Anda di halaman 1dari 19

III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan tergolong dalam penelitian kuantitatif

jenis quasi eksperimental. Penelitian quasi eksperimental menggunakan seluruh

subjek dalam kelompok belajar untuk diberikan perlakuan atau treatment, bukan

menggunakan subjek yang diambil secara acak. Sugiyono (2012:77) menyatakan

bahwa quasi experimental memiliki kelas kontrol tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Variabel-variabel luar tersebut di antaranya adalah

waktu pelaksanaan pembelajaran, kondisi siswa, hubungan sosial antar siswa, dan

perbedaan jenis kelamin.

Penelitian ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

variabel bebas pada penelitian ini dimanipulasikan. Variabel bebas yang

dimanipulasikan yaitu strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing ditinjadari

aktivitas belajar siswa. penelitian quasi eksperimental menggunakan suatu

percobaan, percobaan tersebut digunakan untuk membandingkan dua kelompok

sasaran penelitian. Satu kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus berupa

strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing ditinjau dari aktivitas belajar

siswa, sedangkan kelompok kontrol diberi tindakan berupa metode pembelajaran

sebelumnya yang juga ditinjau dari aktivitas belajar siswa:


21

Design yang digunakan dalam penelitian ini adalah design faktorial 2 X 2

dengan model seperti pada tabel 2 berikut:

TABEL 3.1
DESAIN FAKTORIAL

Metode Pembelajaran
Aktivitas Belajar Active Knowledge Sharing (
a1 ) Konvensional ( a2 )

Tinggi ( b1 ) a1 b1 a2 b1
Rendah ( b2 ) a1 b2 a2 b2

Keterangan:
a1 b1 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran everyone is
teacher here dengan aktivitas belajar tinggi.
a1 b2 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran everyone is
teacher here dengan aktivitas belajar rendah.
a2 b1 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran sebelumnya
dengan aktivitas belajar tinggi.
a2 b2 : kelompok siswa yang dikenakan metode pembelajaran sebelumnya
dengan aktivitas belajar rendah.

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Penentuan populasi, sampel, dan teknik sampling merupakan hal terpenting dalam

proses penelitian. penentuan sampel dengan teknik sampling yang benar dapat

membuat sampel benar-benar dapat mewakili populasi dalam penelitian.

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek yang akan diteliti. Menurut

Sugiyono (2012:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Sungkai
22

Selatan tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari tiga kelas yang berjumlah 97

siswa, dapat dilihat pada tabel 3.2

TABEL 3.2
POPULASI PENELITIAN
SMP NEGERI 01 SUNGKAI SELATAN SISWA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Kelas Jumlah siswa


VIII A 32
VIII B 32
VIII C 33
Jumlah 97
Sumber : Guru Matematika kelas VIII SMP Negeri 01Sungkai Selatan

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti dalam

penelitian ini. Menurut Sugiyono (2012:81) menyatakan bahwa sampel adalah

bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel yang digunakan diambil dari penelitian ini sebanyak dua kelas dari kelas

yang ada pada kelas VIII SMP Negeri 01 Sungkai selatan yaitu kelas VIIIB dan

VIIIC yang berjumlah 65 siswa, dapat dilihat pada tabel 3.3

TABEL 3.3
SAMPEL PENELITIAN
SMP NEGERI 01 SUNGKAI SELATAN SISWA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Kelas Jumlah siswa


VIII B 32
VIII C 33
Jumlah 65
Sumber : Guru Matematika kelas VIII SMP Negeri 01Sungkai Selatan

3.2.3 Teknik Sampling


23

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan untuk menentukan

sampel adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:85)

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.

Dengan menggunakan teknik samplimg purposive, diharapkan kriteria

sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Sesuai dengan kelas yang diteliti yaitu kelas VIII B dan kelas VIII C, Kelas VIII B

mendapatkan perlakuan dengan strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing

dan kelas VIII C mendapatkan perlakuan dengan metode pembelajaran

konvensional.

