Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banyak faktor yang memperngaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Dalam
kegiatan berbisnis mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam
mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Perilaku etis dalam
kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu
sendiri.Sasaran etika adalah moralitas. Moralitas adalah istilah yang dipakai
mencakup praktek dan kegiatan yang membedakan apa yang baik dan apa yang
buruk, aturan aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan nilai- nilai yang
tersimbol didalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan praktek
tersebut.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan
wajar pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak
pelangaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Salah satunya ada
pada bisnis dibidang kuliner atau makanan. Maraknya produk dan makanan dengan
berbagai cita-rasa dan aneka warna menjadi magnet yang mampu menggoda orang
untuk merogoh koceknya. Belakangan ini banyak muncul berita-berita tentang
bahan pengawet makanan, salah satunya berada pada makanan jagung rebus yang
sering kita temui di jalan jalan. Di Yogyakarta, jagung rebus merupakan makanan
yang banyak diminati kaum muda maupun tua dikalangan masyarakat luas.
Walaupun tidak semua jagung rebus menggunakan tawas sebagai bahan pengawet
makanan tersebut. Akan tetapi kita perlu waspada akan bahaya yang dikandung dari
tawas.
Tawas sendiri merupakan bahan kimia yang termasuk dalam golongan
desinfektan yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri penyebab berbagai
penyakit. Penyalahgunaan tawas inilah yang sangat membahayakan kesehatan kita
jika kita juga ikut mengkomsumsi. karena untuk menjaga kesehatan organ tubuh
secara alamikita wajib menjaga kesehatan makanan. Karena dengan

1
mengkomsumsi makan yang mengandung asupan yang stabil dan sehat yang dapat
menjaga kesehatan kita.
Dengan alasan-alasan tersebutlah penulis menjadikan Studi kasus Bisnis tidak
Beretika Bahaya Penggunaan Tawas Pada Jagung Rebus di Yogyakarta sebagai
tema dalam penulisan karya tulis ilmiah penulis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah bisnis tidak beretika itu?

2. Bagaimana dampak penggunaan tawas pada jagung rebus bagi


penikmatnya?

3. Apakah faktor faktor yang menyebabkan pebisnis melakukan pelanggaran


etika bisnis?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui apa itu bisnis tidak beretika.
2. Menemukan dampak penggunaan tawas pada makanan jagung rebus bagi
penikmatnya.
3. Mengetahui faktor faktor yang menyebabkan pebisnis melakukan
pelanggaran etika bisnis.

2
BAB I
PEMBAHASAN

A. BISNIS TIDAK BERETIKA


1. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan
juga masyarakat. Sebuah perusahaan, yakin betul bahwasanya bisnis yang
baik dan sukses adalah bisnis yang memiliki sebuah etika, etika bisnis ini
dapat menjadi sebuah pedoman karyawan untuk menjalankan
pekerjaannnya secara profesional, tanggung jawab, jujur, transparan, dan
lain- lain. Selain itu, dari pengertian etika bisnis diatas, etika bisnis juga
mengatur sebuah wilayah peraturan bisnis yang dinilai masih abu abu.
Dapat dibayangkan diluar sana masih banyak sebuah bisnis yang tidak
diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan
wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Berikut ini
beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli :
a) Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
b) Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), etika bisnis adalah
istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika
seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
c) K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogjakarta: Penerbit Kanisius,
2000, Hal. 5), Etika Bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang
moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.
d) Velasquez, 2005, Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada

3
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
e) Hill dan Jones, 1998, Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan
kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang
kompleks.
f) Steade et al (1984: 701) dalam bukunya Business, Its Natura and
Environment An Introduction). Etika bisnis adalah standar etika
yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
g) Business & Society - Ethics and Stakeholder Management,
Caroll&Buchholtz, Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat

Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma, dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/ mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Managemen Journal (1988) ada tiga pendekatan dasar dalam merumuskan
tingkah laku etika bisnis, yaitu:
1) Utilitarian Approach
Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara cara yang dapat
memberi manfaat sebesar besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah rendahnya.
2) Individual Rights Approach
Setiap orang dalam tindakan dan kelakuaannya memiliki hak dasar yang
harus dihormati. Namun tindakannnya ataupun tingkah laku tersebut
harus di hindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.

4
3) Justice Approach
Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.

B. PENGGUNAAN TAWAS PADA MAKANAN JAGUNG REBUS


Penggunaan sebuah produk yang dianggap banyak memiliki manfaat jika
digunakan secara berlebihan sudah pasti akan berakibat tidak baik. Hal itu juga
berlaku terhadap penggunaan tawas pada jagung rebus yang selama ini dianggap
aman, tapi jika penggunaannya berlebihan tentu akan menimbulkan efek samping
yang tidak baik terutama bagi kesehatan tubuh.
1) Pengertian dan ciri Tawas

Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat


berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut
dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam
dan suhu.

Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari
molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3.
Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus
formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O.[1] Alum kalium merupakan
jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang
tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus
ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan
didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium
sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan
terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi
terlarut dalam air.

Tawas mempunyai bentuk dan ciri ciri sebagai berikut :


a) Berbentuk kristal
b) Seperti batu

5
c) Putih
d) Padat
e) Tak berbau
f) Larut dalam air

2) Kegunaan dan manfaat Tawas


Tawas memiliki beberapa manfaat dan kegunaan sebagai berikut:

a) Sebagai bahan penjernih air keruh


b) Campuran bahan kosmetik / deodorant
c) Pembuatan sabun mandi
d) Sebagai bahan anti api (titik teleh 900C), biasa digunakan untuk
campuran bahan alat pemadam kebakaran
e) Menghilangkan bau badan, dll

3) Resiko penggunaan Tawas

Resiko yang diakibatkan dari penggunaan tawas yang wajib diketahui jika
melewati ambang batas kewajaran atau berlebihan adalah:

a) Keracunan
b) Gangguan fungsi hati
a) Gangguan ginjal
b) Gangguan saraf
c) Gangguan kesehatan tulang
d) Menurunkan imunitas tubuh
e) Mengganggu pencernaan
f) Anemia
g) Iritasi mata
h) Alzheimer
i) Mudah sakit kepala, dll

Jadi Selektif dalam mengkonsumsi makanan yang disinyalir menggunakan


tawas dalam proses pembuatannya akan lebih bijaksana dan menghindari lebih
banyak bahan kimia yang tidak selayaknya memasuki tubuh. Bahaya tidak tawas
semua tergantung penggunaannya.

6
C. FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEBISNIS MELAKUKAN
PELANGGARAN ETIKA BISNIS
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatar belakangi oleh
berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang
sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi
selanjutnya.
Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain:
a) Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
b) Mengejar keuntungan dan kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish
Interest)
c) Menambah mangsa pasar
d) Ingin menguasai pasar.
e) Pertentangan antara Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business
Goals versus Personal Values)
Dari faktor-faktor tersebut, faktor kedua adalah faktor yang memiliki
pengaruh paling kuat. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih banyak, para
pebisnis sering melakukan kecurangan khususnya dalam kasus ini adalah
penggunaan tawas pada makanan jagung rebus.

7
BAB I
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai