Anda di halaman 1dari 183

EVALUASI DIRI INSTITUSI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG
TAHUN 2012
BORANG EVALUASI DIRI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah, karena perkenan-Nya, Universtas Negeri Semarang dapat
menyelesaikan pengisian Borang Evaluasi Diri Institusi Perguruan Tinggi tahun 2012.
Pengisian borang ini ditujukan untuk mengetahui gambaran riil mengenai keadaan dan
kinerja Unnes melalui pengkajian dan analsisis yang mendalam terhadap kekuatan,
kelemahan, kekuatan dan peluang. Proses penyusunan evaluasi diri meliputi
tujuhkomponen seperti yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan
Tinggi. Tujuh komponen tersebut adalah; (A) Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Serta Strategi
Pencapaian; (B) Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu;
(C) Mahasiswa dan Lulusan; (D) Sumber Daya Manusia; (E) Kurikulum, Pembelajaran dan
Suasana Akademik; (F) Pembiayaan, Prasarana, Sarana dan Sistem Informasi; dan, (G)
Penelitian, Pelayanan/Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama.

Guna keperluan pengisian borang evaluasi diri ini, Unnes mengumpulkan data dan informasi
yang dibutuhkan, selaras dengan tujuh komponen di atas. Unnes merasa beruntung karena
sistem-sistem informasi online yang dimiliki, baik menyangkut aspek akademik, keuangan,
kemahasiswaan, kerjasama, kepegawaian dan lainnya, telah memudahkan proses
penggalian data yang dibutuhkan, secara akurat dan cepat.

Tentu saja di samping keberadaan sistem-sistem informasi manajemen di atas, laporan ini
dapat tersusun atas partisipasi dan dukungan seluruh elemen kelembagaan dan warga
Unnes baik dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan pejabat struktural. Secara khusus
Unnes memberikan apresiasi kepada Badan Penjaminan Mutu (BPM) dan gugus kerja yang
dibentuk atas kerja keras dan dedikasi yang diberikan guna mengisi borang evaluasi diri ini.
Unnes menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi dan penghargaan setingg-
tingginya atas dedikasi dan kerja keras semua pihak dalam mempersiapkan dan
menyelesaikan pengisian borang ini.

Terima kasih.

Semarang, November 2012


Rektor

Sudijono Sastroatmodjo
NIP. 195208151982031007

i
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
DAFTAR ISI
JUDUL LAPORAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RANGKUMAN EKSEKUTIF
SUSUNAN TIM PENYUSUN

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN:


A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, serta Strategi Pencapaiannya.
B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu.
C. Mahasiswa dan Lulusan.
D. Sumber Daya Manusia.
E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.
F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi.
G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.

II. ANALISIS SWOT program studi secara keseluruhan, merujuk kepada deskripsi SWOT
setiap komponen.
1. Analisis antarkomponen
2. Strategi dan pengembangan

REFERENSI: Sumber-sumber utama yang digunakan dalam proses dan pelaporan


evaluasi-diri

LAMPIRAN: Format-format yang berisi rangkuman data pendukung.

ii
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
RINGKASAN EKSEKUTIF

Guna memastikan ketercapaian visi dan misi, Universitas Negeri Semarang (Unnes)
secara periodik dan kontinyu melakukan evaluasi diri. Keberadaan evaluasi diri ini
memegang peran yang penting guna menopang upaya pengembangan Unnes lebih lanjut.
Secara umum evaluasi diri ini dilaksanakan untuk menilai kinerja Unnes dan memanatu
perjalanannya dalam mewujudkan visinya menjadi Universitas Konservasi bertaraf
internasional internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020. Secara
khusus evaluasi diri kali ini dilaksanakan secara komprehensif dan ditujukan untuk
memenuhi kepentingan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT).
Evaluasi diri yang tersaji dalam dokumen ini dibuat berdasarkan pemaparan
sejumlah kelompok data yang kemudian ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan
analisis SWOT. Hal-hal yang dikemukakan dalam dokumen evaluasi diri ini mencakupi
sejumlah informasi, yaitu; (1) informasi dasar tentang Unnes, yang menyangkut visi, misi,
tujuan, sasaran, dan strategi; (2) tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan dan
penjaminan mutu; (3) mahasiswa dan lulusan; (4) sumberdaya manusia; (5) kurikulum,
pembelajaran, dan suasana akaemik; (6) pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem
informasi; dan, (7) penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama.
Pemaparan informasi ini dilanjutkan dengan analisis untuk tiap komponen dan analisis lintas
komponen. Dari analisis yang telah dilakukan, secara umum performa Unnes pada tujuh
aspek tersebut dapat disampaikan sebagai berikut.
Pertama, visi, misi, tujuan, dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen pimpinan
dan semua warga Unnes telah dipahami secara baik oleh pemangku kepentingan ua civitas
akademika. Unnes juga memiliki visi yang khas dan tidak banyak dimiliki oleh perguruan
tinggi lain, yaitu Universitas Konservasi, yang sejalan dengan tren perubahan dan tantangan
global masa kini. Selain itu visi tersebut juga telah diterjemahkan dalam misi yang jelas serta
didukung oleh kemampuan dan kecukupan sumberdaya untuk mewujudkannya. Mengusung
visi konservasi memberikan peluang bagi Unnes untuk meningkatkan peran dan
kontribusinya, seiring dengan meningkatnya perhatian masyarakat baik pada tingkat
nasional maupun global terhadap isu-isu lingkungan dan krisis kemanusiaan-kebudayaan.
Dalam konteks pembangunan nasional dan posisi Unnes sebagai LPTK visi konservasi juga
memiliki kaitan erat dengan pengarusutamaan pendidikan karakter, sehingga membuka
peluang peran dan kontribusi Unnes yang lebih besar.
Terlepas dari kekuatan tersebut, pencapaian visi Unnes 2020 masih
terkendala oleh sejumlah persoalan, di antaranya; (1) belum meratanya kemampuan antar
elemen dan warga Unnes dalam merealisasikan upaya-upaya pencapaian visi dan misi; (2)
kenyataan bahwa masih banyak stakeholder eksternal yang belum memahami visi
konservasi meskipun mengetahui keberadaan Unnes sebagai Universitas Konservasi; (3)
kenyataan merebaknya budaya instan dan pragmatisme, yang bertentangan dengan visi
konservasi, di kalangan masyarakat termasuk mahasiswa; dan, (4) merebaknya budaya
asing yang tidak selalu selaras dengan nilai-nilai konservasi Unnes.
Kedua, dalam hal tata pamong, dapat dinyatakan bahwa Unnes memiliki kekuatan
berupa komitmen kepemimpinan yang tangguh, didukung dengan kelengkapan struktur
organisasi dan keberadaan sistem-sistem informasi manajemen yang membantu
implementasi praktik tatakelola universitas yang bersih dan baik (good, clean university
governance) dan menjadi pendukung pengembangan kebijakan (decision support system,
DSS). Pada aspek ini, Unnes juga memiliki kekuatan berupa ketersediaan dokumen
Rencana Induk Pengembangan dan Rencana Bisnis Strategis, didukung unit dan prosedur
penjaminan mutu yang mengawal upaya pelaksanaan rencana-rencana pengembangan
tersebut dan unit serta prosedur audit yang menjamin pelaksanaan anggaran pendukungnya
secara akuntabel. Selain itu mayoritas program studi Unnes juga terakreditasi B dan A.
Kekuatan ini memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut seiring dengan
keberterimaan Unnes di mata publik (public acceptance) yang semakin baik. Dalam

iii
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
kapasitasnya sebagai LPTK, Unnes juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan diri
sebagai pusat unggulan (center of excellence) profesi guru dan kependidikan pada
umumnya. Selain itu, membaiknya daya belanja pendidikan masyarakat, di satu sisi serta
komitmen pemerintah di bidang peningkatan akses pendidikan tinggi, juga memberikan
peluang bagi Unnes untuk mengembangkan dan melakukan diversifikasi program
pendidikan akademik, vokasi, dan profesi.
Terlepas dari kekuatan tersebut di atas, tata pamong Unnes masih dihadapkan pada
sejumlah kendala. Di antaranya adalah kenyataan bahwa; (1) Statuta dan OTK Unnes saat
ini belum diselaraskan dengan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; (2)
sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki belum sepenuhnya terintegrasi satu sama
lain; (3) jumlah pelatihan akademik-manajerial untuk pengembangan kompetensi dosen dan
tenaga kependidikan masih minim; dan, (4) belum terpetakannya unggulan fakultas dan
program studi.
Ketiga, pada aspek mahasiswa, Unnes menunjukkan performa yang semakin baik.
Minat masyarakat untuk melanjutkan studi di Unnes tampak semakin meningkat. Tahun
2012 ini Unnes menerima sebanyak 7.500 orang mahasiswa baru. Untuk mendukung studi
mahasiswa, Unnes juga memberikan dan menyalurkan beasiswa. Tercatat 2.706 orang
(sekitar 11,5%) mahasiswa merupakan penerima berbagai beasiswa di Unnes, lebih dari
20% mahasiswa baru juga dibebaskan dari biaya kuliah. Administrasi akademik mahasiswa
juga kian mapan dengan introduksi system akademik terpadu (akademik.unnes.ac.id). Pada
saat ini Sikadu telah mampu mengoptimalkan sistem pelayanan dan administrasi
penerimaan mahasiswa baru, registrasi, yudisium, proses pembelajaran dan pendaftaran
wisuda secara on-line. Sistem-sistem ini masih berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut
misalnya untuk mengelola alumni, mengingat pengelolaan almni yang belum optimal.
Kekuatan pada aspek mahasiswa ini Unnes masih dibayang-bayangi sejumlah
potensi penghambat. Sampai saat ini, pengembangan soft-skills mahasiswa dirasa belum
memadai daris segi variasi dan kemampuannya menjangkau total mahasiswa.
Keempat, pada aspek sumberdaya manusia Unnes memiliki sejumlah titik kekuatan,
antara lain; (1) tersedianya prosedur baku pengelolaan pegawai (dosen dan tenaga
kependidikan0; (2) jumlah dosen yang telah tersertifikasi profesi mencapai 60% dan memiliki
jabatan Lektor ke atas mencapai 77%; (3) jumlah dosen yang berkualifikasi S-2 dan S-3
mencapai 92%; dan, (4) keberadaan supportive leadership bagi pengembangan karir dosen,
misalnya melalui fasilotasi peer-review bagi calon guru besar, dan tenaga pendidikan,
misalnya melalui serangkaian pendidikan dan latihan. Kekuatan ini masih dapat
dikembangkan lebih maksimal lagi mengingat adanya sejumlah peluang antara lain; (1)
keberadaan program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks
tingkat nasional; (2) insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan
published di jurnal internasional; (3) terbukanya peluang joint-research dengan peneliti dan
lembaga internasional; (4) tersedianya beasiswa bagi dosen untuk melanjutkan studi baik di
dalam maupun luar negeri. Kendatipun demikian, pada aspek sumberdaya manusia Unnes
masih dihadapkan pada sejumlah persoalan, antara lain; (1) masih terdapat sejumlah kecil
dosen yang belum memenuhi kualifikasi; (2) para laboran selain jumahnya kecil juga
tersertifikasi; dan, (3) rendahnya daya publikasi internasional para dosen.
Kelima, pada aspek kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, Unnes
memiliki sejumlah kekuatan yaitu; (1) tersedianya prosedur dan mekanisme pengembangan
kurikulum yang baku; (2) tersedianya prosedur dan mekanisme penjaminan mutu
pembelajaran yang baku; (3) dukungan sistem informasi manajemen kurikulum yang mapan;
dan, (4) dukungan kepemimpinan yang baik terhadap suasana akademik yang dinamis.
Kekuatan ini dapat dikembangkan lebih jauh, misalnya dengan memperhatikan bahwa
status professional guru semakin baik sehingga dalam kapasitasnya sebagai LPTK, Unnes
dapat dikembangkan menjadi pusat unggulan pendidikan dan pengembangan profesi guru.
Sekalipun demikian, Unnes masih dihadapkan pada persoalan internal yaitu belum
berimbangnya kemampuan antar program studi dalam pengembangan kurikulum dan
persoalan eksternal yaitu lemahnya kontrol terhadap perguruan tinggi swasta yang
membuka program studi kependidikan yang sama dengan yang Unnes miliki.
iv
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
Keenam, pada aspek pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi,
Unnes didukung oleh kekuatan berupa prinsip penganggaran partisipatif, jumlah penerimaan
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan kenyataan bahwa besaran unit-cost
mahasiswa Unnes relatif lebih rendah di banding perguruan tinggi lain. Selain sarana dan
prasarana yang dimiliki Unnes mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Unnes juga berpeluang untuk menggali dana dari beragam program hibah di dalam
dan luar negeri guna mendukung aktivitas tri darma perguruan tingginya. Namun demikian
Unnes juga dihadapkan pada sejumlah titik lemah, di antaranya yaitu; (1) kenyataan bahwa
pemerintah masih merupakan sumber penerimaan utama (APBN); (2) keterbatasan dana
operasional pemeliharaan sarana dan prasarana.
Ketujuh, pada aspek penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan
kerjasama, Unnes memiliki sejumlah titik kekuatan, di antaranya adalah bahwa Unnes saat
ini memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan status Utama,
yang memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam pengembangan dan pengelolaan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara internal Unnes juga memiliki
komitmen untuk menyediakan dana penelitian sebesar 10% dari total anggaran Unnes.
Selain itu, Unnes juga telah memiliki dan mengimplementasikan sistem penjaminan mutu
penelitian dan pengabdian. Dengan kekuatan ini, khususnya status Utama yang kini
disandang Unnes, aktivitas penelitian dan pengadbian dapat diarahkan untuk mengakses
program-program penelitian dengan sumber-sumber dana yang lebih besar dan bervariasi.
Sayangnya, meskipun telah menyandang status Utama, di bidang penelitian Unnes masih
dihadapkan pada sejumlah kendala, di antaranya adalah kenyataan bahwa hingga kini
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan selama ini belum jelas
mengarah pada unggulan tertentu dan bahwa jumlah hasil penelitian dan pengabdian yang
dipatenkan dan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi masih sedikit.
Merefleksikan seluruh kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada,
Unnes berpandangan bahwa saat ini Unnes memiliki kekuatan yang lebih dari cukup untuk
berkembang dan untuk memanfaatkan semua peluang yang ada guna mencapai visi 2020-
nya. Untuk itu maka sejumlah langkah strategis perlu ditempuh, antara lain; (1)
menyelaraskan aturan-aturan kelembagaan dan sistem tata pamong internal Unnes dengan
tata aturan dan perudang-undangan yang berlaku, utamanya Undang-Undang No. 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi; (2) memperkuat system-sistem informasi manajemen yang
saat ini dimiliki agar menjadi Decision Support System yang terintegrasi; (3) mengarahkan
aktivitas pengembangan utamanya pada pilar konservasi dan internasionalisasi tentang
tetap menjaga ketercapaian pilar Sutera; (4) memetakan potensi unggulan fakultas, dan
menjadikannya sebagai agenda strategis penelitian dan pengembangan lembaga; (5)
mendayagunakan jejaring dan kerjasama yang dimiliki untuk pengembangan kelembagaan;
(6) melakukan diversifikasi pengembangan non-akademik pada bidang kemahasiswaan;
dan, (7) memperkuat sumberdaya manusia akademik dan non akademik melalui diversifikasi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang relevan.
Tentu saja guna menjamin ketercapaian visi, pemahaman kolektif, komitmen
kepemimpinan, dan dukungan stakeholder merupakan faktor kunci. Untuk itu Unnes harus
menjaga tradisinya selama ini yang senantiasa berupaya taat azas dan menyelaraskan diri
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan memperkuat relasi serta
hubungan dengan para stakeholder yang relevan. Di samping itu, tentu saja Unnes perlu
menjamin tumbuhnya pemahaman kolektif dan komitmen kepemimpinannya yang selama ini
telah terbukti membawa kemajuan bagi perkembangan Unnes.

v
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
IDENTITAS TIM INTI PENGISI BORANG EVALUASI DIRI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

Nama : Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo. M.Si


NIDN : 0015085205
Jabatan : Rektor Unnes
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

Nama : Dr. Agus Wahyudin, M.Si


NIDN : 0012086216
Jabatan : Pembantu Rektor Bidang Akademik
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

Nama : Dr. Wahyono, MM.


NIDN : 0003015603
Jabatan : Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Umum
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

Nama : Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd


NIDN : 0008056206
Jabatan : Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

Nama : Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum


NIDN : 0010126609
Jabatan : Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

vi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
Nama : Dr. Sugianto. M.Si
NIDN : 0019026105
Jabatan : Ketua Badan Penjaminan Mutu Unnes
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

Nama : Agung Yulianto, S.Pd. M.Si


NIDN : 0007077407
Jabatan : Sekretaris Badan Penjaminan Mutu Unnes
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

Nama : Ngurah Made Dharmaputra, Ph.d.


NIDN : 0017026704
Jabatan : Staf Ahli Pembantu Rektor Bidang Akademik
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

Nama : Ali Formen, S.Pd. M.Ed


NIDN : 0029057703
Jabatan : Staf Ahli Pembantu Rektor Bidang Akademik
Tanggal Pengisian : 20 November 2012
Tanda Tangan :

vii
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012
DAFTAR LAMPIRAN
DOKUMEN EVALUASI DIRI

Nomor
No. Keterangan
Butir
1 A.1 Dokumen Deklarasi Unnes Sebagai Universitas Konservasi
2 B.1 (a) Statuta Unnes
3 B.1 (b) Dokumen sistem tata pamong (OTK)
4 B.4 Restra Bisnis Unnes ( Peraturan Rektor No. 35 Tahun 2011)
5 B.6 Laporan Hasil tracer study
6 B.7 (a) Laporan monev hasil penjaminan mutu
7 B.7. (b) Dokumen tentang jaminan mutu.
8 C6 Dokumen kebijakan dan program layanan bimbingan karir dan
informasi kerja untuk mahasiswa dan lulusan
9 D1 Dokumen sistem pengelolaan sumberdaya manusia
10 D2 Fotokopi ijazah dan sertifikat kompetensi tenaga kependidikan
11 D5 Dokumen tentang aturan etika dosen, etika mahasiswa, etika
tenaga kependidikan, sistem penghargaan dan sanksi, serta
pedoman dan prosedur pelayanan.
12 F1 Dokumen pengelolaan dana
BAB I
DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

KOMPONEN A : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN

A.1. Visi
Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah perguruan tinggi negeri yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan
pendidikan akademik dan profesional dalam sejumlah disiplin ilmu, teknologi, olah
raga, seni, dan budaya. Untuk pengembangan institusi kedepan, Unnes telah
menyusun visi yang melibatkan unsur pimpinan, dosen (gurubesar dan pakar), tenaga
kependidikan, mahasiswa, lulusan dan pengguna lulusan. Penyusunan visi didasarkan
pada hasil evaluasi diri dan telaah mendalam terhadap kondisi dan kebutuhan internal
dan eksternal.
Visi Unnes dirumuskan atas dasar empat komitmen kuat dari unsur pimpinan
dan seluruh civitas akademika. Empat komitmen tersebut adalah: (1) komitmen
konservasi1 (2) komitmen untuk membangun organisasi yang sehat, (3) komitmen
untuk mencapai keunggulan dalam era kompetisi global yang semakin kuat, dan (4)
komitmen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh civitas akademika, alumni,
masyarakat, bangsa dan negara, dengan berbasis pada kinerja layanan publik yang
prima. Keempat komitmen ini diharapkan dapat bermuara pada terwujudnya Unnes
yang mampu berprestasi pada taraf internasional. Visi tersebut telah menjadi acuan
penyusunan visi unit kerja (Fakultas, PPs, Lembaga, Biro, Badan, dan UPT) dalam
lingkup universitas. Rumusan visi Unnes adalah:

Menjadi Universitas Konservasi, bertaraf Internasional, yang


Sehat, Unggul, dan Sejahtera pada Tahun 2020.

Visi di atas dipandang sangat strategis karena dengan berpedoman pada visi
tersebut akan dapat ditentukan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan atau
Tri Daharma Perguruan Tinggi di Unnes untuk kurun waktu tertentu.
Visi Unnes mengandung makna konservasi, internasionalisasi dan sutera
2020, dengan penjelasan sebagai berikut:

1
Lampiran A.1 Dokumen deklarasi Unnes sebagai universitas konservasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 1


Sehat
Anak tangga pertama dari visi sutera adalah sehat. Untuk dapat melaksanakan fungsi
Tri Dharma secara optimal, maka Unnes perlu memiliki keadaan sehat baik secara
fisik, mental, maupun sosial, sebagaimana dijabarkan dalam bagian-bagian berikut:
Sehat Fisik : meliputi sehat sumber daya manusia (SDM), sehat sarana prasarana,
sehat manajemen, dan sehat pelayanan.
Sehat Mental: dimaknai sebagai kemampuan Unnes dalam mengaktualisasikan
nilai-nilai akademis, nilai-nilai kultural, dan nilai-nilai spiritual.
Sehat Sosial: mengandung makna bahwa Unnes mampu mengembangkan daya
sosialnya (sociability) sekaligus meningkatkan derajat akseptibilitasnya di tengah
masyarakat (socio-acceptability).

Unggul
Anak tangga kedua setelah sehat adalah unggul (excellent). Pengertian unggul
memiliki makna substantif yang bernilai competitiveness tinggi. Keunggulan sebuah
perguruan tinggi mesti dibangun dari karya-karya akademik yang bersifat substansial
dan dapat dikompetisikan baik pada ranah nasional dan internasional. Dimensi
keunggulan yang dikembangkan Unnes mengarah kepada lima pilar keunggulan yakni:
(a) akademik; (b) penelitian; (c) pengabdian pada masyarakat; (d) kemahasiswaan;
dan (e) kelembagaan. Setiap pilar didorong untuk memiliki keunggulan spesifik
sehingga memiliki nilai competitiveness yang tinggi.

Sejahtera
Anak tangga ke tiga dalam visi sutera setelah sehat dan unggul adalah
sejahtera. Sejahtera adalah buah manis yang dapat dipetik, tatkala upaya sehat telah
dilakukan, dan predikat unggul telah diraih. Sejahtera adalah sebuah konsekuensi dari
upaya, usaha, yang telah dilakukan. Sopo nandur mesthi ngundhuh, Sopo nggawe
mesthi nganggo, sopo wutah bakal wutuh. Namun demikian, sekalipun sejatera
adalah sebuah konsekuensi, bukan berarti untuk meraihnya tanpa upaya. Sejahtera
harus diambil, dipetik, diupayakan, melalui langkah yang terencana, sistematis, taat
asas, dan memperhatikan aspek norma dan kepatutan.
Visi sejahtera bagi Unnes, memuat makna berupa cita-cita yang terencana dan
terarah untuk mewujudkan kesejahteraan mahasiswa, dosen, tenaga administrasi,
alumni, dan masyarakat, dalam dimensi jasmani, rohani, dan sosial. Secara umum
indikator kesejahteraan adalah : (1) terpenuhinya kondisi sosial dan pemenuhan
kebutuhan dasar, (2) terpenuhinya kesempatan untuk belajar, bekerja atau berusaha,
(3) terwujudnya keadilan dalam distribusi pendapatan, (4) perwujudan tingkat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 2


solidaritas keluarga dan sosial yang dicerminkan pada tingkat tanggungjawab bersama
dalam kehidupan sehari-hari, (5) menyediakan lingkungan yang kondusif untuk
aktualisasi pengembangan diri dan sosial.

Konservasi
Universitas konservasi adalah sebuah universitas yang dalam pelaksanaan
tridarma perguruan tinggi mengacu pada prinsip-prinsip konservasi (perlindungan,
pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari) sumber daya alam dan seni budaya,
serta berwawasan ramah lingkungan. Dengan demikian, pengembangan Unnes
sebagai universitas konservasi mengandung sejumlah tujuan. Pertama, mendukung
upaya pemerintah dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya alam hayati dan
eksosistem. Kedua, melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan sumber daya alam
secara lestari di lingkungan Unnes dan sekitarnya melalui kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian bagi terciptanya keseimbangan ekosistem yang ada di
dalamnya. Ketiga, menumbuhkan sikap mental, perilaku, yang bertanggungjawab dan
peran serta seluruh warga Unnes dalam upaya konservasi keaneka ragaman hayati,
dan pelestarian lingkungan serta seni dan budaya.

A.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Unnes menjabarkan ke dalam beberapa misi
sebagai berikut:
1) menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf
internasional di bidang kependidikan dan non kependidikan.
2) mengembangkan, menciptakan, dan/atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna dan bermanfaat.
3) mengembangkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai
nilai konservasi.
Misi Unnes di atas telah menjadi acuan dalam pengelolaan fakultas, lembaga,
biro, badan, UPT serta seluruh unit kerja di lingkup universitas.

A.3. Tujuan
Tujuan Unnes adalah penjabaran atau spesifikasi dari visi dan misi Unnes,
meliputi:
1) menghasilkan tenaga akademik, profesi, dan vokasi yang memiliki kompetensi
unggul.
2) menghasilkan karya ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olah raga yang
bermakna dan bermanfaat.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 3


3) menghasilkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang berlandaskan nilai-nilai
konservasi
Tujuan di atas juga telah menjadi acuan dalam pengelolaan fakultas, lembaga,
biro, badan, UPT serta seluruh unit kerja di dalam lingkup universitas.

A.4. Sasaran dan Strategi Pencapaian


Unnes telah menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) tahun 2010
2034 sebagai rencana jangka panjang yang dijabarkan lebih lanjut dalam rencana
program lima tahunan (Renstra) sebagai berikut:
Renstra 2010-2014 untuk penguatan Unnes sebagai Institusi yang Sehat, Unggul,
dan Sejahtera (Sutera) menuju Perguruan yang mandiri (otonom), berwawasan
konservasi dan berorientasi pada pengembangan karakter bangsa (Nation
Character Building).
Renstra 2015-2019 untuk mewujudkan Unnes sebagai pusat pendidikan, inovasi
dan inkubator keilmuan berwawasan konservasi.
Renstra 2020 2024 untuk mewujudkan Unnes sebagai Perguruan Tinggi Bertaraf
Internasional (World Class University) berwawasan konservasi dalam pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Renstra 2025-2029 untuk mewujudkan Unnes sebagai Pusat Keunggulan (center of
excellent) Internasional dalam bidang pendidikan, riset dan pengembangan
keilmuan, teknologi dan seni berwawasan konservasi yang kaya dengan nilai-nilai
sosial dan budaya Indonesia
Renstra 2030-2034 untuk mewujudkan Unnes sebagai Institusi unggul berwawasan
lingkungan (green institution of excellent) yang memandu kemajuan dan
kesejahteraan.

Dalam Renstra tahun 2010-2014 telah dijabarkan sasaran/indikator sasaran,


target dan strategi pencapaiannya yang dikelompokan dalam tujuh bidang, yaitu: (1)
bidang kelembagaan, (2) bidang akademik, (3) bidang kemahasiswaan, (4) bidang
sumber daya manusia, (5) bidang sarana prasarana, (6) bidang keuangan, dan (7)
bidang kerjasama. Secara rinci di jelaskan pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Sasaran dan Strategi Kompoenen A


No Sasaran Strategi Pencapaian
A. Bidang Kelembagaan
SU.1 Pencapaian dan pengakuan 1) Fasilitasi peningkatan perolehan ISO;
kualitas manajemen 2) Program peningkatan aktifitas international
nasional/ internasional. office;

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 4


3) Fasilitasi peningkatan perolehan akreditasi
A program studi;
4) Program peningkatan excelent service
(pelayanan prima) pada tiap unit;
SU.2 Peningkatan tata kelola dan 1) Peningkatan implementasi sistem
kapasitas kelembagaan informasi dalam berbagai bidang;
menuju universitas 2) Peningkatan kualitas manajemen
konservasi. komplain;
3) Program implementasi tata kelola yang
selaras prinsip-prinsip konservasi;
4) Program perencanaan dan pengadaan
bangunan fisik yang selaras dengan
prinsip-prinsip konservasi;
5) Program peningkatan tata kelola
lingkungan kampus yang selaras dengan
prinsip konservasi
SU.3 Peningkatan relevansi dan 1) Program pembukaan dan pengembangan
kontribusi institusi terhadap program studi baru;
kebutuhan masyarakat 2) Program pembentukan fakultas baru;
3) Program pembukaan dan pengembangan
program studi pendidikan profesi baru;

SU.4 Penguatan organ Unnes 1) Program penguatan kelembagaan badan


guna mendukung tata kelola penjaminan mutu;
universitas yang baik/Good 2) Program penguatan kelembagaan badan
University Governance konservasi;
(GUG). 3) Program penguatan kelembagaan satuan
pengembang bisnis;
4) Program penguatan kelembagaan auditor
internal;
5) Program penguatan fungsi Senat
Akademik dalam pemberian pertimbangan
dan pengawasan akademik;
6) Program penguatan fungsi dewan
penyantun;
7) Program penguatan fungsi dewan
pertimbangan;
8) Program pembentukan dewan pengawas;
9) Program optimalisasi fungsi pemberian
pertimbangan oleh senat akademik untuk
mendukung sistem pengawasan mutu
akademik, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dan pencegahan
plagiarism;
10) Program optimalisasi dewan pertimbangan
dalam merumuskan Kebijakan ektor
bidang non akademik;
11) Program peningkatan sertifikasi auditor
internal;
12) Program transformasi unit usaha menjadi
professional dan berkemampuan
memberikan kontribusi yang meningkat
secara berkelanjutan bagi pelaksanaan
kegiatan pokok universitas (Tri Dharma
Perguruan Tinggi).

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 5


B. Bidang Akademik
SU.5 Peningkatan kualitas layanan 1) Mengembangkan layanan informasi
pendidikan dan pengajaran, akademik untuk menunjang sistem
penelitian, dan pengabdian distance learning;
kepada masyarakat: 2) Pemerolehan sertifikasi ISO bidang
akademik;
3) Digitalisasi konten pembelajaran;
4) Sosialisasi dan motivasi standarisasi
laboratorium;
5) Pencapaian rasio dosen dan mahasiswa
ideal;
6) Peningkatan jumlah jurnal internasional
yang dilanggan;
SU.6 Peningkatan kualitas 1) Mengembangkan layanan informasi
pendidikan dan pengajaran, akademik untuk menunjang sistem
penelitian, dan pengabdian distance learning;
kepada masyarakat: 2) Pemerolehan sertifikasi ISO bidang
akademik;
3) Digitalisasi konten pembelajaran;
4) Sosialisasi dan motivasi standarisasi
laboratorium;
5) Pencapaian rasio dosen dan mahasiswa
ideal;
6) Peningkatan jumlah jurnal internasional
yang dilanggan;
7) Introduksi muatan konservasi pada
penyempurnaan kurikulum sesuai tuntutan
perkembangan ilmu dan teknologi serta
kebutuhan tenaga kerja;
8) Pengembangan kurikulum berstandar
nasional pada setiap program studi;
9) Program peningkatan mutu riset bertaraf
internasional dan penerapannya dalam
kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
10) Peningkatan karya buku ilmiah dosen;
11) Pengembangan tema-tema penelitian
unggulan universitas dan kualitas usulan
penelitian;
12) Penelitian payung untuk peningkatan
kualitas penelitian mahasiswa;
13) Mengembangkan relevansi kurikulum dan
kualitas pembelajaran program studi dalam
rangka internasionalisasi program studi;
14) Meningkatkan peran unit HKI dalam
memfasilitasi dan mempromosikan
kekayaan intelektual dan meningkatkan
motivasi sivitas akademika untuk
mematenkan karyanya;
15) Pemberian hibah untuk peningkatan
akreditasi prodi dan reward untuk prodi
terakreditasi A;
16) Peningkatan kerjasama internasional
dibidang akademik.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 6


C. Bidang Kemahasiswaan
SU.7 Peningkatan kualitas layanan 1) Pengembangan dan peningkatan kualitas
pengembangan sarana dan prasana untuk mendukung
kemahasiswaan pengembangan dan aktualisasi diri
mahasiswa.
2) Peningkatkan kualitas kegiatan lembaga
kemahasiswaan dan UKM dengan
berorientasi pada profesionalisme.
3) Peningkatan layanan dan fasilitasi kegiatan
kemahasiswaan
SU.8 Peningkatan capaian 1) Pengembangan mahasiswa yang memiliki
prestasi kemahasiswaan kemampuan intelektual, keseimbangan
tingkat regional, nasional, emosi, penghayatan spiritual, berwawasan
dan internasional konservasi, agar menjadi warga negara
yang bertanggung jawab serta
berkontribusi pada daya saing bangsa;
2) Pengembangan kapabilitas intelektual
mahasiswa Unnes.
3) Pengembangan kompetensi mahasiswa
untuk berpikir kritis dan berbudaya yang
berlandaskan pada kaidah hukum dan
norma akademik berbasis konservasi
4) Peningkatkan kualitas kegiatan lembaga
kemahasiswaan dan UKM dengan
berorientasi pada profesionalisme.
SU.9 Peningkatan kesejahteraan 1) Peningkatan kualitas keimanan,
mahasiswa ketaqwaan dan moral mahasiswa Unnes.
2) Pengembangan kreativitas dan semangat
kewirausahaan mahasiwa untuk
meningkatkan daya saing bangsa.
SU.10 Peningkatan kualitas 1) Pengembangan mahasiswa yang memiliki
kegiatan pembentukan kemampuan intelektual, keseimbangan
karakter dan pengembangan emosi, penghayatan spiritual, berwawasan
soft skills mahasiswa konservasi, agar menjadi warga negara
yang bertanggung jawab serta
berkontribusi pada daya saing bangsa;
2) Pengembangan mahasiswa sebagai
kekuatan moral, dalam mewujudkan
masyarakat madani (civil society) yang
demokratis, berkeadilan dan berbasis pada
partisipasi publik;
3) Peningkatan kualitas keimanan,
ketaqwaan dan moral mahasiswa Unnes.
4) Penanaman rasa nasionalisme mahasiswa
yang konstruktif sebagai warga negara
Indonesia dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia.
5) Pengembangan idealisme dan suasana
demokratis dalam kehidupan
kemahasiswaan
6) Peningkatkan kualitas kepemimpinan
mahasiswa

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 7


D. Bidang Sumber Daya Manusia
SU.11 Peningkatan kompetensi 1) Program pemberian dukungan fasilitas
akademik dan profesional riset untuk tesis (S2) dan disertasi (S3),
dosen dengan kebijakan pemberian dukungan
finansial dan non-finansial (diupayakan
dari berbagai sumber);
2) Fasilitasi penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan publikasi, dan peer-
review calon guru besar;
3) Fasilitasi perolehan sertifikat pendidik
professional;
4) Peningkatan kompetensi pembelajaran di
kelas internasional;
SU.12 Peningkatan kompetensi 1) Program pengelolaan SDM sesuai dengan
tenaga kependidikan dalam prinsip-prinsip profesionalisme;
memberikan layanan 2) Fasilitasi peningkatan kompetensi
fungsional tenaga kependidikan;
3) Fasilitasi studi lanjut tenaga kependidikan;
SU.13 Peningkatan manajemen 1) Penyusunan dan evaluasi dokumen SDM;
SDM 2) Pengembangan regulasi pendukung
manajemen SDM;
3) Pengawasan implementasi regulasi
manajemen SDM.

E. Bidang Sarana Prasarana


SU.14 Peningkatan sarana 1) Penyusunan revisi master-plan dan
akademik, layanan implementasinya;
administrasi akademik, 2) Peningkatan kapasitas dan fungsi
kemahasiswaan, dan laboratorium dan kelas;
lingkungan kampus 3) Peningkatan kapasitas dan fungsi ruang
berwawasan konservasi kuliah;
4) Peningkatan kapasitas dan fungsi ruang
administrasi;
5) Peningkatan daya dukung fasilitas
lingkungan kampus;
6) Peningkatan sarana prasarana penunjang
perpustakaan untuk menunjukkan e-library;
7) Peningkatan sarana prasarana
laboratorium;
8) Peningkatan sarana prasarana penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat;
9) Meningkatkan jumlah ruang kerja dosen;
10) Peningkatan fasilitas layanan kesehatan,
ibadah, perbankan, dan fasilitas
pendukung kesejahteraan;
11) Pengembangan kapasitas dan fungsi
sarana prasarana pendidikan dan
pelatihan profesi kependidikan;
12) Pengembangan kapasitas dan fungsi
sarana prasarana pendukung konservasi;
SU.15 Pengembangan manajemen 1) Pengembangan sistem informasi
aset berbasis TIK: manajemen aset;
2) Pengawasan implementasi regulasi
manajemen aset.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 8


F. Bidang Keuangan
SU.16 Peningkatan kualitas laporan 1) Program pendampingan pencapaian
keuangan: laporan keuangan Wajar Tanpa
Pengecualian tiap tahun;
2) Program penyelesaian semua temuan
audit internal dan eksternal;
SU.17 Penyempurnaan PRGS 1) Program peningkatan kualitas sistem
(Policy, Regulation informasi perencanaan, keuangan, aset,
Guidence, dan SOP) bidang dan akuntansi secara terpadu;
perencanaan, keuangan, dan 2) Program penyempurnaan dokumen SOP
akuntansi: bidang perencanaan, keuangan, dan
akuntansi;
SU.18 Penguatan kemandirian 1) Program transformasi unit usaha menjadi
pendanaan melalui profesional dan berkemampuan
pemberdayaan Satuan memberikan kontribusi yang meningkat
Pengembang Bisnis secara berkelanjutan bagi pelaksanaan
kegiatan pokok universitas (Tri Dharma
Perguruan Tinggi);
2) Pengembangan kapasitas Strategic
Business Unit (SBU) dalam peningkatan
pendapatan dari kegiatan komersial dan
non komersial;
3) Program Perumusan tarif layanan.

G. Bidang Kerjasama
SU.19 Peningkatan kerja sama 1) Pengembangan kerjasama dalam dan luar
dengan institusi pemerintah negeri berdasarkan peta kebutuhan dan
dan swasta dalam dan luar prioritas pengembangan lembaga;
negeri: 2) Pelaksanaan dan peningkatan kerjasama
untuk peningkatan sumberdana, promosi,
dan kapasitas institusi;
3) Peningkatan kerjasama dan
pemberdayaan lulusan dan pengguna
lulusan.
4) Pengembangan kerjasama dalam dan luar
negeri berdasarkan peta kebutuhan dan
prioritas pengembangan lembaga;
5) Pelaksanaan dan peningkatan kerjasama
untuk peningkatan sumberdana, promosi,
dan kapasitas institusi;
6) Peningkatan kerjasama dan
pemberdayaan lulusan dan pengguna
lulusan.

A.5. Analisis Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Lembaga
Visi Unnes pada intinya merupakan konsep atau rumusan yang bersifat ideal.
Visi Unnes menjadi universitas konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul,
dan sejahtera pada tahun 2020, telah dijabarkan dalam bentuk misi sebagai
konsekuensi institusi untuk mewujudkannya. Misi Unnes: (1) menyelenggarakan dan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 9


mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf internasional di bidang
kependidikan dan non kependidikan; dan (2) mengembangkan, menciptakan, dan/atau
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna
dan bermanfaat; keduanya merupakan komitmen Unnes untuk mewujudkan visi sehat,
unggul dan sejahtera. Sedangkan misi Unnes mengembangkan kebudayaan dan
peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi, merupakan komitmen
Unnes dalam mewujudkan visi konservasi.
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi yang telah dirumuskan, agar
cita-cita yang diinginkan dapat terwujud, maka Unnes telah menetapkan tujuan,
sasaran dan strategi pencapaian dan penggunaannya sebagai acuan dalam
penyusunan rencana kerja institusi. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
telah dijabarkan tujuh sasaran utama, yaitu bidang: (a) kelembagaan, (b) akademik, (c)
kemahasiswaan, (d) sumber daya manusia, (e) sarana dan prasarana, (f) keuangan,
dan (g) kerjasama. Strategi pencapaian sasaran-sasaran tersebut telah dirinci lebih
jelas dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Bisnis Unnes tahun 2010- 2014.
Ditinjau dari analisis keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran, nampak
jelas adanya keterkaitan dan keberlanjutan serta merupakan suatu format yang
sistemik, artinya komponen-komponen visi, misi, tujuan dan sasaran merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

A.6. Deskripsi SWOT Komponen A


1. Kekuatan
a. Visi, misi, tujuan, dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen pimpinan dan
semua civitas akademika
b. Visi, misi, tujuan, dan sasaran pencapaian telah dipahami oleh pemangku
kepentingan internal dan eksternal (dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa,
alumni, dan pengguna lulusan)
c. Misi disusun untuk mewujudkan visi universitas
d. Tidak banyak perguruan tinggi yang mempunyai visi konservasi.
e. Unnes sebagai pendidikan tinggi berstatus satker BLU
f. Memiliki kemampuan sumberdaya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan
sasaran

2. Kelemahan
a. Komitmen dan konsistensi sebagian sivitas akademika belum optimal dalam
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 10


b. Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja sebagian sivitas akademika untuk
melaksanakan misi belum optimal.
c. Visi konservasi belum dipahami secara luas oleh stakeholder eksternal
d. Letak geografis dan aksesibilitas fisik Unnes masih terbatas

3. Peluang
a. Pengembangan Ipteks terbuka luas bagi perguruan tinggi
b. Visi konservasi sejalan dengan pengarusutamaan pendidikan karakter
c. Terbukanya kesempatan luas bagi Unnes untuk berperan dalam masyarakat
internasional seiring dengan perhatian dunia terhadap lingkungan

4. Ancaman
a. Sikap masyarakat yang masih menyukai jalan pintas untuk memperoleh hasil
belajar
b. Hadirnya perguruan tinggi asing di Indonesia
c. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia

Tabel 1.2 Analisis SWOT Komponen A


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Visi, misi, tujuan, dan sasaran Komitmen dan konsistensi sebagian
dirumuskan berdasarkan komitmen sivitas akademika belum optimal
pimpinan dan semua civitas dalam mewujudkan visi, misi, tujuan
akademika dan sasaran yang akan dicapai
Visi, misi, tujuan, dan sasaran Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja
pencapaian telah dipahami oleh sebagian sivitas akademika untuk
pemangku kepentingan internal dan melaksanakan misi belum optimal.
eksternal (dosen, tenaga Visi konservasi belum dipahami
kependidikan, mahasiswa, alumni, secara luas oleh stakeholder
dan pengguna lulusan) eksternal.
Misi disusun untuk mewujudkan visi Letak geografis dan aksesibilitas fisik
universitas Unnes masih terbatas
Tidak banyak perguruan tinggi yang
mempunyai visi konservasi.
Unnes sebagai pendidikan tinggi
berstatus satker BLU
Memiliki kemampuan sumberdaya
untuk mewujudkan visi, misi, tujuan
dan sasaran

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 11


Peluang (O) Ancaman (T)

Pengembangan Ipteks terbuka luas Sikap masyarakat yang masih


bagi perguruan tinggi menyukai jalan pintas untuk
Visi konservasi sejalan dengan memperoleh hasil belajar
pengarusutamaan pendidikan Hadirnya perguruan tinggi asing di
karakter Indonesia
Terbukanya kesempatan luas bagi Masuknya budaya asing yang tidak
Unnes untuk berperan dalam sesuai dengan budaya Indonesia
masyarakat internasional seiring
dengan perhatian dunia terhadap
lingkungan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 12


KOMPONEN B:TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN DAN
PENJAMINAN MUTU

B.1. Personil beserta Fungsi dan Tugas Pokoknya


Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi di satu sisi
dan badan layanan umum di sisi lain, Unnes memiliki dukungan sumberdaya manusia
yang relatif baik. Secara umum personil dan sumber daya manusia yang dimiliki Unnes
terbagi dalam dua kelompok besar yaitu dosen dan tenaga kependidikan, dengan
tugas dan fungsi masing-masing.
Total jumlah dosen tetap di Unnes adalah sebanyak 1003 orang yang
terdistribusi ke dalam delapan fakultas dan 69 program studi jenjang diploma, sarjana,
dan program profesi. Di antara para dosen ini, sebagiannya juga mendapatkan tugas
mengajar tambahan pada Program Pascasarjana Unnes, dengan program studi
sebanyak 17 buah.
Sejumlah dosen juga mendapatkan tugas tambahan struktural, yang sesuai
dengan Statuta Unnes (Permendiknas No. 8 tahun 2011)2, mencakupi tugas tambahan
sebagai Rektor dan Pembantu Rektor, Ketua Lembaga, Ketua Badan, serta Dekan dan
Pembantu Dekan.
Saat ini Unnes memiliki tenaga kependidikan sebanyak 767 orang. Secara
umum tenaga kependidikan ini memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang administrasi
program-program tri dharma Unnes baik bidang akademik, kemahasiswaan, keuangan,
kepegawaian, dan aset. Tenaga akademik laboran memiliki tugas dan fungsi pokok
membantu dalam pembelajaran yang memerlukan praktikum laboratorium dan
penelitian.
Setiap personil memiliki tanggung jawab, tugas, dan fungsi yang jelas.
Tanggung jawab, tugas, dan fungsi tersebut diatur dalam Statuta Unnes, OTK yaitu
Organisasi dan Tata Kerja Unnes (Permendiknas No. 59 Tahun 2009), dan rincian
tugas (Peraturan Rektor No 29 Tahun 2011)3.
Perlu diketahui bahwa terbitnya OTK Unnes tahun 2009, didasarkan pada
konteks transisi Unnes menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Namun demikian,
karena perubahan Statuta Unnes dilaksanakan setelah terbitnya Pemendiknas No. 59
tahun 2009, sampai saat ini masih terdapat perbedaan sejumlah perbedaan antara
Statuta dan OTK. Merespon hal ini, Unnes tengah melaksanakan perbaikan OTK yang
ada dan diharapkan perangkat legal OTK baru dapat diterbitkan sebelum akhir tahun
2012.

2
Lampiran B.1 (a) : Statuta Unnes
3
Lampiran B.1 (b) : Dokumen Sistem Tata Pamong (OTK)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 13


Perubahan OTK juga dirasa diperlukan karena sebagai respons terhadap
lahirnya unit-unit baru di Unnes. Selaras dengan visi Unnes sebagau Universitas
Konservasi, tahun 2011 lahir Badan Pengembangan Konservasi. Ini juga diiringi
dengan peningkatan status UPT Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi
menjadi Badan Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi. Selain dua unit ini
tahun 2011 juga ditandai dengan kelahiran Program Pendidikan Profesi Guru (P3G)
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan profesi guru.
Dapat diprediksikan, meskipun untuk kepentingan saat dirasa sudah mencukupi,
struktur kepemimpinan berikut dukungan personil dan rincian tugas tiap-tiap elemen
Unnes, perlu untuk ditinjau kembali. Hal ini terkait dengan terbitnya Undang-Undang
No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Kelahiran produk hukum ini dapat
dipastikan secara mendasar akan mempengaruhi tata kelola Unnes di masa
mendatang. Untuk itu, upaya penyelarasan dan peninjauan terhadap aturan-aturan
internal Unnes mutlak diperlukan. Untuk itu pula, guna menghindari inefisiensi, upaya
revisi OTK Unnes 2009 yang saat ini dilakansakan juga telah mengakomodasi amanat
UU No. 12 Tahun 2012.