3.3 Instrumen Penelitian

3.3.1 Instrumen Aktivitas Belajar

Instrumen aktivitas belajar dalam penelitian ini berupa lembar observasi

yang berbentuk skala Guttman. Menurut Riduwan (2011:342-43) skal Guttman

mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala

Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan

peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering

disebut dengan attribut universal. Pada skala Guttman hanya ada dua interval,

yaitu : Tinggi dan Rendah.

a. Definisi Konseptual
24

Berdasarkan pengertian aktivitas belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar merupakan proses pembelajaran yang berlangsung dikelas yang

meliputi keterlibatan intelektual dan emosional siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. Kegiatan aktivitas belajar yang cocok pada materi relasi dan fungsi

adalah kegiatan-kegiatan visual, lisan, mendengarkan, dan menggambar.

b. Definisi Operasional

Aktivitas belajar dapat dialami seorang siswa di sekolah maupun pada

waktu belajar di rumah. Bentuk aktivitas belajar yang lain adalah diskusi di antara

teman, mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, dan lain

sebagainya dimana semua aktivitas itu bertujuan untuk memberikan peran aktif

kepada siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, besar harapannya

seorang siswa yang benar-benar aktif akan memperoleh hasil belajar yang baik.

c. Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Belajar

Adapun kisi-kisi untuk lembar observasi aktivitas belajar matematika,

sebagaimana definisi konseptual dan definisi operasional tersebut adalah seperti

pada tabel 4 berikut:

TABEL 3.4
KISI-KISI AKTIVITAS BELAJAR
25

Aspek Indikator Jumlah


Membaca
Kegiatan-kegiatan
Mengamati orang lain
Visual
bekerja
Mengajukan pertanyaan,
Kegiatan-kegiatan
Memberi saran
Lisan (Oral)
Mengemukakan pendapat
Kegiatan-kegiatan Mendengarkan penyajian
Mendengarkan bahan
Kegiatan-kegiatan
Mengerjakan tes
Menulis
Kegiatan-kegiatan Minat
Emosional Berani
Jumlah

3.3.2 Instrumen Hasil Belajar Pada Materi Relasi dan Fungsi

Instrumen hasil belajar pada materi relasi dan fungsi dalam penelitian ini

berupa soal tes berbentuk uraian yang berisi tentang materi-materi pada pokok

bahasan relasi dan fungsi. Alasan pemilihan soal berbentuk uraian karena tes

uraian ini dapat mengukur kemampuan yang dimiliki oleh siswa berupa

pengetahuannya terhadap materi relasi dan fungsi.

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar pada materi relasi dan fungsi adalah pengetahuan yang

diperoleh siswa setelah belajar mengenai materi relasi dan fungsi.perubahan

kemampuan siswa secara nyata yang meliputi pengetahuan siswa setelah

mengalami proses pembelajaran pada materi relasi dan fungsi.

b. Definisi Operasional
26

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah skor tes tertulis yang diperoleh

siswa berupa perubahan kemampuan yang meliputi pengetahuan siswa setelah

mengalami proses pembelajaran pada materi relasi dan fungsi.

c. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar Relasi dan Fungsi

Kisi-kisi instrumen hasil belajar siswa pada materi relasi dan fungsi

adalah sepeti pada tabel 5 berikut:

TABEL 3.5
KISI-KISI MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI

Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk No


soal soal mor
soal
Menyatakan masalah Essay 1
sehari-hari yang berkaitan
dengan relasi.
Menyelesaikan masalah Essay 2
sehari-hari yang berkaitan
dengan relasi dan fungsi
Menentukan domain, Essay 3,4
kodomain, range, dari
Menyajikan fungsi suatu fungsi.
dalam berbagai Menggambar grafik fungsi Essay
Relasi 5,6
bentuk relasi, pada koordinat cartesius
dan
pasangan berurut,
Fungsi
rumus fungsi, tabel,
Menentukan nilai dari suatu Essay 7
grafik, dan diagram.
fungsi
Menyusun tabel pasangan Essay 8,9
antara nilai peubah dengan
nilai fungsi dan
menggambar grafik fungsi
tersebut
Menentukan bentuk Essay 9,10
fungsi

3.4 Analisis Uji Instrument


Agar informasi yang dikumpulkan baik, maka instrumen yang digunakan

harus baik dan memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.


27

3.4.1 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar

Instrumen lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas belajar

siswa namun sebelumnya dilakukan analisis terhadap instrumen yang meliputi :

1) Validitas

Untuk instrumen lembar observasi aktivitas belajar validitas instrumen

mengunakan validitas isi, Budiyono (2015:38) menyatakan bahwa suatu

instrumen disebut valid menurut validitas isi apabila instrumen tersebut telah

merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur.

