Anda di halaman 1dari 16

Laporan Antropometri (K3)

LAPORAN

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

antropometri

Disusun oleh

Kelompok 9

Rezha Novita Pradana 1011015041

Rinda Handayani 1011015055

Rabiatul Wahdaniah 1011015023

Putut Wahyu Indriyani 1011015147

Kelas A

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya lah kami masih diberi
kesempatan untuk menyusun dan menyelesaikan Laporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini dengan
baik.

Shalawat serta salam juga kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau
tiada henti-hentinya mendoakan umatnya untuk selalu dijalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah SWT.

Laporan ini kami buat sesuai dengan sumber yang ada. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. kami juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Samarinda, 13 Mei 2013

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor
penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang
dan fasilitas akomodasi.Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun fasilitas
dalam dekade ini merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda. Hal tersebut tidak terlepas dari
pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh operator maupun penerapan data-data
anthropometrinya.Kata anthropometri berasal dari bahasaYunani, yaitu anthroposyang berarti manusia
(man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, Secara definitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimens itubuh manusia.

Antropometri yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh,baik dalam keadaan statis atau dinamis.
Antropometri statis adalah ilmu dan penerapan ynag berkaitan dengan ukuran-ukuran tubuh manusia.
Ukuran-ukuran tersebut digunakan untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya yang
menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan.
Antropometri dinamis adalah pengukuran kemampuan gerak tubuh untuk melaksanakan pekerjaan.
Pengukuran ini dilakukan sesuai dengan kemampuan gerakan normal dan maksimal.

Anthropometri akan memberikan penjelasan kalau manusa itu pada dasarnya memiliki berbeda satu
dengan yang lain. Manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan,
motivasi, inteligensia, imaginasi, usia, latarbelakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk dan
ukuran tubuh, dansebagainya. Dengan memiliki data antropometri yang tepat, maka seorang perancang
produk ataupun fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk
rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan
mengoperasikan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan antropometri memegang peranan utama dalam
rancang bangun sarana dan prasarana kerja.

Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran kepada para mahasiswa untuk megetahui cara-cara
pengukuran dengan menggunakan alat antropometri.

1.2 Tujuan

- Untuk mengetahui pengertian antropometri

- Untuk mengetahui data yang diukur

- Untuk mengetahui cara mengukur antropometri

- Untuk mengetahui rancangan tempat duduk yang ergonomis


1.3 Manfaat

Agar mahasiswa bisa mengetahui cara menggunakan alat antropometri dan cara pengukuran
antropometri stastis sehingga diketahui ukuran tubuh yang ideal kepada mahasiswa baik untuk
perempuan maupun laki-laki.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu tahapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat
kerjanya. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan serta keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja yang baru
maupun merancang perbaikan suatu sistem kerja yang telah ada. Ergonomi yang merupakan ilmu
perancangan berbasis manusia (Human Centerd Design).

Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang
dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode-metode
kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman. Ergonomi dirasakan menjadi semakin penting
hingga saat ini. Ada beberapa hal tersebut disebabkan oleh :

a. Manusia sebagai sumber daya utama dalam sebuah sistem.

b. Aregulasi nasional maupun internasional mengenai sistem kerja dimana manusia terlibat di
dalamnya.

c. Para pekerja adalah human being.

Masalah ergonomi sangat erat kaitannya dengan alat, aktivitas, serta produk yang dihasilkan oleh
manusia. Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya
ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan
kerja. Pengenalan permasalahan ergonomi di tempat kerja perlu mempertimbangkan beberapa aspek
(bidang kajian ergonomi), yaitu :

1. Anatomi Dan Gerak

Terdapat 2 (dua) hal penting yang berhubungan, yakni :

a. Antropometri

Dimensi Antropometri dipengaruhi oleh :

1. Jenis kelamin

2. Perbedaan bangsa

3. Sifat/hal-hal yang diturunkan

4. Kebiasaan yang berbeda.

b. Biomekanika kerja.
Misalnya dalam hal penerapan ilmu gaya antara lain sikap duduk/berdiri yang tidak/kurang melelahkan
karena posisi yang benar dan ukuran peralatan yang telah diperhitungkan.

