Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
DIAN AMALIA
NIM: 104011000133
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Dian Amalia
NIM: 104011000133
Di Bawah Bimbingan:
Penulis
ABSTRAK
Dian Amalia
10401100133
(Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Pada
Siswa Kelas VII di MTs Al-Falah)
Metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dan besar
peranannya dalam menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Oleh karena itu seorang
guru diharapkan dapat memilih metode yang tepat, sehingga metode-metode tersebut
dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Penggunaan metode demonstrasi sebagai salah satu metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikannya terlebih dahulu
kepada siswa, dapat menghilangkan verbalisme sehingga siswa akan semakin
memahami materi. Agar materi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka materi
yang didemonstrasikan perlu ditindak lanjuti oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari
maupun dengan latihan yang kontinyu sehingga siswa tidak lupa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode
demonstrasi pada pembelajaran fiqih siswa kelas VII di MTs Al Falah. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan bentuk metode deskriptif. Dan
menggunakan instrument kuesioner dan wawancara sebagai sumber datanya.
Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat efektivitas
metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih siswa kelas VII di MTs
Al Falah ini termasuk dalam kategori sangat tinggi. Selain itu sekolah juga memainkan
peranannya sebagai lembaga pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, juga nikmat
Iman, Islam dan Ihsan kepada penulis, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan
semoga kita sebagai umatnya mendapat syafaatnya pada hari kiamat nanti. Dan karena
izin Allah lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan dorongan baik dari segi moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan, evaluasi dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi
ini.
5. Pimpinan dan seluruh staff akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
6. Pimpinan dan seluruh staff karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan selama
penyusunan skripsi ini.
7. Perpustakaan umum Gandaria Jakarta Selatan, yang telah membantu meminjamkan
buku-buku yang penulis butuhkan.
8. Kepala sekolah MTS Al Falah Jakarta beserta jajarannya yang telah membantu
penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
9. Kedua orang tuaku yang tercinta (Bp. Manhal dan Ibu Arwatih) yang selalu
membimbingku dan selalu memberikan dukungannya baik moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke perguruan tinggi, serta
kakak dan adikku (khususnya Mala) yang telah membantu meminjamkan buku-
bukunya.
10. Kedua orang yang kucintai dan kusayangi, suamiku (Badroin, S.Ag) dan putriku
(Ghina Aulia Fithri) yang telah memberikan dukungannya baik moril maupun
materil.
11. Sahabat-sahabatku, Ahmad Dahlan (PAI 2004), Awwalina Khairunnisa (PAI 2005),
Jihan Thoyibah (PBI 2004) dan semua pihak-pihak yang telah memberikan
bantuannya selama penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga budi
baik tersebut dan bantuan-bantuan yang tak ternilai harganya dibalas oleh Allah SWT
sebagai amal kebaikan. Amiin Yaa Rabbal alamiin.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang
membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ i
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Falah.
MTs Al Falah.
1
2
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan pena; Dia mengajar manusia tentang sesuatu yang
belum diketahuinya. 1
Dengan demikian guru memiliki posisi yang sangat penting dalam pendidikan
untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar seorang guru
diharapkan dapat memilih metode yang tepat. Karena metode mengajar
merupakan komponen dari proses pendidikan yang harus dikuasai oleh seorang
guru dalam mengajar .
Selain itu, karena metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang
sangat penting dan besar peranannya dalam menentukan keberhasilan suatu
pendidikan. Maka dituntut adanya suatu kemampuan pada setiap pendidik untuk
dapat memilih dan mempergunakan metode-metode pendidikan yang ada,
sehingga metode-metode tersebut dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Di dalam pembelajaran terdapat banyak metode yang digunakan oleh seorang
guru untuk mendukung keberhasilan belajar, maka dalam pembelajaran fiqih
selain metode ceramah yang sering digunakan oleh guru fiqih untuk
menyampaikan isi materi, metode demonstrasi juga tepat untuk diterapkan dan
digunakan khususnya pada materi-materi tertentu seperti sholat. dengan demikian
jika guru fiqih menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi di
mana guru harus mempertunjukkan atau memperagakan isi materi pelajaran yang
sedang dipelajari kepada siswa dengan disertai penjelasan lisan, maka tidak akan
terjadi kekeliruan pada diri siswa dalam mempraktekkannya, selain itu siswa akan
1
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 88
3
lebih mudah memahami dan menangkap materi yang disampaikan guru fiqih.
Oleh karena itu, jika guru salah dalam memilih suatu metode pembelajaran maka
hal ini dapat menimbulkan situasi belajar yang membosankan diri siswa, juga
hilangnya pusat perhatian terhadap materi yang disampaikan.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi dengan
judul EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP
PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH PADA SISWA KELAS VII DI
MTS AL-FALAH.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam
kegiatan pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah?
2. Kendala apa sajakah yang terjadi dalam pelaksanaan metode demonstrasi
dalam kegiatan pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah?
3. Bagaimana pelaksanaan metode demonstrasi pada bidang studi fiqih di
MTs Al Falah?
4. Langkah-langkah apa sajakah yang digunakan agar metode demonstrasi
dalam pembelajaran bidang studi fiqih dapat berjalan efektif di MTs Al
Falah?
5. Apakah metode demonstrasi efektif dipergunakan dalam proses belajar
mengajar bidang studi fiqih pada materi shalat di MTs Al Falah?
6. Faktor apa sajakah yang dapat mendukung dan menghambat penggunaan
metode demonstrasi pada pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al
Falah?
C. Pembatasan Masalah
4
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode
demonstrasi yang meliputi:
1. Pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di
MTs Al Falah.
2. Langkah-langkah strategis yang diwujudkan agar penggunaan metode
demonstrasi di MTs Al Falah dapat berjalan efektif.
3. Keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan
pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah.
F. Kegunaan Penelitian
5
1
Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev), jilid 2, h. 883
2
Dr. T. Hani Handoko, MBA, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
1998), Cet XIII, h.7
6
7
mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru
untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui
keefektifan mengajar bisa dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai
untuk mengevaluasi berbagai aspek pengajaran.
Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan
utama keefektifan pengajaran, yaitu:
1) Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM.
2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
3) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi
keberhasilan belajar) diutamakan.
4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif.3
Selain itu guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu
berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran
3
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I, h.20
4
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar
Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: CV. Rajawali, ), h.164-166
8
dengan presentase waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan
tanpa menggunakan tekhnik yang memaksa, negative atau hukuman. Selain itu
guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin hubungan simpatik
dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh
perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar, menguasai sepenuhnya bidang studi
mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekadar mencapai suatu
prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.