Untuk menilai validitas isi peneliti meminta tiga orang pakar yaitu dosen

Pendidikan Matematika Program Strata-1 STKIP Muhammadiyah Kotabumi-

Lampung untuk menilai instrumen yang telah dibuat. Dalam penelitian ini

instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua

kriteria yang ditentukan. Kriteria yang dimaksud adalah kesesuaian indikator

dengan aspek aktivitas belajar dan kesesuaian butir pernyataan dengan indikator.

3.4.2 Instrumen Tes Tertulis

Instrumen tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

mengenai materi relasi dan fungsi. Seperti halnya instrumen lembar observasi

terlebih dahulu dilakukan analisis instrumen tes tertulis yang meliputi:

1) Validitas Isi
28

Untuk instrumen tes tertulis dilakukan validitas instrumen melalui

validitas isi, seperti halnya instrumen angket, validitas instrumen tes uraian dalam

penelitian ini juga dilakukan dengan validitas isi. Untuk menilai apakah suatu

instrumen itu valid maka peneliti meminta tiga orang pakar yaitu dosen

Pendidikan Matematika Program Strata-1 STKIP Muhammadiyah Kotabumi-

Lampung untuk menilai instrumen yang telah dibuat. Butir instrumen dikatakan

valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang

ditentukan kriteria yang dimaksud meliputi kesesuaian butir soal dengan pokok

bahasan, kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi, kesesuaian kisi-kisi dengan

indikator.

2) Tingkat Kesulitan

Taraf kesulitan, yaitu untuk menghitung nilai banyaknya subjek peserta tes

yang mengerjakan jawaban dengan benar. Jika banyak subjek peserta tes yang

menjawab benar maka taraf kesukaran tes tersebut baik dan sebaliknya. Menurut

Budiyono (2015:99) Tingkat kesukaran butir soal menyatakan proporsi banyaknya

peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes.
Untuk menghitung tingkat kesulitan untuk tes uraian dirumuskan sebagai berikut.

S
P=
S maks

Keterangan:
P = indeks tingkat kesukaran butir soal
S = rata-rata untuk skor butir soal
S maks = skor maksimum untuk butir soal
29

Jika indeks tingkat kesukaran pada butir soal tidak tergolong dalam interval

0,3 P 0,7 maka butir soal tidak digunakan.

3) Daya Beda

Menurut Budiyono (2015:102) daya beda suatu butir soal dapat dipakai

untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai. Untuk menghitung

indeks daya pembeda dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

nXY ( X ) ( Y )
D=r pbis
(n X ( X ) ) (nY ( Y ) )
2 2 2 2

Keterangan:
D : indeks daya pembeda
n : banyaknya subyek yang dikenai tes
X : skor untuk butir ke-i; i = 1, 2, 3, ..., 10
Y : total skor

Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan adalah butir soal yang

memiliki nilai D 0,3 dan jika D < 0,3 maka butir soal tersebut tidak digunakan.

4) Reliabilitas Instrumen Tes

Seperti halnya reliabilitas pada instrumen angket, pengujian reliabilitas tes

uraian dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha. Rumus alpha tersebut

adalah sebagai berikut :


2

( )(
r 11 =
n
n1
s
1 2i
st )
Dengan rumus untuk mencari varian ialah:

x i 2

n

x 21

s2i =
30

Keterangan :
r 11 : koefisien reliabilitas tes

n : banyak butir soal (item)

1 : bilangan konstan

s2i : jumlah varians skor setiap soal (item)


2
st : variansi skor total

Hasil belajar matematika siswa dikatakan reliabel apabila memenuhi kriteria


yang digunakan yaitu r hitung 0,7 .

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah adalah

tes yang berbentuk uraian. Untuk penelitian ini data diambil dari hasil posttest.

Posttest akan dilakukan diakhir pembelajaran dimana siswa telah diberikan

perlakuan. Posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa.

Tes dilakukan satu kali dikelas eksperimen dan satu kali dikelas kontrol.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik statistik inferensial

berupa statistik parametrik. Pengunaan statistik inferensial pada penelitian ini

dikarenakan data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang didapat dari skor tes.

