HOMEOSTASIS
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya, kami berhasil menyelesaikan makalah tutorial Case
VI ini meliputi Homeostasis. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada ibu
Uswatun Hasanah, selaku tutor pada tutorial kami, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini adalah sebuah intisari dari hal-hal yang telah kita pelajari
selama tutorial berlangsung. Makalah ini dibuat supaya kita dapat mengerti lebih
dalam tentang bahasan kita dalam tutorial dan sebagai acuan pembelajaran bagi
kita semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
diambil hikmahnya.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, namun mudah-
mudahan kita semua dapat mengambil semua pelajaran yang terdapat di
dalamnya.
5 Oktober 2016
Penyusun
TERMINOLOGY
1. Homeostasis : Kemampuan memelihara kondisi internal
dalam keadaan stabil
PROBLEM
1. Apa faktor yang mempengaruhi homeostasis?
2. Mengapa saat lari pagi jantung Ale dan Nia berdenyut cepat dan napasnya
terengah-engah?
3. Mengapa saat lari pagi Ale dan Nia berkeringat?
4. Mengapa setelah lari pagi Ale dan Nia merasa lapar, haus, dan lelah?
5. Mengapa setelah memakan ubi bakar dan teh manis Ale dan Nia merasa
lebih berenergi?
6. Sistem organ apa saja yang berperan dalam homeostasis?
7. Apa yang dimaksud alat gerak?
8. Bagaimana struktur otot secara makroskopis dan mikroskopis?
HIPOTESIS
1. Faktor yang mempengaruhi homeostasis:
a. Faktor internal: PH tubuh, tekanan, volume, konsentrasi.
b. Faktor Eksternal: Suhu, lingkungan, kelembapan, aktivitas, tekanan
udara.
2. Berlari Peningkatan metabolisme (C6H12O6 + O2 ATP + CO2 + H2O)
Kadar O2 menurun dan CO2 meningkat Frekuensi respirasi
meningkat Napas terengah-engah
Makanan
Glukosa dan nutrient di darah
simpanan lemak di
Insulin meningkat tubuh menurun
Neuropeptida Melanokortin
LHA Neuron
PVN neuron
Orexin
Corticoprin
Menambah nafsu
Menurunkan napsu makan
makan
LAPAR KENYANG
5. Ubi bakar dan teh manis merupakan karbohidrat yang merupakan sumber
energi.
6. Sistem yang berperan
- Sistem respirasi
- Sistem digesti
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem ekskresi
- Sistem integumen
7. Alat gerak
- Pasif: Tulang
- Aktif: Otot
Makroskopis:
Struktur Otot:
- Dibungkusjaringan ikat padat (perimisium
- Otot rangka - Serat oro dibungkus jaringan ikat (endomisium)
- Inti sel berada di tepid an berbentuk panjang
- Otot jantung
- Otot polos Mikroskopis:
- Pita gelap (anisotropic)
Pita A, H, M (filament myosin)
- Pita terang (isotropic)
Pita I, Z (filament aktin)
I DONT KNOW
1. Sistem Kardiovaskular
a. Organ dan fungsi organ
b. Histology otot jantung dan pembuluh darah
c. Sirkulasi sistemik dan pulmonal
d. Peran sistem kardiovaskular terhadap homeostasis
2. Sistem Respirasi
a. Organ dan sistem organ
b. Histology dasar sistem respirasi
c. Peran sistem respirasi terhadap homeostasis
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Strukrut makroskopik dan mikroskopik
b. Peran sistem kardiovaskular terhadap homeostasis
4. Homeostasis
a. Prinsip umum
b. Lingkungan internal
c. Peran sistem kardiovaskular terhadap homeostasis
5. Musculoskeletal
a. Stuktur makroskopik dan mikroskopik
b. Mekanisme kontaksi otot
6. Homeostasis
a. Prinsip umum
b. Pengaruh lingkungan internal terhadap fungsi sel, jaringan, organ, dan
sistem organ
c. Peran sistem organ yang berkaitan dengan homeostasis
d. Mekanisme tubuh menjaga homeostasis
- Frekuensi napas
- Frekuensi denyut jantung
- Termoregulasi
- Keseimbangan cairan dan energy
e. Hubungan gangguan fungsi organ dengan homeostasis
I. HOMEOSTASIS
a. Definisi
1. Kemampuan memelihara kondisi internal dalam keadaan stabil
2. Menurut Bernard, seorang ahli fisiologi, keadaan yang
mempertahankan kondisi serupa mirip dengan lingkungan dalam yang
relatif konstan
3. Kecenderungan sel-sel tubuh untuk tetap dalam keadaan tubuh normal
dengan berinteraksi antara cairan internal yang mengelilinginya dan
dengan lingkungan eksternal
4. Jika tubuh gagal mempertahankan homeostasis, maka fungsi normal
terganggu dan dapat timbul penyakit/patologis
b. Prinsip Umum
Homeostasis esensial bagi kelangsungan hidup sel. Sel akan membentuk
sistem tubuh dan sistem tubuh akan mempertahankan homeostasis.
