METODOLOGI PENELITIAN
subjek dalam kelompok belajar untuk diberikan perlakuan atau treatment, bukan
bahwa quasi experimental memiliki kelas kontrol tetapi tidak dapat berfungsi
waktu pelaksanaan pembelajaran, kondisi siswa, hubungan sosial antar siswa, dan
Penelitian ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
TABEL 3.1
DESAIN FAKTORIAL
Metode Pembelajaran
Aktivitas Belajar Active Knowledge Sharing (
a1 ) Konvensional ( a2 )
Tinggi ( b1 ) a1 b1 a2 b1
Rendah ( b2 ) a1 b2 a2 b2
Keterangan:
a1 b1 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran everyone is
teacher here dengan aktivitas belajar tinggi.
a1 b2 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran everyone is
teacher here dengan aktivitas belajar rendah.
a2 b1 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran sebelumnya
dengan aktivitas belajar tinggi.
a2 b2 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran sebelumnya
dengan aktivitas belajar rendah.
Penentuan populasi, sampel, dan teknik sampling merupakan hal terpenting dalam
proses penelitian. penentuan sampel dengan teknik sampling yang benar dapat
3.2.1 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Sungkai
22
Selatan tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari tiga kelas yang berjumlah 97
TABEL 3.2
POPULASI PENELITIAN
SMP NEGERI 01 SUNGKAI SELATAN SISWA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti dalam
bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel yang digunakan diambil dari penelitian ini sebanyak dua kelas dari kelas
yang ada pada kelas VIII SMP Negeri 01 Sungkai selatan yaitu kelas VIIIB dan
TABEL 3.3
SAMPEL PENELITIAN
SMP NEGERI 01 SUNGKAI SELATAN SISWA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
tertentu.
Sesuai dengan kelas yang diteliti yaitu kelas VIII B dan kelas VIII C, Kelas VIII B
konvensional.
mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala
Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan
peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering
disebut dengan attribut universal. Pada skala Guttman hanya ada dua interval,
a. Definisi Konseptual
24
mengajar. Kegiatan aktivitas belajar yang cocok pada materi relasi dan fungsi
b. Definisi Operasional
waktu belajar di rumah. Bentuk aktivitas belajar yang lain adalah diskusi di antara
teman, mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, dan lain
sebagainya dimana semua aktivitas itu bertujuan untuk memberikan peran aktif
kepada siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, besar harapannya
seorang siswa yang benar-benar aktif akan memperoleh hasil belajar yang baik.
TABEL 3.4
KISI-KISI AKTIVITAS BELAJAR
25
Instrumen hasil belajar pada materi relasi dan fungsi dalam penelitian ini
berupa soal tes berbentuk uraian yang berisi tentang materi-materi pada pokok
bahasan relasi dan fungsi. Alasan pemilihan soal berbentuk uraian karena tes
uraian ini dapat mengukur kemampuan yang dimiliki oleh siswa berupa
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar pada materi relasi dan fungsi adalah pengetahuan yang
b. Definisi Operasional
26
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah skor tes tertulis yang diperoleh
Kisi-kisi instrumen hasil belajar siswa pada materi relasi dan fungsi
TABEL 3.5
KISI-KISI MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI
1) Validitas
instrumen disebut valid menurut validitas isi apabila instrumen tersebut telah
merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur.
Untuk menilai validitas isi peneliti meminta tiga orang pakar yaitu dosen
Lampung untuk menilai instrumen yang telah dibuat. Dalam penelitian ini
instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua
dengan aspek aktivitas belajar dan kesesuaian butir pernyataan dengan indikator.
mengenai materi relasi dan fungsi. Seperti halnya instrumen lembar observasi
1) Validitas Isi
28
validitas isi, seperti halnya instrumen angket, validitas instrumen tes uraian dalam
penelitian ini juga dilakukan dengan validitas isi. Untuk menilai apakah suatu
instrumen itu valid maka peneliti meminta tiga orang pakar yaitu dosen
Lampung untuk menilai instrumen yang telah dibuat. Butir instrumen dikatakan
valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang
ditentukan kriteria yang dimaksud meliputi kesesuaian butir soal dengan pokok
indikator.
2) Tingkat Kesulitan
Taraf kesulitan, yaitu untuk menghitung nilai banyaknya subjek peserta tes
yang mengerjakan jawaban dengan benar. Jika banyak subjek peserta tes yang
menjawab benar maka taraf kesukaran tes tersebut baik dan sebaliknya. Menurut
peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes.
Untuk menghitung tingkat kesulitan untuk tes uraian dirumuskan sebagai berikut.
S
P=
S maks
Keterangan:
P = indeks tingkat kesukaran butir soal
S = rata-rata untuk skor butir soal
S maks = skor maksimum untuk butir soal
29
Jika indeks tingkat kesukaran pada butir soal tidak tergolong dalam interval
3) Daya Beda
Menurut Budiyono (2015:102) daya beda suatu butir soal dapat dipakai
untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai. Untuk menghitung
nXY ( X ) ( Y )
D=r pbis
(n X ( X ) ) (nY ( Y ) )
2 2 2 2
Keterangan:
D : indeks daya pembeda
n : banyaknya subyek yang dikenai tes
X : skor untuk butir ke-i; i = 1, 2, 3, ..., 10
Y : total skor
Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan adalah butir soal yang
memiliki nilai D 0,3 dan jika D < 0,3 maka butir soal tersebut tidak digunakan.
uraian dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha. Rumus alpha tersebut
( )(
r 11 =
n
n1
s
1 2i
st )
Dengan rumus untuk mencari varian ialah:
x i 2
n
x 21
s2i =
30
Keterangan :
r 11 : koefisien reliabilitas tes
1 : bilangan konstan
tes yang berbentuk uraian. Untuk penelitian ini data diambil dari hasil posttest.
