). Tidak dijabarkannya sejumlah KP dan
indikator KP tersebut dalam dokumen RKP dikarenakan adanya perubahan nomenklatur
kegiatan. Perubahan tersebut menampung adanya penambahan program baru (eselon 1) dan
perubahan tupoksi unit kerja. Perubahan nomenklatur ini disepakati dan dituangkan di dalam
dokumen trilateral meeting.

15
Gambar 20. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan

100,00 94,94 93,67


88,61
90,00
80,00 90,35
70,00
60,00 70,18
50,00 57,02
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Tabel 10. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan

No Nama KP SI
1 Penelitian dan pengembangan IPTEK perikanan tangkap SI 3
2 Litbang Ketahanan Pangan SI 3
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Tabel 11. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan

No Nama Indikator KP KP SI
1 Data potensi kawasan yang akurat KP5 SI 2
2 Jumlah biofertilizer untuk padi dan tebu KP 5 SI 3
3 Jumlah kebijakan KP 12 SI 3
4 Jumlah riset bersama KP 12 SI 3
5 Aplikasi pupuk organik pada paket biovillage KP 13b SI 3
6 Survei, pilot plant KP 16 SI 3
7 Pilot project, pengujian KP 16 SI 3
8 Pilot plant, biofer tilizer KP 16 SI 3
9 Pengujian, alih teknologi KP 16 SI 3
10 Rekomendasi KP 16 SI 3
11 Persentase penggunaan benih bermutu buah (%), sayur umbi (%),benih sayur biji (%) KP 6 SI 4
12 Pengembangan alsin ternak ruminansia KP 11 SI 4
13 Meningkatnya jumlah ekspor hasil pertanian KP 16 SI 4
14 Penyediaan anggarn secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menunjang program KP 33 SI 4
di bidang pangan, pertanian, dan industri perdesaan sesuai dengan persetujuan
15 PMK No.261/2008 tentang tata cara penyediaan anggaran, perhitungan, KP 33 SI 4
pembayaran, dan pertanggungjawaban subsidi pupuk
16 Dokumen RAPBN-P 2010 tentang perubahan sistem pengelolaan pendanaan BLU KP 33 SI 4
Tanah dan Land Capping untuk ditampung dalam APBN-P 2010
17 Peraturan pelaksanaan anggaran R&D berdasarkan program prioritas K/L yang KP 33 SI 4
bersangkutan sesuai dengan alokasi anggaran dalam APBN
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

16
Prioritas Nasional (PN) 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur, menunjukkan 86,36 persen KP RPJMN
2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 88,79 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 21).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 86,36
persen KP dan 87,93 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 75,00 persen KP dan 56,90 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 72,73 persen KP dan 27,59 persen indikator KP (Gambar 22).

Gambar 22. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 21. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
120,00
100,00
13,64 11,21 100,00
90,00 13,64 12,07
25,00 27,27
80,00 80,00 43,10
70,00
60,00 72,41
60,00
50,00
40,00 86,36 87,93
86,36 88,79 75,00 72,73
40,00 56,90
30,00 20,00
27,59
20,00
0,00
10,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
0,00
KP Indikator RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur yang cenderung
menurun. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup drastis terjadi pada RKP
2012 dan 2013 untuk indikator KP. Hal ini berarti terdapat kecenderungan perubahan dokumen
yang semakin besar tiap tahunnya yang terjadi pada KP dan terutama pada indikator KP.
Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP tinggal sebesar 27,59 persen pada RKP 2013,
sangat rendah bila dibandingkan dengan RKP 2011 sebesar 87,93 persen. Perubahan pada
indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau banyaknya indikator yang
tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 23 ditunjukkan kecenderungan
kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 6: Program Aksi Bidang
Infrastruktur.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur RPJMN 2010-2014
yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 12
(sebanyak 6 KP) dan Tabel 13 (sebanyak 13 indikator KP).

17
Gambar 23. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur

100,00
86,36
90,00
80,00 75,00 72,73
87,93
70,00
60,00
50,00 56,90
40,00
30,00
20,00 27,59
10,00
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Tabel 12. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur

No Nama KP SI
1 Terbangunnya 3 paket akses Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, Bandara Juanda Surabaya SI 3
2 Pesawat udara kalibrasi termasuk console (FIS) kalibrasi SI 3
3 Pembayaran Tunggakan Subsidi Tahun 2008-2009 SI 4
4 Bantuan subsidi perumahan Tahun 2010-2014 SI 4
5 Pengembangan Penyelenggaraan Telekomunikasi Sub Penyusunan ICT Fund untuk membiayai SI 6
pembangunan jaringan backbone serat optik
6 Penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta (MRT dan monorail) SI 7
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Tabel 13. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur

No Nama Indikator KP SI
1 Jumlah simpul jaringan di pusat KP 7 SI 1
2 Jumlah jalan lingkar/bypass yang dibangun sepanjang 36,65 Km KP 1 SI 2
3 Unit pesawat udara kalibrasi KP 14 SI 3
4 Paket KP 2 SI 3
5 Jumlah bantuan subsidi perumahan KP 4 SI 4
6 Jumlah bantuan subsidi perumahan KP 5 SI 4
7 Diselesaikannya kegiatan supervisi konstruksi Banjir Kanal Timur KP 1 SI 5
8 Diselesaikannya pembangunan kanal timur paket 22 s/d 29 KP 1 SI 5
9 Prosentase pencapaian terhadap kuantitas dan kualitas layanan pos KP 3 SI 6
10 Prosentase penyelesaian penyusunan dan pembahasan ICT Fund & optimalisasi PNBP KP 3 SI 6
11 Prosentase penyelesaian penyusunan / pembahasan RPP Penyelenggaraan Sistem KP 6 SI 6
Elektronik Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (e-Gov) dan Master Plan e-
Government Nasional
12 Prosentase penyusunan peraturan pelaksana UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi KP 7 SI 6
dan Transaksi Elektronik
13 Paket Monorail dan Paket MRT KP 2 SI 7
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

18
Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha, menunjukkan 82,86 persen KP RPJMN
2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 81,67 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 24).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 85,71
persen KP dan 80,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 80,00 persen KP dan 56,67 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 65,71 persen KP dan 19,17 persen indikator KP (Gambar 25).

Gambar 25. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 24. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
120,00
120,00
100,00
14,29 20,00 20,00
100,00 80,00 34,29
43,33
17,14 18,33
80,00 60,00 80,83

40,00 85,71 80,00 80,00


60,00
65,71
56,67
40,00 82,86 81,67 20,00
19,17
0,00
20,00
KP Indikator KP Indikator KP Indikator
KP KP KP
0,00
KP Indikator KP RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha yang cenderung
menurun. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup drastis terjadi pada RKP
2012 dan 2013 untuk indikator KP. Hal ini menunjukkan terdapatnya kecenderungan perubahan
dokumen yang semakin besar tiap tahunnya yang terjadi pada KP dan terutama pada indikator
KP. Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP tinggal sebesar 19,17 persen pada RKP 2013,
sangat rendah bila dibandingkan dengan RKP 2011 sebesar 85,71 persen. Perubahan pada
indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau banyaknya indikator yang
tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 26 ditunjukkan kecenderungan
kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 7: Iklim Investasi dan
Iklim Usaha.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha RPJMN 2010-2014 yang
belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 14
(sebanyak 6 KP) dan Tabel 15 (sebanyak 22 indikator KP).

19
Gambar 26. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha

90,00 85,71
80,00
80,00
80,00 65,71
70,00
60,00
50,00 56,67
40,00
30,00
20,00
10,00 19,17
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Tabel 14. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha

No Nama KP SI
1 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Bantuan Hukum Departemen SI 1
2 Pelaksanaan azas cabotage melalui Pengembangan dan Pemberdayaan armada kapal niaga Nasional SI 3
3 Penataan Sistem Pelabuhan Nasional SI 3
4 Pengelolaan Cargo Information System SI 3
5 Pengelolaan sarana dan fasilitas pelabuhan strategis dan pelabuhan utk komoditas a.l Batubara, CPO SI 3
6 Pelaksanaan National Single Window di sektor perhubungan SI 4
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Tabel 15. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha

No Nama Indikator KP KP SI
1 Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH KP 1 SI 1
2 Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan) KP 5 SI 1
3 Percepatan operasionalisasi NSW. Untuk 5 pelabuhan, NSW untuk impor siap KP 4 SI 2
dilaksanakan akhir Desember 2009. Untuk pelabuhan yang lain, tergantung kebijakan dan
kesiapan K/L lainnya
4 MK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan KP 4 SI 2
skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
5 PMK tentang Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dalam rangka pengembangan KP 4 SI 2
sistem logistik
6 PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang KP 4 SI 2
kepabeanan dan perpajakan
7 Persentase penyelesaian aplikasi sistem kepabeanan yang terintegrasi dg portal NSW KP 4 SI 2
8 Jumlah Perda yang dikaji KP 1 SI 3
9 Paket jaringan sistem National Single Window KP 4 SI 3
10 PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan KP 3 SI 4
skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
11 PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem KP 3 SI 4
Logistik Nasional
12 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat KP 3 SI 4
(TPB)

20
No Nama Indikator KP KP SI
13 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan KP 3 SI 4
14 Peraturan pelaksanaan mengenai insentif potongan PPh 5% bagi perusahaan yang KP 5 SI 5
melakukan R&D
15 Jumlah kapal niaga KP 3 SI 6
16 PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan KP 5 SI 6
skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
17 PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem KP 5 SI 6
Logistik Nasional
18 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat KP 5 SI 6
(TPB)
19 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan KP 5 SI 6
20 Paket sistem informasi cargo KP 3 SI 7
21 Jumlah Peraturan Perundangan, peraturan pelaksanaan teknis, dan laporan kajian KP 3 SI 8
22 Jumlah lokasi yang dibangun dan di rehabilitasi KP 3 SI 9
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 8: Program Aksi Bidang Energi, menunjukkan 86,96 persen KP RPJMN 2010-
2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 88,71 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 27).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 86,96
persen KP dan 85,48 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 60,87 persen KP dan 51,61 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 43,48 persen KP dan 16,13 persen indikator KP (Gambar 28).

Gambar 28. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 27. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
120,00
100,00
13,04 11,29 100,00
90,00 13,04 14,52
80,00 80,00 39,13
48,39
70,00 56,52
60,00 60,00 83,87
50,00 86,96
88,71 85,48
40,00 86,96 40,00
60,87
30,00 51,61
20,00 43,48
20,00 16,13
10,00 0,00
KP Indikator KP Indikator KP Indikator
0,00
KP Indikator KP RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

21
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 8: Program Aksi Bidang Energi yang cenderung menurun.
Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik
pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator
KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada RKP 2013. Dari nilai 86,96 persen
KP dan 85,48 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi sangat rendah yaitu 43,48 persen KP
dan 16,13 persen indikator KP pada RKP 2013. Pada Gambar 29 ditunjukkan kecenderungan
kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 8: Program Aksi Bidang
Energi.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 8: Program Aksi Bidang Energi RPJMN 2010-2014 yang
belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 16
(sebanyak 3 KP) dan Tabel 17 (sebanyak 7 indikator KP).

Gambar 29. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 8: Program Aksi Bidang Energi

100,00
90,00 86,96
80,00 85,48
70,00
60,87
60,00
50,00 43,48
40,00 51,61
30,00
20,00
10,00 16,13
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Tabel 16. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
No Nama KP SI
1 Dukungan pelaksanaan program prioritas pemerintah bidang energi SI 1
2 Restrukturisasi BUMN besar / penting / strategis SI 2
3 Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya DJ Migas SI 5
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Tabel 17. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
No Nama Indikator KP KP SI
1 Laporan KP 7 SI 1
2 Risalah KP 7 SI 1
3 Surat KP 7 SI 1
4 Laporan KP 1 SI 2
5 Laporan KP 1 SI 2
6 Jumlah studi kelayakan energi laut (laporan) KP 2 SI 4
7 Pembangunan SPBG (gas untuk transportasi) KP 2 SI 5
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

22
Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana,
menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP.
Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 95,12 persen telah dijabarkan dalam
dokumen RKP (Gambar 30).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kecenderungan penurunan penjabaran, kecuali pada RKP 2013
untuk penjabaran KP. Pada RKP 2011, terdapat 95,92 persen KP dan 91,46 persen indikator KP
RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun cukup besar pada
RKP 2012, yaitu 53,06 persen KP dan 34,15 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP meningkat sedikit menjadi 59,18 persen KP, sementara
indikator KP terus menurun menjadi 17,68 persen (Gambar 31).

Gambar 31. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 30. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup Pengelolaan Bencana
dan Pengelolaan Bencana
120,00

4,88 4,08
100,00 100,00
8,54
90,00
80,00 80,00 40,82
46,94
70,00 65,85
60,00 82,32
60,00
95,92 91,46
50,00 100,00 95,12 40,00
40,00 59,18
53,06
30,00 20,00
34,15
20,00 17,68
10,00 0,00
0,00 KP Indikator KP Indikator KP Indikator

Kegiatan Prioritas Indikator


RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana yang cenderung mengalami penurunan, walaupun ada sedikit peningkatan
untuk KP pada RKP 2013. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, baik
pada KP maupun indikator KP pada tiap tahun penyusunan RKP. Penurunan kesinambungan dan
kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada
RKP 2013 untuk indikator KP. Dari nilai 95,92 persen KP dan 91,46 persen indikator KP pada RKP
2011 menjadi sangat rendah yaitu 59,18 persen KP dan 17,68 persen indikator KP pada RKP 2013.
Berikut pada Gambar 32 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana.

23
Adapun daftar indikator KP PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013)
disampaikan pada Tabel 18 (sebanyak 8 indikator KP).

Gambar 32. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

120,00
95,92
100,00

80,00 91,46
59,18
53,06
60,00

40,00

20,00
34,15

17,68
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Tabel 18. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
No Nama Indikator KP KP SI
1 Verifikasi karakteristik ekosistem gambut di 5 provinsi yang terkoordinasi antar K/L terkait KP 1 SI 1
2 Persentase penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam KP 2 SI 1
perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan propinsi [dari 11
kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L dan daerah
3 Persentase bimbingan teknis pengembangan instrument ekonomi dan perhitungan PDRB KP 3 SI 2
Hijau di daerah iklim
4 Jumlah dokumen tentang bahan rumusan kebijakan insentif dan pendanaan lingkungan KP 3 SI 2
5 Jumlah pedoman dan fasilitas teknis yang terkait dengan valuasi ekonomi SDA dan LH KP 3 SI 2
6 Jumlah penerimaan target program pinjaman lunak terhadap persentase jumlah UMKM KP 3 SI 2
yang mengajukan permohonan pinjaman
7 Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempabumi dan tsunami KP 2 SI 3
8 Jumlah pembangunan stasiun pasang surut laut KP 1 SI 4
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Tertinggal, Terluar, dan Paska Konflik
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik, menunjukkan 91,00 persen
KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikator KP, sebanyak 95,00 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 33).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 91,00
persen KP dan 93,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 82,00 persen KP dan 77,00 persen indikator
24
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 53,00 persen KP dan 54,00 persen indikator KP (Gambar 34).
Gambar 34. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
Gambar 33. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska
Konflik 120,00

100,00 5,00 100,00


9,00 9,00 7,00
90,00 18,00 23,00
80,00 47,00 46,00
80,00
70,00 60,00
60,00
91,00 93,00
50,00 40,00 82,00 77,00
91,00 95,00
40,00 53,00 54,00
20,00
30,00
20,00 0,00
10,00 KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
0,00
KP Indikator RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik yang
cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar
tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan
KP dan indikator KP terjadi cukup besar pada RKP 2013. Dari nilai 91,00 persen KP dan 93,00
persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi cukup rendah yaitu 53,00 persen KP dan 54,00 persen
indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 35 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan
Paska Konflik.

Gambar 35. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik

100,00 91,00
90,00 82,00
80,00 93,00
70,00 77,00
60,00 53,00
50,00 54,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

25
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik RPJMN
2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada
Tabel 19 (sebanyak 4 KP) dan Tabel 20 (sebanyak 4 indikator KP).

Tabel 19. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
No Nama KP SI
1 Pembinaan pelayanan kesehatan komunitas SI 1
2 Pembinaan pelayanan medik spesialistik SI 1
3 Pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan SI 1
4 Pelaksanaan perundingan Perbatasan RI-Malaysia, Singapura, Timor Leste, Filipina, Vietnam,& Palau. SI 3
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Tabel 20. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah rute yang terselenggara KP 3 SI 1
2 Terselenggaranya pelayanan kesehatan di puskesmas prioritas di perbatasan dan KP 6 SI 3
pulau terluar
3 Persentase guru di daerah terpencil yang mengikuti peningkatan kompetensi dan KP 10 SI 3
perofesionalisme
4 Jumlah pelaksanaan perundingan perbatasan maritim dan darat KP 10 SI 3
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi menunjukkan 88,46
persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk
penjabaran indikator KP, sebanyak 87,50 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar
36).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 88,46
persen KP dan 87,50 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 73,08 persen KP dan 65,63 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 34,62 persen KP dan 21,88 persen indikator KP (Gambar 37).
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi yang
cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar
tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan
KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2013. Dari nilai 88,46 persen KP dan 87,50
persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi sangat rendah yaitu 34,62 persen KP dan 21,88 persen
indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 38 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi
Teknologi.

26
Gambar 37. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
Gambar 36. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi
Teknologi 120,00

100,00
100,00 11,54 12,50
90,00
11,54 12,50 26,92
80,00 34,38
80,00 65,38
70,00 60,00 78,13
60,00 88,46 87,50
40,00
50,00 73,08 65,63
40,00
88,46 87,50
20,00 34,62
30,00 21,88
20,00 0,00

10,00 KP Indikator KP Indikator KP Indikator


KP KP KP
0,00
KP Indikator KP RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Gambar 38. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

100,00
88,46
90,00
80,00 87,50 73,08
70,00
60,00
65,63
50,00
34,62
40,00
30,00
20,00
10,00 21,88
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Adapun daftar KP dan indikator KP PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi RPJMN
2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada
Tabel 21 (sebanyak 3 KP) dan Tabel 22 (sebanyak 4 indikator KP).

Tabel 21. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

No Nama KP SI
1 Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film SI 2
2 Pelaksanaan insentif difusi iptek SI 5
3 Pelaksanaan insentif peningkatan kapasitas iptek sistem produksi SI 5
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

27
Tabel 22. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah fasilitasi sarana pengembangan, pendalaman, dan pergelaran seni budaya KP 2 SI 2
- Propinsi
- Kabupaten/Kota
2 Jumlah paket KP 6 SI 5
3 Jumlah paket insentif KP 7 SI 5
4 Jumlah paket prototype, advokasi, dan rekomendasi KP 8 SI 5
Keterangan:
1. KP menunjukian posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, menunjukkan 80,39 persen
KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikator KP, sebanyak 82,47 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 39).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kecenderungan penurunan penjabaran, kecuali pada RKP 2013
untuk penjabaran KP. Pada RKP 2011, terdapat 76,47 persen KP dan 76,29 persen indikator KP
RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun cukup besar pada
RKP 2012, yaitu 56,86 persen KP dan 54,64 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP meningkat sedikit menjadi 62,75 persen KP, sementara
indikator KP terus menurun menjadi 32,99 persen. (Gambar 40).

Gambar 40. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP


Gambar 39. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan
120,00

120,00 100,00
23,53 23,71
100,00 80,00 37,25
43,14 45,36
19,61 17,53
80,00 67,01
60,00

60,00
40,00 76,47 76,29
56,86 62,75
40,00 80,39 82,47 54,64
20,00
32,99
20,00
0,00

0,00 KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP

KP Indikator KP RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
28
antardokumen perencanaan untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan yang
cenderung mengalami penurunan, walaupun ada sedikit peningkatan untuk KP pada RKP 2013.
Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, baik pada KP maupun indikator
KP pada tiap tahun penyusunan RKP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan
indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada RKP 2013 untuk
indikator KP. Dari nilai 76,47 persen KP dan 76,29 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi
62,75 persen KP dan 32,99 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 41
ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan
untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.

Gambar 41. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

90,00
76,47
80,00
70,00 76,29 62,75
56,86
60,00
50,00 54,64
40,00
30,00
32,99
20,00
10,00
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

Adapun daftar indikator KP PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan RPJMN 2010-
2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel
23 (sebanyak 10 KP) dan Tabel 24 (sebanyak 17 indikator KP).

Tabel 23. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

No Nama KP SI
1 Peningkatan Wawasan Kebangsaan melalui Sosialisasi yang Berkelanjutan SI 2
2 Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-undangan SI 5
3 Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan SI 6
4 Kegiatan Peningkatan Profesionalitas Tenaga Teknis Peradilan dan Aparatur Peradilan di bidang SI 6
Manajemen dan Kepemimpinan
5 Peningkatan Penuntutan pelanggaran HAM yang Berat SI 8
6 Penyusunan Rencana induk, master plan dan road map revitalisasi industri pertahanan SI 9
7 Konsolidasi RPJMN 2010-2014 beserta RKP, Penguatan basis pendanaan, dan Perumusan SI 9
Kerangka Pendanaan 5 thn
8 Revisi Keppres 80 Tahun 2003 untuk mendukung revitalisasi industri pertahanan SI 9
9 Identifikasi teknologi Alutsista TNI dan Alut POLRI yang dibutuhkan dalam PJP I SI 9
10 Pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan sbg Clearing House SI 9
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

29
Tabel 24. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

No Nama Indikator KP KP SI
1 Bidang politik, hukum & keamanan
Bidang keuangan dan perbankan
Bidang industri dan perdagangan
Bidang kesejahteraan rakyat KP d SI V
Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi dan pelapor
Peraturan Perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi
2 Bidang politik, hukum & keamanan
Bidang keuangan dan perbankan
Bidang industri dan perdagangan
Bidang kesejahteraan rakyat KP a SI VI
Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
Peraturan perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi dan pelapor
Peraturan perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi
3 Jumlah kurikulum, silabus, materi ajar yg dikembangkan berdasarkan keb pelatihan KP b SI VI
4 Jumlah pelatihan bagi Hakim/Hakim Adhoc dan tenaga teknis lainnya mengenai Tipikor,
KP b SI VI
asset recovery dll
5 Jumlah pengembangan sistem diklat yang terhubung dengan sistem rekruitmen, sistem
KP b SI VI
pengawasan dan sistem karir bagi hakim dan aparatur peradilan
6 Jmlh SDM mendapatkan pelatihan teknis peradilan dan manajemen & Kepemimpinan
KP b SI VI
yang memenuhi standar kompetensi, tugas dan kinerja
7 Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingk Peradilan Umum KP b SI VII
8 Tersedianya biaya penyelesaian perkara yang memadai KP a SI VII
9 Ditetapkannya Keppres Pengadaan barang dan jasa KP c SI IX
10 Dokumen rencana pengembangan dan pengadaan KP a SI IX
11 Efisiensi dan Efektivitas pengadaan Alutsista TNI dan Alut POLRI KP e SI IX
12 Jumlah item produk alutsista TNI dan Alut Polri yang mampu diproduksi oleh Industri
KP d SI IX
Pertahanan dalam Negeri
13 Jumlah modul pengembangan nilai kebangsaan KP b SI II
14 Jumlah perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan dalam tahap
KP i SI VIII
penuntutan.
15 Jumlah sosialisasi pengembangan nilai kebangsaan untuk pemuda, perempuan, aparatur KP a SI II
pemerintah
16 Rekomendasi KP l SI IX
17 Rumusan pendanaan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang bersifat multiyears KP b SI IX
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Prioritas Lainnya (PNL) 13: Perekonomian


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PNL 13: Perekonomian menunjukkan 69,57 persen KP RPJMN 2010-2014 telah
dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 80,77
persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 42).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 65,22
persen KP dan 71,15 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 56,52 persen KP dan 53,85 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 52,27 persen KP dan 40,38 persen indikator KP (Gambar 43).