B.2. Sistem Kepemimpinan dan Pengalihan (Deputizing) serta Akuntabilitas


Pelaksanaan Tugas

Kepemimpinan di Unnes dapat digambarkan dalam sebuah proses sistemik


yang melibatkan input-process-output-outcome. Dalam perspektif sistem ini, maka
seluruh sumberdaya yang dimiliki Unnes baik hardware, software, maupun
brainware(input) didayagunakan sedemikian rupa sehingga hasilnya (output) dapat
memberikan dampak yang baik bagi pencapaian visi dan misi institusi. Pada praktiknya
sistem kepemimpinan ini dapat dibedakan ke dalam tiga ragam yaitu kepemimpinan
operasional, organisasional, dan publik.
Efektivitas kepemimpinan operasional, yang berkaitan dengan kemampuan
menjabarkan visi, misi ke dalam kegiatan operasional institusi perguruan tinggi,
ditandai pertama dengan perumusan visi misi Unnes 2020 pada tahun 2010. Visi
tersebut kemudian mendapatkan legalitas pada tahun 2011dengan terbitnya
Permendiknas No. 8 Tahun 2011 tentang Statuta Unnes. Pasal 2 peraturan tersebut
menyatakan bahwa visi Unnes adalah menjadi universitas konservasi bertaraf
internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020. Visi ini merupakan
kelanjutan dari visi Unnes yang sehat, unggul, dan sejahtera yang dirumuskan pada
tahun 2007.
Selain menunjukkan efektivitas kepemimpinan, perubahan visi Unnes di atas
menunjukkan karakter kepemimpinan operasional Unnes yang responsif terhadap

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 14


dinamika dan perubahan.Konteks kelahiran visi tersebut di satu sisi adalah dinamika
internal Unnes berupa deklarasi Unnes sebagai Universitas Konservasi pada tahun
2010. Selain itu, kelahiran visi Unnes 2020 juga dilatari oleh dorongan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi agar mampu bersaing dengan
perguruan-perguruan tinggi di negara-negara maju.
Efektivitas kepemimpinan operasional Unnes kemudian ditunjukkan dengan
langkah-langkah lanjutan pasca perumusan Visi Unnes 2020. Hal ini dilakukan dengan
langkah-langkah visi baru tersebut bersamaan dengan sosialisasi Statuta Unnes 2012
melalui berbagai forum baik pada tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan.
Kepemimpinan organisasional Unnes, yakni aspek kepemimpinan yang terkait
dengan pemahahan tata kerja antar unit internal dan relasi engan institusi luar juga
menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi. Keberadaan Permendiknas No. 59 tahun
2009 merupakan fondasi legal formal yang sangat penting dalam hal ini, di dalamnya
diatur secara rinci tanggung jawab unsur-unsur pendukung dan pelaksana tata kelola
Unnes, khususnya untuk unit-unit pada tingkat universitas dan fakultas. Untuk
menjamin efektivitas kepemimpinan organisasional koordinasi dan komunikasi antar
unit terus dibangun. Hal ini ditempuh dengan penyelenggaraan rapat pimpinan rutin,
baik pada tingkat universitas maupun fakultas, rapat pleno pimpinan dan staf, serta
rapat kerja yang diperuntukkan bagi perencanaan program di awal tahun dan rapat
kerja yang diperuntukkan bagi evaluasi kinerja di akhir tahun.
Di samping praktik yang bersifat konvensional tersebut di atas, Unnes juga
telah mengembangkan sejumlah sistem online yang mendukung efektivitas dan
akuntabilitas kepemimpinan organiasionalnya, baik di bidang akademik maupun non-
akademik. Sistem-sistem ini memungkinkan setiap unit melakukan tugas dan fungsinya
dengan baik. Sistem-sistem ini dibangun dengan berdasarkan pendekatan sentralisasi
sistem dan desentralisasi kewenengan. Artinya sistem dibuat tunggal, namun
kewenangan didistribusikan secara berjenjang sesuai dengan level kepemimpinan.
Semakin tinggi level kepemimpinan semakin luas otoritas yang dimilikinya dalam
sistem tersebut. Sistem ini dengan sendirinya merupakan alat kontrol dan pendukung
akuntabilitas kepemimpinan, karena membutuhkan peran setiap elemen sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Guna mendukung efektivitas praktik kepemimpinan organisasional, sejumlah
dokumen pendukung praktik manajemen juga diterbitkan. Sepanjang tahun 2011 lalu,
bidang akademik menerbitkan misalnya dokumen Pedoman Manajemen Akademik,
yang secara rinci dan komprehensif mendeskripsikan tugas setiap level otoritas yang di
bidang akademik. Bidang akademik juga menerbitkan Pedoman Double Degree
internal yang secara khusus dikembangkan untuk mengantisipasi rendahnya

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 15


keterserapan alumni sejumlah program studi murni tertentu. Dokumen lain yang
diterbitkan adalah Pedoman Kelas Bilingual. Memang pedoman ini telah memberikan
dasar-dasar yang jelas bagi pelaksanaan program-program akademik. Namun
demikian, implementasinya di lapangan masih harus terus ditingkatkan.
Pada aspek kepemimpinan publik, sejumlah informasi dan evaluasi dapat
disampaikan sebagai berikut. Unnes saat ini mendapatkan keberterimaan publik
(public acceptance and recognition) yang baik. Ini ditandai dengan kian meningkatnya
animo masyarakat yang terus meningkat dari tahun ke tahun, diiringi dengan
meragamnya mahasiswa dari segi asal daerah.
Efektivitas kepemimpinan publik Unnes juga ditunjukkan oleh peningkatan kerja
sama Unnes baik dengan mitra dari dalam maupun luar negeri. Sejumlah kerjasama
dalam negeri bahkan telah membawa hasil kongkret. Di antaranya kerjasama dengan
PT. Pertamina telah membantu Unnes dalam melaksanakan program pengabdian
masyarakat berupa pendirian rumah pintar dan pusat pendidikan anak usia dini di
Tambak Lorok, Semarang Timur. Kerjasama dengan bank BNI 46 juga memberikan
hasil nyata berupa pendirian pusat pendidikan anak usia dini Sekar Nagari di kompleks
kampus Sekaran.
Efektivitas kepemimpinan publik juga tampak dari pelaksanaan kerjasama
dengan universitas di Amerika Serikat yang tergabung dalam US-Indonesia Teacher
Education Consortium (Usintec).Melalui skema ini Unnes melaksanakan program dual
master degree dengan Ohio University dan Indiana University. Menjelang akhir 2012,
kembali Unnes menjalin kerjasama dengan National Institute of Education (NIE)
Singapura. Melalui skema ini, 50 orang mahasiswa jenjang magister Program
Pascasarjana Unnes bidang kepengawasan, nantinya akan melaksanakan praktik
supervisi.
Efektivitas kepemimpinan didukung oleh kejelasan garis perintah dan
koordinasi antar elemen kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Statuta dan
Organisasi dan Tata Kerja Unnes. Dokumen ini memastikan bahwa praktik
kepemimpinan memiliki alur yang jelas dari hulu ke hilir. Dengan alur yang jelas ini,
maka beban kepemimpinan dan tata kelola didistribusikan secara merata menurut
tingkat otoritas elemen kepemimpinan sesuai dengan aturan yang ada. Karena itu
pula, jika karena satu dan lain hal elemen pada satu level kepemimpinan tertentu tidak
dapat melaksanakan tugas tertentu, beban kerja dapat dialihkan kepada level yang
setara atau di bawahnya.
Alur kepemimpinan dari hulu ke hilir ini sekaligus juga merupakan alur
pertanggung jawaban. Hanya saja alur pertanggung jawaban ini bergerak dari hilir ke
hulu, dari level kepemimpinan paling bawah ke level puncak. Secara umum proses

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 16


pengalihan (deputizing) dalam praktik kepemimpinan Unnes berjalan dengan efektif,
dan telah menerminkan pola sistemik: input-proses-output. Input dalam hal ini bisa
berupa kebijakan atau informasi yang kemudian diproses melalui eksekusi oleh
emelen-elemen yang relevan baik secara langsung atau melalui mekanisme delegasi.
Hasil eksekusi ini (output) kemudian dilaporkan kembali kepada pemberi wewenang.
Meskipun proses pengalihan tanggung jawab (deputizing) telah berjalan secara
efektif dan didukung dokumen legal formal yang baik, namun kualitas output
kepemimpinan masih harus ditingkatkan. Artinya, kualitas kegiatan baik proses
maupun hasilnya masih harus ditingkatkan. Selama ini, meskipun berbagai program
dan kegiatan dapat terlaksana secara lancar, dampaknya terhadap pencapaian visi
dan misi lembaga belum terukur jelas. Misalnya, meskipun menurut mekanisme yang
ada setiap personil yang mendapatkan pengalihan tugas diharuskan memberikan
laporan kepada pemberi tugas, kenyataannya hal tersebut belum terlaksana dengan
baik. Laporan yang disampaikan umumnya bersifat lisan, dan karenanya tidak
terdokumentasikan dan tidak dapat diukur. Diharapkan di masa mendatang kualitas
output kepemimpinan, khususnya program-program dan kegiatan yang dilaksanakan
dengan mekanisme deputizing dapat didokumentasikan dengan baik untuk kemudian
diukur dampak dan kontribusinya terhadap performa pencapaian visi dan misi Unnes
secara keseluruhan.Perbaikan ini di masa mendatang misalnya dapat dilakukan
dengan mengoptimalisasikan sistem informasi manajemen online yang saat ini sudah
tersedia.

B.3. Partisipasi Civitas Academica dalam Pengembangan Kebijakan, serta


Pengelolaan dan Koordinasi Pelaksanaan Program

Salah satu ciri kepemimpinan yang sehat adalah tingkat partisipasi warga
institusi yang tinggi. Berkenaan dengan hal ini, dapat dinyatakan bahwa tingkat
partisipasi civitas academica Unnes dalam proses kepemimpinan cukup baik.
Sejumlah upaya memang dilaksanakan untuk menumbuhkan partisipasi tersebut.
Upaya konvensional yang dilakukan jajaran pimpinan dalam menumbuhkan partisipasi
tersebut antara lain adalah dengan menggelar Safari Rektorat yang dilaksanakan
secara ruting ke setiap fakultas dan program pasca sarjana secara bergantian. Melalui
kegiatan ini aspirasi riil civitas academica digali, ditampung, dan direspons secara
proporsional berdasarkan skala prioritas.
Pada tingkat fakultas dan jurusan, upaya serupa juga dilaksanakan. Setiap
fakultas misalnya memiliki hari khusus yang dipilih, dan didesain menjadi waktu
bersama warga fakultas untuk bertemu dan berdiskusi serta menyampaikan aspirasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 17


mereka. Forum ini dinilai efektif dalam menumbuhkan partisipasi warga dalam
pengembangan implementasi kebijakan pada tingkat fakultas.
Di luar upaya konvensional tersebut, tumbuhnya partisipasi warga juga
didukung oleh media penyalur aspirasi online. Unnes saat ini memiliki setidaknya dua
wadah online resmi yang menampung aspirasi, keluhan, dan usul warga, yaitu Urung
Rembug dan Suara Warga Unnes. Kedua menu ini terintegrasi dalam sistem informasi
manajemen akademik terpadu (Sikadu, akademik.unnes.ac.id). Melalui sistem ini
dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dapat secara bebas dan cepat
meyampaikan aspirasi mereka, dan dengan demikian menunjukkan partisipasi mereka
dalam pengembangan kebijakan, pengelolaan, dan koordinasi pelaksanaan program.
Sistem online ini juga memicu respons yang cepat dari para pengambil kebijakan,
karena sistem tersebut memungkinkan para pengguna memberikan sanksi sosial
terhadap pengambil kebijakan yang tidak responsif.
Munculnya forum-forum yang didesain untuk memberikan ruang partisipasi
memang telah memberikan dampak positif bagi Unnes. Rasa memiliki dan keinginan
untuk terlibat tampak meningkat di kalangan warga Unnes. Namun, ketersediaan forum
ini belum sepenuhnya didukung oleh daya respons yang andal dan reliabel pada
seluruh elemen kepemimpinan dan tata kelola Unnes. Hal ini tidak terlepas dari
perbedaan daya dukung dalam hal kapasitas sumber daya pada setiap elemen tata
kelola Unnes.

B.4. Perencanaan Program Jangka Panjang (Renstra) dan Monitoring


Pelaksanaannya sesuai dengan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan Program

Pengembangan Unnes saat ini didasarkan pada Rencana Strategis 2009-2014.


Menyusul terbitnya Statuta Unnes 2012, yang antara lain mengatur Visi Unnes
2020,pada tahun 2012 dilakukan peninjauan terhadap dokumen rencana strategis
tersebutdan sesuai dengan status Unnes sebagai Badan Layanan Umum (BLU),
rencana strategis tersebut kini bernama Rencana Bisnis Unnes 2009-20144. Sebelum
kelahiran dokumen rencana strategis tersebut, pada tahun 2010, telah dilaksanakan
pula penyusunan Rencana Induk Pengembangan Unnes 2010-2034, dokumen ini
berisi program-program pengembangan Unnes untuk jangka panjang. Di samping itu,
rencana pengembangan Unnes jangka panjang juga tertuang dalam dokumen Master
Plan Unnes.
Penyusunan rencana pengembangan Unnes dilaksanakan secara partisipatoris
dengan mempertimbangkan dinamika internal kelembagaan, kapasitas dan kapabilitas

4
Lampiran B.4 : Rencana Bisnis Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 18


lembaga, dinamika eksternal lembaga. Untuk menjamin keterlibatan warga, proses
penyusunan dilaksanakan dengan melibatkan perwakilan warga Unnes yang dipilih
dari semua unsur, baik dosen maupun tenaga kependidikan. Sebelum disahkan,
rencana pengembangan ini juga mendapatkan reviu dari perwakilan civitas academica
Unnes.
Program-program pengembangan Unnes selama ini dihadapkan pada
kenyataan bahwa program-program tersebut tidak didukung oleh proses perencanaan
dan penganggaran yang memadai pada unit-unit kerja. Dengan kata lain, kegiatan
yang direncanakan oleh unit-unit kerja tidak didasarkan pada program-program
pengembangan yang telah dirumuskan dalam rencana strategis.Ini mengakibatkan
capaian kinerja yang tidak maksimal baik pada tingkat unit kerja maupun universitas.
Ketidakselarasan antara kegiatan pengembangan dan program pengembangan ini
tentu membuat capaian dan kinerja institusional tidak terukur.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, sejak tahun 2012 Unnes memberlakukan
sistem pakta kinerja antara pimpinan unit dengan pimpinan pada tingkat universitas.
Dalam mekanisme ini, dekan selaku pimpinan fakultas terikat dengan pimpinan pada
tingkat universitas bahwa kegiatan pengembangan yang direncanakan dan
dilaksanakan benar-benar mengacu, selaras, dan didasarkan pada program
pengembangan pada tingkat universitas secara keseluruhan. Asumsinya, dengan cara
ini, dapat dipastikan bahwa akumulasi kinerja unit dapat mempengaruhi secara
signifikan terhadapkinerja dan performa institusional.
Mendukung pemberlakuan pakta kinerja, Unnes melaksanakan monitoring
pelaksAnaan program dan kegiatan pada tingkat unit. Monitoring dilaksanakan
bersamaan dengan Rapat Kerja Universitas yang melibatkan seluruh pimpinan unit,
yang dilaksanakan setiap bulan, bergiliran dari satu unit ke unit lain. Dalam forum
tersebut, pimpinan unit menyampaikan progress report program dan kegiatan pada
tahun berjalan. Melalui forum ini diperoleh informasi mengenai hambatan pelaksanaan
kegiatan yang muncul di satu sisi dan arahan kebijakan penyelesaian masalah dari
pimpinan di sisi lain. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan keselarasan program
dan kegiatan unit dengan visi dan misi lembaga serta menjamin kualitas pelaksanaan
dan hasil kegiatan. Selain itu forum ini juga menjadi ajang untuk belajar dan berbagi
praktik baik bagi sesama unit kerja di lingkungan Unnes.
Meskipun forum progress report yang berfungsi antara lain untuk memonitor
pelaksanaan rencana dan kegiatan pengembangan telah dilakukan, hal ini belum
menjamin kontinuitas dan mutu pelaksanaan dan hasil kegiatan. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut, pergantian kepemimpinan unit merupakan salah
satunya. Transisi kepemimpinan dari satu periode ke periode berikutnya kadangkala

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 19


tidak diiringi dengan keberlanjutan praktik manajemen yang baik. Ini tentu berakibat
pada kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegitaian pada unit-unit tertentu. Para
pimpinan baru membutuhkan waktu orientasi yang memadai untuk dapat menguasai
praktik manajemen yang baik. Sayangnya seringkali waktu yang tersedia tidak cukup,
karena transisi kepemimpinan dilaksanakan dengan waktu yang berhimpitan dengan
waktu perencanaan kegiatan dan anggaran. Akibatnya tidak terdapat jaminan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Merespons kenyataan tersebut, mulai tahun 2012 ini, dengan tetap melanjutkan
tradisi forum progress report, Unnes menyelenggaraan Rapat Pimpinan Khusus yang
dihadiri pimpinan pada tingkat universitas dan pimpinan fakultas. Rapat ini secara
khusus membahas praktik dan dokumen perencanaan anggaran dan kegiatan unit
untuk tahun mendatang. Dengan cara ini, perencanaan dapat dipastikan kepatuhannya
dengan tata aturan perencanaan penganggaran dan kegiatan di satu sisi dan
keselarasannya dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan Unnes. Dalam forum ini
pimpinan unit mendapatkan masukan dari sesama unsur pimpinan. Melalui forum ini,
rencana anggaran dan kegiatan tang dinilai tidak selaras dengan tata aturan yang ada
dan visi serta misi Unnes mendapatkan perbaikan dan masukan. Dengan cara ini pula
program seluruh unit di Unnes dipastikan selaras dengan prioritas pengembangan
pada tahun yang akan datang.

B.5. Efisiensi dan Efektivitas Kepemimpinan


Efisiensi dan efektifitas kepemimpinan Unnes ditunjukkan dengan sejumlah
indikator. Secara umum, selama kurun waktu 2008 2012 ini, kepemimpinan Unnes
berjalan secara efisien dan efektif. Upaya efisiensi kepemimpinan ditunjukkan antara
lain dengan perampingan struktur tata kelola Unnes, yang kemudian tertuang dalan
Organisasi dan Tata Kerja Unnes (Permendiknas No. 59 Tahun 2009). Sejumlah
langkah efisiensi yang diambil seiring terbitnya dokumen kebijakan tersebut dapat
dinyatakan antara lain sebagai berikut.
Pertama, penggabungan Lembaga Penelitian (Lemlit) dan Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (LP2M).Penggabungan ini diikuti dengan perampingan dan
integrasi struktur yang pada tiap-tiap lembaga.Dengan cara inikoordinasi dan kebijakan
penganggaran, baik yang terkait langsung dengan kegiatan penelitian dan pengabdian
maupun pengganggaran yang terkait manajemen, di sektor penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat menjadi lebih hemat dan efisien.Melalui integrasi ini pula hanya
diperlukan satu anggaran pendukung manajemen kegiatan penelitian dan pengabdian.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 20


Kedua, penguatan kelembagaan Badan Audit Internal (BAI).Untuk menjamin
efisiensi penggunaan anggaran program dan kegiatan diperlukan pengawasan yang
baik.Seiring terbitnya OTK Unnes 2009, kelembagaan BAI diperkuat.Hal ini
memungkinkan BAI untuk melalukan audit penggunaan anggaran di seluruh unit kerja
Unnes. Audit ini memungkinkan Unnes dapat menemukenali masalah-masalah dan
potensi inefisiensi anggaran dan merekomendasikan upaya-upaya perbaikan yang
dapat dilakukan.
Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas kepemimpinan, sejumlah langkah
terobosan dilaksanakan, yakni dengan mengembangkan sejumlah sistem manajemen
informasi online.Berbekal pengalaman baik (best practice) dalam mengembangkan
sistem informasi manajemen akademik, Unnes kemudian mengembangkan sistem
informasi manajemen pada bidang-bidang lain, yaitu di bidang kepegawaian,
keuangan, asset, kemahasiswaan, dan kerjasama. Melalui sistem-sistem informasi
online ini, kegiatan dan program pengembangan Unnes dapat dipantau dengan baik,
proses dan hasilnya.
Kehadiran sistem-sistem informasi online secara signifikan telah mendukung
efisiensi dan efektivitas kepemimpinan Unnes.Sejumlah indikator dapat disajikan di
sini. Pertama, mutu layanan akademik semakin meningkat. Sistem online telah
memungkinkan Unnes untuk memantau jumlah mahasiswa aktif secara real time,
jumlah tatap muka perkuliahan yang telah dilaksanakan, statistik nilai mahasiswa,
mahasiswa yang potensial menghadapi masalah akademik, dan lain sebagainya. Data
ini membantu pimpinan Unnes dalam mengambil kebijakan di sektor akademik secara
reponsif.Misalnya, dengan melihat statistik data mahasiswa yang menempuh studi
lebih dari delapan semester, pimpinan dapat mengarahkan manajemen akademik pada
tingat program studi melakukan upaya perbaikan guna membantu kelompok
mahasiswa ini.Dengan melihat statistik dosen yang telah melakukan input nilai,
pimpinan dapat melakukan upaya percepatan atau teguran kepada dosen yang
bersangkutan, guna menghindari kerugian pada pihak mahasiswa.
Kedua, penggunaan anggaran program dan kegiatan dapat secara mudah
dipantau dan dimonitor, dan dikomparasikan antar unit. Dengan cara ini pimpinan dan
manajemen Unnes dapat memberikan arahan dengan data yang jelas.Cara ini
menutup kemungkinan perencanaan dan penggunaan anggaran secara tidak
akuntabel dan tidak berkualitas. Misalnya, sistem online dalam bulan tertentu tahun
anggaran berjalan menunjukkan bahwa sebuah unit mencapai persentase daya serap
anggaran yang rendah.Data ini menjadi dasar pimpinan untuk meneliti lebih dalam
kendala yang mungkin dihadapi unit tersebut sekaligus memberikan arahan kepada
unit tersebut langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daya serap.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 21


Ketiga, mutu layanan kemahasiswaan meningkat. Sistem informasi online
memungkinkan Unnes mengolah beragam informasi di bidang kemahasiswaan secara
lebih mudah.Informasi yang perlu diakses mahasiswa secara cepat dapat dengan
mudah terdistribusi.Sistem ini misalnya telah memudahkan mahasiswa untuk
melakukan aplikasi beasiswa dan partisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM), yang difasilitasi Ditjen Dikti. Kehadiran sistem ini juga telah membantu Unnes
dalam mendongkrak partisipasi mahasiswa dalam PKM, ditandai dengan semakin
meningkatnya jumlah proposal PKM yang diajukan dan disetujui pendanaannya oleh
Ditjen Dikti dari tahun ke tahun.
Keempat, peningkatan kerjasama dan kontribusi Unnes.Selama kurun waktu
2008-2012 ini Unnes meningkatkan kontribusinya bagi program pengembangan
pendidikan pada tingkat nasional dengan dukungan pengalamannya mengembangan
sistem informasi manajemen online. Unnes misalnya dipercaya untuk membantu
mengembangkan sistem informasi manajemen sertifikasi guru (http://ksg.dikti.go.id)
dan sistem informasi manajemen sertifikasi dosen (http://serdos.dikti.go.id). Sukses
Unnes juga mendorong kerjasama dengan pemerintah daerah, misalnya kabupaten
Pacitan. Untuk kabupaten Pacitan, Unnes membantu mengembangkan sistem
presensi online, sistem informasi manajemen RPJMD dan SMS-gateway.
Mencermati sejumlah tren tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa secara
umum kepemimpinan Unnes selama ini berjalan secara efektif dan efisien. Meskipun
demikian, sejumlah langkah perbaikan tetap diperlukan guna meningkatkan kondisi
yang ada saat saat ini. Utamanya langkah perbaikan yang diperlukan adalah terkait
dengan ketersediaan tenaga kependidikan fungsional pendukung kepemimpinan pada
sejumlah bidang spesifik, seperti auditor internal, arsiparis, laboran, dan pustakawan.

B.6. Evaluasi Program dan Pelacakan Lulusan5


Untuk menjamin kualitas program dan relevansinya bagi masyarakat Unnes
mengembangkan sejumlah praktik evaluasi dan pelacakan lulusan. Dengan cara ini
kelemahan dan kekurangan program, kegiatan, mutu akademik dapat ditingkatkan.
Evaluasi program dilaksanakan secara reguler setiap bulan dalam forum Rapat Kerja
Universitas.Selain itu, evaluasi program juga dilaksanakan dalam forum Rapat Kerja
Pimpinan Universitas. Pada tingkat fakultas forum serupa juga dilaksanakan dalam
bentuk Rapat Kerja Fakultas. Selain mekanisme tersebut, evaluasi program secara
umum dilaksanakan menjelang akhir tahun anggaran.

5
Lampiran B.6 : Laporan Hasil Tracer Study

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 22


Guna menjaga dan meningkatkan mutu akademik dan relevansi program-
program akademik, Unnes melaksanakan upaya pelacakan alumni.Pelacakan
ditujukan utamanya untuk; (1) mengetahui keterserapan alumni di pasar kerja; (2) rata-
rata masa tunggu alumni; (3) relevansi kualifikasi akademik alumni dengan pekerjaan;
(4) relevansi pengalaman belajar di Unnes terhadap pekerjaan yang dijalani; dan, (5)
sebaran alumni berdasar bidang pekerjaan.Data-data ini digunakan Unnes dalam
meninjau, mengevaluasi, dan mengembangkan kurikulum dan kemitraan dengan dunia
kerja.
Untuk mendukung upaya pelacakan alumni, Unnes kini telah mengembangkan
sistem tracer-study online melalui laman http://karir.unnes.ac.id.Sistem ini yang
diluncurkan pada pertengahan tahun 2012.Melalui sistem ini, para alumni dapat
memberikan respons tanpa terbatas jarak dan waktu.Dari pantauan sejak diluncurkan,
tampak bahwa sistem online baru ini mendapatkan sambutan yang baik dari para
alumni.Selain itu, sistem ini juga memungkinkan pelacakan dapat dilaksanakan secara
terpadu pada tingkat universitas.Meskipun demikian kehadiran sistem ini tidak
mematikan praktik pelacakan alumni yang dilaksanakan oleh program studi/fakultas.

B.7. Perencanaan dan Pengembangan Program, dengan Memanfaatkan Hasil


Evaluasi Internal dan Eksternal

Dalam merencanakan dan mengembangan program, Unnes merujuk pada hasil


evaluasi baik internal maupun eksternal. Hasil-hasil evalusi internal, sebagaimana
disampaikan di bagian awal,sebagiannya diperoleh dari forum-forum rapat pimpinan
dan rapat kerja universitas dan fakultas. Selain itu, hasil evaluasi diperoleh dari
kegiatan audit yaitu untuk audit akademik dilaksanakan oleh BPM melalui kegiatan
Audit Mutu Internal dan audit non akademik dilakukan oleh BAI melalui kegiatan audit
rutin.
Melalui AMI, dilakukan pengukuran kinerja sasaran mutu yang berbasis
Renstra, mulai tingkat program studi, Fakultas, Badan,Lembaga, UPT sampai dengan
sasaran mutu Institusi. Hasil pengukuran kinerja akan dianalisis dan dilaporkan secara
terbuka dalam sistem informasi audit mutu (laman bpm.unnes.ac.id). Dan secara
akuntabilitas akan dilakukan pembahasan akar penyebab masalah dan program
perbaikan berkelanjutan melalui Rapat Tinjauan Manajemen yang dilaksanakan diakhir
tahun, sekaligus sebagai acara refleksi akhir tahun6.
Hasil RTM digunakan sebagai rekomendasi semua unit untuk merencanakan
lebih matang perencanaan program tahun berikutnya, dimana hasil kinerja sasaran

6
Lampiran B.7 : Laporan monev hasil penjaminan mutu

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 23


mutu yang masih belum memenuhi target dijadikan sebagai prioritas program untuk
mencapai target ditahun depan.
1. Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran
mahasiswa.
Evaluasi program dilakukan sebagai bagian dari siklus penjaminan mutu
internal untuk melihat output yang dihasilkan dari pelaksanaan program akademik
baik dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat. Evaluasi dilakukan setiap akhir semester gasal dan genap untuk setiap
tahun akademiknya. Melalui evaluasi diukur kualitas output dari proses akademik,
dibidang pendidikan dan pengajaran akan menghasilkan capaian kinerja dosen
dalam pembelajaran, prestasi akademik mahasiswa, kinerja bimbingan akademik
dari dosen wali, kinerja bimbingan skripsi dari dosen pembimbing. Dibidang
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat akan dievaluasi kuantitas dan
kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan setiap
dosen.
2. Pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program studi (misalnya kajian
kurikulum, monitoring dan mekanisme balikan bagi mahasiswa, dosen dan penguji
eksternal).

Pengelolaan Mutu di Unnes didasarkan pada Sistem Penjaminan Mutu


Internal (SPMI) Unnes berbasis SMM ISO 9001:2008. Pelaksanaaan Penjaminan
Mutu di Universitas Negeri Semarang dibingkai dalam kerangka Sistem Penjaminan
Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT) yang berbasis pada Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007. Mekanisme kerja penjaminan mutu diatur
dalam mapping proses bisnis yang terintegrasi mulai dari bidang Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat serta Kemahasiswaan.
Secara internal mekanisme kerja penjaminan mutu mulai dari institusi sampai
dengan Jurusan/Program Studi dalam kerangka Sistem Penjaminan Mutu Internal,
dimana dalam pelaksanaannya semua unit harus memenuhi persyaratan SMM yang
ditandai dengan keberadaan dokumen kebijakan mutu, standar mutu, sasaran dan
rencana mutu, manual mutu, prosedur mutu, formulir mutu dan instruksi kerja 7 .
Adapun untuk kerangka Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME), Unnes
menjalankan penjaminan mutu berdasarkan standar akreditasi dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) baik pada tingkat Institusi maupun
Program Studi. Disamping itu dalam rangka memastikan penjaminan mutu berjalan
sesuai dengan visi dan misi Unnes, maka dalam siklus penjaminan mutu
menggunakan pola Plan DO Check Action (PDCA), siklus ini menjamin bahwa
7
Lampiran B.7 (b) : Dokumen tentang jaminan mutu

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 24


target kinerja mutu yang telah ditetapkan secara benar dan konsisten dilaksanakan
oleh semua unit, dan dalam rangka semangat perbaikan berkelanjutan maka
dilaksanakan monitoring dan audit mutu internal (AMI). Monitoring dilaksanakan
secara kontinui pada awal dan pertengahan semester, sedang AMI bidang
akademik dilaksanakan dua kali pada setiap akhir semester gasal dan semester
genap, tapi khusus AMI kinerja sasaran mutu dilaksanakan satu kali diakhir tahun
akademik. Adapun yang terakhir dalam rangka perbaikan hasil AMI, maka secara
rutin Unnes melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen Untuk melaksanakan
evaluasi hasil AMI dan merencanakan perbaikan berkelanjutan untuk tahun
akademik berikutnya bersama pimpinan tingkat Institusi sampai dengan pimpinan
Jurusan/Program Studi.
Komitmen SMM ISO 9001:2008 baru dideklarasikan pada tanggal 30 Juli
2010 dan secara resmi implementasinya dilaksanakan sejak 1 Maret 2011 tepatnya
diawal semester genap 2010/2011. Diawal implementasi penjaminan mutu banyak
sekali kendala yang dihadapi, yaitu antara lain: (1) komitmen pimpinan mutu yang
masih rendah khususnya pimpinan ditingkat Unit, (2) kesadaran akan mutu yang
belum ada, (3) sistem akademik yang antar unit (Fakultas/Prodi) mempunyai
standar dan mekanisme kerja yang berbeda, (4) belum mempunyai dokumen mutu
yang lengkap. Cara yang dilakukan Unnes, adalah pada akhir tahun 2009 dibentuk
Badan Penjaminan Mutu (BPM) sebagai penguatan lembaga penjaminan mutu yang
sebelumnya bernama Pusat Penjaminan Mutu (PPM), dengan kelembagaan yang
lebih baik diharapkan mampu mengawal pelaksanaan penjaminan mutu di Unnes,
Kemudian pada aspek komitmen perlu dikuatkan dengandeklarasi bersama semua
pimpinan mulai dari Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Ketua
Badan, Ketua Biro, Sampai denga Ketua Jurusan sebagai bentuk komitmen
bersama dalam penjaminan mutu. Pada aspek dokumen mutu, semua dokumen
dibuat dan dikendalikan oleh BPM jadi semua unit menerapkan dokumen mutu
dengan standar yang sama mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru sampai
dengan wisuda. Dan pada akhirnya sejak implementasi SMM, maka secara resmi
Unnes menerima sertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 pada tanggal 4
November 2011 dan berlaku sampai dengan 4 november 2014
SPMI dilaksanakan melalui siklus penjaminan mutu yang berkelanjutan
dengan pola Plan (Penetapan Standar Mutu), Do ( Pelaksanaan Standar Mutu),
Check (Pengendalian Standar Mutu) , dan Action ( Perbaikan Berkelanjutan)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 25


1. Penetapan Standar Mutu
a. Penetapan Kebijakan Akademik
Sebagai institusi pendidikan yang mendasarkan pada nilai-nilai akademik yang
diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari, Universitas Negeri Semarang memiliki
Kebijakan Akademik yang memuat Bidang Pendidikan, Bidang Penelitian dan
Bidang Pengabdian Masyarakat. Masing-masing Bidang tersebut dibahas
tentang Arah Kebijakan, Program, Sumber Daya, Evaluasi Program, dan
Kelembagaan.
b. Penetapan Kebijakan Mutu
Universitas Negeri Semarang berkomitmen memberikan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan melalui peningkatan mutu penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi secara berkelanjutan untuk menghasilkan lulusan berdaya
saing tinggi.
c. Penetapan Manual Mutu
Manual Mutu merupakan bagian dari Sistem Manajemen Mutu yang berfungsi
sebagai kerangka dasar dalam penyusunan dan penerapan Sistem Manajemen
Mutu. Selain sebagai kerangka dasar. Manual Mutu juga berfungsi sebagai
pedoman bagi Universitas Negeri Semarang dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu. Terkait dengan pihak-pihak di luar Universitas Negeri
Semarang, Manual Mutu akan memberikan sajian yang informatif dalam melihat
dan menilai kebijakan, komitmen serta Sistem Manajemen yang diterapkan oleh
Universitas Negeri Semarang.
d. Penetapan Prosedur Mutu
Prosedur Mutu (PM) atau Standard Operational Procedures disusun sebagai
panduan dalam melaksanakan standar dan sasaran mutu. Beberapa Prosedur
Mutu telah disusun Badan Penjaminan Mutu yang dapat diunduh di laman
bpm.unnes.ac.id. Adapun jenis PM yang telah disusun sebagai berikut:
1) Prosedur Mutu BPM
2) Prosedur Mutu Akademik
3) Prosedur Mutu Sarana Prasarana
4) Prosedur Mutu Kepegawaian
5) Prosedur Mutu Penelitian
6) Prosedur Mutu Pengabdian pada Masyarakat
7) Prosedur Mutu Perpustakaan
8) Prosedur Mutu Laboratorium
9) Prosedur Mutu Perencanaan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 26


2. Pelaksanaan Standar Mutu (Do)
a. Pelaksanaan Penjaminan mutu internal di tingkat universitas, fakultas, jurusan/
program studi dan unit-unit pelaksana lainnya dilakukan untuk menjamin: (1)
Kepatuhan terhadap kebijakan mutu akademik, standar, dan sasaran mutu; (2)
Kepastian bahwa lulusan memiliki kompetensi sesuai dengan yang ditetapkan
disetiap progam studi; (3) Kepastian bahwa setiap mahasiswa memiliki
pengalaman belajar sesuai dengan spesifikasi program studi; (4) Relevansi
progam pendidikan dan penelitian dengan tuntutan masyarakat dan stakeholders
lainnya.
b. Penjaminan Mutu Internal merupakan bagian dari tanggung jawab pimpinan
universitas, pimpinan fakultas, pimpinan jurusan/bagian, pengelola program studi
serta dosen. Sistem penjaminan mutu di Universitas Negeri Semarang dirancang
dan dilaksanakan untuk dapat menjamin mutu gelar akademik yang diberikan.
Hal ini berarti bahwa sistem penjaminan mutu harus dapat menjamin bahwa
lulusan akan memiliki kompetensi yang ditetapkan dalam spesifikasi progam
studi.

3. Pengendalian Standar Mutu (Check)


a. Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin)
1) Monev dilaksanakan secara kontinu oleh Gugus Penjaminan Mutu (GPM)
Fakultas dan Tim Penjaminan Mutu (TPM) Jurusan
2) Ruang lingkup monev terdiri monev pelaksanaan perkuliahan, monev ujian
skripsi, monev pelaksanaan ujian dan yudisium pelaksanaan bimbingan
Akademik, monev bimbingan skripsi, monev pelaksanaan prosedur mutu.
b. Audit Mutu Internal
1) AMI dilaksanakan secara berkala meliputi (1) Audit Kinerja Akademik dan (2)
Audit Kinerja Unit
2) Audit Kinerja Akademik meliputi Audit Kinerja Dosen dalam Pembelajaran,
Pengukuran Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Akademik, Audit Kinerja
Pencapaian Sasaran Mutu Akademik
3) Audit Kinerja Unit meliputi Audit kinerja Sasaran mutu layanan unit pelaksana
akademik unit pendukung
c. Audit Kinerja Akademik
1) Audit Kinerja dosen dalam pembelajaran: audit ini dilaksanakan setiap
semester berdasar penilaian persepsional mahasiswa terhadap kinerja dosen
secara on line (sifat wajib)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 27


2) Audit Kinerja sasaran mutu akademik dan pengukuran kepuasan mahasiswa
dilaksanakan setahun sekali pada akhir semester genap (bulan November)
3) Audit Kinerja Unit dilaksanakan dalam rangka mengukur dan mengaudit
ketercapaian sasaran mutu layanan masing-masing unit pelaksana akademik
(Bagian akademik Fakultas dan Prodi) dan sasaran mutu layanan unit
pendukung (bagian perlengkapan, bagian kepegawaain).
4) Audit kinerja unit dilaksanakan setahun sekali diakhir tahun (november)

4. Perbaikan Berkelanjutan (Action)


1) Prinsip continuos improvement menjadi dasar dalam peningkatan
pelaksanaan penjaminan mutu Unnes
2) Pelaksanaan peningkatan mutu bisa dilakukan dengan menyusun standar
baru, penyempurnaan sasaran mutu setiap tahun an perbaikan rencana mutu
3) Pelaksanaan peningkatan mutu didasarkan hasil evaluasi monev dan audit
mutu internal
4) Hasil evaluasi monev dan audit mutu internal dibahas dalam Rapat Tinjauan
Manajemen (RTM)

B.8. Hubungan dengan Penjaminan Mutu pada Tingkat Lembaga.


Penjaminan Mutu ditingkat Institusi di Unnes dikoordinir oleh Badan
Penjaminan mutu (BPM). Struktur Organisasi Penjaminan Mutu pada tingkat institusi di
Universitas Negeri Semarang dibawah kelembagaan Badan Penjaminan Mutu (BPM)
yang bertanggungjawab langsung kepada Rektor, sedangkan pada tingkat Fakultas
dan Lembaga terdapat Gugus Penjaminan Mutu (GPM) yang bertanggungjawab
langsung kepada Dekan/Direktur Pascasarjana/Ketua Lembaga dan pada tingkat
Jurusan terdapat Tim Penjaminan Mutu (TPM) Jurusan dibawah koordinasi Ketua
Jurusan. Hirarki hubungan BPM, GPM dan TPM secara organisasi bersifat koordinasi.
Hubungan tersebut sebagaimana tergambar berikut ini:

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 28


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Penjaminan Mutu

Tabel 2.1 Unit Penjaminan Mutu menurut Keaktifannya Periode 2011-2012

KODE Aktif
Unit Kerja Nama Unit Penjaminan Mutu No SK Pembentukan
PT (Ya/Tidak)
SK Rektor No 29 Tahun
001002 Institusi Badan Penjaminan Mutu Ya
2009
Lembaga/Fa Gugus Penjaminan Mutu SK Ketua No.
001002 Ya
kultas LP2M 218/H37.3.1/TU/2011
Lembaga/Fa SK Dekan No.
001002 Gugus Penjaminan Mutu FIP Ya
kultas 67A/UN37.1.1/PP/2012
Lembaga/Fa SK Dekan No.
001002 Gugus Penjaminan Mutu FBS Ya
kultas 270/FBS/2012
Lembaga/Fa SK Dekan No.
001002 Gugus Penjaminan Mutu FIS Ya
kultas 24/FIS/2012
Lembaga/Fa Gugus Penjaminan Mutu ST Dekan No.
001002 Ya
kultas FMIPA 561/UN37.1.4/PP/2011
Lembaga/Fa SK Dekan No.
001002 Gugus Penjaminan Mutu FT Ya
kultas 09/P/2012
Lembaga/Fa SK Dekan No.
001002 Gugus Penjaminan Mutu FIK Ya
kultas 22/FIK/2012
Lembaga/Fa SK Dekan No.
001002 Gugus Penjaminan Mutu FE Ya
kultas 01/0/2012
Lembaga/Fa SK Dekan No.
001002 Gugus Penjaminan Mutu FH Ya
kultas 22/P/2011
Lembaga/Fa Gugus Penjaminan Mutu SK Direktur No.
001002 Ya
kultas Pascasarjana 22/FIK/2012
Tim Penjaminan Mutu SK Jurusan masing-
001002 Jurusan Ya
Jurusan masing

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 29


B.9. Dampak Proses Penjaminan Mutu terhadap Pengalaman dan Mutu Hasil
Belajar Mahasiswa

Siklus penjaminan mutu seperti yang dijelaskan diatas meliputi Plan, Do,
Check, Action. Dalam proses pembelajaran, sistem penjaminan mutu internal
diarahkan untuk menjamin kualitas bahwa input, proses dan output pembelajaran
berjalan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Mulai dari proses
penerimaaan mahasiswa baru sampai dengan wisuda benar-benar berjalan sesuai
dengan mapping proses bisnis yang telah ditetapkan (lampiran mapping proses bisnis
SPMI Unnes).
Dampak nyata yang akan dihasilkan dari siklus penjaminan mutu bagi
pengalaman dan mutu belajar siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dosen didorong mempersiapkan perangkat perkuliahan yang baik sesuai dengan
kandungan kurikulum yang telah ditetapkan
2. Dosen melakukan penyusunan kontrak perkuliahan yang sesuai dengan SAP dan
disepakati bersama dengan peserta didik/mahasiswa
3. Jumlah pertemuan dilaksanakan sesuai dengan kontrak perkuliahan
4. Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan dosen berdasarkan
monitoring perkuliahan yang berjalan secara online
5. Dosen menyusun kisi-kisi dan soal UTS dan UAS sesuai dengan SAP dan kontrak
perkuliahan yang telah disepakati
6. Kinerja dosen dalam pembelajaran semakin baik dengan adanya kesempatan
kepada mahasiswa untuk memberikan feedback berupa kewajiban mahasiswa
memberikan penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran secara online melalui
SIKADU sebelum yudisium dilakukan

B.10. Metodologi Baku Mutu (benchmarking)


Metodologi baku mutu dilakukan untuk melihat keberhasilan perbaikan
berkelanjutan yang telah dilakukan Unnes dalam meningkatkan kinerja capaian
sasaran mutu setiap tahunnya. Benchmarking dilakukan melalui perbaikan standar
mutu dan prosedur mutu,yang dilakukan dengan perkembangan sistem penjaminan
mutu perguruan tinggi (SPMPT) yang berjalan disemua perguruan tinggi di Indonesia.
Misal pada tahun 2011, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat
Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) telah mengembangkan instrumen evaluasi mutu
internal (EMI) Perguruan tinggi yang dijadikan sebagai instrumen baku bagi Perguruan
tinggi dibawah Dikti untuk melihat peta mutu internal perguruan tinggi. Dan Unnes
sebagai salah satu dari 33 perguruan tinggi negeri percontohan mencoba melakukan
elaborasi dan sinkronisasi penggunaan EMI PT sebagai salah satu indikator

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 30


pencapaian mutu internal yang didasarkan pada standar mutu nasional pendidikan
tinggi.

B.11. Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan


Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan dilakukan secara
konsisten dilakukan Unnes dalam rangka membangun organisasi dan lembaga yang
memenuhi prinsip Good University Governance (GUG) dan juga dalam rangka
mengarahkan lembaga pendidikan ini memenuhi visi, misi dann tujuan yang telah
ditetapkan.
Penilaian pranata kelembagaan dilakukan melalui berbagai upaya evaluasi dan
refleksi yang dilakukan secara masif baik melalui rapat pimpinan, rapat kerja
universitas, koordinasi rutin lembaga dan audit internal terhadap kinerja lembaga atau
kinerja unit. Audit dilakukan melihat bagaimana kinerja lembaga tercapai berdasarkan
pranata atau aturan yang telah ditetapkan, misalnya dibidang kepegawaian apakah
rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan telah dilakukan berdasarkan
peraturan yang berlaku dan pedoman yang telah ditetapkan, dibidang keuangan untuk
melihat apakan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang berjalan telah
memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku.

B.12. Evaluasi Internal yang Berkelanjutan


Dalam proses pembelajaran, Unnes melakukan kontrol terhadap kualitas dan
kuantitas perkuliahan dengan memanfaatkan Sistem Monitoring Perkulihan secara
online (SIMOHAN). Sistem ini mulai diimplementasikan di Fakultas MIPA, selanjutnya
dikembangkan ditingkat Universitas. Dengan sistem ini, pemangku kebijakan dapat
melakukan monitoring secara cepat tentang penggunaan ruang kuliah setiap saat,
presensi kehadiran mahasiswa dan dosen, serta materi perkulihan yang disajikan
dalam kuliah.
Disamping monitoring kehadiran mahasiswa dan kehadiran dosen dalam
pembelajaran, kinerja dosen dalam pemebelajaran juga dilakukan evaluasi melalui
penilaian persepsi mahasiswa terhadap performance dosen pemebelajaran dikelas.
Evaluasi dilakukan setelah selesai proses pembelajaran, tepatnya sebelum yudisium,
mahasiswa sebelum melihat hasil studi pada kartu hasil studinya wajib memberikan
penilaian melalui online terhadap masing-masing dosen mata kuliah yang diikuti.
Hasil monitoring dan evaluasi pembelajaran digunakan sebagai salah satu alat
pengukuran untuk melihat kinerja proses pembelajaran. Dari data monev perkuliahan,
kehadiran dosen dan penilaian mahasiswa terhadap kinerja dosen diformulasikan
dalam bentuk Indeks Kinerja Dosen dalam pembelajaran (IKDP). Hasil IKDP

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 31


dilaporkan kepada pimpinan universitas dan Fakultas sebagai rapor kinerja dosen
setiap semester. Dosen yang mendapatkan hasil IKDP yang baik akan mendapatkan
apresiasi dari pimpinan Universitas berupa penghargaan berupa surat keputusan
rektor dan dana pembinaan.

B.13. Pemanfaatan Hasil Evaluasi Internal dan Eksternal/Akreditasi dalam


Perbaikan dan Pengembangan Pprogram

Evaluasi internal dilakukan melalui monitoring dan evaluasi internal serta audit
internal baik bidang akademik maupun non akademik. Hasil monevin dan audit internal
digunakan sebagai evaluasi diri internal bagi Program Studi, Fakultas, dan unit
pendukung akademiknya dalam melihat kinerja pelaksanaan program yang ditunjukan
dari kinerja capaian sasaran mutu berbasis renstra. Hasil capain kinerja renstra
dimanfaatkan untuk semua unit untuk menganalisis akar penunjang dan akar
penyebab dari capaian yang diatas target maupun yang dibawah target. Dari Akar
penunjang yang ada digunakan sebagai modal kekuatan serta percontohan pada unit
lain. Sedangkan akar penyebab masalah akan segera dicari solusi pemecahannya.