2. Fisiologi

Fisologi dibagi menjadi:

a. Fisiologi lingkungan kerja

b. Fisiologi kerja. Psikologi

Rasa aman, nyaman dan sejahtera dalam bekerja yang didapatkan oleh tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi
karena lingkungan kerja (cahaya, ventilasi, posisi kerja dll.) tidak menimbulkan stres pada pekerja.

3. Rekayasa dan teknologi, antara lain :

a. Merupakan kiat-kiat untuk mendesain peralatan yang sesuai

b. Memindahkan seseorang dalam melakukan pekerjaannya

c. Memberi rasa aman terhadap pekerjaannya.

4. Penginderaan

Dalam hal ini terdapat masalah pada kemampuan kelima indra manusiamenangkap isyarat-isyarat yang
datang dari luar. Adapun tujuan yang ada dalam ergonomi secara umum yaitu :

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit
akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrol sosial, mengelola dan
mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik secara kurun waktu usia
produktif maupun setelah tidak produktif.

c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis,
antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi.

Jadi dengan demikian tujuan dari ergonomi adalah untuk menyesuaikan suasana kerja dengan aktivitas
manusia di lingkungannya. Intinya adalah untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan
dengan karakter manusianya, atau ergonomi adalah analisis human factors yang berkaitan dengan
anatomi, psikologis dan fisiologis.

2.1.1 Konsep Dasar dalam Keseimbangan Ergonomi

Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis
keseimbangan, sehingga dicapai performans kerja yang tingi, dengan kata lain pekerjaan tidak boleh
terlalu rendah dan tidak boleh terlalu berlebihan.

1. Kemampuan kerja

Kemampuan kerja seseorang sangat ditentukan oleh :


a. Personal capacity ( Karakteristik Pribadi)

Meliputi faktor usia, Jenis Kelamin, Antropometri, pendidikan.

b. Physiological capacity ( Kemampuan Psikologis)

Meliputi kemampuan dan daya tahan, syaraf otot, panca indra.

c. Psycological Capacity ( Kemampuan Psikologis)

Dalam hal ini berhubungan dengan mental, waktu reaksi dan kemampuan.

d. Biomechanical capacity ( Kemampuan Biomekanik)

Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi.

2. Tuntutan tugas

Tuntutan tugas pekerjaan/ aktivitas tergantung pada :

a. Task and material Karakteristics ( Karakteristik tugas dan material)

Hal ini ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan.

3. Performansi

Performansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio dari besarnya tuntutan tugas
dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila :

a. Bila rasio tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan seseorang.

b. Seseorang atau kapasits kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir.

2.1.2. Cabang Ilmu Anthropometri.

Ilmu ini adalah penyelidikan manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisiknya seperti linear, volume dan
berat. Data antropometri sangat penting dalam penentuan alat dan cara mengoperasiannya. Kesesuaian
hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap
kerja, tingkah laku dalam kelelahan, kemampuan kerja dan produktivits kerja. Anthropometri juga dapat
menyelidiki manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisik seperti dimensi linear, volume dan berat pada
operator.

2.1.2.1. Cabang Ilmu Biomekanika

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika
merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.
Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika
prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan
peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan,
ketahanan, kecepatan, ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam melakukan kerjanya.Pendekatan
biomekanika pada struktur tulang dan posisi pengangkatan, dimana struktur tulang terutama pada
tulang belakang akan mengalami tekanan yang berlebih ketika melakukan pengangkatan meskipun
frekuensinya jarang.
Pendekatan biomekanika memandang tubuh manusia sebagai suatu sistem, yang terdiri dari elemen-
elemen yang saling berkait dan terhubung satu sama lain melalui sendi-sendi dan jaringan otot yang
ada. Pendekatan biomekanika berguna untuk mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia untuk
melakukan suatu pekerjaan tertentu, dimana hal ini bertujuan untuk mendapatkan suatu cara kerja yang
lebih baik sehingga kemungkinan terjadinya cedera dapat dicegah.

2.2 Definisi Antropometri

Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang
meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain
dari gerakan tubuh. Secara devinitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan
dengan ukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari
gerakan tubuh manusia, menurut Stevenson (1989) antropometri adalah suatu kumpulan data numeric
yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Salah satu pembatas kinerja tenaga kerja. Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan data
antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar desain sarana prasarana kerja.Antropometri sebagai
salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang peran utama dalam rancang bangun
sarana dan prasarana kerja.