b. Fungsi
Sebagai pengatur suhu tubuh
Sebagai reaktan
Sebagai pelarut
b. Komponen
1. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh
Membentuk 2/3 dari H2O total tubuh
Komposisi:
Kation: Anion:
-Na+ = 10,0 mEq/Lt -CP- = 4,0 mEq/Lt
-K+ = 140 mEq/Lt -HCO43- = 10,0 mEq/Lt
-Ca2+ = 1,0 mEq/Lt -HPO42- = 75,0 mEq/Lt
-Mg2+ = 50,0 mEq/Lt - SO42- = 20,0 mEq/Lt
- protein = 50,0 mEq/Lt
b. Klasifikasi
Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan, yaitu
respirasi internal dan respirasi eksternal.
a. Respirasi Internal
Istilah respirasi internal atau respirasi sel merujuk kepada proses-
proses metabolik intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2, selagi mengambil energi dari
molekul nutrient. Rasio CO2 yang dihasilkan terhadap O2, yang
dikonsumsi bervariasi bergantung pada jenis makanan yang
dikonsumsi.
b. Respirasi Eksternal
Seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara
lingkungan eksternal dan sel tubuh. sistem ini hanya berperan dalam
ventilasi dan pertukaran O2 dan CO2 antara paru dan darah. Sistem
sirkulasi melaksanakan tahap-tahap selanjutnya.
1) Udara secara bergantian dimasukkan ke dan dikeluarkan dari
paru sehingga udara dapat dipertukarkan antara atmosfer
(lingkungan eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru.
Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis bernapas,
atau ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur untuk menyesuaikan
aliran udara antara atmosfer dan alveolus sesuai kebutuhan
metabolik tubuh akan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2.
2) Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara udara di alveolus dan
darah di dalam kapiler paru melalui proses difusi.
3) Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan.
4) Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara jaringan dan darah
melalui proses difusi menembus kapiler sistemik (jaringan).
HIDUNG
Pintu masuk udara pada sistem respirasi
FARING
Faring berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pernapasan dan
pencernaan.
LARING
Laring atau voice box, terletak di pintu masuk trakea. Tonjolan anterior laring
membentuk jakun (Adams apple). Pita suara, dua pita jaringan elastik yang
melintang di pintu masuk laring, dapat diregangkan dan diposisikan dalam
berbagai bentuk oleh otot laring. Sewaktu udara dilewatkan melalui pita suara
yang kencang, lipatan tersebut bergetar untuk menghasilkan berbagai suara bicara.
Sewaktu menelan, pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan
bicara; keduanya saling mendekat untuk menutup pintu masuk ke trakea.
TRAKEA
Di belakang laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus dextra dan
sinistra, yang masing-masing masuk ke paru kanan dan kiri.
BRONKUS
Di dalam masing-masing paru, trakea bercabang-cabang menjadi bronkus
principalis. Percabangan bronkus principalis yaitu bronkus lobari yang berakhir di
bronkus terminalis. Kemudian saluran napas yang semakin sempit, pendek, dan
banyak, seperti percabangan sebuah pohon. Cabang-cabang yang lebih kecil
dikenal sebagai bronkiolus.
