A. Akuntansi Syariah
Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan Allah SWT untuk dipatuhi
oleh manusia dalam menjalani segala aktifitas hidupnya didunia. Jadi, Akuntansi syariah dapat
diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan Allah SWT. Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan
yang harus dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang
sesuai dengan syariah jika transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai
dengan syariah.
Informasi yang disajikan oleh akuntansi syariah untuk pengguna laporan lebih luar tidak
hanya data financial juga mencakup aktivitas perusahaan yang berjalan sesuai dengan syariat serta
memiliki tujuan social yang tidak terhindarkan dalam islam. Misalnya adanya kewajiban
membayar zakat.
Akuntansi syariah juga dibutuhkan dan berbeda dengan akuntansi konvensional mengingat
dilahirkan dari sistem nilai dan aturan yang berbeda, sebagaimana dijelaskan oleh Harahap (2004)
dapat disimpulkan sebagai berikut :
2
PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH
1. Periode sebelum tahun 2002
Walaupun Bank Muamalat sudah beroperasi sejak tahun 1992 namun dengan sampai
tahun 2002 belum ada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang mengatur,
sehingga pada periode ini masih mengacu pada PSAK 31 tentang akuntansi perbankan
walaupu7n tidak dapat digunakan sepenuhnya terutama paragraf paragraf yang bbertentang
dengan prinsip syariah seperti perlakuan akuntansi untuk kredit. Selain itu juga mengacu
pada accounting Auditing Standard for Islamic Financial Insntitution yang disusun oleh
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution, suatu badan otonom
yang didirikan 27bmaret 1991 di bahrain.
2. Periode tahun 2002 2007
Pada periode ini sudah ada PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. Yang dapat
digunakan sevagai acuan akuntansi untuk bank umum syariah. Bank perkreditan rakyat
syariah dan kantor cabang syariah sebagaimana tercantum dalam ruang lingkup PSAK
tersebut.
3. Tahun 2007 sekarang
Pada periode ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengeluarkan PSAK
syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK syariah, digunakan baik oleh entitas
syariah maupun entitas konvesional yang melakukan transakssi syariah baik sektor publik
maupun sektor swasta. Dengan demikian, saat5b inin di indonesia selain memiliki PSAK
syariah juga ada standar akuntansi keuangan (PSAK) konversi IFRS, SAK ETAP (Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik) yang diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 juli 2009 dan
standar Akuntansi Pemerintahan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada nya akuntansi syariah memiliki
2 alasanutama, yaitu: suatu tuntutan atas pelaksanaan syariah dan adanya kebutuhan akibat
pesatnyaperkembangan transaksi syariah.
Makna islam
Menurut bahasa kata islam berasal dari kata asalama, yuslimu, islaman, yang artinya tunduk
dan patuh, menurut terminologi yang digambarkan oleh Nabi Muhammad saw dalam sabda beliau
:
Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat,
menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah --
jika engkau berkemampuan melaksanakannya. (HR Muslim)
3
Oleh karena itu, kata islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, nabi
terakhir dan penutup para nabi. Agama islam berbeda dengan agama-agama lain yang ada saat ini
dan diyakini umat islam, sebagai kelanjutan dari agama para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW,
yang tidak lain adalah nabi terakhir atau penutup para nabi. Inti dari ajaran para nabi adalah tauhid
, yaitu tindakan mengesakan Allah ( Tauhidullah ) disertai sikap pasrah, tunduk dan patuh kepada
Allah, sebagai syarat mutlak bagi seorang untuk disebut sebagai seorang mukmin. Tanpa sikap itu
maka dia masih disebut kafir. Iblis misalnya, meskipun ia mengakui Allah sebagai satu-satunya
Tuhan, tetapi karena ia membangkang, maka dalam Al-Quran dia disebut sebagai kafir. (QS 2:34).
Sikap ridha untuk bertuhan Allah, disertai sikap tunduk dan patuh kepada-Nya inilah, yang
harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku sebagai orang yang mukmim (orang yang beriman).
Jadi, pengikut agama islam adalah orang yang bertuhan satu dan yang satu itu adalah Allah SWT,
orang yang memeluk agama islam disebut muslim. Orang yang bertuhan satu tetapi yang satu itu
adalah iblis misalnya, maka ia bukan pengikut agama tauhid, dia adalah penyembah iblis, bukan
penyembah Allh SWT. Orang yang bertuhan satu tetapi yang satu itu adalah Firaun misalnya,
maka ia bukan pemeluk agama tauhid, tetapi ia telahh berlaku syirik karena telah menyekutukan
Allah dengan yang lain.
