maka ilmu kedokteran kehakiman timbul kira-kira 2000 tahun SM di Mesir yakni di Babylon
sudah ada UU dari Raja Hamurabi yang merupakan suatu konstitusi tentang dasar dari IKK.
berbunyi :
1. Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak
Dalam Hukum Islam sekarang di Indonesai dikenal suatu masa iddah yaitu bila
terjadi perceraian antara suami-istri maka si istri sebelum lampau masa iddah ialah 100 hari
lamanya dihitung sejak perceraiannya tidak boleh menikah dengan laki-laki lain. Sedangkan
diperbolehkan kawin lagi, melainkan setelah lewat waktu 300 hari semenjak perkawinan
terakhir dibubarkan. Pada zaman romawi sewaktu pemerintahan Julius Caesar dibunuh oleh
Brotus cs maka dapat diketahui bahwa dari ilmu kedokteran 23 tusukan yang didapat dalam
tubuh Julius Caesar yang menyebabkan kematiannya hanya 1 tusukan saja yaitu di dadanya.
Kini timbul pertanyaan apa tugas dari IKK dan apa hubungannya dengan
Jawabannya adalah bahwa tugas IKK membantu para petugas kepolisian dan kejaksaan
khususnya serta kehakiman terutama dalam hal menghadapi suatu kasus perkara yang
menyangkut pengerusakan tubuh dan kesehatan serta nyawa manusia sehingga kasus perkara
Jadi kesimpulan IKK adalah ilmu yang menggunakan pengetahuan ilmu kedokteran untuk
membantu peradilan baik dalam perkara pidana maupun perkara lain (perdata) dan tujuan
IKK adalah membantu kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman dalam mengahadapi kasus-
Di samping itu yang memegang peranan semakin lama semakin besar dalam
pengusutan tindak pidana terhadap kesehatan dan nyawa manusia ialah ilmu kimia
Ada perbedaan antara tujuan dan kewajiban utama dari ilmu kedokteran kehakiman,
yaitu tugas seorang dokter adalah untuk menyembuhkan pasien atau minimal mengurangi
rasa sakit si penderita, di sini dasarnya intuitif jadi subyektif. Misalnya walaupun seorang
dokter tahu bahwa si pasien itu tidak ada harapan untuk sembuh namun diberi pertolongan
atau bila ada seseorang yang menyatakan bahwa ia sakit padahal setelah diperiksa ternyata
hidup.
2. Ketentuan hukum yang ada hubungannya dengan IKK
Dengan diundangkannya hukum acara pidana 31 desember 1981, LN 1982 nomor 74;
Pasal 1
1. penyidik adalah pejabat polisi negara RI atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diatur dalam UU untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan
bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.
6.(a) Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh UU ini untuk bertindak
(b) penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh UU ini untuk melakuakn
pengadilan negeri yang berwenangan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU ini
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang di pengadilan.
8. hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh UU untuk mengadili
9. mengadili adalah serangkain tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus
perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam
11. putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan
terbuka, yang dapat berupa pemidanaan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam
15. terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili disidang
pengadilan.
28. keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan.
Pasal 120
(1) Dalam hal ; penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau
bila disebabkan karna harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang
diminta.
Pasal 133
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
sakit diperlukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut
dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap
jabatan yang diletakan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
Kemudian diterangkan selanjutnya dalam penjelasan pasal 113 ayat 2:
keteranagn yang diberikan oleh keahlian kedokteran kehakiman disebut
Pasal 134
(1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat
yang perlu diberi tahu tidak ketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu dilakukan penggalian mayat,
dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam 133 ayat (2) dan pasal 134
ayat (1) UU ini. Selanjutnya diterangkan penjelasan pasal 135 yang dimaksud dengan
penggalian mayat termasuk pengambilan mayat dari semua tempat dan cara penguburan.
Pasal 136
DIKETEMUKAN jadi visum et repertum adalah suatu keterangan dokter dengan apa
yang dilihat dan diketemukan di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang
luka atau terhadap mayat. Menurut pendapat Dr. Tjan Han Tjong visum et repertum
merupakan suatu hal yang penting dalam pembuktian karna menggantikan sepenuhnya
dalam ilmu kedoteran kehakiman adalah membantu para petugas kepolisian, kejaksaan
dan kehakiman dalam mengungkapkan suatu perkara pidana yang berhubungan dengan
kerusakan tubuh, kesehatan nyawa manusia, sehingga bekerjanya harus obyektif dengan
untuk kemudian mengambil kesimpulan maka oleh karnanya pada waktu memberi
laporan dalam pemberitahuan dari visum et repertum harus yang sesunggunya dan
(2). Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 akan diatur lebih
rencana, dan suatu verslag atas pemeriksaan barang bukti, oleh karna itulah visum et
repertum merupakan pengganti sepenuhnya daripada barang bukti yang diperiksa, maka oleh
karnanya visum et repertum pada hakekatnya adalah menjadi alat bukti sah.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, pada waktu itu dianalisa beberapa pasal
dari peraturan per-UU-an dengan ilmu kedokteran kehakiman, yaitu antara lain:
daripada orang, yang memegang jabatan, pangkat atau pekerjaan umum, harus
mengatakan bahwa surat itu diperbuat dengan mengingat sumpah ketika menerima
menyatakan tentang hal ikhwal atau keadaan suatu perkara, hanya dipakai untuk
merupakan kesaksian, karena ia memuat segala hal yang dilihat dan diketemukan pada
waktu dilakukan pemeriksaan, jadi sama halnya dengan seseorang yang melihat dan
bukti yang sah, tidak hanya pemberitaanya saja melainkan termasuk kesimpulannya.