B.14. Kerjasama dan Kemitraan Instansi Terkait dalam Pengendalian Mutu


Pengendalian Mutu dilakukan disamping dilakukan secara internal juga
dilakukan secara ekternal, sehingga penilaian lebih independen dan obyektif terhadap
kinerja program dapat dilakukan. Salah satu bentuk kemitraan adalah dengan
Lembaga Konsultan ISO dan lembaga sertifikasi sistem ISO, dalam bentuk kerjasama
sebagai berikut:
a. Kemitraan dan kerjasama dengan lembaga konsultan ISO dilakukan dengan PT
Surveyor Indonesia. Kerjasama dalam bentuk konsultasi dan pendampingan dalam
menyusun dokumen dan perangkat mutu sebagai bagian dari instrumen dalam
sistem penjaminan mutu internal
b. Kemitraan dan kerjasama dengan lembaga sertifikasi ISO dilakukan dengan PT
SGS Indonesia. Kerjasama dalam bentuk audit gap analysis, audit pre assesment,
audit sertifikasi dan audit survailence. Audit dilakukan oleh auditor eksternal dari PT
SGS dalam rangka menjamin bahwa Unnes konsisten melaksanakan sistem
manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007.

B.15. Deskripsi SWOT Komponen B


1. Kekuatan
a. Komitmen kepemimpinan Unnes yang kuat, yang dibuktikan dengan dukungan
kepemimpinan terhadap upaya-upaya pengembangaan kelembagaan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 32


b. Pengetahuan dan pemahaman yang baik seluruh unsure organisasi terhadap visi
Unnes 2020
c. Kelengkapan struktur organisasi Unnes, didukung oleh dokumen legal formal
berupa Permendiknas No. 12 Tahun 2011 tentang Statuta Unnes dan
Permendiknas No. 59 Tahun 2009 tentang OTK Unnes
d. Keberadaan system informasi manajemen online yang mendukung impelementasi
tata kelola universitas yang baik (good university governance)
e. Tersedianya dokumen rencana pengembangan lembaga (Rencana Induk
Pengembangan, Rencana Strategis Bisnis Unnes)
f. Tersedianya unit dan prosedur penjaminan mutu yang mapan
g. Mayoritas program studi mendapat akreditasi B dan A
h. Tersedianya unit dan prosedur auidit internal yang mapan baik dibidang akademik
maupun nonakademik
i. Komitmen Unnes yang kuat untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada
masyarakat kurang beruntung
j. Keberterimaan Unnes yang tinggi di mata publik dan pemerintah
k. Jaringan kemitraan dengan institusi di dalam maupun luar negeri
l. Dukungan hardware TIK yang sangat baik

2. Kelemahan
a. Muatan Statuta dan OTK yang belum diselaraskan dengan UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi
b. Belum terintegrasinya sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki untuk
mendukung pengembangan keputusan dan kebijakan (decision support system,
DSS).
c. Masih adanya program studi yang terakreditasi C dan program studi yang belum
terakreditasi
d. Belum adanya rencana pengembangan sumberdaya yang mapan
e. Kurangnya jumlah pelatihan akademik-manajerial untuk pengembangan
kompetensi dosen dan tenaga kependidikan.
f. Belum optimalnya sistem pengembangan kompetensi manajerial dosen dengan
tambahan tugas
g. Belum mapannya peta keunggulan fakultas dan
h. Minimnya dukungan bagi fungsi laboratorium sebagai pusat riset

3. Peluang
a. Terbitnya UU No. 12 Tahun 2012 memberikan peluang bagi Unnes untuk

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 33


melakukan diversifikasi program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi
b. Dukungan pengembangan oleh pemerintah melalui skema BOPTN
c. Semakin meningkatkan kepercayaan public kepada Unnes
d. Pengembangan Unnes sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan
profesi guru
e. Kemitraan dengan institusi baik di dalam maupun luarnegeri yang ditujukan untuk
pengembangan tatakekola Unnes
f. Meningkatnya daya belanja pendidikan masyarakat
g. Pengembangan sejumlah laboratorium sebagai incubator bisnis.

4. Ancaman
a. Ketidakberimbangan daya dukung antar elemen-elemen dan unit kerja dalam
mewujudkan visi Unnes 2020.
b. Belum stabilnya posisi Unnes dalam perangkingan internasional
c. Belum teridentifikasinya unggulan (points of excellence)
d. Merebaknya budaya instan di kalangan masyarakat termasuk generasi muda,
yang memicu sejumlah masalah seperti plagiarism dan budaya akademik.
e. Masih rendahnya sistem punishment bagai PT yang tidak mengindahkan
peraturan perundangan.
f. Praktik diskriminatif pemerintah daerah dalam penerimaan pegawai dari lulusan
PT

Tabel 2.2 Analisis SWOT Komponen B


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
a. Komitmen kepemimpinan Unnes a. Muatan Statuta dan OTK yang belum
yang kuat, yang dibuktikan dengan diselaraskan dengan UU No. 12
dukungan kepemimpinan terhadap Tahun 2012 tentang Pendidikan
upaya-upaya pengembangaan Tinggi
kelembagaan b. Belum terintegrasinya sistem-sistem
b. Pengetahuan dan pemahaman informasi manajemen yang dimiliki
yang baik seluruh unsure untuk mendukung pengembangan
organisasi terhadap visi Unnes keputusan dan kebijakan (decision
2020 support system, DSS).
c. Kelengkapan struktur organisasi c. Masih adanya program studi yang
Unnes, didukung oleh dokumen terakreditasi C dan program studi
legal formal berupa Permendiknas yang belum terakreditasi
No. 12 Tahun 2011 tentang Statuta d. Belum adanya rencana
Unnes dan Permendiknas No. 59 pengembangan sumberdaya yang
Tahun 2009 tentang OTK Unnes mapan
d. Keberadaan system informasi e. Kurangnya jumlah pelatihan
manajemen online yang akademik-manajerial untuk
mendukung impelementasi tata pengembangan kompetensi dosen
kelola universitas yang baik (good dan tenaga kependidikan.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 34


university governance) f. Belum optimalnya sistem
e. Tersedianya dokumen rencana pengembangan kompetensi
pengembangan lembaga (Rencana manajerial dosen dengan tambahan
Induk Pengembangan, Rencana tugas
Strategis Bisnis Unnes) g. Belum mapannya peta keunggulan
f. Tersedianya unit dan prosedur fakultas dan
penjaminan mutu yang mapan h. Minimnya dukungan bagi fungsi
g. Mayoritas program studi mendapat laboratorium sebagai pusat riset
akreditasi B dan A
h. Tersedianya unit dan prosedur
auidit internal yang mapan baik
dibidang akademik maupun
nonakademik
i. Komitmen Unnes yang kuat untuk
memberikan akses pendidikan
tinggi kepada masyarakat kurang
beruntung
j. Keberterimaan Unnes yang tinggi
di mata publik dan pemerintah
k. Jaringan kemitraan dengan institusi
di dalam maupun luar negeri
l. Dukungan hardware TIK yang
sangat baik
Peluang (O) Ancaman (T)
a. Terbitnya UU No. 12 Tahun 2012 a. Ketidakberimbangan daya dukung
memberikan peluang bagi Unnes antar elemen-elemen dan unit kerja
untuk melakukan diversifikasi dalam mewujudkan visi Unnes 2020.
program pendidikan akademik, b. Belum stabilnya posisi Unnes dalam
vokasi, dan profesi perangkingan internasional
b. Dukungan pengembangan oleh c. Belum teridentifikasinya unggulan
pemerintah melalui skema BOPTN (points of excellence)
c. Semakin meningkatkan d. Merebaknya budaya instan di
kepercayaan public kepada Unnes kalangan masyarakat termasuk
d. Pengembangan Unnes sebagai generasi muda, yang memicu
pusat unggulan (center of sejumlah masalah seperti plagiarism
excellence) pendidikan profesi guru dan budaya akademik.
e. Kemitraan dengan institusi baik di e. Masih rendahnya sistem punishment
dalam maupun luarnegeri yang bagai PT yang tidak mengindahkan
ditujukan untuk pengembangan peraturan perundangan.
tatakekola Unnes f. Praktik diskriminatif pemerintah
f. Meningkatnya daya belanja daerah dalam penerimaan pegawai
pendidikan masyarakat dari lulusan PT
g. Pengembangan sejumlah
laboratorium sebagai incubator
bisnis.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 35


KOMPONEN C: MAHASISWA DAN LULUSAN

C.1. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Calon Mahasiswa


Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah perguruan tinggi negeri yang
diselenggarakan di bawah pembinaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Unnes bertugas melaksanakan pendidikan akademik, pendidikan
vokasional, dan pendidikan profesi dalam sejumlah disiplin ilmu, teknologi, dan/atau
seni. Pendidikan akademik terdiri atas program doktor, program magister, dan program
sarjana. Pendidikan vokasional berupa program diploma 3, sedangkan pendidikan
profesi berupa program profesi pendidik dan profesi keahlian.
Sistem rekrutmen mahasiswa baru Unnes dilakukan melalui dua jalur utama,
yaitu jalur seleksi yang diselenggarakan secara nasional dan jalur seleksi yang
diselenggarakan secara mandiri. Seleksi yang diselenggarakan secara nasional
digunakan untuk rekrutmen mahasiswa baru jenjang sarjana. Sedangkan untuk seleksi
mahasiswa baru jenjang diploma 3, jenjang magister, jenjang doktor, pendidikan
profesi, program peningkatan kualifikasi guru (PKG), program kerjasama, serta
penerimaan mahasiswa baru dari warga negara asing dilakukan melalui seleksi yang
diselenggarakan secara mandiri oleh Unnes.

1. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru secara Nasional


Unnes bersama PTN lain se-Indonesia secara bersama-sama menyelenggarakan
seleksi penerimaan calon mahasiswa baru secara nasional yang diberi nama Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Mulai tahun 2011, SNMPTN
yang semula hanya dilaksanakan dengan jalur ujian tulis dan/atau tes keterampilan
diubah pola penerimaannya menjadi SNMPTN jalur Undangan dan SNMPTN jalur
Ujian Tertulis dan/atau Tes Keterampilan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa
Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah
pasal 3 dan pasal 4. Dalam seleksi ini peserta yang lolos seleksi tidak didasarkan pada
kriteria suku, ras, golongan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan kemampuan
ekonomi. Pada penerimaan mahasiswa baru dengan SNMPTN, Unnes mengambil
langkah berani dengan menetapkan kuota penerimaan mahasiswa baru sebesar
80% dari total daya tampung mahasiswa baru pada tahun berjalan. Kuota ini lebih
besar dari kuota wajib sebesar 60% dari total daya tampung sebagaimana tercantum
dalam pasal 3 ayat (1) dan (2) dalam Peraturan Mendiknas tersebut.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 36


1. SNMPTN Jalur Undangan
SNMPTN Jalur Undangan adalah model penerimaan mahasiswa baru dengan
pola penjaringan prestasi akademik yang diorganisir secara nasional dan dilakukan
sebelum pelaksanaan ujian nasional tingkat SLTA/MA/SMK atau yang sederajat.
Administrasi seleksi dilakukan secara online melalui portal penerimaan di
http://undangan.snmptn.ac.id. Adapun persyaratan, mekanisme, dan waktu
pendaftaran calon mahasiswa baru mengikuti tatacara yang telah disepakati
bersama oleh seluruh PTN penyelenggara SNMPTN jalur Undangan sebagai mana
tercantum dalam Buku Pedoman Operasional Baku SNMPTN. Melalui SNMPTN
jalur Undangan ini, Unnes menetapkan kuota penerimaan sebesar 80% dari total
daya tampung yang ditetapkan untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru secara
nasional. Penetapan kuota ini didasarkan pada keyakinan Unnes bahwa pendaftar
SNMPTN jalur Undangan adalah siswa terbaik di sekolahnya masing-masing.
Unnes juga menetapkan kuota beasiwa BIDIKMISI sebesar 80% dari kuota
beasiswa BIDIKMISI Unnes diambil dari hasil seleksi ini.
Sesuai dengan ketentuan POB, ketentuan kriteria penerimaan peserta seleksi
yang akan diterima ditentukan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melakukan
administrasi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ini dan untuk menjaga
kredibilitas, transparansi, dan keakuratan data, Unnes membangun portal seleksi
http://spmu.unnes.ac.id/snmptn.unnes/.
Untuk melakukan perankingan peserta, Unnes telah menentukan kriteria
penerimaan. Kriteria penerimaan ini disusun oleh panitia seleksi yang ditugaskan
oleh Rektor dan telah mendapatkan masukan dari unsur pimpinan fakultas dan
jurusan. Kriteria ini kemudian ditetapkan oleh Rektor untuk dipakai sebagai bahan
perankingan berdasarkan data peserta yang telah dilakukan verifikasi dan validasi.
Perangkingan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem yang telah
dibangun di portal penerimaan tersebut, sehingga terbebas dari campur tangan
manusia. Hal ini menjadikan seleksi lebih cepat, akurat, kredibel, dan akuntabel.
Adapun kriteria penerimaan dan perankingan peserta SNMPTN jalur
Undangan yang digunakan oleh Unnes sebagai mana tercantum dalam Buku
Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Unnes melalui Jalur Undangan. dapat
diuraikan sebagai berikut. Adapun kriteria penskoran setiap peserta mengikuti
kaidah berikut ini.
Syarat Utama:
- Lulus Ujian Nasional
- Lulus Kriteria Akademik Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 37


Tabel 3.1 Penskoran Peserta
KRITERIA/KOMPONEN PENSKORAN BOBOT
(%)
Kesesuaian program studi peserta (IPA, IPS, Bahasa, Agama, STM, 20
SMEA, SMKK ) di tingkat SLTA dan jenis program studi pilihan di Unnes.
(indeks 0 s.d 10)
Indeks prestasi sekolah dalam SNMPTN Jalur Tulis Tahun sebelumnya 30
(Rerata prestasi sekolah dalam SNMPTN jalur ujian tulis 3 tahun terakhir)
Perolehan Data Akreditasi Sekolah 10
- Negeri: A=100, B=80, C=60, Lainnya= 40
- Swasta: A=80, B=60, C=40, Lainnya=20
Rerata seluruh nilai rapor Mapel UN (Semester 3, 4, 5) 25
Asal daerah 5
(Lainya>Sumatra (non aceh dan babel, kepri) >Jawa = 5 : 4 : 3.5)
Skor jumlah siswa diterima melalui SNMPTN Jalur Undangan tahun 15
sebelumnya (dihitung dengan menggunakan persentil)
Ranking siswa di kelasnya: 10
Skor=100*(Jml siswa +1 rangking)/jml siswa
Prestasi yang diperoleh oleh peserta sesuai dengan tingkatan prestasi BONUS
dan kesesuaian prodi yang dipilih.
Internasional=3.5; Nasional = 1; Provinsi=0.5; Kab./Kota=0.25

Adapun prosedur perankingan peserta seleksi mengikuti mekanisme sebagai


berikut.
Setiap peserta diranking berdasarkan Kriteria Penskoran menurut pilihan
prodinya, termasuk peserta yang mencalonkan beasiswa bidikmisi
Untuk setiap prodi, berdasarkan urutan ranking tersebut dipilih peserta pilihan 1
PTN 1 sebanyak kuota prodi. Jika tidak mencukupi, maka diambil pilihan 2 yang
tidak diterima di pilihan 1 sampai kuota terpenuhi. Demikian halnya untuk peserta
yang memilih prodi sebagai PTN 2. Urutan: Pilihan 1 PTN 1, Pilihan 2 PTN 1,
Pilihan 1 PTN 2, Pilihan 2 PTN 2.
Jika peserta bidikmisi yang masuk daftar diterima lebih besar dari kuota bidikmisi,
maka peserta bidikmisi dipotong sampai dengan batas kuota berdasarkan
urutan: pilihan prodi (dari pilihan prodi ke-2 ke pilihan prodi ke-1), kemudian nilai
total yang diperoleh (ascending, dari kecil ke besar).

2. SNMPTN Jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan


SNMPTN jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan merupakan seleksi
calon mahasiswa baru bagi PTN yang diselenggarakan secara bersama-sama oleh
PTN se-Indonesia di bawah koordinasi Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia (MRPTNI). Berbeda dengan SNMPTN jalur Undangan, kriteria penetuan
kelulusan peserta tes SNMPTN ini murni didasarkan oleh hasil tes tertulis dan tes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 38


keterampila untuk sejumlah program studi jenjang sarjana. Dalam SNMPTN jalur ini,
Unnes mengambil kebijakan penetapan daya tampung calon mahasiswa yang
diterima sebesar 20% dari daya tampung calon mahasiswa yang diterima melalui
SNMPTN. Pendaftaran SNMPTN jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan
dilaksanakan secara full online yang dapat diakses melalui portal
http://www.snmptn.ac.id. Adapun mekanisme/prosedur/persyaratan pendaftaran
sepenuhnya ditetapkan dan disepakati secara bersama-sama oleh seluruh PTN
penyelenggara seleksi sebagaimana tercantum dalam Prosedur Operasional
Baku (POB) SNMPTN Dalam seleksi ini, kriteria kelulusan sepenuhnya ditentukan
oleh hasil ujian tulis yang meliputi (a).Tes Potensi Akademik (TPA), dan (b). Tes
Bidang Studi (TBS) Prediktif yang meliputi: Tes Bidang Studi Dasar terdiri atas mata
ujian Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris; Tes Bidang Studi
untuk kelompok program studi bidang IPA terdiri atas mata ujian Matematika,
Biologi, Kimia, dan Fisika; dan untuk kelompok program studi bidang IPS terdiri atas
mata ujian Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Selain itu, sebagian program
studi juga mensyaratkan adanya uji keterampilan. Penentuan skoring (nilai ujian
tulis) didasarkan atas proporsi 30% x Skor TPA + 70% x Skor Tes Bidang Studi.
Sedangkan program studi yang mensyaratkan ujian keterampilan nilai akhir peserta
dihitung dengan proporsi 40% x nilai ujian tulis + 60% x nilai ujian keterampilan.
Skoring peserta untuk setiap komponen penilaian dikonversikan menggunakan
sistem college entrance examination board (CEEB).
Untuk kelulusan peserta yang melamar beasiswa BIDIKMISI, Unnes
mengambil kebijakan bahwa peserta yang lulus secara akademik maka yang
bersangkutan juga dinyatakan lulus seleksi tes tulis dan berhak untuk mengikuti
tahap seleksi lanjutan beasiswa BIDIKMISI. Dengan demikian Unnes tidak
menetapkan besaran kuota peserta yang akan diterima dari pelamar beasiswa
BIDIKMISI.

2. Seleksi Mahasiswa Baru secara Mandiri


Selain seleksi penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan secara
nasional, Unnes juga menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur
mandiri untuk program studi jenjang sarjana, diploma 3, magister, doktor, profesi
konselor, dan program peningkatan kualifikasi guru (PKG). Seleksi penerimaan
mahasiswa baru jalur mandiri Unnes dinamai Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang (SPMU). SPMU dilaksanakan secara online yang dapat
diakses melalui portal SPMU di http://spmu.unnes.ac.id.
1. SPMU Jenjang Sarjana dan Diploma III

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 39


Sebagaimana tercantum dalam prosedur mutu penerimaan mahasiswa baru
Unnes (PM-AKD-01), peserta dapat dipertimbangkan untuk mengikuti seleksi
apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut.
Lulusan tiga tahun terakhir dari jenjang SLTA/MA/SMK atau yang sederajat
Lulusan pada tahun berjalan bagi peminat yang memilih program beasiswa
BIDIKMISI.
Sehat jasmani dan rohani, serta tidak memiliki ketunaan/cacat yang dapat
mengganggu kelancaran belajar dan tugas lain yang sesuai dengan program
studi yang dipilih.
Sanggup mematuhi Tata Tertib Kehidupan Kampus dan memenuhi semua
persyaratan sebagai mahasiswa Unnes, termasuk biaya belajar yang berupa
Sumbangan Pengembangan Lembaga (SPL), Sumbangan Penyelenggara-an
Pendidikan (SPP), biaya hidup selama masa studi, dan lain-lain.
Peserta yang secara finansial kurang mampu dapat mendaftarkan diri melalui
Program Bidikmisi.
Daya tampung untuk program studi jenjang sarjana adalah 20% dari total daya
tampung setiap prodi, dan 100% daya tampung untuk program studi jenjang
diploma 3. Demikian halnya untuk kuota peserta pelamar bidikmisi yang diterima
adalah maksimum 20% dari kuota total Unnes.

Prosedur Pendaftaran
Calon peserta tes SPMU diwajibkan mengikuti prosedur sebagai berikut:
Menyiapkan file pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 cm, berformat JPG atau PNG,
dengan ukuran maksimum 100 KB.
Melalui portal http://spmu.unnes.ac.id calon peserta mengisi formulir pendaftaran
secara online untuk memperoleh Personal Identification Number (PIN) yang
berupa 8 karakter.
Mengunggah (upload) file pas foto pada formulir yang telah tersedia.
Mencetak PIN untuk syarat pembayaran biaya pendaftaran SPMU.
Melakukan pembayaran biaya pendaftaran sesuai dengan pilihan program
studinya: (1) Rp 200.000,- bagi peserta yang memilih selain kelompok
Jurusan/Prodi Seni atau Olahraga; dan (2) Rp 250.000,- bagi peserta yang
memilih kelompok Jurusan/Prodi Seni atau Olahraga.
Pembayaran biaya pendaftaran dilakukan melalui bank yang telah ditunjuk
Peserta mencetak Kartu Tes melalui portal SPMU. Kartu tes dicetak rangkap
dua: (1) untuk peserta; dan (2) diserahkan ke pegawas pada saat tes.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 40


Materi Tes Tulis
Semua peserta SPMU wajib mengikuti tes tertulis. Sedangkan tes keterampilan
hanya wajib diikuti oleh peserta yang memilih program studi bidang seni dan bidang
keolahragaan. Adapun materi tes tulis SPMU terdiri dari

Waktu Kegiatan
Tes Tertulis
30 menit Penjelasan Umum
30 menit Tes Potensi Akademik
90 menit Bhs. Indonesia dan Bhs. Inggris
120 menit Penjelasan Umum
Tes Keterampilan
Tes Keterampilan untuk Jurusan/Prodi Seni dan
Olahraga

Penskoran
Peserta mengerjakan ujian tertulis dalam LJK. LJK kemudian dipindai dengan
menggunakan pemindai gambar dan didapatkan data jawaban peserta.
Berdasarkan jawaban peserta dan kunci yang telah disusun oleh tim penyusun
soal seleksi, dilakukan skoring sesuai dengan bidang mata uji.
Skor mentah dari setiap peserta untuk tiap-tiap mata uji dikonversi menjadi z-skor
dan kemudiaan dikonversikan menjadi skor college entrance examination board
(CEEB)
Berdasarkan skor CEEB, Nilai Tes Tulis (NTT) setiap peserta dihitung dengan
kriteria/bobot tiap mata uji sebagai berikut:
MATA UJI/ IPA IPS BAHASA
KEL. PRODI
TPA 30% 30% 30%
BHS INDO 7% 7% 25%
BHS INGGRIS 7% 7% 25%
MATEMATIKA 14% 14% 5%
FISIKA 14%
KIMIA 14%
BIOLOGI 14%
SEJARAH 14% 5%
GEOGRAFI 14% 5%
EKONOMI 14% 5%

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 41


Untuk peserta yang memilih program studi yang mewajibkan tes keterampilan
(olahraga atau seni), maka nilai akhir peserta diperoleh dengan rumus NA = 40%
x NTT + 60% x NTK (nilai tes keterampilan), sedangkan selainnya NA = NTT.
Dalam SPMU ini, peserta dinilai berdasarkan skor hasil tes tulis tidak melihat asal
daerah, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, suku, dan ras.
Setelah didapatkan NA, masing-masing peserta diranking sesuai dengan pilihan
prodinya.
Peserta yang dinyatakan lolos seleksi adalah mereka yang masuk daya tampung
prodi ditambah cadangan sebanyak 5% dari kuota yang telah ditetapkan.
Kebijakan minimal satu peserta yang diterima untuk setiap provinsi diberikan
pada slot peserta cadangan.
Semua proses perhitungan dan penentuan peserta yang lolos seleksi
sepenuhnya dikendalikan oleh sistem otomasi berbasis komputer yang
terintegrasi dalam portal SPMU (https://spmu.unnes.ac.id).
Hasil running perankingan oleh sistem kemudian dibawa ke dalam rapat
pimpinan terbatas dengan agenda penetapan peserta yang diterima via jalur
SPMU.
Pengumuman hasil seleksi yang telah ditetapkan oleh Rektor dapat dilihat oleh
peserta secara online melalui portal SPMU tepat sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.

3. SPMU Jenjang Magister dan Doktor


Sebagaimana halnya proses seleksi calon mahasiswa jenjang sarjana dan
diploma, seleksi calon mahasiswa baru program magister dan doktor juga
diselenggarakan lewat SPMU. SPMU untuk seleksi ini disebut SPMU Program
Pasca Sarjana (SPMU PPs). SPMU PPs diselenggarakan dalam dua gelombang,
yaitu gelombang 1 yang diselenggarakan untuk seleksi calon mahasiswa jenjang
magister dan doktor baik yang akan mengajukan beasiswa BPPs maupun swadana,
dan gelombang 2 untuk seleksi calon mahasiswa baru Pps program reguler dan
kelas khusus. Proses pendaftaran dilakukan secara online di
http://spmu.unnes.ac.id dengan langkah-langkah yang sama dengan SPMU untuk
jenjang sarjana dan diploma.
Peserta wajib mengikuti tes tertulis yang terdiri dari tes kemampuan bahasa
inggris dan tes kemampuan bidang studi. Untuk jenjang doktor, peserta wajib
mengikuti tes wawancara dan presentasi rancangan disertasi yang akan ditempuh
di Unnes. Berdasarkan hasil tes kemampuan bahasa inggris dan kemampuan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 42


bidang studi, serta hasil verifikasi data administratif peserta oleh prodi, maka ketua
program studi menentukan peserta yang direkomendasikan untuk dapat diterima
sebagai mahasiswa PPs.
Berdasarkan hasil rekomendasi dari program studi, Rektor dengan fasilitasi
Direksi PPs menyelenggarakan rapat pimpinan untuk menetapkan peserta SPMU
PPs yang dinyatakan diterima. Peserta yang dinyatakan lulus seleksi diumumkan
secara terbuka melalui portal SPMU sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

C.2. Profil mahasiswa: akademik, sosio-ekonomi, pribadi (termasuk kemandirian


dan kreativitas)

Sesuai UUD Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 31, negara wajib
melindungi hak seluruh warga negara mendapatkan akses pendidikan. Hal ini juga
telah diamanatkan dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) Pasal 24 ayat (4). Sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman
Penerimaan Mahasiswa Unnes, Unnes tidak menyertakan variabel kemampuan
ekonomi dan keadaan fisik peserta sebagai dasar (kriteria) perankingan peserta yang
mengikuti seleksi. Semua peserta diranking sesuai dengan kriteria yang telah dibuat
sesuai dengan jalur dan jenjang tes. Jauh sebelum lahirnya UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi yang mengamanatkan PTN untuk wajib mencari dan
menjaring calon Mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang
mampu secara ekonomi dan calon Mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan
tertinggal untuk diterima paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh Mahasiswa
baru yang diterima dan tersebar pada semua Program Studi, mulai tahun 2009 Unnes
telah mencanangkan beasiswa studi penuh bagi calon mahasiswa yang memiliki
potensi akademik tinggi dan memiliki keterbatasan ekonomi. Skema program yang
dilaksanakan oleh Unnes antara lain melalui beasiswa bagi mahasiswa yang tidak
mampu (program hibah kompetisi institusi-PHKI dan program IMHERE-II), dan
beasiswa bagi mahasiswa dari daerah tertinggal di Jawa Tengah. Unnes melalukan
terobosan dengan melakukan jemput bola terhadap calon yang potensial dengan
membuka usulan secara online melalui portal SPMU serta dari promosi melalui koran
yang ada di Jawa Tengah. Selain pemberian beasiswa full studi, beasiswa juga
diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi oleh pihak yang
peduli dan menjalin kerjasama dengan Unnes, baik dari swasta, perusahaan BUMN,
maupun perorangan. Mulai tahun 2010 Unnes memberikan beasiswa studi penuh
sebanyak 400 orang dan pada tahun 2011 Unnes membebaskan seluruh biaya kuliah
untuk 1.450 orang mahasiswa melalui beasiswa bidikmisi dan 26 orang melalui
beasiswa Setiakawan Unnes. Keberanian Unnes untuk menerima mahasiswa dari

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 43


golongan kurang mampu namun memiliki keunggulan bidang akademik inilah yang
menjadikan Unnes dianugerahi Rekor MURI sebagai perguruan tinggi pertama di
Indonesia yang mampu membebaskan biaya kuliah kepada minimal 20% dari total
mahasiswa baru pada tahun 2011. Kebijakan ini terus berlanjut pada penerimaan
mahasiswa baru di tahun 2012, dimana 1.750 mahasiswa baru (23,24% dari total
mahasiswa S1-D3 tahun 2012) juga dibebaskan dari seluruh biaya kuliahnya.
Dalam hal penerimaan mahasiswa baru yang memiliki kekurangan pada
fisiknya (cacat), Unnes tidak melakukan diskriminasi. Calon mahasiswa yang memiliki
keterbatasan fisik namun memenuhi passing grade pada prodi yang dituju, maka yang
bersangkutan tetap diterima sebagai mahasiswa Unnes. Salah satu implementasinya,
calon mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki keterbatasan fisik tangan (cacat
tangan), SLAMET WIDODO (NIM 6211411156 ) diterima di Fakultas Ilmu
Keolahragaan prodi Ilmu Keolahragaan. Mahasiswa tersebut merupakan juara III
cabang atletik yang mewakili Indonesia pada ASEAN Paragames tahun 2011 serta
mendapat juara II dan juara III cabang Atletik PON Paragames tahun 2012.
Untuk menjamin calon penerima beasiswa Bidikmisi adalah benar-benar
mahasiswa yang mampu secara akademik tetapi kurang mampu secara ekonomi maka
dalam tahapan penerimaannya, Unnes melakukan survey/verifikasi lapangan kepada
seluruh calon mahasiswa BIDIK MISI sesuai dengan daftar calon mahasiswa BIDIK
MISI, dan bagi calon yang berasal dari luar provinsi Jawa Tengah verifikasi dilakukan
dengan wawancara tatap muka langsung atau per-telepon.
Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan tercermin dari adanya
aktivitas dalam berbagai lembaga dan unit kegiatan mahasiswa. Bagi mahasiswa yang
memiliki ketertarikan dalam bidang kepemimpinan telah disediakan wadah mulai dari
tingkat jurusan sampai universitas, yakni adanya Himpunan Mahasiswa, Badan
Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, dan Majelis Permusyawarahan
Mahasiswa. Keikutsertaan mahasiswa yang tinggi dalam hal pengembangan bakat
dapat dilihat dari banyaknya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang meliputi berbagai
bidang sebanyak 54 UKM.
Dalam bidang penalaran, partisipasi mahasiswa tinggi, terutama dalam bidang
pengiriman proposal PKM. Lebih kurang 3029 proposal PKM terkirim ke DP2M Dikti
Jakarta. Hal ini mendudukan Unnes sebagai PT terbanyak pengirim proposal PKM
tingkat Nasional.
Pada tahun 2011, keikutsertaan dalam acara PIMNAS ke-24 di UNHAS,
mahasiswa UNNES berhasil mendapatkan jura umum ke-3 tingkat nasional. Prestasi
ini megulang pada saat PIMNAS di UNAND Padang tahun 2005.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 44


Dalam hal pengiriman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), pada tahun
2011, proposal PKM UNNES yang didanai DP2M Dikti Jakarta terbanyak seluruh
Indonesia, yaitu 654 PKM. Unnes menyerap dana hibah DP2M Dikti Jakarta sebesar
Rp 4.3 Milyar (tahun 2011 meraih dana Rp 1.2 Milyar). Gambaran sebaran rekap PKM
yang didanai seluruh Indonesia sebagai berikut:

Gambar 3.1 Rekap PKM PT Se-Indonesia

C.3. Keterlibatan Mahasiswa dalam Berbagai Komisi yang Relevan.


Di Unnes terdapat 3 lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang eksekutif
dan legislatif, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Unnes,
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis Perusyawarahan Mahasiwa (MPM).

Berdasarkan angket yang diberikan, lembaga kemahasiswaan telah menjalankan


reorganisasi dengan baik. Pada BEM KM, keterlibatan mahasiswa dalam proses
rekruitment antusias. Terbukti terdaftar 100 calon pengurus organisasi untuk 52 jumlah
kebutuhan pengurus. Sampai dengan akhir kepengurusan terhitung 75-89% pengurus
masih aktif menjalankan kepengurusan.

Upaya pembinaan dan pengembangan telah dilakuan secaraterprogram dan insidental


berupa pelatihan kesekretariatan, pelatihan keuangan, serta pelatihan kepemimpinan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 45


dari tingkat dasar, menengah, dan lanjut. Sampai akhir kepengurusan, program kerja
telah tercapai antara 90-100%. Dengan demikian dapat dikategorikan sangat baik.

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada berdasarkan angket 100%
menyatakan sangat baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket dinyatakan
dalam gambar berikut:

Gambar 3.2 Persentase peran universitas terhadap organisasi

1. Kegiatan ekstra-kurikuler
Untuk memenuhi pelayanan dalam membina dan mengembangkan penalaran,
minat, bakat, seni, dan kesejahteraan mahasiswa, Universitas Negeri Semarang
(Unnes) memfasilitasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dari keseluruhan
jumlah UKM yang dimiliki dapat diklasifikasi ke dalam 7 bidang yaitu: (1) bidang
penalaran, (2) bidang seni, (3) bidang minat dan kegemaran, (4) bidang minat dan
teknologi, (5) bidang olahraga, dan (6) bidang kerokhanian dan kesejahteraan, (7)
bidang pengabdian kepada masyarakat.

Ketujuh bidang UKM tersebut, dalam rentang waktu 4 tahun terakhir (2009-2012)
terinci sebagai berikut: (1) tahun 2009 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No:......),
(2) tahun 2010 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No:), (3) tahun 2011 memiliki 54
UKM (SK Rektor Unnes No:), dan (4) tahun 2012 memiliki 54 UKM (SK Rektor
Unnes No: ). Informasi UKM ada di Buku Profil UKM Unnes). Lihat tabel di bawah
ini.
Jenis dan jumlah UKM ini dimungkinkan terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan para mahasiswa karena munculnya UKM-UKM ini merupakan respon

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 46


Unnes dalam merealisasi aspirasi dan kebutuhan mahasiswa untuk
mengaktualisasikan minat, bakat, dan potensi mahasiswa. Ke depan, UKM-UKM
yang telah ada ini akan dioptimalkan kinerjanya sesuai dengan dinamika kebutuhan
dan profesionalitas pengelolaannya.

Unnes memiliki Buku Profil Kemahasiswaan dan Buku Kode Etik Mahasiswa. Buku
ini hadir sebagai media informasi kemahasiswaan bagi para mahasiswa, pembina,
pendamping, serta pembimbing kemahasiswaan. Buku ini mencakupi informasi
lembaga kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), serta etika
kemahasiswaan Universitas Negeri Semarang yang disajikan dengan bilingual.
Informasi yang ada pada buku ini sebagai pedoman normatif dalam menyiapkan
dan mengoptimalkan lulusan yang mengarah pada terciptanya lulusan yang
mempunyai kualitas akademik, sikap profesional, dan kepribadian yang utuh. Kode
etik ini disusun untuk acuan bagi mahasiswa, baik secara individual maupun
kelompok dalam bersikap dan berperilaku di dalam dan di luar kampus. Kode etik
tersebut memuat garis-garis besar nilai moral dan etika yang mencerminkan
masyarakat kampus yang religius, ilmiah dan edukatif.

Agar informasi tersebut dapat menjadi acuan mahasiswa maka disosialisasikan


melalui tiga cara yaitu: (1) pembagian Buku kepada seluruh mahasiswa Unnes, (2)
penjelasan sejak dini kepada mahasiswa baru melalui rangkaian kegiatan Program
Pengenalan Akademik (PPA) di setiap fakultas, (3) penyebarluasan materi melalui
laman Unnes.ac.id/Simawa).

Dalam rentang tiga tahun terakhir (2010-2011-2012), kode etik mahasiswa telah
tersosialisasikan kepada seluruh mahasiswa Unnes. Dengan memperhatikan
pentingnya pedoman normatif tersebut, ke depan Unnes melalui bidang
kemahasiswaan akan lebih mengintensifkan pola sosialisasi dan melengkapi butir-
butir yang telah ada sesuai dengan dinamika kehidupan kampus.

Secara periodik, bidang kemahasiswaan menyusun laporan evaluasi kinerja


sebagai berikut.
1. Lembaga Kemahasiswaan Universitas
Di Unnes terdapat 3 lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang
eksekutif dan legislatif, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga
Mahasiswa Unnes, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis
Perusyawarahan Mahasiwa (MPM).

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 47


Berdasarkan angket yang diberikan, lembaga kemahasiswaan telah
menjalankan reorganisasi dengan baik. Pada BEM KM, keterlibatan mahasiswa
dalam proses rekruitment antusias. Tebukti terdaftar 100 calon pengurus
organisasi untuk 52 jumlah kebutuhan pengurus. Sampai dengan akhir
kepengurusan terhitung 75-89% pengurus masih aktif menjalankan
kepengurusan.

Upaya pembinaan dan pengembangan telah dilakuan secaraterprogram dan


insidental berupa pelatihan kesekretariatan, pelatihan keuangan, serta
pelatihan kepemimpinan dari tingkat dasar, menengah, dan lanjut. Sampai
akhir kepengurusan, program kerja telah tercapai antara 90-100%. Dengan
demikian dapat dikategorikan sangat baik.

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada berdasarkan angket
100% menyatakan sangat baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket
dinyakan bahwa

Gambar 3.3 Persentase peran universitas terhadap organisasi

2. Penalaran
Saat ini, terdapat 3 UKM yang bergerak dalam bidang penalaran, yakni UKM
Penelitian dan EDS (English Debate Society). Ditinjau dari aspek reorganisasi
dapat dilihat dari data di bawah.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 48


Gambar 3.4 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang
Penalaran

Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.5 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada


UKM bidang Penalaran

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang penalaran dapat
dilihat dari data di bawah

Gambar 3.6 Persentase keaktifan pengurus pada UKM bidang Penalaran

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 49


Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
penalaran 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan,
seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.

Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang


penalaran dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.7.Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang


Penalaran

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM penalaran
berdasarkan angket 100% berperan dalam organisasi.

Selain itu, dalam hal penalaran terdapat beberapa program yang telah
terlaksana dengan baik, yakni dalam pembinaan karya tulis mahasiswa. Di
Unnes terdapat tim pembina karya tulis mahasiswa yang merupakan
perwakilan dari setiap fakultas, sejumlah 8 orang.

Sebagai tindak lanjut dari hasil PKM, diterbitkan Jurnal Kreativitas Mahasiswa
Cendekia yang telah terbit sebanyak 2 kali dalam satu tahun.

3. Minat dan kegemaran


UKM yang bergerak dalam bidang minat dan kegemaran sejumlah 5 UKM,
yakni Pramuka , Menwa, KSR PMI, Mahapala, dan SAR. Kinerja UKM pada
UKM bidan minat dan kegemaran dapat dilihat dari beberapa aspek.

Ditinjau dari aspek reorganisasi 60% UKM termasuk dalam kategori sangat baik
dan 40% dalam kategori baik.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 50


Gambar 3.8 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang
Minat dan Kegemaran

Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.9 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada


UKM bidang Minat dan Kegemaran

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang minat dan
kegemaran dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.10 Persentase keaktifan pengurus pada UKM bidang Minat dan
Kegemaran

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 51


Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
minat dan kegemaran 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai
kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang
minat dan kegemaran dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.11 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Minat


dan Kegemaran

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM minat dan
kegemaran berdasarkan angket dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.12 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Minat dan
Kegemaran

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 52


Gambar 3.13 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Minat dan
Kegemaran

4. Seni
Dalam bidang seni, terdapat 13 UKM, yakni UKM Seni Rupa/Desain, UKM Tari
Klasik, UKM Tari Kreasi Baru/Modern, UKM Marching Band, UKM Pecinta
Sastra Cakra UKM Teater SS, UKM Ketoprak, UKM Paduan Suara, UKM Band,
UKM Panembromo, UKM Karawitan, UKM Rebana Modern, dan UKM
Campursari. Ditinjau dari aspek reorganisasi 100% UKM termasuk dalam
kategori baik.

Gambar 3.14 Persentase proses proses reorganisasi mahasiswa pada


UKM bidang Seni

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 53


Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.15 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang Seni

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Seni dapat dilihat
dari data di bawah

Gambar 3.16 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Seni

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Seni 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan, seperti
pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 54


Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Seni
dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.17 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Seni

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Seni
berdasarkan angket dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.18 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Seni

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 55


Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat dari data berikut

Gambar 3.19 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Seni

5. Kerohanian dan kesejahteraan


Dalam bidang kerohanian dan kesejahteraan, terdapat 4 UKM yang dinaungi,
yakni UKM Kerohanian Islam, UKM Kristen Protestan, UKM Kerohanian
Katholik, UKM Koperasi Mahasiswa.

Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa


75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.

Gambar 3.20 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang Kerohanian dan Kesejahteraan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 56


Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.21 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Kerohanian dan
Kesejahteraan dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.22 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang


Kerohanian dan Kesejahteraan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 57


Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Kerohanian dan Kesejahteraan dapat dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.23. Persentase Intensitas Pembinaan pada UKM bidang


Kerohanian dan Kesejahteraan

Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang


Kerohanian dan Kesejahteraan dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.24 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang


Kerohanian dan Kesejahteraan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 58


Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Kerohanian
dan Kesejahteraan berdasarkan angket dapat dilihat pada gambar di bawah

Gambar 3.25. Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang


Kerohanian dan Kesejahteraan

Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar di


bawah

Gambar 3.26 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Kerohanian


dan Kesejahteraan

Untuk mengembangkan aspek kewirausahaan, dilaksanakan pula Program


Cooperative Academic Education dan Program Mahasiswa Wirausaha.
Program Co-op dilaksanakan dengan melibatkan 12 mahasiswa dan 8 UKM.
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) danCo-Op terwadahi dalam UNSEC
(Unnes Student Entrepreneurship Centre).

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 59


6. Minat dan Teknologi
Terdapat 4 UKM yang bergerak dalam bidang ini, yakni UKM Usaha Boga,
UKM Usaha dan Peragaan Busana, UKM Rekayasa IPTEK, UKM Radio dan
Penyiaran.

Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa


50% UKM termasuk dalam kategori sangat baik dan 50% dalam kategori baik.

Gambar 3.27 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang Minat dan Teknologi

Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.28 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang Minat dan Teknologi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 60


Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Minat dan Teknologi
dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.29 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Minat dan
Teknologi

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Minat dan Teknologi 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai
kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang
Minat dan Teknologi dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.20 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Minat


dan Teknologi

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Minat dan
Teknologi berdasarkan angket 100% menyatakan sangat baik. Peran
universitas, berdasarkan hasil angket dinyakan bahwa 100% universitas sangat
berperan dalam organisasi.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 61


7. Olahraga
Dalam bidang olah raga, terdapat 19 UKM yang mengakomodasi kegiatan
mahasiwa. UKM tersebut adalah UKM Pencak Silat, UKM Taekwondo, UKM
Atletik, UKM Anggar, UKM Renang, UKM Senam, UKM Bulutangkis, UKM Bola
Voli, UKM Sepak Takraw, UKM Sepak Bola, UKM Bola Basket, UKM Tenis
Lapangan, UKM Karatedo, UKM Dayung, UKM Gulat, UKM Softball, UKM
Hockey, UKM Kempo, dan UKM Tenis Meja.

Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa


75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.

Gambar 3.21 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang Olah Raga

Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment 100
persen dikategorikan antusias.

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Olah Raga dapat
dilihat dari data di bawah

Gambar 3.23 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Olah


Raga

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 62


Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Olah Raga dapat dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.24 Persentase Intensitas Pembinaan pada UKM bidang Olah


Raga

Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Olah
Raga dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.25 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Olah Raga

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Olah Raga
berdasarkan angket dapat dilihat pada gambar di bawah

Gambar 3.26 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Olah Raga

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 63


Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar di
bawah

Gambar 3.27 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Olah Raga

8. Pengabdian Kepada Masyarakat


UKM yang bergerak dalam bidang pengabdian kepada masyarakat terdiri atas
4 UKM, yakni UKM Penerbitan, UKM Bakti Sosial, UKM Gerhana, UKM Fiat
Justicia.

Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa


75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.

Gambar 3.28 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang pengabdian kepada masyarakat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 64


Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.29 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang pengabdian kepada masyarakat

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Minat dan Teknologi
dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.30 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang


pengabdian kepada masyarakat

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Minat dan Teknologi 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai
kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang
pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat dari data di bawah

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 65


Gambar 3.31 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang
pengabdian kepada masyarakat

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Minat dan
Teknologi berdasarkan angket 100% menyatakan baik. Peran universitas,
berdasarkan hasil angket dinyakan bahwa 100% universitas berperan dalam
organisasi.

C.5. Keberlanjutan penerimaan mahasiswa (minat calon mahasiswa dan


kebutuhan akan lulusan program studi). (mohon dibantu bidang akademik)

Untuk memperoleh masukan mahasiswa baru (input) yang berkualitas tinggi,


Unnes melakukan proses seleksi yang ketat. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan
jumlah calon mahasiswa sangat banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang
diterima. Untuk menjaga keberlanjutan penerimaan mahasiswa, proses rekruitmen
mahasiswa baru, Unnes tetap mempertahankan dua jalur yaitu SPMU dan SNMPTN.
Melalui SPMU kuota mahasiswa akan dapat terpenuhi, karena seleksi tersebut
menetapkan quota 20% jumlah mahasiswa yang diterima melalui SPMU dan 80% lagi
akan diperoleh melalui SNMPTN. Pengembangan sistem ini akan dikembangkan dan
dapat diakses melalui internet supaya calon-calon mahasiswa dari berbagai daerah
dapat terfasilitasi dengan baik.
Jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar di Unnes dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Program studi yang ada di Unnes
mampu menarik minat calon mahasiswa. Untuk itu, pada masa yang akan datang tetap
perlu diupayakan berbagai kegiatan untuk menarik calon mahasiswa agar mendapatkan
input yang berkualitas.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 66


Dalam rangka meningkatkan minat calon mahasiswa terhadap Prodi, Unnes
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat telah dilaksanakan berbagai kegiatan,
seperti: 1) mengirimkan brosur ke sekolah-sekolah, 2) mensosialisasikan Program
Studi yang ada di Unnes melalui web unnes.ac.id 3) menyebarluaskan infomasi
Program Studi yang ada di Unnes melalui media masa melalui media masa (surat
kabar).