Istilah anthropometry berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia dan metron (measure)
yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan
memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas
marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain
produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada
antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992),
antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan
dengan desain tentang sesuatu yang dipakai

orang.

Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi
tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:

1. Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi
diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada
permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan
metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.

2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang
bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:

a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.

Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau
duduk.

c. Pengukuran variabilitas kerja.

Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
komputer.

Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:

a) Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria
dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur
60 tahun.

b) Jenis Kelamin

Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.

c) Suku Bangsa (Etnis)

Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.

d) Pekerjaan

Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor di
atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran
dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:

a. Cacat tubuh

Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang- orang cacat.

b. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan,

Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan
spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang
lain.

c. Kehamilan (pregnancy),

Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan)
dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi
seperti itu.

2.3 Data Antopometri

Data antropometri adalah data-data dari hasil pengukuran yang digunakan sebagai data untuk
perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan ciri dapat membedakan satu dengan yang
lainnya, maka dalam perancangan yang digunakan data antropometri terdapat tiga prinsip yang harus
diperhatikan yaitu (Wignjosoebroto, 2003):

1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau maksimum)Prinsip ini
digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan di rancang tersebut dapat di pakai dengan
enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya.

Contohnya: Ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan keatas dari orang pendek,
ketinggian pintu di sesuaikan dengan orang yang tinggi dan lain-lain.

2. Prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.

Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa
dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.Biasanya rancangan
ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi yang lebih tinggi.

Contohnya: Kursi kemudi yang bisa di atur maju-mundur dan kemiringan sandarannya, tinggi kursi
sekretaris atau tinggi permukaan mejanya.

3. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga rata rata para pemakainya. Prinsip ini hanya di
gunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika
menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi dari pada untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil
dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut.

Kenyataan menunjukan bahwa terdapat perbedaan atribut/ukuran fisik antara satu manusia dengan
manusia yang lain. Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain dikarenakan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhi data antropometri, yaitu :

Umur

Jenis kelamin

Ras dan suku bangsa

Jenis pekerjaan

Dalam rangka untuk mendapatkan suatu rancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas
akomodasi maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor- seperti panjang dari suatu dimensi tubuh
manusia baik dalam posisi statis maupun dinamis selain itu juga harus didapatkan data-data yang sesuai
dengan tubuh manusia.Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasika pada
data perorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya, maka akan
semakin kelihatan betapa besar variansinya antara tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan
tubuh maupun segmennya.

2.4 Alat ukur Antropometri

Anthropolometera dalah suatu alat untuk mengukur jarak, ketinggian dan sudut suatu titik dari suatu
posisi acuan tertentu. Realisasinya, alat in iberguna sebagai alat bantu untuk mendisain atau mengetahui
posisi alat-alat atau instrument pengendal I dari suatu mesin atau system kerja terhadap posisi
operatornya.

terdapat tiga kelas pengukuran antropometridinamis, yaitu

1. Pengukurantingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktifitas, contohnya mempelajari performasi seseorang

2. Pengukuranjangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja dan Pengukuranvariabilitas kerja.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Dilaksanakan praktikum kesehatan dan keselamatan kerja tentang Spirometri yang


dilakukan pada hari jumat pada tanggal 08 Mei 2013,pada pukul 11.00-12.00 Wita.Tempat Praktikum
dilakukan di Ruang Kelas A fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda

3.2 Alat dan Bahan

1. Antropometer

2. Meteran gulung

3. Bangku kuliah

4. Meja kuliah
5. Formulir

3.3 Cara kerja

1. Pasang antropometer

2. Catat identitas individu yang diukur

3. Lakukan pengukuran dengan batasan-batasan sebagai berikut:

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran

Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran tubuh (Antropometri statis) pada
dua mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Responden Laki-laki

Nama : Rehza Novita Pradana

Umur : 21 Tahun

b. Responden Perempuan

Nama : Rabiatul Wahdaniah

Umur : 20 Tahun

UKURAN ANTROPOMETRI STATIS

JENIS UKURAN BATASAN HASIL PENGUKURAN


ANTROPOMETRI Laki-laki Perempuan

POSISI BERDIRI

Tinggi Badan(Gidan) Diukur dari bagian kepala yang paling atas 170 cm 151 cm
sampaialas kaki dalam keadaan berdiri tegak
dan kepala menempel di tembok