Menurut Roseshine dan Frust, ada 5 variabel proses guru yang memperlihatkan
keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan, yaitu:
1) Kejelasan dalam penyajian.
2) Kegairahan mengajar.
3) Ragam kegiatan.
4) Perilaku siswa akan melaksanakan tugas dan kecekatannya.
5) Kandungan bahan pengajaran yang diliput siswa.5
Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari teks tertulis dan sumber-
sumber informasi yang lain adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sehingga
siswa harus berhenti dari waktu ke waktu untuk menilai pemahaman mereka
sendiri terhadap teks atau apa yang diucapkan gurunya.
5
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I h.21
6
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), Cet
III, h. 123
9
kepada orang supaya diketahui (diturut). Berdasarkan arti ini kemudian kamus
besar bahasa Indonesia itu mengartikan pengajaran sebagai proses perbuatan, cara
mengajar atau mengajarkan. Selanjutnya dalam bahasa Arab, pengajaran disebut
taklim yang berasal dari kata allama. Dalam kamus Arab-Inggris susunan
Elias dan Elias kata-kata tersebut berarti to educate, to train, to teach, to instruct,
yakni mendidik, melatih, dan mengajar selanjutnya istilah pengajaran dalam
bahasa Inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah to
instruct, artinya to direct to do something, to teach todo something, to purnish
with information yakni memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar
agar melakukan sesuatu, memberi informasi. Istilah instruction atau pengajaran
menurut Reber berarti pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan
pengetahuan.
Sementara itu Tardif memberi arti instruction secara rinci yaitu a preplanned,
goal directed educational process designed to facilitate learning, artinya
pengajaran adalah proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan
diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar. 7
Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode pengajaran
adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan
materi pengajaran kepada siswa yang bertujuan agar murid dapat menerima dan
menanggapi serta mencerna pelajaran dengan mudah secara efektif dan efisien,
sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai
dengan baik.
7
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h.32-34
10
8
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), Cet I, h.53
9
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h.88
11
10
Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), Cet I, h.190
11
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), cet ke 1, h.62
12
Menurut Basyiruddin Usman dan Asnawir, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi yaitu:
12
Prof. Dr. H. Asnawir dan Drs. Basyiruddin Usman, M.Pd, Media Pembelajaran,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 107
13
Drs. Basyiruddin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002 ), Cet I, h.107-108
15
14
Dra. Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet VI,
h.83-84
16
15
Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 191
16
Drs. H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta:
Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, h.
114
17
Drs. J.J. Hasibuan, Dip, Ed dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
CV Remaja Karya, 1988), h. 30
18
Dra. Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) Cet VI,
h. 84
19
Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Riosdakarya, 2004), Cet ke X, h. 209
17
e) Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.20
f) Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di dalam kelas.
g) Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas akan
berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau
sebenarnya.
h) Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian
dan kesabaran. Kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan,
sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
i) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi itu dimulai guru
telah mengadakan uji coba supaya kelak dalam melakukannya tepat dan
secara otomatis.21
20
Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 192
21
Drs. H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta:
Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, h.
114
22
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
CVPustaka Setia, 19970, cet ke 1, h, 63
18
b. Makna Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. oleh
karenanya pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,
bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para
guru. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada
di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Definisi belajar itu sendiri menurut Skinner yang dikutip Barlow dalam
bukunya Educational Psychology The Theaching Learning Process, berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut Hintzman, belajar yaitu suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh
23
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya,2004), Cet X, h,113
19
c. Makna Mengajar
Didaktik berasal dari bahasa Yunani didoskein, yang berarti pengajaran atau
didaktos yang berarti pandai mengajar.27 Menurut Arifin bahwa mengajar
sebagai...suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid
agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan
pelajaran itu.
Menurut Tardif bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang
(dalam hal ini guru) dengan tujuan membantu atau memudahkan siswa melakukan
kegiatan belajar. 28
Jadi, mengajar bukanlah semata-mata menyampaikan pelajaran kepada anak
didik tetapi sama halnya dengan belajar, mengajarpun sama hakikatnya adalah
suatu proses yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada
24
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya,2004), Cet X, h. 90
25
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005), Cet II, h. 210
26
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2009), Cet I, h.15
27
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 1997), Cet ke 1, h 39
28
Muhibin Syah, M.Ed, Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), Cet ke 10, h 182
20
kondisi baik di dalam, maupun di luar kelas. Kondisi yang berada di luar kelas
antara lain teman sejawat, murid, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan
kondisi dalam kelas yang dimaksud disini adalah sikap guru terhadap pelajaran
yang akan disampaikan kepada subjek didik. Di samping itu, satu hal yang tak
boleh dilupakan adalah kenyataan bahwa fungsi guru di kelas adalah sebagai
pemimpin. Sebagai pemimpin, ia harus membuat perencanaan pengajaran yang
baik sekaligus mengoperasikannya di kelas. Ia juga harus memotivasikan
subjek didik sedemikian rupa agar dapat terjadi proses belajar semaksimal
mungkin. Ia juga perlu menciptakan pendekatan yang manusiawi, baik
terhadap teman sejawatnya, maupun anak didiknya. Guru perlu juga
mengkoordinasikan dan mengaktifkan kelompok kelas. Ia juga dituntut untuk
dapat menemukan sekaligus menerapkan ide-ide baru sebagai bahan inovasi
bagi terciptanya proses belajar mengajar yang baik. Kemauan guru untuk
menerapkan ide-ide baru hendaknya mempertimbangkan keadaan murid
sehingga tidak terjadi penolakan oleh murid.
c. Faktor lingkungan sekolah
Yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah bagaimana menciptakan
situasi dan kondisi yang menyenangkan di lingkungan sekolah, sehingga
membantu kegiatan belajar mengajar.
1. Pengertian Fiqih
Fiqih adalah bahasa Arab dalam bentuk masdar, fiilnya . Kata fiqih
29
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), h. 321
30
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet
I, h. 2
22
( ).
...Apakah tidak lebih baik dari tiap-tiap golongan ada segolongan yang
berangkat untuk memperdalam faham/pengertian dalam urusan agama...
(QS. At Taubah: 122)31
31
Departemen Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Quran dan Terjemahnya,
(Jakarta:PT Arga Printing,2008), Juz 10, h. 263
32
Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet VIII, h.