Menurut islam, hidup dan kehidupan manusia didunia adalah bagian kecil dari perjalanan
panjangnya menuju Allah. Kehidupan manusia setelah diciptakan oleh Allah dimulai dari alam
roh dan kemudian dilanjutkan di alam rahim ibu. Manusia kemudian lahir dan mulai hidup serta
berkehidupan di alam dunia, sampai dia meninggal. Namun demikian, kematian bukanlah akhir
perjalanan manusia, tetapi awal perjalanan dialam kubur yang kemudian dilanjutkan di alam
akhiratyang kekal abadi menuju Allah. Bahkan menurut hadir riwayat Muslim, Dunia adalah
lading akhirat (addunya mazraatul akhirat) dan karena itu, nasib seseorang di akhirat nanti sangat
bergantung pada apa yang dikerjakannya di dunia. Apabil dia ingin menginginkan kehidupan yang
baik di akhirat maka dia harus menjalani kehidupan di dunia ini sesuai dengan tuntunan Allah serta
selalu berusaha agar hari esoknya (di dunia dan akhirat ) menjadi lebih bai. Jadi tidak mungkin
muslim yang baik menjadi penghambat kemajuan peradaban sebagaimana firman Allah pada (QS
59:18).
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2. Syariah
Syariah dalam bahasa arab memiliki arti jalan yang di tempuh atau garis yang
seharusnya dilalui.Dari sisi terminologi,syariah bermakna pokok pokok aturan hukum
yang digarisoleh Allah SWT untuk dipatuhi dan dilalui oleh seorang muslim dalam
menjalani segala aktifitas hidupnya (ibadah) di dunia. Hukum asal ibadah mahdhah
adalah segala sesuatu dilarang untuk dikerjakan, kecuali yang dibolehkan dalam Al-
Quran atau dicontohkan Nabi Muhammad melalui As-Sunnah. Sebaliknya,hukum asal
ibadah muamalah adalah segala sesuatu dibolehkan, kecuali ada larangan dalam Al-
Quran atau As-Sunnah.
Aturan mengenai ibadah muamalah
1. Hukum keluarga (ahwalus syakhsiyah) yang mengatur hubungan suami istri,anak dan
keturunantermasuk sistem waris.
2. Hukum privat (ahkamul madaniyah) yaitu hukum hukum yang berhubungan
denganhak manusia satu sama lain dalam tukar menukar kebendaan dan
manfaat,seperti jual beli,perserikatan dagang,sewa menyewa,utang piutang.
3. Hukum pidana (ahkamul jinaiyah) hukum acara(ahkamul murafaat) yang
berhubungan dengan peradilan,persaksian,bukti bukti,sumpah dan sebagainnya.
4. Hukum perundang-undangan (ahkamul dusturiyah) yaitu hukum yang berhubungan
dengan azas dan cara pembuatan undang undang.
5. Hukum internasional (ahkamul dauliyah) yaitu hukum yang mengatur hubungan
negara islam dengan negara non-islam dalam bidang-bidang
perdamaian,keamanan,perekonomian,kebudayaan,dan lain-lain.
6. Hukum ekonomi dan keuangan (ahkamul iqtishadiyah maliyah) yaitu hukum hukum
yang mengatur sumber sumber keuangan dan pengeluarannya,hak fakir miskn,dan
hubungan keuangan antara pemerintah dan warga negaranya.
3. Akhlak
Akhlaq sering juga disebut sebagai ihsan (dari kata Arab hasan, yang berarti baik).
menurut Nabi SAW : Ihsan adalah engkau beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau
melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka Ia melihatmu. (HR.Muslim).
Akhlak dalam islam Mengatur hubungan manusia dengan Allah,dengan Rasul,dengan sesama
manusia dan alam serta dengan dirinya sendiri.Tuntutan untuk akhlak kepada Allah dan Rasul
sebagaimana dalam (QS 3:31-32)
5
Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosamu, Allah maha pengampun lagi maha penyayang.
Katakanlah: Taatilah Allah dan RasulNya jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berbuat zalim
Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah orang mengerjakan yang baik, dan cegahlah dari
perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan.
Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia, dan janganlah kamu berjalan dimuka
bumi dengan angkuh, sesungguh nya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri
Tuntunan akhlak kepada alam terdapat dalam (QS 2:30),(QS 59:21),dan (QS 10;23)
Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka,malah mereka berbuat kezalimanmu bahayanya akan
menimpa dirimu sendiri,itu hanya kenikmatan hidup duniawi,selanjutnya kepada kami-lah
kembalimu,kelak akan kami kabarkan kepadamu apa yang telah kam perbuat.
Hukum Islam
secara istilah disebut juga hukum syara adalah hukum Allah yang mengatur perbuatan manusia
yang didalamnya mengandung tuntutan untuk dikerjakan oleh para mukallaf atau
ditinggalkannya atau yang mengandung pilihan antara dikerjakan dan ditinggalkan oleh ara
mukalaf. Hukum syara hanya dapat diambil dari sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al Quran,
As Sunnah, ijma sahabat nabi, dan qiyas .
Empat mazhab fiqh yang bersumber dari para ahli fikih seperti Al imam Abu Hanifah, Al Imam
Malik, Al imam Syafiie,dan Al Imam Ahmad bin Hanbali,mengklasifikasikan hukum islam
menjadi lima.
1. Wajib adalah Suatu perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan akan mendapat dosa.
2. Sunnah ialah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan,orang yang meninggalkannya tidak mendapat dosa.
3. Haram ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan,akan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan,orang yang mengerjakannya akan mendapat dosa.
4. Makhruh ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan,akan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan,tidak mendapat dosa.
5. Mubah ialah suatu perbuatan yang bila dikerjakan,tidak mendapat pahala,dan bila
ditinggalkan tidak mendapat dosa.
6
Sasaran Hukum Islam
Penyucian Jiwa
Penyucian jiwa dimaksudkan agar manusia mampu berperan sebagai sumber kebaikan,bukan
sumber keburukan bagi masyarakat dan lingkungannya.Hal ini dapat tercapai apabila manusia
dapat beribadah dengan benar yaitu dengan hanya mengabdi kepada tuhan yang benar benar
merupakan pencipta,pemilik,pemelihara dan penguasa alam semesta,bukan kepada yang
mengaku tuhan serta dengan cara yang benar pula.
7
Memelihara keturunan(Al muhafazhah alan nasi)
Memelihara keturunan adalah memelihara kelestarian manusia dan membina sikap mental
generasi penerus agar terjalin rasa persahabatan dan perseretuan di antara sesama umat manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut ,di perlukan pernikahan sah,sesuai dengan ketentuan
syariah,sehingga dapat terbentuk keluarga yang tentram dan saling menyayangi.
Memelihara harta(Al muhafazhah alal mal)
Menjaga harta,bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai
dengan syariah.aturan syariah mengatur syariah mengatur proses perolehan dan pengeluaran
harta.dalam memperoleh harta harus bebas dari riba,judi,menipu,merampok,mencuri dan
tindakan lainya yang dapat merugikan orang lain.
Oleh karena itu,ada hukum potong tangan bagi si pencuri.dengan hukuman yang berat ini orang
lain akan tahu bahwa dia adalah mantan pencuri,sekaligus akan mencegah orang lain untuk
mencuri.
Dari penjelasan ini,sangat jelas bahwa ketentuan syariah bertujuan untuk kemaslahatan bagi
manusia dan juga lingkungan nya.
AL-QURAN
Al-Quran ialah kalam Allah (kalaamullah QS 53:4) dalam bahasa arab sebagai sebuah mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui utusan Allah Malaikat Jibril a.s untuk digunakan sebagai
pedoman hidup bagi manusia dalam menggapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. Kalam adalah
sarana untuk menerangkan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, nasihat, atau berbagai kehendak, lalu
memberitahukan perkara itu kepada orang lain.
Ayat-ayat yang turun di Madinah, mengandung hukum-hukum fikih, aturan pemerintahan, aturan
keluarga, serta aturan tentang hubungan antara orang-orang muslim dan non muslim yang menyangkut
perjanjian dan perdamaian. Saat itu, Daulah Isalamiyah telah terbentuk lengkap dengan aparat
pemerintahannya, sehingga masyarakat siap dan mampu untuk memfungsikan hukum-hukum tersebut.