Tinggi Mata Diukur dari sudut mata sampai kepermukaan 159 cm 139 cm
lantai dengan posisi mata melihat kebawah
dan sikap tegak

Tinggi Bahu (Gihu) Diukur dari bahu yang paling tinggi sampai 144 cm 127,5 cm
batas alas kaki dalam keadaan berdiri tegak

Tinggi Siku ( Giku ) Diukur dari lengan yang berada dalam posisi 103 cm 98,5 cm
vertikal sampai alas kaki dalam keadaan berdiri
tegak

Tinggi Pinggul ( Gigul ) Diukur dari tulang pinggul yang paling 99 cm 92 cm


atas sampai alas kaki dalam keadaan berdiri
tegak

Lebar Bahu ( barhu ) Diukur dari bagian luar lengan atas kiri sampai 43 cm 39 cm
bagian luar lngan atas kanan dan diambil yang
paling lebar

Lebar Pinggul (Bargul) Diukur dari pinggul kiri sampai pinngul kanan 42 cm 34 cm
dan diambil yang paling lebar dalam keadaan
berdiri

Lebar Siku (Barku) Diukur dari siku sebelah kanan sampai siku 48 cm 40 cm
sebelah kiri dalam posisi tangan ditekuk didada

Panjang Lengan (Panleng) Jarak vartikal diukur dari ketiak sampai ujung 71 cm 61 cm
jari tengah dalam posisi siap

Panjang Lengan Atas Diukur dari ketiak sampai siku 28 cm 25 cm


(Panlengtas)

Panjang Lengan Bawah Diukur dari siku sampai ujung jari tengah 45,5 cm 40 cm
(Panlengwah) sampai jari yang paling panjang

Jangkauan Atas (Jangtas) Diukur dari titik tengah pergelangan teratas 215 cm 186 cm
sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak

Panjang Depa Diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung 175 cm 152 cm
jari paling panjang

POSISI DUDUK
Tinggi Duduk (Gidup) Diukur dari bagian kepala paling atas sampai 85 cm 78 cm
alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak

Tinggi Mata Duduk Diukur dari alas duduk sampai sudut mata 71 cm 68 cm

Tinggi Bahu Duduk Diukur dari alas duduk sampai bahu 68,5 cm 55 cm
(Gihuduk)

Tinggi Siku Duduk (Gikuduk) Diukur dari siku sampai alas duduk 20 cm 26 cm

dalam posisi sikap duduk tegak

Tinggi Pinggul Duduk Diukur dari tulang pinggul yang paling atas 20 cm 19 cm
(Gigulduk) sampai alas duduk

Tinggi Lutut Duduk Diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi 51 cm 45,5 cm
(Gitutduk) sikap tegak

Panjang Pantat Lekuk Lutut Jarak horisontal diukur dari bagian belakang 57 cm 50,5 cm
sampai lekuk lutut

Panjang Tungkai Atas Diukur dari lutut sampai garis vertical yang 47 cm 41,5 cm
(Pankaitas) melalui punggung dan pinggang pada posisi
sikap tegak

Panjang Tungkai Bawah Diukur dari lipat lutut belakang sampai alas 45 cm 43 cm
(Pankaiwah) kaki dalam sikap duduk dengan betis pada
kedudukan vertical

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengukuran tubuh (antropometri statis ) dua orang mahasiswa FKM UNMUL
yaitu Rehza Novita Pradana dan Rabiatul Wahdahniah beserta hasil pengukuran alat kerja yang
digunakan untuk melakukan aktivitas kuliah (tempat duduk dan meja kuliah),didapatkan hasil
pengukuran antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh
laki-laki dan perempuan tersebut. Laki-laki memiliki kecendrungan dimensi tubuh yang lebih panjang
,tinggi dan lebar bahu dan tinggi siku duduk. Hal ni dipengaruh oleh berbagai faktor yang salah satunya
yaitu faktor aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih besar dibandingkan pada perempuan.