3.6.2 Uji Prasyarat Kesamaan Dua Rata-rata

Uji prasyarat perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji normalitas dan uji homogenitas.


31

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas ini digunakan uji

Lilliefors.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Taraf signifikan () = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan :


L = max F(zi) - S
(zi)
Keterangan:
F (z i ) = P(Z zi ), Z ~ N(0,1)
( x i x )
z i=
s

s : standar deviasi
zi
) : proporsi cacah Z z i terhadap seluruh z
S
xi : skor responden
4) Daerah Kritis

DK = {LL > L :n } dengan n adalah ukuran sampel.

L:n diperoleh dari Tabel Nilai Kritik Uji Lilliefors.

5) Keputusan uji
1. H 0 ditolak jika L DK

2. H 0 diterima jika L DK

6) Simpulan

Jika H 0 ditolak maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
32

normal. Jika H0 diterima maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

(Budiyono,2015:170)

b) Uji Homogenitas

Sebelum data diolah, terlebih dahulu perlu dilakukan uji homogenitas.

Untuk melakukan uji homogenitas dua kelompok digunakan uji kesamaan dua

varian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua data tersebut homogen.

Syarat homogen adalah jika kedua data tersebut berdistribusi normal. Sugiyono

(2012:261) menyatakan bahwa varian kedua sampel homogen atau tidak, maka

perlu diuji homogenitas variansnya terlebih dahulu dengan uji F yaitu:

Varians terbesar
Fh itung=
Varians terkecil

Hipotesis yang akan dibuktikan.

H0 : tidak terdapat perbedaan varian kelas eksperimen dengan kelas kontrol

(homogen)

Ha : terdapat perbedaan varian kelas eksperimen dengan kelas kontrol (tidak

homogen)

Hipotesis statistiknya adalah :


2
Ho: 1 = 22

2 2
Ha: 1 2

Kriteria uji homogenitas:

a. apabila Fh itung F tabel , maka Ho diterima atau kedua data tersebuthomogen.


33

apabila Fhitung > F tabel , maka Ho ditolak atau kedua data tersebut tidak

homogen.

3.6.3 Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan pada dua kelompok sebelum dikenai

perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut

memiliki kemampuan awal yang seimbang atau tidak. Statistik uji yang digunakan

dalam uji keseimbangan adalah uji kesamaan dua rata-rata (uji t).

Langkah-langkah uji keseimbangan sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : 1 = 2 ( kedua kelompok memiliki kemampuan yang

seimbang)

Ha : 1 2 (kedua kelompok tidak memiliki kemampuan yang

seimbang)

2) Taraf signifikan () = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan:


X 1 X 2
t= t( n1+ n22)
sp
1 1
+
n1 n2

Dengan

2 ( n1 1 ) s12 + ( n 21 ) s 22
S =
p
n1+ n22

Keterangan :
X 1 : nilai rata-rata kelompok 1
X 2 : nilai rata-rata kelompok 2
s 12 : variansi kelompok 1
2
s 2 : variansi kelompok 2
34

n1 : banyak responden kelompok 1


n1 : banyak responden kelompok 2

4) Daerah Kritis

DK = { t | t < - t1 atau t > t1 } uji


, n1 +n22 , n1 +n22
2 2

hipotesis dua pihak


5) Keputusan uji
1. H 0 ditolak jika t DK

2. H 0 diterima jika t DK

6) Simpulan

Jika H0 ditolak maka kedua kelompok tidak memiliki kemampuan awal

yang seimbang. Jika H0 diterima maka kedua kelompok memiliki

kemampuan awal yang seimbang.

(Budiyono,2015:151-152)

3.6.4 Analisis Data Akhir

Teknik analisis data akhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama. Dari variabel penggunaan

metode pembelajaran everyone is teacher here sebagai kelas eksperimen dan

model pembelajaran sebelumnya sebagai kelas kontrol. Variabel aktivitas belajar

diklasifikasi menjadi tinggi dan rendah.

