Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rizka Diva Pratiwi Dikumpulkan Pada : Kamis, 7 Sept 2017

NPM : 1506675900 Paraf Asisten/Dosen :


Kelompok : 11
Topik : Environmental Protection : Plant Processes Criteria Related to
Environmental Control
Pembahasan :

PENDAHULUAN

Plant Process adalah proses pembangunan suatu pabrik. Pabrik sendiri merupakan
tempat mengelola bersama-sama faktor-faktor seperti manusia, mesin, material, energi, uang,
informasi di dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa (Ir.
Susinggih Wijana, 2013). Untuk menghasilkan suatu produk, tentulah dibutuhkan bahan-
bahan baku yang akan digunakan selama proses berlangsung. Namun sayangnya dalam
pelaksanaan proyek, seringkali hanya mementingkan perencanaan produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga murah dan disenangi konsumen, tanpa
mempertimbangkan pemilihan bahan baku dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Maka dari itu, dalam pembangunan sebuah pabrik, sangat disarankan untuk mengkritisi setiap
segment proses untuk mengurangi atau mencegah potensi limbah yang dihasilkan dari
pembangunan plant process dan pembuatan produk yang dapat mencemari lingkungan
sekitar.

Gambar 1. Asap Pabrik sebagai Residu Pembakaran Bahan Bakar Fosil yang dapat
Mencemari Lingkungan

Sumber : http://kuchendesignideen.net
KONSEP DALAM MERANCANG PABRIK

Material Procurement

Untuk membuat suatu produk, bahan baku menjadi salah satu aspek penting yang
perlu dipertimbangkan, apalagi jika kita berbicara mengenai dampaknya terhadap
lingkungan. Bahan yang digunakan tentunya bahan yang aman dan tidak beracun untuk
proses produksi maupun setelah menjadi limbah. Hasil akhir dari proses produksi haruslah
tidak berbahaya bagi lingkungan, sehingga sangat penting untuk memilih bahan yang bersifat
ramah lingkungan. Perlu dipertimbangkan apakah bahan baku yang kita pilih sudah efektif
atau belum, sehingga tidak menimbulkan reaksi samping yang tidak diinginkan.

Material Utilization

Proses material utilization melibatkan pemilihan proses dan teknologi yang tepat, dimana
proses tersebut tidak menghasilkan limbah atau setidaknya menghasilkan limbah paling
sedikit. Melihat banyaknya plant process yang kurang memperhatikan lingkungan, maka
perlu dilakukan pengembangan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan. Kawasan
Industri Berwawasan Lingkungan (Eco-Industrial Park/ Esatate) merupakan sekumpulan
industri dan bisnis jasa yang berlokasi pada suatu tempat di mana pelaku-pelaku di dalamnya
secara bersama meningkatkan kinerja lingkungan, ekonomi dan sosialnya melalui kerjasama
dalam mengelola issu lingkungan dan sumberdaya (Lowe, 2001). Konsep dasar dalam
pengembangan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan meliputi ekologi industri,
produksi bersih, dan desain & konstruksi berkelanjutan.

Ekologi Industri
Ekologi industri adalah suatu sistem yang diterapkan dalam plant process untuk
mengelola aliran energi atau material sehingga diperoleh efisiensi yang tinggi dan
menghasilkan sedikit polusi. Tujuan utamanya adalah untuk mengorganisasi sistem
industri sehingga diperoleh suatu jenis operasi yang ramah lingkungan dan
berkesinambungan. Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologi industri ada
empat elemen utama, yaitu :
1. Optimasi penggunaan sumber daya (resource)
Optimasi yang dilakukan berupa konsep rantai makanan industri, yaitu
pemanfaatan produk samping dan limbah menjadi bahan baku bagi komponen
sistem industri lain. Dalam kawasan ini, industri-industri bekerja sama untuk
mengoptimasi penggunaan sumber daya yang ada sehingga limbah industri yang
dihasilkan bisa diminimalisasi.
2. Siklus material yang tertutup dan minimalisasi emisi
Pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama limbah yang dihasilkan
industri. Masing-masing industri yang terlibat membutuhkan energi yang jauh
lebih kecil karena dibantu oleh pasokan dari energi alternatif yang bersumber dari
limbah industri-industri lain. Dengan demikian, dampak lingkungan yang
dihasilkan bisa diminimalisir.
3. Proses dematerialisasi
Proses dematerialisasi dibagi menjadi proses dematerialisasi relatif dan proses
dematerialisasi absolut. Proses dematerialisasi relatif menjelaskan bahwa suatu
proses produksi yang memaksimal penggunaan bahan baku yang ada untuk
menghasilkan produk yang sebesar-besarnya Proses dematerialisasi absolut
menganggap bahwa dalam proses produksi harus meminimalkan penggunaan
bahan baku. Intinya, proses dematerialisasi bertujuan dari untuk memaksimalkan
atau mengoptimasikan efisiensi penggunaan material dan energi.
4. Simbiosis Industri
Simbiosis industri merupakan suatu bentuk kerja sama diantara industri-industri
yang berbeda. Bentuk kerja sama ini dapat meningkatkan keuntungan masing-
masing industri dan pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan. Dalam
proses simbiosis ini limbah suatu industri diolah menjadi bahan baku industri lain.
Proses simbiosis ini akan sangat efektif jika komponen-komponen industri
tersebut tertata dalam suatu kawasan industri terpadu (eco-industrial parks).