E.6. Pelayanan untuk mahasiswa


a. Pelayanan Bimbingan konseling, infromasi dan bimbingan karir
Pelaksanaan program layanan bimbingan konseling dan informasi kerja bagi
mahasiswa dan lulusan dengan mengikuti Unnes Job Fair. Unnes Job Fair merupakan
salah satu agenda tahunan Pusat Pengembangan Layanan Konseling dan Bursa Kerja
(PPLK-BK)LP3 Unnes dalam mempertemukan para pencari kerja yang potensial
dengan perusahaan-perusahaan mitra Unnes, yang bertujuan untuk membuka akses
bagi para lulusan Unnes selaku pencari kerja agar mendapatkan pekerjaan dan tempat
kerja yang sesuai dengan keinginan dan karakteristik kepribadiannya, serta sebagai
wadah alternatif bagi para pencari kerja dan dapat memfasilitasi perusahaan untuk
mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan yang diharapkan.
Para pencari kerja yang ingin mengikuti Unnes Job Fair cukup membawa
curriculum vitae (CV). Tahap selanjutnya seperti interview dan psikotest akan
dilaksanakan setelah para pelamar dinyatakan lolos seleksi adminitrasi perusahaan
bersangkutan, diharapkan perekrutan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
1) Penyebaran informasi kerja dilakukan dengan membuat web carrier.unnes.ac.
id/traser study Unnes yang mempunyai member 17.704
2) Penyelenggaraan bursa kerja
- Pada tanggal 9 10 Nopember 2011 menyelenggarakan Unnes Job Fair yang
diikuti oleh 10 Perusahaan
- Pada tanggal 15 16 Mei 2012 menyelenggarakan Unnes Job Fair diikuti oleh
40 perusahaan
3) Perencanaan karir
4) Pelatihan melamar kerja
Pelatihan melamar kerja dilakukan dalam bentuk pembekalan wisuda yang
dilaksanakan pada tanggal 11 Nopember 2011 yang diikuti oleh 214 peserta, materi
pelatihan berisi tentang trik dan tips mengenai dunia usaha, tips menulis lamaran
kerja yang bernilai jual tinggi, persiapan menghadapi psikotes, kekuatan doa,
pengelolaan diri, dan tips mengikuti wawancara
5) Layanan penempatan kerja

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 67


Layanan penempatan kerja dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Job Fair
Unnes

C.7. Kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan


Kompetensi yang diharapkan lulusan mahasiswa prodi kependidikan meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Adapun untuk kompetensi
lulusan mahasiswa non kependidikan yang diharapkan menyesuaikan dengan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh masing program studi. Dengan semakin besarnya
kompetisi antarperguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas,
Unnes mengembangkan secara lebih luas dan intensif kegiatan yang berorientasi pada
peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
secara simultan. Dengan adanya peningkatan aspek-aspek ini diharapkan lahirnya
lulusan yang kritis, kreatif, mandiri, matang secara emosional, religius, serta
bertangung jawab. Artinya, ada penguatan aspek hard-skill dan aspek soft-skill bagi
mahasiswa.

C.8. Hasil pembelajaran


a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan.
Kompetensi lulusan yang diharapkan meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional (sesuai Permen Diknas No 27 tahun 2008). Kompetensi
yang dicapai dapat diidentifikasi dari Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mata kuliah
yang telah ditempuh mahasiswa.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat
lulusan.
Kurikulum yang telah disusun sesuai dengan standard kompetensi guru bagi
program studi kependidikan dan standard kompetensi profesi bagi program studi
nonkependidikan. Mahasiswa diwajibkan lulus pada semua mata kuliah teori
maupun praktik. Kelulusan mahasiswa dalam setiap mata kuliah mencerminkan
penguasaan kompetensi dari setiap mata kuliah.
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi
mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).
Daya serap dan daya juang mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran
ditunjukkan dalam lama studi dan waktu penyusunan skripsi serta IPK yang
diperolehnya.. Adapun IPK yang diperoleh pada tiga tahun terakhir berkisar antara
3.25 sampai 3.25 dengan rata-rata IPK 3.25 untuk jenjang S1. Adapun untuk S2
rata IPK selama tiga tahun 3.56 dan untuk jenjang S3 rata IPK pada 3,72. Dari data
tersebut menunjukkan kemampuan, semangat, dan daya serap mahasiswa sudah

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 68


mampu bersaing di pasar kerja, jika dikaitkan dengan pengguna lulusan dewasa ini
yang mensyaratkan IPK tinggi.
d. Kepuasan lulusan.
Mahasiswa lulusan S1 sebagian besar merasa mendapatkan bekal yang cukup
untuk menjadi profesional di lapangan. Mereka merasa puas dan siap untuk
bekerja, karena mereka telah mendapatkan landasan keilmuan yang diikuti
praktik di lapangan.
Pengukuran kepuasan lulusan dilakukan melalui program tracer study yang tujuan
untuk melihat feedback atau respon dari mahasiswa terhadap kesesuaian
kompetensi yang telah diberikan dibangku kuliah dengan kompetensi
yangdibutuhkan pada saat bekerja, Instrumen kepuasan lulusan dikembangkan oleh
BPM dan digunakan oleh tim tracer studi Universitas. Untuk memfasilitasi
pelaksanaan pengukuran kepuasan lulusan dibangun sebuah sistem informasi
pelancakan lulusan yang dapat diakses di karir.unnes.ac.id

C.9. Kepuasan pemanfaat lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan


Lulusan Unnes umumnya sudah bekerja, baik menjadi guru at a u t e n a g a
p r of e s i o n a l di daerah, nasional, luar negeri. Selain itu ada beberapa lulusan Unnes
yang diterima bekerja di Sekolah, Dinas Pemerintahan, Perusahaan Swasta.
Dengan semakin besarnya kompetisi antarperguruan tinggi untuk menghasilkan
lulusan yang lebih berkualitas, Unnes melalui bidang kemahasiswaan
mengembangkan secara lebih luas dan intensif agenda kegiatan yang berorientasi
pada peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual secara simultan. Dengan adanya peningkatan aspek-aspek ini diharapkan
tumbuhnya kader-kader pemimpin yang kritis, kreatif, mandiri, matang secara
emosional, religius, serta bertangung jawab. Untuk mewujudkan hal ini program-
program kegiatan yang berorientasi pada pengembangan softskill, kewirausahaan,
kepemimpinan, keagamaan, penalaran, kesenian/kebudayaan.

C.10. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian.
(mohon dibantu bidang akademik dan LP2M)

Program Studi di Unnnes telah menghasilkan produk model-model


pembelajaran dan karya-karya pembelajaran media inovatif. Produk-produk tersebut
sangat bermakna bagi program studi. Produk-produk tersebut menjadi kebanggaan
yang menggembirakan sekaligus sebagai ajang promosi prodi. Salah satu produk
unggulan program studi di Unnes, misalnya Program Studi BK memiliki software

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 69


aplikasi instrumentasi Daftar Cek Masalah, IKMS dan Sosiometri yang dapat
dimanfaatkan guru pembimbing di sekolah untuk mempermudah pengolahan data
identifikasi kebutuhan siswa.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki software aplikasi untuk
mengukur Kecepatan Efektivitas Membaca yang dapat dimanfaatkan untuk mahasiswa
dan guru dan atau umum. Selain itu juga ada software aplikasi Uji Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia (UKDBI) untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam
berbahasa Indonesia.

C.11. Deskripsi SWOT Komponen C


a. Kekuatan
1. Minat dan antusias masyarakat pada Unnes sangat tinggi ditunjukan data peminat
calon mahasiswa yang akan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru
sebanyak 88.965 dari total daya tampung sebanyak 8.228 atau berada pada rasio
10:1
2. Jumlah mahasiswa (total student body) Unnes tahun 2012 sebanyak 26.800.
3. Sejumlah beasiswa telah diberikan kepada mahasiswa, sebagai bentuk reward
kepada mereka yang memiliki prestasi akademik. Jumlah mahasiswa penerima
beasiswa adalah 2.706 orang atau sekitar 11,5% dari total mahasiswa. Selain itu
juga memberikan pembebasan biaya pendidikan dengan besaran yang berjenjang
masing-masing 100%, 75% dan 50% pada tahun akademik.
4. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), telah mendudukkan Unnes setara
dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia seperti IPB, UGM, dan ITS.
Tahun 2012, sebanyak 654 proposal PKM dibiayai (4.3 M terserap ke Unnes),
terbanyak se-Indonesia, oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanl.
5. Apresiasi terhadap kreativitas mahasiswa telah diwadahi kegiatan ekstrakurikuler
yang mapan melalui keberadaan organisasi kemahasiswaan seperti Dewan
Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU), Badan Perwakilan Mahasiswa
Universitas dan Fakultas (BEMU dan BEMF), Himpunan Mahasiswa Profesi
(HIMPRO) tingkat Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
6. Sejak tahun 2006 telah dikembangkan sistem informasi manajemen (SIM) sebagai
pedukung tata kelola manajemen perguruan tinggi secara modern. Salah satu
produk yang telah mendekati optimal adalah sistem informasi akademik terpadu
(Sikadu) (http://akademik.unnes.ac.id). Pada saat ini Sikadu telah mampu
mengoptimalkan sistem pelayanan dan administrasi penerimaan mahasiswa baru,
registrasi, yudisium, proses pembelajaran dan pendaftaran wisuda secara on-line.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 70


Selain itu telah dikembangkan pula sistem informasi kepegawaian (Simpeg),
sistem informasi keuangan (Sikeu) dan sistem informasi kemahasiswaan
(Simawa). Simawa ada sistem layanan berbasis on-line: Program Kreativitas
Mahasiswa, Beasiswa, Pemira,

b. Kelemahan
1. Pengembangan softskill mahasiswa masih jauh dari memadai. Fungsi dosen
pembimbing akademik masih belum disadari pentingnya oleh mahasiswa. Unit-unit
yang berfungsi mengembangkan softskill mahasiswa juga belum berfungsi secara
optimal.
2. Belum optimalnya fungsi bidang alumni mahasiswa yang secara teoretis menjadi
aset yang mampu menyediakan informasi kerja, penelusuran alumni dan dukungan
dalam penyediaan beasiswa.

c. Peluang
1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan UU Nomor 20 tahun 2003 dan
PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara umum
merubah paradigma pendidikan nasional dengan adanya tuntutan pembaharuan.
Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, diantaranya
pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik
dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan
secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara
nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan
standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas
secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap
satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan
manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta
penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna.
2. Otonomi daerah memberikan peluang kepada Unnes untuk menyumbangkan hasil
karyanya bagi pemerintah daerah baik di bidang pendidikan, penelitian dan
pengembangan. Disamping itu memberikan peluang untuk mengembangkan
jaringan kerjasama dengan pemerintah daerah
3. Kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan masyarakat terhadap teknologi
informasi, memberikan peluang yang luas kepada Unnes yang telah
mengembangkan sistem informasinya berbasis ICT (Information and
Communication Technology) untuk meningkatkan pencitraan publik, kemudahan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 71


publikasi serta membangun jaringan yang lebih luas dengan alumni, institusi
pemerintah dan swasta serta masyarakat yang lebih luas.

d. Ancaman
1. Fenomena yang terjadi pada era globalisasi berdampak terhadap tatanan
kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam bidang politik, perekonomian, sosial
maupun kebudayaan. Sebagai contoh Indonesia pernah mengalami krisis multi
dimensional di segala bidang. Akibatnya meningkatnya angka pengangguran,
berkurangnya pendapatan rata-rata penduduk, dekadensi moral dikalangan
remaja.
2. Akibat globalisasi maka adanya peluang negara asing mendirikan pendidikan
tinggi di Indonesia, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendidikan tinggi
internasional. Hal ini merupakan ancaman bagi pembangunan pendidikan
nasional, selain juga meningkatnya persaingan memperoleh kesempatan kerja
bagi lulusan.
3. Ancaman liberasisasi pendidikan sangat potensial untuk menurunkan minat
masyarakat melanjutkan studi ke Unnes dan berpaling ke lembaga-lembaga
pendidikan internasional. Implikasinya perguruan tinggi harus meningkatkan
berbagai aspek internal yang dimiliki dalam memberikan layanan prima.
4. Munculnya lembaga pendidikan bertaraf internasional dan diijinkannya perguruan
tinggi luar negeri melaksanakan pendidikan jarak jauh, merupakan ancaman untuk
menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional.
5. Tuntutan masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta
menguasai hardskill dan softskill agar mampu bersaing di tingkat global.

Tabel 3.2 Analisis SWOT Komponen C


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Minat dan antusias masyarakat Pengembangan softskill mahasiswa
pada Unnes sangat tinggi masih jauh dari memadai. Fungsi
ditunjukan data peminat calon dosen pembimbing akademik masih
mahasiswa yang akan mengikuti belum disadari pentingnya oleh
seleksi penerimaan mahasiswa mahasiswa. Unit-unit yang berfungsi
baru sebanyak 88.965 dari total mengembangkan softskill
daya tampung sebanyak 8.228 atau mahasiswa juga belum berfungsi
berada pada rasio 10:1 secara optimal.
2. Jumlah mahasiswa (total student 2. Belum optimalnya fungsi bidang
body) Unnes tahun 2012 sebanyak alumni mahasiswa yang secara
26.800. teoretis menjadi aset yang mampu
3. Sejumlah beasiswa telah diberikan menyediakan informasi kerja,
kepada mahasiswa, sebagai bentuk penelusuran alumni dan dukungan
reward kepada mereka yang dalam penyediaan beasiswa.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 72


memiliki prestasi akademik. Jumlah
mahasiswa penerima beasiswa
adalah 2.706 orang atau sekitar
11,5% dari total mahasiswa. Selain
itu juga memberikan pembebasan
biaya pendidikan dengan besaran
yang berjenjang masing-masing
100%, 75% dan 50% pada tahun
akademik.
4. Melalui Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM), telah
mendudukkan Unnes setara dengan
perguruan tinggi terkemuka di
Indonesia seperti IPB, UGM, dan
ITS. Tahun 2012, sebanyak 654
proposal PKM dibiayai (4.3 M
terserap ke Unnes), terbanyak se-
Indonesia, oleh Direktorat Penelitian
dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaanl.
5. Apresiasi terhadap kreativitas
mahasiswa telah diwadahi kegiatan
ekstrakurikuler yang mapan melalui
keberadaan organisasi
kemahasiswaan seperti Dewan
Perwakilan Mahasiswa Universitas
(DPMU), Badan Perwakilan
Mahasiswa Universitas dan
Fakultas (BEMU dan BEMF),
Himpunan Mahasiswa Profesi
(HIMPRO) tingkat Jurusan dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM).
6. Sejak tahun 2006 telah
dikembangkan sistem informasi
manajemen (SIM) sebagai
pedukung tata kelola manajemen
perguruan tinggi secara modern.
Salah satu produk yang telah
mendekati optimal adalah sistem
informasi akademik terpadu
(Sikadu)
(http://akademik.unnes.ac.id). Pada
saat ini Sikadu telah mampu
mengoptimalkan sistem pelayanan
dan administrasi penerimaan
mahasiswa baru, registrasi,
yudisium, proses pembelajaran dan
pendaftaran wisuda secara on-line.
Selain itu telah dikembangkan pula
sistem informasi kepegawaian
(Simpeg), sistem informasi
keuangan (Sikeu) dan sistem
informasi kemahasiswaan
(Simawa). Simawa ada sistem

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 73


layanan berbasis on-line: Program
Kreativitas Mahasiswa, Beasiswa,
Pemira,

Peluang (O) Ancaman (T)

1. UU No 20 tahun 2003 tentang 1. Fenomena yang terjadi pada era


Sistem Pendidikan Nasional dan PP globalisasi berdampak terhadap
nomor 19 tahun 2005 tentang tatanan kehidupan bangsa
Standar Nasional Pendidikan UU Indonesia, baik dalam bidang
Nomor 20 tahun 2003 dan PP politik, perekonomian, sosial
nomor 19 tahun 2005 tentang maupun kebudayaan. Sebagai
Standar Nasional Pendidikan contoh Indonesia pernah
secara umum merubah paradigma mengalami krisis multi dimensional
pendidikan nasional dengan adanya di segala bidang. Akibatnya
tuntutan pembaharuan. Tuntutan meningkatnya angka
tersebut menyangkut pembaharuan pengangguran, berkurangnya
sistem pendidikan, diantaranya pendapatan rata-rata penduduk,
pembaharuan kurikulum, yaitu dekadensi moral dikalangan
diversifikasi kurikulum untuk remaja.
melayani peserta didik dan potensi 2. Akibat globalisasi maka adanya
daerah yang beragam, diversifikasi peluang negara asing mendirikan
jenis pendidikan yang dilakukan pendidikan tinggi di Indonesia,
secara profesional, penyusunan dibuktikan dengan meningkatnya
standar kompetensi tamatan yang jumlah pendidikan tinggi
berlaku secara nasional dan daerah internasional. Hal ini merupakan
menyesuaikan dengan kondisi ancaman bagi pembangunan
setempat; penyusunan standar pendidikan nasional, selain juga
kualifikasi pendidik yang sesuai meningkatnya persaingan
dengan tuntutan pelaksanaan tugas memperoleh kesempatan kerja
secara profesional; penyusunan bagi lulusan.
standar pendanaan pendidikan 3. Ancaman liberasisasi pendidikan
untuk setiap satuan pendidikan sangat potensial untuk menurunkan
sesuai prinsip-prinsip pemerataan minat masyarakat melanjutkan
dan keadilan; pelaksanaan studi ke Unnes dan berpaling ke
manajemen pendidikan berbasis lembaga-lembaga pendidikan
sekolah dan otonomi perguruan internasional. Implikasinya
tinggi; serta penyelenggaraan perguruan tinggi harus
pendidikan dengan sistem terbuka meningkatkan berbagai aspek
dan multimakna. internal yang dimiliki dalam
2. Otonomi daerah memberikan memberikan layanan prima.
peluang kepada Unnes untuk me- 4. Munculnya lembaga pendidikan
nyumbangkan hasil karyanya bagi bertaraf internasional dan diijin-
pemerintah daerah baik di bidang kannya perguruan tinggi luar negeri
pendidikan, penelitian dan melaksanakan pendidikan jarak
pengembangan. Disamping itu jauh, merupakan ancaman untuk
memberikan peluang untuk menjadi perguruan tinggi bertaraf
mengembangkan jaringan internasional.
kerjasama dengan pemerintah 5. Tuntutan masyarakat untuk
daerah menghasilkan lulusan yang ber-
3. Kemajuan teknologi informasi dan kualitas, serta menguasai hardskill
kebutuhan masyarakat terhadap dan softskill agar mampu bersaing
teknologi informasi, memberikan di tingkat global.
peluang yang luas kepada Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 74


yang telah mengembangkan sistem
informasinya berbasis ICT
(Information and Communication
Technology) untuk meningkatkan
pencitraan publik, kemudahan
publikasi serta membangun jaringan
yang lebih luas dengan alumni,
institusi pemerintah dan swasta
serta masyarakat yang lebih luas.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 75


KOMPONEN D: SUMBER DAYA MANUSIA

D.1. Sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan


Dosen dan tenaga kependidikan adalah penggerak utama kehidupan perguruan
tinggi. Di samping dosen, keberadaan tenaga kependidikan seperti laboran, teknisi,
pustakawan, administrasi dan tenaga pendukung lainnya juga ikut memberi kontribusi
dan bertanggung jawab atas pencapaian sasaran mutu lembaga. Mengingat peran
Sumber Daya Manusia (SDM) yang begitu vital maka rekruitment menjadi salah satu
bagian terpenting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia di
Unnes. Sistem rekruitmen Unnes dilaksanakan dengan menjunjung tinggi prinsip-
prinsip transparansi, keadilan, dan obyektifitas yang memungkinkan diperolehnya
sumber daya unggul 9. Rekruitment dilaksanakan mengacu pada perencanaan jangka
pendek, menengah, dan panjang yang telah tertuang pada Renstra Unnes. Identifikasi
kebutuhan dosen dilakukan dengan mendasarkan diri pada data rasio dosen dan
mahasiswa masing-masing program studi. Pelibatan program studi juga dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang spesifikasi dosen yang
diperlukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dosen untuk konsentrasi tertentu,
rencana pengembangan program studi ke depan dan sebagainya. Seleksi yang ketat
melalui beberapa tahapan dengan melibatkan prodi dan fakultas juga dilakukan Unnes
untuk memastikan diperolehnya pegawai terbaik dan sesuai dengan formasi yang ada.
Penerimaan dosen yang mensyaratkan kemampuan bahasa inggris yang baik telah
dipersiapkan untuk mewujudkan Unnes sebagai world class university. Disamping itu,
rekruitment untuk pustakawan, laboran, teknisi maupun tenaga administrasi juga
didasarkan pada analisis kebutuhan masing-masing unit kerja. Persyaratan
kemampuan bahasa serta cakap mengoperasikan program komputer bagi tenaga
kependidikan diyakini mampu meningkatkan profesionalitas kerja mereka. Peningatan
kualifikasi pendidikan (S2 untuk pelamar dosen dan D3 untuk tenaga administrasi)
serta peningkatan standar minimal nilai terus ditingkatkan sebagai upaya perbaikan
kualitas SDM.
Penyebarluasan informasi lowongan di sejumlah media massa merupakan
wujud transparansi sistem rekruitment. Dengan penyebarluasan informasi seperti itu
diharapkan akan dapat diakses masyarakat luas di berbagai wilayah, sehingga bisa
didapatkan jumlah dan kualifikasi pendaftar yang memadai untuk mengikuti seleksi
dengan tingkat persaingan yang tinggi dan fair. Mulai dari informasi lowongan, nilai

9
Lampiran D1 : Dokumen sistem pengelolaan sumberdaya manusia

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 76
seluruh tahapan tes serta pengumuman yang diterima dipublikasikan melalui web
Unnes sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi.

D.2. Pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan


Unnes memiliki komitmen yang tinggi dalam hal mengelola sumber daya
manusia sebagai komponen utama untuk mensukseskan program perguruan tinggi
dalam rangka mencapai visi dan misi lembaga. Sebagai perguruan tinggi yang terus
berkembang, Unnes berupaya mengimplementasikan sistem pengelolaan sumberdaya
manusia yang diarahkan pada pencapaian prinsipprinsip Good University
Governance (GUG). Diperolehnya program hibah I-MHERE B.2a oleh unnes telah
membawa dampak signifikan dalam rangka transformasi manajemen kepegawaian
menuju GUG dengan mempersiapkan segala prosedur mutu, peraturan serta segala
kelengkapannya. Sehingga seluruh pengelolaan SDM mulai dari perencanaan,
seleksi/perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen
dan tenaga kependidikan memiliki prosesur mutu yang baku. Berbagai peraturan rektor
juga telah dibuat sebagai legalisasi serta jaminan kualitas pengelolaan sumber daya
manusia seperti peraturan rektor tentang tata cara pengangkatan, mutasi dan
pemberhentian pejabat di Unnes. Sebagai landasan terbaru pengelolaan SDM adalah
Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2012 tentang Sistem Pengelolaan Tenaga
Kependidikan BLU Universitas Negeri Semarang yang berisi perencanaan, rekrutmen,
pengangkatan, hak dan kewajiban, karier dan penilaian kinerja, pengajian, dan
pemberhentian. Disamping itu, Unnes juga taat terhadap seluruh peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan SDM.
Transparansi pengelolaan SDM salah satunya dengan implementasi berbagai
sistem informasi kepegawaian seperti SIMPEG, SILKADOS, SIMPAKDOS. SIMPEG
merupakan sistem informasi yang khusus menangani sumber daya manusia baik
dosen maupun tenaga kependidikan. Sistem ini berisi data base seluruh pegawai baik
PNS maupun non PNS di Unnes. Sistem ini terintegrasi dengan sitem informasi lain
yang dikembangkan Unnes seperti Sikadu, SiKeu dan Sistem Presensi On-line.
Keberadaan sistem ini sangat memudahkan pimpinan untuk mengambil kebijakan
terkait SDM seperti monitoring kehadiran dosen dan tenaga kependidikan, pemetaan
studi lanjut dosen, pemetaan dan klasifikasi pegawai berdasarkan demografi,
pengurusan surat tugas maupun surat keterangan. Keunggulan sistem ini juga
mempermudah administrasi pengelolaan SDM. Untuk memudahkan dan administrasi
kenaikan pangkat bagi dosen juga telah dikembangkan Sistem Penilaian Angka Kredit
Dosen (SIMPAKDOS). Sistem ini memungkinkan penilaian angka kredit secara online
serta meminimalisir kenaikan pangkat yang tertunda. Seluruh borang kelengkapan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 77
kenaikan pangkat masing-masing dosen akan dimasukkan oleh dosen yang
bersangkutan secara kontinyu kedalam sistem. Monitoring kinerja dosen juga bisa
terpantau melalui sistem monitoring kehadiran dosen (SIMOHAN) maupun Sistem
Informasi Kinerja Dosen (SILKADOS). Melalui SIMOHAN seluruh civitas akademika
dapat mengetahui kehadiran dosen dalam pembelajaran sehingga kualitas
pembelajaran dapat terpantau dengan baik. Kinerja dosen dalam pelaksanaan tridarma
setiap tahun terangkum dalam SILKADOS. Disamping penilaian pelaksanaan tridarma
yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian, kinerja dosen dalam bidang akademik
juga dilakukan penilaian.
Pengembangan SDM berbasis kinerja terus diupayakan untuk memenuhi
dinamika pekerjaan. Pengembangan Dosen diwujudkan dalam bentuk pemberian
tugas/ijin belajar. Dari tahun ketahun jumlah dosen yang study lanjut terutama S3 terus
mengalami kenaikan seperti yang nampak dalam gambar 3.1. Jumlah dosen yang
menempuh S3 pada tahun 2010 adalah 23, tahun 2011 sebanyak 38 dan tahun 2010
34 dosen. Secara berturut-turut jumlah dosen yang sedang study S2 tahun 2010
2012 adalah 5 dosen, 9 dosen dan 6 dosen. Sedangkan total study tanpa gelar selama
3 tahun berjumlah 138 dosen. Kegiatan ini diantaranya adalah pelatihan bahasa
mandarin di china selama 2 tahun sejak 2012 yang diikuti oleh 4 dosen bahasa asing.
Program ini merupakan kerja sama Unnes dengan pemerintah china.pelatihan lainnya
antara lain adalah pelatihan bahasa ingris di beberapa kota seperti bandung, jakarta,
malang, bali dan makasar. Program ini diselenggarakan oleh Dikti selama 3 6 bulan
sesuai dengan kelas masing-masing. Pelatihan lainnya adalah training mengajar kelas
bilingual di bali selama 1 bulan.
Kesempatan untuk mengikuti pelatihan, seminar, workshop, call for papers baik
nasional maupun internasional terbuka seluas-luasnya bagi seluruh dosen untuk
peningkatan kompetensinya. Selain dosen, pengembangan tenaga kependidikan
dilakukan melalui program Diklat, Bimtek, Training, Pelatihan maupun studi banding.
Program pelatihan tersebut didasarkan pada kebutuhan dalam rangka peningkatan
kompetensi/ketrampilan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misalnya Diklat
Fungsional Bendahara, Pelatihan Pengelolaan Arsip, Diklat Peningkatan Kemampuan
Teknis Pengelolaan Kepegawaian dan lainnya10. Komitmen pimpinan untuk
memfasilitasi pengembangan diri dan peningkatan kualitas baik bagi dosen maupun
tenaga kependidikan salah satunya melalui support dana tiap tahunnya. Program hibah
I-MHERE B.2a juga memberikan kontribusi positif dalam rangka peningkatan

10
Lampiran D2 : Fotokopi ijazah dan sertifikat kompetensi tenaga kependidikan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 78
kompetensi tenaga kependidikan dalam bentuk Non Degree Training dengan total
dana Rp 407.500.000,00 dalam tahun 2011.

Gambar 4.1 Jumlah Peningkatan Kompetensi Dosen

D.3. Profil dosen dan tenaga pendukung: mutu, kualifikasi, pengalaman,


ketersediaan (kecukupan, kesesuaian, dan rasio dosen-mahasiswa)

a. Persentase Dosen tetap Berpendidikan Doktor/Sp-2

Unnes mempunyai dosen


hingga pertengahan tahun 2012
sebanyak 1003 orang dengan
kualifikasi S3=173 orang (17.25%);
S2=758 orang (75.57%); S1=72 orang
(7.17%). Disadari Unnes bahwa
kualifikasi dosen dengan pendidikan S3
baru mencapai 173 orang. Namun
jumlah tersebut akan terus bertambah Gambar 4.2: Jumlah Dosen Berdasarkan Gelar
Akademik
mengingat jumlah dosen yang sedang
menempuh S3 hingga tahun 2012 ini mencapai 193 orang. Unnes juga masih memiliki
dosen dengan pendidikan S1 sebanyak 72 orang. Sebagian dari jumlah tersebut
sedang dalam proses penyelesaian studi dan sebagian lainnya adalah dosen senior
yang hampir mencapai usia pensiun. Berdasarkan hasil pemetaan bagian
kepegawaian, pada tahun 2014 mendatang dosen S1 sudah tidak ada lagi karena
sebagian sudah lulus studi dan selebihnya pensiun. Peningkatan kuantitas tersebut
tentu saja juga diikuti peningkatan kualitas. Terbitnya Edaran Rektor tentang Himbauan
Studi Lanjut merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Unnes menuju world

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 79
class university. Dalam surat edaran tersebut, bagi dosen dengan usia kurang dari 35
tahun dihimbau untuk melanjutkan study ke luar negri. Tentu saja peraturan tersebut
diimbangi dengan fasilitasi peningkatan kemampuan bahasa asing seperti bahasa
inggris melalui program pelatihan, kursus, in house training, english meeting dan
lainnya baik pada tingkat universitas, fakultas, maupun prodi. Bantuan beasiswa untuk
melanjutkan study S3 dari program hibah Islamic Development Bank (IDB) juga
merupakan peluang emas peningkatan jumlah doktor luar negeri. Dari proyek tersebut,
Unnes memperoleh kuota beasiswa sebanyak 16 orang, dimana tahun 2012 ini sudah
berangkat 9 orang untuk studi S3 di luar negeri.
Berbagai upaya dilakukan untuk memacu motivasi para dosen dalam hal
peningkatan kualifikasi pendidikannya melalui sistem pembinaan yang terstruktur dan
terarah. Unnes memfasilitasi dalam bentuk dukungan finansial bagi dosen yang
melanjutkan studi ke jenjang tertinggi. Di samping itu, fakultas juga memberikan
kontribusi yang signifikan bagi pola pembinaan yang memacu pada peningkatan
kualifikasi pendidikan dosen ini.

b. Persentase Dosen Tetap Berdasarkan Jabatan Fungsional


Jumlah guru besar yang dimiliki Unnes
hingga pertengahan 2012 baru
mencapai 42 orang atau 5% dari total
dosen tetap. Unnes dalam hal ini telah
berupaya menaikkan jumlah guru
besar ini dengan memberikan sejumlah
fasilitas. Fasilitasi peer-review bagi

Gambar 4.3: Jumlah Dosen Berdasarkan Jabatan


calon guru besar dilakukan untuk
Fungsional
mendorong dan membantu para dosen
untuk mengurus jabatan guru besarnya. Persyaratan yang kompleks dan proses
penilaian berjenjang membutuhkan waktu tidak singkat untuk pengurusan jabatan guru
besar. Sehingga pendampingan dengan melibatkan peer review oleh senat akademik
untuk menilai kelayakan karya akademik, kompetensi, dan latar belakang keilmuan
calon guru besar.
Sementara itu porsi terbesar adalah dengan jabatan akademik Lektor Kepala,
yaitu 436 orang (43%). Angka ini akan terus meningkat dan merupakan peluang untuk
meningkatkan kuantitas guru besar dalam jumlah yang signifikan. Jumlah lektor 294
orang (29%), asisten 185 orang (18%) dan tenaga pengajar 46 orang (5%). Angka
tersebut diyakini akan terus naik dengan terobosan SIMPAKDOS untuk memudahkan
dan mempercepat proses kenaikan pangkat bagi dosen.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 80
Jumlah dosen tidak tetap relatif kecil jika dibandingkan dengan total jumlah
dosen tetap yang dimilki Unnes, yaitu hanya 74 orang. Artinya Unnes tidak
menggantungkan diri dalam proses pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya pada
dosen dari luar Unnes. Jumlah tersebut digunakan untuk menutup kekurangan dosen
Unnes agar komposisi beban pekerjaannya seimbang dalam tri dharma perguruan
tinggi. Angka tersebut merupakan dosen pramubhakti yang diambil dari lulusan terbaik
Unnes. Kebijakan ini merupakan terobosan untuk mempertahankan lulusan terbaik
Unnes agar berkarya di Unnes. Dosen pramubhakti ini selanjutnya bersama dengan
dosen muda diberi fasilitasi pelatihan bahasa asing untuk dapat melanjutkan studi S2
di luar negeri. Selanjutnya dosen pramubhakti ini terus dibina sebagai bentuk
kaderisasi internal sesuai karakter dan budaya keilmuan khas yang dikembangkan
Unnes.

c. Rasio Dosen Mahasiswa


Rasio dosen dan mahasiswa yang dimiliki Unnes secara keseluruhan selama
tiga tahuan terakhir menunjukkan rasio yang ideal, yaitu kurang dari 1: 30 sebagai
standar yang ditetapkan. Tahun 2012 rasio dosen dan mahasiswa menunjukkan
kenaikan, yaitu 1 : 28. Hal ini terjadi akibat semakin bertambahnya jumlah mahasiswa
di satu sisi, sementara tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah dosen.

Tabel 4.1 Rasio Dosen dan Mahasiswa


Tahun Dosen Mahasiswa Rasio
2012 1003 28.455 1 : 28
2011 990 26.331 1 : 26
2010 997 27.531 1 : 27

Ke depan, perlu penambahan dosen dilakukan mengingat jumlah dosen yang


semakin berkurang karena ada yang pensiun dan meninggal, agar rasio ideal tersebut
tetap bisa dicapai oleh Unnes.

d. Pustakawan dan Kualifikasinya


Dari data yang ada menunjukkan bahwa pustakawan yang dimiliki Unnes
sebanyak 24 orang dengan kualifikasi sebanyak 54% berpendidikan S1, 38%
berpendidikan D3, dan 17% berpendidikan D2.
Meskipun kebanyakan mereka berpendidikan S1, namun perlu untuk memberi
kesepatan kepada mereka untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya, agar
keahlian dan pengetahuan mereka meningkat. Hal ini mengingat bahwa mereka

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 81
melayani mahasiswa dan dosen yang, baik D3, S1, S2 maupun S3 yang mempunyai
kemampuan keilmuan tinggi.

e. Laboran, Teknisi, Analis, Operator, Programmer dan Tenaga Administrasi


Tenaga laboran/teknisi/analis/operator/programer yang dimiliki Unnes sebanyak
90 orang dimana 51% diantaranya berpendidikan S1. Hal tersebut merupakan prestasi
yang bagus, mengingat Laboran, Teknisi, Analis, Operator, dan Programmer memiliki
peranan besar terutama dalam bidang akademik. Namun sangat disadari bahwa
jumlah tersebut belum seimbang dibandingkan dengan jumlah prodi yang ada di Unnes
yaitu 69 prodi. Unnes telah berupaya keras untuk menambah jumlah Laboran, Teknisi,
Analis, Operator, dan Programmer dengan mengusulkan untuk membuka formasi
tenaga tersebut setiap tahunnya. Namun jumlah yang diusulkan tersebut tidak selalu
disetujui. Sehingga guna memenuhi kekurangan tenaga, diambilkan dari tenaga
pramubhakti yang memiliki kompetensi tidak berbeda dengan pegawai tetap.
Berdasarkan grafik
tersebut diketahui bahwa
jumlah tenaga kependidikan
dengan kualifikasi akademik
SMA/SMK masih
mendominasi. Oleh karena
itu peningkatan kualifikasi
pendidikan tenaga
kependidikan ini masih perlu
dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka. Unnes memberikan kemudahan dan
fasilitas kepada Tenaga Kependidikan untuk studi lanjut dengan mengikuti seleksi
Beasiswa yang diadakan oleh Kementerian dan Institusi lain penyelenggara Beasiswa,
Unnes sendiri juga memberikan dukungan finansial kepada tenaga kependidikan
sebagai wujud komitmen continous improvement dalam peningkatan kualitas SDM.
Sementara itu jumlah tenaga administrasi Unnes adalah 644 orang yang tersebar
secara proporsional diseluruh unit kerja.
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah sumberdaya manusia tenaga
administrasi sudah cukup baik. Namun masih dibutuhkan percepatan peningkatan
kualitas SDM untuk dapat mengemban Visi dan Misi Unnes ke depan. Namun
demikian Unnes masih terus berupaya memberikan layanan administrasi yang lebih
baik. Untuk mempercepat layanan yang diberikan, keakuratan data yang diakses, dan
kemudahan penggunaan, maka Unnes telah mengembangkan sistem administrasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 82
kearsipan yang terhubung secara online dengan semua komputer karyawan bagian
administrasi. Cross check dokumen, pemanggilan dokumen yang dibutuhkan,
penyimpanan dokumen, sortir surat berdasarkan kata kunci tertentu, pelacakan surat
sampai di mana prosesnya, bentuk rekomendasi yang diberikan pejabat dalam surat,
dan sebagainya akan dengan mudah dilakukan.

f. Persentase Laboran/Teknisi/Analis/Operator/Programmer yang Memiliki


Sertifikat Kompetensi

Perlu diketahui bahwa dari 90 orang tersebut, jumlah Laboran, Teknisi, Analis,
Operator, dan Programmer yang memiliki sertifikat sebanyak 71 orang (79%). Kinerja
mereka sangat handal dalam menjalankan tugas. Sebagai contoh untuk menunjukkan
kinerja yang bagus tersebut, bahwa semua sistem informasi yang dikembangkan di
Unnes yang jumlahnya tidak kurang dari 10 sistem informasi, semuanya dibangun dan
dikembangkan sendiri oleh para programmer yang ada. Semua permasalahan
menyangkut IT, jaringan, listrik juga cukup bisa ditangani oleh para teknisi yang ada.
Demikian pula aktifitas laboratorium yang sedemikian padat untuk mendukung proses
pembelajaran dan penelitian dapat di-handle oleh para laboran yang setiap saat siap
mensupport aktifitas yang menggunakan laboratorium.
Namun demikian masih perlu adanya peningkatan jumlah dan kualitas agar
bisa memberikan layanan yang lebih optimal kepada para pengguna ke depan,
mengingat jumlah pengguna layanan (mahasiswa, dosen, karyawan, pihak eksternal)
terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

D.4. Karya akademik dosen (hasil penelitian, karya lainnya)


Kebijakan persyaratan tentang angka kredit untuk kenaikan pangkat dan
sekaligus tumbuhnya budaya akademik yang sehat di kalangan dosen mendorong
semakin meningkatnya karya-karya ilmiah sebagai produk kegiatan penelitian dan
pengabdian. Langkah pemberian insentif berupa penghargaan pada dosen yang
menghasilkan karya ilmiah / publikasi pada jurnal international dan dukungan
universitas dalam hal pendanaan dan komitmen lain ikut mendorong tumbuhnya
prioduktivitas ilmiah dalam bentuk karya ilmiah. Keberadaan karya-karya publikasi
dosen pada tingkat nasional maupun internasional yang meningkat dari waktu ke
waktu semakin memperkuat citra kualitas Unnes dalam penyelenggaraan kegiatan
akademik. Keunggulan ini perlu terus ditingkatkan dan disinkronkan dengan
manajemen sumber daya manusia sehingga akan dapat terbangun iklim meritokrasi
akademik yang sehat. Penghargaan atas karya ilmiah dosen dalam berbagai bentuk
perlu ditingkatkan sehingga semakin mendorong produktivitas karya ilmiah dalam

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 83
forum yang semakin bergengsi di tingkat internasional. Sehingga kedepan diharapkan
mampu memberikan dorongan lebih besar pada jumlah dan kualitas penelitian maupun
produktivitas ilmiah dosen, sehingga diharapkan kedepan menjadi salah satu pilar
kekuatan universitas.

Jumlah karya ilmiah buku yang diterbitkan terus tumbuh dari waktu ke waktu
dan menjadi salah satu kekuatan baru dan sekaligus berperan sebagai media promosi
Unnes ke masyarakat. Bahkan beberapa buku karya dosen Unnes dipakai secara
nasional. Program penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat salah satunya
juga diarahkan untuk menghasilkan buku. Program ini semakin nyata dengan adanya
dukungan finansial bagi dosen penulis buku serta fasilitasi review oleh pakar. Program
ini semakin nyata dengan dimasukkannya program peningkatan kompetensi akademik
dan profesional dosen dalam sasaran utama renstra (SU 11)

D.5. Peraturan kerja dan kode etik


Kualitas sumber daya manusia secara komprehensif tidak hanya terdapat pada
aspek kualitas profesional saja, tetapi juga kualitas moral dan emosional. Dosen dan
karyawan yang jujur, bermoral, dan beretika sangat dibutuhkan untuk pengembangan
lembaga dan pemberilan layanan yang optimal kepada para pemangku kepentingan.
Unnes memiliki komitmen yang tinggi dalam rangka mewujudkan kualitas sumber daya
manusia yang bermoral dan beretika. Peraturan Rektor Unnes Nomor 92/0/2005
secara tegas telah memberi aturan mengenai tata tertib dan etika kehidupan kampus
Universitas Negeri Semarang11. Aturan ini merupakan pedoman perilaku bagi seluruh
civitas akademika Unnes, baik dosen, tenaga administrasi, maupun para mahasiswa.
Peraturan Rektor tersebut telah tersosialisasi dengan baik melalui berbagai media baik
cetak maupun elektronik (melalui website unnes) maupun pertemuan-pertemuan
khusus yang diadakan pada setiap satuan kerja / fakultas.
Guna mendukung implementasi tata aturan yang terkait dengan etika dosen,
Unnes memiliki dua elemen pendukung, yaitu Komite Etilk yang berada di Senat
Universitas dan Tim Bina Aparatur (Tim Binap). Komite Etik merupakan alat
kelengkapan Unnes untuk menegakkan etika akademik dosen. Komite ini antara lain
bertanggung jawab menangani dan memberikan rekomendasi kepada Rektor melalui
Senat dalam hal terjadi dugaan plagiarisme. Tim Binap merupakan alat kelengkapan
Unnes dalam penegakan etika dan disiplin pegawai. Tim ini secara ex-officio diketuai
oleh Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum. Tim ini bertanggung jawab untuk
membina dan menangani serta memberikan rekomendasi kepada Rektor dalam hal

11
Lampiran D5 : Dokumen tentang aturan etika dosen

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 84
terjadi pelanggaran disiplin dan aturan dan atau kasus yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai, baik oleh dosen atau tenaga kependidikan.

D.6. Pengembangan staf


Dalam rangka meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan
antara lain dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kemampuan yang bersangkutan dan kebutuhan unit kerja masing-masing. Program
pendidikan dan pelatihan mengacu pada standar kompetensi sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Pendidikan dan pelatihan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan
bidang tugas yang dilakukan. Peningkatan kompetensi Tenaga Kependidikan
dilaksanakan juga melalui studi banding dalam upaya menambah pengalaman dan
memperbandingan dengan unit kerja di luar Unnes diharapkan akan menghasilkan
formulasi baru dalam penyempurnaan budaya kerja.
Pengembangan staf ini juga merupakan sasaran utama yang akan dicapai
sebagaimana telah tertuang dalam renstra Unnes 2010 -2014 yaitu Peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan dalam memberikan layanan melalui beberapa
program berikut:
1) Program pengelolaan SDM sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme;
2) Fasilitasi peningkatan kompetensi fungsional tenaga kependidikan;
3) Fasilitasi studi lanjut tenaga kependidikan.

D.7. Keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya


Keberlanjutan pengadaan dosen di Unnes terus dilaksanakan dengan mengacu
pada rasio dosen dan mahasiswa hingga tercapai angka ideal. Untuk memenuhi
kekurangan tenaga pengajar agar mencapai beban kerja proporsional dalam tri
dharma perguruan tinggi dilakukan perekrutan dosen pramubhakti. Sedangkan
pengadaan tenaga kependidikan terus diupayakan sesuai analisis kebutuhan unit
kerja. Sedangkan pemanfaatannya secara optimal dalam rangka pencapaian sasaran
mutu lembaga.

D.8. Deskripsi SWOT Komponen D


a. Kekuatan
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan, rekrutmen,
seleksi, orientasi dan penempatan pegawai, pengembangan karir, remunerasi,
penghargaan, sanksi, dan pemberhentian pegawai diatur dalam peraturan yang
dilengkapi dengan SOP.
2. Dosen dengan jabatan Lektor ke atas lebih dari 77%.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 85
3. Dosen tetap dengan kualifikasi S2 dan S3 sebesar 92%.
4. Dosen tetap tersertifikasi sebanyak 60%.
5. Penilaian internal kinerja dosen dan karyawan dilakukan tiap semester.
6. Tersedia sistem informasi kepegawaian (SIMPEG)
7. Tersedia sistem informasi kinerja dosen (SIMPAKDOS)
8. Tersedia sistem penilaian kinerja karyawan.
9. Output kompetensi dosen berupa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat
dosen.
10. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan mengembangkan kompetensi.
11. Dana dan fasilitasi administratif bagi dosen untuk studi lanjut, penulisan tesis,
disertasi, dan buku.
12. Dana dan fasilitasi pelatihan dan pengembangan bagi tenaga kependidikan.
13. Fasilitasi dosen untuk penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi karya
ilmiah.
14. Fasilitasi perolehan sertifikasi pendidik profesional.
15. Keberlanjutan pengembangan regulasi dan evaluasi pengelolaan SDM.
16. Fasilitasi peer-review bagi calon guru besar

b. Kelemahan
1. Kualifikasi pendidikan dosen masih belum terpenuhi di sejumlah program studi.
2. Kualifikasi laboran belum semua bersertifikasi.
3. Kuantitas dan kualitas hasil penelitian yang published di jurnal terakreditasi dan
internasional minim.
4. Kuantitas dan kualitas buku dosen yang diterbitkan dan didistribusikan secara
nasional masih rendah.
5. Stimulus finansial dan non finansial bagi penerbitan buku karya dosen rendah.
6. Jumlah dosen yang studi lanjut ke luar negeri masih terbatas.
7. Kerjasama peningkatan kualitas dosen dengan institusi lain terbatas.
8. Kualifikasi pendidikan dan kemampuan pengelolaan layanan tenaga kependidikan
rendah.
9. Pendidikan, pelatihan, training peningkatan profesionalitas tenaga kependidikan
terbatas.
10. Profesionalitas dosen belum maksimal.
11. Dosen dengan pendidikan S3 masih belum banyak.

c. Peluang
1. Program remunerasi pegawai dari pemerintah.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 86
2. Program sertifikasi dosen.
3. Program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks
tingkat nasional.
4. Insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan published
di jurnal internasional.
5. Kerjasama penerbitan dan pengelolan jurnal dengan perguruan tinggi asing.
6. Peningkatan kompetensi dosen melalui joint research.
7. Tawaran beasiswa dan program sandwich dari berbagai perguruan tinggi.
8. Kerjasama pengembangan dosen dengan perguruan tinggi asing.
9. Kerjasama pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dengan institusi
terkait.
10. Program dosen dan karyawan teladan dari Kementerian.
11. Perolehan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima.
12. Kerjasama penerbitan buku karya dosen.
13. Perolehan tunjangan guru besar.

d. Ancaman
1. Semua kebijakan Dikti didasarkan pada PDPT.
2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima
3. Peraturan penghentian tunjangan guru besar yang tidak memenuhi ketentuan
pemerintah.
4. Persyaratan dan proses menjadi guru besar semakin berat dan ketat.
5. Ketentuan pendidikan minimal dosen S1 harus S2 pada tahun 2014.
6. Terbatasnya jumlah dan frekuensi terbit jurnal terakreditasi
7. Sulit dan lamanya proses publikasi artikel dosen dalam jurnal terakreditasi dan
internasional.
8. Dana beasiswa BPPS penerimaannya sering terlambat.
9. Aturan pelarangan menggunakan tenaga outsourcing.