Dari studi yang dilakukan Gerdon,et al (1989) dan Koener (1994) yang mencoba mengukur
dimensi tubuh (tinggi dari manusia dewasa warga Amerika Serikat ) diperoleh data untuk tinggi rata-rata
186.65 cm dan 173.73 cm masing-masing untuk laki-laki dan perempuan. Data antropometri ini menjadi
jelas berada antar satu jenis bangsa dibandingkan bangsa lain. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
tinggi maupun baret badan dari manusia Amerika dan Eropa lebih tinggi atau lebih berat dibandingkan
manusia Asia maupun Jepang, China maupun Indonesia. Tinggi baan standar untuk laki-laki dan
perempuan Indonesia masing-masing 160 cm dan 150 cm (sumamu). Berarti hasil tinggi badan
mahasiswa FKM yang diukur telah memenuhi standar yang ada (L=169cm) dan (P=154 cm).
Secara umum, hasil pengukuran antropometri ini telah sesuai atau telah memenuhi standar
yang ditetapkan oleh Sumamur (1985) melalui penelitian sebelumnya. Dimana tinggi mata (L=158 cm)
(P=142 cm).

Pengukuran antropometri dalam bidang K3 digunakan sebagai pendukung prinsip perancangan


fasilitas. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau maksimum)Prinsip ini
digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan di rancang tersebut dapat di pakai dengan
enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya. Contohnya: Ketinggian
kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan keatas dari orang pendek, ketinggian pintu di sesuaikan
dengan orang yang tinggi dan lain-lain.

Prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip digunakan untuk merancang suatu
fasilitas agar fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua
orang yang mungkin memerlukannya.Biasanya rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi
memiliki fungsi yang lebih tinggi. Contohnya: Kursi kemudi yang bisa di atur maju-mundur dan
kemiringan sandarannya, tinggi kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya. Prinsip
perancangan fasilitas berdasarkan harga rata rata para pemakainya. Prinsip ini hanya di gunakan apabila
perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika menggunakan
prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin
dilaksanakan bila lebih banyak rugi dari pada untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil dari orang-
orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut.

Kenyataan menunjukan bahwa pengukuran kursi yang digunakan dalam praktikum ini termasuk
rancangan kursi yang ergonomis dan sesuai dengan ukuran rata-rata orang Indonesia dengan tipe
pekerjaan sebagai mahasiswa maupun dosen. Akan tetapi kursi ini memiliki kelemahan yaitu dengan
adanya penahan siku (landasan), maka unutk orang yang memiliki tinggi diatas 175 cm sedikit kurang
nyamaan karena harus menekuk bagian kaki. Selain itu untuk orang yang memiliki berat badan berlebih
(gemuk) kurang baik karena ukuran kursi terlalu kecilsehingga dapat mengakibatkan terjepit, keram
pantat, sakit pinggang dsb. Karena sebenarnya desain kursi ini diperuntukkan untuk ukuran ideal orang
Indonesia yang berprofesi sebagai Mahasiswa.

BAB IV

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

- Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh
yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek
lain dari gerakan tubuh.

- Data yang diukur tinggi bada, tinggi mat, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi panggul, lebar bahu, lebar
panggul, lebar siku, panjang lengan, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, jangkauan atas,
panjang depan, Tinggi Duduk,Tinggi Mata Duduk,Tinggi Bahu Duduk,Tinggi Siku duduk,Tinggi Panggul
Duduk,Tinggi lutut Duduk,Panjang Pantat Lekuk Lutut,Panjang Tungkai Atas,Panjang Tungkai Bawah.

5.2 Saran

Kepada praktikan disarankan lebih memperhatikan cara melakukan pengukuran tubuh atau
antropometri statis lebih serius pada saat melakukan praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan peda
saat melakukan pengukuran antropometri statis. Selain itu juga pengukuran antropometri alat yang
digunakan lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bintoro, Ayub.2012. Ergonomi Antropometri.http:// Gardu Ilmu Ergonomi Antropometri.htm

Wisanggeni,Bambang.2010. Antropometri.http:/ /ANTROPOMETRI Bambang Wisanggeni.htm

http://apk.lab.uii.ac.id/PSKE/TP/antropometri/Modul%20Antropometri%20PSKE%202013.pdf

Anda mungkin juga menyukai