30
Gambar 43. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
Gambar 42. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian
PNL 13: Perekonomian
120,00
120,00
100,00
100,00
34,78 28,85
19,23 80,00 43,48 46,15
80,00
30,43 47,83
59,62
60,00
60,00
40,00
71,15
40,00 80,77 65,22
69,57 56,52 53,85 52,17
20,00 40,38
20,00
0,00
0,00 KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PNL 13: Perekonomian yang cenderung menurun. Artinya,
terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik pada KP
maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi
cukup tajam pada RKP 2013. Dari nilai 65,22 persen KP dan 71,15 persen indikator KP pada RKP
2011 menurun menjadi 52,17 persen KP dan 40,38 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut
pada Gambar 44 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan untuk PNL 13: Perekonomian.
Adapun daftar KP dan indikator KP PNL 13: Perekonomian RPJMN 2010-2014 yang belum
dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 25 (sebanyak 3 KP)
dan Tabel 26 (sebanyak 4 indikator KP).

Gambar 44. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PNL 13: Perekonomian

80,00 71,15
70,00
56,52
60,00 65,22 52,17
50,00 53,85
40,00
40,38
30,00
20,00
10,00
0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

31
Tabel 25. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PNL 13: Perekonomian

No Nama KP SI
1 Pengembangan klaster industri berbasis pertanian, oleochemical SI 1
2 Pelaksanaan Kerja Sama Bilateral dalam promosi/kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi SI 2
3 Peningkatan Peran Diplomasi Ekonomi dalam Forum Multilateral SI 2
4 Perluasan Pasar Non Tradisional SI 2
5 Peningkatan Keamanan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB SI 3
6 Peningkatan Pelayanan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB SI 3
7 Peningkatan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB SI 3
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Tabel 26. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PNL 13: Perekonomian

No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah Perusahaan SI 1 KP 1
2 Pilot project industri turunan kelapa sawit SI 1 KP 1
3 Provinsi Sumut, Kaltim, dan Riau SI 1 KP 1
4 Jumlah koordinasi teknis/ penyelenggaraan pertemuan/ partisipasi dalam siding SI 2 KP 1
terkait isu perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
5 Jumlah posisi Pemri yang disampaikan dalam siding internasional terkait isu SI 2 KP 1
perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
6 Persentase fasilitasi untuk sidang/pameran/forum bisnis (Trade, Tourism and SI 2 KP 2
Investment) di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sub Sahara Afrika, Eropa Tengah dan
Timur
7 Persentase fasilitasi penyelenggaraan kerjasama di bidang ekonomi dengan negara- SI 2 KP 3
negara di kawasan Asia Timur dan Sub Sahara Afrka
8 Terselenggaranya koordinasi pemulangan TKI/TKI B dari entry point ke daerah asal SI 3 KP 12
9 Jumlah pemulangan TKI bermasalah/TKIB yang dideportasi SI 3 KP 13
10 Terjaminnya keamanan pemulangan TKI bermasalah/TKIB SI 3 KP 15
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.

Prioritas Lainnya (PNL) 14: Kesejahteraan Rakyat


Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PNL 14: Kesejahteraan Rakyat menunjukkan seluruh KP (100 persen) dan
indikator KP (100 persen) RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 45).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang sedikit menurun. Pada RKP 2011, terdapat 100,00
persen KP dan 100,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
pada RKP 2012 terdapat 100,00 persen KP dan 85,71 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang
sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP sedikit menurun menjadi 84,38
persen KP dan 76,79 persen indikator KP (Gambar 46).

32
Gambar 46. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
Gambar 45. Persentase Penjabaran KP & Indikator RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat
PNL 14: Kesejahteraan Rakyat
120,00
120,00
100,00
100,00 14,29 15,62
23,21
80,00
80,00
60,00
60,00 100,00 100,00 100,00
40,00 85,71 84,38
100,00 100,00 76,79
40,00
20,00
20,00
0,00
0,00 KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP

KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP

Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PNL 14: Kesejahteraan Rakyat yang cukup baik walaupun
sedikit menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang terjadi tiap tahun
walaupun tidak besar, baik pada KP maupun indikator KP. Pada Gambar 47 ditunjukkan
kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PNL 14:
Kesejahteraan Rakyat.

Gambar 47. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan


KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PNL 14: Kesejahteraan Rakyat

120,00
100,00 100,00
100,00
84,38
100,00
80,00
85,71
76,79
60,00

40,00

20,00

0,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013

KP Indikator KP

33
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-2013
memberikan gambaran kualitas dari dokumen perencanaan berdasarkan aspek kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan yang diperoleh dari hasil identifikasi atas
penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam dokumen RKP 2011, 2012 dan 2013.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, secara singkat kesimpulan yang diperoleh antara lain:
1. Rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan sebagian besar KP dan indikator KP RPJMN 2010-
2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya persentase
penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 sebesar 90,76 persen dan 87,75 persen ke
dalam dokumen RKP 2011-2013.
2. Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan yang terus menurun tiap tahunnya. RKP 2013 memiliki deviasi
yang paling besar terhadap RPJMN 2010-2014, dibandingkan dengan RKP sebelumnya (RKP
2012 dan 2011). Artinya, semakin banyak terjadi perbedaan substansi pada setiap penyusunan
RKP, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh pernyataan KP dan indikator KP yang makin
terdeviasi.
a. Kesinambungan dan kekonsistenan KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP
(2011, 2012, dan 2013) mengalami penurunan walaupun tidak terlalu drastis. Pada RKP
2011, terdapat 87,80 persen KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian,
angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 dan RKP 2013, yaitu hanya sebesar 77,82
persen dan 69,32 persen.
b. Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP antardokumen RPJMN 2010-2014
dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan penurunan yang lebih tajam
dibandingkan dengan KP. Pada RKP 2011, terdapat 84,76 persen indikator KP RPJMN
2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP
2012 menjadi sebesar 58,88 persen dan 49,23 persen pada RKP 2013.
3. Sebagai masukan terhadap penyusunan RKP 2014 didapatkan 50 KP (9,24 persen KP) dan 160
indikator KP (12,25 persen indikator KP) RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan dalam 3
(tiga) dokumen RKP terdahulu dan seyogyanya perlu ditampung dalam RKP 2014 sehingga
aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan dapat ditingkatkan.

Hasil evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-
2013 menunjukkan masih perlunya peningkatan kualitas dokumen perencanaan di periode
berikutnya terutama pada sejumlah perbaikan ataupun penitikberatan pada rekomendasi sebagai
berikut:
1. Pentingnya aplikasi Model Logika sebagai alat bantu untuk memetakan pola pikir awal hingga
ekspektasi capaian beserta ukuran-ukurannya (untuk berbagai tingkatan) ketika
memformulasikan apapun, termasuk kebijakan, strategi, program, kegiatan dan sebagainya.
2. Perumusan indikator yang tepat (memenuhi kaidah SMART) dan sesuai dengan tingkatan
kinerja (impact, outcomes, output) akan meningkatkan kualitas dokumen perencanaan yang
disusun sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadinya perubahan pernyataan indikator
ataupun ketidakberlanjutan suatu indikator di periode tertentu.
34
LAMPIRAN 1
Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap
Dokumen RKP 2013

35
36
Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap Dokumen RKP 2013

PENDAHULUAN
Penyusunan RKP-2013 dengan tema Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan
Dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat bersifat sangat strategis, karena nantinya dijadikan sebagai
pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, serta
pedoman pelaksanaan pembangunan bagi Pemerintah Pusat/Daerah, masyarakat, dan dunia
usaha. Dengan pertimbangan tersebut maka kualitas dokumen RKP harus benar-benar terjaga
dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun politis. Dalam kerangka itu, Deputi
Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan, sesuai dengan tugas dan fungsinya, melakukan evaluasi
ex-ante terhadap dokumen RKP-2013. Berdasarkan pembagian tugas yang diberikan oleh Deputi
EKP, Direktorat EKPS berkontribusi untuk melakukan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP
2013 untuk mereviu kualitas dokumen tersebut, secara spesifik dalam hal kesinambungan dan
kekonsistenan antar dokumen RKP dan dengan dokumen RPJMN 2010-2014, serta ketepatan
penyusunan dokumen berdasarkan kerangka berpikir yang logis.
Tujuan dari pelaksanaan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 adalah untuk mereviu
kualitas dokumen perencanaan yang disusun, yang meliputi dua pokok identifikasi sebagai
berikut: (1) Kesinambungan dan kekonsistenan dokumen RKP 2013 dengan RKP sebelumnya; dan
antara RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014; dan (2) Ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut
yang terkait, seperti sasaran, indikator dan target; berdasarkan kerangka berpikir logis.

Ruang lingkup penyusunan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 meliputi sembilan
bidang pembangunan, dimana pada setiap bidang dipilih 2-3 fokus prioritas (FP) yang mewakili
untuk kemudian direviu lebih lanjut. Total FP yang direviu sebanyak 19 FP.
Cara evaluasi RKP-2013 Buku II adalah dengan melakukan document review, yaitu, dengan
mencermati dan membandingkan dokumen. Pencermatan terhadap dokumen RKP (RKP 2011,
RKP 2012, RKP 2013) dan RPJMN 2010-2014 dilakukan untuk mengidentifikasi dua aspek, yaitu:
(1) aspek kesinambungan dan kekonsistenan antar dokumen perencanaan; serta (2) aspek
ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut terkait.

HASIL REVIU UMUM


1. Kesinambungan dan Kekonsistenan antar Dokumen Perencanaan
Rekapitulasi hasil persandingan antar dokumen RKP maupun dengan RPJMN 2010-2014
menunjukkan indikator pada level FP cukup berkesinambungan dan konsisten, yang ditunjukkan
oleh cukup tingginya persentase indikator sama (antara 68-75 persen). Namun pada level KP,
kesinambungan dan kekonsistenan indikator masih rendah karena persentase indikator sama
hanya diantara 20-33 persen.
a. Antar Dokumen RKP (RKP 2013, RKP 2012, RKP 2011)
Dilihat dari format penulisan, ketiga dokumen RKP (RKP 2013, RKP 2012, RKP 2011) memiliki
format yang sama, yaitu mencantumkan atribut FP/KP, Indikator, Rencana 2011/2012/2013,
Program, dan Pelaksana. Perbedaan yang cukup nyata adalah dalam hal penulisan indikator, baik
di level FP maupun KP.
37
Pada level FP, jumlah FP yang direviu sebanyak 19 FP (sesuai Tabel 1) dengan jumlah indikator FP
yang berbeda-beda pada ketiga dokumen RKP. Jumlah indikator FP pada RKP 2013 sebanyak 41
indikator, lebih sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah indikator FP pada RKP 2012 dan RKP
2011, yaitu 42 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan FP secara umum (pada Tabel 2)
mengindikasikan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup baik untuk indikator FP, karena
lebih dari 70 persen indikator FP di ketiga dokumen RKP merupakan indikator yang sama
(pernyataan indikator sama untuk ketiga dokumen RKP). Namun, masih terdapat 30 persen
indikator FP yang memiliki perbedaan pada ketiga dokumen RKP (disebut dengan indikator
berbeda). Hasil reviu atas perbedaan tersebut menunjukkan perbedaan pada RKP 2013, sebagian
besar disebabkan karena adanya indikator baru, sedangkan pada RKP 2012 dan RKP 2011,
perbedaan disebabkan karena sebagian besar indikator tidak berlanjut.
Pada level KP, jumlah KP dan indikator KP yang direviu berbeda pula pada ketiga dokumen RKP.
Jumlah KP dan indikator KP pada RKP 2013 adalah 185 KP dengan 607 indikator KP, lebih sedikit
dibandingkan dengan RKP 2012, yaitu 197 KP dengan 637 indikator, dan RKP 2011, yaitu 195 KP
dengan 680 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan KP secara umum (pada Tabel 2)
mengindikasikan hal yang berbeda dari yang sebelumnya ditemui pada level FP, yaitu kurang
baiknya kesinambungan dan kekonsistenan untuk indikator KP pada ketiga dokumen RKP.
Sebagian besar indikator KP (antara 67-71 persen) dalam ketiga dokumen RKP tergolong indikator
berbeda. Pada RKP 2013, perbedaan indikator KP sebagian besar disebabkan oleh adanya
indikator baru, sedangkan pada RKP 2012 dan RKP 2011 disebabkan karena indikator tidak
berlanjut.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Persandingan Antar Dokumen RKP Buku II (19 FP)
Ulasan Buku II RKP 2013 Buku II RKP 2012 Buku II RKP 2011
Format Penulisan sama sama sama
Fokus Prioritas (19 FP)

Indikator sama
Jumlah Indikator FP 41 42 42

Indikator berbeda
30 (73,17%) 30 (71,43%) 30 (71.43%)
11 (26,83%) 12 (28,57%) 12 (28.57%)
Indikator berubah 2 (4,88%) 1 (2,38%) 2 (4,76%)
Indikator baru 9 (21,95%) - -
Indikator baru dan tidak
berlanjut - 6 (14,29%) -
Indikator tidak berlanjut - 5 (11,90%) 10 (23,81%)
Kegiatan Prioritas
Jumlah Kegiatan Prioritas 185 197 195

Indikator sama
Jumlah Indikator KP 607 637 680

Indikator berbeda
196 (32,29%) 196 (30,77%) 196 (28,82%)
411 (67,71%) 441 (69,23%) 484 (71,18%)
Indikator berubah 103 (16,97%) 138 (21,66%) 133 (19,56%)
Indikator baru 308 (50,74%) 122 (19,15%) -
Indikator baru dan tidak
berlanjut - 77 (12,09%) -
Indikator tidak berlanjut - 104 (16,33%) 351 (51,62%)
Keterangan:
1. Indikator sama adalah indikator yang memiliki pernyataan yang sama untuk ketiga dokumen RKP.
2. Indikator berbeda adalah indikator yang memiliki perbedaan pada ketiga dokumen RKP.
3. Indikator berubah adalah indikator yang memiliki pernyataan yang berubah dari dokumen RKP sebelumnya.
4. Indikator baru adalah indikator yang baru muncul pada dokumen RKP (2012 dan/atau 2013), yang belum ada pada dokumen RKP
sebelumnya.
5. Indikator baru dan tidak berlanjut adalah indikator yang baru muncul pada dokumen tahun tertentu (biasanya tahun 2012) dan
tidak dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya.
6. Indikator tidak berlanjut adalah indikator pada tahun 2011 yang tidak muncul/dilanjutkan pada tahun berikutnya (bisa tidak
dilanjutkan di tahun 2012 ataupun 2013)

38
b. Antar Dokumen RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014
Dalam hal format penulisan, dokumen RKP 2013 dan RPJMN 2010-2014 memiliki sedikit
perbedaan yaitu pada RPJMN 2010-2014 memiliki sasaran pada level FP dan KP, sedangkan pada
RKP 2013, sasaran tersebut tidak ada.
Pada level FP, jumlah FP yang direviu adalah 19 FP (sesuai Tabel 1) dengan jumlah indikator FP
dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 masing-masing berbeda. Dalam RPJMN 2010-2014,
jumlah indikator FP sebanyak 45 indikator, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah indikator FP
pada RKP 2013, yaitu 41 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan FP secara umum (pada Tabel 3)
mengindikasikan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup baik untuk indikator FP, karena
sebagian besar indikator FP (lebih dari 60 persen) dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki
pernyataan yang sama. Namun sebagian besar target indikator KP dalam kedua dokumen
berbeda, mencapai lebih dari 50 persen.
Pada level KP, jumlah KP dan indikator KP yang direviu dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan
RKP 2013 juga berbeda. Jumlah KP pada RPJMN 2010-2014 adalah 188 KP, lebih besar dari jumlah
di RKP 2013 sebanyak 185 KP. Namun dari sisi jumlah indikator KP, dalam RPJMN 2010-2014 lebih
sedikit dibandingkan dengan RKP 2013 yaitu 597 indikator dibandingkan 607 indikator. Sebagian
besar indikator KP dan target indikator KP dalam ketiga dokumen RKP berbeda, yaitu masing-
masing lebih dari 70 persen dan lebih dari 80 persen. Hal ini mengindikasikan kurangnya
kesinambungan dan kekonsistenan dokumen perencanaan atau dalam hal ini terdapat banyak
perubahan indikator dan target KP pada RKP 2013 bila disandingkan dengan RPJMN 2010-2014.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Persandingan RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014 Buku II (19 FP)
Ulasan Buku II RPJMN 2010-2014 Buku II RKP 2013
Format Terdapat sasaran pada level fokus prioritas Tidak terdapat sasaran pada level fokus
dan kegiatan prioritas prioritas dan kegiatan prioritas
Fokus Prioritas (19 FP)

Indikator sama
Jumlah Indikator FP 45 41

Indikator berbeda
31 (68,89%) 31 (75,61%)

Target sama (%)


14 (31,11%) 10 (24,39%)

Target berbeda (%)


20 (44,44%) 20 (48,78%)
25 (55,56%) 21 (51,22%)
Kegiatan Prioritas
Jumlah Kegiatan Prioritas 188 185

Indikator sama (%)


Jumlah Indikator KP 597 607

Indikator berbeda (%)


131 (21,94%) 131 (21,58%)

Target sama (%)


466 (78,06%) 476 (78,42%)

Target berbeda (%)


69 (11,56%) 69 (11,37%)
528 (88.44%) 538 (88,63%)
Keterangan:
1. Indikator sama adalah indikator yang memiliki pernyataan yang sama untuk dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013.
2. Indikator berbeda adalah indikator yang memiliki pernyataan yang berbeda untuk dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013.
3. Target sama adalah target suatu indikator dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki besaran yang sama.
4. Target berbeda adalah target suatu indikator dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki besaran yang berbeda.

2. Ketepatan Penyusunan Alur Pikir dan Atribut Terkait


Hasil reviu umum atas ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut terkait pada RKP 2013
menunjukkan kondisi yang bervariasi untuk masing-masing bidang pembangunan Buku II.
Namun, secara umum masih menunjukkan sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki ke depan,
yaitu dalam penyusunan RKP ataupun RPJMN selanjutnya.

39
Pertama, masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran bidang
(yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome). Masih ditemui sejumlah
permasalahan yang dinilai cukup penting tetapi tidak teridentifikasi secara jelas pada sasaran
bidang. Sebaliknya juga terdapat sejumlah sasaran bidang yang tiba-tiba muncul dan kurang
berkaitan dengan permasalahan yang dipetakan.
Kedua, tumpang tindihnya penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan
pernyataan indikator yang sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas
(impact), fokus prioritas (outcomes), dan kegiatan prioritas (output). Hal ini selain berarti kurang
tepatnya penyusunan alur berpikir, juga menunjukkan perumusan indikator yang kurang sesuai.
a. Persandingan Permasalahan dengan Sasaran Bidang
Hampir di setiap bidang, penerjemahan permasalahan ke dalam sasaran bidang pembangunan (di
level impact/outcome) belum sepenuhnya dilakukan dengan baik, artinya belum semua
permasalahan yang diangkat kemudian dijawab sebagai suatu pernyataan sasaran yang hendak
dicapai. Hal yang terjadi adalah permasalahan berdiri sendiri dan tidak terkait dengan sasarannya
atau sasaran dapat saja serta merta muncul tanpa ada penjelasan di bagian permasalahan.
Kondisi ini menunjukkan belum digunakannya kerangka berpikir Model Logika sebagai alat yang
membantu atau menuntun cara berpikir yang logis ketika menyusun suatu perencanaan
pembangunan. Kelemahan ini kemudian dapat berimplikasi juga pada lemahnya penyusunan
tingkatan kinerja yang hendak dicapai karena tidak runtutnya proses perencanaan yang
dilaksanakan.

Tabel 3. Reviu Persandingan Permasalahan dengan Sasaran Bidang Buku II RKP 2013
Bidang
No Reviu Persandingan
Pembangunan

1. Bidang Sosial Budaya Dari 17 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 4 permasalahan yang tidak
dan Kehidupan diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 1
Beragama sasaran bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan
permasalahan.
2. Bidang Ekonomi Dari 6 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya tidak diterjemahkan ke dalam
sasaran bidang pembangunan dan sasaran bidang yang ditetapkan tidak memiliki
kaitan jelas dengan permasalahan.
3. Bidang Ilmu Secara umum 3 permasalahan yang diidentifikasi sudah diterjemahkan ke dalam
Pengetahuan dan sasaran bidang pembangunan, hanya terdapat satu sasaran yang tidak memiliki kaitan
Teknologi yang jelas dengan permasalahan.
4. Bidang Sarana dan Dari 8 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam
Prasarana sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 2 sasaran yang tidak memiliki
kaitan yang jelas dengan permasalahan.
5. Bidang Politik dan Dari 10 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 2 permasalahan yang tidak
Komunikasi diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 3
sasaran bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan
permasalahan.
6. Bidang Pertahanan Dari 15 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 3 permasalahan yang tidak
dan Keamanan diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan.
7. Bidang Hukum dan Dari 2 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam
Aparatur sasaran bidang pembangunan.
8. Bidang Wilayah dan Dari 5 permasalahan yang teridentifikasi terkait pembangunan perdesaan, seluruhnya
Tata Ruang sudah diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan.
9. Bidang Sumber Daya Dari 8 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 3 permasalahan yang belum
Alam dan Lingkungan terjawab dengan sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 12 sasaran
Hidup bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan permasalahan.

40
b. Persandingan Sasaran/Indikator Prioritas Bidang, Fokus Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Persandingan sasaran/indikator prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas buku II RKP
2013 menunjukkan adanya permasalahan pada penentuan tingkat kinerja di hampir semua bidang
pembangunan. Terdapat penggunaan indikator yang sama di beberapa level kinerja (impact,
outcome, dan output). Seharusnya, apabila penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dengan
menggunakan kerangka berpikir logis yang tepat, hal yang demikian tidak akan terjadi atau paling
tidak dapat dihindarkan. Selain itu, perumusan indikator yang tepat dan memenuhi kaidah
SMART juga harus menjadi penekanan penting dalam penyusunan dokumen perencanaan,
sehingga kualitas dokumen lebih terjaga.
Kemudian, sebagai satu rangkaian kinerja yang baik, perihal kelengkapan atribut baik di tingkat
prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas semuanya perlu diperhatikan. Kelengkapan
atribut tentunya meliputi sasaran, indikator beserta targetnya, walaupun hasil evaluasi
menunjukkan masih banyak dijumpai permasalahan kelengkapan atribut, terutama pada tidak
adanya sasaran/indikator di level FP.Berikut adalah hasil reviu persandingan sasaran/indikator
prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas buku II RKP 2013.

Tabel 4. Reviu Persandingan Sasaran/Indikator Prioritas Bidang, Fokus Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Buku II RKP 2013
No Bidang Pembangunan Reviu Persandingan

1. Bidang Sosial Budaya a. Penggunaan indikator yang sama pada beberapa level indikator (impact, outcome,
dan Kehidupan dan output):
Beragama 7 indikator menjadi indikator level impact, outcome, dan output
10 indikator menjadi indikator level outcome dan output
1 indikator menjadi indikator level impact dan output
b. Ketidaklengkapan atribut, yaitu tidak adanya sasaran/indikator bidang pada salah
satu FP.
2. Bidang Ekonomi Secara umum tidak ditemukan permasalahan levelling indikator, namun terdapat
permasalahan ketidaklengkapan atribut, yaitu tidak terdapatnya sasaran/indikator
Bidang dan FP pada salah satu FP.
3. Bidang Ilmu Secara umum tidak ditemukan adanya permasalahan levelling indikator, namun
Pengetahuan dan terdapat permasalahan kelengkapan atribut, yaitu pada ketiga FP tidak terdapat
Teknologi sasaran/indikator FP.
4. Bidang Sarana dan Secara umum tidak ditemukan adanya permasalahan levelling indikator, namun
Prasarana terdapat permasalahan kelengkapan atribut, yaitu tidak terdapatnya
sasaran/indikator FP.
5. Bidang Politik dan Terdapat permasalahan penggunaan 1 indikator yang sama di level output dan
Komunikasi outcomes, namun tidak terdapat permasalahan kelengkapan atribut.