Berdasarkan keterangan diatas, maka kita ketahui bahwa Al-Quran tidak turun secara lengkap melainkan
secara berangsur-angsur. Ada dua alasan mengapa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur, yaitu :
8
1. Untuk meguatkan hati, berupa kesenangan rohani agar Nabi selalu tetap merasa senang dalam
berkomunikasi dengan Allah, dan menghujamkan Al-Quran serta hukum-hukumnya di dalam jiwa
Nabi dan jiwa manusia umumnya, sekaligus menjelaskan jalan untuk memahaminya. Disebut
menguatkan hukum, karena Al-Quran diturunkan tepat pada waktu diperlukannya keterangan
hukum. Ketika terjadi kasus/permasalahan, pada saat itu pula Al-Quran turun menerangkan
hukumnya, sehingga kehadiran hukum di sini tepat pada saat-saat dibutuhkan.
2. Untuk menartilkan (membaca dengan benar dan pelan0 Al-Quran, kondisi untuk saat Al-Quran
diturunkan adalah ummiy, yaitu tidak dapat membaca dan menulis, sementara Allah SWT
menghendaki Al-Quran dapat dihafal dan diresapi agar secara berkesinambungan tetap
terpelihara keasliannya sampai hari kiamat.
Fungsi Al-Quran
Fungsi Al-Quran (zahroh, 1909).
1. Al-Quran sebagai pedoman hidup (QS 45:20). Bukti nyata bahwa kita telah menjadikan Al-Quran
sebagai pedoman hidup telah dicontohkan oleh Rasulullah dan sahabat, yaitu dengan membaca
dan menghafalnya, memahami dan medaburkan, serta merealisasikan nilai-nilainya dalam amal
nyata.
Membaca Al-Quran dilakukan setiap hari dalam bentuk bacaan shalat dan wirid Al-Quran.
Memahami dan menadaburi Al-Quran adalah penghayatan yang disertai dengan
memahami makan yang terkandung dibalik setiap ayat Al-Quran sehingga menghasilkan
motivasi yang kuat untuk mengamalkannya.
Merealisasikan nilai-nilai Al-Quran dalam amal nyata merupakan puncak pengamalan Al-
Quran yang memiliki nilai tertinggi di mata Allah SWT.
2. Al-Quran sebagai rahmat bagi alam semesta (QS 10:57 dan QS 17:82), karena Al-Quran akan
melahirkan iman dan hikmah kepada manusia yang mengimaninya, sehingga manusia akan
cenderung kepada kebaikan dalam berinteraksi dengan Tuhan, sesama manusia dan alam
sehingga Allah SWT berkenan mencurahkan rahmat-NYA bagi semesta alam.
3. Al-Quran sebagai cahaya petunjuk (QS 45:52 dan QS 2:2-185)
4. Al-Quran sebagai peringatan (QS 18:2). Al-Quran senantiasa memberikan peringatan kepadda
manusia karena sifat manusia yang pelupa dalam berbagai hal
5. Al-Quran sebagai penerang dan pembeda (QS 2:185, QS 3:138, dan QS 35:69). Al-Quran
memberikan keterangan dan penjelasan kepada manusia tentang banyak hal.
6. Al-Quran sebagai pelajaran (QS 10:57 dan QS 69:48). Al-Quran diturunkan agar dapat digunakan
sebagai pelajaran bagi manusia, karena manusia senantiasa memerlukannya agar tetap beradda
dalam jalur yang benar terkait dengan tujuan penciptaannya.
7. Al-Quran sebagai sumber ilmu (QS 96:1-5)
9
8. Al-Quran sebahai hukum (QS 13:37). Al-Quran menjelaskan hukum-hukum syariah untuk
kemaslahatan hidup manusia berupa hal-hal yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah SWT.
9. Al-Quran sebagai obat penyakit jiwa (QS 10:57). Al-Quran dapat berfungsi sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit yang ada dalam hati manusia, seperti syirik, sombong,
congkak, ragu, malas, dan sebagainya.
10. Al-Quran sebagai pemberi kabar gembira (QS 16:102). Al-Quran banyak menceritakan kabar
gembira kepada orang yang beriman kepadan dan menjalani kehidupan sesuai ketentuan Allah
SWT.
11. Al-Quran sebagai pedoman melakukan pencatatan (QS 2:282-283). Al-Quran memerintahkan
manusia untuk mencatat transaksi bukan tunai dan menghadirkan saksi-saksi yang jujur pada
transaksi seperti itu.
