Metabolisme Hemoglobin
Hemoglobin merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam sel
darah merah (eritrosit). Ia adalah molekul kompleks yang tersusun atas empat rantai
globin dimana setiap globin mengikat satu molekul haem. Fungsi utama dari
hemoglobin adalah mendistribusikan oksigen dari paru-paru ke jaringan dalam tubuh
(Bain, 2003). Berikut ini merupakan proses pembentukan haemoglobin disertai lokasi
reaksi, enzim yang terlibat, dan zat-zat intermediet yang diambil dari buku A-Z of
Haematology (2003).
Setelah eritrosit menghabiskan usianya (sekitar 120 hari), maka eritrosit akan
difagositosis. Bagian dari hemoglobin mulai terpecah, dimana globin akan dikirim
menuju pool asam amino, sedangkan ferro (Fe2+) dari haem akan dilepas untuk
kemudian mengalami reaksi perubahan dari haem menjadi biliverdin. Fe 2+ akan diikat
oleh transferrin untuk dibawa menjadi sum-sum tulang. Biliverdin akan diubah
menjadi bilirubin dan terikat pada albumin untuk ditranspor menuju hepar untuk
dieksresikan dalam bentuk garam empedu (Martini, 2012).
Setiap hari tubuh manusia memproduksi jutaan sel darah (eritrosit, leukosit,
dan platelet). Hematopoiesis terjadi di tempat-tempat yang berbeda, sesuai
pertumbuhan dan perkembangan manusia (Kitchen, 2011), yaitu:
2. minggu ke-enam hingga bulan ke-enam kehamilan terletak di hepar foetus dan lien
EPO adalah suatu hormon yang akan memicu terjadinya eritropoiesis. EPO
akan diproduksi di ginjal setelah sensor oksigen di ginjal mendapatkan stimulus
berupa sinyal hipoksia. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan hipoksia menurut
Kitchen (2011) antara lain :
3. Anemia
4. Defek hemoglobin
3. 4,9% tersimpan dalam bentuk myoglobin dan sitokrom (yang turut terlibat dalam
rantai transpor elektron)
a. Lelah
c. Nafas memendek
d. Angina
e. Takikardi
f. Pallor
a. Glossitis
b. Koilonychia
c. Stomatitis angular
d. Alopecia
e. Pica
Anemia ini dapat menyebabkan otot bekerja lebih keras dalam naungan
metabolisme anaerobik sehingga dapat menimbulkan tumpukan asam laktat. Anemia
defisiensi berat dapat menyebabkan hypoxemia hingga infark miokard karena
kekurangan asupan oksigen melalui arteri koroner. Adanya hipoksia jaringan akan
memacu jantung untuk memompa lebih cepat sehingga terjadi takikardi pada anemia
fase akut (Harper, 2012).
Disfagia dapat terjadi pada makanan berbentuk solid oleh karena terbentuknya
pharyngeal and esophageal webs (bagian dari sindrom Plummer-Vinson) akibat
carcinoma sel squamous di area cricoid. Gastritis atrofi juga dapat terjadi dengan
penurunan sekresi asam lambung, pepsin, dan faktor-faktor intrinsik secara drastis.
Beberapa penelitian bahkan menyatakan adanya penurunan fungsi imun akibat
kekurangan besi sehingga mereka lebih labil terhadap infeksi. Kekurangan besi juga
dapat mengganggu pertumbuhan saraf hingga menyebabkan cedera neurologis
permanen yang ireversibel jika tidak ditangani secara lanjut (Harper, 2012).
1. Medikomentosa
2. Nonmedikomentosa
b. Melakukan transfusi sel darah merah jika pasien mengalami perdarahan akut
atau terjadi ancaman hipoksia
Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah (dibawah 2500 gram)
memiliki nutrisi in vivo yang lebih sedikit dibandingkan bayi yang lahir normal. Pada
saat lahir ia telah mengalami defisiensi nutrisi yang disebabkan juga oleh asupan gizi
ibu hamil yang tidak terpenuhi, sehingga hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangannya. Sementara proses pertumbuhan berlanjut, ia membutuhkan
asupan nutrisi lebih namun tidak diiringi dengan peningkatan asupan nutrisi (dalam
konteks ini adalah Fe) sehingga ia akhirnya mengalami defisiensi Fe.
Hubungan dengan ASI dan kandungan susu formula
Air susu ibu (ASI) merupakan asupan nutrisi terbaik bagi bayi hingga umur
dua tahun dan harus diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama. Namun
setelah 6 bulan ia harus didampingi dengan asupan makanan selain ASI agar bayi
dapat mulai belajar mengunyah dan mendapatkan asupan nutrisi yang belum cukup
jika hanya dari ASI (yang kemudian diketahui hanya memenuhi 60-70% kebutuhan
nutrisi bayi). Susu formula bersama makanan non asi lainnya memiliki kandungan
nutrisi lain yang diperlukan bayi, sehingga apabila bayi meminum ASI eksklusif
hingga dua tahun ia dapat mengalami defisiensi nutrisi (misalnya Fe yang didapatkan
dari makanan hewani seperti daging-dagingan).
Daftar Pustaka
Harper, JL. 2012. Scientific Article : Iron Deficiency Anemia. Dapat diakses di:
http://emedicine.medscape.com/article/202333-overview#aw2aab6b2b3.
Diakses tanggal 11 September 2012.
Kondo, M. 2009. Hematopoietic Stem Cell Biology. New York: Humana Press.
Martini, FH dkk. 2012. Fundamentals of Anatomy and Physiology 9th Edition. San
Fransisco: Pearson Education.
Smith, C. 2003. Hematopoietic Stem Cells and Hematopoiesis. Journal of the Moffit
Cancer Center 10(1). Florida: Lee Moffitt Cancer Center and Research
Institute, Inc.