1. Prioritas untuk masjid, madrasah, kantor KUA, yang berada di lokasi strategis
2. Bukan tanah wakaf yang masuk kawasan hutan lindung (lihat daftar terdahulu)
3. Cantumkan nama masjid atau madrasah pada AIW/APAIW, cont. Masjid Al Huda,
Madrasah GUPPI, dst.
4. Formulir wakaf yang ada harap digandakan, jangan dibuat (ketik) ulang yang baru untuk
menghindari kesalahan sesuai dengan bunyi yang sebenarnya.
PROSEDUR PERSYARATAN PENGURUSAN AKTA IKRAR WAKAF
LANDASAN HUKUM :
BERKAS :
UNTUK BERKAS W DISIAPKAN DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN,
ADAPUN KETENTUAN SBB :
1. Memakai Model W1. tentang Ikrar Wakaf sebanyak 1 lembar untuk PPAIW,
2. Memakai Model W2. tentang Akta Ikrar Wakaf sebanyak 3 lembar,
3. Memakai Model W2.a tentang Salinan Akta Ikrar Wakaf sebanyak 4 lembar,
4. Memakai Model W5. tentang Surat Pengesahan Nadzir sebanyak 7 atau 8 lembar,
5. Memakai Model W7. tentang Surat Pengantar Permohonan Tanah Wakaf ke
BPN,dari KUA,
6. Melampirkan Sertifikat Hak Milik yang asli dan foto copy-nya untuk KUA.
Keterangan:
1. Model W2. masing-masing diberi materai Rp.6000,- lembar pertama untuk BPN,
lembar Kedua untuk PPAIW, dan lembar ketiga untuk Kementerian Agama.
2. Model W2.a. lembar pertama untuk Wakif, lembar kedua untuk Nadzir, lembar ketiga
untuk Kelurahan/Desa, dan lembar keempat untuk Kementerian Agama.
3. Model W5. satu lembar untuk arsip KUA, 1 (satu) lembar untuk BPN, 5 (lima) lembar
masing-masing untuk Nadzir, 1 (satu) lembar untuk Kelurahan/Desa serta 1 (satu)
lembar untuk Organisasi/Yayasan.
4. Surat Keterangan dari Kelurahan/Desa diketahui Camat bahwa Tanah Tersebut
Tidak Dalam Sengketa.
Keterangan
1. Memakai Model W1, W3 adalah Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf, W5 dan W7, serta
W3.a, tentang Salinan Akta Pengaganti Akta Ikrar Wakaf,
2. Bila Ada Sertifikat Hak Milik idem I. F,
3. Bila Tidak Ada Sertifikat idem II. B s/ d J.
Keterangan:
Model W3.a lembar pertama untuk Wakif, lembar kedua untuk Nadzir, lembar ketiga untuk
Kelurahan/Desa, dan lembar keempat untuk Kementerian Agama.
NADZIR
Bagi yang Berbadan Hukum mengajukan Susunan Permohonan Pengesahan Nadzir dari
Lembaga yang bersangkutan (Yayasan, Organisasi Formal, Pondok Pesantren), dengan
melampirkan surat Kepada Kepala KUA dan W5.a. tentang Surat Pengesahan Nadzir,
Keterangan:
PROSEDUR WAKAF
Pihak yang berkepentingan (Wakif, Nadzir, dan Saksi) datang ke KUA untuk pembuatan
AIW/APAIW dengan membawa dokumen sebagai berikut:
1. Sertifikat Hak Atas Tanah (bagi yang sudah sertifikat), atau surat-surat pemilikan
tanah (termasuk surat pemindahan hak, surat keterangan warisan, girik, dll.) bagi
tanah hak milik yang belum bersertifikat,
2. Surat Pernyataan Wakaf, asli dan Foto Copy rangkap 4,
3. Surat Keterangan dari Lurah/Kepala Desa setempat yang diketahui Camat bahwa
tanah tersebut tidak dalam sengketa,
4. Susunan Pengurus Organisasi/Yayasan/Masjid atau lainnya yang ditandatangani
Ketua dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat,
5. Mengisi Formulir Model WK dan WD,
6. Foto Copy KTP Wakif (yang berwakaf) apabila masih hidup,
7. Foto Copy KTP para Pengurus yang akan ditetapkan sebagai Nadzir Wakaf (yang
mendapat amanah untuk mengelola wakaf),
8. Foto Copy KTP para Saksi,
9. Menyerahkan Materai bernilai Rp. 6.000 (enam ribu rupiah) sebanyak 7 lembar,
10. Menanda tangani Ikrar Wakaf (W1) bagi Wakif yang masih hidup dan Akta Ikrar
Wakaf (AIW)/Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW) setelah semua surat-surat
lengkap dan diketik oleh petugas,
11. Membuat surat kuasa kepada PPAIW/Kementerian Agama untuk proses pendaftaran
ke BPN (blanko ada di KUA).