Mukjizat Al-Quran
Al-Quran sebagai mukjizat yang hebat, teatp dan kekal sepanjang masa, telah diakui oleh para
cendekiawan pada masa lalu dan sekarang.
1. Keindahan seni bahasa Al-Quran tidak hanya diakui oleh kalangan sastrawan Arab saja, tetapi
diakui pula oleh Ahli yang pernah mendalami dan mengkaji ilmu bayan dalam bahasa Arab. Allah
menantang manusia dan jin untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Quran. Al-Quran
kemudian menjawab sendiri bahwa sekalipun manusia dan jin berkumpul dan berkolaborasi,
mereka tidak akan pernah mampu membuat yang serupa dengan Al-Quran (QS 17:88).
2. Kebenaran pemberitahuan Al-Quran tentang keadaan yang terjadi pada abad-abad yang silam-
kisah kaum Ad dan Tsamud, kaum Luth, dan Kaum Nuh, kaum Nabi Ibrahim, tentang Musa
beserta kaumnya, kasus Firaun, tentang Maryam dan kelahirannya, kelahiran Yahya, kelahiran Isa
Al-Masih dan sebagainya, yang semuanya benar, sesuai dengan kebenaran rasional (QS 14:9).
3. Pemberitaan Al-Quran tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa datang juga merupakan
kebenaran yang tidak terbantahkan. Misalnya, pemberitaan Al-Quran mengenai kekalahan bagsa
Persia setelah lebih dulu bangsa Romawi kalah (QS 30:1-5).
4. Kandungan Al-Quran banyak memuat informasi tentang ilmu pengetahuannya yang tidak
mungkin diketahui oleh seorang ummiy yang tidak pandai membaca dan menulis, dan tidak ada
suatu perguruan atau lembaga pendidikan yang mengajarkannya saat /al-Quran diturunkan.
Misalnya, Al-Quran menjelaskan realitas ilmiah tentang kejadian langit dan bumi, seperti
dinyatakan bahwa langit dan bumi itu dulunya berasal dari satu gumpalan, kemudia terjadi
ledakan yang membuatnya terpecah-pecah menjadi beberapa planet (QS 21:30)
10
Al-Quran menyuruh untuk menghadirkan saksi yang jujur pada akad transaksi (QS 2:282) dan jika akad
tersebut ditangguhkan pembayarannya maka hendaklah ditulis untuk menghindarkan perselisihan di
kemudian hari.
Al-Quran juga mengattur mengenai hukum keluarga antara lain berupa penjelasan tentang pernikahan,
mahram, perceraian, macam-macam iddah dan tempatnya, pembagian harta pusaka dan sebagainya.
Pengaturan mengenai hukum pidana juga diatur dalam Al-Quran. Hukum pidana atas kejahatan yang
menimpa seseorang adalah dalam bentuk qishash yang didasarkan atas persamaan antara kejahatan dan
hukuman. Diantara jenis hukum qishash pembunuh, qishash anggota bidan dan qishash dari luka. Dalam
menetapkan hukum pidana. Al-Quran senantiasa memerhatikan empat hal, yaitu: (Abu Zahroh, 1909)
a) Melindungi jiwa, akal, harta benda dan keturunan;
b) Meredam kemarahan orang yang terluka, lantaran ia dilukai;
c) Memberikan ganti rugi kepada orang yang terlukan atau keluarganya;
d) Menyesuaikan hukuman denga pelaku kejahatan, yakni bila pelaku kejahatan tersebut orang yang
terhormat, maka hukumannya menjadi berat, dan jika pelaku kejahatan tersebut orang rendahan,
maka hukumannya menjadi ringan.
Bahkan pengaturan dalam melakukan muamalah dengan nonmuslin juga diatur dalam Al-Quran. Al-Quran
membagi orang kafir menjdai tiga bagian (Abu Zahroh, 1999), yaitu:
a) Kafir dzimmy dan muahad yaitu kafir yang telah mengikat perjanjian, sehingga Allah SWT
memerintahkan untuk bergaul dengan mereka sebagai sesama muslim;
b) Kafir mustamam yaitu kafir yang dianggap aman/tidak membahayakan, sehingga darah dan harta
benda mereka haram sepanjang mereka masih tetap memegang teguh perjanjian;
c) Kafir harby(musuh), dimana Allah SWT tetap memberikan hak-hak yang harus dihormati atas
harkat dan martabat kemanusiaan, hak persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah), hak
keadilan, hak perlakuan sepadan dengan memerhatikan keutamaan/kemasalahan.
