LAPORAN
antropometri
Disusun oleh
Kelompok 9
Kelas A
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya lah kami masih diberi
kesempatan untuk menyusun dan menyelesaikan Laporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini dengan
baik.
Shalawat serta salam juga kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau
tiada henti-hentinya mendoakan umatnya untuk selalu dijalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah SWT.
Laporan ini kami buat sesuai dengan sumber yang ada. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. kami juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor
penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang
dan fasilitas akomodasi.Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun fasilitas
dalam dekade ini merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda. Hal tersebut tidak terlepas dari
pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh operator maupun penerapan data-data
anthropometrinya.Kata anthropometri berasal dari bahasaYunani, yaitu anthroposyang berarti manusia
(man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, Secara definitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimens itubuh manusia.
Antropometri yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh,baik dalam keadaan statis atau dinamis.
Antropometri statis adalah ilmu dan penerapan ynag berkaitan dengan ukuran-ukuran tubuh manusia.
Ukuran-ukuran tersebut digunakan untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya yang
menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan.
Antropometri dinamis adalah pengukuran kemampuan gerak tubuh untuk melaksanakan pekerjaan.
Pengukuran ini dilakukan sesuai dengan kemampuan gerakan normal dan maksimal.
Anthropometri akan memberikan penjelasan kalau manusa itu pada dasarnya memiliki berbeda satu
dengan yang lain. Manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan,
motivasi, inteligensia, imaginasi, usia, latarbelakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk dan
ukuran tubuh, dansebagainya. Dengan memiliki data antropometri yang tepat, maka seorang perancang
produk ataupun fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk
rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan
mengoperasikan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan antropometri memegang peranan utama dalam
rancang bangun sarana dan prasarana kerja.
Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran kepada para mahasiswa untuk megetahui cara-cara
pengukuran dengan menggunakan alat antropometri.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa bisa mengetahui cara menggunakan alat antropometri dan cara pengukuran
antropometri stastis sehingga diketahui ukuran tubuh yang ideal kepada mahasiswa baik untuk
perempuan maupun laki-laki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu tahapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat
kerjanya. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan serta keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja yang baru
maupun merancang perbaikan suatu sistem kerja yang telah ada. Ergonomi yang merupakan ilmu
perancangan berbasis manusia (Human Centerd Design).
Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang
dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode-metode
kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman. Ergonomi dirasakan menjadi semakin penting
hingga saat ini. Ada beberapa hal tersebut disebabkan oleh :
b. Aregulasi nasional maupun internasional mengenai sistem kerja dimana manusia terlibat di
dalamnya.
Masalah ergonomi sangat erat kaitannya dengan alat, aktivitas, serta produk yang dihasilkan oleh
manusia. Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya
ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan
kerja. Pengenalan permasalahan ergonomi di tempat kerja perlu mempertimbangkan beberapa aspek
(bidang kajian ergonomi), yaitu :
a. Antropometri
1. Jenis kelamin
2. Perbedaan bangsa
b. Biomekanika kerja.
Misalnya dalam hal penerapan ilmu gaya antara lain sikap duduk/berdiri yang tidak/kurang melelahkan
karena posisi yang benar dan ukuran peralatan yang telah diperhitungkan.
2. Fisiologi
Rasa aman, nyaman dan sejahtera dalam bekerja yang didapatkan oleh tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi
karena lingkungan kerja (cahaya, ventilasi, posisi kerja dll.) tidak menimbulkan stres pada pekerja.
4. Penginderaan
Dalam hal ini terdapat masalah pada kemampuan kelima indra manusiamenangkap isyarat-isyarat yang
datang dari luar. Adapun tujuan yang ada dalam ergonomi secara umum yaitu :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit
akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrol sosial, mengelola dan
mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik secara kurun waktu usia
produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis,
antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi.
Jadi dengan demikian tujuan dari ergonomi adalah untuk menyesuaikan suasana kerja dengan aktivitas
manusia di lingkungannya. Intinya adalah untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan
dengan karakter manusianya, atau ergonomi adalah analisis human factors yang berkaitan dengan
anatomi, psikologis dan fisiologis.
Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis
keseimbangan, sehingga dicapai performans kerja yang tingi, dengan kata lain pekerjaan tidak boleh
terlalu rendah dan tidak boleh terlalu berlebihan.
1. Kemampuan kerja
Dalam hal ini berhubungan dengan mental, waktu reaksi dan kemampuan.
Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi.
2. Tuntutan tugas
Hal ini ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan.
3. Performansi
Performansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio dari besarnya tuntutan tugas
dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila :
Ilmu ini adalah penyelidikan manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisiknya seperti linear, volume dan
berat. Data antropometri sangat penting dalam penentuan alat dan cara mengoperasiannya. Kesesuaian
hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap
kerja, tingkah laku dalam kelelahan, kemampuan kerja dan produktivits kerja. Anthropometri juga dapat
menyelidiki manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisik seperti dimensi linear, volume dan berat pada
operator.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika
merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.
Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika
prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan
peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan,
ketahanan, kecepatan, ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam melakukan kerjanya.Pendekatan
biomekanika pada struktur tulang dan posisi pengangkatan, dimana struktur tulang terutama pada
tulang belakang akan mengalami tekanan yang berlebih ketika melakukan pengangkatan meskipun
frekuensinya jarang.
Pendekatan biomekanika memandang tubuh manusia sebagai suatu sistem, yang terdiri dari elemen-
elemen yang saling berkait dan terhubung satu sama lain melalui sendi-sendi dan jaringan otot yang
ada. Pendekatan biomekanika berguna untuk mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia untuk
melakukan suatu pekerjaan tertentu, dimana hal ini bertujuan untuk mendapatkan suatu cara kerja yang
lebih baik sehingga kemungkinan terjadinya cedera dapat dicegah.
Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang
meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain
dari gerakan tubuh. Secara devinitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan
dengan ukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari
gerakan tubuh manusia, menurut Stevenson (1989) antropometri adalah suatu kumpulan data numeric
yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Salah satu pembatas kinerja tenaga kerja. Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan data
antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar desain sarana prasarana kerja.Antropometri sebagai
salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang peran utama dalam rancang bangun
sarana dan prasarana kerja.
Istilah anthropometry berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia dan metron (measure)
yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan
memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas
marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain
produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada
antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992),
antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan
dengan desain tentang sesuatu yang dipakai
orang.
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi
tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi
diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada
permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan
metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.
2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang
bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau
duduk.
Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
komputer.
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:
a) Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria
dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur
60 tahun.
b) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
d) Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor di
atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran
dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:
a. Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang- orang cacat.
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan
spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang
lain.
c. Kehamilan (pregnancy),
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan)
dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi
seperti itu.
Data antropometri adalah data-data dari hasil pengukuran yang digunakan sebagai data untuk
perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan ciri dapat membedakan satu dengan yang
lainnya, maka dalam perancangan yang digunakan data antropometri terdapat tiga prinsip yang harus
diperhatikan yaitu (Wignjosoebroto, 2003):
1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau maksimum)Prinsip ini
digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan di rancang tersebut dapat di pakai dengan
enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya.
Contohnya: Ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan keatas dari orang pendek,
ketinggian pintu di sesuaikan dengan orang yang tinggi dan lain-lain.
Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa
dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.Biasanya rancangan
ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi yang lebih tinggi.
Contohnya: Kursi kemudi yang bisa di atur maju-mundur dan kemiringan sandarannya, tinggi kursi
sekretaris atau tinggi permukaan mejanya.
3. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga rata rata para pemakainya. Prinsip ini hanya di
gunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika
menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi dari pada untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil
dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut.
Kenyataan menunjukan bahwa terdapat perbedaan atribut/ukuran fisik antara satu manusia dengan
manusia yang lain. Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain dikarenakan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhi data antropometri, yaitu :
Umur
Jenis kelamin
Jenis pekerjaan
Dalam rangka untuk mendapatkan suatu rancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas
akomodasi maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor- seperti panjang dari suatu dimensi tubuh
manusia baik dalam posisi statis maupun dinamis selain itu juga harus didapatkan data-data yang sesuai
dengan tubuh manusia.Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasika pada
data perorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya, maka akan
semakin kelihatan betapa besar variansinya antara tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan
tubuh maupun segmennya.
