BAB I Sinusitis
BAB I Sinusitis
PENDAHULUAN
berwawasan sumber daya manusia, maka upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi
pemeriksaan radiografik telah menjadi salah satu alat diagnostik utama dibidang
kedokteran gigi.2 Telah lebih dari satu abad profesi kedokteran gigi menggunakan
tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan klinis dan pemeriksaan lain sebelumnya.3
1
lebih baik dan akurat, telah pula dikembangkan sejak 1970an. Di Indonesia sarana
pencitraan medis yang menggunakan mesin sinar-X dan perangkat radiasi. Gambaran
foto ronsen sangat penting terutama dalam mendeteksi adanya kelainan-kelainan yang
tidak tampak menjadi dapat diketahui secara jelas, sehingga dapat membantu
penegakan diagnosis dan rencana perawatan gigi.4 Pada pemeriksaan ini digunakan
sinar roentgen yang merupakan sinar ionisasi. Roentgen, Wilhelm K., 1845-1923,
adalah seorang ahli fisika jerman, yang menemukan sinar yang kerena tidak dikenal
Pemotretan radiologi gigi, baik proyeksi intra maupun ekstra oral hampir
merupakan prosedur umum yang dilakukan oleh dokter gigi dalam membantu
radiografik dapat diperoleh gambaran lokasi suatu obyek secara tepat sehingga
temuan klinis dan keadaan gigi pasien. Selain itu juga harus dipertimbangkan
2
prevalensi kelainan tersebut yang dapat terdeteksi secara radiografis dalam rongga
mulut, kemampuan klinisi dalam mendeteksi kelainan baik secara klinis maupun
radiografis, dan konsekuensi bila kelainan tersebut tidak terdeteksi dan tidak
diterapi.5
dan kegunaan, secara garis besar pemeriksaan radiografik dapat dibedakan menjadi
lain pemeriksaan radiografik proyeksi intra oral seperti paralel, biseksi dan bitewing,
atau ektra oral seperti panoramik, lateral sefalometri dan Postero Anterior (PA)
radiografi yang sesuai, biaya, dan paparan radiasi semuanya memegang peran penting
yang melibatkan pengukuran secara tidak langsung dari pelemahan atau atenuasi
sinar-X pada berbagai posisi pasien yang sedang diperiksa, dan mempunyai tube
sinar-X, detektor, serta letak tube sinar-X dan detektor untuk setiap posisi.8
memberikan informasi terbaik dari teknik yang tersedia dikota Makasssar.9 Computed
Tomography (CT) dapat untuk membantu investigasi lesi intrakranial, tumor jaringan
3
lunak dan keras dari kepala dan leher, fraktur fasial, osteomyelitis dan sinusitis
maksilaris.5,13
Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-
hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di
seluruh dunia.13 Sinusitis diawali dengan sumbatan ostium sinus akibat proses
inflamasi pada mukosa rongga hidung yang dapat mengenai satu ataupun beberapa
sinus paranasal.12,13
Insiden sinusitis merupakan penyakit yang cukup parah yang membuat orang
memeriksakan diri kedokter yaitu antara 1,3 dan 3,5 per 100 kasus orang dewasa per
tahun. Dari Data DEPKES RI (2003) menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus
berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817
2005 dikutip oleh Allan dkk menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun waktu
tersebut sebanyak 435 pasien dan 69% (300 pasien) adalah sinusitis.13 Berdasarkan
Malik Medan ini didapat insiden sinusitis yang disebabkan oleh infeksi gigi rahang
Menurut Medical Center New York dikutip oleh Septiwati Madyaning, Taher
Alfian, Rahayu Umi sinusitis maksilaris yang disebabkan oleh infeksi odontogen
4
diketahui sekitar 47%. Berdasarkan Penelitian Marissa (2011) di RSUD dr. M.
Oleh karena itu, peneliti tertarik mengetahui jenis gigi infeksi yang paling sering
menyebabkan sinusitis maksila ditinjau secara CT-Scan, dan adapun penulis memilih
tempat penelitian RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar karena rumah sakit
tersebut mempunyai CT-Scan dan fasilitas lainnya terlengkap pada bagian radiologi.
1. Jenis gigi infeksi apa yang sering dijumpai pada penderita sinusitis maksila
2. Berapa persen jenis infeksi gigi yang ditemukan pada penderita sinusitis maksila
kelamin?
5
1. Untuk mengetahui persentase jenis gigi infeksi yang sering dijumpai pada
2. Untuk mengetahui jumlah persentase jenis infeksi gigi yang ditemukan pada
Sudirohusodo Makassar.
3. Untuk mengetahui distribusi jenis infeksi gigi pada penderita sinusitis maksila
jeniskelamin.
AdapunManfaat padapenelitianiniadalahsebagaiberikut:
2. Serta menambah pengetahuan tentang jenis gigi infeksi yang sering dijumpai