Case Neuro Abses Serebri
Case Neuro Abses Serebri
A. Definisi
Abses serebri adalah infeksi purulen pada parenkim otak yang diikuti
kerusakan jaringan dan edema di sekitarnya serta terdapat lesi desak ruang 1. Pada
umumnya soliter tetapi ada kalanya terdapat abses multilokular akibat emboli
B. Etiologi
dari otitis, mastoiditis, sinusitis frontalis, atau fraktur tengkorak. Lebih jarang
abses serebri berasal dari osteomielitis tulang tengkorak, atau infeksi gigi-geligi
ataupun infeksi di wajah. Bakteri yang sering ditemukan dalam abses serebri yaitu
abses serebri disebabkan oleh bakteri tersebut, daan 25% sisanya disebabkan oleh
mikroorganisme lainnya 2.
media atau fraktur cranii. Abses streptokokus dan pneumokokus sering merupakan
komplikasi dari infeksi paru-paru, otitis media atau trauma kapitis. Abses serebri
proteus dan E.Coli berkembang dari penjalaran otitis media atau mastoiditis.
Abses serebri yang dijumpai pada penderita penyakit jantung bawaan (tetralogi
8
C. Patogenesis
Infeksi dapat mencapai otak dengan jalan yang berbeda-beda, seperti pada
otitis media, infeksi dapat meluas melalui cavum tympani atau melalui mastoid
dan meningen, kemudian mencapai jaringan otak. Infeksi meluas melalui vena-
serebral, sehingga terjadi iskemia dan infark yang mempercepat terjadinya infeksi
lokal. Setiap robekan pada duramater akibat trauma merupakan sumber yang
terdapat di bagian substansia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai
melunak dan membentuk ruang abses. Mula-mula dindingnya tidak begitu kuat,
limfosit. Seluruh proses ini memakan waktu lebih kurang dua minggu. Abses
dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam ventrikulus atau ruang
9
D. Gejala klinis
nyeri kepala yang makin lama makin hebat, muntah-muntah, demam, penglihatan
kabur, kejang umum atau fokal, tidak ada nafsu makan, dan akhirnya kesadaran
Gejala defisit neurologi bergantung pada lokasi dan luas abses, antara lain
defisit nervi kranial, hemiparesis, reflek tendon meningkat, afasia, kaku kuduk,
Scanning
Arteriografi
F. Penatalaksanaan (1)
1. Terapi konservatif yaitu dengan antibiotik 4-8 minggu, bila pasien dalam
2. Tindakan bedah ada 2 cara : eksisi atau drainase dengan cara steriotaktik
10
3. Peran steroid untuk meredakan edema di sekitar abses diberikan selama 3-7
4. Manitol dapat diberikan bila tekanan intra kranial meningkat, dengan dosis
awal 0,5-1 gr/kgbb selama lebih dari 10 menit, kemudian diikuti dengan
11
ILUSTRASI KASUS
ANAMNESIS : Alloanamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri kepala sejak 1 minggu yang lalu, nyeri kepala makin lama makin
hebat, muntah (+), tidak terus menerus, penglihatan ganda (+), menjalar ke
Nyeri kepala sudah dirasakan sejak 3 minggu yang lalu, awalnya nyeri
kepala dirasakan pada bagian kiri, tidak terus menerus, muntah (-), aura(-),
Nyeri dada sebelah kanan, nyeri bertambah bila batuk dan bila berbaring
ke sebelah kanan
kepala dan nyeri dada sebelah kiri dan pernah dipasang WSD, selama
12
dirawat pasien mendapat obat OAT (OAT bulan ke lima) dan kemudian di
stroke.
PEMERIKSAAN FISIK :
Status Generalis
Suhu : 37C
13
Status Internus
14
Status Neurologikus
GCS : E 4 M6V5 = 15
Kernig (-)
progresif (+).
Nervi cranialis :
N. I : sukar dinilai
N. II : sukar dinilai
N. III, IV, VI : pupil isokor kanan dan kiri, bulat, 3 mm, reflek
muntah (+)
15
HASIL LABORATORIUM :
Darah : Urine :
Ht : 49 % Eritrosit : (+)
HDL : 49 mg%
Ureum : 41 mg%
K : 2,4 mEq/L
Na : 140 mEq/L
Cl : 106 mg/dl
16
FODS : papil batas tidak tegas, warna pucat.
Aa:vv = 3 : 2
DIAGNOSIS :
TERAPI :
Umum :
IVFD RL 12 jam/kolf
Diet MB TKTP
Khusus :
Kalltrofen 2x100 mg
PEMERIKSAAN ANJURAN :
1. Ro foto cranium
2. EEG
17
hasil : cairan (-)
FOLLOW UP :
14 Juni 2007
Anamnesis
Nyeri kepala berkurang, tidur bisa, penglihatan ganda (-), muntah (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologikus
GCS : E 4 M6V5 = 15
Kernig (-)
Nervi cranialis : pupil isokor kanan dan kiri, bulat, 3 mm, reflek
cahaya (+/+), gerakan bola mata bebas ke segala arah, raut muka simetris,
Sensorik : baik
18
Otonom : BAB dan BAK terkontrol
jantung : dbN
Terapi :
Alprazolam 3 x 0,5 mg
15 Juni 07
Anamnesis
Sakit kepala bertambah, tidur susah, muntah tidak ada, batuk kering (+)
Pemeriksaan Fisik
19
Status Neurologikus
GCS : E4M6V5 = 10
Nervi cranialis : pupil isokor kanan dan kiri, bulat, 3 mm, reflek
cahaya (+/+)
Sensorik : baik
Terapi :
Alprazolam 2x12,5 mg po
Ampicilin 6x2 gr iv
20
16 Juni 07
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologikus
GCS : E4M6V5 = 15
Nervi cranialis : pupil isokor kanan dan kiri, bulat, 3 mm, reflek
cahaya (+/+)
Sensorik : baik
21
Terapi : Terapi lanjut
18 juni 2007
Anamnesis :
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologikus
GCS : E4M6V5 = 15
Kernig (-)
Nervi cranialis : pupil isokor kanan dan kiri, bulat, 3 mm, reflek
cahaya (+/+)
Sensorik : baik
22
Terapi :
kaltrofen 2x100 mg po
alprazolam 2x0,5 mg
11.00
Pemeriksaan Fisik
Thy :
14.00
Pemeriksaan Fisik
Brain CT scan :
23
Massa hipodens di fronto occipito occipital dextra = midline shief ke kiri
Thy :
19 juni 2007
Anamnesis :
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologikus
GCS : E4M6V5 = 15
Kernig (-)
Nervi cranialis : pupil isokor kanan dan kiri, bulat, 3 mm, reflek
cahaya (+/+)
Sensorik : baik
24
Otonom : BAB dan BAK terkontrol
Terapi : lanjut
Anjuran
DISKUSI
25
Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berumur 41 tahun yang dirawat
anamnesisi didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala yang makin lama
semakin hebat namun tidak terus menerus, muntah (+), penglihatan ganda (+).
DAFTAR PUSTAKA
26
1. Tonam. 2004. Panduan Diagnosis dan Penatalaksanaan Ilmu Penyakit Syaraf.
FKUI. Jakarta.
Jakarta.
Press. Yogyakarta.
Yogyakarta.
27