Tabel 4.2 Analisis SWOT Komponen D


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 1. Kualifikasi pendidikan dosen
yang meliputi perencanaan, masih belum terpenuhi di
rekrutmen, seleksi, orientasi dan sejumlah program studi.
penempatan pegawai, 2. Kualifikasi laboran belum semua
pengembangan karir, remunerasi, bersertifikasi.
penghargaan, sanksi, dan 3. Kuantitas dan kualitas hasil
pemberhentian pegawai diatur dalam penelitian yang published di jurnal
peraturan yang dilengkapi dengan terakreditasi dan internasional

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 87
SOP. minim.
2. Dosen dengan jabatan Lektor ke atas 4. Kuantitas dan kualitas buku
lebih dari 77%. dosen yang diterbitkan dan
3. Dosen tetap dengan kualifikasi S2 didistribusikan secara nasional
dan S3 sebesar 92%. masih rendah.
4. Dosen tetap tersertifikasi sebanyak 5. Stimulus finansial dan non
60%. finansial bagi penerbitan buku
5. Penilaian internal kinerja dosen dan karya dosen rendah.
karyawan dilakukan tiap semester. 6. Jumlah dosen yang studi lanjut ke
6. Tersedia sistem informasi luar negeri masih terbatas.
kepegawaian (SIMPEG) 7. Kerjasama peningkatan kualitas
7. Tersedia sistem informasi kinerja dosen dengan institusi lain
dosen (SIMPAKDOS) terbatas.
8. Tersedia sistem penilaian kinerja 8. Kualifikasi pendidikan dan
karyawan. kemampuan pengelolaan layanan
9. Output kompetensi dosen berupa tenaga kependidikan rendah.
hasil penelitian dan pengabdian 9. Pendidikan, pelatihan, training
masyarakat dosen. peningkatan profesionalitas
10. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan tenaga kependidikan terbatas.
mengembangkan kompetensi. 10. Profesionalitas dosen belum
11. Dana dan fasilitasi administratif bagi maksimal.
dosen untuk studi lanjut, penulisan 11. Dosen dengan pendidikan S3
tesis, disertasi, dan buku. masih belum banyak.
12. Dana dan fasilitasi pelatihan dan
pengembangan bagi tenaga
kependidikan.
13. Fasilitasi dosen untuk penelitian,
pengabdian masyarakat dan publikasi
karya ilmiah.
14. Fasilitasi perolehan sertifikasi
pendidik profesional.
15. Keberlanjutan pengembangan
regulasi dan evaluasi pengelolaan
SDM.
16. Fasilitasi peer-review bagi calon guru
besar

Peluang (O) Ancaman (T)


1. Program remunerasi pegawai dari 1. Semua kebijakan Dikti
pemerintah. didasarkan pada PDPT.
2. Program sertifikasi dosen. 2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi
3. Program hibah penelitian, pengabdian standar mutu pengelolaan dan
masyarakat, dan penulisan buku teks layanan prima
tingkat nasional. 3. Peraturan penghentian tunjangan
4. Insentif dari Kementerian untuk karya guru besar yang tidak memenuhi
ilmiah yang dipresentasikan dan ketentuan pemerintah.
published di jurnal internasional. 4. Persyaratan dan proses menjadi
5. Kerjasama penerbitan dan pengelolan guru besar semakin berat dan
jurnal dengan perguruan tinggi asing. ketat.
6. Peningkatan kompetensi dosen 5. Ketentuan pendidikan minimal
melalui joint research. dosen S1 harus S2 pada tahun
7. Tawaran beasiswa dan program 2014.
sandwich dari berbagai perguruan 6. Terbatasnya jumlah dan
tinggi. frekuensi terbit jurnal

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 88
8. Kerjasama pengembangan dosen terakreditasi
dengan perguruan tinggi asing. 7. Sulit dan lamanya proses
9. Kerjasama pengembangan publikasi artikel dosen dalam
kompetensi tenaga kependidikan jurnal terakreditasi dan
dengan institusi terkait. internasional.
10. Program dosen dan karyawan teladan 8. Dana beasiswa BPPS
dari Kementerian. penerimaannya sering terlambat.
11. Perolehan sertifikasi standar mutu 9. Aturan pelarangan menggunakan
pengelolaan dan layanan prima. tenaga outsourcing.
12. Kerjasama penerbitan buku karya
dosen.
13. Perolehan tunjangan guru besar.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012 89
KOMPONEN E: KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK

E.1. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.


Universitas Negeri Semarang sebagai institusi perguruan tinggi negeri
bertanggungjawab dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sebagai target
pencapaian mutu lulusan, seluruh prodi telah membuat standar kompetensi lulusan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas institusi untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan standar kompetensi antara lain kualitas input mahasiswa, kualitas
proses pembelajaran dan kualitas sarana dan prasana pendukung. Berkaitan dengan
hal tersebut, Unnes telah menentukan secara baku berupa standar kualitas input calon
mahasiswa, kualitas pembelajaran, dan standar sarana dan prasarana.
Untuk terjaminnya kualitas dari ketiga faktor tersebut di atas, perlu dirumuskan
prosedur dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan ketiga standar tersebut di atas
serta memperoleh dukunganatau komitmen pimpinan untuk melaksanakan prosedur
tersebut.
Proses penjaminan mutu pembelajaran dilakukan melalui pengaturan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran diawali dengan penyusunan kurikulum penyusunan silabus, penyusunan
Satuan Acara Perkuliahan (SAP), penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah.
Dalam mengembangkan kurikulum, Unnes mendasarkan pada visi, misi, tujuan
dan sasaran serta mengakomodir masukan dari stakeholders. Satu sebutan yang
melekat pada Unnes adalah universitas konservasi. Sebutan ini dikuatkan dengan visi
Unnes menjadi universitas konservasi bertarafinternasional yang sehat, unggul, dan
sejahtera pada tahun 2020. Visi Unnes untuk menjadi universitas konservasi ini sangat
tepat. Hal ini dapat ditunjukkan dari kejadian masyarakat yang memproduksi suatu
produk tanpa mempertimbangkan dampak serta kelestariannya, masyarakat yang lebih
suka menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah kecil dan pencurian
budaya Indonesia oleh pihak asing. Kegiatan-kegiatan ini dapat diminimalisasi dengan
pendidikan yang memberikan visi untuk selalu melakukan konservasi alam, konservasi
moral dan konservasi budaya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Unnes telah membentuk beberapa mata
kuliah yang wajib diimplementasikan oleh seluruh prodi yang ada di Unnes. Berapa
mata kuliah yang sejalan dengan visi Unnes sebagai universitas konservasi adalah:

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 90


Tabel 5.1 Kesesuaian Mata Kuliah dengan Visi
Mata Kuliah Jumlah SKS Kesesuaian Visi
Pendidikan Lingkungan Hidup 2 Konservasi Lingkungan
Pendidikan Agama 2
Konservasi Moral
Pendidikan Pancasila 2
Bahasa Indonesia 2 Konservasi Budaya

Selain matakuliah-matakuliah tersebut muatan pendidikan karakter juga wajib


terimplementasi secara terintegrasi dalam matakuliah-matakuliah lain prodi. Terencana
dalam kurikulum, silabus, kontrak kuliah, SAP dan menjadi tagihan dalam penilaian
pembelajaran.Mata kuliah yang sejalan dengan pengimpelementasian visi, misi, tujuan
dan strategi ini akan selalu dikembangkan. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum
Unnes memiliki sifat dinamis. Kurikulum Unnes akan selalu direview kembali secara
rutin selama empat tahun. Hasil review ini akan dilakukan penggantian atau perevisian
kurikulum yang telah terlaksana secara rutin empat tahunan.

E.2. Relevansi dengan Tuntutan dan Kebutuhan Stakeholders.


Kurikulum Unnes memiliki sifat dinamis. Artinya, secara periodik, kurikulum
yang selama ini diadopsi akan dievaluasi dan dikembangkan kurikulum yang baru.
Dalam penyusunan kurikulum ini, Unnes telah mengembangkan pedoman yaitu
Prosedur Mutu Akademik nomor 4 tentang Penyusunan Kurikulum. Prosedur
penyusunan kurikum berdasarkan PM-AKD-04 adalah sebagai berikut:

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 91


Gambar 5.2 Prosedur Penyusunan Kurikulum

Berdasarkan gambar tersebut di atas, terlihat bahwa salah satu sumber


informasi yang diperlukan dalam penyusunan kurikulum adalah masukan dari
masyarakat pengguna (stakeholders). Informasi ini diperlukan agar kurikulum menjadi
pedoman dalam mengembangkan mahasiswa sesuai dengan skill yang dibutuhkan
pasar. Tingkat kesesuaian kurikulum dengan skill yang dibutuhkan pasar merupakan
faktor utama dalam meningkatkan daya serap lulusan didunia kerja.
Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholder dapat dilihat dari hasil
butir-butir tracer study (Laporan Tracer Study) sebagai berikut :
Hubungan antara bidang studi dengan pekerjaannya adalah sangat erat (62,5%)
Pekerjaan yang sekarang sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya
(62,3%)
Penguasaan bahasa asing dan kontribusi Unnes dalam penguasaannya (mayoritas
responden menjawab cukup)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 92


E.3. Struktur dan Isi Kurikulum (Keluasan, Kedalaman, Koherensi, Penataan/
Organisasi)

Kurikulum Unnes tersusun atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional.


Kurikulum Inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara
nasional untuk setiap program studi yang memuat: tujuan pendidikan, isi pengetahuan,
dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam menyelesaikan
suatu program studi. Kurikulum Institusional adalah sejumlah bahan kajian dan
pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari kelompok ilmu
dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan program studi di
lingkungan Unnes.
Komponen kurikulum Unnes tersusun atas kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK),
Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan
Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Penataan isi kurikulum didalam kelembagaan (universitas, fakultas dan
program studi) terlihat dari penetapan status mata kuliah Unnes menjadi : (1) mata
kuliah wajib universitas; (2) mata kuliah wajib fakultas; (3) mata kuliah wajib program
studi/bagian; dan (4) mata kuliah pilihan program studi/bagian. Mata kuliah wajib
universitas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Unnes.
Mata kuliah wajib fakultas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa
fakultas yang bersangkutan. Mata kuliah wajib program studi atau bagian merupakan
mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa seluruh prodi/bagian yang
bersangkutan. Beberapa mata kuliah wajib universitas adalah:
a. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjang Diploma
terdiri atas:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila
3. Pendidikan Kewarganegaraan
4. Pendidikan Lingkungan Hidup
5. Bahasa Indonesia
6. Bahasa Inggris
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada program studi Statistik
Terapan dan Komputasi serta program studi Teknik Elektronika
8. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
9. Tugas Akhir (TA)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 93


b. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjangSarjana terdiri
atas:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila
3. Pendidikan Kewarganegaraan
4. Bahasa Indonesia, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia serta program studi Sastra Indonesia
5. Bahasa Inggris, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan
program studi Sastra Inggris
6. Statistika
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada semua program studi di
FMIPA, program studi PTIK, program studi Pendidikan Teknik Elektro, serta
program studi Teknologi Pendidikan.
8. Pendidikan Lingkungan Hidup
9. Kuliah Kerja Nyata
10. Skripsi
c. Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi
kependidikan terdiri atas:
1. Pengantar Ilmu Pendidikan.
2. Psikologi Pendidikan.
3. Manajemen Sekolah.
4. Bimbingan dan Konseling.
5. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
d. Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi non-
kependidikan jenjang Sarjana adalah Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Berdasarkan berbedaan status mata kuliah tersebut di atas, maka isi
kurikulum yang diimplementasikan oleh sebuah prodi dapat digambarkan sebagai
berikut:

Kurikulum Prodi

Mata KuliahWajib Mata KuliahWajib Mata KuliahWajib


Universitas Fakultas Prodi
(Mata Kuliah Khas (Mata Kuliah Khas
Universitas) Fakultas)
Mata KuliahPilihan
Prodi

Gambar 5.3 Komponen Kurikulum Berdasarkan Status Mata Kuliah

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 94


E.4. Derajat Integrasi Materi Pembelajaran (Intra dan Antar Disiplin Ilmu)
Derajat integrasi materi antar mata kuliah diatur melalui penentuan mata kuliah
prasyarat atas pengambilan mata kuliah tertentu. Cakupan materi yang terlalu luas
pada satu obyek mata kuliah, memungkinkan prodi untuk menjadikannya lebih dari
satu mata kuliah. Dengan demikian, mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah
berurutan yang mana mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah kedua, harus
lulus terlebih dahulu mata kuliah pertama. Penentuan mata kuliah prasyarat juga dapat
dilakukan antar jenis mata kuliah yang berbeda. Hal ini terjadi karena cakupan materi
atas mata kuliah tertentu merupakan materi dasar/pengantar (basic knowledge) bagi
mata kuliah yang lainnya.
Untuk menunjang pelaksanaan ujian prasyarat ini, penentuan mata kuliah tiap
semester harus memperhatikan apakah mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah
prasyarat atau tidak. Jika mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah prasyarat atas
mata kuliah lainnya, maka mata kuliah yang menjadi syarat harus diletakkan pada
minimal satu semester sebelum mata kuliah prasyarat. Namun jika mata kuliah tertentu
bukan merupakan mata kuliah prasyarat, maka mata kuliah tersebut dapat diletakkan
disembarang semester.
Operasionalisasi sistem mata kuliah prasyarat dapat terlihat pada gambar
berikut ini.

Semester I
MK Pengantar Mata Kuliah Prasyarat
atas MK Akuntansi
Akuntansi
Menengah I dan
Akuntansi Biaya

Semester II

MK Akuntansi MK Akuntansi
Menengah I Biaya

Semester III

MK Akuntansi Mata Kuliah Prasyarat


atas MK Akuntansi
Menengah II
Menengah II
a

* Contoh pada prodi akuntansi

Gambar 5.4 Operasionalisasi Mata Kuliah Prasyarat*

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 95


E.5. Kurikulum Lokal yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat Terdekat dan
Kepentingan Internal Lembaga

Pengembangan kurikulum di Unnes memadukan antara kurikulum inti dan


institusional.Kurikulum inti merupakan kurikulum perguruan tinggi yang berlaku secara
nasional (kurikulum nasional).Sedangkan kurikulum institusionalmerupakan bahan
kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari
kelompok ilmu dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan
program studi di lingkungan Unnes.Dengan kata lain, kurikulum institusional terdiri dari
komponen kurikulum lembaga dan lokal.
Kurikulum nasional dan lokal dibentuk melaluimasukan pengguna lulusan, dan
stakeholders.Sedangkan mata kuliah untuk kepentingan internal lembaga diberikan
kepada mahasiswa sebagai keahlian khas Unnes dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian keahlian khas ini
dimaksudkan agar lulusan memiliki keahlian khas (berbeda dari lulusan universitas
lain) dan merupakan ciri dari lulusan Unnes.

E.6. Mata Kuliah Pilihan yang Merujuk pada Harapan/Kebutuhan Mahasiswa


Secara Individual/Kelompok Mahasiswa Tertentu

Berdasarkan jenis status mata kuliah, Unnes juga membentuk mata kuliah
pilihan.Penentuan mata kuliah ini didasarkan pada kebutuhan mahasiswa untuk
menambah kemampuan dan keahlian mereka dalam menghadapi dunia
kerja.Penentuan mata kuliah dan bobot SKS dilakukan pada saat penyusunan
kurikulum.
Selain melalui penawaran mata kuliah pilihan, mahasiswa juga dapat
memberikan masukan terhadap silabus atas suatu mata kuliah yang
diikuti.Kesempatan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa pada setiap pertemuan awal
perkuliahan. Pada pertemuan awal perkuliahan, dosen pengampu mata kuliah akan
membicarakan kontrak kuliah yang isinya salah satunya silabus. Jika terdapat
masukan dari mahasiswa, maka doen akan memasukkannya ke dalam kontrak.
Akhirnya kontrak yang telah disepati harus ditandatangani oleh dosen dan perwakilan
mahasiswa dan dijadikan sebagai pedoman dosen dalam melakukan proses belajar
mengajar.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pengembangan kurikulum juga
memperhatikan masukan, harapan/kebutuhan mahasiswa.Kebijakan ini akan
berdampak pada kualitas pembelajaran melalui peningkatan minat mahasiswa untuk
belajar suatu materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 96


E.7. Peluang Bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan Diri: Melanjutkan Studi,
Mengembangkan Pribadi, Memperoleh Pengetahuan Dan Pemahaman
Materi Khusus Sesuai Dengan Bidang Studinya, Mengembangkan
Keterampilan Yang Dapat Dialihkan (Transferable Skills), Terorientasikan
Ke Arah Karir, Dan Pemerolehan Pekerjaan

Kebijakan pengembangan kurikulum dengan mengakomodir kurikulum muatan


nasional, dan lokal memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi lulusan untuk
mengembangkan diri.Muatan kurikulum nasional memberikan daya saing lulusan untuk
bekerja dalam instansi tingkat nasional.Sedangkan muatan kurikulum lokal
memberikan keahlian kepada mahasiswa agar memiliki daya saing pada tingkat
lokal.Sehingga dapat disimpulkan bahwa lulusan Unnes memiliki daya saing ditingkat
nasional dan lokal.

E.8. Misi Pembelajaran


a. Pengembangan/Pelatihan Kompetensi yang Diharapkan
Setelah kurikulum terbentuk, hal yang perlu dilakukan adalah penentuan
standar kompetensi oleh masing-masing mata kuliah.Standar kompetensi ini
disusun dengan menyesuaikan standar kompetensi lulusan. Penyusunan standar
kompetensi mata kuliah ini digunakan sebagai standar kompetensi yang harus ada
pada setiap mahasiswa setelah mahasiswa yang bersangkutan penempuh mata
kuliah tersebut.Standar kompetensi ini disusun melalui koordinasi diantara dosen
yang memiliki Kelompok Bidang Keahlian (KBK).Selain standar kompetensi, dosen
KBK juga harus merumuskan kompetensi dasar, indikator pencapaian standar
kompetensi, tujuan pembelajaran dan materi.

b. Efisiensi Internal dan Eksternal


Proses pembelajaran dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran diawali dengan penyusunan
kurikulum, penyusunan silabus, penyusunan Satuan Acara Perkuliahan (SAP),
penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
sesuai dengan kontrak kuliah yang telah disepakati oleh mahasiswa dengan dosen
pengampu. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung, dan saat perkuliahan selesai. Adapun pihak yang dapat
melakukan monitoring adalah pejabat jurusan, fakultas, Badan Penjaminan Mutu
(BPM) dan pejabat universitas. Berikut adalah gambar proses pembelajaran.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 97


Penyusunan Kontrak Pelaksanaan Penilaian
Silabus dan SAP Kuliah Perkuliahan

Penyusunan Pelaporan Kegiatan


Kurikulum Perkuliahan

Monitoring dan
Monitoring dan Evaluasi Menyeluruh Evaluasi
Audit Mutu Internal (AMI)

Gambar 5.4 Diagram Proses Pembelajaran

E.9. Mengajar
a. Kesesuaian Strategi dan Metode Dengan Tujuan
Unnes sangat menekankan kesesuaian antara strategi dan metode
pengajaran dengan tujuan.Kesesuaian ini dirumuskan pada saat dosen melakukan
penyusunan silabus dan SAP yang dilakukan bersama dengan dosen
KBK.Penekanan ini terbukukan dalam pedoman yang berupa Prosedur Mutu
Akademik nomor 5 dan 6 tentang Penyusunan Silabus dan SAP menyebutkan
bahwa proses penentuan strategi atau metode pembelajaran harus mengacu pada
tujuan mata kuliah. Berikut adalah gambar tentang format SAP yang harus disusun
oleh dosen sebelum perkuliahan dimulai.
Standar penyusunan SAP ini telah terimplementasi dengan baik.Pernyataan
ini sesuai dengan telah diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008 dan IWA 2 yang salah
satu obyek penilaiannya adalah implementasi SAP dan realisasinya dalam
perkuliahan.Selain itu, kegiatan audit juga dilakukan secara internal oleh Badan
Penjaminan Mutu.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 98


Gambar 5.5 Format SAP

b. Kesesuaian Materi Pembelajaran Dengan Tujuan Mata Kuliah.


Sama halnya dengan kesesuaian strategi dan metode terhadap tujuan mata
kuliah, namun juga kesesuaian antar materi pembelajaran dengan tujuan. Unnes
melalui standar penyusunan Silabus dan SAP (PM-AKD-05 dan 06) menekankan
bahwa setiap materi yang akan disampaikan dalam perkuliahan harus mengacu
pada tujuan mata kuliah.

c. Efisiensi dan Produktivitas


Unnes melalui panduan akademik tahun 2012 dan Prosedur Mutu Akademik
nomor 18 (PM-AKD-18) tentang Mengajar menjelaskan bahwa pelaksanaan
perkuliahan dalam satu semester adalah 16 kali pertemuan termasuk penilaian
(ujian tengah semester dan ujian akhir semester). Artinya, setiap perkuliahan yang
ada di Unnes dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Kebijakan ini diambil untuk

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 99


lebih mengefektifkan dan meningkatkan produktivitas pelaksanaan perkuliahan di
Unnes.

d. Struktur dan Rentang Kegiatan Mengajar


Rentang waktu perkuliahan di Unnes ditetapkan dalam panduan akademik.
Berdasarkan buku panduan akademik tahun 2012, pengaturan waktu perkuliahan
sebagai berikut:
1. Untuk mata kuliah teori atau seminar, 1 sks terdiri atas 50 menit kegiatan tatap
muka, 60 menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri.
2. Untuk mata kuliah praktik, 1 sks terdiri atas 2 sampai 4 X 50 menit kegiatan
tatap muka.
3. Untuk mata kuliah praktik lapangan, 1 sks terdiri atas kegiatan selama 4 sampai
8 jam per minggu selama 1 semester. 1 sks kerja lapangan membutuhkan
waktu belajar di lapangan 1 x 16 x 4 jam atau 1 x 16 x 8 jam.

e. Penggunaan Teknologi Informasi


Keberadaan sarana dan prasana sangat menunjang efektifitas pelaksanaan
pembelajaran.Salah satu sarana danprasana adalah teknologi informasi.
Keberadaan akan pentingnya Unnes mengembangkan sistem informasi yang
handal ini melahirkan rencana strategis teknologi informasi dan komunikasi Unnes.
Komitmen pengembangan sistem informasi manajemen ini dimulai tahun 2005.
Beberapa tehnologi informasi yang berhasil dikembangkan oleh Unnes
sebagai penunjang kegiatan akademik antara lain:
1) Sistem Informasi Akademik Terpadu (Sikadu). Sistem informas ini merupakan
sistem utama mahasiswa dan dosen dalam melakukan kegiatan akademik.
Setiap mahasiswa, dosen dan tenaga pendidikan Unnes memiliki akses untuk
membuka Sikadu.

Gambar 5.6 Akademik.unnes.ac.id

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 100
Jika dihubungkan dengan proses perkuliahan yang diawali dari perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, terdapat beberapa fasilitas yang
disediakan oleh Sikadu dan mensupport kegiatan akademik, yaitu:
a) Setelah kurikulum disahkan oleh Dekan, maka akan diinput dalam menu
kurikulum. Selanjutnya, masing-masing mata kuliah yang ada, akan secara
otomatis menjadi mata kuliah yang ditawarkan pada saat awal semester.

Gambar 5.8 Tampilan Kurikulum Pada Sikadu

b) Administrasi akademik mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan agar mahasiswa


yang sebelumnya telah melakukan registrasi administratif dapat mengambil sks
pada mata kuliah yang ditawarkan oleh sistem. Registrasi akademik ini
dilakukan secara online melalui menu Sikadu mahasiswa yang bersangkutan.
Sistem administrasi akademik secara online ini juga lebih mengefektifkan
pengadministrasian pengambilan mata kuliah prasyarat.

Gambar 5.9 Tampilan Penawaran Mata Kuliah Pada Sikadu

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 101
c) Sistem Monitoring Perkuliahan. Sistem ini dibentuk sebagai sarana dosen dalam
melaporkan setiap pertemuan perkuliahan yang telah dilakukan. Kehadiran
maupun ketidak hadiran salah satu mahasiswa yang telah diinput dalam sistem
iniakan secara otomatis menjadi informasi prosentase kehadiran setiap mata
kuliah yang sedang ditempuh pada semester berjalan pada menu Sikadu masing-
masing mahasiswa yang bersangkutan. Pada akhir semester, prosentase
kehadiran mahasiswa ini juga mengakumulasi menjadi syarat mahasiswa
memngikuti ujian akhir semester. Sesuai dengan panduan akademik, syarat
kehadiran mahasiswa minimal 75% dari perkuliahan. Mahasiswa yang jumlah
kehadirannya dibawah 75%, secara sistemtidak bisa memperoleh nilai akhir.

Gambar 5.10 Tampilan Monitoring Perkuliahan Pada Sikadu

d) E-Lena. E-Lena dibentuk untuk memberikan fasilitas kepada dosen dan


mahasiswa untuk melakukan proses perkuliahan secara online. Beberapa fasilitas
E-Lena yang dapat digunakan dosen adalah chatantar dosen dengan mahasiswa
penempuh mata kuliah tertentu, Pemberian materi perkuliahan, penugasan dan
pemberian ujian. Untuk pemberian ujian, E-Lena dapat langsung mengkoreksi
hasil pekerjaan mahasiswa dan melaporkan nilainya. Namun, pengkoreksian ujian
ini hanya dapat dilakukan jika soal ujian berupa multiple choice. Untuk
mengerjakan soal, seluruh mahasiswa harus membuka menu E-Lena dan sistem
secara jangka waktu tertentu (ditentukan oleh dosen) akan otomatis memunculkan
soal dan mahasiswa langsung mengerjakannya. Soal ujian oleh sistem langsung
diacak, sehingga masing-masing mahasiswa akan memperolehurutan soal yang
berbeda. Metode ini dilakukan untuk menghindari kecurangan mahasiswa dalam
mengerjakan soal. Berikut adalah tampilan sistem E-Lena.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 102
Gambar 5.11 Tampilan Sistem E-Lena

e) Yudisium. Setelah ujian akhir semester berlangsung, dosen akan melakukan


penilaian. Hasil penilaian ini akan diinput oleh dosen dalam menu isi nilai mata
kuliah yang terdapat dalam Sikadu masing-masing dosen. Nilai yang telah diinput
menjadi masukan informasi yang ada pada menu yudisium pada Sikadu
mahasiswa masing-masing peserta kuliah. Menu yudisium ini mulai dapat dibuka
pada saat waktu yudisium.

Gambar 5.12 Tampilan Hasil Belajar Mahasiswa pada Sikadu

f) Evaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran. Evaluasi ini diedarkan secara online
pada saat mahasiswa mengikuti yudisium. Pengisian angket ini merupakan
kewajiban bagi mahasiswa sebelum mereka membuka menu yudisium. Hasil dari
evaluasi akan dilaporkan oleh Badan Penjaminan Mutu kepada pihak terkait
sebagai bahan evaluasi. Bahkan hasil evaluasi ini sebagai salah satu bahan untuk
menentukan dosen berprestasi dalam pembelajaran. Berikut adalah nilai rata-rata
hasil pengukuran evaluasi kinerja dosen Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 103
Tabel 5.2
Hasil Evaluasi Kinerja Dosen Semester Gasal Tahun 2011/2012
dan Genap 2011/2012

Fakultas Gasal 2011/2012 Genap 2011/2012


FIP 3.66 3.63
FBS 3.64 3.56
FIS 3.59 3.58
FMIPA 3.77 3.75
FT 3.50 3.53
FIK 3.65 3.58
FE 3.61 3.57
FH 3.60 3.54
Unnes 3.63 3.59

g) Sistem Pembimbingan Akademik. Sistem ini juga menfasilitasi proses bimbingan


akademik mahasiswa dengan dosen pembimbing akademik. Pembimbingan
akademik ini merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh mahasiswa
agar proses penyelesaian pelaksanaan administrasi akademik sukses. Proses
pembimbingan akademik ini akan tersimpan secara otomatis dan setiap semester
akan diakumulasi jumlahnya oleh sistem dan dilaporkan sebagai jumlah
pertemuan pembimbingan akademik.

Gambar 5.13 Tampilan Sistem Akademik Mahasiswa (Sibima)

h) Sistem Informasi Sikripsi (Siskripsi)


Sistem informasi skripsi (siskripsi) merupakan sistem informasi manajemen
berbasis teknologi informasi yang didesain untuk mempermudah
pengadministrasian penulisan skripsi dari proses pengajuan topik sampai pengujian
beserta pelaporannya. Siskripsi dapat diakses oleh seluruh staf pendidik dan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 104
mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah skripsi dengan membuka web
browser dengan URL http://skripsi.unnes.ac.id. Berikut adalah tampilan siskripsi

Gambar 5.14 Tampilan Siskripsi

Siskripsi mulai disyahkan tanggal 1 Agustus 2011 dengan legalisasi


Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Sistem Informasi Skripsi (Siskripsi) Universitas Negeri Semarang. Aplikasi siskripsi
ini memiliki menu utama, tampilan berita, bagian arsip dan form login. Menu utama
berisikan link untuk mengisi guestbook atau buku tamu, about atau keterangan
tentang tim pengambang dan link login.
Database siskripsi telah terkoneksi dengan database sikadu (Sistem
Informasi Akademik Terpadu akademik.unnes.ac.id) dan database Simpeg
(Sistem Informasi Kepegawaian simpeg.unnes.ac.id), sehingga setiap perubahan
yang terjadi pada database sikadu seperti biodata mahasiswa dan data akademis
lainnya atau pada data base simpeg seperti perubahan data dosen akan
berpengaruh langsung pada database siskripsi. Untuk login ke siskripsi
menggunakan user dan passwordsama dengan user dan password sama di sikadu.

E.10. Belajar
a. Keterlibatan Mahasiswa
Dalam perkuliahan, Unnes sangat menekankan keterlibatan mahasiswa.Hal
ini tercermin dalam aturan panduan akademik yang mensyaratkan mahasiswa untuk
hadir dalam perkuliahan minimal 75%.Kehadiran mahasiswa minimal 75% dari
perkuliahan ini merupakan persyaratan mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir
semester.
Keterlibatan mahasiswa juga ditekankan dalam perkuliahan di
kelas.Beberapa mata kuliah.Hal ini dibuktikan dengan beberapa dosen yang

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 105
memberikan nilai lebih terhadap mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan.Metode ini
biasanya lebih banyak diaplikasikan pada mata kuliah praktik.
Panduan akademik Unnes juga menenkankan keterlibatan mahasiswa
dalam perkuliahan.Hal ini terlihat dari pengaturan waktu pembelajaran untuk setiap
sks mata kuliah teori atau seminar sebanyak 50 menit kegiatan terstruktur dan 60
menit kegiatan mandiri.

b. Bimbingan Skripsi/Tesis/Disertasi
Salah satu mata kuliah akhir yang harus ditempuh mahasiswa adalah skripsi
(jenjang S1), tesis (jenjang S2) dan disertasi (jenjang S3).Penyelesaian mata kuliah
ini membutuhkan intensifitas pembimbingan yang diberikan dosen pembimbing
terhadap mahasiswa yang dibimbingnya.
Proses pembimbingan ini dapat dilaksanakan dengan tatap muka langsung
ataupun tidak langsung. Setiap mahasiswa akan melaksanakan bimbingan,
mahasiswa yang bersangkutan harus melakukan permintaan bimbingan pada
Siskripsi. Permintaan mahasiswa ini akan terkoneksi langsung dengan Siskripsi
dosen. Dosen akan menjawab permintaan mahasiswa tersebut. Setelah dosen dan
mahasiswa melakukan bimbingan, maka keduanya harus melaporkannya di
Sisikripsi sebgaai tanda bahwa telah terlaksana bimbingan skripsi.
Pejabat jurusan, fakultas, BPM dan Universitas memiliki akses untuk melihat
laporan yang dihasilkan oleh Siskripsi.Berdasarkan informasi yang di sediakan oleh
Siskripsi ini, para pejabat dapat mengontrol efektifitas pelaksanaan bimbingan dan
sebagai dasar untuk mengambil kebijakan terkait Skripsi.
Untuk meningkatkan kualitas skripsi, Siskripsi mensyaratkan bahwa
pelaksanaan pembimbingan minimal delapan kali (sesuai dengan standard
akreditasi BAN-PT).Jika pembimbingan dilaksanakan kurang dari delapan kali
pertemuan, maka skripsi tidak bisa divalidasi untuk mendaftar ujian skripsi. Hal ini
dikarenakan proses pendaftaran ujian skripsi, pencetakan surat tugas dan penilaian
dilakukan melalui Siskripsi.

c. Peluang bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan


1) Pengetahuan dan Pemahaman Materi Khusus Sesuai Bidangnya
Unnes memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidangnya.Peluang
tersebut terlihat dengan adanya kewajiban prodi untuk menyediakan mata kuliah
pilihan.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 106
Peluang mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
materi khusus yang sesuia dengan bidangnya juga diberikan ketika mahasiswa
menempuh skripsi.Kebijakan universitas tentang pelaksanaan skripsi yang
mewajibkan mahasiswa untuk mengajukan topik sebelum penentuan dosen
pembimbing skripsi juga memberikan ruang gerak kepada mahasiswa untuk
mendalami pengetahuan tertentu untuk dijadikan sebagai riset.Kebijakan ini juga
didukung oleh kebijakan penentuan dosen pembimbing skripsi harus berdasarkan
keahlian dosen dengan topik skripsi mahasiswa.
Kebijakan lain adalah dengan dibentuknya unit kegiatan mahasiswa yang
mengkaji pokok keilmuan tertentu, seperti UKM Penelitian, UKM English Deating
Society, UKM Tari Klasik, UKM Tari Modern, UKM Pecinta Sastra Cakra, UKM
Kerohanian Islam, dan lain-lain. Pembentukan unit kegiatan ini juga terdapat pada
fakultas.Seperti pada fakultas ekonomi telah dibentuk Kelompok Studi Ekonomi
Islam (KSEI) yang mengakaji pengetahuan tentang ekonomi syariah, Accounting
Study Club (ASC) danKomunitas Ilmiah Mahasiswa Ekonomi (KIME).

2) Keterampilan Umum dan yang Dapat Dialihkan (Transferable)


Kebijakan Unnes tentang struktur kurikulum yang terdiri dari kurikulum inti
dan kurikulum institusional memungkinkan masing-masing prodi membentuk
kurikulum yang didalamnya memuat mata kuliah yang bertujuan memberikan
keterampilan umum dan dapat dialihkan.Mata kuliah ini biasanya memiliki status
mata kuliah fakultas.Mata kuliah fakultas ini wajib diadopsi oleh seluruh prodi yang
ada pada fakultas tersebut.
Kebijakan ini diserahkan kepada fakultas atau prodi masing-
masing.Universitas belum mengatur secara spesifik terkait dengan adanya mata
kuliah yang memberikan keterampilan umum ini.

3) Pemahaman dan Pemanfaatan Kemampuannya Sendiri


Pemahaman dan pemanfatan kemampuan sendiri mahasiswa perlu
ditingkatkan untuk lebih mengefektifkan proses belajar mahasiswa. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut dapat dilakukan melalui perkuliahan yang
menggunakan komunikasi dua arah. Artinya, penyampaian materi tidak hanya dari
dosen, tetapi mahasiswa dimulai untuk mencari referensi tersendiri dan
menyampaikannya materi tersebut dikelas. Komunikasi dua arah juga dapat
dilakukan melalui pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengungkapkan pendapat atau pandangannya tentang materi tertentu.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 107
Pengidentifikasian metode perkuliahan ini dapat dilakukan melalui
pengecekan terhadap SAP dan kontrak kuliah. Sehingga universitas belum
mengetahui berapa prosentase perkuliahan yang menggunakan metode ini. Sampai
saat ini, universitas hanya mengatur kesediaan silabus, SAP dan kontrak kuliah
sebelum perkuliahan dilaksanakan.

4) Kemampuan Belajar Mandiri


Selain pemahaman dan pemanfatan kemampuannya sendiri, kemampuan
belajar mandiri juga perlu ditingkatkan sebagai salah satu faktor untuk
mengefektifkan perkuliahan. Salah satu kebijakan universitas untuk merangsang
kemampuan belajar mandiri mahasiswa adalah dengan ditentukannya waktu
perkuliahan untuk mata kuliah teori atau seminar adalah 50 menit kegiatan tatap
muka, 60 menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri.

5) Nilai, Motivasi dan Sikap


Nilai, motivasi dan Sikap juga merupakan output dari perkuliahan. Hal ini
sejalan dengan undang-undang nomor tentang Pendidikan Nasional. Unnes telah
menetapkan nilai atau sikap yangharus dimiliki oleh mahasiswa Unnes yang telah
disahkan dalam bentuk pedoman etika mahasiswa. Selain itu, Rektor Unnes telah
mengeluarkan SK Rektor No. 92/O/2005 Tentang Etika Kehidupan Kampus di
Lingkungan Unnes.

E.11. Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar


a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa
Penilaian hasil belajar mahasiswa diatur dalam Panduan Akademik yang
merupakan lampiran dari Peraturan Rektor No. 20 Tahun 2011. Pada Panduan
akademik tersebut kemajuan belajar mahasiswa pada tiap matakuliah yang harus
dijalaninya diatur dengan ketentuan : (a) mahasiswa berkewajiban hadir untuk
mengikuti kuliah dan/atau praktik sekurang-kurangnya 75% dari seluruh jam tatap
muka yang terjadwal pada suatu semester; (b) mahasiswa yang telah
melaksanakan seluruh tugas yang diberikan oleh dosen, serta mengikuti ujian
berkala, tengah semester, dan akhir semester berhak mendapatkan nilai dalam
bentuk huruf dan bobotnya. Sedangkan penilaian kelulusan studi mahasiswa diatur
dengan ketentuan : (a) telah menyelesaikan seluruh program yang dipersyaratkan
oleh setiap propgram studi; (b) bagi mahasiswa Program Sarjana harus
menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah, bagi mahasiswa program
Magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional
diutamakan yang terakreditasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , dan untuk

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 108
mahasiswa program Doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterima untuk
terbit pada jurnal internasional; (c) mahasiswa program Strata Satu (S1) dan
Diploma, Strata Dua (S2), Strata 3 (S3) dinyatakan lulus apabila yang bersangkutan
sekurang-kurangnya mencapai IP Kumulatif berturut-turut 2,00; 3,00 dan 3,25.

b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa


Metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa diatur dengan
dengan ketentuan sebagai berikut : (a) penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan
dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP); (b) komponen penilaian
hasil belajar mahasiswa diperoleh dari pengukuran hasil belajar yang meliputi tugas
terstruktur, kuis, ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester; (c)
masing-masing komponen penilaian hasil belajar mahasiswa diberi bobot a, b, dan c
yang besarnya bergantung pada karakteristik setiap mata kuliah di setiap program
studi; (d) Nilai Akhir (NA) hasil belajar mahasiswa dihitung dengan rumus:

Penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa dilakukan melalui


mekanisme berbantuan teknologi informasi (IT), yaitu melalui Sistem Akademik
Terpadu (Sikadu). Dengan sistem ini transparansi dan akuntabilitas data akademik
(nilai akademik) mahasiswa dapat dijaga. Kehadiran mahasiswa diinput ke dalam
sistem monitoring perkuliahan bersama dengan materi perkuliahan yang diberikan,
sehingga data perkuliahan dan kehadiran mahasiswa selama satu semester dapat
terekam. Dosen dengan melalui akunnya dapat memberikan penilaian pada
mahasiswa pada matakuliah tertentu. Mahasiswa dapat melihat hasil yudisium
secara onlinemelalui akun yang dimilikinya. Data akademik mahasiswa yang
terekam sampai akhir program digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
transkrip nilai mahasiswa. Ketika mahasiswa mendaftar wisuda maka validasi
transkrip telah dilakukan dan transkrip mahasiswa siap dicetak.

c. Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang


mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan)

Yudisium hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan


diatur melalui Panduan Akademik, yaitu Pujian, Sangat Memuaskan, Memuaskan.
Untuk program Strata Satu (S1) dan Diploma, Strata Dua (S2), Strata 3 (S3) masing-masing
memiliki kategori Pujian dengan IPK : (S1) 3,50-4,00, (S2) 3,60-4,00, (S3) 3,70-4,00 ; kategori

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 109
Sangat Memuaskan dengan IPK : (S1) 2,75-3,50, (S2) 3,30-3,60, (S3) 3,50-3,70; kategori
Memuaskan dengan IPK : (S1) 2,00-2,75, (S2) 3,00-3,30, (S3) 3,25-3,50

d. Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa

Kepuasan terhadap proses pembelajaran pada tiap matakuliah yang telah


dilaksanakan melalui pengisian angket online mahasiswa yang dilakukan tiap akhir
semester, sebelum mahasiswa melihat hasil yudisium. Hasil yang diperoleh
dikoleksi bersama data kehadiran perkuliahan, diolah dan dianalisis oleh Badan
Penjaminan Mutu (BPM) sebagai bahan balikan bagi pelaksanaan pembelajaran di
tingkat universitas (MKU/MKDK), fakultas (MK wajib fakultas) dan prodi (MK prodi).
Pada ujung program yang dijalani mahasiswa (pada saat wisuda), calon
wisudawan/wisudawati mengisi angket kepuasan online tentang pelaksanaan
program layanan atau pembelajaran secara keseluruhan. Hasil data ini dikoleksi,
diolah dan dianalisis oleh BPM sebagai masukan terhadap universitas/fakultas/prodi
bagi perbaikan program pembelajaran dan kurikulum.

E.12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosenmahasiswa, baik


di dalam maupun di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang
mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/profesional

Interaksi antara dosen dan mahasiswa terjadi melalui mekanisme formal


selama perwalian, perkuliahan dan pembimbingan. Selain itu
Universitas/Fakultas/Jurusan juga menciptakan sarana interaksi dosen-mahasiswa
melalui kegiatan Pengenalan Akademik (PA) di awal penerimaan mahasiswa baru,
seminar/simposium, penelitian payung, KKL. Interaksi dosen-mahasiswa di luar
kampus dapat terjadi melalui sistem pembelajaran online E-Lena, Perwalian online dan
Forum Urun Rembug. Sarana interaksi dosen-mahasiswa yang tersedia melalui
mekanisme offline dan online diharapkan dapat menciptakan iklim yang mendorong
perkembangan dan kegiatan/profesional.

E.13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan
civitas academica lainnya

Kualitas dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen dengan mahasiswa


antara lain dapat dilihat pada pelaksanaan perkuliahan, pemberian bimbingan/tutorial,
pelaksanaan praktikum di laboratrium.
Dalam panduan akademik Unnes dijelaskan bahwa setiap mata kuliah pada
satu semester disajikan selama 16 minggu perkuliahan atau 16 kali perkuliahan.
Frekuensi perkuliahan di Program Studi masing-masing dilaksanakan dengan rentang
antara 12 s.d 16 kali dengan rata-rata kehadiran 90 % dengan jumlah pertemuan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 110
seperti memungkinkan terciptanya pandangan mahasiswa terhadap kinerja dosen
dinilai positif oleh mahasiswa. Dengan demikian suasana akademik di kampus dapat
berjalan baik.
Untuk meningkatkan kualitas suasana akademik yang kondusif, maka setiap
dosen diharuskan membuat/menggunakan Kontrak Perkuliahan, Sulabus, dan Satuan
Acara Perkuliahan yang disampaikan pada perkuliahan pertama. Fungsinya agar
mahasiswa dan dosen terikat suatu kegiatan akademik yang terencana secara ilmiah
dan kreatif selama semester berjalan. Dengan adanyakontrak perkuliahan, mahasiswa
dapat mempersiapkan diri mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas- tugasnya
dengan baik.
Di samping tugas perkuliahan, dosen juga diberi tugas pembimbingan yakni
sebagai Penasehat Akademik (PA) dan pembimbingan tugas akhir mahasiswa.
Kualitas dan kuantitas pelaksanaan bimbingan oleh para dosen PA belum optimal.
Pada umumnya mahasiswa belum memperoleh bimbingan dosen PA kecuali sebagai
penandatangan KRS-nya pada setiap awal semester. Masih jarang ada mahasiswa
yang sengaja menemui dosen PA-nya untuk menyampaikan masalah pribadi/sosial
yang dihadapinya. Dengan demikian dosen PA baru berfungsi menandatangani KRS
mahasiswa bimbingannya. Namun demikian ada sebagain mahasiswa yang
melakukan konsultasi aktif dengan dosen PA-nya.

E.14. Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang


kondusif

Untuk pembelajaran, penelitian, dan pelayanan/pengabdian kepada


masyarakat.Upaya untuk meningkatkan kualitas dosen terus dilakukan dan cukup
berhasil. Di samping kualitas, tentu saja peningkatan kuantitas dosen pada masing-
masing Program Studi juga dilakukan sehingga rasio dosen dengan mahasiswa
menjadi lebih baik.
Para dosen di masing-masing Program Studi selain melaksanakan tugas
memberikan kuliah juga mengelola kegiatan praktikum, membimbing praktik kerja
lapangan dan kuliah kerja nyata. Selain itu, mereka juga melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan
pengembangan dan unggulan maupun kegiatan rutin di tingkat program studi, fakultas,
maupun universitas sebagaimana yang diamanatkan oleh tri dharma perguruan tinggi,
Sementara mahasiswa, di samping mengikuti kegiatan perkuliahan dan praktikum
serta kegiatan terstruktur yang sudah direncanakan, mereka mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa (HIMA), BEM dan Senat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 111
Fakultas dan Universitas, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lain yang sifatnya
tidak terstruktur melalui kelompok kajian dan diskusi.

E.15. Keikutsertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar,


simposium, diskusi, eksibisi) di kampus

Para dosen selalu didorong untuk mengembangkan suasana akademik yang


positif melalui berbagai workshop,seminar, diskusi tentang isu-isu terkait. Para dosen
baru diwajibkan untuk mengikuti Pelatihan Pengembangan Calon Dosen selama
hampir setahun (tidak secara terus-menerus) yang meliputi 4 kompetensi, yaitu
kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi
pedagogik, Para dosen juga didorong untuk melakukan penelitian dan
mempublikasikan penelitiannya, melalui jurnal ilmiah baik nasional maupun
internasional. Diskusi ilmiah di tingkat universitas/fakultas juga diharapkan dapat
menjadi sarana komunikasi ilmiah antar dosen. Di samping itu, para dosen juga
didorong untuk berpartisipasi dalam seminar dan pertemuan ilmiah tingkat nasional
maupun internasional.

E.16. Pengembangan kepribadian ilmiah


Suasana akademik yang baik juga ditandai dengan adanya pengembangan
kepribadian ilmiah. Para dosen senantiasa dimotivasi untuk dapat meningkatkan
kualitas pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, menulis buku dan
makalah-makalah ilmiah. Banyak dosen yang aktif melakukan hal ini di samping beban
tugas membimbing Kerja Praktek dan Tugas Akhir, perwalian, menjadi koordinator
berbagai kegiatan mahasiswa dan lain-lain. Disamping itu kepribadian ilmiah juga
dikembangkan pada mahasiswa melalui kegiatan penelitian payung dengan dosen dan
Penelitian Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sejalan dengan misi universitas, sasaran
utama adalah menjadikan civitas akademika pembelajar mandiri agar memiliki bekal
yang cukup dalam menghadapi era globalisasi.