BRONKEOLUS
Di ujung bronkiolus terminal terdapat bronkus respiratory yang berhungan
langsung dengan alveolus, kantung-kantung udara halus tempat pertukaran gas
antara udara dan darah.
ALVEOLUS
Alveolus adalah kelompok-kelompok kantung mirip anggur yang berdinding tipis
dan dapat mengembang di ujung cabang saluran napas penghantar. Dinding
alveolus terdiri dari satu lapisan sel alveolus tipe I yang gepeng. Dinding anyaman
padat kapiler paru yang mengelilingi setiap alveolus juga memiliki ketebalan
hanya satu sel. Ruang interstisium antara sebuah alveolus dan anyaman kapiler di
sekitarnya membentuk sawar yang sangat tipis yang memisahkan udara di
alveolus dari darah di kapiler paru. Selain berisi sel alveolus tipe I yang tipis,
epitel alveolus juga mengandung sel alveolus tipe II. Sel-sel ini mengeluarkan
surfaktan paru, suatu kompleks fosfolipoprotein yang mempermudah ekspansi
paru. Selain itu, terdapat makrofag alveolus yang berjaga-jaga di dalam iumen
kantung udara ini. Di dinding antara alveolus yang berdekatan terdapat pori Kohn
yang halus. Keberadaan pori ini memungkinkan aliran udara antara alveolus
alveolus yang berdekatan, suatu proses yang dikenal sebagai ventilasi kolateral.
Saluran-saluran ini sangat penting agar udara segar dapat masuk ke alveolus yang
saluran penghantar terminalnya tersumbat akibat penyakit.
PULMO
Terdapat dua buah paru, masing-masing dibagi menjadi beberapa lobus dan
masing-masing mendapat satu bronkus. Jaringan paru itu sendiri terdiri dari
serangkaian saluran napas yang sangat bercabang-cabang, alveolus, pembuluh
darah paru, dan sejumlah besar jaringan ikat elastik. Satu-satunya otot di dalam
paru adalah otot polos di dinding arteriol dan dinding bronkiolus. Tidak terdapat
otot di dalam dinding alveolus untuk mengembangkan atau mengempiskan
alveolus selama proses bernapas.
PLEURA
Setiap paru dipisahkan dari dinding thoraks dan struktur lain di sekitarnya oleh
suatu kantung terrurup berdinding rangkap, yaitu kantung pleura. Interior kantung
pleura dikenal sebagai rongga pleura. Pada kenyataannya, Iapisan-lapisan kantung
pleura berkontak erat satu sama lain. Permukaan pleura mengeluarkan suatu
cairan intrapleura tipis, yang melumasi permukaan pleura selagi keduanya saling
bergeser sewaktu pergerakan napas.
c. Mekanisme pernapasan
Inspirasi
Otot-otot inspirasi utama mencakup diafragma dan interkostalis eksternal.
Sebelum permulaan inspirasi semua otot respirasi berada dalam keadaan
relaksasi. Diafragma dalam keadaan relaksasi berbentuk seperti kubah yang
menonjol keatas. Ketika berkontraksi (di stimulasi oleh saraf frenikus)
diafragma turun dan memperbesar volume rongga toraks. Dua set otot
interkostalis terletak diantara iga. Kontraksi otot interkkostalis eksternal
memperbesar rongga toraks. Ketika berkontraksi, otot interkostalis eksternal
mengangkat iga dan selanjutnya sternum ke atas dan depan.
Ekspirasi
Pada akhir inspirasi, otot inspirasi melemas. Diafragma mengambil posisi
aslinya seperti kubah ketika melemas. Otot interkostalis eksternal melemas
sehingga sangkar iga menjadi turun akibat gravitasi. Dinding dada dan paru-
paru mengalami recoil ke ukuran prainspirasi nya karena sifat elastic mereka.