Ada 2 macam alat bukti yang sah yaitu
Keterangan saksi
Keterangana hli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa
3. Hal umum yang sudah diketahui tidak perlu dibuktikan lagi
4. Macam-macam visum et repertum atau visum et repertum tentang luka ada 3 yaitu:
1. Visum et repertum(yang diberikan sekaligus)
2. Visum et repertum (sementara)
3. Visum et repertum lanjutan
5. kasus-kasus perkara pidana yang memerlukan adanya visum et repertum
yang memerlukan adanya et repertum ialah meliputi peristiwa pidana sebagai berikut
ialah:
Pernafasannya berhenti
Jantungnya berhenti bergerak atau memompa oleh karenaa itu berhenti pula
jalannya darah hal mana dapat diraba pada pergelangan (pols) di mana
disekitarnya.
Walaupun sudah mati tetapi masih ada bagian-bagian lain masih hidup dan
Perubahan yang dapat dilihat pada mayat (identifikasi mayat) ada 2 macam yaitu
Bintik-bintik mayat yang timbul warna merah sampai merah tua pada tubuh mayat
ialah rahang, lekuk tengkuk, berturut-turut diikuti oleh badan, lengan dan kedua kaki,
diri
Karena kekurangan hawa masuk
BAB IV
Penjelasan:
resep adalah permintaan dengan hormat dari seorang dokter kepada apotek untuk
TOXICOLOGY FORENSIC
Toxicology berasal dari kata toxicon (bahasa Yunani) poison yang berarti racun, arti yang
Forensic berasal dari kata forensis (bahasa Latin) perkataan dalam forum (a public
racun termasuk efek racun terhadap tubuh manusia dan cara menanggulanginya bila terjadi
kematiannya, apakah akibat racun atau akibat lain yang ada hubungannya
(LN. 1981 No 76,) tidak dicantumkan atau tidak ada suatu uraian mengenai apa yang
dimaksud dengan racun, tetapi yang biasa dianut ialah sesuai dengan definisi taylor
Ada beberapa dosis yang digunakan untuk mencapai tujuannya masing-masing ialah:
a) Dosis pemakain (usual dosage) biasanya digunakan oleh seseorang yang
kepada si penderita.
d) Dosis toxis (toxis dosage) ialah takaran yang bila diberikan kepada seseorang
a) Zat-zat kimia
Jenis peracunan atau keracunan ini yang paling banyak terjadi di sini termasuk obat-
obatan.
b) Bakteria
Misalnya botulism poesoning-penyebab toxin clostridium botulinum
c) Tumbuh-tumbuhan atau jamur
Misalnya tempe bongkrek-penyebab jamur bongkrek (fungi)
d) Makanan
Misalnya: tape (singkong), biji pohon karet penyebabnya cyanophorin glicosida
e) Mekanis
Misalnya: kemasukan zat yang tajam (debu ampelas atau baja) sehingga
menaruh obat atau menaruh racun sembarangan sehingga tertukar atau mudah
dicapai anak-anak.
BAB VI
Tugas penyidik bila disangka apabila ada kasus peracunan atau keracunan
a. Penyidik dapat meminta bantuan satu atau dua orang dokter kemudian bersama-
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga kena peristiwa tindak pidana
secara tertulis yang dalam surat itu disebutkan dengan tugas untuk
pemeriksaan luka atau pemriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat
3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
Pasal 179
PASAL 224
Barangsiapa yang dipanggil menurut UU akan menjadi saksi, ahli atau juru bahasa, dengan
sengaja tidak memenuhi suatu kewajiban yang sepanjang UU harus dipenuhi dalam jabatan
tersebut dihukum.
setelah mayat korban dibedah oleh dokter kemudian diambil dan dikumpulkan
jaringan-jaringan atau organ-organ tubuh korban untuk dijadikan barang bukti dan
1957 S. 1937 sampai 350 maka ekspertis tidak diatur dan dibicarakan dalam
BAB VII
1. Umum
penyakit jiwa atau terganggu jiwanya, misalnya dalam suatu peristiwa pembunuhan,
maka di sini forensic psychiatry (ilmu kedokteran jiwa kehakiman) dengan forensic
medicine (IKK) mempunyai titik pertemuanya yaitu di segi hukum terutama dalam
berikut
a. Seorang penderita jiwa yang menahun mendengar pidato dari presiden yang
spontan si penderita ini pergi ke rumah makan dan makan atau minum
rumah makan tetapi orang tersebut mengambil batu dan dilemparkan pada
ternyata dia adalah penderita kronis, yang dalam keadaan kelaparan bisa
keluyuran dan entah dari mana ia mendapatkan sebilah pisau yang dipakai
Jadi kesimpulannya ialah perbuatan-perbuatan tindak pidana yang besar atau berat maka
sebelum diberikan psychiatrische attest harus diadakan observasi terlebih dahulu melalui