Dari tuntunan tersebut diketahui bahwa Islam memperlakukan nonmuslim sangatlah adil. Sekaligus juga
membuktikan Al-Quran memang seuatu bentuk pedoman yang sangat lengkap dan bersifat universal.
AS-SUNAH
As-Sunah ialah ucapan, perbuatan serta ketetapan-ketetapan Nabi Muhammad saw yang merupakan
sumber hukum islam kedua setelah Al-Quran. Dalam banyak hal, Al-Quran baru menjelaskan prinsip-
prinsip umum bersifat global dan universal. Oleh karena itu, salah satu fungsi As-Sunah adalah untuk
menjelaskan dan menguraikan secara lebih terinci prinsip-prinsip yang telah disebutkan dalam Al-Quran
dengan contoh-contoh aplikatif.
Selain itu As-Sunah bisa juga membatasi ketentuan Al-Quran yang bersifat umum dan bahkan bisa
menetapkan hukum yang tidak ada dalam Al-Quran.
Berita tentang ucapan, perbuatan serta ketetapan-ketetapan Nabi Muhammad saw disebut hadist.
Sebuah hadist= mengandung 3 (tiga) elemen yaitu rawi, sanad, matan. Rawi adalah orang yang
menyampaikan atau menuliskan hadis yang didengarnya dari seorang atau dari gurunya.
Sanad adalah urutan para rawi yang menyampaikan hadis, mereka yang mengantarkan kita sampai
kepada matan atau teks hadis.
Berbeda dengan Al-Quran yang telah ditulis pada masa Nabi, hadis lebih banyak dihafal daripada ditulis.
11
Bahkan pada awalnya, rasul melarang para sahabat untuk mencatat hadis, karena khawatir tercampur
dengan Al-Quran. Izin penulisan hadis hanya diberikan kepada sahabat tertentu seperti Abdullah bin Amr,
Rasul juga meminta orang yang mendengarkan hadis untuk menyampaikna dengan teliti dan jujur kepada
orang lain.
Kendati sudah ada catatan-catatan hadis yang ditulis beberapa sahabat, penulisan hadis secara khusus
baru dimulai pada awal abad ke 2 H. Untuk menjaga hadis dari kebohongan dan pemalsuan dalam
periwayatannya para ulama merumuskan syarat-syarat penerimaaan hadis, baik yang berhubungan
denga riwayatnya maupun isi hadis itu sendiri.
Periwayatan Hadis
Dalam segi jumlah perawinya yang bersambung mata rantainya, ulama mengelompokkan hadis menjadi
tiga, yaitu:
1. Hadis Mutawatir, ialah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak terhitung
jumlahnya dan mereka tidak mungkin bersepakat berbohong dengan perawi yang sama
banyaknya hingga sanadnya bersambung kepada Nabi Muhammad saw.
2. Hadis Masyhur, ialah hadis yang diriwayatkan dari Nabi, oleh seorang, dua orang atau lebih sedikit
dari kalangan sahabat, atau diriwayatkan dari sahabat, oleh seorang atau dua orang perawi
kemudian setelah itu tersebar luas hingga diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak mungkin
bersepakat bohong.
3. Hadis Ahad atau khabar Khasshah menurut Imam Syafii ialah setiap hadis yang diriwayatkan dari
Rasulullah saw oleh seorang, dua orang atau sedikit lebih banayak dan belum mencapai syarat
hadis Mashur. Sunah ahad ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Hadis shahih ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil dan sempurna
ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, tidak mempunyai cacat.
b. Hadis hasan ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil tetapi kurang
ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, tidak mempunyai cacat
dan tidak berlawanan dengan orang yang lebih terpecaya.
c. Hadis dhaif ialah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadis shahih dan Hadis hasan.
Dengan beragamnya tingkatan hadis seperti di atas, seorang muslim ketika hendak berpedoman pada
Hadis harus memerhatikan kesalihannya dan tidak bertentangan dengan Al-Quran. Di Indonesia, komplasi
hadis shahih yang sering dijadikan rujukan adalah hadis shahih riwayat Bukhari dan Muslim.