17
33
Prof. Dr. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke VIII, h. 2
34
Prof. Dr. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke VIII, h.6
23
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
24
25
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun instrumen penelitian yang
akan digunakan untuk memperoleh data mengenai efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran pada mata pelajaran fiqih kali ini dibuat dalam bentuk non
test yaitu dengan menggunakan angket. Angket ini dibuat dalam bentuk quisioner
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Jenis
quisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah quisioner tertutup. Dimana
26
jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih, dan
ini diperuntukkan kepada siswa untuk mendapat informasi mengenai efektivitas
metode demonstrasi terhadap pembelajaran siswa pada mata pelajaran fiqih.
Kemudian instrumen non test dalam bentuk wawancara diperuntukkan kepada
guru bidang studi fiqih, yang juga dipergunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran siswa pada mata
pelajaran fiqih.
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen
Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih
Untuk Siswa Kelas VII MTs Al Falah Jakarta
No. Pokok Sub Pokok Indikator / Aspek Yang No. Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan Diungkap Item
1. Langkah- 1. Perencanaan 1. Merumuskan 1, 2, 4
langkah yang tujuan yang jelas, baik 3, 4
digunakan dari sudut kecakapan
dalam atau kegiatan untuk
metode mencapai tujuan.
demonstrasi
pada
pembelajaran
fiqih.
2. Menetapkan garis-
garis besar langkah-
langkah demonstrasi
yang akan 5, 6, 3
dilaksanakan. 7
3. Memperhitungkan
waktu yang 8, 9 2
dibutuhkan.
27
4. Memberikan 24, 3
kesempatan kepada 25,
siswa untuk aktif. 26
28
5. Menciptakan
suasana kelas yang 27, 2
harmonis. 28
3. Evaluasi 1. Sebagai tindak lanjut
setelah diadakannya
demonstrasi,
selanjutnya siswa
diberikan tugas seperti
membuat laporan, 29, 3
menjawab pertanyaan 30,
dan mengulang 31
kembali apa yang telah
dipelajari.
2a. Faktor 1. Tenaga 1. Gaya dan suara guru
pendukung pengajar dalam menyampaikan 32, 2
dalam pelajaran. 33
penggunaan
metode
demonstrasi
pada
pembelajaran
fiqih.
1. Peralatan yang 34, 2
2. Sarana tersedia di sekolah. 35
Prasarana
3. Waktu 1. Kemampuan
guru fiqih dalam
membagi waktu kapan
untuk melakukan
demonstrasi, untuk
29
berdiskusi, untuk
mengajukan 36, 2
pertanyaan dan waktu 37
untuk berkomentar.
4.Jumlah siswa 1. Berdasarkan jumlah
siswa yang ada, 38, 2
apakah penggunaan 39
metode demonstrasi
dapat berjalan efektif.
2b. Faktor 1. Peralatan 1. Alat peraga yang
penghambat kurang lengkap untuk
dalam menunjang proses
penggunaan pembelajaran. 40 1
metode
demonstrasi
pada
pembelajaran
fiqih.
2. Siswa. 1. Tidak semua siswa
berminat dalam
mengikuti proses
pembelajaran fiqih. 41 1
3. Suasana di 1. Suasana di dalam
dalam kelas. kelas tidak tertib
ketika demonstrasi 42 1
berlangsung.
3. Keberhasilan 1. Dampak 1. Setelah siswa
penggunaan langkah- memperhatikan dan
metode langkah memperagakan sholat 43 1
demonstrasi metode di kelas, pengetahuan
30
Tabel 2
Kisi-kisi Wawancara
Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih
Untuk Guru Bidang Studi Fiqih MTs Al Falah Jakarta
No Pokok Sub Pokok Indikator / Aspek Yang No. Jumlah
. Pertanyaan Pertanyaan Diungkap Item
1. Langkah-langkah 1. Perencanaan 1. Merumuskan 1, 2 2
yang digunakan tujuan yang jelas, baik
dalam metode dari sudut kecakapan
demonstrasi pada atau kegiatan untuk
pembelajaran fiqih. mencapai tujuan.
2. Menetapkan garis-garis 3 1
besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan
dilaksanakan.
3. Memperhitungkan waktu 4 1
yang dibutuhkan.
4. Selama demonstrasi 5, 6, 3
berlangsung seorang 7
guru harus instropeksi
diri.
5. Menetapkan 8, 9 2
rencana penilaian
terhadap kemampuan
anak didik.
2. Pelaksanaan 1.Memulai demonstrasi 10 1
dengan menarik
perhatian siswa.
32
2. Mengingat 11 1
pokok-pokok materi
yang akan
didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai
sasaran.
3. Memperhatikan keadaan 12 1
siswa ketika melakukan
demonstrasi.
4. Memberikan 13, 2
kesempatan kepada 14
siswa untuk aktif.
5. Menciptakan 15 1
suasana kelas yang
harmonis.
3. Evaluasi 1. Sebagai tindak lanjut 16 1
setelah diadakannya
demonstrasi,
selanjutnya siswa
diberikan tugas seperti
membuat laporan,
menjawab pertanyaan
dan mengulang kembali
apa yang telah
dipelajari.
2a. Faktor pendukung 1. Tenaga 1. Gaya dan suara guru 17 1
dalam penggunaan pengajar dalam menyampaikan
metode pelajaran.
demonstrasi pada
pembelajaran fiqih.
33
P = f x 100%
N
Keterangan :
P = Angka Prosentasenya
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Number of cases atau banyaknya individu
100% = Bilangan tetap 2
2
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), h.43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum tentang efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII MTs
Al Falah Jakarta
Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan populasi terjangkau yaitu
siswa kelas VII-I sampai dengan siswa kelas VII-4 yang berjumlah 140 siswa, dan
yang di jadikan responden atau sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang.
Angket diberikan kepada responden tersebut untuk mendapatkan data tentang
efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII
di MTs Al Falah. Angket ini berisi 45 pertanyaan dengan empat alternativ
jawaban yang beragam.
Kemudian melakukan wawancara kepada guru bidang studi fiqih untuk
mendapatkan informasi tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran bidang studi fiqih.
Tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan statistika deskriptif dalam bentuk distribusi frekwensi.
36
37
P = F x 100%
N
Keterangan:
R = Xmaksimal Xminimal
Keterangan:
X max = skor maksimum
X min = skor minimum
Dengan rumus di atas, maka akan didapat daerah jangkauan (range) sebagai
berikut:
R = 180 45
R = 135
Kemudian hasil dari perhitungan tersebut, dibagi menjadi 3 kelompok. Yaitu:
Tabel 4
Skor inventori efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran
bidang studi fiqih pada materi sholat
Kategori Skor Frekuensi Prosentase
Tinggi 137 180 46 76,66%
Sedang 91 136 14 23,34%
Rendah 45 90 0 0%
Total 60 100%
Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar siswa MTs Al Falah mendapat
skor tinggi sebanyak 76,66%. Skor sedang sebanyak 23,34%. Dan skor terendah
0%.