6. Bidang Pertahanan dan Secara umum tidak terdapat permasalahan levelling indikator. Namun terdapat
Keamanan permasalahan kelengkapan atribut, yaitu pada kedua FP tidak terdapat
sasaran/indikator FP.
7. Bidang Hukum dan Penggunaan indikator yang sama pada beberapa level indikator (impact, outcome,
Aparatur dan output):
3 indikator menjadi indikator level impact,dan outcome
2 indikator menjadi indikator level outcome dan output
8. Bidang Wilayah dan Tata Secara umum atribut sudah lengkap, namun terdapat permasalahan levelling
Ruang indikator, yaitu 1 indikator menjadi indikator level outcomes dan output.
9. Bidang Sumber Daya Secara umum tidak terdapat permasalahan levelling indikator dan kelengkapan
Alam dan Lingkungan atribut
Hidup

41
KESIMPULAN
Evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 memberikan gambaran kualitas dari dokumen
perencanaan yang disusun berdasarkan hasil reviu dan identifikasi atas: (1) kesinambungan dan
kekonsistenan dokumen RKP 2013 dengan RKP sebelumnya; dan antara RKP 2013 dengan RPJMN
2010-2014; (2) ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut yang terkait, seperti sasaran, indikator
dan target; berdasarkan kerangka berpikir logis. Secara singkat kesimpulan yang diperoleh dari
hasil evaluasi ini antara lain:
1. Dari 9 bidang pembangunan yang direviu dengan penekanan pada 19 Fokus Prioritas (FP)
baik antar dokumen RKP (2013, 2012, dan 2011) maupun dengan RPJMN 2010-2014
menunjukkan indikator pada level FP cukup berkesinambungan dan konsisten, yang
ditunjukkan oleh cukup tingginya persentase indikator sama (antara 68-75 persen). Namun
pada level KP, kesinambungan dan kekonsistenan indikator masih rendah karena persentase
indikator sama hanya diantara 20-33 persen. Perbedaan indikator KP sebagian besar
disebabkan karena adanya perubahan indikator, bertambahnya indikator baru ataupun tidak
berlanjutnya indikator di periode tertentu.
2. Terkait ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut dari 9 bidang pembangunan RKP 2013
menunjukkan masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran
bidang (yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome) dan tumpang
tindihnya penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan pernyataan
indikator yang sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas (impact),
fokus prioritas (outcomes), dan kegiatan prioritas (output).

42
LAMPIRAN 2
Persandingan Buku I RPJMN 2010-2014
dengan Buku I RKP 2011-2013

43
44
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1 : STRUKTUR
Konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas kementerian/lembaga yang menangani aparatur negara yaitu Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN),
dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 2010; Restrukturisasi lembaga pemerintah lainnya, terutama bidang penguatan keberdayaan UMKM, pengelolaan energi, pemanfaatan sumber daya kelautan,
restrukturisasi BUMN, hingga pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat banyak selambatlambatnya 2014
1 Koordinasi perencanaan dan evaluasi program V V V Persentase penyelesaian konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas V
kelembagaan Kemeneg PAN dan RB, BKN, dan LAN.
Persentase instansi pemerintah (PPK-BLU) yang telah tertata V V V
kelembagaannya
Persentase LNS yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya V V V
2 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Persentase Kementerian Negara bidang Polhukam yang telah tertata V V V
Evaluasi Kelembagaan Polhukam organisasi dan tata kerjanya (antara lain Kementerian Setneg)
Persentase LPNK bidang polhukam yang telah tertata organisasi dan tata V V V
kerjanya, terutama bidang pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi
kepentingan rakyat (BPN)
Persentase Sekretariat Lembaga Negara yang telah tertata organisasi dan V V V
tata kerjanya
3 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian I yang telah tertata V V V
Evaluasi Kelembagaan Perekonomian I organisasi dan tata kerjanya, terutama bidang penguatan keberdayaan
UKMK (Kemeneg UKMK, Kemen. Perindustrian, Kemen. Perdagangan),
pemanfaatan sumber daya kelautan (Kemen. Kelautan dan Perikanan),
pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat (Kemen.
PU, Kemen. Kehutanan) dan Kemeneg PPN)
Persentase LPNK bidang Perekonomian I yang telah tertata organisasi dan V V V
tata kerjanya
Persentase Perwakilan RI yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya V V V
4 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian II yang telah tertata V V V
Evaluasi Kelembagaan Perekonomian II organisasi dan tata kerjanya, terutama bidang pengelolaan energi (Kemen.
ESDM, restrukturisasi BUMN (Kemeneg BUMN), pemanfaatan tanah dan
penataan ruang bagi kepentingan rakyat (Kementan) dan Kemeneg. Ristek).
Persentase LPNK bidang Perekonomian II yang telah tertata organisasi dan V V V
tata kerjanya
5 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V Persentase Kementerian Negara bidang kesra yang telah tertata organisasi V V V
Evaluasi Kelembagaan Kesra dan tata kerjanya (antara lain Kemendiknas)
Persentase LPNK bidang Kesra yang telah tertata organisasi dan tata V V V
kerjanya
Persentase Pemda yang dievaluasi organisasi dan tatakerjanya V V V
6 Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan V V V Jumlah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi yang diterbitkan (grand V
reformasi birokrasi design RBN dan kebijakan pelaksanaannya)

45
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Tingkat kualitas pelak sanaan RB yang terukur sesuai dengan kebijakan RB V V V
Nasional
Persentase instansi yang menerima sosialisasi
Persentase instansi pusat dan daerah yang dilakukan konsultasi asistensi
reformasi birokrasi
Jumlah laporan monitoring dan evaluasi
Persentase K/L yang telah melaksanakan Reformasi Birokrasi sesuai V V V
kebijakan nasional
7 Pembinaan dan koordinasi penyiapan produk V V V Persentase pemenuhan peraturan perundang-undangan serta efektivitas V V V
hukum dan penataan organisasi KKP dan kemutakhiran hukum laut, perjanjian, peirizinan, organisasi dan tata
laksana sesuai kebutuhan nasional dan tantangan global serta pelayanan
bantuan hukum yang akuntabel
Substansi Inti 2 : OTONOMI DAERAH
Penataan Otonomi Daerah melalui: 1) Penghentian/pembatasan pemekaran wilayah; 2) Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah; dan 3) Penyempurnaan pelaksanaan
pemilihan kepala daerah
1 Penghentian/ Pembatasan Pemekaran Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah
Wilayah Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan
penghapusan daerah sesuai dengan PP No 78 tahun 2007
Jumlah daerah otonom baru yang terbentuk berdasarkan usulan Pemerintah
2 Pembinaan Fasilitasi Dana Perimbangan V V V Persentase Provinsi, Kab/Kota yang telah memanfaatkan DAK sesuai Juklak V V V
Persentase daerah yang telah Optimal (100%) menyerap DAK V V V
Jumlah rekomendasi kebijakan untuk dukungan materi sebagai masukan V V
terhadap revisi UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.
33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah & Pemda
Jumlah Permendagri V
Jumlah Surat Edaran Mendagri
3 Pembinaan Administrasi Anggaran Daerah V V V Persentase daerah yang proporsi belanja langsungnya lebih besar dari V V V
belanja tidak langsung
Persentase rata-rata belanja modal terhadap total belanja daerah V V V
Persentase jumlah APBD yang disahkan secara tepat waktu. V V V
4 Pembinaan dan Fasilitasi Pertanggungjawaban V V Persentase daerah provinsi, Kab/Kota ber-LKPD dengan status WTP. V V
dan Pengawasan Keuangan daerah Persentase penetapan dan penyampaian Raperda pertanggung jawaban V V
pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu.
5 Perumusan kebijakan, bimbingan teknis, dan V V V 1. Persentase ketepatan jumlah penyaluran jumlah dana transfer ke daerah V V V
pengelolaan transfer ke Daerah 2. Ketepatan waktu penyelesaian dokumen pelaksanaan penyaluran dana V V V
transfer ke daerah
6 Penyempurnaan Pelaksanaan Pemilihan Persentase revisi terbatas UU No. 32 tahun 2004 terkait dengan efisiensi
Kepala Daerah pelaksanaan Pilkada
Jumlah UU tentang PEMILU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

46
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 3 : SUMBER DAYA MANUSIA
Penyempurnaan pengelolaan PNS yang meliputi sistem rekrutmen, pendidikan, penempatan, promosi, dan mutasi PNS secara terpusat selambat-lambatnya 2011
1 Penyusunan kebijakan perencanaan SDM V V V Jumlah PP V
aparatur
2 Pengembangan kebijakan pemantapan V V - Jumlah UU dan peraturan pelaksanaannya V V V
pengembangan SDM aparatur - Jumlah Perpres
- Jumlah PP
3 Pengembangan kebijakan kesejahteraan SDM V V Jumlah UU/PP ttg remunerasi/ tunjang an kinerja Pegawai Negeri; V V V
aparatur Jumlah UU/PP tentang Pensiun PNS V
Jumlah kebijakan tentang pengelolaan dana pensiun PNS V
Substansi Inti 4 : REGULASI
Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, di antaranya penyelesaian kajian 12.000
peraturan daerah selambat-lambatnya 2011.
1 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan V V Jumlah perda yang dikaji V V V
Bantuan Hukum Departemen
2 Kegiatan fasilitasi perancangan peraturan V V % pemerintahan daerah V V V
daerah
3 Perumusan kebijakan bimbingan teknis, V V 1. Persentase jumlah kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang V V V
monitoring, dan evaluasi di bidang PDRD dapat diimplementasikan
2. Realisasi janji pelayanan evaluasi Perda/Raperda PDRD ke pihak eksternal V V V
dalam bentuk rekomendasi Menteri Keuangan
3. Evaluasi dan rekomendasi Perda dan Raperda PDRD bermasalah V V V
4. Program transisi/pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah
5. Pengalihan BPHTB menjadi Pajak Daerah
6. Penerapan Pajak Rokok menjadi Pajak Daerah
7. RPP tentang sistem pemungutan pajak daerah
8. RPMK pemberian sanksi terhadap daerah yy melanggar ketentuan PDRD
9. Mengkaji penerapan PBBKB di daerah berkaitan dengan harga & subsidi
BBM
Substansi Inti 5 : SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAH
Penetapan dan penerapan sistem Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Pelayanan Jumlah SPM yang ditetapkan
Publik yang selaras antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah
2 Penerapan Indikator Utama Pelayanan Publik Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah diterapkan oleh
di Daerah Daerah
Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya
Jumlah bidang SPM yang dievaluasi penerapannya
3 Koordinasi perencanaan dan evaluasi program V V Jumlah PP
pelayanan publik Jumlah Perpres

47
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Persentase instansi yg mendapat sosialisasi V V
4 Peningkatan koordinasi dan evaluasi Jumlah instrumen penilaian, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
pelayanan di bidang kesejahteraan sosial pelayanan publik
Laporan hasil pelaksanaan penilaian pelayanan
Jumlah inpres tentang percepat an peningkatan kualitas pelayanan publik
Persentase Pemda yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu satu pintu)
5 Peningkatan koordinasi dan evaluasi Jumlah unit pelayanan yang dinilai berdasarkan usulan
pelayanan publik di bidang pemerintahan Jumlah Pemda yang dinilai berdasarkan usulan Provinsi
umum, hukum dan keamanan Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian
Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori baik sesuai penilaian
Substansi Inti 6 : PENEGAKAN HUKUM
Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum oleh seluruh lembaga dan aparat hukum

1 Penyelidikan dan penyidikan Tindak Pidana V V V Jumlah perkara dan clearance rate seluruh tindak pidana di wilayah Polda V V V
Kewilayahan
2 Pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta
perilaku aparat MA dan badan peradilan di perilaku hakim dan aparat peradilan
bawahnya
3 Penyelenggaran Kegiatan di bidang V V V Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola V V V
Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan barang secara tepat waktu dan akuntabel
Rampasan Negara
4 Pembinaan Kegiatan di bidang Keamanan dan V V V Persentase V V V
Ketertiban
5 Penyelenggaran Kegiatan di Bidang Pelayanan V V V Persentase V V V
Tahanan dan Pembinaan Narapidana Persentase V V
Persentase V
6 Pembinaan kegiatan di bidang Bimbingan V V V Persentase anak didik pemasyarakatan V V V
kemasyarakatan dan Anak Persentase klien pemasyarakatan V V V
Persentase anak didik pemasyarakatan dan klien pemasyarkatan yang V V V
mendapatkan litmas secara tepat dan akuntabel
7 Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan V V V Peningkatan kinerja lulusan diklat kepemimpinan dan manajemen pada unit V V V
Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen kerja
8 Kegiatan penyelenggaraan Pendidikan dan V V Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang teknis pada unit V V
Pelatihan Teknis kerjanya
9 Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan V V V Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang fungsional dan HAM V V V
Pelatihan Fungsional HAM pada unit kerjanya
10 Kegiatan Pendidikan Kedinasan V V V Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis V V V
pemasyarakatan
Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis keimigrasian V V V

48
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
11 Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan V V V Persentase unit kerja yang memiliki kaderisasi berkesinambungan dan V V V
Kepegawaian Kemenkumham pegawai yang memperoleh pengembangan karir
12 Kegiatan pengawasan Inspektorat khusus V V V Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu V V V
Jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum
13 Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kejaksaan V V Jumlah pendidikan dan pelatihan baik penjenjangan maupun fungsional V V
14 Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi V V Kasus Potensial (Kasus) V V
Kasus Solid (Kasus) V V
15 Penyidikan Tindak Pidana Korupsi V V Penyidikan (Perkara) V V
Penyidikan Lengkap (Perkara) V V
16 Penuntutan dan Eksekusi Tindak Pidana V V Penuntutan (Perkara) V V
Korupsi Berkas Perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri(Perkara) V V
Pelaksanaan Pidana Badan (Persen) V V
17 Koordinasi dan Supervisi Penindakan (Korsup) V V Peningkatan Perkara yang disupervisi KPK (Persen) V V
TPK Peningkatan Jumlah Penerimaan Surat Perintah Dimulainya V V
Penyidikan/SPDP (Persen)
18 Pengelolaan LHKPN V V LHKPN yang diumumkan dalam TBN (Jumlah Penyelenggara Negara) V V
Klarifikasi kepada Penyelenggara Negara V V
Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik (Jumlah) V V
19 Pengelolaan Gratifikasi V V Jumlah SK Penetapan Status Gratifikasi V V
Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik (Jumlah) V V
Jumlah Instansi/ Lembaga (Pem., BUMN dan Swasta) yang melaksanakan V V
Program Pengendalian Anti Gratifikasi
20 Penyelenggaraan Pendidikan, Sosialisasi, dan V V Jumlah Sekolah/ Lembaga pendidikan yang menerapkan Modul Anti Korupsi V V
Kampanye Anti Korupsi Peningkatan Komunitas Anti Korupsi V V
Instansi/Lembaga (Pem, Swasta, Masy) yang Melaks. Zona Anti Korupsi V V
(Jumlah)
21 Pengembangan dan Pemanfaatan Jaringan Tingkat Kepuasan Layanan Kerja sama Antar Lembaga (Indeks)
Kerjasama Antara Lembaga/Instansi
22 Penyediaan Data dan Informasi untuk Pemenuhan permintaan informasi dan data (Persentase)
Pemberantasan Korupsi
23 Penanganan Pengaduan Masyarakat V V Kasus siap LIDIK (Jumlah) V V
24 Seleksi Hakim Agung, seleksi hakim dan V V V Jumlah calon Hakim Agung yang mendaftar V V V
Pemberian Penghargaan Hakim Jumlah calon Hakim Agung yang lulus seleksi V V V
Jumlah hakim berprestasi yg diusulkan menerima penghargaan
Jumlah pelaksanaan monitoring profesionalisme hakim agung
Jumlah putusan hakim yang diteliti dan dianalisa V V
% putusan hakim yang benar
Biaya penelitian putusan hakim (dlm ribu)

49
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
% peserta yg mendaftar dalam seleksi calon hakim agung
% Hakim Agung yang profesional hasil seleksi
% calon Hakim Agung yang lulus seleksi
% calon hakim yg me ndapat penghargaan
Jumlah peserta seleksi calon hakim yang mendaftar
Jumlah peserta seleksi calon hakim yang lulus seleksi
% peserta seleksi calon hakim yang lulus sesuai kompetensi
Penurunan biaya rata-rata seleksi calon hakim
Biaya seleksi hakim agung per pendaftar (dlm ribu)
Biaya pemberian penghargaan hakim (dlm ribu)
25 Pelayanan Pengawasan Perilaku Hakim dan V V V Jumlah pengaduan masyarakat
peningkatan kompetensi hakim Jumlah yang diproses melalui Majelis Kehormatan Hakim (MKH) V V
% pengaduan masyarakat yang ditangani V V V
% hasil putusan Majelis Kehormatan Hakim yang sesuai dengan prinsip kode
etik dan pedoman perilaku hakim
Biaya penanganan laporan pengaduan masyarakat hingga tuntas
Jumlah pelatihan kemampuan dan profesionalisme hakim yang dilaksanakan V V
% Peningkatan kemampuan dan profesionalisme hakim
Substansi Inti 7 : DATA KEPENDUDUKAN
Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada Kartu Tanda Penduduk selambat-lambatnya pada 2011
1 Pengembangan Sistem Administrasi V V Jumlah kabupaten/kota yang memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
Kependudukan (SAK) Terpadu kepada setiap penduduk.
Jumlah penduduk yang menerima e-KTP berbasis NIK dengan perekaman V V
sidik jari

50
Prioritas Nasional 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1: AKSES PENDIDIKAN DASAR-MENENGAH
Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikan setingkat SMP dari 73% menjadi 76% dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan
setingkat SMA dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS, penurunan harga buku standar di tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30-50% selambat-lambatnya 2012 dan
penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar.
1 Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan V V V APM Jenjang SD/sederajat V V V
SD Persentase SD Menerapkan e-Pembelajaran V V V
2 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah V V V APM Jenjang SD/sederajat V V V
Ibtidaiyah Persentase SD Menerapkan e-Pembelajaran V V
3 Penjaminan Kepastian Pendidikan V V V APM Jenjang SMP/sederajat V V V
SMP/SMPLB Persentase satuan pendidikan jenjang SMP Menerapkan e-Pembelajaran V V
dengan pendekatan CTL berbasis TIK
4 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah V V V APM Jenjang SMP/sederajat V V V
Tsanawiyah Persentase satuan pendidikan jenjang SMP Menerapkan e-Pembelajaran V
dengan pendekatan CTL berbasis TIK
5 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan V V V APK Jenjang Menengah V V V
SMK Persentase SMK menerapkan pembelajaran berbasis TIK V
6 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan V V V APK Jenjang Menengah V V V
SMA/SMLB Persentase SMA yang menerapkan pebelajaran berbasis TIK V
7 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah V V V APK Jenjang Menengah V V V
Aliyah Persentase SMA yang menerapkan pebelajaran berbasis TIK V
8 Penyediaan subsidi Pendidikan SD/SDLB V Jumlah Siswa SD/SDLB Sasaran BOS V
berkualitas
9 Penyediaan subsidi Pendidikan SMP/SMPLB V Jumlah Siswa SMP/SMPLB Sasaran BOS V
berkualitas
10 Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah V V V Siswa MI/Diniyah Ula penerima BOS V V V
Bermutu Siswa MTs/Diniyah Wustha penerima BOS V V V
11 Penyediaan Subsidi Pendidikan Agama Islam V V V Siswa MI/Diniyah Ula penerima BOS V V V
Bermutu Siswa MTs/Diniyah Wustha penerima BOS V V V
12 Penyediaan Buku Ajar yang Bermutu dan V V V Persentase Mata Pelajaran SD/Sederajat (Total 78 Jilid Mapel) V V V
Murah serta Pembinaan, Pengembangan, Persentase Mata Pelajaran SMP/Sederajat (Total 47 Jilid Mapel) V V V
Kegrafikaan dan Pendidikan Persentase Mata Pelajaran SMA/Sederajat (Total 93 Jilid Mapel) V V V
Persentase Mata Pelajaran SMK (Total 493 Jilid Mapel) V V V
13 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan E- V V Jumlah sekolah di 5 kab/kota provinsi DIY yang memiliki sistem e-pendidikan V V
Gov
Substansi inti 2 : AKSES PENDIDIKAN TINGGI
Peningkatan APK pendidikan tinggi menjadi 25% di 2014
1 Penyediaan Layanan Akademik Program V V V APK PT dan PTA (Usia 19-23 Tahun) V V V
Studi

51
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2 Peningkatan Akses & Mutu Pend Tinggi Islam V V V APK PT dan PTA (Usia 19-23 Tahun) V V V
Substansi inti 3 : METODOLOGI
Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti,
kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui:Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011; dan Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25%
sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014
1 Penyediaan Informasi Hasil Penilaian V V V Kesesuaian Sistem Ujian Akhir Nasional dengan memper-hatikan kemampuan V
Pendidikan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia
2 Penyediaan Sistem Pembelajaran, Penyem- V V V Persentase penerapan kurikulum sekolah dasar-menengah yang V
purnaan Kurikulum Pend. Dasar & Menengah disempurnakan
Substansi inti 4 : PENGELOLAAN
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang unggul, revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance, mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk
menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten.
1 Penyediaan Tenaga Kependidikan Formal V V Persentase Kepala SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V V V
untuk Seluruh Jenjang Pendidikan Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
Persentase Kepala SMP/MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V V V
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
Persentase Kepala SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V V
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
Persentase Pengawas SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V V
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
Persentase Pengawas SMP/ MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala V V
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
Persentase Pengawas SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V V
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kabupaten/Kota
2 Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan V V V Persentase Kepala SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
Persentase Kepala SMP/MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
Persentase Kepala SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
Persentase Pengawas SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
Persentase Pengawas SMP/ MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala V
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
Persentase Pengawas SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kabupaten/Kota
5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan V V V Persentase Komite Sekolah yang berfungsi efektif V
Tugas Teknis Lainnya Pendidikan TK dan Peran serta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan V
Pendidikan Dasar pendanaan pendidikan melalui Dewan Pendidikan
Substansi inti 5 : KURIKULUM
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.