Anthropolometera dalah suatu alat untuk mengukur jarak, ketinggian dan sudut suatu titik dari suatu
posisi acuan tertentu. Realisasinya, alat in iberguna sebagai alat bantu untuk mendisain atau mengetahui
posisi alat-alat atau instrument pengendal I dari suatu mesin atau system kerja terhadap posisi
operatornya.
1. Pengukurantingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktifitas, contohnya mempelajari performasi seseorang
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Antropometer
2. Meteran gulung
3. Bangku kuliah
4. Meja kuliah
5. Formulir
1. Pasang antropometer
BAB IV
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran tubuh (Antropometri statis) pada
dua mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Responden Laki-laki
Umur : 21 Tahun
b. Responden Perempuan
Umur : 20 Tahun
POSISI BERDIRI
Tinggi Badan(Gidan) Diukur dari bagian kepala yang paling atas 170 cm 151 cm
sampaialas kaki dalam keadaan berdiri tegak
dan kepala menempel di tembok
Tinggi Mata Diukur dari sudut mata sampai kepermukaan 159 cm 139 cm
lantai dengan posisi mata melihat kebawah
dan sikap tegak
Tinggi Bahu (Gihu) Diukur dari bahu yang paling tinggi sampai 144 cm 127,5 cm
batas alas kaki dalam keadaan berdiri tegak
Tinggi Siku ( Giku ) Diukur dari lengan yang berada dalam posisi 103 cm 98,5 cm
vertikal sampai alas kaki dalam keadaan berdiri
tegak
Lebar Bahu ( barhu ) Diukur dari bagian luar lengan atas kiri sampai 43 cm 39 cm
bagian luar lngan atas kanan dan diambil yang
paling lebar
Lebar Pinggul (Bargul) Diukur dari pinggul kiri sampai pinngul kanan 42 cm 34 cm
dan diambil yang paling lebar dalam keadaan
berdiri
Lebar Siku (Barku) Diukur dari siku sebelah kanan sampai siku 48 cm 40 cm
sebelah kiri dalam posisi tangan ditekuk didada
Panjang Lengan (Panleng) Jarak vartikal diukur dari ketiak sampai ujung 71 cm 61 cm
jari tengah dalam posisi siap
Panjang Lengan Bawah Diukur dari siku sampai ujung jari tengah 45,5 cm 40 cm
(Panlengwah) sampai jari yang paling panjang
Jangkauan Atas (Jangtas) Diukur dari titik tengah pergelangan teratas 215 cm 186 cm
sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak
Panjang Depa Diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung 175 cm 152 cm
jari paling panjang
POSISI DUDUK
Tinggi Duduk (Gidup) Diukur dari bagian kepala paling atas sampai 85 cm 78 cm
alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak
Tinggi Mata Duduk Diukur dari alas duduk sampai sudut mata 71 cm 68 cm
Tinggi Bahu Duduk Diukur dari alas duduk sampai bahu 68,5 cm 55 cm
(Gihuduk)
Tinggi Siku Duduk (Gikuduk) Diukur dari siku sampai alas duduk 20 cm 26 cm
Tinggi Pinggul Duduk Diukur dari tulang pinggul yang paling atas 20 cm 19 cm
(Gigulduk) sampai alas duduk
Tinggi Lutut Duduk Diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi 51 cm 45,5 cm
(Gitutduk) sikap tegak
Panjang Pantat Lekuk Lutut Jarak horisontal diukur dari bagian belakang 57 cm 50,5 cm
sampai lekuk lutut
Panjang Tungkai Atas Diukur dari lutut sampai garis vertical yang 47 cm 41,5 cm
(Pankaitas) melalui punggung dan pinggang pada posisi
sikap tegak
Panjang Tungkai Bawah Diukur dari lipat lutut belakang sampai alas 45 cm 43 cm
(Pankaiwah) kaki dalam sikap duduk dengan betis pada
kedudukan vertical
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran tubuh (antropometri statis ) dua orang mahasiswa FKM UNMUL
yaitu Rehza Novita Pradana dan Rabiatul Wahdahniah beserta hasil pengukuran alat kerja yang
digunakan untuk melakukan aktivitas kuliah (tempat duduk dan meja kuliah),didapatkan hasil
pengukuran antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh
laki-laki dan perempuan tersebut. Laki-laki memiliki kecendrungan dimensi tubuh yang lebih panjang
,tinggi dan lebar bahu dan tinggi siku duduk. Hal ni dipengaruh oleh berbagai faktor yang salah satunya
yaitu faktor aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih besar dibandingkan pada perempuan.