Otot ekspirasi paling penting adalah otot dinding abdomen dan otot
interkostalis internal. Sewaktu otot abdomen berkontraksi terjadi peningkatan
tekanan intra-abdomen yang menimbulkan gaya ke atas pada diafragma,
sehingga ukuran vertical rongga toraks semakin kecil. Otot interkostalis
internal, mendatarkan dinding dada dan semakin mengurangi ukuran rongga
toraks.
Gambar 1.
Homeostasis system pernapasan
2. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem ini memiliki 3 organ yaitu Tulang, Otot, dan Sendi
Fungsi utama sistem ini yaitu sebagai penyokong dan pemberi bentuk
tubuh serta sebagai penggerak bagi tubuh
Alat gerak dibagi 2 yaitu, alat gerak pasif (Tulang) dan alat gerak
aktif (Otot)
TULANG
a. Jenis Tulang
c. Maskroskopis tulang
Epifisis = bagian ujung dari tulang
Metafisis = bagian yang akan memanjang
Diafisis = bagian tengah tulang yang keras
Articular Cartilago = tempat melekatnya sendi dan terdiri dari
kartilago hialin
Spongy Bone = bagian dalam tulang yang memiliki rongga sebagai
tempat sumsum tulang merah
Periosteum = lapisan luar tulang yang mengandung kalsium yang
tinggi
Epiphyseal plate = lempengan dalam tulang yang memanjang apabila
masih dalam masa anak-anak dan mengandung kartilago hialin
Medular cavity = rongga dalam diafisis yang memiliki pembuluh darah
dan sumsum tulang kuning
Endosteum = lapisan dalam tulang yang membentuk medular cavity
d. Mikroskopis Tulang
Osteon/ Sistem Havers = unit structural yang membentuk tulang
kompak
Osteogenik = stem sel dari sel tulang
Osteoblast = sel tulang yang masih muda dan mensintesis kolagen
dan komponen organik lainnya untuk membangun matriks
ekstraseluler
Osteosit = sel tulang yang dewasa dan yang mengatur metabolism
Osteoclast = sel yang berasal dari gabungan 50 monosit dan berfungsi
regulasi kalsium darah
Lamella = lempeng tulang yang tersusun konsentris
Lacuna = ruang yang berisi osteosit
Kanalikuli = menghubungkan antar lacuna dan kanal havers untuk
menyalurkan nutrisi dan oksigen
Kanal havers = rongga yang berisi pembuluh darah sebagai penyalur
nutrisi dan oksigen
JANTUNG
Berat jantung 250 360 gr
Fungsi utama:
Pompa yang mmbrkan tekanan pada darah untuk menghasilkan
gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke
jaringan
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga
dada/thoraks, diantara kedua paru
Kurang lebih 2/3 bagian terletak di sebelah sinistra dari garis
tengah
Selaput yg melapisi jantung disebut Perikardium
Perikardium parietalis
Perikardium viseralis
Miokardium
Endokardium
Atrium dextra
Atrium sinistra
Ventrikel dextra
Ventrikel sinistra
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol).
Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel
juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Katup semilunar
Semilunar pulmonalis
Semilunar aorta
Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdiri
dari 3 katup disebut katup trikuspidalis. `
Katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri terdiri dari 2
katup disebut katup mitral/bikusvidalis.
Katup Semilunar
Siklus Jantung
Siklus jantung adalah kejadian yang terjadi dalam jantung selama
peredaran darah.
Gerakan jantung terdiri dari 2 yaitu konstriksi (sistole) dan dilatasi
(diastole).
Konstriksi kedua atrium serentak dan pendek disebut sistole atrial dan
diastole atrial. Lama kontriksi ventikel 0,3 dtk dan dilatasi ventikel 0,5
detik. Konstriksi ventikel lebih lama dan lebih kuat.
3. Periode Istirahat
Waktu antara periode kontraksi dan dilatasi ketika jantung berhenti 1/10
detik, pada waktu beristirahat jantung menguncup sebanyak 70-80 X/
menit. Pada tiap kontraksi jantung akan memindahkan darah ke aorta
sebanyak 60-70 cc.