52
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Penyediaan Sistem Pembelajaran, V V V Jumlah Model Kurikulum SD/MI V V V
Penyempurnaan Kurikulum Pendidikan Dasar Jumlah Model Kurikulum SMP/MTs V V V
dan Menengah Jumlah Model Kurikulum SMA/MA V V V
Jumlah Model Kurikulum SMK V V V
Substansi inti 6 : KUALITAS
Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2) penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) sertifikasi ISO
9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikan
perbandingan guru:murid di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di setiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat
tahun 2013.
1 Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan V V Persentase Guru Inti yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi dan V
Tenaga Kependidikan Profesionalisme
2 Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan V V V Persentase Guru Inti yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi dan V
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Profesionalisme
Jumlah Pengembangan Standar, Sistem, Program, Bahan dan Model Diklat V
Bagi Guru Per Tahun
Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V
SD/MI 1:32
Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V
1:40
3 Peningkatan mutu dan Pembinaan lembaga V Jumlah Pengembangan Standar, Sistem, Program, Bahan dan Model Diklat V
diklat dan penjaminan mutu pendidikan Bagi Guru Per Tahun
4 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan V V V Persentase PT BHMN Bersertifikat ISO 9001:2008 V V
Tugas Teknis Lainnya Ditjen Dikti Persentase PTN bersertifikat ISO 9001:2008 V V
Persentase Politeknik Negeri Bersertifikat ISO 9001:2008 V
Persentase PTS (Institut/Universitas/Sekolah Tinggi) Bersertifikat ISO V
9001:2008
Persentase PTS (Politeknik/Akademi) Bersertifikat ISO 9001:2008 V
5 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan V V V Persentase PTAN bersertifikat ISO 9001: 2008
Tinggi Islam Jumlah PT Mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri V
6 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan V V V Persentase SMK Bersertifikat ISO 9001:2000/ 9001:2008 V V
SMK
7 Penyediaan Layanan Kelembagaan V V Jumlah PT Mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri V
8 Penyediaan Layanan Akademik Program V V V Jumlah PT 500 Terbaik Dunia Versi THES V V V
Studi
9 Penyediaan Guru untuk Seluruh Jenjang V V V Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V
Pendidikan SD/MI 1:32
Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V
1:40
10 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan V V V Penyusunan dan penerapan Standar Nasional Pendidikan bagi Pendidikan
Agama Islam pada Sekolah Agama dan Keagamaan

53
Prioritas Nasional 3: Program Aksi Bidang Kesehatan
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1: KESEHATAN MASYARAKAT
Pelaksanaan upaya kesehatan preventif terpadu yang meliputi: penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 (2007) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014); penurunan tingkat kematian bayi
dari 34 (2007) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (2014); pemberian imunisasi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014 penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap
sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014
1 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan V V V Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih V V V
Reproduksi (cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN))
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan V V V
kunjungan kehamilan ke empat (K4))
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB V V V
sesuai standar
2 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak V V V Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) V V V
Cakupan pelayanan kesehatan bayi V V V
Cakupan pelayanan kesehatan balita V V V
3 Pembinaan Imunisasi dan Karantina Kesehatan V V V Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap V V V
4 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) V V V Jumlah puskesmas yang mendapatkan bantuan operasional kesehatan dan V V V
menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
5 Penyehatan Lingkungan V V V Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas V V V
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat V V V
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat V V V
6 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan air minum V V V
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, serta Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
7 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan sanitasi (air V V V
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola limbah, persampahan, dan drainase)
Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan
Infrastruktur Sanitasi Dan Persampahan
Substansi Inti 2: SARANA KESEHATAN
Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada tahun 2012 dan 5 kota pada tahun 2014
1 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan V V V Jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia (world class) V V V
Substansi Inti 3: OBAT
Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada tahun 2010
1 Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan V V V Persentase ketersediaan obat dan vaksin V V V
Perbekalan Kesehatan
Substansi Inti 4: ASURANSI KESEHATAN NASIONAL
Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100% pada tahun 2011 dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara tahun 2012-2014

54
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
No RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan V V V Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki V V V
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan jaminan kesehatan
2 Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat V V V Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program V V V
Miskin (Jamkesmas) Jamkesmas
3 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat V V V Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi V V V
Miskin (Jamkesmas) penduduk miskin
4 Penataan Kelembagaan Jaminan Sosial V V V Tingkat kesiapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Dewan
Nasional Jaminan Sosial Nasional (DJSN) pusat maupun daerah untuk melaksanakan
jaminan sosial.
Substansi Inti 5: KELUARGA BERENCANA
Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014
1 Pengembangan kebijakan dan pembinaan V V V Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang melayani KB
kesertaan ber-KB Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang mendapat dukungan sarana V V V
prasarana
Substansi Inti 6: PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular pada 2014, yang ditandai dengan : Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Menurunnya kasus malaria (Annual
Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) hingga menjadi < 0,5.
1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung V V Prevalensi kasus HIV V
Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk V V V
Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan V V V
Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan V V V
Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan tentang HIV V
dan AIDS
2 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang V V Angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk V V V

55
Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Substansi inti 1 : BANTUAN SOSIAL TERPADU


Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga yang mencakup program Bantuan Langsung Tunai (BLT) baik yang bersifat insidensial atau kepada kelompok marginal, program keluarga harapan,
bantuan pangan, jaminan sosial bidang kesehatan, beasiswa bagi anak keluarga berpendapatan rendah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Parenting Education mulai 2010 dan diperluas menjadi program
nasional mulai 2011-2012
1 Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan V V V Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki V V V
Jaminan Kesehatan jaminan kesehatan
2 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat V V V Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi V V V
Miskin (Jamkesmas) penduduk miskin
3 Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat V V V Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program V V V
Miskin (Jamkesmas) Jamkesmas
4 Pengembangan kebijakan dan pembinaan V V V Jumlah peserta KB baru miskin (KPS dan KS-I) dan rentan lainnya yang V V V
kesetaraan ber-KB mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta (juta)
Jumlah peserta KB aktif miskin (KPS dan KS-I) dan rentan lainnya yang V V V
mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta (juta
5 Peningkatan Kemandirian Ber-KB Keluarga Pra- V Jumlah PUS anggota Kelompok Usaha Ekonomi Produktif yang menjadi V V
S dan KS-1 peserta KB mandiri
Jumlah mitra kerja yang memberikan bantuan modal dan pembinaan V
kewirausahaan kepada kelompok Usaha Ekonomi Produktif
Jumlah mitra kerja yang menjadi pendamping kelompok Usaha Ekonomi V
Produktif
6 Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan V V V Jumlah siswa SD/SDLB sasaran beasiswa miskin V V V
SD/SDLB Berkualitas
7 Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan V V V Jumlah siswa SMP/SMPLB sasaran beasiswa miskin V V V
SMP/SMPLB
8 Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan V V V Jumlah siswa SMA sasaran beasiswa miskin V V V
Pendidikan SMA
9 Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan V V V Jumlah siswa SMK sasaran beasiswa miskin V V V
Pendidikan SMK
10 Kegiatan Penyediaan Layanan Kelembagaan V V V Jumlah mahasiswa penerima beasiswa miskin V V V
11 Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah V V V Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MI V V V
Bermutu Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MTs V V V
Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MA V V V
12 Penyediaan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam V V V Jumlah beasiswa miskin penerima beasiswa PTA V V V
13 Bantuan Tunai Bersyarat V V V Jumlah RTSM yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/PKH; V V V
14 Penyediaan subsidi beras untuk masyarakat V V V Jumlah RTS penerima RASKIN (dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan) V V V
miskin (RASKIN)

56
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

15 Pengelolaan Pertanahan Provinsi V V V Terlaksananya redistribusi tanah (bidang) V V V


16 Pengembangan dan Peningkatan Perluasan V V V Jumlah penganggur yang mempunyai pekerjaan sementara V V V
Kesempatan Kerja Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan program pengurangan V V V
pengangguran sementara
17 Kegiatan Prioritas 17 : Peningkatan V V V Jumlah pekerja anak yang ditarik dari BPTA V V V
Perlindungan Pekerja Perempuan dan Persentase pekerja anak yang ditarik dari BPTA yang dikembalikan ke dunia V V V
Penghapusan Pekerja Anak pendidikan dan/atau memperoleh pelatihan keterampilan
Substansi inti 2 : PNPM MANDIRI
Penambahan anggaran PNPM Mandiri dari Rp 10,3 trilyun pada 2009 menjadi Rp 12,1 trilyun pada 2010, pemenuhan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp 3 milyar per kecamatan untuk minimal 30%
kecamatan termiskin di perdesaan, dan integrasi secara selektif PNPM Pendukung
1 Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan V V V Jumlah kelurahan/desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan V
dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan sosial
Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah
Negara serta Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Penataan Kawasan/Lingkungan
Permukiman
2 Peningkatan Kemandirian Masyarakat V V V Cakupan penerapan PNPM-MP dan Penguatan PNPM V V V
Perdesaan (PNPM-MP) Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana krisis di V
Kab. Nias dan Nias Selatan
3 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan V V V Jumlah kecamatan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan V V V
Penyelenggaraan dalam Pengembangan ekonomi dan sosial
Permukiman Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan V V V
permukiman
4 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Pembangunan prasarana dan sarana air limbah dengan sistem on-site V V V
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola (kab/kota)
Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan
Sanitasi Lingkungan
5 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Jumlah desa yang terfasilitasi V V V
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, serta Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
6 Pelayanan Usaha dan Pemberdayaan V Jumlah kelompok usaha mikro di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
Masyarakat bankable
Pengembangan sarana usaha mikro LKM V
Dana Pemberdayaan Masyarakat Desa/PNPM MK V
Tenaga pendamping V
Kelompok Usaha Mikro V
7 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan V V V Realisasi penyaluran kredit program untuk pertanian (KKP-E dan KUR) V
(PUAP) dan Penguatan Kelembagaan Ekonomi Realisasi penyaluran pembiayaan Syariah dan pembiayaan komersial untuk V
Perdesaan melalui LM3 sektor pertanian

57
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Jumlah sentra-sentra usaha pertanian di perdesaan V


Jumlah Gapoktan PUAP (unit) V V
8 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Jumlah kab, kec dan desa daerah tertinggal V V
Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Pemerintah
Daerah Tertinggal (P2DTK/SPADA) PNPM
9 Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata V V V Jumlah desa wisata V V V
Substansi inti 3 : KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
Pelaksanaan penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai 2011
1 Dukungan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat V V V Persentase tersedianya anggaran penjaminan KUR V V V
(KUR)
2 Koordinasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat V V V Persentase rekomendasi kebijakan KUR yang terimplementasikan V V V
(KUR)
Akses Usaha Mikro dan Kecil kepada Sumber
Permodalan
3 Perluasan pelayanan kredit/ pembiayaan bank V V V Kerja sama pembiayaan yang melibatkan bank dan lembaga keuangan/ V V V
bagi koperasi dan UMKM, yang didukung pembiayaan lainnya.
pengembangan sinergi dan kerja sama dengan Terfasilitasinya Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) yang melakukan V
lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya co-guarantee dengan lembaga penjaminan nasional
Jumlah Koperasi yang dapat mengakses kredit/ pembiayaan bank melalui V
linkage
Jumlah LKM (koperasi dan BPR) yang melakukan kerjasama pembiayaan V
dengan Bank
Jumlah Lembaga Penjaminan Kredit Daerah V
4 Peningkatan peran lembaga keuangan bukan V Jumlah lembaga pembiayaan bukan bank yang dibentuk. V
bank, seperti KSP/KJKS, perusahaan modal
ventura, anjak piutang, sewa guna usaha,
pegadaian dalam mendukung pembiayaan bagi
koperasi dan UMKM, disertai dengan
pengembangan jaringan informasinya.
5 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan V V V Jumlah LKM yang terdaftar dan terakreditasi sesuai ketentuan hukum ttg LKM. V
kualitas layanan lembaga keuangan mikro Jumlah pengelola LKM yang mengikuti pelatihan. V V V
(LKM), termasuk untuk akreditasi dan sertifikasi Jumlah SDM Pengelola KSP/KJKS yang bersertifikat V
pelayanan LKM, termasuk LKM yang berbadan Jumlah LDP KJK dan TUK yang diperkuat V V
hukum koperasi. Jumlah Manajer/kepala cabang KJK yang diikutkan diklat dan sertifikasi V V
kompetensi LKM
Kelembagaan Koperasi
6 Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan V V V Jumlah peserta peningkatan pemahaman koperasi di kalangan masyarakat V V V
penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan kelompok strategis
pengelola koperasi, serta calon anggota dan Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan peningkatan pemahaman koperasi V V V
kader koperasi pada SDM koperasi.

58
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Substansi inti 4 : TIM PENANGGULANGAN KEMISKINAN


Revitalisasi Komite Nasional Penanggulangan Kemiskinan (KNPK) di bawah koordinasi Wakil Presiden, penggunaan unified database untuk penetapan sasaran program mulai 2009-2010, dan penerapan sistem
monitoring dan evaluasi yang akurat sebagai dasar keputusan dan alokasi anggaran
1 Koordinasi Pengarusutamaan Kebijakan dan V V V Jumlah kegiatan dan koordinasi kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan, kajian V V V
Anggaran Penanggulangan Kemiskinan kebijakan, pemantauan dan evaluasi penanggulangan kemiskinan di bidang
pengarusutamaan kebijakan dan anggaran
2 Koordinasi Penguatan Kelembagaan TKPK V V Jumlah dan persentase hasil kegiatan koordinasi kelembagaan TKPK V V V
Jumlah dan persentase hasil kegiatan koordinasi pengendalian pelaksanaan V V
program penanggulangan kemsikinan
3 Koordinasi Penguatan Masyarakat dan Kawasan V V V Jumlah kegiatan koordinasi pelaksanaan kebijakan program pemberdayaan V V V
masyarakat
Jumlah sinkronisasi kebijkan program pemberdayaan masyarakat di bidang V V V
penguatan masyarakat dan kawasan
4 Koordinasi Urusan Kelembagaan dan Kemitraan V V V Jumlah kegiatan dan persetnase pelaksanaan rekomendasi hasil koordinasi V V V
kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang kelembagaan dan kemitraan
Jumlah kegiatan dan persentase pelaksanaan rekomendasi sinkronisasi hasil V V V
kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang kelembagaan dan kemitraan
5 Koordinasi Urusan Keuangan Mikro dan V V V Jumlah pengusaha mirko yang telah mendapatkan kredit modal usaha
Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Jumlah kegiatan/lembaga hasil sinkronisasi pengembangan akses sumber
pendanaan bagi usaha mikro
Jumlah kegiatan koordinasi pengembangan teknologi tepat guna bagi usaha V V V
mikro
Persentase pelaksanaan rekomendasi pembentukan LPDA-PK dan DME
sebagai program pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro

59
Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1: LAHAN, PENGEMBANGAN KAWASAN DAN TATA RUANG PERTANIAN
Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian, pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar, penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar
1 Pengembangan Peraturan Perundang- Jumlah paket rancangan peraturan perundang-undangan dan kebijakan di
Undangan Bidang Pertanahan dan Hubungan bidang pertanahan dalam rangka mendukung pelaksanaan Undang-undang
Masyarakat Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
2 Penataan ruang dan perencanaan Jumlah kawasan laut dan pesisir yang memiliki peta potensi dan arahan
pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau- pemanfaatan yang terintegrasi, akuntabel dan terkini
pulau kecil Jumlah kawasan pulau-pulau kecil yang memi-liki peta potensi dan arahan
pemanfaatan yang terintegrasi, akuntabel dan terkini
3 Perluasan areal pertanian Luasan (Ha) perluasan areal Tanaman pangan (sawah dan lahan Kering),
hortikultura, perkebunan Dan kawasan peternakan
4 Pengembangan pengelolaan lahan pertanian Luasan (Ha) lahan yang dioptimasi, Dikonservasi dan direhabilitasi, direklamasi
(Pengembangan rumah kompos)
Substansi Inti 2: INFRASTRUKTUR
Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian
demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya
1 Pengembangan pengelolaan lahan pertanian Tersedianya jalan sepanjang 12.500 km untuk JUT dan jalan produksi, serta
tersedianya data bidang tanah petani yang layak disertifikasi
2 Pengembangan pembangunan dan Jumlah pelabuhan perikanan dengan fokus pembangunan di lingkar luar dan
pengelolaan pelabuhan perikanan daerah perbatasan yang potensial
Jumlah pelabuhan perikanan yang mempunyai Wilayah Kerja Operasional
Pelabuhan Perikanan (WKOPP)
3 Pembinaan dan pengembangan kapal Jumlah & jenis kapal penangkap ikan yang memenuhi standar laik laut, laik
perikanan, alat penangkapan ikan dan tangkap dan laik simpan
pengawakan kapal perikanan Jumlah alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan yang memenuhi
standar
Jumlah awak kapal peri-kanan yang memenuhi standar kompetensi
4 Pengelolaan air untuk pertanian Tersedianya unit peng-embangan sumber air alternatif skala kecil yang
berfungsi.
Tersedianya optimasi pe manfaata Air irigasi mela lui perbaikan JITUT/JI-DES
dan pengembangan TAM) yang berfungsi (ha)
Tersedianya (unit) peng-embangan Konservasi air (melalui pengembang an
Embung, chek dam, sumur resapan, Antisipa si kekeringan dan banjir)
5 Pengembangan sistem prasarana dan sarana Luas lahan (Ha) budidaya sesuai target produksi disertai data potensi yang
pembudidayaan ikan akurat
Data potensi kawasan yang akurat
6 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Luas layanan jaringan irigasi yang meningkat (ha)
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Luas layanan jaringan irigasi yang direhabilitasi (ha)
Luas layanan jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara (ha)

60
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Luas layanan jaringan rawa yang meningkat (Ha)
Luas layanan jaringan rawa yang direhabilitasi (Ha)
Luas layanan jaringan rawa yang dioperasikan dan dipelihara (ha)
Jumlah sumur air tanah yang dibangun / ditingkatkan (unit)
Jumlah sumur air tanah yang direhabilitasi (unit)
Jumlah sumur air tanah yang dioperasikan dan dipelihara (unit)
Luas layanan jaringan tata air tambak yang dibangun / ditingkatkan (ha)
Luas layanan jaringan tata air tambak yang direhabilitasi (ha)
7 Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Jumlah waduk yang dibangun:
Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya waduk selesai dibangun
embung/ situ selesai dibangun
waduk dalam pelaksanaan
Jumlah waduk yang direhabilitasi
Jumlah waduk selesai direhabilitasi
waduk dalam pelaksanaan rehabilitasi
Embung/ situ selesai direhabilitasi
Jumlah waduk/embung/situ yang diperasikan dan dipelihara
8 Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi
Pembangunan Sarana dan Prasarana Prosentase desa yang dilayani akses internet
Informatika
Substansi Inti 3: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi
1 Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Jumlah rekomendasi pembangunan peternakan & veteriner, disemi nasi,
Dan Veteriner promosi, publikasi
Jumlah SDG peternakan, TPT dan veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi
Jumlah galur baru ternak dan TPT yang dihasilkan
Jumlah inovasi peternakan, TPT dan veteriner yang dihasilkan dan
dialihkan/didesiminasikan kepada pengguna
2 Penelitian dan pengembangan tanaman Jumlah varietas unggul baru
pangan Jumlah teknologi budidaya, panen dan pasca panen primer
Jumlah aksesi sumberdaya ystem (SDG) teridenti fikasi, terkoleksi dan
terkonservasi sifat varietas
Jumlah produksi benih sumber (BS, FS) padi, serealia, kacang-kaca-ngan &
umbi-umbian dengan SMM ISO 9001-2000
3 Penelitian dan Pengembangan hortikultura Jumlah VUB yg diminati knsumen
Jumlah PN yang terkonservasi dan terkarakterisasi
Jumlah benih sumber : X X X
Sayuran

61
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
VUB buah trop dan sub trop
Aksesi mutasi buah trop
Planlet, benih, stek tan hias
Jumlah benih batang bwh dan batang atas hsl SE
Jumlah teknologi prod hortikultura ramah lingkungan
4 Penelitian dan pengembangan tanaman Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan
perkebunan Jumlah teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman perkebunan
Jumlah produk olahan tanaman perkebunan
5 Penelitian dan pengembangan bioteknologi Jumlah aksesi SDGP dan database yang dikonservasi atau diremajakan
dan sumber daya sistem pertanian Jumlah varietas atau galur harapan padi, kedelai, dan jagung berproduktivitas
tinggi dan berumur genjah
Jumlah galur harapan gandum tropis
Jumlah galur padi dan jagung efisien penggunaan pupuk sintetik
Jumlah biofertilizer untuk padi dan tebu
Jumlah tanaman manggis dan durian tanpa biji
Jumlah peta gen sifat-sifat penting pada kelapa sawit, jarak pagar dan sapi
6 Pengembangan Sistem Informasi dan Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional peng-awasan keamanan hayati
Peningkatan sistem Pengawasan Keamanan Tingkat kesiapan infrastruktur sistem informasi Barantan
Hayati Prosentase peningkatan akses informasi melalui jaringan ke pusat data Barantan
7 Penelitian dan pengembangan pascapanen Jumlah teknologi penanganan segar produk hortikultura
pertanian Jumlah produk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor
Produk baru dengan peningkatan nilai tambah
8 Pengawalan dan penerapan teknologi terapan Persentase unit usaha yang mendapatkan pelayanan sertifikasi sesuai standar
adaptif perikanan budidaya dengan informasi yang akurat.
9 Penelitian dan pengembangan IPTEK Jumlah rekomendasi pengelolaan
perikanan tangkap
10 Penelitian dan pengembangan IPTEK Jumlah rekomendasi , ragam varietas baru/unggul, kualitas dan keamanan
perikanan budidaya komoditas unggulan
11 Penelitian dan Pengembangan IPTEK Jumlah HKI, rekomendasi serta inovasi teknologi dan bioteknologi yang
Pengolahan Produk dan Bioteknologi meningkatkan efisiensi pengolahan secara optimal, ragam, nilai tambah,
Kelautan dan Perikanan kualitas dan keamanan produk unggulan/ prospektif.
12 Litbang Ketahanan Pangan Jumlah kebijakan
Jumlah riset bersama
13a Litbang Benih Unggul Berbasis Biologi Jumlah varietas Benih unggul
Molekuler
13b Litbang pupuk organik dari mikroba hayati Percontohan produksi pupuk organik di pedesaan
Indonesia Aplikasi pupuk organik pada paket biovillage
13c Litbang keanekaragaman pangan Jumlah varietas
14 Penelitian Bioteknologi Peternakan Modern Fasilitas Laboratorium dan peralatannya
Paket pengembangan program biotek peternakan

62
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
15 Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan varietas padi (padi sawah, padi gogo, padi dataran tinggi dan padi hibrida)
Radiasi varietas kedelai (jenis biji besar, genjah, produksi tinggi dan jenis biji hitam)
varietas kacang tanah dan kacang hijau
varietas gandum tropis dan sorghum
16 Pengembangan dan Penerapan Teknologi Survei, pilot plant
Pupuk Berimbang Pilot project, pengujian
Pilot plant, biofertilizer
Pengujian, alih teknologi
Rekomendasi
Substansi Inti 4: INVESTASI, PEMBIAYAAN, DANSUBSIDI
Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin
ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau
1 Pengelolaan produksi tanaman serealia Penerapan budidaya serealia yang tepat dan berkelanjutan (ribu ha) :
SLPTT padi non hibrida (ribu ha)
SLPTT padi hibrida (ribu ha)
SLPTT Padi lahan kering (ribu ha)
SLPTT Jagung hibrida (ribu ha)
Peningkatan area produksi gandum (ribu ha)
Peningkatan area produksi sorghum (ribu ha)
Peta sentra produksi serealia (paket)
Data luas tanam komoditas serealia
2 Pengelolaan produksi tanaman kacang- Penerapan budidaya (ribu ha) :
kacangan dan umbi-umbian SLPTT kedelai (ribu ha)
SLPTT kacang tanah (ribu ha)
SLPTT kacang hijau (ribu ha)
PTT kacang hijau (ribu ha)
PTT ubi kayu (ribu ha)
PTT ubi jalar (ribu ha)
PTT pangan lokal (ribu ha)
Peta sentra produksi Kabi (paket)
Data luas tanam komoditas Kabi (paket)
3 Pengelolaan sistem penyediaan benih Lembaga perbenihan tanaman pangan yang dibina di lokasi penerapan budidaya
tanaman pangan tanaman pangan yang tepat :
BPSBTPH (Balai)
BBI (Balai)
4 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Laju pertumbuhan produksi tanaman buah
Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan Proporsi produk buah bermutu di pasar
5 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Laju pertumbuhan produksi Tanaman Sayuran dan Biofarmaka
Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Laju pertumbuhan luas panen Tanaman sayuran dan biofarmaka
Biofarmaka Berkelanjutan

63
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6 Pengembangan sistem perbenihan, pupuk % jumlah usaha/produsen benih hortikultura
dan sarana produksi lainnya Benih buah (%)
Benih sayur umbi (%)
Benih sayur biji (%)
Benih tanaman hias (%)
% penggunaan benih bermutu
buah (%)
sayur umbi (%)
benih sayur biji (%)
7 Peningkatan produksi, produktivitas dan Capaian luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman
mutu tanaman semusim semusim (tebu, kapas, nilam, tembakau, dan aneka tanaman semusim lainnya)
(Intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi)
Swasembada Gula Nasional
Tebu
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
Kapas
Pengembangan Komoditas Ekspor
Tembakau
Nilam
8 Peningkatan produksi, produktivitas dan Peningkatan luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman
mutu tanaman rempah dan penyegar rempah dan penyegar (kopi, teh, kakao, lada, cengkeh dan aneka tanaman
rempah dan penyegar lainnya) (Intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan
ekstensifikasi):
Pengembangan Komoditas Ekspor
Kopi
Teh
Kakao
Lada
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
Cengkeh
Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (ribu ha)
Rehabilitasi
Intensifikasi
Peremajaan
Pengendalian OPT
Pemberdayaan petani (kelompok Tani)
9 Dukungan penyediaan benih unggul bermutu Jumlah penggunaan benih unggul bermutu
dan sarana produksi perkebunan
10 Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan Peningkatan kuantitas semen (dosis)
bibit dengan mengoptimalkan sumber daya Peningkatan produksi embrio
lokal Bibit sapi