Kemudian berdasarkan penelitian terdapat skor tertinggi yang diperoleh subyek
penelitian pada inventory efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran
bidang studi fiqih yaitu 173, skor sedangnya yaitu 117, dan tidak ada skor
terendah.
39
2. Deskripsi data
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hasil angket, maka penulis akan
mendeskripsikan data dalam bentuk tabel-tabel.
Tabel 5
Guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya
demonstrasi, sebelum melakukan demonstrasi sholat
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
1 Selalu 31 51,7
Sering 5 8,3
Kadang-kadang 19 31,7
Tidak pernah 5 8,3
Total 60 100
Pada item no. 1, ditegaskan bahwa sebanyak 51,7% siswa menjawab selalu,
guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya
demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi sholat. 31,7% siswa yang
menyatakan kadang-kadang. Dan 8,3% siswa yang menyatakan sering dan tidak
pernah. Ini menunjukkan bahwa guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud
dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi sholat itu
selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih, bahwa
dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuannya diharapkan siswa
mampu mengikuti pelajaran selanjutnya dengan lebih baik.1
1
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta : 17 Februari 2010.
40
Tabel 6
Alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat
dapat diperoleh dengan mudah.
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
2 Sangat sesuai 12 20
Sesuai 40 66,7
Tidak sesuai 8 13,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
menyatakan tidak sesuai dan sangat tidak sesuai yaitu hanya 1,7%. Hal ini juga
dibenarkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih.
Tabel 8
Jumlah siswa yang ada di dalam kelas sangat memungkinkan guru fiqih
untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi sholat dengan baik.
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
4 Sangat sesuai 21 35
Sesuai 30 50
Tidak sesuai 9 15
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
Tabel 9
Sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih
dahulu.
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
5 Selalu 37 61,7
Sering 7 11,7
Kadang-kadang 16 26,7
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 5 bahwa, sebanyak 61,7% siswa menyatakan selalu, jika
sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu.
42
Tabel 10
Saat siswa diminta untuk mendemonstrasikan sholat di depan kelas, guru
fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dan materi sholat
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
6 Selalu 39 65
Sering 7 11,7
Kadang-kadang 13 21,7
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100
Pada item no. 6 ditegaskan bahwa sebanyak 65% siswa yang menyatakan
selalu. 21,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang. 11,7% siswa yang
menyatakan sering. Dan hanya 1,7% siswa yang menyatakan tidak pernah. Jadi,
kebanyakan siswa menyatakan selalu jika saat siswa diminta untuk
mendemonstrasikan sholat didepan kelas, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu
langkah-langkah dan materi sholat. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara
dengan guru fiqih bahwa, dengan menjelaskan materi terlebih dahulu dan
menjelaskan langkah-langkah yang harus dipraktekkan siswa, diharapkan siswa
dapat memahami dan mendemonstrasikannnya dengan baik.3
2
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
3
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
43
Tabel 11
Ketika siswa diminta mendemonstrasikan sholat guru fiqih akan mengulangi
langkah demi langkah apa yang harus dilakukan siswa.
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
7 Selalu 33 55
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 10 16,7
Tidak pernah 3 5
Total 60 100
Tabel 12
Waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi sudah
memadai atau cukup.
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
8 Sangat sesuai 8 13,3
Sesuai 41 68,3
Tidak sesuai 11 18,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
Pada item no. 8 pada pernyataan mengenai waktu yang diberikan untuk siswa
melakukan demonstrasi sudah memadai atau cukup. Dapat dilihat bahwa
sebanyak 68,3% siswa menyatakan sesuai. 18,3% siswa menyatakan tidak sesuai.
13,3% siswa menyatakan sangat sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan
44
sangat tidak sesuai. Hal ini dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa menjawab
sangat sesuai bahwa waktu yang diberikan untuk melakukan demonstrasi sudah
cukup.
Tabel 13
Saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak menggunakan
waktunya untuk memberikan penjelasan dari pada mempraktekkan materi.
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
9 Selalu 30 50
Sering 13 21,7
Kadang-kadang 17 28,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no.9 pada pernyataan ini sebanyak 50% siswa yang menyatakan
selalu. 28,3% siswa yang menyatakan kadang-kadang. 21,7% siswa menyatakan
sering dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Berarti pada item ini
dapat dinyatakan selalu jika saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak
menggunakan waktunya untuk memberikan penjelasan daripada mempraktekkan
materi.
Tabel 14
Alat peraga yang digunakan guru fiqih ketika mendemonstrasikan materi
sholat dapat terlihat dengan jelas oleh siswa
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
10 Selalu 27 45
Sering 9 15
Kadang-kadang 20 33,3
Tidak pernah 4 6,7
Total 60 100
Pada item no.10 mengenai pernyataan bahwa alat peraga yang digunakan guru
fiqih ketika mendemonstrasikan materi sholat dapat terlihat dengan jelas oleh
45
siswa. Sebanyak 45% siswa menyatakan selalu. 33,3% siswa menyatakan kadang-
kadang. 15% siswa menyatakan sering. Dan 6,7% siswa yang menyatakan tidak
pernah.
Tabel 15
Posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi
sholat sudah tepat
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
11 Selalu 34 56,7
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 11 18,3
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100
Pada item no. 11 siswa yang menyatakan selalu sebanyak 56,7%. 23,3%
menyatakan sering. 18,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa
yang menyatakan tidak pernah. Sehingga dapat diketahui bahwa posisi guru fiqih
ketika melakukan demonstrasi sholat sudah tepat dinyatakan selalu oleh siswa.
Tabel 16
Penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih
dapat terdengar dengan jelas oleh siswa
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
12 Selalu 41 68,3
Sering 11 18,3
Kadang-kadang 8 13,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah.
hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih karena bagi seorang guru menyampaikan
pelajaran dengan suara yang keras dan jelas akan dapat membantu siswa dalam
memahami pelajaran yang disampaikan.4
Tabel 17
Guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang
sholat dengan baik
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
13 Selalu 41 68,3
Sering 15 25
Kadang-kadang 5 5
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100
Pada item no. 13 dinyatakan guru fiqih memberikan contoh dengan praktek
tentang sholat dengan baik. Diketahui sebanyak 68,3% siswa menyatakan selalu.
