Menikah Dini 2
Menikah Dini 2
setiap orang. Baik dari khalayak ramai maupun dari remaja itu sendiri. Apalagi setiap runtut
peristiwa yang berhubungan dengan pernikahan dini selalu mengalami perkembangan dan
semakin kompleksnya masalah- masalah yang ada. Mulai nabi Muhammad yang menikahi
Aisyah yang sampai sekarang masih dipermasalahkan hingga Syekh Fuji yang menikahi Ulfa
yang masih berusia belasan tahun. Apalagi dengan ditayangkannya di setiap media massa
dan elektronik, problema ini selalu menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang mengatakan
setuju dan tak sedikit pula yang menolaknya. Orang yang pro kebanyakan mengacu pada
pernikahan nabi Muhammad yang konon Aisyah masih berusia 7 tahun. Mereka
mengatakan there is not wrong untuk hal ini. Kenapa kita tidak diperbolehkan menikah
dini ? Padahal kita diharuskan untuk mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah
sebagai wujud aplikasi ibadah kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika menikah dini dilarang,
Alasan kedua yang mendasar bagi pihak pro adalah jika tidak menikah dini
dikhawatirkan kita tidak bisa menjaga hawa nafsu serta terus menturuti godaan syeitan
yang berujung kepada perzinahan dan nantinya terjerumus ke dalam lembah kenistaan dan
kejahilan yang sangat dimurkai Allah . Sekali saja jatuh ke lubang itu, maka tak akan pernah
bisa lolos sebelum meminta ampun kepada Allah. Dengan menikah dini kita tak perlu lagi
takut terhadap hawa nafsu yang mesti kita kekang sebelum menikah. Alasan yang terakhir
adalah dengan menikah dini kita bisa belajar menuju kedewasaan dalam proses kematangan
individu. Memang kelihatannya sepele, namun hal ini sangat penting mengingat kebutuhan
Setelah mengkaji dan meninjau ulang, pihak pro sangat setuju bahwasanya
pernikahan dini berpengaruh positif dalam kehidupan tatanan masyarakat serta tidak
menimbulkan kesenjangan sosial dan problema baru apalagi berdampak negatif jika
Tapi masalahnya sekarang adalah jika kita melakukan pernikahan pada saat remaja
dimana pada saat ini terjadi perubahan- perubahan psikologis dan merupakan masa
peralihan antara anak- anak menuju dewasa, apakah tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap segala aspek kehidupan? Siapkah mentalnya? Siapkah materinya ? Apakah tak ada
Dimana ada gula disitu ada semut. Apabila ada masalah, pasti ada solusinya. Apapun
problema hidup yang kita alami selalu ada jalan keluarnya, hanya bagaimana langkah kita
untuk mencari jalan keluarnya. Hanya dengan langkah kreatif dan inovatif kita bisa
menemukan solusi- solusi dari masalah yang ada. Begitu pula dengan pernikahan dini, ada
banyak planning lain yang lebih berguna dan terjamin dibandingkan dengan menikah dini,
antara lain dengan rajin belajar, berkerja mencari nafkah dan masih banyak aktivitas
Tanggapan dari pihak pro yang berpendapat bahwa dengan pernikahan dini kita tak
perlu khawatir dengan hawa nafsu , meningkatkan kedewasaan, dan mengikuti sunnah nabi
tidak seluruhnya benar. Pendapat pertama mereka tentang kekhawatiran menjaga hawa
nafsu masih sangat meragukan. Walau sudah menikahpun kita belum tentu bisa menahan
hawa nafsu kita , bisa saja kita tergoda dengan pasangan lain lewat perselingkuhan,
perzinahan. Apalagi syaithan sama sekali tidak memandang identitas korbannya baik dia
sudah menikah ataupun belum. Jadi semuanya kembali kepada diri kita masing- masing.
Pendapat pihak pro yang kedua bahwa dengan menikah dini kita bisa menjadi lebih
dewasa daripada sebelumnya tidaklah logis. Dua insan remaja yang sudah menikah sangat
rentan terjadi percekcokan, selisih paham, dan kejadian- kejadian lainnya yang tak
diinginkan. Apalagi dengan jiwanya yang masih labil sulit dipercaya untuk melanjutkan
ikatan batin yang telah terajut, dengan kata lain sedang berada di ambang perceraian. Lihat
saja seberapa banyak artis artis muda kita yang menikah pada usia dini yang pada akhirnya
berujung pada perceraian, sampai- sampai ada yang disiksa seperti yang telah terjadi akhir
akhir ini.
Pendapat pihak pro yang terakhir bahwa dengan menikah dini berarti kita telah
mengikuti sunnah Rasulullah masih perlu dipertanyakan keabsahannya. 2000 tahun yang
lalu sejarah mencatat Nabi Muhammad menikahi Aisyah bukan berdasarkan hawa nafsu
melainkan semata mata hanya untuk berjuang di jalan Allah. Rasulullah adalah seorang
rasul ulul azmi , kekasih Allah yang merupakan orang termulia hatinya, terbaik akhlaknya
dan Aisyah adalah satu satunya wanita yang paling cerdas sepanjang sejarah dunia sampai
sampai ia dijuluki ummul mukminin yang artinya adalah ibu dari para wanita.