64
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Bibit unggas lokal
Bibit Kambing/domba
11 Peningkatan produksi ternak ruminansia Pengembangan ternak potomg (ekor)
dengan pendayagunaan sumber daya lokal Pengembangan sapi perah (ekor)
Pengembangan Integrasi tanaman ternak (unit)
Pengembangan alsin ternak ruminansia
12 Peningkatan produksi ternak non ruminansia Pengembangan kelompok unggas lokal
dengan pendayagunaan sumber daya lokal Pengembangan kelompok non unggas
Pengembangan pakan ternak
Pengembangan alsin ternak
13 Pelayanan perizinan dan investasi Jumlah ijin usaha pertanian, ijon pemasukan/ pengeluaran benih/bibit, obat
hewan dan pakan ternak, produk ternak dan agensia hayati, serta rekomendasi
produk pangan
Bahan informasi dan bahan kebijakan pengembangan investasi pertanian
14 Pengembangan mutu dan standardisasi Jumlah usaha pascapanen dan pengolahan yang menerapkan sistem jaminan
pertanian mutu.
Jumlah pengujian mutu alat mesin pertanian
15 Pengembangan pengolahan hasil pertanian Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian yang bernilai tambah dan berdaya
saing
16 Pengembangan pemasaran internasional Meningkatnya jumlah ekspor hasil pertanian
Meningkatnya jumlah surplus neraca perdagangan hasil pertanian
17 Pengembangan penangangan pasca panen Jumlah kelompok tani (poktan/gapoktan) yg menerapkan penanganan pasca
pertanian panen sesuai GHP dan standar mutu
18 Pemantapan sistem penyuluhan pertanian Jumlah kelembagaan penyuluhan pertanian yang terbentuk
Jumlah kelembagaan petani (gapoktan)
Jumlah BPP model
Jumlah tenaga penyuluh pertanian yang berkualitas (orang)
Persentase jumlah kegiatan yang mendukung penyelenggaraan penyu luhan
pertanian
19 Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina Vol. dan frek. Operasional Karantina pertanian dan pengawasan keamanan
Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. hayati
Tingkat kesesuaian tindakan karantina dan operasional pengawasan keamanan
hayati.
Tingkat penurunan NNC (Notification of Non Compliance)
Peningkatan Indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa
20 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Jumlah ujicoba teknik dan metoda tindakan karan-tina dan pengawasan
laboratorium Uji Standar Karantina Pertanian keamanan hayati
Jumlah sampel lab. yang diperiksa sesuai ruang lingkup pengujian (Uji Standar,
rujukan, konfirmasi dan profisiensi)
Jumlah laboratorium karantina yang diakreditasi

65
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
21 Pengembangan sistem usaha pembudidayaan Jumlah kelompok usaha perikanan budidaya yang memenuhi standar
ikan kelembagaan dan jumlah tenagakerja yang memiliki kopetensi.
Jumlah usaha perikanan budidaya yang memperoleh SNI serta jumlah lembaga
sertifikasi yang terakreditasi
22 Pengembangan sistem produksi Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar (juta ton)
pembudidayaan ikan Jumlah produksi perikanan budidaya air payau. (ton)
Jumlah produksi perikanan budidaya laut
Jumlah usaha perikanan budidaya yang bersertifikat
23 Pengembangan usaha penangkapan ikan dan Jumlah kawasan yang memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB)
pemberdayaan nelayan skala kecil Jumlah KUB yang Mandiri.
Jumlah usaha perikanan tangkap yang layak dan bankable
24 Fasilitasi pengembangan industri pengolahan Jumlah sarana prasarana pengolahan (lokasi)
hasil perikanan Jumlah sentra pengolahan (lokasi)
Volume produksi dari UKM (juta ton)
25 Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Jumlah keabsahan dan kelengkapan dokumen usaha perikanan tangkap
efisien, tertib, dan berkelanjutan Jumlah pelaku usaha perikanan tangkap yang memenuhi kewajiban sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
Jumlah kapal dan jenis alat penangkap ikan yang diperbolehkan sesuai dengan
ketersediaan sumberdaya ikan di setiap WPP
26 Fasilitasi pembinaan dan pengembangan Jumlah unit l perikanan yang memenuhi standar ketenagakerjaan sesuai SKKNI
sistem usaha dan investasi perikanan
27 Fasilitasi penguatan dan pengembangan Jumlah penambahan negara tujuan ekspor
pemasaran luar negeri hasil perikanan
28 Penyuluhan kelautan dan perikanan Jumlah kelompok potensi perikanan yang disuluh
29 Pelatihan kelautan dan perikanan Jumlah lulusan pelatihan yang sesuai standar serta jumlah lulusan yang
meningkat kinerjanya sesuai standar kompetensi dan kebutuhan pasar
30 Revitalisasi Industri Pupuk Persen kemajuan
Persen kemajuan
Persen kemajuan
31 Revitalisasi Industri Gula Persen
Pabrik
32 Penyusunan dan penyampaian laporan Laporan Keuangan belanja subsidi lain-lain (BSBL) yang lengkap dan tepat
keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain waktu
(BSBL)
33 Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah 1. Pengalokasian belanja pemerintah pusat yang tepat waktu dan efisien
Pusat (ABPP)
2. Penyediaan anggarn secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menunjang
program di bidang pangan, pertanian, dan industri perdesaan sesuai dengan
persetujuan
3. PMK No.261/2008 tentang tata cara penyediaan anggaran, perhitungan,
pembayaran, dan pertanggungjawaban subsidi pupuk

66
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Dokumen RAPBN-P 2010 tentang perubahan system pengelolaan pendanaan
BLU Tanah dan Land Capping untuk ditampung dalam APBN-P 2010
5. Peraturan pelaksanaan anggaran R&D berdasarkan program prioritas K/L
yang bersangkutan sesuai dengan alokasi anggaran dalam APBN
34 Penyaluran subsidi benih tanaman pangan Jumlah benih tanaman pangan bersubsidi (ribu ton)
35 Penyaluran pupuk bersubsidi Jumlah pupuk bersubsidi (juta ton)
36 Pengembangan sistem perbenihan ikan Jumlah produksi induk unggul (ekor, berat, unit kebun bibit)
Jumlah unit perbenihan yang bersertifikat
Substansi Inti 5: PANGAN DAN GIZI
Peningkatan Kualitas Gizi dan Keanekaragaman Pangan Melalui Pola Pangan Harapan
1 Penjaminan pangan asal hewan yang aman Jumlah kebijaka kesmavet (pedoman)
dan halal serta pemenuhan persyaratan Jumlah produk hewan pangan dan non pangan (RPU,RPH,RPB,TPU,KIOS
produk hewan non pangan DAGING,TPS) yang memenuhi standar
Jumlah lab yang dibina (unit)
2 Pengembangan ketersediaan dan Jumlah Desa Mandiri Pangan yang dikembangkan.
penanganan rawan pangan. Jumlah Lumbung Pangan yang dikembangkan.
Lokasi Rawan Pangan.
Tersedianya Data dan
Pemantauan dan peman tapan ketersediaan dan kerawanan pangan.
3 Pengembangan Sistem Distribusi dan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
Stabilitas Harga Pangan. Tersedianya data dan informasi tentang distribusi, harga dan akses pangan.
Terlaksananya peman-tauan dan pemantapan distribusi, harga dan akses
pangan.
4 Pengembangan penganekaragaman Desa P2KP (Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan.
konsumsi pangan dan peningkatan keamanan Promosi penganekaraga man konsumsi pangan dan keamanan pangan
pangan segar Penanganan keamanan pangan tingkat produsen dan konsumen
Terlaksananya pemanta uan dan pemantapan penganekaragaman konsumsi
pangan dan keamanan pangan
Tersedianya data dan informasi tentang pola konsumsi, penganeka-ragaman
dan keamanan pangan.
5 Fasilitasi pengembangan jaminan mutu dan Jumlah laboratorium sertifikasi dgn sarana prasa rana yang memadai
keamanan hasil perikanan Jumlah unit yang memperoleh SNI dan persyaratan internasional
Jumlah lab uji mutu hasil perikanan yang terakreditasi KAN
Jumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) & hasil perikanan yg bersertifikat
6 Fasilitasi penguatan dan pengembangan Jumlah pelelangan ikan dan pasar ikan yang berfungsi sesuai standar
pemasaran dalam negeri hasil perikanan Jumlah lokasi pelaksanaan kegiatan Gemarikan
7 Pengembangan dan Pembinaan Persentase media pembawa hama penyakit ikan impor, ekspor dan antar area
Perkarantinaan Ikan yang bebas hama penyakit ikan karantina dengan laboratorium karantina yang
sesuai standar OIE dan SNI
8 Pembinaan Gizi Masyarakat Prosentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

67
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 6: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim
1 Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Tersedianya peta potensi sumberdya lahan pertanian
Lahan Pertanian Paket komponen teknologi pengelolaan SDL
2 Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia Pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik dan pemberian paket
dengan pendayagunaan sumberdaya lokal bantuan sosial pupuk organik (rumah kompos) (Dampak Perubahan Iklim)
Pengembangan dan pembinaan Biogas Asal Ternak Bersama Masyrakat
(BATAMAS) terutama di sentra terpencil dan padat ternak (unit) (Dampak
Perubahan Iklim)
Pengembangan integrasi ternak dan tanaman melalui pengelolaan kotoran
ternak (padat & cair) menjadi pupuk organik dan pengolahan limbah tanaman
untuk ternak terutama di sentra perkebunan, tanaman pangan dan holti kulture
(klp) (Dampak Perubahan Iklim)
3 Pengembangan Pengelolalaan lahan Terlaksananya Pengembangan System of Rice intesification (SRI) (paket)
pertanian
4 Pengembangan sistem kesehatan ikan dan Jumlah laboratorium uji yang memenuhi standar teknis.
lingkungan pembudidayaan ikan Lab kualitas air (unit)
Lab HPI (unit)
Lab Residu (unit)
Jumlah kawasan perikanan budidaya yang sehat serta persentasi jenis biota
perairan yang dikonservasi.
5 Pengelolaan sumber daya ikan Jumlah lokasi pemantauan dan evaluasi perlindungan dan pengkayaan SDI
Jumlah ekosistem PUD yang teridentifikasi
Jumlah peraian teritorial dan kepulauan yang teridentifikasi sumber dayanya
Jumlah ZEEI yang teridentifikasi sumber dayanya

68
Prioritas Nasional 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: TANAH DAN TATA RUANG
Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan umum secara menyeluruh di bawah satu atap dan pengelolaan tata ruang secara terpadu
1 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Neraca Penatagunaan Tanah di daerah V V V
2 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Inventarisasi P4T V V V
3 Pengembangan Peraturan Perundang- V V V Tersusunnya peraturan perundangan pengadaan tanah untuk kepentingan umum V V V
Undangan Bidang Pertanahan dan
Hubungan Masyarakat
4 Perencanaan, Pemanfaatan, dan V V V Jumlah rencana tata ruang yang telah disinkronkan program pembangunanya V V V
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah
Nasional termasuk Melakukan Koordinasi
dan Fasilitasi Proses Penetapan Dokumen-
dokumen yang dihasilkan
5 Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang V V V Jumlah Nomor Lembar Peta (NLP) Peta Rupabumi skala 1:10.000 (Suma tera dan V V V
selatan Jawa).
Jumlah NLP Peta Rupabumi skala1:50.000 wilayah gap V V V
Jumlah NLP Peta Rupabumi skala1:250.000 wilayah gap V V
Jumlah NLP gasetir dan model penataan ruang provinsi V V
6 Pemetaan dasar kelautan dan V V V Survei batimetri lepas pantai line km V V V
kedirgantaraan Jumlah liputan data spasial bati metri, Pantai (LPI) dalam ln km V V V
Percepatan Survei Hidrografi pantai multibeam line km V V V
Jumlah NLP Peta LPI skala 1:25K, 1:50K, 1:250K dan LLN 1:500K V V V
Pembuatan Peta LBI V V V
Pembuatan peta navigasi udara (Aeronautical Chart) V V V
7 Pembangunan Infrastruktur Data Spasial V V V Jumlah simpul jaringan di pusat
Jumlah simpul jaringan di prov. V V V
Jumlah simpul jaringan di kab/ kota. V V V
Jumlah dokumen SNI kab/kota V V V
Jumlah metadata simpul jaringan pusat. V V V
Jumlah metadata simpul jaringan provinsi. V V V
Jumlah metada ta simpul jaringan kab/kota V V V
Jumlah pembangunan dan pengembangan penghubung simpul V V V
Jumlah dokumen pembangunan dan pengembangan IDSN V V V
Substansi Inti 2: JALAN
Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua sepanjang 19.370 km
1 Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan V V V Jumlah jalan yang dipreservasi sepanjang 171.695 Km V V
Kapasitas Jalan dan Jembatan Nasional Jumlah jembatan yang dipreservasi sepanjang 602.944,40 Meter V V

69
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah jalan yang ditingkatkan kapasitasnya (pelebaran) sepanjang 19.370 Km V V
Jumlah jalan lingkar/bypass yang dibangun sepanjang 36,65 Km
Jumlah jembatan yang bangun sepanjang 16.157,83 meter V V
Jumlah flyover/underpass yang dibangun sepanjang 10.800 meter V V
Jumlah jalan strategis di lintas Selatan Jawa, perbatasan, terpencil dan terluar V V
yang dibangun sepanjang 1.377,94 Km
2 Pembinaan Pelaksanaan Preservasi dan V V V Jumlah jalan tol yang dibangun sepanjang 120,35Km V V V
Peningkatan Kapasitas Jalan dan Fasilitasi
Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan
Substansi Inti 3: PERHUBUNGAN
Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan
penurunan tingkat kecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih kecil dari 50% keadaan saat ini
1 Terbangunnya ter minal antarnegara dan V V V lokasi V V V
antarprovinsi di 15 lokasi per tahun
2 Terbangunnya 3 paket akses Pelabuhan paket
Tanjung Priok, Belawan, Bandara Juanda Sby
3 Pembangunan Bus Air V unit bus air V
4 Pembangunan dan pengelolaan prasarana V V V Panjang km jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda V V V
KA Jumlah paket pekerjaan peningkatan pelistrikan V V V
5 Pembangunan sarana Ka V V V Jumlah unit pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, Tram, Railbus V V V
6 Terbangunnya Bandara Kualanamu V paket V
7 Pembangunan, rehabilitasi dan V V V Jumlah bandar udara yang dikembangkan, direhabilitasi V V V
pemeliharaan Prasarana Bandar Udara Jumlah Bandar udara yang dikembangkan didaerah perbatasan dan rawan V V
bencana
8 Rehabilitasi fasilitas keselamatan V V V Jumlah Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ V V V
transportasi darat
9 Pengadaan peralatan/fasilitas sarana dan V V V Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas sarana dan keselamatan V V V
keselamatan perkeretaapian perkeretaapian
10 Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan V V V Unit (menara suar;rambu suar; pelampung suar) V V V
di bidang Kenavigasian Unit V V V
Unit Kapal Navigasi V V V
11 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan V V V volume lumpur/sedimen yang dikeruk (juta m3) V V V
di bidang Pelabuhan dan Pengerukan lokasi prasarana dan fasilitas pelabuhan V
12 Paket/Unit/set peralatan keamanan V V V Paket/Unit/set V V V
penerbangan
13 412 unit/paket/set peralatan navigasi V V V unit/paket/set V V V
14 pesawat udara kalibrasi termasuk console unit pesawat udara kalibrasi
(FIS) kalibrasi
15 Koordinasi Pengembangan Urusan V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan urusan infrastruktur V V
Infrastruktur Transportasi transportasi yang terimplementasi

70
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 4: PERUMAHAN RAKYAT
Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu
pada 2012
1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa V V V Jumlah rusunawa terbangun V V V
2 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan V V V Jumlah satuan unit hunian rumah susun yang terbangun dan infrastruktur V V V
Penyelenggaraan dalam Pengembangan pendukungnya
Permukiman
3 Fasilitasi pembangunan prasarana, sarana, V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan V V V
dan utilitas kawasanperumahan dan dan permukiman
permukiman
4 Bantuan subsidi perumahan Tahun 2010- Jumlah bantuan subsidi perumahan
2014
5 Pembayaran Tunggakan Subsidi Tahun Jumlah bantuan subsidi perumahan
2008-2009
6 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya V V V
perumahan swadaya
7 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya V V V
perumahan swadaya
Substansi Inti 5: PENGENDALIAN BANJIR
Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian banjir, diantaranya Banjir Kanal Timur Jakarta sebelum 2012 dan penanganan secara terpadu Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo sebelum 2013
1 Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi V V V Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang dibangun (216 km) V V V
dan Pengamanan Pantai Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang direhabilitasi (386 km) V V V
Panjang sarana / prasarana pengendali banjir yang dioperasikan dan dipelihara V V
(2.000 km) untuk mengamankan kawasan seluas 35,7 ribu hektar
Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dibangun (28 buah) V V V
3
untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 16 juta m
Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang direhabilitasi (85 unit) V V V
3
untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 6 juta m
Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dioperasikan dan V V
3
dipelihara (150 unit) untuk mengendalikan lahar/sedimen dgn volume 12 juta m
Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun (30 km) V V
Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang direhabilitasi (50 km) V V
Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dipelihara (50 km ) V V
Diselesaikannya pembangunan kanal timur paket 22 s/d 29
Diselesaikannya kegiatan supervisi konstruksi Banjir Kanal Timur
Terbangunnya bangunan akhir / jetty di muara Banjir Kanal Timur V
Terbangunnya jalan inspeksi V
Terbangunnya perkuatan tebing V
Diselesaikannya normalisasi Kali Blencong V
Terbangunnya inlet Cakung V

71
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Terbangunnya Saluran Gendong V
Terbangunnya Utilitas (PGN Jaktim, PLN Jaktim, TPJ) V
Terbangunnya Jembatan penyeberangan orang (BKT 226) V
Terbangunnya Jembatan BKT 207 V
Terbangunnya drain inlet V
Terbangunnya perkuatan bronjong V
Tebangunnya jalan oprit V
Diselesaikanya pekerjaan galian dan timbunan hulu Kali Sunter V
Diselesaikannya Pemasangan Grass Block V
terbangunnya prasarana pengendali banjir di DAS Bengawan Solo V V
Terbangunnya prasarana pengendali banjir DAS Bengawan Solo V V
Terehabilitasinya prasarana pengendali banjir di DAS Bengawan Solo (8 Lokasi) V
Terpeliharanya waduk di DAS Bengawan Solo V
Terlaksananya konservasi di DAS Bengawan Solo (2 Lokasi) V
Substansi Inti 6: TELEKOMUNIKASI
Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia bagian timur sebelum 2013 dan maksimalisasi tersedianya akses komunikasi data dan suara bagi seluruh rakyat
1 Perencanaan dan Rekayasa Alokasi V V V Prosentase jumlah penetapan pita frekuensi radio dan pemanfaatan slot orbit V V V
Spektrum Frekuensi satelit
Prosentase utilitas pemanfaatan spektrum frekuensi radio V V V
2 Pelaksanaan Layanan Pemanfaatan Sumber V Prosentase pengelolaan sumber daya spektrum frekuensi radio dan orbit satelit V
Daya Pos dan Informatika Prosentase pengelolaan sumber daya pos,penomoran telekomunikasi & alamat IP V
3 Pengembangan Penyelenggaraan Telekomu- Prosentase penyelesaian penyusunan dan pembahasan ICT Fund dan optimalisasi
nikasiSub Kegiatan Prioritas: PNBP
Penyusunan ICT Fund untuk membiayai
Prosentase pencapaian terhadap kuantitas dan kualitas layanan pos
pembangunan jaringan backbone serat optik
4 Pengembangan Penyelenggaraan Penyiaran V V V Prosentase pencapaian terhadap ketepatan penyelesaian layanan perizinan V V V
Prosentase implementasi migrasi sistem penyiaran dari analog ke digital V
5 Pelaksanaan Pengamanan Jaringan Internet V V V Prosentase pencapaian keamanan trafik nasional, POP penyelenggara jasa V V V
internet dan internet exchange, titik akses ke lembaga pemerintahan dan critical
infrastructure
6 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan E- V V V Prosentase penyelesaian penyusunan / pembahasan RPP Penyelenggaraan
Government Sistem Elektronik Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (e-Government) dan
Master Plan e-Government Nasional
Prosentase peningkatan penerapan dan kualitas aplikasi e-government di V
pemerintah kab/kota
7 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan V V V Prosentase penyelesaian pembahasan dan perbaikan materi RUU Rencana Tindak V
Sistem Keamanan Informasi Elektronik Pidana Teknologi Informasi (Cyber Crime)
Prosentase penyusunan peraturan pelaksana UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik

72
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Prosentase penyelenggara sistem pengamanan elektronik dapat memenuhi V
kebutuhan masyarakat
8 Pengembangan Standarisasi Perangkat Pos V Prosentase pencapaian standar kelayakan teknis perangkat pos, telekomunikasi V
dan Informatika dan penyiaran
Prosentase peningkatan interoperabilitas pada layanan perangkat, aplikasi dan V
layanan
9 Pengembangan Standarisasi Layanan Pos V Paket penyusunan kebijakan, regulasi, sertifikasi di bidang layanan pos, V
dan Informatika telekomunikasi, dan penyiaran
10 Pelaksanaan Pemberdayaan dan V V V Prosentase ibukota provinsi yang terhubung dengan jaringan serat optik V V
Pemerataan Pembangunan Sarana dan Prosentase ibukota kab/kota yang terhubung jaringan broadband V V V
Prasarana Informatika Prosentase ibukota provinsi yang memiliki regional internet exchange V V
Prosentase ibukota provinsi yang memiliki international internet exchange V V
Jumlah Desa Informasi yang dilengkapi radio komunitas V V
Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi V V
Prosentase desa yang dilayanani akses internet V V
Substansi Inti 7: TRANSPORTASI PERKOTAAAN
Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan) sesuai dengan Cetak Biru Transportasi Perkotaan, termasuk penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di
Jakarta (MRT dan Monorail) selambat-lambatnya 2014.
1 Pembinaan dan Pengembangan Sistem V V V Jumlah rencana Induk Angkutan Perkota an, Rencana Induk Sistem Informasi Lalu V V V
Transportasi Perkotaan Lintas Perkotaan, Laporan evaluasi, Terselenggarannya ATCS, Jumlah Fasilitas
Kese-lamatan Transportasi Perkotaan.
Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT), Kota Percontohan, Kawasan V V V
Percontohan.
Jumlah Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan V
2 Penyelesaian pembangunan angkutan kereta Paket Monorail dan Paket MRT
listrik di Jakarta (MRT dan monorail)

73
Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)


Substansi Inti 1: KEPASTIAN HUKUM
Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam
implementasinya
1 Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang- V V V Persentase yg mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan, V V V
undangan Persentase yg selesai dibahas di DPR secara tepat waktu, V V
Persentase tenaga fungsional perancang peraturan perUU yang mendapat V V V
kualifikasi dan promosi sesuai standar secara tepat waktu dan akuntabel
Persentase kelengkapan dokumentasi dan pustaka secara akurat dan up to date V V V
Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH
Peraturan perUUan di bidang mekanisme Perlindungan Saksi dan Pelapor V V V
Peraturan perUUan di bidang yang mendorong pemberantasan korupsi V V V
2 Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang- V V V Persentase di bidang politik, hukum dan keamanan V V V
undangan Persentase di bidang keuangan dan perbankan V V V
Persentase di bidang industri dan yang harmonis V V V
Persentase di bidang Kesra V V V
Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH V V V
Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme Perlindungan Saksi dan V
Pelapor
Peraturan perUUan yg mendorong pemberantasan korupsi V
3 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Jumlah Perda yang dikaji
Bantuan Hukum Departemen
4 Peningkatan Deregulasi Kebijakan V V V Jumlah rumusan untuk bahan pertimbangan penyusunan kebijakan V V V
Penanaman Modal penanaman modal
Rumusan kebijakan sebagai masukan bagi penyempurnaan kebijakan dan V V V
pengembangan penanaman modal yg berdaya saing
Kegiatan Sosialisasi dalam negeri V V V
Kegiatan Sosialisasi luar negeri V V V
Kegiatan Fasilitasi dalam negeri V V
Kegiatan Fasilitasi luar negeri V V
5 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Cakupan Peta Pertanahan V V V
Terlaksananya legalisasi aset tanah V V V
Penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan serta mencegah V V V
timbulnya kasus pertanahan baru
6 Pengelolaan Data dan Informasi Pertanahan V V V Peningkatan akses layanan pertanahan melalui LARASITA V V V
7 Pengembangan Penyelenggaraan Pos V V Persentase penyelesaian penyusunan peraturan pelaksana UU No. 38/2009 V V
tentang Pos

74
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)


8 Pengembangan Penyelenggaraan V V Persentase pembahasan dan perbaikan materi RUU Multimedia (Konvergensi V V
Telekomunikasi Telematika) sebagai pembaharuan UU No. 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi dan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
9 Pengembangan Penyelenggaraan Penyiaran V V Persentase pencapaian terhadap pembaharuan kebijakan, regulasi dan V V
kelembagaan akibat adanya digitalisasi dan perkembangan industri
Substansi Inti 2: PENYEDERHANAAN PROSEDUR
Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah
dan pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu V V Jumlah peserta Diklat Penyelenggaraan PTSP: pelatihan dasar, lanjutan I, V
Pintu (PTSP) Penanaman Modal lanjutan II, dan SPIPISE
Penetapan Kualifikasi Kelembagaan PTSP V V
Pengadaan sarana dan prasarana penunjang Penyelenggaraan PTSP V V
Sosialisasi perizinan dan nonperizinan V V
Fasilitasi Penghubung di BKPM V V
Penyederhanaan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal V V
2 Pengembangan Sistem Pelayanan Informasi V V V Peningkatan jumlah aplikasi perizinan dan non perizinan yang menjadi V V V
dan Perizinan Investasi Secara Elektronik wewenang BKPM, PTSP Provinsi, PTSP Kab./Kota melalui SPIPISE
(SPIPISE) Jumlah peningkatan PTSP Prov. dan Kab/Kota yang terhubung dalam SPIPISE V V V
Terbangunnya infrastruktur dan database penanaman modal yang terintegrasi V V
Jumlah provinsi dan Kab/Kota yang mengikuti sosialisasi dan pelatihan V V V
3 Koordinasi Peningkatan Ekspor dan V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di bidang peningkatan V V V
Peningkatan Investasi (PEPI) ekspor dan investasi yang terimplementasikan
4 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah V V V Jumlah daerah yang membentuk PTSP V V V
PTSP yang siap menerapkan SPIPISE V V V
Pembatalan Perda bermasalah V V V
Daerah yang mengurangi biaya untuk berusaha V V V
Substansi Inti 3: LOGISTIK NASIONAL
Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi
1 Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan V V V Jumlah rumusan kebijakan dan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang V V V
Pokok pembinaan pasar dan distribusi (jenis)
Jumlah pelaku usaha yang mengikuti pembinaan, pelatihan dan bimbingan V
teknis
Persentase rata-rata perbedaan tingkat harga Bahan Pokok antar provinsi V V V
Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat V
Jumlah perijinan di bidang pembinaan pasar dan distribusi yang dijalani secara V V V
online
Waktu penyelesaian perijinan dan nonperijinan dibidang pembinaan pasar dan V V V
distribusi (hari)

75
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)


2 Pengembangan Sarana Distribusi V V V Jumlah pasar percontohan (unit) V V V
Perdagangan Jumlah pembangunan pusat distribusi V V V
Jumlah rekomendasi penataan sistem distribusi V
3 Koordinasi Penataan dan Pengembangan V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan penataan dan V V V
Sistem Logistik Nasional pengembangan sistem logistik nasional yang ditindaklanjuti
4 Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis V V V 1. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas V V
Fasilitas Kepabeanan pembebasan dan keringanan bea masuk
2. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas
pertambangan
3. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat
penimbunan berikat (TPB).
4. Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya V V V
terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik
Nasional (Customs Advance Trade Systems)
5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan V
dan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan V
investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan
7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait
dengan Sistem Logistik Nasional
8.PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-
undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
9 .PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) V
dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra)
5 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan V V V Lokasi pelabuhan V V V
di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
6 Pelaksanaan azas cabotage melalui Jumlah kapal niaga
Pengembangan dan Pemberdayaan armada
kapal niaga Nasional
7 Pengelolaan Cargo Information System Paket Sistem informasi cargo
8 Penataan Sistem Pelabuhan Nasional Jumlah Peraturan Perundangan, peraturan pelaksanaan teknis, dan laporan
kajian
9 Pengelolaan sarana dan fasilitas pelabuhan Jumlah lokasi yang dibangun dan di rehabilitasi
strategis dan pelabuhan untuk komoditas a.l
Batubara, CPO
Substansi Inti 4: SISTEM INFORMASI
Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap
pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang

76
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)


1 Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor V V V Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor; (peraturan) V V V
Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik ; V V V
(Kegiatan)
Jumlah pengguna perijinan ekspor/ impor online melalui INATRADE V V V
(perusahaan)
Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) V V V
Jumlah koordinasi bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) V V V
Jumlah partisipasi sidang-sidang fasilitasi perdagangan didalam dan luar V V V
negeri; (keg)
Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring fasilitasi perdagangan V V V
2 Perumusan Kebijakan dan Pengembangan V V V 1. Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang sesuai dgn proses bisnis V V
Teknologi Informasi Kepabeanan dan Cukai DJBC
2. Persentase penyelesaian aplikasi sistem kepabeanan yang terintegrasi
dengan portal NSW
3. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan
investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan
4. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait V
dengan Sistem Logistik Nasional
5. PMK tentang Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dalam rangka
pengembangan sistem logistik
6. PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-
undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
7. Percepatan operasionalisasi NSW. Untuk 5 pelabuhan, NSW untuk impor
siap dilaksanakan akhir Desember 2009. Untuk pelabuhan yang lain,
tergantung kebijakan dan kesiapan K/L lainnya
3 Pelaksanaan National Single Window di sektor Paket jaringan sistem National Single Window
perhubungan
4 Koordinasi pengembangan dan penerapan V V V Persentase rekomendasi di bidang pengembangan dan penerapan NSW dan V V V
sistem National Single Window/NSW dan ASW yang terimplementasikan
ASEAN Single Window/ASW
Substansi Inti 5: KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK): Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012

1 Dukungan Sektor Perdagangan thd Pengem- V V V Jumlah PP tentang Kawasan Ekonomi Khusus (peraturan) V V V
bangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan)
2 Pengembangan Penanaman Modal Kawasan V V V Persentase penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan KEK V
Ekonomi Khusus (KEK) Persentase penetapan institusi Sekretariat Dewan Nasional KEK V
Persentase pengoperasian Sekretariat Dewan Nasional KEK V
Asistensi dan fasilitasi dalam rangka pene tapan dan pengembangan KEK V

77
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)


Hasil Koordinasi masalah strategis di bidang pengembangan KEK V V
Jumlah promosi penanaman modal di KEK V V V
Kerja sama di bidang pengembangan KEK V V
3 Fasilitasi Pengembangan KEK V Dokumentasi fasilitasi (AMDAL, Engineering Design/DED, dan kelembagaan) V
di 5 kws
4 Perumusan kebijakan di bidang PPN, PBB, V V V 1. Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perundangan V V V
BPHTB, KUP, PPSP, dan Bea Materai terhadap peraturan perundangan yang harus dibuat / direvisi
2. Tersedianya PMK-PMK ttg Pemberian Fasilitas Fiskal sesuai Peraturan Per- V
UU-an dan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
5 Perumusan kebijakan di bidang PPh dan V V V 1. Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perundangan V V V
perjanjian kerjasama perpajakan terhadap peraturan perundangan yang harus dibuat / direvisi
internasional 2. Tersedianya PMK-PMK ttg Pemberian Fasilitas Fiskal sesuai Peraturan Per- V
UU-an dan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
3. Peraturan pelaksanaan mengenai insentif potongan PPh 5% bagi
perusahaan yang melakukan R&D
6 Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis V V V 1. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas V V
Fasilitas Kepabeanan pembebasan dan keriganan bea masuk
2. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian fasilitas
pertambangan
3. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian tempat
penimbunan berikat (TPB).
4. Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya V V V
terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik
Nasional (Customs Advance Trade Systems)
5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan V
dan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan V
investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan
7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait
dengan Sistem Logistik Nasional
8.PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-
undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
9.PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan V
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra)

78
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)


7 Koordinasi Pengembangan Urusan Penataan V V V Persentase rekomendasi kebijakan Urusan Penataan Ruang dan V V V
Ruang dan Pengembangan Wilayah Pengembangan Wilayah yang terimplementasi
Persentase peraturan pelaksanan UU KEK yang terselesaikan V V
Jumlah lokasi KEK yang ditetapkan V V
Substansi Inti 6: KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN
Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja
1 Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan V V Tersusunnya peraturan kompensasi & penetapan PHK, hubungan kerja (PKWT V V
& outsour cing), pengupahan, perlindungan pekerja, mogok kerja
Peraturan tentang organisasi pekerja/ buruh V V
Peraturan tentang penyelesaian perselisihan HI V V
2 Sinkronisasi Kebijakan Ketengakerjaan V Harmonisasi kebijakan jaminan sosial V
(Pusat) dengan Kebijakan / Peraturan Daerah Selarasnya peraturan bidang HI V
3 Pengelolaan Kelembagaan dan V V V Mekanisme perundingan secara bipartit, pencatatan, keterwakilan dan V
Pemasyarakatan Hubungan Industrial verifikasi SP/SB
Jumlah lembaga kerjasama (LKS) bipartit di perusahaan V V V
Jumlah perwakilan pekerja, SP/SB & pengusaha yang mendapat pendidikan V V V
teknik bernegosiasi
Jumlah perusahaan yang menerapkan manajemen K3 V V V
% kenaikan tenaga pengawas K3 bersertifikat kompetensi V V V

79
Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: KEBIJAKAN
Penetapan kebijakan energi yang memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional
1 Penyediaan dan pengelolaan EBT dan V Jumlah regulasi V V
pelaksanaan konservasi energi
2 Dukungan manajemen dan pelaksanaan V V V Jumlah aturan perundang-undangan: PP V V
dukungan teknis lainnya Ditjen LPE Aturan lain V V
3 Penyusunan kebijkan dan program serta V V V Jumlah perencanaan ketenagalistrikan V V
evaluasi pelaksanaan kebijakan
ketenagalistrikan
4 Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan V V V Persentase rekomendasi hasil Kebijakan bidang percepatan penyediaan dan V V V
bidang percepatan penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif yang terimplementasi
pemanfaatan
energi alternatif
5 Koordinasi pengembangan kebijakan V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan pengembangan bahan bakar V V V
pengembangan bahan bakar nabati nabati yang diimplementasikan
6 Koordinasi pengembangan Desa Mandiri V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan desa mandiri energi yang V V V
Energi dilaksanakan
7 Dukungan pelaksanaan program prioritas Risalah
pemerintah bidang energi Surat
Laporan
Substansi Inti 2: RESTRUKTURISASI BUMN
Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN dan Pertamina yang selesai selambat-lambatnya 2010 dan diikuti oleh BUMN lainnya
1 Restrukturisasi BUMN besar / penting / Laporan
strategis Laporan
Substansi Inti 3: KAPASITAS ENERGI
Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3.000 MW per tahun mulai 2010 dengan rasio elektrifikasi yang mencakup 62% pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minyak bumi sebesar lebih
dari 1,2 juta barrel per hari mulai 2014
1 Penyusunan Kebijakan dan Program serta V V V a. Pembangkit, Jaringan dan Gardu Transmisi
Evaluasi Pelaksanakan Kebijakan - Jumlah Kapasitas pembangkit (MW) V V V
Ketenagalistrikan - Transmisi (kms) V V V
- Gardu Induk V V
b. Jaringan dan Gardu Distribusi
- Gardu DAN Jaringan (kms/MVA) V V V
2 Peningkatan produksi minyak bumi V a. Jumlah Kontrak Kerja Sama Minyak dan gas Bumi dan CBM yang ditawarkan V
dan ditandatangani
b. Jumlah produksi migas dan CBM V
- Minyak Bumi (MBOPD) V

80
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
- Gas Bumi (MBOEPD) V
- CBM (MBOEPD) V
c. Jumlah investasi sub sektor minyak dan gas bumi dan CBM (dalam Juta USD) V
d. Jumlah kegiatan eksplorasi dalam upaya mencari cadangan migas baru V
e. Jumlah pelaksanaan Survei Umum di Wilayah Terbuka V
f. Jumlah kegiatan penyiapan, promosi dan penawaran Wilayah Kerja Baru Migas V
Substansi Inti 4: ENERGI ALTERNATIF
Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 dan dimulainya produksi coal bed methane untuk
membangkitkan listrik pada 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga surya, microhydro, bio-energy, dan nuklir secara bertahap
1 Peningkatan pemanfaatan energi V Jumlah kapasitas PLTP terpasang sebesar 5795 MW di tahun 2014 V
terbarukan termasuk energi alternatif
geothermal sehingga mencapai 2.000 MW
pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014
dimulainya produksi coal bed methane untuk
membangkitkan listrik pada 2011 disertai
pemanfaatan potensi tenaga surya
2 Penyediaan pengelolaan EBT dan V Lisdes (EBT)
pelaksanaan konservasi energi PLTS 50 Wp Tersebar V
PLTMH (kW) V
PLT Angin (kW) V
Biomassa (MW) V
Jumlah studi kelayakan energi laut (laporan)
Jumlah Pilot project pembangkit listrik dari sumber energi laut V
DME V
3 Pembinaan dan penyelenggaraan usaha hilir V V V Pembangunan unit pengolahan Biofuel (40 desa terpilih) V
migas
4 Dukungan kebijakan iptek untuk penciptaan V Jumlah kebijakan V
dan pemanfaatan sumber energi baru dan Jumlah riset bersama V
terbarukan Paket koordinasi V
5 Pengembangan PLTP skala kecil V V Jumlah prototype, alih teknologi sistem dan komponen Pembangkit Listrik V
Tenaga Panas Bumi/PLTP (alih teknologi 2 MW)
6 Penelitian konversi energi V V paket V V
paket V V
7 Penyusunan infrastuktur dasar pendukung V V V Dokumen Infrastuktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional V V V
program energi nuklir nasional
8 Diseminasi hasil litbang iptek nuklir V V V Paket Sosialisasi PLTN (media) V V V
9 Pengelolaan pertanahan propinsi V V Inventarisasi dan identifikasi tanah terindikasi terlantar (hektar) V V
10 Peningkatan produksi, produktivitas dan V V Peningkatan luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman V V
mutu tanaman tahunan tahunan

81
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Pengembangan Komoditas Ekspor V V
Karet V V
Jambu Mete V V
Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energy) V V
Jarak pagar V V
Kelapa V V
Kelapa Sawit V V
Kemiri sunan V V
Revitalisasi perkebunan V V
Kelapa sawit V V
Karet V V
Kakao V V
Penyusunan kebijakan Pengembangan bio energy V V
Pengembangan integrasi kebun-ternak (paket) V V
Substansi Inti 5: HASIL IKUTAN DAN TURUNAN MINYAK BUMI / GAS
Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya
1 Pengembangan klaster industri berbasis V 2 Lokasi (Jatim dan Kalimantan) V
migas, kondesat
Substansi Inti 6: HASIL IKUTAN DAN TURUNAN MINYAK BUMI / GAS
Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya
1 Pembinaan dan penyelenggaraan usaha V V V Pembangunan LPG miniplant V V V
hilir migas Pembangunan Jaringan Gas Kota V V V
2 Dukungan manajemen dan pelaksanaan Pembangunan SPBG (gas untuk transpotasi)
tugas teknis lainnya DJ Migas

82
Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1 : PERUBAHAN IKLIM
Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut, peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun, dan penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas
kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi
1 Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut
a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan V V V Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V
Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas
b. Pengelolaan Kualitas Air dan Kawasan V Penyelesaian pemetaan kesatuan hidrologi gambut di 8 provinsi yang V
Gambut terkoordinasi dengan K/L terkait
Verifikasi karakteristik ekosistem gambut di 5 provinsi yang terkoordinasi antar
K/L terkait
2 Peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun
a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan V V V Fasilitasi dan pelaksanaan rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 800 ribu V V V
Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas ha
Fasilitasi rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 500 ribu ha V V V
Fasilitasi pengembangan hutan kota seluas 5 ribu ha V V V
Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V
b. Pengembangan Perhutanan Sosial V V V Fasilitasi penetapan areal kerja pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) 2 V V V
juta ha
Fasilitasi 500 kelompok/unit ijin usaha pengelolaan HKm V V V
Fasilitasi 50 unit kemitraan usaha HKm V V
Fasilitasi dukungan kelembagaan ketahanan pangan di 32 provinsi V V V
Fasilitasi pembangunan hutan rakyat Kemitraan untuk bahan baku kayu V V V
industri pertukangan seluas 250.000 ha
Fasilitasi pembentukan dan berfungsinya sentra HHBK Unggulan di 30 V V V
kabupaten
Areal kerja hutan desa seluas 500.000 ha V V
c. Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan V % penyelesaian dokumen konsep, naskah akademis, pedoman dan peraturan V
Ruang perundang-undangan berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan [dari 12 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
% penyelesaian dokumen pedoman kebijakan pengawasan pemanfaatan V
ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 5
dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
% penyelesaian kajian daya dukung 4 pulau besar yang terkoordinasi antar K/L V
% penyelesaian kajian penyimpangan pemanfaatan ruang dan dampaknya V
terhadap lingkungan kerusakan dan bencana [dari 20 lokasi yang
direncanakan] dan didiseminasi kepada K/L dan daerah terkait

83
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
dalam perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan
propinsi [dari 11 kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang
terkoordinasi antar K/L dan daerah
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di V
wilayah ekoregion yang terkoordinasi antar K/L dan daerah
Jumlah provinsi dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi pemanfaatan V
ruang dan alih fungsi lahan/ ruang dan pelaksanaan instrumen pengawasan
pemanfaatan ruang dan kawasan lahan gambut, hutan dan DAS prioritas
untuk menunjang pencapaian Prioritas Nasional 9 RPJMN 2010-2014
% PPLHD yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pengawasan pemanfaatan V
ruang [dari 250 orang PPLHD yang direncanakan]
d. Pengelolaan dan Pengembangan V V V Kawasan konservasi laut dan kawasan konservasi perairan tawar dan payau V V V
Konservasi Kawasan dan Jenis yang dikelola secara berkelanjutan seluas 4,5 juta ha
Jumlah kawasan konservasi dan jenis biota perairan dilindungi yang V V V
diidentifikasi dan dipetakan secara akurat.
3 Penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana Iuran Hak Pemanfaatan
Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi
a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan V V V Fasilitasi & pelaksanaan rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 800 rb ha V V V
Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas Fasilitasi rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 500 ribu ha V V V
Fasilitasi pengembangan hutan kota seluas 5 ribu ha V V V
Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V
b. Peningkatan Konservasi dan Pengendalian V V Jumlah kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan V V
Kerusakan Hutan dan Lahan yang ditetapkan/ diterbitkan (kriteria dan pedoman) yang terkoordinasi antar
K/L dan daerah terkait
Data sebaran hotspot di 8 Provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang V
didiseminasi ke K/L dan daerah terkait
Diterapkannya mekanisme pencegahan kebakaran hutan dan lahan di 8 V
Provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang terkoordinasi antar K/L dan
daerah
Data kondisi kerusakan hutan dan lahan pada 11 DAS prioritas dan berpotensi V
rawan longsor yang terkoordinasi antar K/L terkait
Data tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan (land use change) V
melalui Program Menuju Indonesia Hijau
Jumlah provinsi (pendekatan ekosistem) yang dipantau sesuai data potensi dan V
kejadian bencana
% rekomendasi kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan V
lahan yang diimplementasikan daerah dari jumlah propinsi yang dipantau
setiap tahunnya

84
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
c. Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan V % penyelesaian dokumen konsep, naskah akademis, pedoman dan peraturan V
Ruang perundang-undangan berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan [dari 12 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
% penyelesaian dokumen pedoman kebijakan pengawasan pemanfaatan V
ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 5
dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
% penyelesaian kajian daya dukung 4 pulau besar yang terkoordinasi antar K/L V
% penyelesaian kajian penyimpangan pemanfaatan ruang dan dampaknya V
terhadap lingkungan kerusakan dan bencana [dari 20 lokasi yang
direncanakan] dan didiseminasi kepada K/L dan daerah terkait
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup V
dalam perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan
propinsi [dari 11 kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang
terkoordinasi antar K/L dan daerah
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di V
wilayah ekoregion yang terkoordinasi antar K/L dan daerah
Jumlah provinsi dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi pemanfaatan V
ruang dan alih fungsi lahan/ ruang dan pelaksanaan instrumen pengawasan
pemanfaatan ruang dan kawasan lahan gambut, hutan dan DAS prioritas
untuk menunjang pencapaian Prioritas Nasional 9 RPJMN 2010-2014
% PPLHD yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pengawasan pemanfaatan V
ruang [dari 250 orang PPLHD yang direncanakan]
d. Penguatan Kebijakan Iptek dan Dukungan V Jumlah kebijakan V
Litbang untuk Penurunan Emisi gas CO2 dan Jumlah riset bersama V
Adaptasi Perubahan Iklim
Substansi Inti 2 : PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Pengendalian Kerusakan Lingkungan: Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan
terus berlanjut; penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun dan penurunan tingkat polusi keseluruhan sebesar 50% pada 2014; penghentian kerusakan lingkungan di 11 Daerah Aliran
Sungai yang rawan bencana mulai 2010 dan seterusnya
1 Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut;
a. Pengendalian Pencemaran Air V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah izin pembuangan air limbah ke laut yang dikeluarkan V
Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan V V
b. Pengendalian Pencemaran Udara V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V

85
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah penurunan beban pencemar udara dari industri yang dipantau dan V
diawasi
Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan V V
c. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Kegiatan V Jumlah produk perumusan kebijakan dan/atau standar dan/atau pedoman V
Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
[Draft Permen LH]
Jumlah kegiatan pemantauan dan/atau analisis dan/atau evaluasi pelaksanaan V
kebijakan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak
dan gas
Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan V
B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis V
pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
Jumlah lingkup kegiatan dari seluruh ketentuan konvensi internasional V
pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang ada
d. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 V Jumlah kebijakan, pedoman teknis yang diterapkan dalam Pengelolaan V
Manufaktur, Agro industri dan Jasa Limbah B3 pada kegiatan manufaktur dan agroindustri [dalam bentuk
pedoman]
Jumlah pengawasan kinerja industri yang dilakukan pembinaan dan V
pengawasan
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis V
pengelolaan B3 dan limbah B3 kegiatan manufaktur agroindustri dan jasa
Jumlah lingkup kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional V
pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada)
e. Administrasi Pengelolaan B3 dan Limbah V Jumlah kebijakan/ pedoman/ standar/ data base yang dihasilkan dalam rangka V
B3 kegiatan administrasi pengelolaan B3 & limbah B3 [Permen LH dan pedoman]
Jumlah registrasi B3 dan rekomendasi, ijin dan notifikasi pengelolaan limbah V
B3
Jumlah porpinsi yang mendapat bimbingan teknis administrasi, pengelolaan V
B3 dan limbah B3
Jumlah kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional V
pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada)
f. Penelitian Oseanografi V Paket informasi dasar V
2 Penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun
a. Pengendalian kebakaran hutan V V V Hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi berkurang V V V
20% setiap tahun.
Luas kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50% dibandingkan kondisi V V
tahun 2008

86
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
b. Peningkatan Konservasi dan Pengendalian V Tersedianya data sebaran hotspot di 8 Provinsi rawan kebakaran hutan dan V
Kerusakan Hutan dan Lahan lahan yang didiseminasikan ke K/L dan daerah terkait, sebagai indikator
keberhasilan pelaksanaan mekanisme pencegahan kebakaran hutan
3 Penurunan tingkat polusi keseluruhan sebesar 50% pada 2014
a. Pengendalian Pencemaran Udara V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah penurunan beban pencemar udara dari industri yang dipantau dan V
diawasi
Jumlah pedoman teknis/ peraturan perundang-undangan V V
b. Pengendalian Pencemaran Udara dari V Jumlah peraturan perundangan yang ditetapkan V
Emisi dan Kebisingan Kendaraan Bermotor Jumlah daerah (provinsi/ kota) yang difasilitasi dalam penyusunan Peraturan V
Daerah tentang pengendalian pencemaran udara khususnya sumber bergerak
Jumlah kota yang difasilitasi dalam penerapan pemeriksaan emisi dan V
perawatan kendaraan bermotor (P&P)
Jumlah kebijakan sektor yang difasilitasi dalam mendukung reduksi emisi V
(penetapan standar emisi dan kebisingan, bahan bakar, manajemen
transportasi, kendaraan tidak bermotor (NMT), uji emisi bagi kendaraan
pribadi, land use planning)
Jumlah kota yang dievaluasi kualitas udaranya V
Jumlah pembinaan teknis dalam pengendalian pencemaran sumber bergerak V
c. Pengendalian Pencemaran Air V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah izin pembuangan air limbah ke laut yang dikeluarkan V
Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan V V
d. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Kegiatan V Jumlah produk perumusan kebijakan dan/atau standar dan/atau pedoman V
Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
[Draft Permen LH]
Jumlah kegiatan pemantauan dan/atau analisis dan/atau evaluasi pelaksanaan V
kebijakan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak
dan gas
Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan V
B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis V
pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas

87
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah lingkup kegiatan dari seluruh ketentuan konvensi internasional V
pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang ada
e. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 V Jumlah kebijakan, pedoman teknis yang diterapkan dalam Pengelolaan V
Manufaktur, Agro industri dan Jasa Limbah B3 pada kegiatan manufaktur dan agroindustri [dalam bentuk
pedoman]
Jumlah pengawasan kinerja industri yang dilakukan pembinaan dan V
pengawasan
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis V
pengelolaan B3 dan limbah B3 kegiatan manufaktur agroindustri dan jasa
Jumlah lingkup kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional V
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 (dari seluruh
ketentuan Internasional yang ada)
f. Administrasi Pengelolaan B3 dan Limbah B3 V Jumlah kebijakan/ pedoman/ standar/ data base yang dihasilkan dalam rangka V
kegiatan administrasi pengelolaan B3 & limbah B3 [Permen LH dan pedoman]
Jumlah registrasi B3 dan rekomendasi, ijin dan notifikasi pengelolaan limbah V
B3
Jumlah porpinsi yang mendapat bimbingan teknis administrasi, pengelolaan V
B3 dan limbah B3
Jumlah kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional V
pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada)
g. Penanganan Kasus Lingkungan V % pengaduan masyarakat yang dikelola melalui penerimaan, penelaahan dan V
klasifikasi, penerusan kepada pihak terkait yang berwenang, atau ditangani
langsung
% dugaan tindak pidana LH yang ditindaklanjuti melalui proses penyelidikan V
dan penyidikan (pulbaket) sampai proses pengadilan [perkiraan 100 kasus per
tahun]
% penanganan kasus perdata LH yang ditindaklanjuti secara perdata di dalam V
maupun di luar pengadilan [perkiraan 100 kasus per tahun]
Jumlah kasus lingkungan yang terevaluasi dan tereksaminasi V
h. Peningkatan Instrumen Ekonomi dalam V Jumlah penerimaan target program pinjaman lunak terhadap % jumlah UMKM
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengajukan permohonan pinjaman
% telaahan teknis diterima menjadi rekomendasi teknis pinjaman lunak V
lingkungan (90-100 proposal per tahun)
% jumlah pemantauan terhadap UMKM yang telah mendapat pinjaman yang V
sudah jatuh tempo
Jumlah pedoman dan fasilitas teknis yang terkait dengan valuasi ekonomi SDA
d&LH
Jumlah dokumen tentang bahan rumusan kebijakan insentif dan pendanaan
lingkungan

88
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
% Bimbingan teknis pengembangan instrument ekonomi dan perhitungan
PDRB Hijau di daerah iklim
i. Peningkatan Operasional Pengawasan V V V Jumlah usaha penangkapan ikan di wilayah bagian barat yang sesuai ketentuan V V V
Sumber Daya Perikanan Jumlah usaha penangkapan ikan di wilayah bagian timur yg sesuai ketentuan V V V
j. Peningkatan Operasional Pengawasan V V V Jumlah wilayah perairan yang bebas kegiatan perusakan ekosistem perairan V V V
Sumber Daya Kelautan Jumlah wilayah perairan yang bebas kegiatan pencemaran V V V
4 Penghentian kerusakan lingkungan di 13 Daerah Aliran Sungai yang rawan bencana mulai 2010 dan seterusnya
a. Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan V V V Rencana pengelolaan DAS terpadu di 108 DAS prioritas V V V
DAS Terbangunnya base line data pengelolaan DAS di 36 BPDAS V V V
Tersedianya data dan peta lahan kritis di 36 BPDAS V V V
b. Pengelolaan Kualitas Air dan Kawasan V % penyiapan penetapan kelas air di tingkat kabupaten/ kota untuk 13 sungai- V
Gambut sungai prioritas dari 119 kab/kota, yang terkoordinasi lintas K/L dan daerah
Jumlah pembinaan teknis pengelolaan kualitas air terhadap 119 kabupaten/ V
kota di 13 DAS yang terkoordinasi dengan K/L terkait
Substansi Inti 3 : SISTEM PERINGATAN DINI
Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) yang dimulai pada 2010, serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013
1 Pengelolaan Metorologi Publik BMKG V V V Persentase tingkat kemampuan pelayanan data &informasi meteorologi publik V V V
Persentase tingkat kemampuan pelayanan data dan informasi potensi V V V
kebakaran hutan
Persentase tingkat kemampuan pelayanan data dan informasi cuaca ekstrim V V V
2 Pengelolaan Gempa Bumi dan Tsunami V V V Kesinambungan (sustainabilitas) Ina-TEWS V V
BMKG Kesinambungan sistem pengamatan di bidang gempabumi dan tsunami V
Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempabumi dan tsunami
3 Pengelolaan Iklim Agroklimat dan Iklim V V V Jumlah pelayanan informasi perubahan iklim dan kualitas udara V V V
Maritim BMKG % pengguna informasi perubahan iklim dan kualitas udara V V V
4 Pemetaan Dasar Kelautan &Kedirgantaraan V V V Peta Resmi tingkat peringatan tsunami V V V
Substansi Inti 4 : PENANGGULANGAN BENCANA
Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui: 1) penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan
di 33 propinsi, dan 2) pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta dan
Malang) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia
1 Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha pengurangan risiko, mitigasi dan penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi
a. Pengendalian Kebakaran Hutan V V V Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam V V V
penanggulangan bahaya kebakaran hutan di 30 DAOPS
b. Penyiapan Peralatan dan Logistik V V 1. Terlaksanannya pemenuhan kebutuhan logistik kebencanaan V V V
Dikawasan Rawan Bencana 2. Terlaksananya pendistribusian logistik kebencanaan pada derah bencana V V
1. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan peralatan kebencanaan V V V
2. Terlaksananya pendistribusian peralatan kebencanaan pada derah bencana V V
c. Pendayagunaan Pesisir dan Lautan V V V Jumlah luasan kawasan pesisir rusak yang pulih kembali. V V V
Jumlah ragam dan volume produk kelautan yang dikembangkan V V V

89
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
BMKT (kapal) V
Garam (ribu ton) V
Deep sea water (ribu liter) V
d. Penelitian dan Pengembangan IPTEK V V Jumlah rekomendasi pengelolan dan model pemanfaatannya V V
kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya
Nonhayati Pesisir dan Laut Jumlah paket data terkait fenomena alam dan sumberdaya nonhayati V
e. Pendayagunaan Teknologi & Pengemb V V Jumlah kebijakan V V
Kapasitas Untuk Mitigasi Bencana Jumlah SOP V
f. Teknologi Pengendalian dan Mitigasi V Rekomendasi kebijakan pengurangan emisi dan peningkatan carbon sink dan V
Dampak Pemanasan Global pilot plant fotobioreaktor untuk penyerap CO2
g. Penelitian Geoteknologi V V V Paket pengumpulan data V
Paket dokumen ilmiah V V V
h. Penelitian Oseanografi V Paket V
i. Pengembangan Konservasi Tumbuhan V V Kebun raya (paket kawasan) V V
Indonesia - Kebun Raya Bogor
j. Peningkatan Ketersediaan Data dan V V V (1) Jumlah NLP produk inventarisasi, neraca, kebencanaan, kajian aplikasi V V V
Informasi Survei Sumber Daya Alam Dan tekno surta, remote sensing, dinamika geografis dan kajian wilayah, SDA dan
Lingkungan Hidup Matra Darat LH matra darat yang diatur dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional.
(2) Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA V V V
dan LH matra darat.
k. Peningkatan Ketersediaan Data dan V V V (1) Jumlah NLP dan tema dan laporan kajian wilayah LH matra laut yang diatur V V V
Informasi Survei Sumber Daya Alam dan dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional
Lingkungan Hidup Matra Laut (2) Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA V V V
dan LH matra laut
l. Penyusunan Atlas Sumberdaya dan Kajian V V V (1) Jumlah dokumen kajian model spasial dinamis serta difusi, diseminasi V V V
Pengembangan Wilayah. atlas dan kajian pengembangan wilayah.
(2) Jumlah provinsi dan kabupaten untuk pelaksanaan akses, utilitas data dan V V V
informasi atlas sumber-daya dan kajian pengembangan wilayah.
m. Pembangunan Data dan Informasi Geodesi V V V (1) Jumlah stasiun tetap GPS dan perawatan sistem V V V
dan Geodinamika (2) Jumlah pembangunan stasiun tetap GPS V
(3) Jumlah pembangunan stasiun pasang surut laut
2 Pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan alat transportasi yang memadai dengan basis 2 lokasi strategis (Jakarta-Malang) yang dapat menjangkau seluruh
wilayah Indonesia
a. Kesiapasiagaan dalam Menghadapi V V V 1. Jumlah rencana kontijensi yang tersusun; V V V
Bencana 2. Terbentuknya satuan reaksi cepat (SRC-PB) V V V

b. Tanggap Darurat di Daerah Terkena V V V Terlaksananya koordinasi dan pelaksanaan penanganan tanggap darurat V V V
Bencana dipusat dan daerah

90
Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: KEBIJAKAN
Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik selambat-
lambatnya dimulai pada 2011
1 Pelaksanaan Koordinasi dan Evaluasi V Jumlah rapat koordinasi V
Hubungan Multilateral, Wil Negara, dan Tata
Ruang Pertahanan, serta Koordinasi
Pengelolaan Masyarakat Kws Tertinggal Jumlah pemantauan dan evaluasi
2 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Jumlah rapat koordinasi V V
fasilitasi daerah tertinggal di kawasan Jumlah rencana aksi pengembangan daerah tertinggal di kawasan V V
perbatasan perbatasan yg dilaksanakan
3 Pengembangan dan Penataaan Wilayah V V Prosentase jumlah kab/kota di wilayah perbatasan yang mendapat sarpras V V V
Administrasi dan Perbatasan perbatasan antar negara
Jumlah provinsi yang termasuk ke dalam perbatasan antar negara V V V
Prosentase penguatan kelembagaan di pusat dan daerah dalam rangka V V V
penanganan perbatasan antar negara
Jumlah Pos lintas Batas tradisional dan internasional dengan kualitas V V V
manajemen pengelolaan serta fasilitas pendukung yang memadai
Jumlah rute yang terselenggara
4 Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan V V V Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi V V V
Pembangunan Sarana dan Prasarana Prosentase desa yang dilayani akses internet V V
Informatika Prosentase ibukota provinsi yang memiliki regional internet exchange V V
Prosentase ibukota provinsi yang memiliki international internet exchange V V
Jumlah Desa Informasi yang dilengkapi radio komunitas V V
5 Pembinaan pelayanan kesehatan komunitas* Jumlah puskesmas yg menjadi puskes-mas perawatan di perbatasan dan V V V
pulau-pulau kecil terluar berpenduduk
6 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat V V Terselenggaranya pelayanan kesehatan diPuskesmas prioritas dipernatasan
Miskin (Jamkesmas)* dan pulau terluar
7 Pembinaan Pelayanan Medik Spesialistik* Jumlah RS bergerak yang memberikan pelayanan kesehatan rujukan di DTPK V V V
8 Perencanaan dan Pendayagunaan SDM V Jumlah tenaga kesehatan yang didaya gunakan di DTPK V V V
Kesehatan* Jumlah residen senior dan tenaga kesehatan yang diberikan insentif melalui
pendayagunaan di DTPK
Jumlah residen senior yang didaya gunakan di DTPK
9 Penyediaan guru utk seluruh jenjang pddk V V V Jumlah guru penerima tunjangan khusus V V
10 Pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga Persentase guru di daerah terpencil yg mengikuti peningkatan kompetensi
kependidikan dan profesionalisme
11 Pendayagunaan pulau-pulau kecil V V V Jumlah pulau kecil yang diidentifikasi dan dipetakan potensinya termasuk V V V
pulau-pulau kecil terluar

91
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah pulau kecil yang memiliki infrastuktur memadai secara terintegrasi, V V V
termasuk pulau-pulau kecil terluar
12 Dukungan pengembangan dan pendayagu- V V Jumlah kebijakan V
naan teknologi pendukung pembangunan
daerah tertinggal, terdepan & pasca konflik Jumlah pilot pendukung teknologi untuk pembangunan daerah tertinggal V V
13 Teknologi Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya V V Rekomendasi dan pilot plant untuk pemanfaatan sumberdaya air V V
Air
Substansi Inti 2: KERJASAMA INTERNASIONAL
Pembentukan kerjasama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan
1 Peningkatan operasional dan pemeliharaan V V V Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian barat V V V
kapal pengawas Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian timur V V V
2 Pengembangan Sarana dan Prasarana V V Jumlah pemenuhan sarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi,
Pengawasan dan Pemantuan Kapal Perikanan akuntabel dan tepat waktu :
Kapal Pengawas V V V
Speedboat V V V
Stasiun Rabar Satelit V V V
Transmitter V
Pemenuhan prsarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi,
akuntabel dan tepat waktu
Kantor dan bangunan pengawas V V V
Dermaga V V V
Pos pengawas V V V
3 Pembangunan sarana dan prasarana V V V Jumlah sarana dan prasarana pertahanan di wilayah perbatasan V V V
pertahanan di wilayah perbatasan
4 Operasi Pemberdayaan Wil.Pertahanan V V V Prosentase kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan nasional V V V
Substansi Inti 3: KEUTUHAN WILAYAH
Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010-2014
1 Pelaksanaan Perundingan Perbatasan RI- Jumlah pelaksanaan perundingan perbatasan maritim dan darat
Malaysia, Singapura, Timor Leste, Filipina,
Vietnam, dan Palau.
2 Pemetaan Batas wilayah V V V Jumlah NLP Peta batas wilayah negara (joint Mapping) kori-dor perbatasan V V V
darat RI-PNG, RI-Malaysia skala 1:50.000
Jumlah NLP pemetaan kecamatan kawasan perbatasan darat RI-PNG, RI- V V
Malaysia, dan RI-RDTL skala 1:50.000 serta skala 1:25.000
Jumlah pemetaan pulau-pulau terluar V V
Jumlah (Border Sign Post) BSP RI-RDTL V V V
Jumlah Perapatan pilar batas RI-Malaysia V V V
Jumlah Perapatan pilar batas RI-PNG V V V
Jumlah Perapatan pilar batas RI-RDTL V V V
Jumlah dokumen perundingan teknis batas darat V V V

92
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah dokumen perundingan teknis batas maritim V V V
3 Pengelolaan Pertanahan Provinsi V V V Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan & Wil Tertentu V V V
(WP3WT)
4 Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, V V V Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah V V V
Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) (di Tertentu (WP3WT)
pusat)
Substansi Inti 4: DAERAH TERTINGGAL
Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014
1 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil V V V Tersedianya permukiman dan infrastruktur V V V
(KAT) Pemberian jaminan hidup V V V
2 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V 1. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang memiliki pusat produksi V V
fasilitasi pusat produksi daerah tertinggal 2. (a). meningkatkan kemampuan dan keberdayaan petani skala kecil dan V
aparat pemerintah untuk mendukung kegiatan usaha berbasis kelompok di
perdesaan,
(b). Melaksanakan kegiatan perbaikan usaha pertanian dan usaha lainnya, V
(c). Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan belanja V
publik, manajemen pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program.
3 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V 1. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang memiliki Pusat V V
fasilitasi Pusat Pertumbuhan Daerah Pertumbuhan
Tertinggal 2. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang mendapatkan fasilitasi V
pembiayaan untuk pengembangan ekonomi melalui (a) Berkembangnya
sektor usaha swasta berorientasi pasar, (b) meningkatnya kualitas dan nilai
tambah produksi pertanian, perikanan, dan perkebunan, (c). Meningkatkan
perdagangan internasional, dan (d). Meningkatkan investasi dalam negeri
maupun luar negeri
4 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Persentase daerah tertinggal yang mengembangkan usaha mikro kecil V
fasilitasi usaha mikro kecil menengah dan menengah dan koperasi di daerah tertinggal
koperasi daerah tertinggal
5 Pengemb. kebijakan, koordinasi & fasilitasi V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang telah memiliki sumber V V
pendanaan & kemitraan usaha daerah ttgl pendanaan dan melaksanakan kemitraan usaha dengan daerah lain.
6 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang telah meningkatkan jumlah V V V
fasilitasi investasi ek. daerah tertinggal dan nilai investasi
7 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V 1. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi V
fasilitasi penguatan kelembagaan pemerintah penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan mengalami peningkatan
daerah tertinggal , terdepan, terluar, dan pasca indeks good governance
konflik. 2. (i) Persentase jumlah kabupaten tertinggal yang kemampuan V
kelembagaan pembangunan masyarakat dan pemda meningkat dlm
pengelolaan sumberdaya lokal,
(ii) Persentase jumlah kawasan pembangunan perdesaan yang terpadu dari V
aspek ekonomi, sumberdaya manusia, dan infratruktur lingkungan, dan

93
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
(iii) Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang mengalami peningkatan V
mobilitas penduduk dan arus barang antara daerah tertinggal ke pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik
8 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi V V
fasilitasi penguatan kelembagaan sosial penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah tertinggal
masyarakat daerah tertinggal
9 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Persentase kabupaten daerah tertinggal yang menjalin kerjasama dengan V V
fasilitasi lembaga kerjasama antar daerah pemerintah daerah lain.
daerah tertinggal
10 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi V V
fasilitasi lembaga perekonomian daerah penguatan lembaga perekonomian di daerah tertinggal
tertinggal
11 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi V V
fasilitasi kemitraan antar lembaga daerah penguatan kemitraan antar lembaga daerah tertinggal
tertinggal
12 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi V V V
fasilitasi pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur kesehatan daerah tertinggal
kesehatan daerah tertinggal
13 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang V V V
fasilitasi Kesehatan Dasar, Lanjutan Daerah Kesehatan Dasar Daerah Tertinggal
Tertinggal
14 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang V V V
fasilitasi pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur pendidikan daerah tertinggal
pendidikan daerah tertinggal
15 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan V V V
fasilitasi Pendidikan Dasar, Menengah Dan Pendidikan Dasar, Menengah Dan Kejuruan Daerah Tertinggal
Kejuruan di Daerah Tertinggal
16 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang V V V
fasilitasi Pendidikan Luar Sekolah Daerah Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal
Tertinggal
17 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan V V
fasilitasi pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur ekonomi daerah tertinggal
ekonomi daerah tertinggal
18 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V 1. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan V V V
fasilitasi pembangunan infrastruktur energi pembangunan infrastruktur energi daerah tertinggal
daerah tertinggal 2. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki database V V V
permintaan kelistrikan dengan menggunakan teknologi GIS dan
memanfaatkan energi matahari untuk pengembangan infrastruktur serta
peningkatan kemampuan masyarakat yang dapat melakukan pemetaan
Wilayah Rentan Perubahan Iklim dan Kegiatan Adaptasi Untuk
Mengantisipasi Perubahan Iklim

94
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
19 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan V
fasilitasi pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal
telekomunikasi daerah tertinggal
20 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang V
fasilitasi Pembangunan Infrastruktur pembangunan infrastruktur transportasi daerah tertinggal
Transportasi Daerah Tertinggal
21 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di V V V Unit kapal V V V
bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut Trayek V V V
22 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan V V Lintas bus perintis V V
Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan Unit bus perintis V V
23 Pembangunan Sarana & Prasarana V V V Jumlah Sarana V V V
Transportasi SDP dan pengelolaan prasarana
lalulintas SDP Jumlah Lintas V V
24 Pelayanan Angkutan Udara Perintis V V V Jumlah rute perintis yang terlayani V V V

95
Prioritas Nasional (PN) 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1 : PERAWATAN
Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011
1 Pengembangan Pengelolaan Peninggalan V V Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu cagar budaya (Kawasan V V
Kepurbakalaan Warisan Budaya Dunia yang dimulai dengan Candi Borobudur, Situs Manusia
Purba Sangiran, dan Candi Prambanan )
2 Pengembangan Pengelolaan Permuseuman V V V Jumlah Museum yang direvitalisasi V V V
3 Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi V V Jumlah perpustakaan provinsi yang memiliki perangkat perpustakaan digital (e- V V
library)
4 Pengembangan Perpustakaan dan V V Jumlah perpustakaan keliling V V
Pengkajian Minat Baca Jumlah perpustakaan umum; provinsi, kabupaten/kota dan desa/kelurahan
yang dikembangkan
a. Provinsi
b. Kab/kota
c. Desa/kelurahan
Substansi Inti 2 : SARANA
Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibukota kabupaten selambat-lambatnya Oktober 2012
1 Pelestarian dan Pengembangan Kesenian V V Jumlah fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni
budaya.
Propinsi V V
Kab/Kota V V
2 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Jumlah fasilitasi sarana pengembangan, pendalaman, dan pergelaran seni
Lainnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya, budaya
Seni dan Film - Propinsi
- Kabupaten/Kota
Substansi Inti 3 : PENCIPTAAN
Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas
1 Penelitian dan Pengembangan Bidang V V V Jumlah litbang di bidang arkeologi V V V
Arkeologi
2 Penelitian dan Pengembangan Bidang V V V Jumlah penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan V V V
Kebudayaan
3 Fasilitasi proses perolehan hak paten dan V V Jumlah kebijakan V
kepemilikan HKI produk teknologi dan
produk kreatif
4 Pelaksanaan Insentif Perolehan Paten dan V Jumlah usulan paten dan kepemilikan HKI yang difasilitasi V
Kepemilikan HKI
5 Peningkatan Kapasitas SDM Iptek V V V Jumlah karyasiswa V V V
6 Pengembangan dan perlindungan kekayaan V V Paket V
budaya

96
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
7 Pengembangan Pranata Inovasi V V Pendaftaran HKI V V
Paket teknologi/HKI V V
8 Pengkajian dan Penerapan Inkubasi V V Paket rekomendasi, advokasi, survei dan konsultasi mengenai inkubasi V
Teknologi
9 Pengkajian dan Penerapan Audit Teknologi V V Paket rekomedasi, advokasi, survei dan konsultasi mengenai audit teknologi V
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas litbang
Substansi Inti 4 : KEBIJAKAN
Peningkatan perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh mayarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya
1 Pelestarian dan Pengembangan Kesenian V V Jumlah fasilitasi pergelaran, pameran, festival, lomba, dan pawai V V
Jumlah reaktualisasi kesenian yang hampir punah V V
Jumlah naskah inventarisasi karya seni budaya V V
2 Pengembangan Perfilman Nasional V V Jumlah Fasilitasi Festival Film dalam dan luar negeri V V
Jumlah fasilitasi organisasi dan komunitas perfilman V V
3 Peningkatan Sensor Film V V V Jumlah film/video/ iklan lulus sensor V V V
Substansi Inti 5 : INOVASI TEKNOLOGI
Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi, pangan, dan antisipasi perubahan iklim; dan pengembangan
penguasaan teknologi dan kreativitas pemuda
1 Peningkatan Kapasitas Pemuda V V V Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang V V
iptek dan imtaq
2 Pengembangan Kreativitas dan Kualitas V V V Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang V V
Pemuda seni, budaya, dan industri kreatif
3 Peningkatan kemampuan inovasi dan V V Jumlah kebijakan V V
kreativitas pemuda Jumlah pilot peningkatan inovasi dan kreativitas pemuda V V
4 Pelaksanaan Insentif riset dasar dan terapan V Jumlah paket riset dasar V V
5 Peningkatan litbang iptek unggulan di bidang V V Jumlah paket penelitian V V
kesehatan, obat-obatan dan instrumentasi
medis
6 Pelaksanaan insentif difusi iptek Jumlah paket
7 Pelaksanaan insentif peningkatan kapasitas Jumlah paket insentif
iptek sistem produksi
8 Pengkajian dan Penerapan Teknologi V V Jumlah paket prototype, advokasi, dan rekomendasi
Informasi dan Komunikasi