Dari studi yang dilakukan Gerdon,et al (1989) dan Koener (1994) yang mencoba mengukur
dimensi tubuh (tinggi dari manusia dewasa warga Amerika Serikat ) diperoleh data untuk tinggi rata-rata
186.65 cm dan 173.73 cm masing-masing untuk laki-laki dan perempuan. Data antropometri ini menjadi
jelas berada antar satu jenis bangsa dibandingkan bangsa lain. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
tinggi maupun baret badan dari manusia Amerika dan Eropa lebih tinggi atau lebih berat dibandingkan
manusia Asia maupun Jepang, China maupun Indonesia. Tinggi baan standar untuk laki-laki dan
perempuan Indonesia masing-masing 160 cm dan 150 cm (sumamu). Berarti hasil tinggi badan
mahasiswa FKM yang diukur telah memenuhi standar yang ada (L=169cm) dan (P=154 cm).
Secara umum, hasil pengukuran antropometri ini telah sesuai atau telah memenuhi standar
yang ditetapkan oleh Sumamur (1985) melalui penelitian sebelumnya. Dimana tinggi mata (L=158 cm)
(P=142 cm).
Prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip digunakan untuk merancang suatu
fasilitas agar fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua
orang yang mungkin memerlukannya.Biasanya rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi
memiliki fungsi yang lebih tinggi. Contohnya: Kursi kemudi yang bisa di atur maju-mundur dan
kemiringan sandarannya, tinggi kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya. Prinsip
perancangan fasilitas berdasarkan harga rata rata para pemakainya. Prinsip ini hanya di gunakan apabila
perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika menggunakan
prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin
dilaksanakan bila lebih banyak rugi dari pada untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil dari orang-
orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut.
Kenyataan menunjukan bahwa pengukuran kursi yang digunakan dalam praktikum ini termasuk
rancangan kursi yang ergonomis dan sesuai dengan ukuran rata-rata orang Indonesia dengan tipe
pekerjaan sebagai mahasiswa maupun dosen. Akan tetapi kursi ini memiliki kelemahan yaitu dengan
adanya penahan siku (landasan), maka unutk orang yang memiliki tinggi diatas 175 cm sedikit kurang
nyamaan karena harus menekuk bagian kaki. Selain itu untuk orang yang memiliki berat badan berlebih
(gemuk) kurang baik karena ukuran kursi terlalu kecilsehingga dapat mengakibatkan terjepit, keram
pantat, sakit pinggang dsb. Karena sebenarnya desain kursi ini diperuntukkan untuk ukuran ideal orang
Indonesia yang berprofesi sebagai Mahasiswa.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh
yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek
lain dari gerakan tubuh.
- Data yang diukur tinggi bada, tinggi mat, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi panggul, lebar bahu, lebar
panggul, lebar siku, panjang lengan, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, jangkauan atas,
panjang depan, Tinggi Duduk,Tinggi Mata Duduk,Tinggi Bahu Duduk,Tinggi Siku duduk,Tinggi Panggul
Duduk,Tinggi lutut Duduk,Panjang Pantat Lekuk Lutut,Panjang Tungkai Atas,Panjang Tungkai Bawah.
5.2 Saran
Kepada praktikan disarankan lebih memperhatikan cara melakukan pengukuran tubuh atau
antropometri statis lebih serius pada saat melakukan praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan peda
saat melakukan pengukuran antropometri statis. Selain itu juga pengukuran antropometri alat yang
digunakan lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://apk.lab.uii.ac.id/PSKE/TP/antropometri/Modul%20Antropometri%20PSKE%202013.pdf