Fungsi As-Sunah
As-Suanah berfungsi sebagai penopang dan penyempurna Al-Quran dalam menjelaskan hukum-hukum
syar. Oleh karena itu, Imam Syafii dalam menerangkan Al-Quran dan As-Sunah tidak menguraikan secara
terpisah. Keduanya merupakan satu kesatuan dalam kaitannya dengan kepentingan istidlal dan dipandang
sebagai sumber pokok yang satu, yakni nash. Keduanya saling menopang secara sempurna dalam
menjelaskan hukum.
12
Fungsi As-Sunah, antara lain:
1. Menguatkan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Quran
2. Memberikan keterangna ayat-ayat Al-Quran dan menjelaskan rincian ayat-ayat yang masih
bersifat umum.
3. Membatasi kemutlakannya
4. Menakhsiskan/mengkhususkan keumumannya
5. Menciptakan hukum baru yang tidak ada di dalam Al-Quran
IJMAK
Ijmak adalah kesempatan para mujtahid dalam suatu masa setalah wafatnya Rasulullah saw, terhadap
hukum syara yang bersifat praktis, dan merupakan sumbee hukum isalam ketiga setelah Al-Quran dan
As-Sunah. Dalil yang menjadi dasar Ijmak adalah sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
apa yang dipandang oleh kaum muslimin baik, maka menurut pandangan Alllah SWT juga baik.
umatku tidak akan bersepakat atas perbuatan yang sesat.
ingatlah barangsiapa yang ingin menempati surga, maka bergabunglah (ikutilah) jamaah. Karena
syaithan adalah bersama orang-orang yang menyendiri. Ia akan lebih jauh dari dua orang daripada dari
seorang yang menyendiri. (H.R. Umar bin Khatthab)
Jumhur ulama berpendapat, bahwa alasan dapat ddipergunakannya Ijmak sebagai sumber hukum Islam
adalah sebagai berikut (Abu Zahrah, 1999):
1. Hadis-hadis yang menyatakan bahwa umat Muhammad tidak akan bersepakat terhadap
kesesatan, apa yang menurut pandangan kaum muslimin baik, maka menurut Allah SWT juga baik,
oleh karena itu, amal perbuatan para sahabat yang telah disepakati dapat dijadikan argumentasi
(hujjah).
2. Mengikuti jalan akidah orang bukan mukmin adalah haram, karena menentang Allah SWT dan
Rasul dan diancam neraka jahanam. Mengikuti pendapat orang mukmin berati mengikuti sesuatu
yang ditetapkan berdasarkan ijmak. Dengan demikian, ijmak dapat dijadikan hujjah yang dapat
digunakan untuk menggali hukum syara dari nash-nash syara.
13
Tingkatan Ijmak
Menurut Imam Syafii tingkatan ijmak adalah sebagai berikut:
1. Ijmak Sharih ialah jika engkau atau salah seorang ulama mengatakan, hukum ini telah
disepakati. Maka niscaya setiap ulama yang engkau temui juga mengatakan seperti apa yang
engkau katakan.
2. Ijmak Sukuti ialah sesuatu pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid, kemudian
pendapat tersebut telah diketahui oleh para mujtahid yang hidup semasa dengan mujtahid di
atas, akan tetapi tidak ada seorangpun yang mengingkarinya.
3. Ijmak pada Permasalahan Pokok, jika para ahli fikih yang hidup dalam satu masa berbeda dalam
berbagai pendapat, akan tetapi bersepakat dalam hukum yang pokok, maka seseorang tidak
boleh mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat-pendapat mereka.
Terjadinya Ijmak
Para fuqaha tiddak sepakat tentang terjadinya Ijmak kecuali ijmak para sahabat, sehingga ada sebagian
fuqaha yang menganggap ijmak yang dapat dijadikan sebagai sumber hukum hanya ijmak yang berasal
dari sahabat karena ijmak ini berdasarkan hukum-hukum syara yang telah ditetapkan secara mutawattir
sehingga tidak ada seorang pun yang menolaknya. Sedangkan sebagian fuqaha lainnya menganggap
bahwa ijmak dapat terjadi pada ijmak para sahabat dan ijmak dari bukan para sahabat.
Untuk menyikapi perbedaan tersebut, yang perlu diketahui bahwa ijmak adalah hujjah yang bersifat qathi
(tegas dan jelas). Oleh karena itu, ijmak dari bukan para sahabat harus didasarkan atas hadis yang
diriwayatkan secara mutawattir agar sanadnya menjadi qathi. Hal ini agar sejalan dengan hukum yang
akan disepakati dan juga bersifat qathi.