97
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
PRIORITAS RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti I: Pelaksanaan koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme
1 Operasi Militer Selain Perang (OMSP). V V Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP V V
2 kegiatan Penyelenggaraan Dukungan V V Jumlah anggaran yang tersedia V V
Administrasi Operasi Intelijen
3 Pembinaan forum kemitraan Polisi & V V Jumlah Forum Kemitraan Polmas V V
Masy
4 Penindakan Tindak Pidana Terorisme V V V Jumlah Perkara dan Clearance Rate Tindak Pidana Terorisme tk Nasional V V V
5 Kegiatan Koordinasi Penanganan V V V Jumlah Rakor Urusan Kejahatan Transnasional dan Terorisme V V V
Kejahatan Transnasional dan Terorisme Jumlah pemantauan dan evaluasi V V V
Jumlah Rakor Urusan Terorisme Bersama dengan DKPT V V V
Substansi Inti II : Pelaksaan program deradikalisasi untuk menangkal terorisme
1 Peningkatan Wawasan Kebangsaan Jumlah modul pengembangan nilai kebangsaan
melalui Sosialisasi yang Berkelanjutan Jumlah sosialisasi pengembangan nilai kebangsaan untuk pemuda, perempuan,
aparatur pemerintah
2 Kegiatan Koordinasi Wawasan V V V Jumlah Rakor Wawasan Kebangsaaan V V V
Kebangsaaan Jumlah pemantauan dan evaluasi V V V
3 Ops Gaktib dan Ops Yustisi. V V V Prosentase kualitas dan kuantitas operasi Gaktib. V V V
4 Operasi Pemberdayaan Wilayah V Prosentase kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan nasional V
Pertahanan
5 Operasi intelijen Strategis V V V Prosentase kualitas dan kuantitas data intelijen dan pengamanan yang V V
dibutuhkan
6 Operasi Militer Selain Perang (OMSP). V V Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP V V
7 Penyelenggaraan Intelijen dan V V V % Peningkatan Pengamanan Personel, Material dan Dokumen serta Efektifitas V V V
Pengamanan Matra Darat dan Efesiensi Deteksi Dini
8 Kegiatan Operasi Intelijen Dalam Negeri V V V Rasio personil daerah terhadap jumlah kabupaten/kota V V V
Substansi Inti III : Peningkatan peran Republik Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia
1 Peran Indonesia dalam Reformasi PBB V V V Jumlah prakarsa Indonesia untuk mendorong reformasi Dewan Keamanan PBB. V V
dan Dewan Keamanan PBB dan kontribusi Jumlah koordinasi teknis V V V
Indonesia dalam Menjaga Perdamaian Jumlah posisi pemri yang disampaikan dalam sidang internasional V V V
Dunia Jumlah partisipasi Indonesia pada sidang internasional yang dihadiri V V V
Jumlah penyelenggaraan pertemuan/kerja sama V V V
Substansi Inti IV : Peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
1 Perluasan, Pengembangan dan V Jumlah citizen services yang diperkuat V
penguatan sistem pelayanan warga
(citizen service)
2 Pertemuan dan perundingan dengan V Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI V
negara sahabat dengan negara lain

98
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
PRIORITAS RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
3 Penanganan Kasus TKI di luar negeri V Tersedianya database mengenai penyebaran WNI terdaftar di seluruh V
perwakilan di luar negeri
Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas di penampungan V
Jumlah WNI/TKI yang direpatriasi V
Jumlah WNI/TKI yang dideportasi V
Prosentase pemberian bantuan hukum (advokasi dan lawyer) bagi WNI terutama V
TKW
Jumlah laporan monitoring dan evaluasi pelayanan dan perlindungan WNI/TKI V
4 Sosialisasi dan Koordinasi Teknis V Jumlah sosialisasi untuk PJTKI tentang pelayanan dan perlindungan WNI di luar V
negeri
Jumlah koordinasi dengan instansi terkait baik di dalam maupun di luar negeri V
Jumlah kota yang menjadi program diseminasi perlindungan WNI melalui media V
elektronik
Jumlah tayangan iklan tentang pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar V
negeri
Substansi Inti V : Penguatan dan pemantapan hubungan kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi
1 Penanganan Penyidikan Tindak Pidana V V V Jumlah Penyidikan perkara tindak pidana Korupsi yang diselesaikan V V V
Korupsi
2 Peningkatan Penuntutan Tipikor V Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan dalam tahap V
Penuntutan
3 Penanganan Perkara Tindak Pidana V V V Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan oleh Kejati, Kejari dan V V V
Korupsi di Kejati, Kejari dan Cabjari Cabjari
4 Kegiatan Perancangan Peraturan Bidang politik, hukum & keamanan
Perundang-undangan Bidang keuangan dan perbankan
Bidang industri dan perdagangan
Bidang kesejahteraan rakyat
Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi &
pelapor
Peraturan Perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan
korupsi
Substansi Inti VI : Pengembalian asset (asset recovery)
1 Kegiatan Harmonisasi Peraturan Bidang politik, hukum & keamanan
Perundang-undangan Bidang keuangan dan perbankan
Bidang industri dan perdagangan
Bidang kesejahteraan rakyat
Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
Peraturan perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi &
pelapor
Peraturan perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan
korupsi

99
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
PRIORITAS RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
2 Kegiatan Peningkatan Profesionalitas Jumlah SDM mendapatkan pelatihan teknis peradilan dan manajemen &
Tenaga Teknis Peradilan dan Aparatur Kepemimpinan yang memenuhi standar kompetensi, tugas dan kinerja
Peradilan di bidang Manajemen dan Jumlah pelatihan bagi Hakim/Hakim Adhoc dan tenaga teknis lainnya mengenai
Kepemimpinan Tipikor, asset recovery dll
Jumlah kurikulum, silabus, materi ajar yg dikembangkan berdasarkan kebutuhan
pelatihan
Jumlah pengembangan sistem diklat yang terhubung dengan sistem rekruitmen,
sistem pengawasan dan sistem karir bagi hakim dan aparatur peradilan
3 Pelayanan Penyusunan Peraturan V V V Jumlah kegiatan kerja sama hukum untuk penyusunan kesepakatan MLA dalam V V V
Perundang Undangan dan kerjasama rangka penelusuran dan pengembalian aset negara hasil tindak pidana korupsi
hukum yang disembunyikan di luar negeri.
Substansi Inti VII : Peningkatan kepastian hukum
1 Kegiatan Percepatan peningkatan V V V Jumlah penyelesaian perkara termasuk perkara-perkara yg menarik perhatian V V V
penyelesaian perkara masyarakat (KKN, HAM)
Jumlah penyelesaian minutasi perkara yg tepat waktu. V V V
Terselenggaranya pengelolaan informasi administrasi perkara secara akurat, V
efektif dan efisien
Tersedianya biaya penyelesaian perkara yang memadai
2 Kegiatan Peningkatan Manajemen V V V Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di V V V
Peradilan Umum tingkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan Umum
Jumlah penyelesaian perkara yg kurang dari 6 bulan V V
Jumlah penyampaian berkas perkara Kasasi, PK dan Grasi yang lengkap dan V V V
tepat waktu
Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan
Peradilan Umum
3 Kegiatan Peningkatan Manajemen V V V Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yang sederhana, dan tepat waktu) di V V V
Peradilan Agama tingkat pertama dan banding di lingkungan Peradilan Agama
Jumlah penyelesaian perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan V V
Jumlah penyampaian berkas perkara kasasi, PK dan kesyariahan yang lengkap V V V
dan tepat waktu
Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan V
Peradilan Umum
4 Kegiatan Peningkatan Manajemen V V V Jumlah penyelesaian administrasi perka ra (yg sederhana, dan tepat waktu) di V V V
Peradilan Militer dan TUN tingkat Pertama & Banding di lingkungan Peradilan Peradilan Militer dan TUN
Jumlah Penyelesaian Perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan V V
Jumlah penyampaian berkas perkara Kasasi, PK dan Grasi yang lengkap dan V V V
tepat waktu
Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan V V V
Peradilan Umum

100
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
PRIORITAS RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti VIII : Penguatan perlindungan HAM
1 Kegiatan Kerjasama HAM V V V Persentase harmonisasi rancangan peraturan perUUan dalam perspektif HAM V V V
Jumlah analisis laporan pelaksanaan instrument HAM Internasional dan Naskah V V V
Akademik instrmnt HAM Internasional
Jumlah kerjasama luar negeri dalam rang ka pemajuan HAM V V V
Jumlah kerjasama dalam negeri dalam rangka implementsi HAM/RANHAM V V V
2 Kegiatan Penguatan HAM V V V Jumlah program pembelajaran HAM V V V
Jumlah bahan ajar HAM V V V
Jumlah fasilitator pelatihan HAM V V V
Jumlah pelatihan HAM V V V
Jumlah K/L atau daerah yg telah melaksanakan RAN HAM V V V
Jumlah penyuluh HAM V V
3 Kegiatan Diseminasi HAM V V V Jumlah evaluasi dan pengembangan diseminasi HAM V V
Jumlah data HAM yg diolah dari K/L, Prov, Kab & Kota V V
Jumlah evaluasi dan laporan tentang HAM V V
4 Kegiatan Informasi HAM V V V Jumlah akses jalur informasi HAM melalui penyediaan koneksi internet V V V
Jumlah layanan informasi melalui media cetak dan elektronik V V V
5 Kegiatan Penyediaan dana bantuan V V Jumlah penyediaan dana bantuan hukum di Pengadilan Tingkat Pertama V V
hukum di Pengadilan Umum Tingkat Kebijakan mengenai bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan V
Pertama
Jumlah pembangunan atau perbaikan fungsi operasionalisasi Zitting Plaatz dan V
pelaksanaan sidang keliling untuk menjangkau segenap lapisan masyarakat
6 Kegiatan Penyediaan dana bantuan V V Penyediaan dana prodeo di pengadilan Tingkat Pertama V V
hukum di Pengadilan Agama Mengoptimalisasikan fungsi pelaksanaan sidang keliling untuk menjangkau V
segenap lapisan masyarakat
7 Kegiatan Penyediaan dana bantuan V V Pelaksanaan sidang keliling (hakim terbang) untuk menjangkau segenap lapisan V
hukum di Pengadilan Militer dan TUN masyarakat
8 Penanganan Penyidikan Pelanggaran V Jumlah penyidikan perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan V
HAM yang Berat
9 Peningkatan Penuntutan pelanggaran Jumlah perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan dalam tahap
HAM yang Berat penuntutan.
Substansi Inti IX : Pemberdayaan industri strategis bidang pertahanan
1 Penyusunan Rencana induk, master plan Dokumen rencana pengembangan dan pengadaan
& road map revitalisasi indpertahanan
2 Konsolidasi RPJMN 2010-2014 beserta Rumusan pendanaan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang bersifat multiyears
RKP, Penguatan basis pendanaan, dan
Perumusan Kerangka Pendanaan 5 thn
3 Revisi Keppres 80 Tahun 2003 untuk Ditetapkannya Keppres Pengadaan barang dan jasa
mendukung revitalisasi industri
pertahanan

101
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
PRIORITAS RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
4 Identifikasi teknologi Alutsista TNI dan Jumlah item produk alutsista TNI dan Alut Polri yang mampu diproduksi oleh
Alut POLRI yang dibutuhkan dalam PJP I Industri Pertahanan dalam Negeri
5 Pembentukan Komite Kebijakan Industri Efisiensi dan Efektivitas pengadaan Alutsista TNI dan Alut POLRI
Pertahanan sbg Clearing House
6 Refocusing, intensifikasi dan kolaborasi R V Jumlah model dan/ atau prototype alat peralatan pertahanan matra darat, laut, V
&D dan udara yang sesuai dengan kemajuan IPTEK dan mampu dikembangkan
secara mandiri
7 Penelitian, dan pengembangan alat V V V Jumlah model dan/ atau prototype alat peralatan pertahanan matra darat, matra V V V
peralatan pertahanan laut dan matra udara yang sesuai kemajuan IPTEK dan mampu dikembangkan
secara mandiri
8 Produksi Alutsista Industri dalam negeri V V V Jumlah produksi Alutsista Industri dalam negeri V V V
9 Pengkajian dan pengembangan peralatan V V V Jumlah hasil pengkajian dan pengembangan peralatan sandi V V V
sandi
10 Pengembangan Alut Kepolisian Produksi V V V Jumlah dan jenis peralatan utama dan peralatan teknis Polri yang memenuhi V V V
Dalam Negeri standar keamanan internasional.
11 Pembuatan Prototype V V V Jumlah prototype yang dihasilkan V V
12 Pengkajian dan Penerapan Teknologi V V V Prototipe pesawat udara nir awak V V V
Industri Pertahanan dan Keamanan Rekomendasi
13 Peningkatan dukungan teknologi bagi V V V Jumlah kebijakan V V V
pemberdayaan industri strategis bidang Jumlah kegiatan bersama hasil koordinasi dan sinkronisasi V V V
pertahanan

102
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 13: Bidang Perekonomian
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: Pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional
1 Pengembangan klaster industri berbasis Provinsi Sumut, Kaltim, dan Riau
pertanian, oleochemical Jumlah Perusahaan
Pilot project industri turunan kelapasawit
Substansi Inti 2: Peningkatan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional
1 Peningkatan Peran Diplomasi Ekonomi Jumlah posisi Pemri yang disampaikan dalam siding internasional terkait isu
dalam Forum Multilateral perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
Jumlah koordinasi teknis/ penyelenggaraan pertemuan/ partisipasi dalam siding
terkait isu perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
2 Pelaksanaan Kerja Sama Bilateral dalam % fasilitasi untuk sidang/pameran/forum bisnis (Trade, Tourism and Investment)
promosi/kerjasama ekonomi, perdagangan, di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sub Sahara Afrika, Eropa Tengah dan Timur
dan investasi
3 Perluasan Pasar Non Tradisional % fasilitasi penyelenggaraan kerjasama di bidang ekonomi dengan negara-
negara di kawasan Asia Timur dan Sub Sahara Afrka
4 Peningkatan Peran Dan Kemampuan V V V Jumlah partisipasi dalam perundingan perdagangan internasional V V V
Diplomasi Perdagangan Internasional Jumlah posisi runding yang disusun V V V
Jumlah penyelenggaraan sidang internasional di Dalam Negeri V V V
Jumlah hasilperundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU, Agreement, V V V
Agreed Minutes, Declaration, Chair Report)
Jumlah forum konsultasi tek-nis kesepakatan perundingan internasional V
Substansi Inti 3: Peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan
1 Regulasi dan Sertifikasi Sistem Elektronik V a. Adanya sistem informasi layanan TKI V
Jasa Aplikasi dan Konten b. Jumlah instansi/lembaga yang terhubung dengan sistem V
c. Adanya Infrastruktur SIM TKI V
d. Adanya Business Process Reengineering V
d. Adanya regulasi berjalanya SIM TKI V
2 Pembinaan Administrasi Pendaftaran V a. Jumlah SKPLN (Surat Keterangan Pindah LN) yang diterbitkan sesuai dengan V
Penduduk identitas calon TKI
b. Jumlah TKI yang terdaftar di Perwakilan RI/NIK calon TKI V
3 Pengelolaan Informasi Kependudukan V V V a.Jumlah pos pelayanan calon TKI tingkat kecamatan di daerah asal calon TKI V
b. Jumlah calon TKI yang tercatat di pos pelayanan V
4 Pelayanan Dokumen Perjalanan Visa dan V V V a.Pelayanan keimigrasian yang transparan V
Fasilitas Keimigrasian b.Persentase penerbitan visa yang memenuhi standar dengan data akurat V V V
c. Persentase pemberian paspor TKI Timur Tengah yang memenuhi standar V
d. Jumlah dan jenis fasilitas keimigrasian yang diberikan memenuhi standar V
5 Pembinaan, penempatan, dan perlindungan V V % calon TKI yang terlayani dan tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan V V
TKI Luar Negeri Kab/Kota

103
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO
RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 RKP RKP RKP
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
6 Fasilitasi Pelayanan Dokumen Calon TKI V V V Jumlah calon TKI yang mendapat layanan dokumen sesuai standar V V V
7 Penyiapan pemberangkatan V V V a.Persentase jumlah calon TKI yang ditempatkan sesuai dengan job order V V V
b.Jumlah Calon TKI yang Terlayani KTKLN sesuai dengan NIK V V V
c.Jumlah TKI yang memahami standar perlindungan dan prinsip-prinsip HAM. V V V
8 Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim V V Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Pembiayaan Kredit untuk TKI V V
Pembiayaan Kredit untuk Tenaga Kerja yang Diimplementasikan
Indonesia (TKI)
9 Pelayanan Advokasi dan Perlindungan V V V a. Kemudahan penyampaian pengaduan 24 jam (bebas pulsa) V
Hukum b. Jumlah pengaduan yang ditangani V
c. Kualitas pelayanan hotline service V
d. Jumlah orang yang berminat bekerja ke luar negeri yang mendapat advokasi V
e. Persentase TKI purna bermasalah yang direhabilitasi V V
10 Pengamanan Keberangkatan V V V Presentase TKI yang memiliki dokumen resmi bekerja ke luar negeri V V V
11 Peningkatan Pemberdayaan TKI Purna V V V Jumlah calon TKI /purna yang mendapat edukasi pengelolaan remitansi V V V
12 Peningkatan Pemulangan TKI Terselenggaranya koordinasi pemulangan TKI/TKI B dari entry point ke daerah
Bermasalah/TKIB asal
13 Peningkatan Pelayanan Pemulangan TKI Jumlah pemulangan TKI bermasalah/TKIB yang dideportasi
Bermasalah/TKIB
14 Peningkatan Ketenteraman, Ketertiban, dan V Kesiapsiagaan Satgas entry/Transit/daerah asal V
Perlindungan Masyarakat
15 Peningkatan Keamanan Pemulangan TKI Terjaminnya keamanan pemulangan TKI bermasalah/TKIB
Bermasalah/TKIB
Substansi Inti 4: Peningkatan upaya pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
1 Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim V V V Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Asuransi dan Remitansi untuk V V V
Asuransi dan Remitansi untuk Tenaga Kerja TKI Diimplementasikan
Indonesia (TKI)
2 Pembinaan Penempatan dan Perlindungan V V V a. Ratifikasi konvensi buruh migran dan keluarganya V V
TKI Luar Negeri b. Amandemen UU 39/2004 V V V
c. Persentase peraturan turunan amandemen UU V V V
d. Jumlah atase ketenagakerjaan yang memberi perlindungan TKI V V V
3 Peningkatan Perlindungan dan Pelayanan V V V a. Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI V V V
WNI/BHI di Luar Negeri dengan negara lain
b. Jumlah Citizen Services yang diperkuat V V V
c. Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas penampungan V V V
d. Persentase pemebrian bantuan hukum ( Advokasi dan lawyer) bagi WNI V V V
e. Jumlah WNI/TKI yang deportasi V V V

104
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 14: Bidang Kesejahteraan Rakyat
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti I : Pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010
1 Pelayanan Haji dan Umrah V V V Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah serta Pengawasan Haji yang tertib dan lancar V V V
(jemaah)
2 Pelayanan Kesehatan Ibadah Haji V V V Pelayanan kesehatan kepada jamaah haji V V V
Substansi Inti 2 : Peningkatan kerukunan umat beragama melalui pembentukan dan peningkatan efektivitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
1 Pembinaan kerukunan hidup umat V V V 1. Pembangunan Sekretariat Bersama FKUB Kab/Kota (unit) V V V
beragama (FKUB) 2. Operasional FKUB (unit)
- Tk Provinsi V V V
- Kab/Kota V V V
3. Pemulihan Paska Konflik (Kegiatan) V V
Substansi Inti 3 :
Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar % secara bertahap dalam 5 tahun
Promosi tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif
Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata
Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia
1 Pengembangan Daya Tarik Pariwisata V V V Jumlah daya tarik wisata alam, bahari dan budaya V V V
2 Peningkatan PNPM Mandiri bid Pariwisata V V V Jumlah desa wisata V V V
3 Pengembangan Usaha, Industri dan V V V Jumlah profil investasi pariwisata V V
Investasi Pariwisata
4 Pengembangan Standardisasi Pariwisata V V 1. Jumlah standard kompetensi V V
2. Jumlah standard usaha V V V
3. Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi (ribu orang) V V V
5 Dukungan Manajemen dan Dukungan V V 1. Jumlah Organisasi Pengelolaan Destinasi (Destination Management V
Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Organization/DMO) (buah)
Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Jumlah dukungan fasilitas pariwisata (daya tarik) V V
6 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri V V V 1. Jumlah partisipasi pada bursa pariwisata internasional, pelaksanaan misi V V
penjualan (sales mission), dan pendukungan penyelenggaraan festival (event)
2. Jumlah perwakilan promosi pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Promotion V V V
Representative Officers) di luar negeri (kota
7 Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam V V V Jumlah penyelenggaraan promosi langsung (direct promotion), dan V V V
Negeri penyelenggaraan event pariwisata berskala nasional dan internasional.
8 Pengembangan Informasi Pasar Pariwisata V V V 1. Jumlah penyebaran informasi fokus pasar pariwisata Indonesia (naskah) V
2. Jumlah permintaan pasar untuk berkunjung ke Indonesia (transaksi V
9 Peningkatan Publikasi Pariwisata V V 1. Jumlah destinasi yang memiliki data dan informasi yang lengkap (daerah) V
2. Jumlah bahan promosi cetak, promosi elektronik, publikasi media cetak, media V V V
elektronik dan media luar ruang (ribu buah)
3. Jumlah bahan promosi cetak dan promosi elektronik yang terdistribusikan (ribu V V V
eksemplar)

105
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
10 Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, V V Jumlah daerah yang dikembangkan menjadi tujuan wisata MICE (daerah) V V
Konferensi, dan Pameran (Meeting, Incentive
Travel, Conference, and Exhibition/MICE)
11 Dukungan Manajemen dan Dukungan V V Jumlah event pengembangan kebijakan pemasaran dan promosi pariwisata oleh V V
Teknis Lainnya Direktorat Jenderal masyarakat dan daerah
Pemasaran
12 Pengembangan SDM Kebud dan Pariwisata V V V Jumlah sumber daya yang dilatih di bidang kebudayaan dan pariwisata (orang) V V V
13 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang V V V Jumlah program studi V V V
Pariwisata
Substansi Inti 4 : Perumusan kebijakan dan pedoman bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender (PUG) oleh Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya,
termasuk perlindungan bagi perempuan dan anak terhadap berbagai tindak kekerasan
1 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1.Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG dalam rangka peningkatan kualitas V V V
bidang pendidikan yang responsif gender pendidikan
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang V V V
pendidikan (K/L dan prov)
2 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang kesehatan V V V
bidang kesehatan yang responsif gender 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang V V V
kesehatan (K/L dan prov)
3 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang politik dan pengambilan V V V
partisipasi perempuan di bidang politik dan keputusan
pengambilan keputusan 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang politik V V V
dan pengambilan keputusan (K/L dan prov)
4 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ketenagakerjaan V V V
bidang ketenagakerjaan yang responsif 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang V V V
gender ketenagakerjaan (K/L dan prov)
5 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan V V
perlindungan perempuan dari tindak 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan V V V
kekerasan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan (K/L dan prov
6 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan penerapan sistem data gender V V V
penyusunan data gender 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan penerapan V V V
sistem data terpilah gender (K/L dan prov)
7 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan V V V
perlindungan tenaga kerja perempuan 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan V V V
perlindungan tenaga kerja perempuan (K/L dan prov)
8 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang V V V
perlindungan korban perdagangan orang 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan V V V
perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang (K/L dan prov)
9 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak V V V
penghapusan kekerasan pada anak 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi tentang penghapusan kekerasan pada V V V
anak (K/L dan prov)

106
PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR
NO RKP RKP RKP RKP RKP RKP
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014
2011 2012 2013 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 5 : Pencapaian posisi papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011, peningkatan perolehan medali di Asian Games tahun 2010 dan Olimpiade tahun 2012
1 Peningkatan prasarana dan sarana V V V 1. Jumlah fasilitasi penyediaan prasarana olahraga. V V V
keolahragaan 2. Jumlah penyediaan sarana olahraga V V
2 Pembinaan Olahraga Prestasi V V V 1. Jumlah olahragawan andalan nasional V V V
2. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan SEA Games dan Para Games pada tahun 2011 V V
3. Jumlah fasilitasi keikutsertaan pada Asian Games, SEA Games, Olympic Games, V V
Asian Para Games, Para Games, dan Paralympic Games
Substansi Inti 6 :
Peningkatan character building melalui gerakan, revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan
Revitalisasi Gerakan Pramuka
1 Peningkatan Wawasan Pemuda V V V Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaan, V V V
perdamaian, dan lingkungan hidup,
2 Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan V V V 1. Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan V V
kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program,
2. Jumlah organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam memenuhi kualifikasi V V V
berdasarkan standar organisasi kepemudaan
3 Pengembangan Kepanduan V V V 1. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepemudaan, V V V
2. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepanduan V V
4 Pengembangan Kepemimpinan Pemuda V V V Jumlah pemuda kader kepemimpinan V V V
5 Pengembangan Kewirausahaan Pemuda V V V Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai kader kewirausahaan V V V

107
108

Anda mungkin juga menyukai