25% siswa menyatakan sering. 5% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7%
siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 18
Guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu
selama demonstrasi berlangsung
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
14 Selalu 34 56,7
Sering 13 21,7
Kadang-kadang 9 15
Tidak pernah 4 6,7
Total 60 100
4
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010.
47
Pada item no.14 sebanyak 56,7% siswa menyatakan selalu. 21,7% siswa
menyatakan sering. 15% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 6,7% siswa
menyatakan tidak pernah. Sehingga dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa
menyatakan selalu mengenai pernyataan guru fiqih meminta siswa membuat
catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan meminta siswa membuat
catatan yang dianggap perlu siswa dapat mengetahui apa yang dianggap penting
dari apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.5
Tabel 19
Guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
15 Selalu 44 73,3
Sering 6 10
Kadang-kadang 10 16,7
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no.15 dari pernyataan guru fiqih mengajar dengan suara keras dan
jelas diketahui bahwa sebanyak 73,3% siswa yang menyatakan selalu. Hal ini
sesuai dengan pernyataan guru fiqih bahwa mengajar dengan suara keras dan jelas
itu sangat penting bagi seorang guru. Ini dikarenakan agar siswa dapat
memfokuskan diri terhadap pelajaran yang disampaikan guru fiqih.6 Hal ini juga
sesuai dengan pendapatnya Oemar Hamalik bahwa demonstrasi itu dikatakan
efektif bila keterangan-keterangan yang disampaikan oleh guru harus dapat
terdengar dengan jelas oleh siswa. 7 16,7% siswa menyatakan kadang-kadang.
10% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak
pernah.
5
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
6
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010.
7
Drs. Basyirudin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), Cet I, h. 46
48
Tabel 20
Kualitas guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas
dapat dibaca dengan jelas
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
16 Selalu 30 50
Sering 6 10
Kadang-kadang 21 35
Tidak pernah 3 5
Total 60 100
Pada item no. 16 sebanyak 50% siswa yang menyatakan selalu mengenai
pernyataan kualitas tulisan guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas dapat dibaca
dengan jelas. 35% siswa menyatakan kadang-kadang. 10% siswa menyatakan
sering. Dan hanya 5% siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 21
Sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi
mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
17 Selalu 21 35
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 19 31,7
Tidak pernah 6 10
Total 60 100
Pada item no. 17 bahwa pada pernyataan ini siswa yang menjawab selalu
sebanyak 35%. 31,7% siswa menyatakan kadang-kadang. 23,3% siswa
menyatakan sering, dan 10% siswa menyatakan tidak pernah. Dapat diketahui
bahwa sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi
mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas itu benar selalu
49
dilakukan. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara dengan guru fiqih, bahwa
benar jika demonstrasi berakhir guru akan mengadakan diskusi dengan Tanya
jawab kepada siswa mengenai hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan
kelas.8
Tabel 22
Guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk
mengetahui apakah siswa mampu menghafal langkah-langkah
yang telah dicontohkan guru
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
18 Selalu 31 51,7
Sering 12 20
Kadang-kadang 17 28,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 18 dinyatakan sebanyak 51,7% siswa menyatakan selalu, guru
fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk mengetahui
apakah siswa mampu menghapal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa benar jika siswa
akan diminta unuk mendemonstrasikan kembali apa yang telah dicontohkan guru.
Hal ini guan mengetahui apakah siswa benar-benar memahami apa yang telah
didemonstrasikan oleh guru fiqih.9 28,3% siswa menyatakan kadang-kadang.
20% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak
pernah.
8
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
9
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
50
Tabel 23
Dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan antusias
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
19 Selalu 38 63,3
Sering 13 21,7
Kadang-kadang 7 11,7
Tidak pernah 2 3,3
Total 60 100
Pada item no. 19 bahwa dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar
dengan antusias dinyatakan siswa dengan selalu yaitu sebanyak 63,3%. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setiap mengajar fiqih guru
fiqih selalu bersemangat. Ini dilakukan agar siswa juga termotivasi untuk
bersemangat mengikuti proses pembelajaran sehingga berjalan dengan baik10.
Sedangkan menurut Roseshine dan Frust, kegairahan dalam mengajar juga
termasuk dalam lima variabel proses guru yang memperlihatkan keajegan
hubungan dengan pencapaian tujuan. 11 21,7% siswa menyatakan sering. 11,7%
siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 3,3% siswa yang menyatakan tidak
pernah.
Tabel 24
Contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan
materi sholat menambah pengetahuan saya
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
20 Selalu 36 60
Sering 17 28,3
Kadang-kadang 6 10
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100
10
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
11
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), cet I, h. 20
51
Pada item no. 20 ditegaskan bahwa 60% siswa menyatakan selalu. 28,3%
siswa menyatakan sering. 10% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7%
siswa menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pernyataan mengenai contoh
praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan materi sholat
menambah pengetahuan siswa dinyatakan selalu oleh sebagian besar siswa. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setiap proses
pembelajaran harus berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu
seorang guru harus mampu menyampaikan pelajaran dengan sejelas-jelasnya ,
agar apa yang ingin disampaikan itu mencapai sasaran.12
Tabel 25
Guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
21 Sangat sesuai 44 73,3
Sesuai 15 25
Tidak sesuai 1 1,7
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
Pada item no. 21 bahwa guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik
dinyatakan sangat sesuai oleh siswa sebanyak 73,3%. Hal ini juga sesuai dengan
pendapatnya Roseshine dan Frust bahwa dengan menguasai materi dengan baik
berarti seorang guru telah memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian
tujuan yakni kejelasan dalam penyajian.13 25% siswa menyatakan sesuai. 1,7%
siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat
tidak sesuai.
12
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010.
13
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I, h. 20
52
Tabel 26
Guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
22 Selalu 48 80
Sering 5 8,3
Kadang-kadang 6 10
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100
Pada item no. 22 ditegaskan bahwa guru fiqih menguasai bahan pelajaran
yang akan disampaikan dinyatakan oleh siswa dengan selalu sebanyak 80%. Hal
ini juga sesuai dengan pendapatnya Roseshine dan Frust bahwa dengan menguasai
materi dengan baik berarti seorang guru telah memperlihatkan keajegan hubungan
dengan pencapaian tujuan yakni kejelasan dalam penyajian. 14 10% siswa
menyatakan kadang-kadang. 8,3% siswa menyatakan sering. Dan 1,7% siswa
menyatakan tidak pernah.