3.6.5 Uji Prasyarat Analisis Data Akhir

Sebelum melakukan analisis variansi dua jalan dilakukan uji persyaratan

analisis untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan homogen. Uji prasyarat analisis ini menggunakan uji normalitas dan
35

uji homogenitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas ini menggunakan metode Lilliefors dengan langkah-

langkah yang sama pada uji normalitas yang digunakan dalam uji prasyarat

kesamaan dua rata-rata. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas sebanyak 4

kali meliputi:

1) kelompok siswa dengan metode pembelajaran everyone is teacher here

(a1)

2) kelompok siswa dengan metode pembelajaran sebelumnya (a2)

3) kelompok siswa dengan tingkat aktivitas belajar tinggi (b1)

4) kelompok siswa dengan tingkat aktivitas belajar rendah (b2)

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini menggunakan uji F, Prosedur uji homogenitas dalam

penelitian ini sama seperti pada langkah uji homogenitas yang digunakan sebagai

prasyarat uji kesamaan dua rata-rata.

3.6.6 Uji Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan

sel sama.

a. Metode
Metode dari analisis variansi dua jalan dengan sel sama adalah sebagai
berikut :

Xijk = + i + j + ( )ij + ijk


36

Keterangan :
Xijk = data (nilai) ke-k pada model pembelajaran ke-i dan aktivitas ke-j
= rerata dari seluruh data (rerata besar);
i = i. = efek baris ke-i pada variabel terikat;
j = .j = efek kolom ke j pada variabel terikat;
()ij = ij ( + i + j)
= interaksi baris ke-i dan kolom k-j pada variabel terikat;
ijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya ( ij) yang berdistribusi
normal dengan rerata 0.

i : 1, 2;
1 : metode pembelajaran everyone is teacher here
2 : metode pembelajaran langsung
j : 1, 2;
1 : aktivitas belajar tinggi
2 : aktivitas belajar rendah
k :1, 2, ..., nij ; n ij : banyaknya data amatan pada setiap sel

(Budiyono,2015:207-208)

b. Hipotesis

1) H0A :
i=0 untuk setiap i = 1, 2,3,, p

H1A : paling sedikit ada satu


i yang tidak nol

2) H0B :
j =0 untuk setiap j = 1, 2, 3, , q

H1B : paling sedikit ada satu


j yang tidak nol

( )i =0
3) H0AB : j untuk setiap i = 1, 2,3,, p dan j = 1, 2, 3,

, q

( )i
H1AB : paling sedikit ada satu j yang tidak nol

Ketiga pasang hipotesis ini ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut :

1) H0A : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat

H1A : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat


37

2) H0B : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

H1B : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

3) H0AB : Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel

terikat

H1AB : Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat

(Budiyono,2015:212)

c. Taraf signifikansi

= 0,05

d. Statistik uji:

RKA
F a=
1) Untuk H0A adalah RKG , yang merupakan nilai dari variabel

random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p 1 dan N pq.

RKB
Fb =
2) Untuk H0B adalah RKG , yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q 1 dan N pq.

RKAB
F ab=
3) Untuk H0AB adalah RKG , yang merupakan nilai dari variabel

random berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p 1)(q 1) dan N pq.

e. Daerah Kritis

1) Daerah kritis untuk F a adalah DK = { FF > F :p-1, N-pq}

2) Daerah kritis untuk Fb adalah DK = { F F > F :q-1, N-pq }

3) Daerah kritis untuk F ab adalah DK = { F F > F:(p-1)(q-1), N-pq }

Nilai F:p-1, N-pq, F:q-1, N-pq dan F:(p-1)(q-1), N-pq diperoleh dari Tabel Nilai F0.05;v1, v2
38

f. Keputusan Uji

H0 ditolak jika Fobs DK

(Budiyono,2015:214)

TABEL 6
RANGKUMAN ANALISIS VARIANSI DUA JALAN SEL SAMA

Sumber JK dk RK F obs F a Keputusan Uji


Baris (A) JKA p-1 RKA Fa Ftabel H0A ditolak / diterima
Kolom (B) JKB q-1 RKB Fb Ftabel H0B ditolak / diterima
Interaksi(AB) JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab Ftabel H0AB ditolak / diterima
Galat JKG N-pq RKG - - -
Total JKT N-1 - - - -

(Budiyono,2015:215)

3.6.7 Uji Komparasi Ganda

Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil

analisis variansi tersebut menunjukkan adanya interaksi antara baris dan kolom.

Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe.

Anda mungkin juga menyukai