.Sedangkan kita, para remaja yang selalu berlumuran dosa, yang selalu mengikuti hawa
nafsu, apakah yakin dapat disetarakan dengan Rasulullah SAW dan Aisyah dalam konteks
yang sama? Apakah yakin bisa merawat bunga seperti bunga mekar yang pernah ditanam
oleh nabi Muhammad dan Aisyah. Oleh karena itu tidaklah pantas jika para remaja sekarang
menikah dini hanya dengan alasan mengikuti sunah nabi, apalagi jika menikah dini yang
Pernikahan dini setidaknya melanggar hak - hak para remaja itu sendiri yang
sebenarnya bersifat esensial dan primer . Ironisnya, pernikahan dini masih banyak terjadi di
dunia, khususnya di Indonesia. Yang pertama hak mendapatkan pendidikan. Sesuai dengan
UU setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, termasuk para remaja. Para
remaja sebagai generasi penerus bangsa sangat diharapkan agar bisa memimpin bangsa ini
ke depan. Bangsa kita membutuhkan para intelektual tinggi agar bangsa ini terus maju, tapi
pertanyaaan yang muncul di benak kita , apakah kita mampu menjadi seorang intelek tanpa
pernah sedikitpun mengecam asam garam pendidikan? Hak yang kedua adalah hak untuk
berpikir dan berkreasi. Dengan adanya kasus pernikahan dini tentunya anak sudah tidak lagi
bisa mengekspresikan dan berpikir sesuai usianya, karena dia selalu dituntut dengan
Sebenarnya banyak efek negatif dibandingkan positifnya dari pernikahan dini. Di antara
dampak negatifnya antara lain Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi
akibat pernikahan dini. Yang kedua si calon ibu akan mengalami masa reproduksi yang
panjang, sehingga memungkinkan banyak peluang besar untuk melahirkan dan mempunyai
anak yang mengakibatkan melonjaknya tingkat populasi dunia yang berakibat fatal karena
Pernikaan dini dapat melanggar prinsip sosial budaya dalam masyarakat Indonesia
khususnya yang katanya tak pernah mengenal gender dan status sosial, tapi budaya ini justru
Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sangat menghormati perempuan
dalam kehidupan sehari hari. Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya jahiliah yang
Bukan hanya berdampak bagi masyarakat luas, tetapi juga berdampak besar bagi
pasangan pernikahan dini tersebut. Setelah menikah dini, pasangan ini tentu belum siap untuk
menghadapi tanggung jawab yang harus diemban seperti orang dewasa. Padahal kalau
menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi
itu mereka yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalahan
secara matang. Yang namanya mendidik anak itu perlu pendewasaan diri, jadi harus ada
kematangan dan pemahaman diri untuk dapat memahami anak. Kalau masih kekanak-
kanakan, maka mana bisa sang ibu mengayomi anaknya.Apakah bisa seorang anak buat anak
? Apaka bisa seorang anak ngurus anak? Sangat mustahil kan! Yang ada hanya akan merasa
terbebani karena di satu sisi masih ingin menikmati masa muda dan di sisi lain dia harus
mengurusi keluarganya.
Si calon ibu pun juga tidak luput terkena imbas dari dampak negatif pernikahan dini.
Alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju kematangan sehingga belum siap untuk
melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian
melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma dan infeksi yang akan membahayakan
organ - organ reproduksinya sampai sampai dapat membahayakan kondisi fisik dan jiwa si
anak. Kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama karena sangat berpengaruh besar
terhadap pola asuh, asih, asah si anak agar dapat menjadi generasi emas di kemudiah hari.
Secara psikis si calon ibu juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga
akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan.
Anak akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang sebenarnya
Dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari hari, agama islam melarang suatu
diamati , maka sudah jelas pernikahan dini lebih banyak mudharatnya ditimbang faedahnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini merupakan salah satu perbuatan yang
Dari uraian tersebut jelas bahwa pernikahan dini atau perkawinan dibawah umur lebih
banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Oleh karena itu pernikahan dini patut ditentang.
Orang tua harus disadarkan untuk tidak mengizinkan menikahkan anaknya dalam usia dini
dan para orang tua juga harus memahami peraturan perundang-undangan untuk melindungi
anak mereka. Tidak hanya dari orang tua,semua para remaja harus sadar dan mengetahui
dampak- dampak negatif dari pernikahan dini dengan cara banyak membaca dan berbagi
pengalaman dengan orang lain. Tentunya dengan tujuan agar tidak terbujuk untuk menikah
pada usia yang masih belia. Oleh karena itu, WASPADALAH - WASPADALAH !