Sistem Sirkulasi
PEMBULUH DARAH
HISTOLOGI
PEMBULUH VASKULAR MIKRO
V. Me
kanisme Menjaga Homeostrasis
Frekuensi Regulasi
Frekuensi regulasi berlangsung dalam pola terus menerus dan siklik dan
berfungsi untuk mempertahankan kehidupan. Otot jantung dan pernafasan
berkontraksi dan berelaksasi secara ritmis. Terdapat dua jenis, yaitu :
Frekuensi nafas
Pada dasarnya, tujuan dari pernafasan adalah untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan dan membuang karbon dioksida. Frekuensi nafas meningkat
karena membutuhkan oksigen lebih banyak dalam tubuh. Kegiatan berat
seperti olahraga, dapat meningkatkan frekuensi nafas. Prosesnya, dengan
berolahraga tubuh dan otot akan mengalami peningkatan metabolisme.
Dengan adanya peningkatan metabolisme, kadar oksigen yang dibutuhkan
juga meningkat. Tubuh harus mengambil oksigen lebih banyak sehingga
frekuensi nafas juga ikut meningkat. Keadaan yang terlihat biasanya adalah
nafas yang terengah-engah.
Frekuensi denyut jantung
Frekuensi denyut jantung meningkat karena aktivitas berat yang dilakukan
seperti berlari. Saat berlari, sel-sel otot akan aktif, proses metabolisme dan
penggunaan oksigen juga meningkat. Untuk menunjang kebutuhan oksigen
pada otot, darah sebagai penghantar oksigen harus disalurkan dengan cepat.
Hal ini yang menyebabkan adanya peningkatan frekuensi jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh dan menyalurkan oksigen lebih banyak ke
otot. Akibatnya, jantung terasa berdebar.
Keseimbangan Cairan
Air adalah komponen tubuh manusia yang paling banyak. Kandungan air
seseorang relatif konstan, terutama karena ginjal secara efisien mengatur
keseimbangan air. Presentase air dalam tubuh bervariasi dari orang ke orang,
penyebabnya adalah variabilitas jumlah jaringan lemak.
Untuk orang yang memiliki lemak banyak (gemuk), memiliki preesentase air
dalam tubuh sedikit, sedangkan orang yang memiliki lemak sedikit (kurus) akan
memiliki presentase air yang banyak di dalam tubuh. H2O tubuh tersebar antara
dua kompartemen cairan utama, yaitu cairan intrasel (CIS) dan cairan ekstrasel
(CES). CES dapat dibagi lagi menjadi plasma dan cairan interstisium. Plasma
yang membentuk sekitar seperlima volume CES adalah bagian cair darah. Cairan
interstisium yang mewakili empat perlima kompartemen CES adalah cairan di
ruang antar sel. Komposisi yang ada pada cairan interstisium dan plasma hampir
sama karena H2O dan semua penyusun plasma kecuali protein plasma secara
terus-menerus dan bebas mengalir antara plasma dan cairan interstisium secara
pasif menembus dinding kapiler yang tipis dan berpori.
Pusat-pusat kontrol hipotalamus yang mengatur sekresi vasopresin dan rasa haus
bekerja secara terpadu. Sekresi vasopresin dan rasa haus dirangsang oleh defisit
H2O bebas dan ditekan oleh kelebihan H2O bebas. Karena itu, keadaan yang
mendorong terjadinya penurunan pengeluaran urine untuk menghemat H2O tubuh
juga menimbulkan rasa haus untuk mengganti H2O tubuh.
Sinyal eksitatorik utama untuk sekresi vasopresin dan rasa haus berasal dari
osmoreseptor hipotalamus yang terletak dekat sel penghasil vasopresin dan pusat
haus. Osmoreseptor ini memantau keadaan osmolaritas CES dalam tubuh.
Regulasi Suhu
Perubahan suhu tubuh dapat memengaruhi aktivitas sel. Jika suhu tubuh
meningkat, maka reaksi dalam sel akan berlangsung lebih cepat, namun jika
terlalu panas, sel dapat mengalami kerusakan. Sebaliknya, jika suhu tubuh
menurun, maka reaksi dalam sel akan berlangsung lebih lambat dari normalnya,
jika terlalu dingin akan menyebabkan kematian sel.