Faktor-faktor yang harus terpenuhi sehingga ijmak dapat dijadikan sebagai sumber hukum adalah sebagai
berikut.
1. Pada amasa terjadinya peristiwa itu harus ada beberapa orang mujtahid.
2. Kesepakatan itu haruslah kesepakatan yang bulat.
3. Seluruh mujtahid menyetujui hukum syara yang telah mereka putuskan itu dengan tidak
memandang negara, kebangsaan dan golongan mereka.
4. Kesepakatan itu diterapkan secara tegas terhadap peristiwa tersebut baik lewat perkataan
maupun perbuatan.
Sedangkan untuk menjadi mujtahid harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. (Yahya &
Fatchurrahman, 1997):
Menguasai ilmu bahasa arab dengan segala cabangnya.
Mengetahui nash-nash Al-Quran perihal hukum-hukum syariat yang dikandungnya, ayat-ayat
hukum, cara mengeluarkan hukum dari Al-Quran.
Mengetahui nas-nash Al-Quran yaitu mengetahui hukum syariat yang didatangkan oleh Al-Hadis
dan mampu mengeluarkan hukum perbuatan orang mukalaf dari padanya.
Mengetahui maqashidus syariah (tujuan syariah), tingkah laku dan adat kebiasaan manusia yang
mangandung maslahat dan kemudaratan.
14
Ijmak adalah salah satu sumber hukum dalam islam setelah Al-Quran dan As-Sunah, cara penetapan
hukumnya bukanlah hal yang mudah karena ada kriteria yang harus dipenuhi agar hasil dari Ijmak dapat
dijadikan sebagai pedoman.
QIYAS
Qiyas menurut bahasa ialah pengukuran seseuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan
sejenisnya. Sedangkan menurut terminologi , definisi qiyas secara umum adalah suatu proses
penyingkapan kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam suatu nash baik di Al-Quran dan
As-Sunah dengan suatu hukum yang disebutkan dalam nash karena ada kesamaan dalam alasannya. Hal
ini sesuai dengan (QS 59:2)
maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai wawasan.
"pelajara adalah qiyaslah keadaanmu dengan apa yang telah terjadi.
Proses qiyas untuk suatu kasus yang akan dicari hukumnya adalah dengan mencari nash hukum yang jelas
untuk kasus tertentu, setelah itu para mujtahid akan mencari illat untuk kasus yang akaan dicari
hukumnya. Jika ditemukan adanya illat maka mujtahid dapat menggunakan ketentuan hukum yang sama
untuk kedua kasus tersebut, sedangkan jika tiddak ditemukana illat nya maka akan dicari ke hukum pokok
(ashl).
Qiyas dapat dianggap sebagai sumber hukum, jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sepanjang mengacu dan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunah, qiyas diperlukan
karena nash-nash dalam Al-Quran dan As-Sunah itu universal dan global. Sedangkan kejadian-
kejadian pada manusia itu terus berkembang terus. Oleh karena itu, tidak mungkin nash-nash
yang universal itu dijadikan sebagai satu-satunya sumber hukum terhadap kejadian-kejadian yang
berkembang mengikuti zaman.
2. Qiyas juga sesuai dengan logika yang sehat. Misalnya, orang islam meminum minuman yang
memabukkan. Sangatlah masuk akal, bila ssetiap minuman atau makana memabukkan yang
diqiyaskan dengan minuman tersebut, menjadi haram hukumnya.
15
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan diatas maka, dapat disimpulkan
bahwa akuntansi syariah merupakan sistem akuntansi yang bersifat syariah, artinya dalam
aplikasinya akuntansi syariah selalu menitikberatkan pada nilai-nilai muamalah dalam syariat
Islam, tetapi terus membenahi prinsip dan kaidah akuntansi sesuai dengan Standard Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku. Disamping itu, akuntansi syariah mempertimbangkan apa yang
dilakukannya untuk kepentingan masyarakat banyak.
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Sehingga ketika mempelajari
akuntansi syariah dibutuhkan pemahaman yang baik, mengenai akuntansi sekaligus tentang
syariah islam. Ada 2 alasan utama mengapa akuntansi syariah diperlukan, yaitu tuntutan untuk
pelaksanaan syariah dan adanya kebutuhan akibat pesatnya perkembangan transaksi syariah.
16
DAFTAR PUSTAKA
17