Tabel 27
Saya memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada
pembahasan sholat
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
23 Setuju 50 83,3
Sangat setuju 10 16,7
Tidak setuju 0 0
Total 60 100
14
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I, h. 20
53
Pada item no. 23 bahwa sebanyak 83,3% siswa menyatakan setuju pada
pernyataan siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih
pada pembahasan sholat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih
bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru fiqih
karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan
pelajaran dengan sebaik-baiknya.15 16,7% siswa menyatakan sangat setuju jika
siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada
pembahasan sholat. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
Tabel 28
Bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi,
guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
24 Selalu 47 78,3
Sering 8 13,3
Kadang-kadang 5 8,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 24 bahwa sebanyak 78,3% siswa menyatakan selalu. 13,3%
siswa menyatakan sering. 8,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada
siswa yang menyatakan tidak pernah. Ini berarti bila ada siswa yang salah ketika
melakukan demonstrasi, guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya
dinyatakan selalu oleh siswa sebanyak 78,3%. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan
siswa diharapkan siswa dapat memperbaiki kesalahannya sehingga siswa tidak
salah nantinya jika mereka melakukannya di lingkungan rumah.16
15
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
16
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
54
Tabel 29
Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari
apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi berlangsung
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
25 Selalu 43 71,7
Sering 6 10
Kadang-kadang 11 18,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 25 bahwa guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi
berlangsung dinyatakan oleh siswa sebanyak 71,7%. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara oleh guru fiqih. Bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah didemonstrasikan di depan
kelas. Agar siswa tidak salah paham mengenai apa yang didemonstrasikannya.17
18,3% siswa menyatakan kadang-kadang. 10% siswa menyatakan sering. Dan
tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 30
Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari
apa yang dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
26 Selalu 42 70
Sering 9 15
Kadang-kadang 8 13,3
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100
17
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
55
Pada item no. 26 dinyatakan 70% siswa menyatakan selalu mengenai guru
fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang
dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir. 15% siswa menyatakan
sering.13,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa yang
menyatakan tidak pernah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih.
Bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang telah didemonstrasikan di depan kelas. Agar siswa tidak
salah paham mengenai apa yang didemonstrasikannya.18
Tabel 31
Guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga
suasana kelas terasa hidup
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
27 Selalu 32 53,3
Sering 19 31,7
Kadang-kadang 6 10
Tidak pernah 3 5
Total 60 100
Pada item no. 27 bahwa 53,3% siswa menyatakan selalu. 31,7% siswa
menyatakan sering. 10% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 5% siswa
menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa guru fiqih pandai berkomunikasi
dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup dinyatakan selalu oleh siswa.
Karena menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang akrab dan positif
merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan pengajaran.19
18
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
19
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), cet I, h. 20
56
Tabel 32
Siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di dalam kelas
karena guru fiqih pandai menciptakan suasana di dalam kelas
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
28 Selalu 21 35
Sering 15 25
Kadang-kadang 24 40
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 28 bahwa pada pernyataan siswa tidak merasa tegang mengikuti
pembelajaran fiqih di dalam kelas karena guru fiqih pandai menciptakan suasana
di dalam kelas dinyatakan 40%, ini berarti bahwa guru fiqih pandai
berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup dinyatakan
selalu oleh siswa. Karena menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang
akrab dan positif merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan
pengajaran.20 Siswa menyatakan kadang-kadang. 35% siswa menyatakan selalu.
25% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak
pernah.
Tabel 33
Setelah demonstrasi berakhir guru fiqih akan memberikan
tugas kepada siswa
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
29 Selalu 15 25
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 29 48,3
Tidak pernah 2 3,3
Total 60 100
20
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), cet I, h. 20
57
Pada item no. 29 bahwa 48,3% siswa menyatakan kadang-kadang. 25% siswa
menyatakan selalu. 23,3% siswa menyatakan sering. Dan 3,3% siswa menyatakan
tidak pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan setelah demonstrasi berakhir guru
fiqih akan memberikan tugas kepada siswa dinyatakan kadang-kadang oleh siswa.
Tabel 34
setelah siswa merngamati proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa
lain, maka siswa diminta untuk membuat laporan secara individu atau
berkelompok guna membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
30 Selalu 11 18,3
Sering 9 15
Kadang-kkadang 21 35
Tidak pernah 19 31,7
Total 60 100
Pada item no. 30 ditegaskan bahwa 31,7% siswa menyatakan tidak pernah.
35% siswa menyatakan kadang-kadang. 18,3% siswa menyatakan selalu. Dan
15% siswa yang menyatakan sering. Ini berarti bahwa setelah siswa merngamati
proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa lain maka siswa diminta untuk
membuat laporan secara individu atau berkelompok guna membandingkan hasil
kerja dari demonstran yang lain dinyatakan tidak pernah oleh siswa.
58
Tabel 35
Setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan mengadakan diskusi
untuk memperbaiki hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
31 Selalu 17 28,3
Sering 17 28,3
Kadang-kadang 20 33,3
Tidak pernah 6 10
Total 60 100
Tabel 36
Guru fiqih ahli dalam menyampaikan pelajaran
sehingga tidak menjenuhkan
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
32 Sangat sesuai 19 31,7
Sesuai 31 51,7
Tidak sesuai 9 15
Sangat tidak sesuai 1 1,7
Total 60 100
Pada item no. 32 bahwa pernyataan mengenai guru fiqih ahli dalam
menyampaikan pelajaran sehingga tidak menjenuhkan dinyatakan siswa dengan
sesuai sebanyak 51,7%. Hal ini dikarenakan guru fiqih menguasai bahan pelajaran
59
yang akan disampaikan dan bisa menguasai suasana di dalam kelas.21 31,7% siswa
menyatakan sangat sesuai. 15% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan 1,7% siswa
yang menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 37
Gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
33 Selalu 40 76,7
Sering 11 18,3
Kadang-kadang 3 5
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 33 dinyatakan bahwa gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar
baik dan terdengar jelas dinyatakan oleh siswa dengan selalu sebanyak 76,7%.
Karena guru fiqih setiap mengajar selalu berpenampilan sopan dan menyampaikan
pelajaran dengan suara yang lantang sehingga siswa dapat memahami maksud dan
tujuan yang ingin disampaikan oleh guru fiqih.22 18,3% siswa menyatakan sering.
5% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan
tidak pernah.