E.17. Hasil pembelajaran


a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan
Dalam rangka mencapai bentuk kompetensi pendidikan yang telah ditetapkan
maka universitas memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa
untuk mendapatkan pendidikan yang dilakukan melalui proses pembelajaran yang
sepadan. Lulusan Unnes diharapkan mampu menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang keahliannya, mampu
menerapkan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 112
bidang pendidikan dasar sehingga dapat berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan.

b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan


pemanfaat lulusan

Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan


pemanfaatan lulusan memang belum secara keseluruhan, seperti yang diharapkan.
Hal ini dapat dilihat dari adanya lulusan yang belum terserap di dunia kerja. Namun
demikian, agar dapat meningkatkan kompetensi lulusan terhadap pasar kerja,
diusahakan beberapa upaya seperti diantaranya memperbanyak keterlibatan
mahasiswa dalam proses pemahaman terhadap kondisi lapangan kerja. Unnes
akan terus berupaya untuk mengatasi tantangan dalam dunia kerja dan
pembangunan dengan meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan
stakeholder.

c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi


mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan)

Jumlah alumni/lulusan Unnes dalam kurung waktu 5 tahun terakhir (Butir 3.2
Borang Unnes), (1) Program S1 7224 orang, (2) Program D3 303 orang, (3)
Program S2 959 orang, (5) Program S3 116 orang.Mahasiswa pada umumnya
dapat menyelesaikan studi untuk 3 tahun terakhir dengan rata-rata 4.45; 4.49; 4.75
pada program S1, Program S2 dengan rata-rata 2.48; 3.03; 2.48, program S3 rata-
rata 4.10; 7.10; 3.92, Program D3 rata-rata 3.58; 3.78; 3.60 (borang 3.2.2)

d. Kepuasan lulusan
Kepuasan Lulusan dilakukan melalui pengukuran yang dilakukan oleh Tim Tracer
studi yang dilakukan setiap tahun. Unnes telah mengembangkan sistem informasi
tracer studi yang digunakan sebagai alat pengumpul data alumni dan data lain yang
berkaitan dengan alumni/lulusan salah satunya kepuasan lulusan. Hasil dari tracer
studi bisa diakses melalui laman karir.unnes.ac.id.

E.18. Pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan

Pendidikan selalu dipengaruhi situasi dan kondisi masyarakat, karena itu


perubahan dan perkembangan masyarakat senantiasa berdampak pada pengelolaan
lembaga pendidikan. Pasar tenaga kerja bagi lulusan Unnes adalah sangat prospektif.
Hal ini terlihat tingginya tingkat kebutuhan guru khususnya di Jawa Tengah dan
sekitarnya. Fenomena ini memberikan peluang dan kesempatan kerja bagi lulusan
kependidikan, baik sebagai teoritis maupun praktisi lapangan. Daya serap masyarakat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 113
terhadap lulusan Unnes yang diharapkan ada di lapangan kerja sebagai tenaga
pengajar setiap jenjang pendidikan baik di sekolah negeri maupun swasta
Lulusan Unnes telah terserap sekitar 85 %. Menjadi tenaga guru di berbagai
daerah yang tersebar di Jawa Tengah dan sekitarnya. Melihat peta kebutuhan guru di
Indonesia yang tinggi, ditambah banyaknya jumlah guru yang akan pensiun, maka
daya serap terhadap lulusan Unnes, khususnya kependidikan sangat menjanjikan dan
akan terus berkelanjutan setiap tahun. Bahkan beberapa program studi tertentu seni
dan olahraga kehabisan stok, sehingga beberapa daerah yang membuka formasi ini
belum bisa memenuhi seluruh kebutuhannya karena jumlah kebutuhan lebih banyak di
banding jumlah pelamar yang mendaftar.

E.19. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian

Dalam beberapa tahun terakhir dosen Unnes telah melaksanakan beberapa


penelitian dibidang kependidikan yang telah menghasilkan model-model pembelajaran
inovatif berbasis konservasi dan penelitian dibidang non kependidikan seperti dynotest,
permainan tonis, senam konservasi, biodiversitas, material maknetik, sel surya dan lain
sebagainya (lihat hasil-hasil penelitian Unnes)

E.20. Deskripsi SWOT Komponen E


a. Kekuatan
1. Kurikulum dibuat dengan kesesuaian pada visi dan misi Unnes, berorientasi pada
masa depan berbasis tiga pilar utama konservasi, internasionalisasi dan sutera.
2. Jaminan kualitas kurikulum prodi.
Pengembangan kurikulum prodi diatur dengan prosedur yang baku dikawal dan
didampingi universitas serta menggunakan Panduan Pengembangan Kurikulum
yang jelas, operasional dan lengkap.
3. Kurikulum Unnes telah mengakomodasi dengan bobot cukup besar softskill
mahasiswa (ketrampilan berpikir, berkomunikasi, pendidikan karakter) yang
terintegrasi dalam mata kuliah penyusunnya.
4. Struktur kurikulum memberi kesempatan mahasiswa untuk berkembang mandiri
sesuai peminatan melalui penyediaan mata kuliah bebas pilihan.
5. Tersedianya Sistem Informasi yang mendorong efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan administrasi akademik dan perkuliahan. Selain itu sistem informasi
juga telah menghasilkan data secara real time sebagai dasar pimpinan Jurusan,
Fakultas, dan Universitas serta Badan Penjaminan Mutu (BPM) untuk
pengambilan keputusan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 114
6. Sistem Penjaminan Mutu yang telah tersertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA 2.
Melalui sertifikasi ini membuktikan bahwa semua kegiatan institusi terutama dalam
hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi telah
sesuai dengan standard yang telah ditetapkan
7. Kebijakan tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik menimbulkan suasana kondusif untuk meningkatkan suasana akademik
yang baik.

b. Kelemahan
1. Implementasi kurikulum belum terjadi secara maksimal di tingkat prodi sehingga
dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran belum maksimal.
2. Sistem pembelajaran yang telah dilakukan berkaitan dengan: materi, metode
pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran, evaluasi belum cukup selaras
terhadap kompetensi kurikulum.
3. Implementasi sistem informasi dalam seluruh kegiatan akademik berdampak pada
semakin tergantungnya pelaksanaan akademik terhadap IT, sehingga kerusakan
pada sistem akan menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan
akademik.
4. Penetapan prosedur mutu dalam setiap kegiatan menyebabkan kreatifitas dosen
dan tenaga akademik terbatasi. Dosen dan tenaga akademik hanya berpacu
dalam standar.
5. Sebagai dampak wider mandate penciptaan suasana akademik spesifik untuk
prodi-prodi Kependidikan dan Non Kependidikan cukup sulit terealisasikan, karena
mahasiswa-mahasiswa tersebut berada dalam ruang fisik (kampus) yang sama.
6. Interaksi akademik dosen-mahasiswa pada aspek penelitian dan pengabdian
masih kurang untuk pembentukan pribadi kecendekiawanan mahasiswa.

c. Peluang
1. Implementasi kurikulum dalam pembelajaran sangat terbuka untuk
mengakomodasi berbagai hal untuk kebutuhan peserta didik.
2. Sebagai salah satu LPTK yang memiliki banyak kerjasama pendidikan dengan
pemerintah daerah, lembaga swasta dan institusi pendidikan
3. Era sistem informasi dan teknologi yang menuntut sistem dan materi pembelajaran
perlu penyesuaian
4. Banyak tawaran bagi lulusan untuk bekerja di sekolah RSBI/SBI/Internasional;
5. Tersedia dana penelitian kompetitif yang dapat digunakan penelitian kolaboratif
dosen-mahasiswa;

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 115
d. Ancaman
1. Tuntutan kebutuhan stakeholder terhadap lulusan Unnes tidak berjalan seimbang
dengan perubahan kurikulum di masing-masing Program Studi.
2. Perguruan tinggi swasta banyak yang membuka program studi kependidikan yang
sama dengan program stdui kependidikan di Unnes;
3. Tuntutan perusahaan-perusahaan swasta yang semakin ketat terhadap aspek
softskill lulusan

Tabel 5. 2 Analisis SWOT Komponen Kurikulum, Proses


Pembelajaran dan Suasana Akademik

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


4. Kurikulum dibuat dengan kesesuaian 1. Implementasi kurikulum belum terjadi
pada visi dan misi Unnes, berorientasi secara maksimal di tingkat prodi
pada masa depan berbasis tiga pilar sehingga dampaknya terhadap
utama konservasi, internasionalisasi proses dan hasil pembelajaran belum
dan sutera. maksimal.
5. Jaminan kualitas kurikulum prodi. 2. Sistem pembelajaran yang telah
Pengembangan kurikulum prodi diatur dilakukan berkaitan dengan: materi,
dengan prosedur yang baku dikawal metode pembelajaran, penggunaan
dan didampingi universitas serta teknologi pembelajaran, evaluasi
menggunakan Panduan belum cukup selaras terhadap
Pengembangan Kurikulum yang jelas, kompetensi kurikulum.
operasional dan lengkap. 3. Implementasi sistem informasi dalam
8. Kurikulum Unnes telah seluruh kegiatan akademik
mengakomodasi dengan bobot cukup berdampak pada semakin
besar softskill mahasiswa (ketrampilan tergantungnya pelaksanaan
berpikir, berkomunikasi, pendidikan akademik terhadap IT, sehingga
karakter) yang terintegrasi dalam kerusakan pada sistem akan
mata kuliah penyusunnya. menyebabkan kurang efektifnya
9. Struktur kurikulum memberi pelaksanaan kegiatan akademik.
kesempatan mahasiswa untuk 4. Penetapan prosedur mutu dalam
berkembang mandiri sesuai setiap kegiatan menyebabkan
peminatan melalui penyediaan mata kreatifitas dosen dan tenaga
kuliah bebas pilihan. akademik terbatasi. Dosen dan
10. Tersedianya Sistem Informasi yang tenaga akademik hanya berpacu
mendorong efisiensi dan efektifitas dalam standar.
pelaksanaan administrasi akademik 5. Sebagai dampak wider mandate
dan perkuliahan. Selain itu sistem penciptaan suasana akademik
informasi juga telah menghasilkan spesifik untuk prodi-prodi
data secara real time sebagai dasar Kependidikan dan Non Kependidikan
pimpinan Jurusan, Fakultas, dan cukup sulit terealisasikan, karena
Universitas serta Badan Penjaminan mahasiswa-mahasiswa tersebut
Mutu (BPM) untuk pengambilan berada dalam ruang fisik (kampus)
keputusan yang sama.
11. Sistem Penjaminan Mutu yang telah 6. Interaksi akademik dosen-mahasiswa
tersertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA pada aspek penelitian dan
2. Melalui sertifikasi ini membuktikan pengabdian masih kurang untuk
bahwa semua kegiatan institusi pembentukan pribadi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 116
terutama dalam hal perencanaan kecendekiawanan mahasiswa.
pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi telah
sesuai dengan standard yang telah
ditetapkan
12. Kebijakan tentang otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik menimbulkan
suasana kondusif untuk meningkatkan
suasana akademik yang baik.
Peluang (opportunity) Ancaman (threat)
1. Implementasi kurikulum dalam 1. Tuntutan kebutuhan stakeholder
pembelajaran sangat terbuka untuk terhadap lulusan Unnes tidak
mengakomodasi berbagai hal untuk berjalan seimbang dengan
kebutuhan peserta didik. perubahan kurikulum di masing-
2. Sebagai salah satu LPTK yang masing Program Studi.
memiliki banyak kerjasama 2. Perguruan tinggi swasta banyak
pendidikan dengan pemerintah yang membuka program studi
daerah, lembaga swasta dan institusi kependidikan yang sama dengan
pendidikan program studi kependidikan di
3. Era sistem informasi dan teknologi Unnes;
yang menuntut sistem dan materi 3. Tuntutan perusahaan-perusahaan
pembelajaran perlu penyesuaian swasta yang semakin ketat
4. Banyak tawaran bagi lulusan untuk terhadap aspek softskill lulusan
bekerja di sekolah
RSBI/SBI/Internasional;
5. Tersedia dana penelitian kompetitif
yang dapat digunakan penelitian
kolaboratif dosen-mahasiswa;

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 117
KOMPONEN F: PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, SERTA SISTEM
INFORMASI

F.1 Sistem Alokasi Dana


Sistem Alokasi dana di Unnes telah mengacu asas akuntabilitas, transparansi,
dan efisiensi. Pengelolaan pendanaan Unnes juga menganut prinsip penganggaran
partisipatif, yakni sistem penganggaran yang melibatkan secara aktif semua jenjang
manajemen, mulai dari jurusan, fakultas, satuan-satuan kerja, sampai rektorat12.
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana
Strategis Bisnis (Renstra Bisnis) Unnes 2010-2014, Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Unnes, dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang disusun setiap tahun. RBA ini
menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan
Lembaga (RKAKL) dan penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pada
akhir tahun setiap program dievaluasi melalui dokumen Sistem Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Keuangan dengan menggunakan
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK).
Sumber keuangan Unnes yang diperoleh dari PNBP mengacu UU No. 20
Tahun 1997 tentang PNBP. Sedangkan jenis PNBP untuk Perguruan Tinggi
didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
115/KMK.06/2001 tanggal 7 Maret 2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan
Negara Bukan Pajak pada Perguruan Tinggi Negeri. Jenis penerimaan PNBP yang
dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut terdiri atas:
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan;
b. Biaya seleksi ujian masuk perguruan tinggi;
c. Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi;
d. Hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan tinggi;
e. Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga Pemerintah atau lembaga non
Pemerintah, dan
f. Penerimaan dari masyarakat lainnya.
Pelaporan PNBP dilakukan secara sentral, dikelola, dan diadministrasikan
bendahara penerimaan, sedangkan sistem penggunaannya secara terdesentralisasi
dikelola setiap unit kerja sesuai besaran alokasi dana yang diterima dan
dikoordinasikan dengan bendahara pengeluaran dalam suatu tatanan bentuk
pertanggungjawaban sesuai peraturan yang berlaku. Sumber keuangan yang diperoleh
Unnes setiap tahun dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut Daftar Isian

12
Lampiran F1 : Dokumen pengelolaan dana

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 118
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dasar dalam melaksanakan anggaran.
Perkembangan DIPA Unnes dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 6.1 Perkembangan DIPA Unnes Tahun 2008 2011
Jenis Tahun
No
Anggaran 2008 2009 2010 2011
1. Rupiah Murni 95.479.357.000 132.652.531.000 231.421.060.000 280.391.417.000
2. PNBP 72.647.387.000 106.400.752.000 128.611.930.000 131.334.554.000
Pinjaman/Hibah
3. 4.340.371.000 8.506.634.000 20.039.028.000
luar Negeri
Penerimaan
4. pembiayaan
BLU
Jumlah 168.126.744.000 160.562.463.000 368.539.624.000 368.539.600.000

Dari tahun 2009 sampai 2011 penerimaan Unnes mengalami perkembangan


dapat dilihat dalam tabel 6a.Untuk mencapai peningkatan jumlah anggaran yang
diterima, terus dikembangkan upaya melalui perencanaan, pelaksanaan, maupun
pertanggungjawaban yang tidak lepas dari peraturan yang ada. Realisasi PNBP
kegiatan operasional diperoleh dari pembayaran mahasiswa yang secara administratif
masih aktif kuliah.Jika dibandingkan PTN lain, Unnes memungut dana pendidikan
relatif lebih rendah dari mahasiswa PT lain. Dana pendidikan dari mahasiswa per
semester berkisar antara Rp.2.250.000,-.Realisasi penerimaan menunjukan bahwa
untuk pendapatan masyarakat-non Tri Darma perguruan tinggi belum maksimal. Oleh
karena itu, Unnes berkomitmen dalam peningkatan pengelolaan pendanaan dari
kemampuan Unnes adalah:
1. Penentuan biaya pendidikan pada era mendatang diharapkan justru mengurangi
tingkat ketergantungan sumber dana yang berasal dari masyarakat, melalui
peningkatan sumber pendapatan dari pengelolaan kekayaan Unnes
2. Memberdayakan Unit sebagai pusat Income Generating.
3. Dalam rangka mendukung terwujudnya universitas bertaraf internasional, proporsi
pendanaan yang digunakan pada program akademik.
4. Upaya penggalangan dana dari pihak eksternal untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan Unnes agar mencapai 50% dari total kebutuhan.
Dengan tata kelola BLU diproyeksikan dalam lima tahun ke depan akan terjadi
peningkatan dalam hal pendapatan. Sumber pendapatan BLU Unnes diproyeksikan
berasal dari 4 sumber, yaitu PNBP akademik, PNBP Non Akademik, Rupiah Murni,
hibah/donasi/kerjasama dengan mitra/institusi dari dalam dan luar negeri. PNBP
dikelola Unnes dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar:
a. Penerimaan yang terkait pelaksanaan kegiatan operasional (akademik) (eks. PP
47 Tahun 2004)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 119
b. Penerimaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan non operasional
(diluar dari ketentuan PP 47 tahun 2004), yaitu: penerimaan dari UPT
Perpustakaan, UPT Unnes Press, UPT Pengelola Aset Unnes (PAU)dan lainnya.
PNBP akan dikelola secara profesional yang ditujukan kepada peningkatan
pelayanan mutu pendidikan tinggi sesuai dengan standar pelayanan minimum yang
telah ditetapkan. Pengelolaan pendidikan dengan mengutamakan peningkatan
pengelolaan sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif dengan pertimbangan
praktik bisnis yang sehat.
Tabel Tabel 6.2 Realisasi Pendapatan PNBP Non Operasional
Tahun 2009 2011
Jumlah Dana (juta rupiah) Jumlah (juta
Sumber Dana Jenis Dana
TS-2 TS-1 TS rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Unnes Press 155 390 390 935
PAU 300 46 46 392
Labschool 17 226 226 469
Pusat Bahasa 46 414 414 874
Pendapatan
Unit Bisnis Lainnya 152 152 304
Usaha Bisnis
Pendapatan Kerjasama
6.564 6.564 13.128
Penelitian dan Pengabdian
Pendapatan Kerjasama 469 4.980 4.980 10.429
Pendapatan Usaha Lainnya 1.561 3.030 3.230 7.821

Penguatan Badan Layanan Umum pada kemampuan Universitas


mengoptimalkan pendapatan pada pusat bisnis yang dimiliki melalui efisiensi,
optimalisasi penggunaan sumber daya secara holistic. Realisasi PNBPyang bersumber
pendapatan dari masyarakat Non Tri Dharma PT pada tahun 2008 sampai 2011
diperlihatkan pada Tabel diatas.
Unit Bisnis, merupakan usaha andalan Unnes yang diprediksi menjadi
penopang pendapatan Unnes. Penerimaan dari UPT Pengelolaan Aset Unnes (PAU)
diprediksi mengalami peningkatan sebesar 10% per tahun. Peningkatan ini bersumber
dari optimalisasi aset yang dimiliki Unnes yang tersebar di Jl. Kelud Raya, Jl. Menoreh,
Jl. Bendan Ngisor, Karanganyar dan Rejosari di Semarang, Suwakul Ungaran,
Kemandungan Tegal. Sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai kegiatan
BLU Unnes yang berasal dari Pinjaman, Hibah/donasi dan Rupiah murni pada Tabel
diatas
Tabel 6.3 Realisasi Pendapatan Pinjaman/Hibah Luar Negeri
Kerjasama Tahun 2008 2011
Jumlah Dana (juta rupiah) Jumlah (juta
Sumber Dana Jenis Dana
TS-2 TS-1 TS rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pendapatan Labschool 17 226 226 469
Sumber lain
Pinjaman/Hibah Luar Negeri
(dalam dan luar 8.506 20.039 113.201 141.746
(PLN)
negeri)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 120
Proyeksi penerimaan diprediksi meningkat setiap tahun sehingga dibutuhkan
pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang baik untuk merealisasikan target
penerimaan sesuai dengan yang ditetapkan. Kondisi proporsi dana PNBP relative
semakin meningkat dibandingkan dengan dana yang bersumber dari APBN, menuntut
para pimpinan dan jajaran manajemen Unnes untuk berupaya menggali sumber dana.
Guna menjamin keandalan sumber pendanaan dan pemanfaatannya sesuai
dengan perencanaan program dan penganggarannya, Unnes telah memiliki Tim
Auditor Internal yang bekerja secara profesional sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi yang diembannya. Tim Auditor Internal bidang keuangan dan aset memeriksa
kesesuaian antara penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan dari setiap satuan
kerja. Secara periodik, tim ini melaporkan hasil pemeriksaannya kepada pimpinan
lembaga (rektor) sebagai dasar evaluasi, pembenahan di masa mendatang dan dasar
pengambilan keputusan. Laporan periodik hasil monitoring dan evaluasi disusun oleh
Tim Auditor Internal. Sub bagian yang menangani monitoring dan evaluasi di Unnes
secara periodik juga melaporkan perkembangan daya serap setiap unit kerja kepada
pimpinan universitas dan pimpinan di setiap unit kerja secara rutin.
Sistem monitoring dan evaluasi selama ini masih berbasis pada sistem
manual. Ke depan perlu dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi berbasis web,
yang dapat diintegrasikan dengan SIKADU yang sudah ada, SIMAWA, SIANGGAR, SIKEU,
SIAKUN, SIMPEG, dan lainnya..
Jumlah anggaran yang senantiasa meningkat setiap tahunnya memerlukan
pengelolaan yang senantiasa ditingkatkan melalui penyempurnaan sistem
pengelolaan keuangan sehingga Unnes kedepan juga perlu mengembangkan system
informasi perencanaan dan penganggaran. Selain itu, Unnes juga perlu merencanakan
pengembangan merit system dalam bidang keuangan. Upaya tersebut dilakukan untuk
mencapai tata kelola yang bersih dan akuntabel. Upaya-upaya yang telah dilakukan
sampai saat ini guna menuju upaya tersebut, antara lain:
1. Mengajukan usulan perubahan tata kelola keuangan dari pengelolaan keuangan
satker instansi pemerintah, menjadi pengelola keuangan BLU ini telah diterima dan
disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, sehingga sejak tanggal 17
Desember 2008, Unnes telah menerapkan Pola Pengelolaan BLU
2. Menyusun sistem akuntansi dan sistem akuntansi biaya pengelolaan keuangan.
Penyusunan ini bertujuan memberikan pedoman pelaksanaan dan pertanggung
jawaban anggaran menuju Good University Governance. Kegiatan penyusunan
sistem akuntansi pengelolaan keuangan ini didanai oleh Program Hibah Kompetisi
Institusi Tema A, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dan Imhere tahun
2010-2011.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 121
3. Menyesuaikan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) melalui pengajuan usulan revisi
OTK yang disusun dengan senantiasa memperhatikan aspek pengendalian internal
organisasi yang sehat dan baik. Sampai saat ini, proses pembahasan usulan
perubahan OTK masih berlangsung, dan diprediksi pada akhir tahun 2012, Unnes
dapat menerapkan dan menjalankan organisasi berdasarkan OTK yang baru. Revisi
OTK memiliki kontribusi yang signifikan dalam upaya pengelolaan keuangan yang
akuntabel dan penguatan unit untuk penggalian sumber sumber keuangan non
akademik. Beberapa hal yang dilakukan dalam revisi antara lain:
a. Menata struktur pengelola keuangan dengan memisahkan secara tegas antara
fungsi pembayar, fungsi operasi/belanja, dan fungsi pencatat.
b. Meningkatkan peran dan fungsi Audit Internal.
c. Meningkatkan peran dan fungsi Satuan Pengembang Bisnis.
d. Meningkatkan peran Badan Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi.
e. Meningkatkan peran Badan Pengembang Konservasi
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tata kelola keuangan
difokuskan pada ketercapaian visi, misi, dan tujuan Unnes. Hal ini dapat dilihat dari
alokasi PNBP yang sebagian besar untukaktifitas operasi perguruan tinggi, pengunaan
dana tersebut seharusnya didukung oleh kegiatan yang melibatkan unit-unit bisnis dan
laboratorium. Dana-dana tersebut dikelola secara transparan dan akuntabel digunakan
untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang lebih berkualitas.

F.2. Pengelolaan pemanfaatan, dan pemeliharaan dan sarana dan prasarana


Sistem pengelolaan prasarana dan sarana berupa kebijakan, peraturan, dan
pedoman/panduan untuk aspek pengembangan dan pencatatan, penetapan
penggunaan, keamanan dan keselamatan penggunaan, pemeliharaan/ perbaikan/
kebersihan telah disusun dan dievaluasi oleh Tenaga Ahli tahun 2010 dan tahun 2011.
Perubahan status Universitas Negeri Semarang dari satker biasa menjadi
Perguruan Tinggi Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) secara
hukum dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan RI No 362/KMK.05/2008
tentang Penetapan Universitas Negeri Semarang pada Departemen Pendidikan
Nasional sebagai instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, maka perlu dipertimbangkan dan diupayakan pengembangan
sarana dan prasarana sejalan dengan tuntutan perubahan. Perkembangan kemajuan
teknologi secara tidak langsung berimplikasi pada tuntutan pemenuhan sarana dan
prasarana yang dapat memberikan daya dukung tinggi terhadap pelaksanaan dan
penyelenggaraan Tridharma.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 122
Pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendukung kegiatan admistrasi perkantoran, proses belajar mengajar, dan kegiatan
kemahasiswaan yang berkaitan dengan prasarana gedung, ruang kantor dan ruang
perkuliahan, ruang pusat ke dilakukan bersama-sama antara Jurusan, Fakultas, BAUK.
Dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana
Universitas Negeri Semarang mengacu kepada:
a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
b) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara
Hal ini ditempuh dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk tercapainya
efektivitas seluruh proses kegiatan bagi seluruh sivitas akademika Universitas Negeri
Semarang.

F.3. Ketersediaan dan Mutu Gedung, Ruang Kuliah, laboratorium, Perpustakaan


dan lain lain

a. Bangunan Gedung
Saat ini Unnes memiliki aset kampus Sekaran seluas 1.251.416 m2,
sebagian digunakan untuk 8 bangunan fakultas, rektorat, perpustakaan pusat, gedung
gelar karya, koperasi, bank, kantor pos, PKM, poliklinik, kafetaria, audorium, dan
masjid. Aset di jalan Kelud seluas 53.477 m2, antara lain digunakan untuk auditorium,
Unnes Press, Koperasi, toko buku, warnet, apotek, dan bank. Kampus Tegal seluas
25.000 m2 dimanfaatkan untuk kegiatan PGSD. Kampus Wonosari Tugu seluas
53.613 m2 digunakan untuk kegiatan PGSD dan PGTK, sedangkan kampus Bendan
seluas 25.006 m2 digunakan untuk kegiatan program Pascasarjana. Unnes juga
memiliki kampus Pegandan seluas 28.345 m2 yang digunakan sebagai tempat
kegiatan olahraga.Lahan dan bangunan di Rejosari Semarang seluas 836 m2 dan
Suwakul Ungaran seluas 5.542 m2 belum dimanfaatkan secara optimal.
Dalam rangka memanfaatkan seluruh lahan kampus secara optimal, Unnes
telah memiliki Blog Plan 2012 yang menjadi acuan dalam pengembangan Unnes 20
tahun ke depan. Dengan Penyusunan Block-Plan Unnes Tahun 2012 ini diharapkan
bagi pengambil kebijakan di lingkungan Unnes dapat menjadi rujukan acuan, dan
pengendalian dalam perencanaan pengembangan kampus Unnes sehingga karakter
ruang tetap terjaga sesuai dengan visi Unnes dan tercipta lingkungan terbangun yang
aman dan nyaman.Setelah disusunnya Block-Plan terhadap penataan ruang di
lingkungan UNNES ini diharapkan pengambil Kebijakan dapat merancang peletakan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 123
bangunan dan sarana pendukungnya yang memenuhi persyaratan teknis lingkungan
tanpa merusak karakter ruang lingkungan.Menjadi acuan dan pengendali pelaksanaan
pengembangan/pembangunan di lingkungan UNNES.Karakter lingkungan fisik
Kampus yang terarah sesuai dengan visi Unnes sebagai Universitas Konservasi.
Sejalan kampus Sekaran dibangun dari tahun ke tahun Unnes selalu
melakukan pembangunan fisik dan infrastruktur kampus. Berkenaan dengan
perkembangan teknologi informasi, Unnes juga telah merespon dengan cara
mengintegrasikan rektorat, lembaga, perpustakaan, fakultas dan unit-unit lain. Jaringan
ini telah dilengkapi dengan fasilitas teleconference yang terhubung fasilitas jaringan
Dikti melalui program Indonesian Higher Education Network (Inherent). Fasilitas ini
memungkinkan Unnes melakukan information andresource sharing dengan seluruh PT
yang tergabung program Inherent. Selain itu, tahun 2012 ini juga melakukan integrasi
sistem menggunakan dana Inhere B2a batch III.
Salah satu infrastruktur yang menunjang kegiatan pendidikan adalah
bangunan gedung, Sampai saat ini Unnes telah memiliki 8 fakultas dan 1 program
pasca sarjana, setiap fakultas memiliki gedung sendiri. dan umumnya mengelompok
berdasarkan fakultasnya. Pada titik-titik tertentu dibuat landmark yang menandakan
fakultas tertentu. Kondisi setiap bangunan fakultas cukup terawat. Bangunan gedung
rata-rata tiga lantai dengan atap limasan joglo. Selain gedung untuk aktivitas
perkuliahan fasilitas juga dilengkapi dengan peribadatan, gazebo, kantin dan fasilitas
lainnya.
Sebagian besar bangunan tersebut tersebar dan terletak jauh dari jalan raya
utama sehingga sangat nyaman sebagai tempat perkuliahan karena jauh dari
kebisingan. Disekitar gedung kuliah setiap fakultas dilengkapi dengan fasilitas parkir
kendaraan, kantin, gazebo, lapangan, fasilitas olahraga, dan sarana peribadatan
seperti mushola. Di Fakultas Bahasa dan Seni, terdapat gedung khusus teater dan
pementasan seni dan juga dilengkapi dengan panggung terbuka permanen. Setiap
gedung fakultas memiliki fungsi yang berbeda, yaitu terdiri atas ruang kuliah, ruang
praktikum, ruang pimpinan, ruang dosen, ruang tata usaha dan ruang penunjang
lainnya. Setiap ruang memiliki standar luasan sesuai dengan fungsi dan daya
tampung.
b. Kecukupan dan Mutu Prasarana Akademik
Ketersediaan sarana dan prasarana dalam konteks pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi sangat penting karena tugas dan fungsi perguruan tinggi diantaranya
adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi, Oleh karenanya, ketersediaan sarana
prasarana ini dijadikan salah satu prioritas program. Sekalipun masih terdapat
keterbatasan, sarana dan prasarana yang ada dioptimalkan penggunaannya untuk

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 124
menyokong proses pembelajaran. Adapun kualitas sarana dan prasarana yang dikelola
Universitas Negeri Semarang dikelola langsung oleh unit antara lain:
1. Fakultas, Pascasarjana, Lembaga, dan Biro. Secara umum sarana dan prasarana
dalam rangka mendukung penyelenggaraan Tri Dharma terdiri atas:
1) Lahan Kampus:
a) Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang seluas 1.262.804 m2
b) Kampus Jalan Kelud Raya, Kelurahan Petompon Kecamatan Gajah
Mungkur Kota Semarang seluas 53.957 m2
c) Kampus Jalan Lamongan, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajah
Mungkur Kota Semarang seluas 25.551 m2
d) Kampus Jalan Meoreh Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajah Mungkur
Kota Semarang seluas 28.345 m2
e) Kampus Jalan Ki Sarino Mangun Pranoto, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan
Ungaran Barat, Kabupaten Semarang seluas 1.690 m2
f) Kampus Jalan Raya Karanganyar, Kelurahan Naglian, Kecamatan Tugu,
Kota Semarang seluas 53.614 m2
g) Kampus Jalan Kompol Suprapto No. 4 Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal
seluas 25.000 m2.
2) Ruang kuliah berkapasitas rata 40 orang/kelas
a) Fakultas Ilmu Pendidikan 16 ruang kuliah
b) Fakultas Bahasa dan Seni 63 ruang kuliah
c) Fakultas Ilmu Sosial 19 ruang kuliah
d) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 44 ruang kuliah
e) Fakultas Teknik 36 raung kuliah
f) Fakultas Keolahragaan 21 ruang kuliah
g) Fakultas Ekonomi 19 raung kuliah
h) Fakultas Hukum 4 ruang kuliah
i) Program Pascasarjana 42 ruang kuliah.
Luasan ruang kuliah yang dimiliki Unnes seluas 32.184,40 m2
3) Ruang laboratorium yang dimiliki Unnes yang resebar di berbagai fakultas
seluas 54.416,60 m2
4) Ruang studio 119 m2
5) Ruang serbaguna 2,948 m2
6) Ruang dosen 7.058 m2
7) Ruang Administrasi 8,344,40 m2
8) Ruang Perpustakaan 4,326 m2

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 125
c. Kecukupan dan Mutu Prasarana Akademik Prasarana non-akademik (fasilitas
pengembangan minat, bakat, dan kesejahteraan)
Beberapa fasilitas pengembangan minat, bakat, dan kesejahteraan selalu
diupayakan pengembangannya. Daftar fasilitas tersebut dapat dilihat pada tabel .
Tabel 6.4 Daftar Fasilitas Non Akademik di Unnes

Jenis Kepemilikan* Kondisi**


Total
Prasarana Jumlah Sewa/ Tidak
No. Luas Milik
Pendukun Unit 2
Pinjam/Ker Terawat Terawa
(m ) Sendiri
g jasama t
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Gedung 11 7.138 V V
Asrama
Mahasiswa
2 Gedung 1 1.215 V V
UKM
3 Gedung 3 867 V V
PKM
4 Koperasi 2 96 V V
Mahasiswa
...
9.316
Luas Seluruhnya

d. Rencana pengembangan prasarana.


Unnes telah memiliki rencana pengembangan prasarana yang tertuang dalam
Rencana Induk Pengembangan, Master Plan, dan Rencana Strategis Bisnis Unnes
Tahun 2010-2014. Pengembangan prasarana Unnes sebagian besar berasal dari
rupiah murni. Realisasi pengembangan prasarana Unnes dari tahun 2010 sampai 2012
dapat dilihat pada tabel .

Tabel 6.5 Realisasi Pengembangan Prasarana Unnes


Tahun Realisasi
2010 774.334.695.178
2011 900.276.943.544
s/d Triwulan 3:2012 952.163.715.026

Keberlanjutan pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana dan


prasarana di Universitas Negeri Semarang cukup terjamin karena hampir seluruh
proses pendanaan untuk pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana dan
prasarana yang ada dikoordinasikan ditingkat universitas. Dana untuk keperluan
tersebut selalu diprogramkan sesuai dengan usulan dari unit-unit yang ada
dilingkungan Unnes.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 126
Proses pengadaan, memeliharaan, dan pemanfaatannya telah disusun Standar
Operasional Prosedur (SOP) baik tingkat Universitas maupun Fakultas, Lembaga dan
Biro. Sarana dan prasarana tersebut di atas sangat sesuai dengan aktivitas
penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan mengingat sejak awal telah dilakukan
perencanaan kebutuhan bangunan dan sarana prasarana lainnya. Pada tahun 2012
sambai dengan tahun 2013 telah dilakukan perencanaan pembangunan gedung untuk
fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dilihat dari jumlah ruang ruliah fakultas Ekonomi
dan Fakultas Hukum dirasa masih kurang, secara perencanaan bahwa pembangunan
dengan biaya pinjaman dari Islamic Development Bank..

e. Kecukupan koleksi perpustakaan, aksesibilitas termasuk ketersediaan dan


kemudahan akses e-library.
Koleksi perpustakaan di Unnes terdiri dari buku teks, jurnal Internasional, jurnal
nasional terakreditasi, prosiding, dan lainnya. Kecepatan akses internet di Unnes
adalah 1 Gbps, sehingga Stakeholder Unnes mudah mengakses jurnal-jurnal
bereputasi internasional. Adapun alamat website yang biasa diakses tingkat nasional
adalah ebsco, proquest, garuda, dan lainnya. Jika pengunjung ingin menggunakan
fasilitas e-library maka Unnes juga menyediakan http://lib.unnes.ac.id/ untuk
mengakses perpustakaan yang ada di Unnes.

f. Aksesibilitas dan pemanfaatan bahan pustaka.


Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi utama di universitas.
Perpustakaan memainkan peran penting dalam penyebaran pengetahuan baik melalui
cetakan maupun elektronik yang memperkaya elemen ilmu pengetahuan. Saat ini
perpustakaan Unnes telah menyediakan kedua bahan informasi tersebut. Bahan
informasi elektronik sudah dapat diperoleh baik melalui CD-ROM maupun internet.
Beberapa jurusan dan fakultas juga memiliki ruang koleksi buku dan baca, yang
sebagian diantaranya juga telah terhubung dengan jaringan informasi lokal dengan
perpustakaan universitas.
Dalam rangka mendukung program akademik, layanan perpustakaan dan
koleksi perpustakaan di Unnes perlu ditingkatkan. Pada tahun 2011 perpustakaan
Unnes memiliki koleksi sebanyak 61.965 judul dan 142.239 eksemplar. Jumlah
tersebut meningkat sebesar 83% dari tahun sebelumnya yakni berjumlah 61.457 judul
dan 140.982 eksemplar. Sebanyak 36.691 judul merupakan koleksi berbahasa
Indonesia, 23.473 judul berbahasa Inggris dan 1.801 judul berbahasa Asing. Selama
tahun 2011 Unnes telah menambah koleksinya sejumlah 508 judul /1.257 eksemplar.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 127
Perpustakaan Unnes terdapat di gedung G Kampus Sekaran. Perpustakaan
melayanistakeholder hari senin sampai Jumat dari jam 07.00 sampai jam 16.00 dan
hari sabtu dari jam 07.00 sampai jam 13.00. Rata-rata pendatang per bulannya
adalahsekitar 10.000 pengunjung.
Di perpustakaan Unnes, pengunjung bebas mencari bahan pustaka, bebas
meminjam, dan bebas memohon bantuan mencari bahan pustaka dari perpustakaan
lain. Unnes telah melakukan kerjasama dengan perpustakaan di luar Unnes misal
perpustakaan daerah, Undip, UGM, Unsoed, dan lainnya.Perhatian pimpinan
universitas terhadap peningkatan layanan perpustakaan semakin membaik,
sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan anggaran untuk menambah koleksi bahan
pustaka. Kenaikan anggaran yang cukup signifkan terjadi pada tahun 2008 sampai
2011 dengan adanya pembelian beberapa jurnal dan CD ROM.
Perpustakaan universitas saat ini juga menunjukkan sebagai perpustakaan
universitas yang progresif dengan banyak inisiatif, terutama dalam mewujudkan dan
mengimplementasikan on line library sistem. Selain itu, perpustakaan Unnes telah
tumbuh menjadi pusat pembelajaran dan infomasi yang dapat mendukung kebutuhan
universitas. Perpustakaan universitas menempati bangunan yang cukup representatif
dengan luas lantai 6.111,20 m2 dan terletak di bagian tengah dari kampus. Ruang
yang tersedia dialokasikan untuk berbagai tujuan, yang sebagian besar untuk ruang
baca dan koleksi buku.
Jumlah pustakawan di Unnes adalah 18 orang sehingga belum memadai untuk
melayani jumlah koleksi dan kunjungan. Oleh karena hal tersebut, justru memicu
Unnes terus mengembangkan digitalisasi perpustakaan. Penerapan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pelayanan pepustakaan telah menyentuh manajemen
perpustakaan. Implementasi teknologi informasi dan komunikasi ini makin
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Pemanfaatan TIK selanjutnya ditingkatkan untuk
memberikan layanan informasi.
Koleksi buku perpustakaan universitas terbanyak dalam bidang ilmu sosial
diikuti ilmu terapan dan sejarah serta geografi. Pembagian ini ternyata belum sesuai
dengan proporsi jumlah mahasiswa pada setiap jurusan atau fakultas. Koleksi bentuk
pustaka lainnya, seperti CD-ROM, jurnal juga menunjukkan kesamaan. Pada tiga
tahun terakhir jumlah koleksi perpustakaan universitas menunjukkan pertumbuhan
yang signifikan. Untuk mengantisipasi kondisi ini, manajemen universitas telah
membantu mengembangkan sistem informasi guna mengelola koleksi buku menjadi
bahan ajar dari staf edukatif. Strategi untuk menjadikan tugas akhir (skripsi, thesis dan
disertasi) menjadi koleksi pustaka perlu perbaikan.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 128
Jurnal on line dapat diakses diseluruh jaringan serat optik Unnes untuk 24 jam
dan gratis. Keberadaan jumlah judul jurnal selalu meningkat setiap saat sesuai dengan
ketersediaan jurnal di server luar`negeri yang selalu menampilkan judul artikel terbaru.
On line Journal ini juga dilengkapi dengan back up data yang berupa CDROM. Namun
bedanya untuk on line datanya selalu terkini (current). Hal ini untuk mengantisipasi
bagi pengguna yang membutuhkan journal dengan edisi lama (back issue) cukup
akses via CDROM sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan bandwidth
internasional yang tersedia.
Ketersediaan koleksi yang memadai ini direspon cukup positif oleh sivitas
akademika. Jumlah transaksi baik manual maupun on line dari waktu ke waktu terus
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan telah berkembang menjadi salah
satu kekuatan Unnes dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, khususnya dalam
penyediaan informasi. Ini juga ditunjukkan dengan kinerja perpustakaan yang baik dan
dapat menjadi rujukan nasional untuk pengembangan perpustakaan.
Terhubungnya ruang baca dengan Perpustakaan pusat semakin memudahkan
para sivitas akademika untuk mendapatkan informasi pustaka yang dibutuhkan.
Dengan demikian resources sharing dan efisiensi dapat dilakukan
Pertukaran data antar PT (interoperability) sudah dimulai terutama dengan PTN
lain, yaitu antara UGM, Undip, Polines, dan lainnya dengan memanfaatkan jaringan
INHERENT. Dengan demikian, ILL (Inter Library Loan) dan Document Delivery
Services antar Perguruan Tinggi sudah dapat terwujud walaupun masih antar PT di
Jawa Tengah dan DIY. Hal ini disebabkan karena faktor kesiapan PT masing-masing
dan kesiapan SDM yang mumpuni. Perpustakaan tanpa ditunjang dengan kemampuan
skill SDM yang handal sangat sulit untuk mewujudkan layanan kepada user yang
memadai dalam kondisi keterbatasan dana sementara tuntutan user semakin
beragam.
Dalam IDLN dikembangkan koleksi tercetak menjadi dokumen elektronik yang
akan lebih cepat diakses, lebih mudah dan dapat diakses secara on line. Sehingga
konsep perpustakaan yang sekarang menjadi perpustakaan tanpa dinding. Untuk itu
semua koleksi Unnesseperti laporan penelitian, tesis, disertasi, skripsi, hasil kegiatan
ilmiah seperti workshop, lokakarya, seminar dimasukkan dalam dokumen elektronik
yang dikenal dengan Digital Library. Kerjasama ini dilakukan tidak hanya dalam negeri
bahkan sampai ke perpustakaan maupun sumber informasi yang diluar negeri pun
dapat dilayani asalkan pemakai mampu menanggung biaya koneksi, maupun
pengiriman dan biaya informasi itu sendiri.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 129
g. Penyediaan prasarana dan sarana pembelajaran terpusat untuk mendukung
interaksi akademik antara mahasiswa, dosen, pakar, dan nara sumber
lainnya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dan aksesibilitasnya

Prasarana dansarana pembelajaran (antara lain perpustakaan dan


laboratorium) yang terpusat dan lengkap serta mudah diakses sivitas
akademika.Sarana dan prasarana tersebut di atas sangat sesuai dengan aktivitas
penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan mengingat sejak awal telah dilakukan
perencanaan kebutuhan bangunan dan sarana prasarana lainnya. Pada tahun 2012
sampai dengan tahun 2013 telah dilakukan perencanaan pembangunan gedung untuk
fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dilihat dari jumlah ruang ruliah fakultas Ekonomi
dan Fakultas Hukum dirasa masih kurang, secara perencanaan bahwa pembangunan
dengan biaya pinjaman dari Islamic Development Bank.

F.4. Rancangan Pengembangan Sistem informasi


Untuk sistem informasi, UNNES sudah memiliki akses internet gratis untuk
mahasiswa dan dosen dengan akses WIFI pada masing-masing fakultas. Sistem
informasi akademik, sistem informasi kepegawaian, dan lembaga-lembaga di UNNES
sudah diintegrasikan dalam satu sistem komputerisasi melalui website
www.unnes.ac.id.
Hingga menjelang pertengahan 2000-an, di Unnes masih terdapat sejumlah
pulau-pulau informasi. Metafor ini merujuk pada jamaknya unit-unit yang menjadi
sumber informasi formal Unnes. Implikasi dari jamaknya sumber-sumber informasi ini
adalah produksi dan distribusi informasi yang tidak konsisten, kontradiktif satu sama
lain. Komitmen untuk mengintegrasikan informasi dan sumbernya ini muncul pada
pertengahan 2000-an, tepatnya tahun 2004 di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA). Komitmen tersebut kemudian diwujudkan oleh Jurusan
Fisika melalui dukungan dana dari Program Hibah Due-Like Batch III. Selanjutnya
sistem informasi ini diadopsi dan diimplementasikan oleh Fakultas MIPA dan ternyata
cukup mampu mengakomodasi kebutuhan administasi akademik untuk seluruh
fakultas (dengan pengguna di atas 500 orang). Puncaknya, setelah diberikan evaluasi,
pada semester genap 2006/2007, Sikadu mulai diadopsi untuk mengelola administrasi
akademik Unnes, dengan total pengguna lebih dari 22.000 orang
(http://akademik.unnes.ac.id).
Bandwidth internet global minimal 90 Mbps simetrik BW. Bandwidth IIX
(Iptransit/internet) minimal 45 Mbps simetrik BW. Koneksi ke Unnes PPS Bendan
Ngisor min 12 Mbps simetrik BW. Koneksi ke Unnes Kampus Kelud min 1 MBps
simetrik BW. Koneksi ke Kampus UPP PGSD Karanganyar min 6 Mbps simetrik BW.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 130
Kelengkapan lain: Media layanan yang disediakan semuanya menggunakan Fiber
Optik yang homogen (tidak bercampur dengan wireless). Rasio dedicated 1;1. SLG
(service level guarance), 99% (waktu downtime maksial 15 menit per hari).
Kelengkapan lain helpdesk 24 jam. Grafik monitoring/utilisasi layanan yang selalu
terupdate. Perangkat aktif berupa aktif berupa reuter distribusi di sisi client disediakan
penyedia. DNS management untuk unnes.ac.ic per hari.
Untuk mendukung pengembangan aplikasi TIK di atas, Unnes telah
mengembangkan Rencana Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Renstra
berisi kebijakan strategis pengembangan, implementasi, dan pengelolaan TIK untuk
jangka waktu lima tahun, mulai tahun 2007 hingga tahun 2012. Arah umum
pengembangan TIK di Unnes adalah; (1) keberadaan TIK sebagai piranti pendukung
utama Decision Support System (DSS) sekaligus pemanfaatan sistem tersebut dalam
berbagai pengembangan kebijakan dan keputusan Unnes; (2) pendayagunaan
software TIK legal.
Pada perkembangannya, success story layanan administrasi akademik online
(http://akademik.unnes.ac.id) juga diimplementasikan bagi tata administrasi bidang
lain, seperti bidang keuangan (http://sikeu.unnes.ac.id), kepegawaian
(http://simpeg.unnes.ac.id). perpustakaan (http://lib.unnes.ac.id) dan kemahasiswaan
(http://simawa. unnes.ac.id).Pencapaian tertinggi Unnes dalam konteks
pengembangan sistem aplikasi ini adalah kemampuan Unnes untuk menyatukan basis
data. Implikasinya kontradiksi informasi yang terjadi selama era sebelum pertengahan
2000-an tidak lagi terjadi. Pengembangan sistem ini didukung antara lain melalui
skema hibah K-2, K-1, PHKI tema A tahun 2009-2011, PHKI tema B tahun 2010-2012,
Imhere B1 2 tahun 009-2012, dan Imhere B2a tahun 2010-2012.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 131
Gambar 6.1 Keterpaduan Sistem Informasi Basis Data

Sistem informasi untuk layananan akademik, keuangan, kepegawaian, dan


kemahasiswaan dikembangkan menggunakan open source software.Hal ini sebagai
usaha untuk meningkatkan efisiensi manajemen pendidikan Unnes. Sekaligus sebagai
usaha peberdayaan dan penggunaan open source software dalam praktik
penyelengaraan pendidikan. Unnes melangkah untuk meningkatkan kemandirian dan
daya saing bangsa Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi melalui
pendayagunaan perangkat lunak legal.