Gambar 2. Hubungan antara ekologi, industri dan asas asas lingkungan.


Sumber : http://dwiyanto95.blogspot.co.id/2016/03/hubungan-antara-ekologi-
industri-dan.html
Produksi Bersih
Produksi Bersih didefinisikan sebagai Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai
dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya
sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
serta kerusakan lingkungan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2003). Pola pendekatan
produksi bersih bersifat preventif atau pencegahan timbulnya pencemar, dengan
melihat bagaimana suatu proses produksi dijalankan dan bagaimana daur hidup suatu
produk. Pengelolaan pencemaran dimulai dengan melihat sumber timbulan limbah
mulai dari bahan baku, proses produksi, produk dan transportasi sampai ke konsumen
dan produk menjadi limbah. Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih
dalam Kebijakan Nasional Produksi Bersih (KLH, 2003) dituangkan dalam 5R (Re-
think, Re-use, Reduction, Recovery and Recycle).

Gambar 3. Clean Production.


Sumber : https://smallb.sidbi.in/%20/environment%20/clean-production

Desain dan Konstruksi Berkelanjutan


Penerapan prinsip-prinsip desain konstruksi berkelanjutan dalam suatu proyek Eco-
industrial park harus dimulai dari semua tahap pengembangan, yaitu perencanaan,
desain, konstruksi, operasi dan dekonstruksinya. Untuk itu, beberapa prinsip yang
harus dilakukan adalah:
1. Konservasi (Conservation) : Meminimasi pemakaian sumberdaya
2. Pakai Ulang (Reuse) : Memilih bahan-bahan yang dapat didesain tahan lama
3. Dapat diperbarui atau daur ulang (Renew/Recycle)
4. Perlindungan Alam (Protect Nature) : Melakukan perlindungan terhadap alam
dengan memilih bahan-bahan yang mempunyai dampak lingkungan rendah pada
saat pengambilan dan pemrosesan
5. Tidak-Beracun (Non-toxic) : Menciptakan lingkungan yang sehat, bebas dari
bahan-bahan beracun
6. Perpaduan (Integrasi) : Memadukan desain bangunan dan infrastruktur ke dalam
lingkungan alam dan manusia

Waste Accumulation

Pada proses waste accumulation, dilakukan kegiatan pengumpulan dan pemilahan


limbah untuk menentukan dan memilah limbah yang akan direcycle, reuse, recovery, dan
tidak dapat digunakan kembali.

Waste Management

Dalam proses produksi seringkali menghasilkan limbah sebagai hasil sampingan.


Namun, tidak semua limbah dapat langsung dibuang ke lingkungan. Pada proses waste
management, dilakukan kegiatan berupa penentuan jenis limbah yang dapat langsung
dibuang dan limbah yang harus ditreatment terlebih dahulu. Zat berbahaya yang berada di
limbah lebih berbahaya dari pada sampah karena mengandung senyawa kimia yang bersifat
racun. Maka dari itu, sebelum dibuang ke lingkungan, ada baiknya dilakukan treatment
tertentu untuk setiap jenis limbah. Treatment yang dilakukan berupa pengolahan limbah yang
memiliki bentuk berbeda, seperti limbah cair, limbah padat, limbah gas, dan limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun).

Limbah Padat
1. Jenis Jenis Limbah Padat
Sebelum kita membicarakan mengenai proses pengolahan terhadap limbah padat,
kita perlu untuk mengetahui jenis- jenis limbah padat itu sendiri. Ternyata limbah
padat ini dikategorikan ke dalam beberapa jenis. Jenis- jenis dari limbah padat
antara lain kertas, kayu, kain, karet/ kulit sintesis, plastik, metal, kaca, limbah
organik, kulit telur, dll.
Gambar 4. Akumulasi Sampah Padat di Area Tertentu.
Sumber : http://www.fullcycle.co.za/index.php/what-is-waste-and-why-is-it-a-
problem.html
2. Dampak Adanya Limbah Padat
Limbah merupakan sesuatu yang sangat merugikan. Semua jenis limbah apabila
tidak ditangani dengan baik bisa saja mendatangkan sebuat bencana maupun
peristiwa- peristiwa yang sangat merugikan bagi makhluk hidup. Demikian halnya
dengan limbah padat. Terlebih keberadaan limbah padat yang ada di mana- mana
dan sangat mudah untuk ditemui ini. Adapun berbagai macam dampak dari
adanya limbah padat adalah sebagai berikut:
- Timbulnya gas beracun
Gas gas beracun seperti asam sulfida, amoniak, methan, karbondioksida, dan
lainnya akan timbul apabila limbah padat ditimbun dan membusuk
dikarenakan adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan musim
kemarau akan menyebabkan terjadinya proses pemecahan bahan organik oleh
bakteri penghancur dalam suasana aerob.
- Menurunnya kualitas udara
Sampah padat yang ditumpuk akan menjadikan udara di sekitarnya menjadi
tercemar, sehingga mempunyai bau yang tidak sedap yang terkadang tercium
hingga jangka panjang.
- Menurunnya kualitas air
Biasanya, limbah padat yang sudah menumpuk akan dibuang ke dalam
perairan bersamaan dengan sampah cair. Dengan demikian air tersebut akan
tercemar dan berbau tidak sedap.
- Menurunnya kualitas tanah
Permukaan tanah yang berhubungan langsung dengan tanah akan
menyebabkan kualitas tanah tersebut menjadi buruk. Hal ini karena zat- zat
merugikan yang terkandung di dalam limbah tersebut.
3. Pengolahan Limbah Padat
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengolahan limbah
padat antara lain sebagai berikut:
- Penimbunan terbuka
Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah
penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non
organik. Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan
diuraikan oleh organisme- organisme pengurai sehingga akan membuat tanah
menjadi lebih subur (baca: ciri- ciri tanah subur dan tidak subur).
- Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan
juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang
terbentuk dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
- Insenerasi
Hasil panas digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.
- Membuat kompos padat
Seperti halnya penimbunan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
bahwasannya limbah padat yang bersifat organik akan lebih bermanfaat
apabila dibuat menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha
masyarakat yang sangat bermanfaat bagi banyak orang.
- Daur ulang
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah kembali. Limbah
padat yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang
yang baru atau dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi.
Sebagai contoh adalah kerajinan dari barang- barang bekas.
- Dibakar
Pembakaran limbah padat atau sampah juga bisa digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk mengatasi adanya limbah padat yang sangat banyak. Biasanya,
sampah- sampah rumah tangga akan dikumpulkan di sebuah bank sampah atau
tempat pembuangan sampah. Apabila sampah yang terkumpul tidak terlalu
banyak, maka pembakaran ini bisa saja dilakukan. Namun perlu kita ingat juga
bahwasannya apabila kita membakar sampah, maka hal itu akan membuat
udara yang ada di sekitar kita menjadi tercemar. Jika udara sudah tercemar
maka kita akan merasakan sesak di bagian nafas dan hidung akan terasa sakit
apabila menghirup udara.
Limbah Cair
Selain limbah padat, industri juga akan menghasilkan limbah cair. Limbah cair
penanganannya berbeda dengan limbah padat, tentu saja hal ini karena bentuknya
yang berbeda. Untuk limbah cair sendiri, pengolahan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
- Pengolahan primer dengan proses penyaringan, pengolahan awal,
pengendapan dan pengapungan. Pengolahan ini efektif untuk polutan minyak
dan juga lemak.
- Pengolahan sekunder, menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan
bahan.
- Pengolahan tersier yang bersifat khusus
- Desinfeksi
- Slude treatment atau pengolahan lumpur
Limbah Gas
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:
- Mengontrol emisi gas buang
- Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
Limbah B3
Berikut merupakan pengolahan limbah B3:
- Metode pengolahan secara fisika, kima dan biologi
- Metode pembuangan limbah B3, yang terdiri atas sumur dalam/ sumur injeksi,
kolam penyimpanan, dan landfill.
DAFTAR PUSTAKA

Zulkifli, Arif. 2016. Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan (Environmental Industrial Zone).
[ONLINE] Diakses pada 6 September 2017 melalui http://bangazul.com/kawasan-industri-
berwawasan-lingkungan/

Anonim. ___. Eco-Industry sebagai Konsep Dasar Pengembangan. [ONLINE] Diakses pada 6
September 2017 melalui http://jambiprov.go.id/images/ragam/masterplan/draft_akhir_bab_6.pdf

Amalia. ___. Ekologi Industri. [ONLINE] Diakses pada 6 September 2017 melalui
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/PL_11_ECO-INDUSTRY.pdf

Anonim. 2017. Pengolahan Limbah Industri. [ONLINE] Diakses pada 6 September 2017 melalui
http://ilmugeografi.com/geografi-teknik/pengolahan-limbah-industri

Anonim. 2017. Pengolahan Limbah Padat. [ONLINE] Diakses pada 6 September 2017 melalui
http://ilmugeografi.com/geografi-teknik/pengolahan-limbah-padat

Anda mungkin juga menyukai