Tabel 38
Sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan proses
demonstrasi sholat
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
34 Sangat sesuai 18 30
Sesuai 34 56,7
Tidak sesuai 8 13,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
21
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
22
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
60
Pada item no. 34 bahwa pernyataan mengenai sarana dan prasarana di sekolah
memadai untuk melakukan proses demonstrasi sholat dinyatakan oleh siswa
sebanyak 56,7% dengan sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa di
sekolah ini memang sarana dan prasarana untuk melakuakan demonstrasi sholat
sudah memadai karena mushola yang biasa digunakan untuk melakukan
demonstrasi masih berada dalam lingkungan sekolah. 23 30% siswa menyatakan
sangat sesuai. 13,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang
menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 39
Saat menjelaskan pelajaran guru fiqih mengunakan papan tulis sebagai
media untuk menyampaikan materi kepada siswa
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
35 Selalu 36 60
Sering 12 20
Kadang-kadang 12 20
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 35 ditegaskan bahwa 60% siswa menyatakan selalu. 20% siswa
yang menyatakan sering dan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan saat menjelaskan
pelajaran guru fiqih menggunakan papan tulis sebagai media untuk
menyampaikan materi kepada siswa, dinyatakan siswa dengan selalu. Menurut
Oemar Hamalik demonstrasi itu dikatakan efektif bila demonstrasi itu disertai
dengan memberikan ringkasan di papan tulis.24
23
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
24
Drs. Basyirudin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), Cet I, h. 46
61
Tabel 40
Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya untuk
mengajukan pertanyaan atau berkomentar
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
36 Selalu 40 66,7
Sering 9 15
Kadang-kadang 10 16,7
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100
Pada item no. 36 bahwa pada pernyataan guru fiqih memberikan waktu kepada
siswa kapan saatnya untuk mengajukan pertanyaan atau berkomentar dinyatakan
siswa dengan selalu sebanyak 66,7%. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat
memahami apa yang telah didemonstrasikan sehingga dengan siswa mengajukan
pertanyaan siswa akan mendapatkan jawaban yang dapat mereka pahami
mengenai apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.25 16,7% siswa
menyatakan kadang-kadang. 15% siswa menyatakan sering. Dan 1,7% siswa yang
menyatakan tidak pernah.
Tabel 41
Guru fiqih memberikan waktu untuk berdiskusi
setelah demonstrasi berakhir
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
37 Selalu 15 25
Sering 24 40
Kadang-kadang 14 23,3
Tidak pernah 7 11,7
Total 60 100
25
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
62
Pada item no. 37 ditegaskan bahwa pada pernyataan mengenai guru fiqih
memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir
dinyatakan siswa dengan sering sebanyak 40%. 25% siswa menyatakan selalu.
23,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 11,7% siswa menyatakan tidak
pernah.
Tabel 42
Menurut anda dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode
demonstrasi pada materi sholat efektif untuk dilaksanakan
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
38 Sangat sesuai 21 35
Sesuai 26 43,3
Tidak sesuai 11 18,3
Sangat tidak sesuai 2 3,3
Total 60 100
Pada item no. 38 pada pernyataan mengenai menurut siswa dengan jumlah
siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi pada materi sholat efektif untuk
dilaksanakan sebanyak 43,3% siswa menyatakan sesuai. 35% siswa menyatakan
sangat sesuai. 18,3% siswa yang menyatakan tidak sesuai. Dan 3,3% siswa
menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 43
Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas, penggunaan metode
demonstrasi pada pembahasan materi sholat
berjalan dengan tertib dan lancar
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
39 Selalu 28 46,7
Sering 16 26,7
Kadang-kadang 13 21,7
Tidak pernah 3 5
Total 60 100
63
Pada item no. 39 ditegaskan bahwa pada pernyataan dengan jumlah siswa yang
ada dalam satu kelas, penggunaan metode demonstrasi pada pembahasan materi
sholat berjalan dengan tertib dan lancar, dinyatakan siswa dengan selalu sebanyak
46,7%. Hal ini dikarenakan sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih terlebih
dahulu mengelola kelas dengan baik dan memberikan penjelasan yang disertai
contoh-contoh. Sehingga ketika siswa diminta untuk melaksanakan demonstrasi,
siswa dapat melakukannya dengan lebih baik.26 Siswa yang menyatakan sering
sebanyak 26,7%. 21,7% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 5% siswa yang
menyatakan tidak pernah.
Tabel 44
Pada waktu melakukan demonstrasi alat peraga yang digunakan
cukup memadai
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
40 Selalu 24 40
Sering 16 26,7
Kadang-kadang 17 28,3
Tidak pernah 3 5
Total 60 100
Pada item no. 40 sebanyak 40% siswa menyatakan selalu. 28,3% siswa yang
menyatakan kadang-kadang. 26,7% siswa menyatakan sering. Dan 5% siswa yang
menyatakan tidak pernah. Hal ini berarti bahwa ketika pelaksanaan demonstrasi
peralatan yang digunakan memang sudah memadai. Sehingga siswa tidak akan
menemui kesulitan untuk melakukan demonstrasi dikelas maupun diluar kelas.
Dipertegas pula oleh guru fiqih bahwa di MTs Al Falah ini peralatan untuk siswa
melakukan demonstrasi sholat memang sudah memadai karena mushola yang
berada dalam satu lingkungan sekolah.27
26
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
27
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
64
Tabel 45
Proses pembelajaran yang disampaikan guru fiqih sangat jelas dan
memenuhi rasa ingin tahu saya
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
41 Sangat sesuai 30 50
Sesuai 24 40
Tidak seasuai 5 8,3
Sangat tidak sesuai 1 1,7
Total 60 100
Pada item no. 41. Pada pernyataan proses pembelajaran yang disampaikan guru
fiqih sangat jelas dan memenuhi rasa ingin tahu. Dinyatakan siswa dengan sangat
sesuai sebanyak 50%. 40% siswa menyatakan sesuai. 8,3% siswa menyatakan
tidak sesuai. Dan 1,7% siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Hal ini juga
dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan apa yang
disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan
yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya.28
Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak
keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila
menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan
sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.29
28
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
29
Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h. 209
65
Tabel 46
Suasana di dalam tidak kondusif saat demonstrasi berlangsung
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
42 Sangat sesuai 24 40
Sesuai 28 46,7
Tidak sesuai 8 13,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
Pada item no. 42 bahwa sebanyak 46,7% siswa menyatakan sesuai. 40% siswa
menyatakan sangat sesuai. 13,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada
siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Hal ini berarti pada saat pelaksanaan
demonstrasi suasana kelas tidak kondusif. Ini berdasarkan apa yang dikatakan
oleh guru fiqih bahwa memang terkadang suasana kelas tidak kondusif
dikarenakan banyak siswa ketika melakukan demonstrasi banyak yang bertanya
dan berkomentar. Tapi meskipun demikian dapat teratasi dengan pandai dalam
berkomunikasi dengan siswa.30
Tabel 47
Setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas,
pengetahuan siswa jadi bertambah
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
43 Sangat sesuai 33 55
Sesuai 26 43,3
Tidak sesuai 1 1,7
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
30
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
66
Pada item no. 43 bahwa sebanyak 55% siswa menyatakan sangat sesuai. 43,3%
siswa menyatakan sesuai. 1,7% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada
siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan
setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas, pengetahuan
siswa jadi bertambah dinyatakan siswa dengan sangat sesuai. Hal ini juga
dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan apa yang
disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan
yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya.31
Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak
keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila
menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan
sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.32
Tabel 48
Setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya
menjadi lebih baik lagi
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
44 Sangat sesuai 26 43,3
Sesuai 32 53,3
Tidak sesuai 2 3,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
Pada item no. 44 bahwa sebanyak 53,3% siswa menyatakan sesuai. 43,3%
siswa menyatakan sangat sesuai. 3,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak
ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan
setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya menjadi
31
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
32
Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), cet x, h. 209.