F.5. Kecukupan dan kesesuaian sumber daya, sarana prasarana pendukung


untuk pemberdayaan sistem informasi

Menyangkut daya dukung TIK dapat dikemukakan beberapa data berikut. Pada
tahun 2005 bandwidth internet Unnes masih 512Kbps, tahun 2006 meningkat menjadi
4 kali lipat yaitu 2Mbps. Pada akhir tahun 2007 dengan bekerjasama dengan PT
Telkom tbk, bandwidth Unnes akan diupgrade menjadi 5 Mbps dan tahun 2009
ditingkatkan menjadi 10Mbps. Sedangkan pada tahun 2012ini telah mencapai 1 Gbps.
dengan kata lain rasio bandwidth di Unnes melebihi 1Kbps per mahasiswa. Meski rasio
bandwith per mahasiswa dipandang ideal namun pelayanan akses oleh mahasiswa
terkadang dinilai cukup memadai.Hal tersebut karena akses ke jaringan data lokal
dilakukan melalui jaringan serat optik.
Berkaitan dengan daya dukung infrastruktur jaringan komputer.Jaringan serat
optik dilingkungan kampus utama Unnes digelar untuk menghubungkan Rektorat ke
seluruh gedung fakultas dan perpustakaan pusat.Jaringan ini sebagai usaha untuk
memberikan jaminan koneksi dan akses terhadap data dan informasi baik akademik,
keuangan, dan juga kepegawaian.Meskipun jaringan ini belum ideal namun dirasakan
cukup memadai dalam memberikan layanan koneksi dan akses informasi.
Selain itu, Unnes menyediakan perangkat pendukung sistem disaster recovery
berupa 12 server yang berperan sebagai server backup dan data storage serta genset
khusus. Hal tersebut untuk mengatasi terjadinya kemungkinan terburuk yaitu hilangnya
data dan tidak jalannya sistem, selain itu juga akan berdampak positif dalam efisiensi
dan efektifitas layanan. Efisiensi dan efektivitas layanan ini dengan didasarkan pada
kebijakan yang mengatur aliran dan otorisasi akses data yang dirumuskan
berdasarkan konsep sentralisasi sistem dan desentralisasi kewenangan. Kebijakan ini
tertuang dalam Peraturan Rektor No. 10 Tahun 2007 tentang pembagian tugas
operator Sikadu (Sistem Informasi Akademik Terpadu) di pusat dan fakultas,

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 132
penyusunan buku panduan Sikadu versi mahasiswa, dosen dan Administrator serta
Operator.

F.6. Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi


Portal resmi Unnes adalah http://www.unnes.ac.id.Portal ini berisi semua
informasi resmi yang dikeluarkan oleh Unnes berkaitan dengan kebijakan pimpinan,
informasi terbaru, dan profil kelembagaan.Melalui situs ini pula, masyarakat dapat
memberikan komentar, kritik dan sarannya kepada Unnes.Semua informasi yang
ditampilkan dalam portal ini di bawah koordinasi bagian humas Unnes, sedangkan
untuk sistemnya di bawah kendali Badan Pengembang Teknologi Informasi dan
Komunikasi (BPTIK).
Implementasi TIK di Unnes telah memberikan sejumlah maslahat besar bagi
Unnes mulai dari meningkatnya citra publik Unnes, meningkatnya peran Unnes dalam
pembangunan pendidikan nasional dan meningkatnya kerjasama Unnes dengan
berbagai pihak. Dalam hal citra publik misalnya, Unnes telah masuk ke orbit
Webometrics, meskipun dengan posisi yang masih fluktuatif. Berkenaan dengan peran
publik, Unnes saat ini dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
(c.q. Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk
membangun Sistem Pengelolaan Sertifikasi Guru dalam portal Konsorsium Sertifikasi
Guru (KSG, http://ksg.or.id) yang berawal dari portal portofolio Unnes juga telah
berhasil membangun aplikasi pengelolaan administrasi sertifikasi guru (ASG) yang
dipakai oleh seluruh rayon penyelenggara guru sertifikasi guru di seluruh Indonesia.

Tabel 6.6 Tautan internal pada portal Unnes yang menggambarkan


bidang dan fungsionalisasi berbasis web

No Bidang/Unit Fungsionalisasi URL

1 Akademik Sikadu Sistem http://akademik.unnes.ac.id


Kemahasiswaan informasi akademik http://skripsi.unnes.ac.id/skripsi_v1/
Terpadu (Registrasi- http://kkn.unnes.ac.id/
Perkuliahan- http://kinerja.unnes.ac.id/v1/
Portofolio dan http://elena.unnes.ac.id/
Sertifikasi Dosen) http://journal.unnes.ac.id/web/
http://bidikmisi.unnes.ac.id/
http://skripsi.unnes.ac.id/skripsi_v1/
http://ppl.unnes.ac.id/v1/

2 Penerimaan UM-onLine http://spmu.unnes.ac.id


Maba
3 Kepegawaian Simpeg Sistem http://simpeg.unnes.ac.id
Informasi Manajemen http://simpakdos.unnes.ac.id/
Kepegawaian

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 133
No Bidang/Unit Fungsionalisasi URL

4 Perpustakaan SIP Sistem http://lib.unnes.ac.id


Informasi http://otomasi.unnes.ac.id/
Perpustakaan
Digital Library http://digilib.unnes.ac.id

5 Monitoring RDP http://rdp.unnes.ac.id


Penganggaran
6 Lembaga SI Penelitian http://lemlit.unnes.ac.id
Penelitian
7 Lembaga PPM http://lpm.unnes.ac.id
Pengabdian
pada
Masyarakat
8 Dokumentasi e-Document Portal http://edocument.unnes.ac.id
Elektronik dan http://edutube.unnes.ac.id
Multimedia
9 Kerjasama Portal Informasi http://kerjasama.unnes.ac.id
tentang kerjasama
antara Unnes dengan
lembaga lain.
10 Email Server Web mail untuk http://staff.unnes.ac.idhttp://mail.unnes.ac.id
semua civitas http://students.unnes.ac.id
acdemica
11 Fakultas, Portal media http://www.unnes.ac.id
Jurusan dan informasi dan http://fip.unnes.ac.id
Program Studi komunikasi berbagai http://fbs.unnes.ac.id
dan Unit kegiatan di l masing- http://fis.unnes.ac.id
dilingkungan masing unit http://mipa.unnes.ac.id
Unnes http://ft.unnes.ac.id
http://fik.unnes.ac.id
http://fe.unnes.ac.id
http://fh.unnes.ac.id
12 Keuangan Portal http://sianggar.unnes.ac.id/
Penganggaran, http://sikeu.unnes.ac.id/v4/
keuangan, http://siakun.unnes.ac.id/
pelaporan, dan http://laporan.unnes.ac.id/
akuntansi http://lakip.unnes.ac.id/
13 Aset Pengadaan dan http://lpse.unnes.ac.id/eproc/app
pengelolaan aset
14 Lain-lain BPTIK http://bptik.unnes.ac.id/

BPM http://bpm.unnes.ac.id/

Sertifikasi Guru http://portofolioguru.unnes.ac.id


Rayon 12
Sertifikasi Dosen http://akademik.unnes.ac.id/serdos
PSD-Unnes
Pemberdayaan http://damandiri.unnes.ac.id
POSDAYA dengan
TIK
Pendayagunaan http://poss.unnes.ac.id
Open Source

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 134
No Bidang/Unit Fungsionalisasi URL

Software (POSS)

Meskipun sistem TIK yang telah dikembangkan Unnes belum genap berumur
lima tahun, namun berbekal success story yang telah dicapai, Unnes merasa
terpanggil secara moral dan percaya diri untuk mulai mengabdikan sebagian karya-
karya terbaiknya di bidang TIK kepada publik. Salah satu karya Unnes dalam bidang
TIK yang mulai didedikasikan bagi pengembangan pendidikan di Jawa Tengah adalah
Sistem Informasi Sekolah (SIS).Sistem ini dihibahkan Unnes secara cuma-cuma
kepada sekolah yang bersedia bergabung. Unnes juga menyediakan layanan lain yang
disediakan untuk sekolah-sekolah yang bergabung. Layanan tersebut mempunyai sifat
berlangganan bagi sekolah yang bersedia, dengan biaya tertentu. Produk-produknya
antara lain perangkat pendukung dan media pembelajaran. Meskipun demikian, hal ini
tidak dimaksudkan sebagai bentuk komersialisasi pembelajaran, karena secara
spesifik langkah tersebut dimasa mendatang digunakan untuk mendukung pembiayaan
operasional mahasiswa Unnes yang berasal dari kelompok masyarakat kurang
beruntung.

F.7. Deskripsi SWOT Komponen F

a. Kekuatan
1. Pengelolaan pendanaan menganut prinsip penganggaran partisipatif
2. Setiap program dievaluasi setiap tahun melalui dokumen LAKIP
3. Penerimaan Unnes setiap tahun mengalami peningkatan
4. Besarnya unit kos tunggal mahasiswa Unnes relatif lebih rendah dari mahasiswa
PTN lainnya
5. Jaminan pengelolaan keuangan yang bersih dan penggunaan yang dapat
dipertanggungjawabkan
6. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup memadai. Hal ini sangat
menunjang kegiatan tridarma perguruan tinggi, dan kegiatan administrasi.
7. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup beragam. Hal ini sangat
menunjang kegiatan-kegiatan yang sifatnya spesifik dan membutuhkan sarana dan
prasarana spesifik pula
8. Memiliki Renstra TIK tahun 2007 2012
9. Sudah mengembangkan dan menggunakan sejumlah sistem informasi untuk
menyelenggarakan adminstrasi akademik, keuangan, kepegawaian dan juga
kemahasiswaan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 135
10. Memiliki daya dukung akses internet yang cukup memadai (20Mbps)
11. Memiliki 12 server sebagai sistem disaster recovey
12. Unnes masuk orbit Webometrics wujud komitmen yang kuat untuk meningkatkan
performance layanan TIK kepada seluruh stakeholder
13. ASG wujud kepercayaan nasional terhadap Unnes dalam penguasaan TIK
14. Pemberdayaan OSS untuk meningkatkan daya saing Unnes
15. Jaringan serat optik yang menghubungkan rektorat ke seluruh gedung fakultas dan
perpustakaan pusat.
16. Penghibahan SIS ke sekolah-sekolah untuk menunjang administrasi akademik

b. Kelemahan
1. Sumber dana utama masih diperoleh dari pemerintah
2. Penerimaan pendapatan unit bisnis belum maksimal
3. Penggalian dana dari kerjasama belum optimal
4. Promosi usaha potensial yang telah dikembangkan belum optimal
5. Masih terbatasnya dana operasional pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal ini
mengakibatkan adanya skala prioritas dalam pemeriharaan sarana dan prasarana.
6. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes untuk
mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
7. Belum memiliki sistem informasi perencanaan dan penganggaran untuk
mendukung BHPP
8. Belum mempunyai redudant network untuk meningkatkan jaminan koneksi dan
akses data dan informasi
9. Pada sisi pengguna aplikasi dan sistem informasi perlu ditingkatkan dan
disebarluaskan
10. Pengelolaan dan pemeliharaan redudant network

c. Peluang
1. Sumber dana yang berasal dari negara diharapkan dapat mengurangi satuan biaya
prodi
2. Tersedia dana kompetitif dari pemerintah yang rutin dikompetisikan setiap tahun
3. Adanya tawaran hibah/pinjaman luar negeri
4. Adanya peluang kerjasama dengan pihak lain untuk penyandang dana pengadaan
sarana dan prasarana
5. Sumber Anggaran untuk pemeliharaan berdasarkan sarana dan prasarana yang
dimiliki

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 136
6. Berpeluang besar untuk mendapatkan berbagai program hibah kompetitif yang
terkait dengan pengembangan TIK
7. Meningkatkan peran Unnes untuk memberikan solusi berkaitan dengan penerapan
TIK pada tingkat regional maupun nasional
8. Pemberdayaan dan berbagi aplikasi open source software
9. Globalisasi membuka peluang persaingan menuju perguruan tinggi profesional di
dalam maupun di luar negeri

d. Ancaman
1. Meningkatnya kebutuhan dana operasional sebagai penunjang kegiatan Unnes
2. Meningkatnya biaya operasional mahasiwa terkait peningkatan harga alat-alat
laboratorium dan literatur
3. Perkembangan pendidikan dan layanan dari lembaga lain yang lebih marketable
4. Inflasi yang tinggi, kemampuan ekonomi masyarakat yang lemah.
5. Ancaman terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat berupa
bencana alam, pencurian, penyalahgunaan, bahkan human error.

Tabel 6.7 Analisis SWOT Komponen F


Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Pengelolaan pendanaan menganut 1. Sumber dana utama masih


prinsip penganggaran partisipatif diperoleh dari pemerintah
2. Setiap program dievaluasi setiap 2. Penerimaan pendapatan unit bisnis
tahun melalui dokumen LAKIP belum maksimal
3. Penerimaan Unnes setiap tahun 3. Penggalian dana dari kerjasama
mengalami peningkatan belum optimal
4. Besarnya unit kos tunggal 4. Promosi usaha potensial yang telah
mahasiswa Unnes relatif lebih dikembangkan belum optimal
rendah dari mahasiswa PTN lainnya 5. Masih terbatasnya dana
5. Jaminan pengelolaan keuangan operasional pemeliharaan sarana
yang bersih dan penggunaan yang dan prasarana. Hal ini
dapat dipertanggungjawabkan mengakibatkan adanya skala
6. Sarana dan prasarana yang dimiliki prioritas dalam pemeriharaan
Unnes cukup memadai. Hal ini sarana dan prasarana.
sangat menunjang kegiatan 6. Belum optimalnya pemanfaatan
tridarma perguruan tinggi, dan sarana dan prasarana yang dimiliki
kegiatan administrasi. Unnes untuk mendukung
7. Sarana dan prasarana yang dimiliki penyelenggaraan Tri Dharma
Unnes cukup beragam. Hal ini Perguruan Tinggi
sangat menunjang kegiatan- 7. Belum memiliki sistem informasi
kegiatan yang sifatnya spesifik dan perencanaan dan penganggaran
membutuhkan sarana dan untuk mendukung BHPP
prasarana spesifik pula 8. Belum mempunyai redudant
8. Memiliki Renstra TIK tahun 2007 network untuk meningkatkan
2012 jaminan koneksi dan akses data
9. Sudah mengembangkan dan dan informasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 137
menggunakan sejumlah sistem 9. Pada sisi pengguna aplikasi dan
informasi untuk menyelenggarakan sistem informasi perlu ditingkatkan
adminstrasi akademik, keuangan, dan disebarluaskan
kepegawaian dan juga 10. Pengelolaan dan pemeliharaan
kemahasiswaan redudant network
10. Memiliki daya dukung akses
internet yang cukup memadai
(20Mbps)
11. Memiliki 12 server sebagai sistem
disaster recovey
12. Unnes masuk orbit Webometrics
wujud komitmen yang kuat untuk
meningkatkan performance layanan
TIK kepada seluruh stakeholder
13. ASG wujud kepercayaan nasional
terhadap Unnes dalam penguasaan
TIK
14. Pemberdayaan OSS untuk
meningkatkan daya saing Unnes
15. Jaringan serat optik yang
menghubungkan rektorat ke seluruh
gedung fakultas dan perpustakaan
pusat.
16. Penghibahan SIS ke sekolah-
sekolah untuk menunjang
administrasi akademik
17. Jaringan serat optik yang
menghubungkan rektorat ke seluruh
gedung fakultas dan perpustakaan
pusat
18. Penghibahan SIS ke sekolah-
sekolah untuk menunjang
administrasi akademik
Peluang (O) Ancaman (T)

1. Sumber dana yang berasal dari 1. Meningkatnya kebutuhan dana


negara diharapkan dapat operasional sebagai penunjang
mengurangi satuan biaya prodi kegiatan Unnes
2. Tersedia dana kompetitif dari 2. Meningkatnya biaya operasional
pemerintah yang rutin mahasiwa terkait peningkatan harga
dikompetisikan setiap tahun alat-alat laboratorium dan literatur
3. Adanya tawaran hibah/pinjaman 3. Perkembangan pendidikan dan
luar negeri layanan dari lembaga lain yang
4. Adanya peluang kerjasama dengan lebih marketable
pihak lain untuk penyandang dana 4. Inflasi yang tinggi, kemampuan
pengadaan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat yang lemah.
5. Sumber Anggaran untuk 5. Ancaman terhadap pemeliharaan
pemeliharaan berdasarkan sarana dan pemanfaatan fasilitas yang ada
dan prasarana yang dimiliki dapat berupa bencana alam,
6. Berpeluang besar untuk pencurian, penyalahgunaan,
mendapatkan berbagai program bahkan human error.
hibah kompetitif yang terkait dengan
pengembangan TIK
7. Meningkatkan peran Unnes untuk
memberikan solusi berkaitan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 138
dengan penerapan TIK pada tingkat
regional maupun nasional
8. Pemberdayaan dan berbagi aplikasi
open source software
9. Globalisasi membuka peluang
persaingan menuju perguruan tinggi
profesional di dalam maupun di luar
negeri

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 139
KOMPONEN G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT, DAN KERJASAMA

G.1. Mutu, produktivitas, relevansi sasaran, dan efisiensi pemanfaatan dana


penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat

Mutu kegiatan utama bidang Penelitian dan Pelayanan/Pengabdian kepada


Masyarakat dikelola melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LP2M) Unnes dengan tugas utama mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh universitas, unit-unit lain yang ada di
lingkungan universitas, termasuk kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilakukan
oleh universitas dengan melibatkan instansi lain.
Komitmen untuk selalu meningkatan mutu berupa kualitas dan kuantitas
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam proses seleksi, pilihan
tema/bidang penelitian/pengabdian, juga dalam pelaksanaan serta evaluasinya,
sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi semua pihak, dan lebih luas
lagi dapat bekontribusi secara nyata untuk percepatan pembangunan di berbagai
bidang yang dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, dan peningkatan
kualitas kehidupan bangsa secara utuh.
Selain itu, peningkatan publikasi laporan hasil penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat lewat web dan penataan laporan yang dalam bentuk cetak pada
tempat yang memadai dan menarik untuk dikunjungi bagi semua pihak yang
membutuhkan terutama masyarakat luas, dan memberikan nilai tambah kepada
mereka dalam rupa apapun. Sehingga kegiatan dan penyusunan laporan yang telah
dibiayai dengan APBN dengan nilai uang yang cukup besar dan cenderung naik setiap
tahunnya tidak lagi menjadi tumpukan dokumen tanpa makna yang menyesakan
ruangan dan pandangan.
Peningkatan kegiatan kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah
maupun swasta pada tingkat lokal, regional, nasional, serta internasioanl yang saling
menguntungkan dan bermanfaat bagi lembaga, bangsa juga negara perlu selalu
dilakukan serta terus ditingkatkan. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah
dana kegiatan kerjasama yang bisa dikelola untuk mendukung perluasan dan
keanekaragaman kegiatan LP2M UNNES.
LP2M Unnes juga berupaya untuk meningkatkan jumlah publikasi nasional
terakreditasi, internasional terakreditasi. Melalui Sentra HKI yang didirikan pada tahun
2011, LP2M berupaya meningkatkan pelayanan pengurusan untuk mendapatkan hak
paten, hak cipta, serta hak merk dari hasil penelitian dan pengabdian kepada

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 139
masyarakat bagi semua pihak yang membutuhkan, termasuk di dalamnya masyarakat
luas.
Peningkatan kualifikasi jurnal ilmiah yang diterbitkan LP2M Unnes sehingga
menjadi jurnal yang terakreditasi, minimal dari 4 jurnal ada 2 yang bisa terakreditasi.
Menyelenggarakan seminar internasional dan nasional. Pembuatan buku profil
teknologi tepat guna. Penerbitan buku ajar dan referensi berbasis penelitian dengan
ISBN. Pengadaan show room dan portal hasil penelitian, pengabdian, dan KKN, juga
produk lokal unggulan, serta pendirian sentra tempe dan mosium tempe Indonesia.
Peningkatan secara terus menerus tata kelola bidang
administrasi/ketatausahaan baik perencanaan, keuangan, akuntansi, kepegawaian,
perlengkapan, kerumahtanggaan juga jaringan IT agar penyelenggaraan adminitrasi
kantor bisa efisien, efektif, transparan, dan akuntabel, serta selalu tercipta good
government.
Pemberdayaan dan optimalisasi kinerja pusat-pusat serta Sentra HKI yang ada
di LP2M Unnes sehingga banyak hal yang bisa dilakukan dan dihasilkan bagi lembaga
dan masyarakat luas pada umumnya, sebagai bentuk perluasan jenis pengabdian
kepada masyarakat.
Untuk keperluan pengukuran produktivitas ketercapaian tujuan strategis bidang
kelembagaan diperlukan sejumlah sasaran strategis beserta indikator ketercapaian
sasaran yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2015. Relevansi
Sasaran yang akan dicapai dapat terdiri atas sasaran khusus dan sasaran umum.
Sasaran khusus adalah sasaran dari setiap program penelitian dan pengabdian
masyarakat yang dikembangkan, sedang sasaran umum bersifat kelembagaan terkait
capaian standart kualitas manajemen (Renstra LP2M 2010-2012).
Relevansi Sasaran adalah target yang ingin dicapai pada tahun 2014 di bidang
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan pusat-pusat penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, KKN, pegembangan jurnal ilmiah, dan perolehan
HAKI dan paten.
a. Bidang Penelitian
Hasil-hasil penelitian diharapkan terus meningkat kualitasnya sehingga dapat
dipublikasikan di jurnal berkualitas dan memiliki keunggulan yang dapat menjadi
cirikhas penelitian Unnes Konservasi. Penelitian berpotensi paten dikembangkan dan
difasilitasi perolehannya. Untuk mempercepat peningkatan kualitas penelitian
ditetapkan sasaran berikut:
1) Meningkatkan jumlah penelitian unggulan dengan tingkat kompetisi tinggi.
2) Meningkatkan jumlah publikasi hasil riset di jurnal nasional terakreditasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 140
3) Meningkatkan jumlah publikasi hasil riset di jurnal internasional
4) Meningkatkan jumlah penelitian unggulan Unnes berciri konservasi
5) Meningkatkan jumlah penelitian kolaborasi dengan institusi lain baik di dalam
maupun di luar negeri.
6) Meningkatkan perolehan HAKI dan paten dari hasil riset
7) Meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian.
Indikator untuk mengukur ketercapaian sasaran tersebut disajikan pada Tabel
dibawah ini:

Tabel 7.1 Indikator sasaran bidang penelitian dan capaian tahun 2010-2014
Kondisi Capaian tahun
Indikator awal
(2009) 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah publikasi riset
dalam jurnal nasional 5 10 20 35 55 80
terakreditasi
2. Jumlah publikasi riset
dalam jurnal 2 5 8 12 18 26
internasional
3. Jumlah HAKI/patent 0 2 4 6 9 12
4. Jumlah Teknologi
5 10 15 20 25 30
Tepat Guna (TTG)
5. Jumlah Model/Prototipe/
Desain/Karya 5 10 15 20 25 30
Seni/Rekayasa Sosial
6. Jumlah publikasi riset
dalam prosiding seminar 20 40 60 80 100 120
nasional
7. Jumlah publikasi riset
dalam prosiding seminar 0 5 10 15 25 35
internasional
8. Jumlah indeks sitasi
0 2 5 8 12 20
(citation index)
9. Jumlah jurnal
0 0 0 0 1 2
Internasional
10. Jumlah jurnal nasional
0 0 2 3 4 5
terakreditasi
11. Jumlah riset unggulan 0 10 20 40 50 60
12. Rasio jumlah dosen
20 25 30 35 40 50
yang terlibat Riset(%)
13. Jumlah mahasiswa
terlibat dalam setiap 1 1 2 2 3 4
Penelitian
14. Jumlah mahasiswa
terlibat dalam setiap 1 1 2 2 3 4
pengabdian
15. Jumlah buku ajar hasil
0 0 5 10 20 35
penelitian

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 141
b. Bidang Pengabdian kepada Masyarakat
Relevansi Sasaran Pengabdian kepada Masyarakat yang dikembangkan LP2M
adalah meningkatkan kontribusi perguruan tinggi pada pembangunan masyarakat dan
pencapaian MDGs.
1) Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat dengan tingkat kompetisi
tinggi.
2) Meningkatkan jumlah desa binaan.
3) Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat berbasis riset
4) Meningkatkan jumlah mitra baik institusi Pemerintah maupun Swasta dalam
program
5) Pemberdayaan masyarakat.
Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran bidang pengabdian kepada
masyarakat disajikan pada Tabel dibawah ini:.

Tabel 7.2. Indikator sasaran bidang pengabdian kepada masyarakat dan


capaian tahun 2010-2014.

Kondisi Capaian tahun


Indikator awal
(2009) 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah kegiatan
pengabdian kepada
5 10 20 30 40 50
masyarakat berbasis
riset
2. Rasio kegiatan
pengabdian kepada
1: 5 1:4 1:4 1:3 1:3 1:3
masyarakat terhadap
jumlah dosen
3. Jumlah mitra 1 5 6 8 10 12

c. Pengembangan Pusat-Pusat Penelitian


Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan Pusat-pusat Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat adalah:
1) Mengembangkan penelitian unggulan dan pengabdian kepada masyarakat
berbasis riset.
2) Merintis penelitian kolaborasi kelembagaan dengan institusi dalam dan luar
negeri.
3) Mengaktifkan kelompok penelitian untuk berkontribusi dalam pemecahan
permasalahan terkait bidangnya.
4) Meningkatkan profesionalitas peneliti.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 142
Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran bidang pengabdian kepada
masyarakat disajikan pada Tabel dibawah ini:

Tabel 7.3 Indikator sasaran bidang Pengembangan Pusat-pusat Penelitian dan


Pengabdian kepada Masyarakat dan capaian tahun 2010-2014
Kondisi Capaian tahun
Indikator awal
(2009) 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah penelitian
4 6 8 16 24 32
unggulan Pusat.
2. Jumlah penelitian
1 6 8 10 12 14
kolaborasi Pusat
3. Jumlah mitra 1 5 6 8 10 12
4. Rerata jumlah anggota
aktif kelompok studi di 0 3 6 9 12 15
setiap Pusat.
5. Jumlah kegiatan
pelatihan yang dikelola 3 6 8 16 24 32
Pusat tiap tahun.

Sasaran umum LP2M Unnes adalah peningkatan kualitas penelitian bertaraf


internasional membangun sistem manajemen penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang transparan dan akuntabel, meningkatkan kapasitas pusat-pusat
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan meningkatkan kontribusi Unnes
pada pembangunan masyarakat.
Indikator dicapainya sasaran umum adalah:
1) Perolehan sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk layanan bidang penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
2) Jumlah penelitian unggulan yang sesuai dengan roadmap penelitian pusat-pusat
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat .
3) Pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) pada daerah binaan LP2M
Unnes
Indikator capaian sasaran yang telah ditetapkan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 7.4 Indikator umum/kelembagaan LP2M dan capaian tahun 2010-1014


Kondisi Capaian tahun
Indikator awal
2010 2011 2012 2013 2014
(2009)
1. Diterimanya sertifikat 0 0 1 1 1 1
ISO
4. Jumlah desa binaan 3 3 6 10 14 18

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 143
d. Efisiensi dan strategi pendanaan
Efisiensi pemanfaatan dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dilakukan dengan menerapkan strategi pendanaan yang meliputi
1) Dana Rutin
Dana rutin diperoleh dari DIPA Unnes yang jumlahnya 10% dari total anggaran
yang dikelola Unnes.
2) Dana Dikti
Dana penelitian dan pengabdian masyarakat yang bersumber dari DP2M Dikti
terdiri atas dana untuk jenis penelitian yang dikelola Unnes dan dana yang
diperoleh melalui kompetisi untuk jenis penelitian strategis yang dikelola DP2M
Dikti. Sumber pendanaan lain dari Dikti adalah Research Grant yang
dikompetisikan di Program Studi penerima hibah PHKI maupun IMHERE.
Disamping itu terdapatskim-skim penelitian lain yang dikompetisikan oleh
Kemendikbud.
3) Dana Pemerintah Daerah
Dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat
dieroleh melalui kompetisi penelitian Dosen Muda dan Penelitian Terapan dan
kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4) Dana Penelitian Ristek
Penelitian dosen dapat pula diperoleh dari skim penelitian Kementerian Ristek
yang ditawarkan setiap tahun.
5) Dana Bantuan dan Kerjasama
Dalam beberapa tahun terakhir Unnes telah mendapatkan kesempatan
memperoleh pendanaan CSR yang bersumber dari Pertamina, Yayasan
Damandiri, Bank Jateng, BRI, BNI46, dan Bank Mandiri. Sumber pendanaan ini
dapat dimanfaatkan dosen untuk kegiatan pengbdian kepada masyarakat.
Kerjasama dengan pihak luar Unnes pun memiliki peluang untuk dikembangkan
guna memperoleh pendanaan kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
LP2M Unnes berupaya untuk terus menggali pendanaan secara kreatif dengan
pemberdayaan Pusat-pusat dan potensi yang dimiliki Unnes sehingga rasio sumber
pendanaan non rutin terus meningkat.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 144
G.2. Agenda, keberlanjutan, diseminasi hasil penelitian dan pelayanan/
pengabdian kepada masyarakat

Agenda berupa program kerja dan strategi pelayanan LP2M Unnes


meliputi:(1)menyelenggarakan pelatihan manajemen dan metodologi penelitian dan
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, (2) memfasilitasi pengembangan
kelompok penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai disiplin ilmu
dan bidang antar disiplin, (3) memfasilitasi pengembangan proposal penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan berdaya saing yang tinggi, (4)
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkenaan dengan upaya
meningkatkan kecerdasan bangsa, (5) menerapkan hasil penelitian dalam bentuk
pengabdian kepada masyarakat khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan, (6)
meningkatkan pusat-pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
bertaraf nasional dan internasional berbasis konservasi, (7) mengembangkan sistem
informasi dan komunikasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
akseptabel dan akurat, (8) mengembangkan jejaring penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dengan berbagai lembaga dan perguruan tinggi didalam maupun
luar negeri.
Keberlanjutan dan diseminasi hasil penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat oleh LP2M Unnes dilaksanakan melalui kegiatan penunjang berupa
seminar, workshop, bimbingan teknis, pelatihan dalam berbagai bidang yang
diselenggarakan oleh Pusat-Pusat yang ada. Kegiatan penunjang yang
diselenggarakan pada tahun 2011 antara lain : Pelatihan penyusunan proposal
penelitian bagi dosen muda, In House Training Sentra HKI, Perolehan HKI, Workshop
penyusunan dokumen paten, FGD penguatan HKI, Workshop penyusunan proposal
penelitian unggulan strategis nasional, Workshop pengembangan pusat sain dan
teknologi, Worskhop penyusunan proposal unggulan Unnes, FGD penyusunan RIP
pusat sain dan teknologi, Pelatihan Penulisan artikel ilmiah hasil pengabdian dan
penelitian, FGD peningkatan pengetahuan dalam menyusun profil anak dan Road Map
Kab/Kota layak anak, Analisis gender dan bedah buku potret gay dan wanita waria
kota semarang, FGD pengembangan pusat pemberdayaan masyarakat, Workshop
penulisan artikel ilmiah bagi dosen dan peneliti, Workshop penyusunan proposal
penelitian inovasi pembelajaran, Diskusi penulisan karya ilmiah dan penelitian tindakan
kelas bagi dosen, Sinergi triple bottom line dalam program pemberdayaan masyarakat
lingkar kampus menuju kawasan agropolitan, FGD integritas program manejemen dan
kewirausahaan bagi masyarakat lingkar kampus, Workshop penyusunan proposal
penelitian bagi dosen senior, Seminar hasil pengabdian kepada masyarakat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 145
mahasiswa, Seminar hasil pengabdian kepada masyarakat bagi dosen, Seminar hasil
penelitian dosen, FGD Membangun jejaring penelitian kependidikan, dan workshop
Better Teaching and Learning dan Implementasinya dalam PBM.

G.3. Kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat bersama


dosen dan mahasiswa.
Kegiatan penelitian diselenggarakan bersama dosen dan mahasiswamenurut
skim yang meliputi sumber dana internal dan eksternal dan melibatkan mahasiswa.
Data usul, diterima, didanai dan sumber dana penelitian dan pengabdian tiga tahun
terakhir dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini,

Tabel 7.5 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian
LP2M Unnes Tahun 2009
Usul Diterima
No Program Penelitian Didanai Sumber Dana
(judul) (Judul)
1 Dosen Muda 118 33 198.000.000 DIPA PNBP
2 Dosen Senior 29 28 280.000.000 DIPA PNBP
3 Dasar 61 20 200.000.000 DIPA PNBP
4 PTK/PPKP 58 29 222.000.000 DIPA PNBP
5 Terapan 95 30 300.000.000 DIPA PNBP
6 Puslit 20 15 150.000.000 DIPA PNBP
7 Kerjasama 4 4 40.000.000 DIPA PNBP
8 Kelembagaan 17 17 255.000.000 DIPA PNBP
9 Akademik 1 1 40.000.000 DIPA PNBP
10 Mahasiswa 150 52 130.000.000 DIPA PNBP
11 Hibah Pascasarjana 7 6 510.250.000 DIPA Eks. Proyek
12 Hibah Pekerti 4 2 140.000.000 DIPA Eks. Proyek
13 Riset Fundamental 26 11 413.500.000 DIPA Eks. Proyek
14 Hibah Bersaing 86 24 1.102.250.000 DIPA Eks. Proyek
15 RAPID 1 1 250.000.000 DIPA Eks. Proyek
16 Strategi Nasional 92 33 3.300.000.000 DIPA Eks. Proyek
17 Potensi Pendidikan 14 5 500.000.000 DIPA Eks. Proyek
Kabupaten/Kota
18 Dosen Muda 7 3 26.000.000 Dinas P dan K
Provinsi Jawa
Tengah (Kompetitif)
19 Terapan 24 3 80.000.000 Dinas P dan K
Provinsi Jawa
Tengah (Kompetitif)
Unggulan Strategi Nasional 1 200.000.000
20 Batch I 6 DIPA DP2M
21 Hibah Kompetensi 7 1 100.000.000 DIPA DP2M
Seseuai Prioritas Nasional 2 200.000.000
Batch 1
22 2 DIPA DP2M

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 146
Usul Diterima
No Program Penelitian Didanai Sumber Dana
(judul) (Judul)
Sesuai Prioritas Nasional 20 1.793.910.000
23 Batch 2 90 DIPA DP2M
Sesuai Prioritas Nasional 3 284.500.000
24 Batch 4 3 DIPA DP2M
25 Penulisan Buku Teks 2 2 40.000.000 DIPA DP2M
26 Publikasi Internasional 5 4 120.000.000 DIPA DP2M
27 Insentif Riset Terapan 1 1 300.000.000 Menristek
11.175.410.00
930 351 0

Tabel 7.6 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian
LP2M Unnes Tahun 2010

Usul Diterima Jumlah Dana


No. Program Penelitian Sumber Dana
(judul) (Judul) (Rp)

1 Dosen Muda 90 33 231.000.000 DIPA PNBP


2 Dosen Senior 89 29 560.000.000 DIPA PNBP
3 Dasar 42 31 450.000.000 DIPA PNBP
Pengembangan
4 Pembelajaran 30 21 189.000.000 DIPA PNBP
5 Penelitian Tindakan Kelas 11 8 64.000.000 DIPA PNBP
6 Terapan 76 40 800.000.000 DIPA PNBP
7 Kerjasama 4 4 100.000.000 DIPA PNBP
8 Kelembagaan 29 17 340.000.000 DIPA PNBP
9 Akademik 1 1 40.000.000 DIPA PNBP
10 Penelitian Pusat 15 18 225.000.000 DIPA PNBP
11 Mahasiswa 141 52 156.000.000 DIPA PNBP
Hibah Pascasarjana DIPA EK.
12 lanjutan 5 4 340.000.000 PROYEK
DIPA EK.
13 Hibah Pekerti lanjutan 2 2 140.000.000 PROYEK
Riset Fundamental DIPA EK.
14 lanjutan 11 5 190.000.000 PROYEK
DIPA EK.
15 Hibah Bersaing lanjutan 24 11 515.000.000 PROYEK
Hibah Strategis Nasional DIPA EK.
16 lanjutan 34 10 700.000.000 PROYEK
17 RAPID 2 2 470.000.000 DP2M DIKTI
Hibah Kompetensi
18 lanjutan 7 1 90.000.000 DP2M DIKTI
19 Hibah Kompetitif Penel. 1 1 380.000.000 DP2M DIKTI
Unggulan Stragnas
20 Hibah Penel. Strategis 90 8 636.000.000 DP2M DIKTI
Nasional lanjutan
21 Hibah Bersaing 81 3 90.990.000 DP2M DIKTI
22 Uber HKI 1 1 12.500.000 DP2M DIKTI
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 147
Usul Diterima Jumlah Dana
No. Program Penelitian Sumber Dana
(judul) (Judul) (Rp)

23 Hibah Strategis Nasional 61 5 300.000.000 DP2M DIKTI


24 Hibah Kompetensi 4 2 142.500.000 DP2M DIKTI
Jumlah Penelitian 247 23 2.121.990.000

Tabel 7.7 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian
LP2M Unnes Tahun 2011

No Usul Diterima Jumlah Dana


Program Penelitian Sumber Dana
. (judul) (Judul) (Rp)

1 Dosen Muda 106 33 198.000.000 DIPA PNBP


2 Dosen Senior 58 29 478.000.000 DIPA PNBP
3 Dasar 62 31 393.000.000 DIPA PNBP
Pengembangan
4 Pembelajaran/PTK 67 29 228.000.000 DIPA PNBP
5 Terapan 164 42 700.000.000 DIPA PNBP
6 Kerjasama 4 4 80.000.000 DIPA PNBP
7 Kelembagaan 40 18 289.000.000 DIPA PNBP
8 Penelitian Pusat 18 18 225.000.000 DIPA PNBP
9 Mahasiswa 192 52 156.000.000 DIPA PNBP
Hibah Pascasarjana DIPA EK.
10 lanjutan 4 4 355.000.000 PROYEK
DIPA EK.
11 RAPID 1 1 280.000.000 PROYEK
DIPA EK.
12 Hibah Bersaing lanjutan 5 5 241.700.000 PROYEK
Hibah Penelitian DIPA EK.
13 Disertasi Doktor 11 4 100.000.000 PROYEK
DIPA Dinas
Pendidikan Prov.
14 Penelitian Terapan 4 4 115.000.000 Jawa Tengah
Hibah Kompetensi
15 lanjutan 7 3 237.500.000 DP2M DIKTI
16 Hibah Penel. Strategis 10 5 366.750.000 DP2M DIKTI
Nasional lanjutan
17 Hibah Bersaing 81 16 590.250.000 DP2M DIKTI
18 Fundamental 13 7 245.250 DP2M DIKTI
19 Hibah Pascasarjana 11 5 414.500.000 DP2M DIKTI
20 RAPID 1 1 270.000.000 DP2M DIKTI
21 Penelitian Pemetaan 7 7 700.000.000 DP2M DIKTI
dan pengembangan
mutu Pendidikan
(PPMP)
22 Insentif Buku Ajar 7 2 30.000.000 DP2M DIKTI

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 148
No Usul Diterima Jumlah Dana
Program Penelitian Sumber Dana
. (judul) (Judul) (Rp)

23 Insentif Artikel Ilmiah 3 2 20.000.000 DP2M DIKTI


pada Terbitan Berkala
Ilmiah Bereputasi
Internasional
Jumlah Penelitian 140 48 2.629.245.250

Kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan bersama


dosen dan mahasiswa menurut skim yang meliputi sumber dana internal dan eksternal
dan melibatkan mahasiswa. Data usul, diterima, didanai dan sumber dana penelitian
dan pengabdian tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini,

Tabel 7.8 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang
Pengabdian kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2009
Program Pengabdian Usul Diterima Jumlah Dana
No Sumber Dana
kepada masyarakat (judul) (Judul) (Rp)
1 Pengabdian kepada 167 120 430.750.000 DIPA PNBP
Masyarakat (Dosen)

2 Pengabdian kepada 52 25 65.500.000 DIPA PNBP


Masyarakat (Mahasiswa)

3 Pengabdian Pusat 13 13 254.000.000 DIPA PNBP


4 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 321 321 160.500.000 DIPA PNBP
Alternatif
5 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 4370 4370 7.866.000.000 Dinas Pendidikan
PBA Prov. Jawa
Tengah
6 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 20 20 95.000.000 Dirjen Pembinaan
Wajib Belajar Dikdas 9 SMP Ditjen Dikti
tahun
7 Penerapan Iptek 96 58 370.850.000 DP2M DIKTI
8 Vucer 23 20 DP2M DIKTI
300.000.000

9 KKU 7 1 26.000.000 DP2M DIKTI


10 3 2 DP2M DIKTI
UJI 130.000.000
11 Iptek Bagi Masyarakat 6 6 295.400.000 DP2M DIKTI
(IbM)
Jumlah Pengabdian kepada 5078 4956 9.994.000.000
Masyarakat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 149
Tabel 7.9 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Pengabdian
kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2010

Program Pengabdian Usul Diterima Jumlah Dana Sumber


No.
kepada masyarakat (judul) (Judul) (Rp) Dana
1 Pengabdian kepada 219 140 565.000.000 DIPA
Masyarakat (Dosen) PNBP
2 Pengabdian kepada 95 30 75.000.000 DIPA
Masyarakat (Mahasiswa) PNBP
3 Pengabdian Pusat 5 5 75.000.000 DIPA
PNBP
4 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 4500 4500 2.250.000.000 DIPA
PNBP
Iptek Bagi Masyarakat DP2M
5 (IbM) 70 2 74.000.000 DIKTI
6 Iptek Bagi Inovasi dan 9 1 97.000.000 DP2M
Kreativitas Kampus DIKTI
(IbIKK)
7 Progran KKN-PPM 3 1 100.000.000 DP2M
DIKTI
8 Iptek Bagi Masyarakat 2 2 85.000.000 DP2M
(IbM) Batch 2 DIKTI
Jumlah Pengabdian kepada
Masyarakat 82 6 356.000.000

Tabel 7.10 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Pengabdian
kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2011

Program Pengabdian Usul Diterima Jumlah Dana


No. Sumber Dana
kepada Masyarakat (judul) (Judul) (Rp)
1 Pengabdian kepada 219 142 565.000.000 DIPA PNBP
Masyarakat (Dosen)
2 Pengabdian kepada 95 30 75.000 DIPA PNBP
Masyarakat
(Mahasiswa)
3 Pengabdian Pusat 8 8 90.000.000 DIPA PNBP
4 Kuliah Kerja Nyata 4150 500000 2.075.000.000 DIPA PNBP
(KKN)
5 KKN Alternatif 642 642 321.000.000 DIPA PNBP
6 KKN Lokasi 1670 1670 835.000.000 DIPA PNBP
7 2000 3.600.000.000 DIPA Dinas
Pendidikan
KKN PBA 2000
Prov. Jawa
Tengah
8 KKN Vokasi 30 30 60.000.000 PNBP Dinas
P dan K
Provinsi Jawa
Tengah
Iptek Bagi Masyarakat DIPA EK.
9 (IbM) 70 3 135.000.000 PROYEK

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 150
Program Pengabdian Usul Diterima Jumlah Dana
No. Sumber Dana
kepada Masyarakat (judul) (Judul) (Rp)
10 Iptek Bagi Inovasi dan 9 1 90.000.000 DP2M DIKTI
Kreativitas Kampus
(IbIKK)
11 Program Peningkatan 1 1 750.000.000 DIPA Ditjen
Profesionalisme Tenaga Pendidikan
pengajara berbasis TIK Menengah,
dengan Pola Direktorat
Pendampingan SMK SMK
Jumlah Pengabdian kepada
Masyarakat 88 5 975.000.000

Tabel 7.11 Program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dosen dan
mahasiswa fakultas tiga tahun terakhir

Program Jumlah
No Fakultas Penelitian/Pengabdian kepada Tahun Judul Jumlah Dana
Masyarakat
Penelitian
1 FIP 2009 25 308.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009 9 39.500.000
Penelitian
2010 32 396.500.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010 9 58.500.000
Penelitian
2011 44 450.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2011 21 105.000.000
Penelitian
2 FBS 2009 90 695.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009 43 180.000.000
Penelitian
2010 91 774.500.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010 61 292.000.000
Penelitian
2011 94 773.500.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2011 69 325.000.000
Penelitian
3 FIS 2009 31 271.500.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009 23 61.000.000
Penelitian
2010 37 32.870.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010 21 83.000.000
Penelitian
2011 37 275.000.000
Pengabdian kepada
2011 27

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 151
Program Jumlah
No Fakultas Penelitian/Pengabdian kepada Tahun Judul Jumlah Dana
Masyarakat
Masyarakat 102.500.000

Penelitian
4 FMIPA 2009 12 24.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009 13 135.000.000
Penelitian
2010 11 45.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010
Penelitian
2011
Pengabdian kepada
Masyarakat 2011
Penelitian
5 FT 2009 9 70.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009 13 32.500.000
Penelitian
2010 21 150.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010 23 57.500.000
Penelitian
2011 31 222.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2011 29 92.500.000
Penelitian
6 FIK 2009
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009
Penelitian
2010 15 144.300.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010 2 19.000.000
Penelitian
2011 18 149.088.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2011 10 54.888.000
Penelitian
7 FE 2009 27 190.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009 21 92.500.000
Penelitian
2010 27 190.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010 18 92.500.000
Penelitian
2011 34 240.000.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2011 25 62.335.000
Penelitian
8 FH 2009
Pengabdian kepada
Masyarakat 2009
Penelitian
2010 12 141.000.000

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 152
Program Jumlah
No Fakultas Penelitian/Pengabdian kepada Tahun Judul Jumlah Dana
Masyarakat
Pengabdian kepada
Masyarakat 2010 7 40.000.000
Penelitian
2011 16 192.500.000
Pengabdian kepada
Masyarakat 2011 14 70.000.000

G.4. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada


masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa

Penelitian dan pengabdian mahasiswa ada yang difasilitasi oleh lembaga


penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan sistem kompetisi dengan
seleksi yang ketat. Disamping itu juga melalui bidang kemahasiswaan, penelitian dan
pengabdian mahasiswa diarahkan untuk berkompetisi dan menangkap peluang pada
program kreativitas mahasiswa (PKM) sumber dana Dikti. Program kreativitas
mahasiswa meliputi PKM Penelitian, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian kepada
Masyarakat, PKM Teknologi dan PKM Karsa Cipta. Selain itu ada PKM Gagasan
tertulis dan PKM Artikel Ilmiah. Jumlah usul, jumlah proposal diterima dan besaran
dana penelitian mahasiswa tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel berikut;

Tabel 7.12 Jumlah Judul Penelitian, judul diterima dan jumlah dana
penelitian mahasiswa tiga tahun Terakhir

No Jumlah Proposal Jumlah Proposal Jumlah Dana Tahun


Diterima
1 150 Judul 52 Judul 130.000.000,- 2009
2 141 Judul 52 Judul 156.000.000,- 2010
3 192 Judul 52 Judul 156.000.000,- 2011

Jumlah usul, jumlah proposal diterima dan besaran dana pengabdian


mahasiswa tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel beikut;

Tabel 7.13 Jumlah usul, diterima dan besaran dana pengabdian mahasiswa
tiga tahun terakhir
No Jumlah Proposal Jumlah Proposal Jumlah Dana Tahun
Diterima
1 52 Judul 25 Judul 62.500.000,- 2009
2 95 Judul 30 Judul 75.000.000,- 2010
3 105 Judul 30 Judul 75.000.000,- 2011

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 153
Tabel 7.14 Jumlah usul, diterima dan besaran dana program kreativitas
mahasiswa tiga tahun terakhir

No Jumlah Proposal Jumlah Jumlah Dana Tahun


Proposal
Diterima
1 900 judul 170 judul 2009
2 1624 judul 188 Judul 1.177.219.946,- 2010
3 1445 judul 257 Judul 1.449.130.500,- 2011

G.5. Hubungan antara pengajaran, penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada


masyarakat.
Penjaminan mutu penelitian dan pengabdian ditunjukkan dengan luaran yang
mengacu pada indikator kinerja utama penelitian antara lain; publikasi ilmiah,
proseding, penulis artikel di surat kabar atau majalah, Visiting professor, HKI, TTG,
model/prototipe/desain/karya seni/rekayasa sosial, dan buku ajar. Hasil penelitian
dalam diseminasinya minimal menghasilkan buku ajar sesuai dengan mata kuliah yang
diampu dosen. Selain itu dibudayakan hasil-hasil penelitian yang potensial dapat
diabdikan dalam bentuk program pengabdian kepada masyarakat.