Tes dilakukan satu kali dikelas eksperimen dan satu kali dikelas kontrol.
dikarenakan data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang didapat dari skor tes.
Uji prasyarat perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini
a) Uji Normalitas
populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas ini digunakan uji
Lilliefors.
1) Hipotesis
s : standar deviasi
zi
) : proporsi cacah Z z i terhadap seluruh z
S
xi : skor responden
4) Daerah Kritis
5) Keputusan uji
1. H 0 ditolak jika L DK
2. H 0 diterima jika L DK
6) Simpulan
Jika H 0 ditolak maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
32
berdistribusi normal.
(Budiyono,2015:170)
b) Uji Homogenitas
Untuk melakukan uji homogenitas dua kelompok digunakan uji kesamaan dua
varian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua data tersebut homogen.
Syarat homogen adalah jika kedua data tersebut berdistribusi normal. Sugiyono
(2012:261) menyatakan bahwa varian kedua sampel homogen atau tidak, maka
Varians terbesar
Fh itung=
Varians terkecil
(homogen)
homogen)
2 2
Ha: 1 2
apabila Fhitung > F tabel , maka Ho ditolak atau kedua data tersebut tidak
homogen.
memiliki kemampuan awal yang seimbang atau tidak. Statistik uji yang digunakan
dalam uji keseimbangan adalah uji kesamaan dua rata-rata (uji t).
1) Hipotesis
seimbang)
seimbang)
Dengan
2 ( n1 1 ) s12 + ( n 21 ) s 22
S =
p
n1+ n22
Keterangan :
X 1 : nilai rata-rata kelompok 1
X 2 : nilai rata-rata kelompok 2
s 12 : variansi kelompok 1
2
s 2 : variansi kelompok 2
34
4) Daerah Kritis
2. H 0 diterima jika t DK
6) Simpulan
(Budiyono,2015:151-152)
Teknik analisis data akhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama. Dari variabel penggunaan
analisis untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan homogen. Uji prasyarat analisis ini menggunakan uji normalitas dan
35
uji homogenitas.
a) Uji Normalitas
langkah yang sama pada uji normalitas yang digunakan dalam uji prasyarat
kesamaan dua rata-rata. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas sebanyak 4
kali meliputi:
(a1)
b) Uji Homogenitas
penelitian ini sama seperti pada langkah uji homogenitas yang digunakan sebagai
sel sama.
a. Metode
Metode dari analisis variansi dua jalan dengan sel sama adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
Xijk = data (nilai) ke-k pada model pembelajaran ke-i dan aktivitas ke-j
= rerata dari seluruh data (rerata besar);
i = i. = efek baris ke-i pada variabel terikat;
j = .j = efek kolom ke j pada variabel terikat;
()ij = ij ( + i + j)
= interaksi baris ke-i dan kolom k-j pada variabel terikat;
ijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya ( ij) yang berdistribusi
normal dengan rerata 0.
i : 1, 2;
1 : metode pembelajaran everyone is teacher here
2 : metode pembelajaran langsung
j : 1, 2;
1 : aktivitas belajar tinggi
2 : aktivitas belajar rendah
k :1, 2, ..., nij ; n ij : banyaknya data amatan pada setiap sel
(Budiyono,2015:207-208)
b. Hipotesis
1) H0A :
i=0 untuk setiap i = 1, 2,3,, p
2) H0B :
j =0 untuk setiap j = 1, 2, 3, , q
( )i =0
3) H0AB : j untuk setiap i = 1, 2,3,, p dan j = 1, 2, 3,
, q
( )i
H1AB : paling sedikit ada satu j yang tidak nol
Ketiga pasang hipotesis ini ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut :
1) H0A : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
2) H0B : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
terikat
(Budiyono,2015:212)
c. Taraf signifikansi
= 0,05
d. Statistik uji:
RKA
F a=
1) Untuk H0A adalah RKG , yang merupakan nilai dari variabel
random
RKB
Fb =
2) Untuk H0B adalah RKG , yang merupakan nilai dari variabel
RKAB
F ab=
3) Untuk H0AB adalah RKG , yang merupakan nilai dari variabel
e. Daerah Kritis
Nilai F:p-1, N-pq, F:q-1, N-pq dan F:(p-1)(q-1), N-pq diperoleh dari Tabel Nilai F0.05;v1, v2
38
f. Keputusan Uji
(Budiyono,2015:214)
TABEL 6
RANGKUMAN ANALISIS VARIANSI DUA JALAN SEL SAMA
(Budiyono,2015:215)
Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil
analisis variansi tersebut menunjukkan adanya interaksi antara baris dan kolom.