G.6. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan publikasi dosen.


Banyak dan Mutu kegiatan penelitian dosen menurut sumber pembiayaan yang
ada mencakup pembiayaan sendiri, pembiayaan PT, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, institusi dalam negeri dan institusi luar negeri. Jumlah judul penelitian
berdasar sumber dana tersebut dapat disampaikan dalam tabel berikut,

Tabel 7.15 Jumlah Judul Penelitian Dosen berdasar Sumber Dana Tiga Tahun
Terakhir
Sumber Jumlah Judul Penelitian
No. Total
Pembiayaan TS-2 TS-1 TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pembiayaansendiri 2 2 3 N1= 7
1
olehpeneliti
PT/yayasan yang 432 500 530 N2=1.462
2
bersangkutan
Kemdikbud/Kementerian 121 62 62 N3= 245
3
lain terkait
Institusidalamnegeri di luar 1 1 0 N4= 2
4 Kemdiknas/Kementerian
lain terkait
5 Institusiluarnegeri 0 0 0 N5= 0
Total 556 565 595 1.716

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 154
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah dosen yang melaksanakan penelitian
tiap tahun belum optimal mengingat rasio dosen Unnes dengan kewajiban
melaksanakan penelitian masih sedang, namun nampak bahwa ada peningkatan
selama tiga tahun terakhir, yaitu 56% di tahun 2009, 56% tahun 2010 dan 59% di
tahun 2011. Berdasar hal itu perlu diusahakan dan dicarikan strategi untuk memacu
dosen agar gemar meneliti sebagai bagian dari kompetensi profesionalnya sesuai
tugas pokok melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Publikasi dosen berdasar judul artikel ilmiah/karya ilmiah/karya seni/buku yang
dihasilkan selama tiga tahun terakhir oleh dosen tetap dapat disampaikan dalam tabel
berikut,
Tabel 7.16 Publikasi Hasil Penelitian Dosen
Jumlah Judul
No. Jenis Karya Total
TS-2 TS-1 TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jurnal ilmiah terakreditasi 34 33 25 A1= 92
1
DIKTI
2 Jurnal ilmiah internasional 1 9 7 A2= 17
3 Buku tingkat nasional 8 9 10 B1= 27
4 Buku tingkat internasional 0 0 0 B2= 0
Karya seni tingkat 58 33 63 C1= 154
5
nasional
Karya seni tingkat C2=
6
internasional
Karya sastra tingkat D1=
7
nasional
Karya sastra tingkat D2=
8
internasional
Total 101 84 105 290

Jumlah dosen tetap Unnes kondisi terakhir tahun 2011 berjumlah 1003 orang.
Memperhatikan data di atas nampak bahwa publikasi penelitian dosen masih rendah
jika dibandingkan dengan rasio jumlah dosen tetap yang ada. Memperhatikan keadaan
tersebut perlu diusahakan dan dicari strategi dan langkah-langkah konkrit untuk
membina dan melatih dosen dalam menulis publikasi dan penerbitannya terutama ke
dalam jurnal akreditasi nasional maupun jurnal bereputasi internasional.
Untuk menjamin luaran/publikasi hasil penelitian dan pengabdian dosen,
perolehan HaKI bagi hasil-hasil penelitian dosen dan mahasiswa Unnes, melalui LP2M
telah mendirikan Sentra HaKI dengan surat pendirian dengan SK Rektor No
177/P/2010 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Pengelola Sentra HKI
Universitas Negeri Semarang. Melalui sentra HKI diharapkan para peneliti potensial

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 155
dapat difasilitasi mulai pendaftaran, pemeriksaan subtansi, perolehan, pemeliharaan
dan sistem royalty dari Industri yang memproduksi.

G.7. Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga dalam


dan luar negeri

Dalam tahap ini Unnes masih mengadakan rintisan pada penelitian dengan
lembaga dalam dan luar negeri. Kegiatan aktif baru dapat dilihat pada tahun
mendatang. Dalam MoU yang telah ditandatangani dengan mitra, kolaborasi riset
sudah dipayungi melalui klausul yang ada dalam perjanjian tersebut. Sebut saja
kerjasama dengan BPPT dan Bank Mandiri Jawa Tengah yang memang dikhususkan
untuk peningkatan penelitian dosen. Demikian juga dengan kolaborasi penelitian
dengan perguruan tinggi luar negeri, pemayungan riset sudah dilakukan dengan
kerjasama yang kami tandatangani dengan Ho Chi Minh City University, Vietnam,
Oxford University Press, Hankuk Univ of Foreign Studies Korea, Universitas Malaysia
Sabah, King Mongkuts Univ Thailand, Kanazawa University Jepang, Kedubes
Perancis.

G.8. Kerjasama dengan instansi yang relevan.


Untuk mempertahankan dan meningkatkan reputasi Unnes yang telah
mendapatkan pengakuan dari alumni, masyarakat, institusi pendidikan, lembaga
pemerintah, dan mitra yang telah ada, maka Universitas Negeri Semarang (Unnes)
telah melakukan penguatan terhadap berbagai kegiatan kerja sama dan
pengembangan dalam negeri. Untuk memperkuat jalinan kerja sama dengan
pemerintah daerah, Unnes telah melakukan kegiatan kerja sama dengan Provinsi
Riau, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kabupaten Blora, Pemerintah
Kabupaten Boyolali, Pemerintah Kabupaten Pacitan, Pemerintah Kota Tegal,
Pemerintah Kabupaten Brebes dalam kerjasama pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan pemberdayaan masyarakat. Yang terbaru adalah kerjasama dengan
kabupaten Landak yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Landak guna
mengawal Sekolah Tinggi Pendidikan yang baru akan didirikan di sana. Tidak hanya
dengan pemerintah daerah, Unnes telah juga melaksanakan kerja sama dalam bidang
teknologi, sosial, olah raga, dan pendidikan dengan KONI Jateng, PMI Jateng,
Kepolisian Daerah Jawa Tengah, dan PT POS Indonesia. Reputasi Unnes pun telah
merambah pada kerja sama lintas sektoral seperti yang ditandatangani oleh Rektor
Unnes dengan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta dalam
peningkatan kualitas pendidikan.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 156
Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan dan kerja sama, Unnes juga
menitikberatkan pada sisi pembinaan dan fasilitasi. Ciri pembinaan ini dapat dilihat
pada kerja sama antara Unnes dan Pondok Pesantren Roudotul Mubtadiin Jepara
yaitu dengan memberikan pendidikan karakter dan penanaman pohon di lingkungan
Ponpes. Unnes juga memfasilitasi dosen dan penelitinya untuk menerbitkan karya-
karya mereka di tingkat nasional dengan menandatangani kerja sama dengan PT Raja
Grafindo Persada untuk pemasaran buku karya ilmiah dosen. Juga untuk kemudahan
perjalanan dinas para dosen dan pejabat Unnes, telah dilakukan perjanjian khusus
dengan PT Garuda Indonesia. Fasilitasi untuk alumni Unnes, khususnya Fakultas Ilmu
Keolahragaan, diwujudkan dalam kerja sama dengan PT Exertainment Indonesia yang
merupakan salah satu perusahaan kebugaran terbesar di Indonesia.
Untuk bidang kerja sama luar negeri, Unnes pada 2010-2012 memfokuskan diri
pada kerja sama University to University (U to U Scheme). Universitas luar negeri yang
bermitra dengan Unnes memiliki tujuan yang spesifik dalam mengadakan kerja sama.
Unnes telah bermitra dengan perguruan tinggi seperti Edith Cowan University Perth
Australia untuk rencana program pertukaran staf dan dosen, serta pelatihan penulisan
karya ilmiah. Untuk meningkatkan kerja sama regional, Unnes mengundang ahli dari
Universitas Putra Malaysia untuk berbagi ilmunya menembus ranking dunia. Kerja
sama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan oleh Unnes dan
University Teknologi Malaysia.
Berhubungan dengan target peningkatan kualitas akademik, Unnes mengajak
Shenzen University dan Beijing Foreign Studies University untuk mempersiapkan
tenaga pengajar asing yang akan mengajar di program studi Bahasa Mandarin.
Dengan maksud yang sama, Unnes bekerja sama dengan tiga universitas di Sudan: Al
Neelaim University, Alzaim Alazhari University Sudan dan University of Gezira untuk
memperkuat prodi pendidikan bahasa arab. Dosen yang ingin meneruskan studi ke
luar negeri sangat terbantu dengan kerja sama Unnes dengan Massey University di
New Zealand dan Naresuan University di Thailand karena karena universtas-
universitas tersebut akan memfasilitasi aplikasi pendaftaran dari para dosen Unnes.
Kerja sama Dual Masters Degree dengan Ohio State University yang pada
tahun 2010 nota kesepahamannya ditandatangani oleh Rektor Unnes dan Ohio State
University, dieksekusi dengan baik pada tahun 2011. Empat orang mahasiswa Pasca
Sarjana Unnes berangkat ke Amerika dengan program khusus dari USINTEC dan
Dirjen Dikti untuk mengikuti program Dual Masters Degree tersebut. Banyak program
kerja sama Unnes yang melibatkan agensi asing misalnya program DBE
(Decentralized Basic Education) 2 dan program DBE 3 yang bergerak dalam bidang

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 157
pengembangan pendidikan dasar yang dibiayai oleh USAID. Bahkan di tahun 2011,
Unnes dengan sukses mengadakan The 9th University Consortium Meeting yang
merupakan pertemuan antar Rektor anggota Konsorsium Perguruan Tinggi Indonesia
Pittsburgh (KPTIP) yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia maupun Amerika
Serikat. Pada tahun 2012, Unnes bekerjasama dengan Worldbank untuk mengadakan
pengarusutamaan praktek terbaik pendidikan yang diupload dalam sebuah portal yang
disebut dengan WAPIK (Wahana Praktek Pendidikan yang Baik). Pada tahun ini juga,
program DBE dari USAID telah berakhir dan digantikan dengan PRIORITAS
(Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesias Teachers,
Administrators, and Students) dan HELM (Higher Education Leadership and
Management). Baik pada program PRIORITAS maupun HELM, Unnes menjadi salah
satu mitra kerjasama USAID yang tersebar di Indonesia. Berkat usaha Unnes yang
terus menerus dalam mengembangkan kerjasama tingkat international, Australian
Embassy membiayai satu pejabat Unnes untuk bertukar informasi manajerial di
Australia selama 2 minggu dalam program Australia Indonesia Knowledge Exchange
Program.
Kepercayaan terhadap bidang pengembangan dan kerja sama Unnes tidak
hanya datang dari masyarakat dan mitra Unnes namun juga dari Pemerintah. Tercatat
pada tahun 2011, Unnes mendapatkan hibah sebesar 100 juta rupiah untuk
pengembangan Prosedur Operasional Standar dan Regulasi untuk program kerja
sama Joint Degree dengan University of Southern Queensland, Australia. Tidak hanya
itu, Unnes juga kembali mendapatkan hibah penguatan Kantor Urusan Internasional
(International Office) guna memantapkan Prosedur Operasional Standar dan Regulasi
yang berkaitan dengan pelayanan mahasiswa asing, dosen asing dan perjalanan dinas
ke luar negeri. Untuk tahun 2012, Unnes kembali mendaptakan hibah sebesar 60 juta
rupiah guna mengadakan program short course yang bernama E-Conut (Enjoyable
Course of Conservation and Indonesian Culture) yang diikuti oleh mahasiswa dari King
Mongkuts University, Naresuan University, dan Universitas Malaysia Sabah. Selain E-
Conut, Unnes juga mengadakan short course yang berjudul IEPIS (Intensive English
Program for International Students) yang diikuti oleh 10 orang dari Naresuan
University. Dari usaha penguatan tersebut, Unnes semakin diminati di manca negara,
terbukti pada tahun 2012 sebanyak 46 mahasiswa asing berminat untuk mengikuti
program Darmasiswa yang disponsori oleh BKLN Kemendikbud, walaupun pada
akhirnya jumlah tersebut harus diseleksi karena keterbatasan kuota.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 158
G.9. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama.
Monitoring dan Evaluasi hasil kerja sama di tingkat Universitas dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Rektor dimana pelaksanaannya melalui mekanisme sebagai
berikut:
1) Universitas membentuk satgas untuk melakukan kegiatan yang tercantum pada
MoU atau MoA.
2) Satgas melakukan kegiatan sesuai dengan klausul yang ada di MoU dan MoA
3) Hasil kegiatan berupa laporan tertulis dilaporkan kepada bidang kerjasama untuk
dievaluasi.
4) Pendanaan kegiatan dimontoring sesuai dengan klausul yang ada di MoA
5) Hasil evaluasi digunakan untuk kegiatan kemitraan di tahun mendatang.
Monitoring hasil kerja sama di tingkat unit dilakukan melalui mekanisme
sebagai berikut:
1) Unit melakukan perjanjian kerjasama berupa MoA/kontrak kerja atau berita acara
kemitraan dengan unit mitra.
2) MoA/kontrak kerja dilakukan antara pimpinan unit yang ada di Unnes dan
pimpinan unit yang ada di mitra. Berita acara kemitraan dapat ditandatangani oleh
penanggungjawab kegiatan di Unnes dan penangungjawab kegiatan mitra.
3) Unit melaporkan MoA atau kontrak kerja tersebut kepada bidang kerjasama di
tingkat universitas.
4) Unit melaksanakan pekerjaan yang tercantum pada MoA/kontrak kerja
5) Unit melaporkan berita acara kemitraan kepada bidang kerjasama di universitas.
Bidang kerjasama universitas mengevaluasi dan membuat rekomendasi bagi
kemitraan tersebut.
Bidang kerjasama Unnes melakukan rapat internal mingguan untuk
mengevaluasi kegiatan yang sudah terlaksana dan merencanakan kegiatan yang
mendatang. Universitas juga mengirimkan borang ke unit kerja atau fakultas untuk
mendata dan memonitor pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh unit kerja/
fakultas dengan pihak mitra. Ini dilaksanakan pada pertengahan tahun dan akhir
tahun. Pada tahap ini data yang diperoleh adalah pelaksanaan kerjasama atau MoA
antara unit kerja dengan mitra, sedangkankan MoU dilakukan oleh Rektorat dengan
mitra kerjasama. Hasil pelaksanaan kerjasama antara Unnes dengan mitra secara
umum adalah peningkatan pelayanan tri dharma perguruan tinggi, yang meliputi
bidang penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Di samping
peningkatan tri dharma perguruan tinggi tersebut, kerjasama dengan mitra juga
menambah penerimaan dana Unnes yang berasal dari masyarakat/mitra. Dana

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 159
tersebut antara lain berupa pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR)
dari perusahaan atau perbankan yang dikelola bersama Unnes untuk meningkatkan
kualitas masyarakat yang disepati bersama. Seluruh data terbaru dan kegiatan terkini
dari kerjasama disajikan dalam website yang dimiliki oleh kerjasama. Di samping itu,
universitas juga melakukan monitoring terhadap MoU yang masih aktif dan yang akan
segera habis masa berlakunya. Kemudian memutuskan apakah kemitraan akan
segera habis masa berlakunya itu akan diperpanjang atau tidak berdasarkan atas
evaluasi pelaksanaan.
Monitoring juga dilaksanakan melalui sistem yang telah dikembangkan bidang
kerjasama yaitu Sistem informasi kerjasama http://kerjasama.unnes.ac.id

Dan juga melalui website International Office http://io.unnes.ac.id

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 160
G.10 Hasil kerjasama yang saling menguntungkan
Dengan meningkatnya kepedulian industri terhadap masyarakat dan telah
ditetapkannya klausul Corporate Social Responsibility (CSR) dalam UU No. 40 Tahun
2007, maka Unnes telah melakukan usaha untuk mengambil bagian dalam kegiatan
CSR yang diselenggarakan oleh korporasi terkait. Seperti kerjasama Unnes dengan
PT POS Indonesia yaitu penyerahan dana CSR sebesar Rp. 60 juta dan CSR PT
Pertamina dalam program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa
binaan sebesar Rp. 2,75 milyar. Program melalui program CSR PT Pertamina ini
masih berlangsung sampai sekarang menunjukkan bahwa mitra kerja sama
menunjukkan kepuasan dalam bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang.
Dalam perkembangannya Unnes menyadari bahwa perbankan merupakan
mitra yang potensial untuk meraih misi Unnes. Bank yang bermitra dengan Unnes
sampai dengan saat ini adalah Bank Bukopin, BTN, BNI, BRI, Bank Jateng, Bank
Mandiri, dan bahkan Unnes memperoleh dana beasiswa bagi mahasiswa Unnes dari
Bank Indonesia. Penguatan kerja sama juga dilakukan oleh Unnes dengan institusi
pendidikan tinggi lainnya di Indonesia. Pada tahun 2011, Unnes melakukan kerja sama
dengan Universitas Negeri Makasar, UIN Yogyakarta, UNESA, UNS, UNY, UM,
UNDHIKSA, UNIVET, dan STPKI Pacitan.
Data kerjasama yang berimplikasi pada pendapatan Unnes ditunjukan dalam
tabel berikut :
Tabel 7.17 Ringkasan Jumlah MoU

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 161
G.11 Kepuasan pihak-pihak yang bekerja sama
Manfaat dan kepuasan mitra kerjasama adalah sebagai berikut:
1) Mitra memperoleh pelayanan, fasilitasi, support dari Unnes terkait dengan
pelaksanaan kerjasama yang telah disepakati bersama. Mitra memperoleh
pelayanan tersebut antara lain berupa bantuan tenaga ahli, pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis, dukungan penelitian untuk kajian solusi, magang
mahasiswa, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada dasarnya dasar dari
kerjasama adalah saling memberi manfaat pada kedua lembaga. Unnes dapat
mendarmabaktikan tri dharmanya dengan baik, sedangkan mitra mendapatkan
apa yang diinginkannya antara lain meningkatkan sumber daya manusianya,
menyalurkan dana CSRnya, dll.
2) Informasi kepuasan mitra dapat diperoleh antara lain pada saat Tim Unnes
melaksanakan monitoring pelaksanaan kerjasama dengan mitra, melalui alumni
yang menjadi staf atau bekerja di mitra kerjasama, melalui informasi-informasi
yang disampaikan pada web Universitas Negeri Semarang. Informasi tersebut
sangat membantu dalam memperbaiki, melanjutkan, dan melaksanakan
kerjasama dengan mitra lainnya.
Cara memperoleh informasi tersebut adalah dengan :
1) Angket kepuasan, angket diberikan kepada mitra yang telah mendatangani
kerjasama dengan Unnes untuk mengetahui seberapa besar kemanfaatan
kerjasama yang telah dilaksanakan..
2) Testimony, mitra yang berkerjasama dengan Unnes diminta tanggapannya secara
naratif tentang kemanfaatan kerjasama yang telah dilaksanakan antara Unnes
dengan mitra. Testimony digunakan untuk menggabarkan kepuasan secara
deskriptif.

G.12. Deskripsi SWOT Komponen G


a. Kekuatan
1. SOTK Unnes sebagai Satker PKBLU menempatkan LP2M Unnes sebagai
lembaga mandiri.
2. LP2M dengan status Utama memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam
pengembangan dan pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Komitmen Universitas untuk menyediakan dana penelitian sebesar 10% dari
anggaran Unnes, dana rutin, adanya hibah IMHERE B2a tahun 2011 sistem
informasi LP2M akan semakin berkembang sehingga layanan akan semakin baik
dan cepat.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 162
4. Bertambahnya jumlah doktor dan guru besar Unnes meningkatkan kemampuan
LP2M dalam meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada
masyarakatnya.
5. Minat dosen Unnes di dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat sangat tinggi.
6. Sistem penjaminan mutu penelitian dan pengabdian juga telah diimplementasikan
oleh LP2M di dalam menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian di
Unnes.
7. Proses seleksi, pemantauan dan pelaporan penelitan telah dilaksanakan dengan
baik.
8. Dua berkala ilmiah telah diterbitkan oleh LP2M Unnes. Sistem administrasi dan
pengelolaan berbasis teknologi informatika yang sedang dikembangkan.
9. Unnes telah memiliki basis kerjasama yang cukup kuat di dalam negeri. Jumlah
terakhir dari MoU yang masih aktif saat ini adalah 73 pada tingkat Universitas dan
pada tingkat fakultas terdapat jumlan MoA yang lebih banyak lagi. Hal ini
menunjukkan bahwa inisiasi kerjasama Unnes berjalan dengan efektif karena
setiap tahun jumlah kerjasama Unnes meningkat.
10. Pada tingkat kerjasama luar negeri. Unnes juga memiliki banyak jaringan institusi
yang telah menandatangani MoU. Kebanyakan dari mitra Unnes tersebar di Asia
Tenggara, Ausralia dan Amerika Serikat. Dengan beberapa institusi lain di luar
region itu, Unnes telah membukukan kerjasama resmi sejumlah 34 dokumen.
11. Di luar dokumen yang telah dibukukan dalam bentuk perjanjian resmi, kerjasama
dengan mitra dalam dan luar negeri dapat berupa kegiatan bersama dengan mitra
yang dilaksanakan dengan sistem joint-management. Misalnya kegiatan berupa
short course yang diadakan Unnes dan diikuti mahasiswa luar negeri. Contoh lain
adalah kegiatan darmasiswa yang diikuti oleh puluhan peserta dari luar negeri.
Kegiatan seperti ini walaupun tidak terekam dalam dokumen MoU, namun
memberikan dampak yang sangat besar terhadap nilai promosi dan kontribusi
masyarakat.
12. Beberapa kegiatan yang diawali dari rintisan kerja sama berbuah pada dampingan
pendanaan dari pihak luar conthnya: kerjasama dengan Islamic Development
Bank, CSR Pertamina. Dana yang dikucurkan pun tidak sedikit dan jika dikelola
dengan benar maka akan memberikan dampak yang besar kepada Universitas
sebagai pendampingan pendanaan dari APBN dan PNBP
13. Di luar hibah yang berhubungan dengan penelitian dan pengabdian masyarakat,
Unnes juga terus menerus mendapatkan hibah pengembangan kerjasama dari

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 163
DIKTI contohnya: hibah untuk membuat SOP double degree, hibah penguatan
kantor urusan internasional dan hibah
14. Kerjasama yang bersifat international juga merambah pada keterlibatan Unnes
dengan konsorsium atau asosiasi internasional maupun kerjasama dengan agensi
yang dibiayai oleh asing. Hal ini sesuai dengan tujuan Unnes untuk memperluas
dan memperkuat jaringan baik di tingkat regional maupun internasional. Walaupun
kegiatan yang diadakan oleh konsorsium atau agensi tersebut diadakan di
Indonesia namun jaringannya tetap bersifat internasional.
15. Bertambahnya jumlah mahasiswa yang belajar di Unnes baik dalam program
short course maupun program bergelar merupakan nilai tambah.

b. Kelemahan
1. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan selama ini belum
jelas mengarah pada unggulan tertentu.
2. Fungsi dan peran pusat-pusat penelitian belum berfungsi secara optimum dan
sarana dan prasarana penelitiankurang memadai.
3. Skim penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum mengakomodasi visi
dan misi Unnes menjadi universitas bertaraf internasional.
4. Jumlah hasil penelitian dan pengabdian yang dipatenkan dan dipublikasikan di
jurnal internasional bereputasi sangat sedikit.
5. Kurangnya responsiveness baik dari pihak internal dapat menhambat pelaksanaan
MoU. Responsiveness mengacu sejauh pihak internal melaksanakan apa yang
menjadi isi dari perjanjian. Keadaan ini biasanya disebabkan adanya dana yang
belum dianggarkan sebelumnya untuk follow up kegiatan. Masalah responsiveness
dapat berimbas pada sleeping MoU atau MoU yang ditandatangani namun tidak
memiliki follow up.
6. Untuk memelihara dan mengembangkan kerjasama dengan institusi luar negeri
dibutuhkan sumber daya yang sangat besar. Diperlukan komitmen untuk
menyelesaikan beberapa proyek prioritas kunci. Yang dilakukan oleh Unnes selama
ini masih belum fokus pada proyek kunci
7. Jadwal kerja project yang dibiayai oleh pihak luar berpengaruh pada jadwal
kegiatan yang sedang berjalan di internal universitas. Dengan adanya project
tambahan dari luar, biasanya satuan kerja (satker) yang ditugasi menjadi overload.
8. Unnes tidak dapat memprediksi dan merencanakan hibah yang akan didapatkan di
tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan kurangnya perencanaan atas pelaksanaan
proyek yang didanai dana hibah.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 164
9. Konsorsium ataupun agensi menuntut kinerja aktif dari universitas. Tidak hanya
kinerja yang aktif, keterlibatan Unnes di konsorsium tersebut biasanya
membutuhkan sumber daya manusia maupun sumber daya finansial yang biasanya
sudah cukup terserap untuk kegiatan internal.
10. Masih kurangnya mahasiswa asing yang berminat untuk kuliah bergelar di Unnes

c. Peluang
1. Presiden RI pada tanggal 14 Desember 2010 mencanangkan Tujuh Sasaran Visi
Indonesia 2025yaitu (1) meningkatkan jumlah HKI dari penelitian dan industri yang
langsung berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi; (2) meningkatkan
infrastruktur sains dan teknologi berstandar internasional; (3) mencapai
swasembada pangan, obat-obatan, energi dan air bersih berkesinambungan; (4)
meningkatkan ekspor produk industri kreatif menjadi dua kali lipat; (5)
meningkatkan jumlah produk-produk unggulan dan nilai tambah industri dari
berbagai daerah; (6) mencapai swasembada produk dan sistem industri
pertahanan, transportasi dan ICT; dan (7) mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan, kemakmuran yang merata, dan memperkokoh NKRI (GDP
>USD 16,000).
2. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Deklarasi Milenium
atau MDGs bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target MDGs pada
tahun 2015. Terdapat delapan target MDGs, empat di antaranya adalah: (1)
bidang pendidikan, (2) bidang kesehatan, (3) penanggulangan kemiskinan, dan
(4) kelestarian lingkungan hidup. Selain MDGs, ukuran keberhasilan
pembangunan juga dapat didasarkan pada HDI atau IPM. HDI atau IPM inilah
yang digunakan UNDP dalam menilai keberhasilan pembangunan manusia di
suatu negara.
3. Desentralisasi pengelolaan kegiatan penelitian di Unnes menuntut LP2M menjadi
lebih mandiri. Tawaran penelitian dari sumber-sumber pendanaan selain DP2M
Dikti perlu dimanfaatkan dengan baik.
4. Berkontribusi dalam memecahkan masalah bangsa dalam lingkup nasional
maupun daerah melalui hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada
masyarakatnya.
5. Semakin banyaknya jumlah MoU Unnes dengan instansi dalam negeri
berimplikasi pada dua hal: a. Unnes semakin dipercaya oleh masyarakat dan b. Ini
adalah peluang untuk promosi lebih jauh. Hasil yang baik dari satu mitra akan
menyebar ke calon mitra.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 165
6. Unnes masih berkesempatan untuk memperluas kerjasama dengan institusi di
luar negeri. Pemerintah pun semakin mendukung usaha ini dengan banyaknya
acara yg diselenggarakan oleh pemerintah untuk mempertemukan universitas di
Indonesia dengan universitas diluar negeri.
7. Kegiatan yang dirintis oleh lembaga maupun individu di lingkungan Unnes namun
belum di MoU kan memiliki kesempatan untuk di MoU kan dimasa depan.
Semakin banyak kegiatan seperti ini semakin besar kesempatan Unnes untuk
memiliki kemitraan yang lebih permanen dengan pihak eksternal.
8. Masih banyak lembaga donor atau sumber dana yang belum dieksplorasi oleh
Unnes. Jika dana dampingan dari pihak luar yang saat ini dikelola oleh Unnes
dengan baik maka semakin terbuka kesempatan untuk memenangkan dana
dampingan dari donor yang lain seperti ADB, JAICA, dsb
9. Jumlah maupun jenis hibah dari pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun.
Jika Unnes terus meningkatkan kinerjanya maka jumlah dan jenis hibah yang
dimenangkan akan semakin banyak di masa yang akan datang.
10. Masih banyak konsorsium dan asosiasi yang dapat diikuti oleh Unnes. Sedangkan
untuk agensi-agensi asing yang sedang menjalankan misi di Indonesia juga masih
cukup banyak. Jika Unnes bergabung dengan Konsorsium dan asosiasi
internasional tersebut maka banyak keuntungan yang akan didapat.
11. Masih banyak mahasiswa asing di pasar yang sedang dikerjakan Unnes

d. Ancaman
1. Status LP2M dapat diturunkan jika tidak mampu menyelenggarakan desentralisasi
penelitian dan ini dapat mengancam gagalnya pencapaian visi misi Unnes
sebagai Universitas Konservasi yang sehat, unggul, dan sejahtera.
2. Karir staf akademik juga dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan
desentralisasi penelitian.
3. Pengabdian masyarakat lebih dikembangkan dari kegiatan hulu ke hilir dengan
meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
4. Plagiarisme juga menjadi salah satu tantangan dalam era keterbukaan informasi
saat ini.
5. Dalam menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
civitas akademik Unnes perlu menjunjung nilai-nilai integritas serta kode etik yang
berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyrakat.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 166
6. Integritas penelitian tidak terbatas kepada menghindari kecurangan dan
ketidakpatutan, namun juga meliputi penjagaan mutu dan akuntabilitas yang
merupakan keutamaan sivitas akademika.
7. Kualitas Perguruan Tinggi dapat dilihat dari peringkatnya terhadap perguruan
tinggi lain di tingkat Asia maupun dunia. Unnes yakin secara bertahap akan
menjadi bagian dari universitas kelas dunia (world-class universities).
8. Masalah responsiveness juga dapat terjadi disebabkan dari pihak luar. Pihak luar
yang dimaksud adalah mitra yang bekerjasama dengan Unnes. Masalah ini terjadi
ketika mitra lambat menanggapi kerjasama atau tidak melaksanakan perjanjian
yang telah disepakati
9. Seperti yang terjadi pada kerjasama dalam negeri, hambatan pada kerjasama
dalam negeri, kerumitan pada kerjasama luar negeri bertambah karena faktor
jarak, nilai tukar rupiah, perbedaan budaya dan faktor perencanaan internasional.
10. Semakin banyak universitas atau institusi baik di dalam dan luar negeri yang tidak
ingin menandatangani MoU jika belum ada kegiatan riil yang telah dilakukan oleh
kedua belah pihak. Ada juga kecenderungan institusi-institusi tersebut tidak
memprioritaskan Unnes sebagai mitra mereka.
11. Dana dampingan dari pihak luar sangat diharapkan namun sifatnya sangat
kompetitif. Kita harus bersaing dengan universitas lain yang mungkin lebih
terbiasa dengan proses tender dan fund raising dari dalam negeri maupun luar
negeri
12. Hibah pengembangan kerjasama tema-nya ditentukan oleh DIKTI atau pemberi
hibah yang bersangkutan. Tema yang ditentukan belum tentu sesuai dengan yang
sedang dikembangkan oleh Universitas.
13. Permasalahan utama dari sebuah konsorsium atau asosiasi adalah ketika ada
panitia atau anggota konsorsium tidak aktif. Untuk agensi asing, masalah utama
adalah terlalu banyaknya permintaan dari agensi tersebut padahal dana yang
dikeluarkan oleh mereka sangat terbatas.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 167
Tabel 7.18 Deskripsi SWOT
Kekuatan Kelemahan
1. SOTK Unnes sebagai Satker 11. Penelitian dan pengabdian kepada
PKBLU menempatkan LP2M masyarakat yang dijalankan selama
Unnes sebagai lembaga mandiri. ini belum jelas mengarah pada
2. LP2M dengan status Utama unggulan tertentu.
memiliki keleluasaan yang lebih 12. Fungsi dan peran pusat-pusat
besar dalam pengembangan dan penelitian belum berfungsi secara
pengelolaan penelitian dan optimum dan sarana dan prasarana
pengabdian kepada masyarakat. penelitiankurang memadai.
3. Komitmen Universitas untuk 13. Skim penelitian dan pengabdian
menyediakan dana penelitian kepada masyarakat belum
sebesar 10% dari anggaran mengakomodasi visi dan misi Unnes
Unnes, dana rutin, adanya hibah menjadi universitas bertaraf
IMHERE B2a tahun 2011 sistem internasional.
informasi LP2M akan semakin 14. Jumlah hasil penelitian dan
berkembang sehingga layanan pengabdian yang dipatenkan dan
akan semakin baik dan cepat. dipublikasikan di jurnal internasional
4. Bertambahnya jumlah doktor dan bereputasi sangat sedikit.
guru besar Unnes meningkatkan 15. Kurangnya responsiveness baik dari
kemampuan LP2M dalam pihak internal dapat menhambat
meningkatkan kualitas penelitian pelaksanaan MoU. Responsiveness
dan pengabdian kepada mengacu sejauh pihak internal
masyarakatnya. melaksanakan apa yang menjadi isi
5. Minat dosen Unnes di dalam dari perjanjian. Keadaan ini biasanya
melakukan penelitian dan disebabkan adanya dana yang belum
pengabdian kepada masyarakat dianggarkan sebelumnya untuk follow
sangat tinggi. up kegiatan. Masalah responsiveness
6. Sistem penjaminan mutu penelitian dapat berimbas pada sleeping MoU
dan pengabdian juga telah atau MoU yang ditandatangani
diimplementasikan oleh LP2M di namun tidak memiliki follow up.
dalam menyelenggarakan kegiatan 16. Untuk memelihara dan
penelitian dan pengabdian di mengembangkan kerjasama dengan
Unnes. institusi luar negeri dibutuhkan
7. Proses seleksi, pemantauan dan sumber daya yang sangat besar.
pelaporan penelitan telah Diperlukan komitmen untuk
dilaksanakan dengan baik. menyelesaikan beberapa proyek
8. Dua berkala ilmiah telah prioritas kunci. Yang dilakukan oleh
diterbitkan oleh LP2M Unnes. Unnes selama ini masih belum fokus
Sistem administrasi dan pada proyek kunci
pengelolaan berbasis teknologi 17. Jadwal kerja project yang dibiayai
informatika yang sedang oleh pihak luar berpengaruh pada
dikembangkan. jadwal kegiatan yang sedang berjalan
9. Unnes telah memiliki basis di internal universitas. Dengan
kerjasama yang cukup kuat di adanya project tambahan dari luar,
dalam negeri. Jumlah terakhir dari biasanya satuan kerja (satker) yang
MoU yang masih aktif saat ini ditugasi menjadi overload.
adalah 73 pada tingkat Universitas 18. Unnes tidak dapat memprediksi dan
dan pada tingkat fakultas terdapat merencanakan hibah yang akan
jumlan MoA yang lebih banyak didapatkan di tahun berikutnya. Hal
lagi. Hal ini menunjukkan bahwa ini menyebabkan kurangnya
inisiasi kerjasama Unnes berjalan perencanaan atas pelaksanaan
dengan efektif karena setiap tahun proyek yang didanai dana hibah.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 168
jumlah kerjasama Unnes 19. Konsorsium ataupun agensi menuntut
meningkat. kinerja aktif dari universitas. Tidak
10. Pada tingkat kerjasama luar hanya kinerja yang aktif, keterlibatan
negeri. Unnes juga memiliki Unnes di konsorsium tersebut
banyak jaringan institusi yang telah biasanya membutuhkan sumber daya
menandatangani MoU. manusia maupun sumber daya
Kebanyakan dari mitra Unnes finansial yang biasanya sudah cukup
tersebar di Asia Tenggara, terserap untuk kegiatan internal.
Ausralia dan Amerika Serikat. 20. Masih kurangnya mahasiswa asing
Dengan beberapa institusi lain di yang berminat untuk kuliah bergelar
luar region itu, Unnes telah di Unnes
membukukan kerjasama resmi
sejumlah 34 dokumen.
11. Di luar dokumen yang telah
dibukukan dalam bentuk perjanjian
resmi, kerjasama dengan mitra
dalam dan luar negeri dapat
berupa kegiatan bersama dengan
mitra yang dilaksanakan dengan
sistem joint-management.
Misalnya kegiatan berupa short
course yang diadakan Unnes dan
diikuti mahasiswa luar negeri.
Contoh lain adalah kegiatan
darmasiswa yang diikuti oleh
puluhan peserta dari luar negeri.
Kegiatan seperti ini walaupun tidak
terekam dalam dokumen MoU,
namun memberikan dampak yang
sangat besar terhadap nilai
promosi dan kontribusi
masyarakat.
12. Beberapa kegiatan yang diawali
dari rintisan kerja sama berbuah
pada dampingan pendanaan dari
pihak luar conthnya: kerjasama
dengan Islamic Development
Bank, CSR Pertamina. Dana yang
dikucurkan pun tidak sedikit dan
jika dikelola dengan benar maka
akan memberikan dampak yang
besar kepada Universitas sebagai
pendampingan pendanaan dari
APBN dan PNBP
13. Di luar hibah yang berhubungan
dengan penelitian dan pengabdian
masyarakat, Unnes juga terus
menerus mendapatkan hibah
pengembangan kerjasama dari
DIKTI contohnya: hibah untuk
membuat SOP double degree,
hibah penguatan kantor urusan
internasional dan hibah
14. Kerjasama yang bersifat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 169
international juga merambah pada
keterlibatan Unnes dengan
konsorsium atau asosiasi
internasional maupun kerjasama
dengan agensi yang dibiayai oleh
asing. Hal ini sesuai dengan tujuan
Unnes untuk memperluas dan
memperkuat jaringan baik di
tingkat regional maupun
internasional. Walaupun kegiatan
yang diadakan oleh konsorsium
atau agensi tersebut diadakan di
Indonesia namun jaringannya
tetap bersifat internasional.
15. Bertambahnya jumlah mahasiswa
yang belajar di Unnes baik dalam
program short course maupun
program bergelar merupakan nilai
tambah.

Peluang Ancaman
12. Presiden RI pada tanggal 14 14. Status LP2M dapat diturunkan jika
Desember 2010 mencanangkan tidak mampu menyelenggarakan
Tujuh Sasaran Visi Indonesia desentralisasi penelitian dan ini
2025yaitu (1) meningkatkan jumlah dapat mengancam gagalnya
HKI dari penelitian dan industri pencapaian visi misi Unnes sebagai
yang langsung berhubungan Universitas Konservasi yang sehat,
dengan pertumbuhan ekonomi; (2) unggul, dan sejahtera.
meningkatkan infrastruktur sains 15. Karir staf akademik juga dipengaruhi
dan teknologi berstandar oleh keberhasilan pelaksanaan
internasional; (3) mencapai desentralisasi penelitian.
swasembada pangan, obat- 16. Pengabdian masyarakat lebih
obatan, energi dan air bersih dikembangkan dari kegiatan hulu ke
berkesinambungan; (4) hilir dengan meningkatnya ekonomi
meningkatkan ekspor produk dan kesejahteraan masyarakat.
industri kreatif menjadi dua kali 17. Plagiarisme juga menjadi salah satu
lipat; (5) meningkatkan jumlah tantangan dalam era keterbukaan
produk-produk unggulan dan nilai informasi saat ini.
tambah industri dari berbagai 18. Dalam menjalankan kegiatan
daerah; (6) mencapai penelitian dan pengabdian kepada
swasembada produk dan sistem masyarakat, civitas akademik Unnes
industri pertahanan, transportasi perlu menjunjung nilai-nilai integritas
dan ICT; dan (7) mencapai serta kode etik yang berkaitan
pertumbuhan ekonomi yang dengan penelitian dan pengabdian
berkesinambungan, kemakmuran kepada masyrakat.
yang merata, dan memperkokoh 19. Integritas penelitian tidak terbatas
NKRI (GDP >USD 16,000). kepada menghindari kecurangan
13. Indonesia sebagai salah satu dan ketidakpatutan, namun juga
negara yang menandatangani meliputi penjagaan mutu dan
Deklarasi Milenium atau MDGs akuntabilitas yang merupakan
bertekad untuk memenuhi keutamaan sivitas akademika.
komitmen pencapaian target 20. Kualitas Perguruan Tinggi dapat
MDGs pada tahun 2015. Terdapat dilihat dari peringkatnya terhadap

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 170
delapan target MDGs, empat di perguruan tinggi lain di tingkat Asia
antaranya adalah: (1) bidang maupun dunia. Unnes yakin secara
pendidikan, (2) bidang kesehatan, bertahap akan menjadi bagian dari
(3) penanggulangan kemiskinan, universitas kelas dunia (world-class
dan (4) kelestarian lingkungan universities).
hidup. Selain MDGs, ukuran 21. Masalah responsiveness juga dapat
keberhasilan pembangunan juga terjadi disebabkan dari pihak luar.
dapat didasarkan pada HDI atau Pihak luar yang dimaksud adalah
IPM. HDI atau IPM inilah yang mitra yang bekerjasama dengan
digunakan UNDP dalam menilai Unnes. Masalah ini terjadi ketika
keberhasilan pembangunan mitra lambat menanggapi kerjasama
manusia di suatu negara. atau tidak melaksanakan perjanjian
14. Desentralisasi pengelolaan yang telah disepakati
kegiatan penelitian di Unnes 22. Seperti yang terjadi pada kerjasama
menuntut LP2M menjadi lebih dalam negeri, hambatan pada
mandiri. Tawaran penelitian dari kerjasama dalam negeri, kerumitan
sumber-sumber pendanaan selain pada kerjasama luar negeri
DP2M Dikti perlu dimanfaatkan bertambah karena faktor jarak, nilai
dengan baik. tukar rupiah, perbedaan budaya dan
15. Berkontribusi dalam memecahkan faktor perencanaan internasional.
masalah bangsa dalam lingkup 23. Semakin banyak universitas atau
nasional maupun daerah melalui institusi baik di dalam dan luar
hasil-hasil penelitian dan negeri yang tidak ingin
pengabdian kepada menandatangani MoU jika belum
masyarakatnya. ada kegiatan riil yang telah
16. Semakin banyaknya jumlah MoU dilakukan oleh kedua belah pihak.
Unnes dengan instansi dalam Ada juga kecenderungan institusi-
negeri berimplikasi pada dua hal: institusi tersebut tidak
a. Unnes semakin dipercaya oleh memprioritaskan Unnes sebagai
masyarakat dan b. Ini adalah mitra mereka.
peluang untuk promosi lebih jauh. 24. Dana dampingan dari pihak luar
Hasil yang baik dari satu mitra sangat diharapkan namun sifatnya
akan menyebar ke calon mitra. sangat kompetitif. Kita harus
17. Unnes masih berkesempatan bersaing dengan universitas lain
untuk memperluas kerjasama yang mungkin lebih terbiasa dengan
dengan institusi di luar negeri. proses tender dan fund raising dari
Pemerintah pun semakin dalam negeri maupun luar negeri
mendukung usaha ini dengan 25. Hibah pengembangan kerjasama
banyaknya acara yg tema-nya ditentukan oleh DIKTI
diselenggarakan oleh pemerintah atau pemberi hibah yang
untuk mempertemukan universitas bersangkutan. Tema yang
di Indonesia dengan universitas ditentukan belum tentu sesuai
diluar negeri. dengan yang sedang dikembangkan
18. Kegiatan yang dirintis oleh oleh Universitas.
lembaga maupun individu di 26. Permasalahan utama dari sebuah
lingkungan Unnes namun belum di konsorsium atau asosiasi adalah
MoU kan memiliki kesempatan ketika ada panitia atau anggota
untuk di MoU kan dimasa depan. konsorsium tidak aktif. Untuk agensi
Semakin banyak kegiatan seperti asing, masalah utama adalah terlalu
ini semakin besar kesempatan banyaknya permintaan dari agensi
Unnes untuk memiliki kemitraan tersebut padahal dana yang
yang lebih permanen dengan dikeluarkan oleh mereka sangat
pihak eksternal. terbatas.
19. Masih banyak lembaga donor atau

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 171
sumber dana yang belum
dieksplorasi oleh Unnes. Jika dana
dampingan dari pihak luar yang
saat ini dikelola oleh Unnes
dengan baik maka semakin
terbuka kesempatan untuk
memenangkan dana dampingan
dari donor yang lain seperti ADB,
JAICA, dsb
20. Jumlah maupun jenis hibah dari
pemerintah terus meningkat dari
tahun ke tahun. Jika Unnes terus
meningkatkan kinerjanya maka
jumlah dan jenis hibah yang
dimenangkan akan semakin
banyak di masa yang akan datang.
21. Masih banyak konsorsium dan
asosiasi yang dapat diikuti oleh
Unnes. Sedangkan untuk agensi-
agensi asing yang sedang
menjalankan misi di Indonesia juga
masih cukup banyak. Jika Unnes
bergabung dengan Konsorsium
dan asosiasi internasional tersebut
maka banyak keuntungan yang
akan didapat.
22. Masih banyak mahasiswa asing di
pasar yang sedang dikerjakan
Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 172

Anda mungkin juga menyukai