67
lebih baik lagi, dinyatakan siswa dengan sesuai. Karena pengunaan metode
demonstrasi ini pada hakikatnya adalah agar dapat membantu siswa untuk
mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa
tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara
langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa.33
Tabel 49
Pengunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi siswa
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
45 Sangat sesuai 39 65
Sesuai 21 35
Tidak sesuai 0 0
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100
Pada item no. 45 bahwa sebanyak 65% siswa menyatakan sangat sesuai. 35%
siswa menyatakan sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak sesuai dan
sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan mengenai penggunaan
metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman siswa dinyatakan siswa dengan sangat
sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan
apa yang disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud
dan tujuan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada
sasarannya. Dan agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang
materi fiqih mengenai pembahasan sholat seperti yang disampaikan guru, karena
pada dasarnya siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan
mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat pula menambah pengalaman bagi
siswa.34 Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak
keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila
33
Dra. Roestiyah, N.K., Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, h. 84.
34
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
68
juga dipertegas dari hasil wawancara denngan guru fiqih bahwa sebelum guru
meminta siswa mendemonstrasikan di depan kelas, guru fiqih akan terlebih dahulu
melakukannya, ini dikarenakan agar siswa tidak salah dalam mempraktekkannya
di depan kelas.38
Pada dimensi memperhitungkan waktu yang dibutuhkan sebanyak (50%) siswa
menjawab selalu, bahwa guru fiqih lebih banyak mengunakan waktunya untuk
praktek daripada menyampaikan materi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan guru fiqih bahwa waktu untuk praktek itu memang lebih banyak karena
untuk memberikan siswa pemahaman yang lebih mendalam tentang sholat.
Karena materi ini sangat penting dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga siswa
tidak salah paham dalam mengerjakannya. 39
Pada dimensi selama demonstrasi berlangsung seorang guru harus instropeksi
diri (73,3%) siswa menjawab selalu mengenai pernyataan guru fiqih mengajar
dengan suara keras dan jelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru
fiqih bahwa menyampaikan pelajaran dengan suara keras jelas itu sangat penting
bagi seorang guru dikarenakan agar siswa mendengar dan memahami apa yang
ingin disampaikan oleh guru.40
Pada dimensi menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
(51,7%) siswa menjawab selalu bahwa guru fiqih akan meminta siswa untuk
mendemonstrasikan kembali guna mengetahui apakah siswa mampu menghafal
langkah-langkah yang telah dicontohkan guru. Hal ini juga dipertegas dari hasil
wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan meminta siswa mendemonstrasikan
kembali, guru fiqih dapat melihat seberapa jauh keberhasilan siswa dalam
menyerap pelajaran.41
Yang kedua pada pelaksanaan demonstrasi. Pada dimensi memulai
demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. sebanyak (63,3%) siswa menjawab
selalu, bahwa ketika mengajar guru fiqih selalu bersemangat. Hal ini sesuai
38
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
39
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
40
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
41
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
70
dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa mengajar dengan penuh
semangat itu diharuskan agar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tidak
merasa jenuh.42
Pada dimensi mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan
agar demonstrasi mencapai sasaran sebanyak (80%) siswa menjawab selalu.
Bahwa guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa ketika menyampaikan pelajaran
seorang guru itu harus benar-benar menguasai bahan yang akan diajarkan kepada
siswa agar pelajaran yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik.43
Pada dimensi memperhatikan keadaan siswa ketika melakukan demonstrasi
(83,3%) siswa menjawab selalu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru
fiqih bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru
fiqih karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan
pelajaran dengan sebaik-baiknya.
Pada dimensi memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif sebanyak
(78,3%) siswa menjawab selalu, penyataan mengenai guru fiqih akan menegur
dan memperbaiki kesalahan siswa. Sebanyak (71,7%) siswa menjawab selalu
mengenai pernyataan bahwa guru fiqih akan memberikan kesempatan untuk
berdiskusi setelah demonstrasi berakhir. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
oleh guru fiqih bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa ketika
melakukan demonstrasi itu sangat baik karena praktek yang dilakukan pada materi
sholat ini sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian
melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir juga sangat penting dilakukan
agar siswa dapat mengetahui lebih mendalam dari apa yang telah
44
didemonstrasikan di depan kelas.
Menciptakan suasana kelas yang harmonis (53,3%). Hal ini juga membuktikan
apa yang dikatakan oleh guru fiqih bahwa dengan menciptakan suasana yang
harmonis dan pandai dalam berkomunikasi dengan siswa suasana belajar menjadi
kondusif dan siswa menjadi tidak tegang ketika mengikuti pembelajaran fiqih.
42
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
43
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
44
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
71
45
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
46
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
47
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
48
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
72
siswa sebesar (46,7%) menyatakan selalu, bahwa dengan jumlah siswa yang ada
demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan jumlah siswa yang ada proses
demonstrasi dapat dikatakan tertib dan lancar karena para siswa mengikuti proses
pembelajaran ini dengan antusias serta adanya komunikasi yang baik antara guru
dan siswa.49 Dan dari jawaban-jawaban tersebut sudah dapat terlihat bahwa
faktor-faktor pendukung dalam penggunaan metode demonstrasi sudah cukup
baik.
Yang kedua yaitu faktor penghambat, mengenai alat peraga. Prosentase
jawaban siswa sebesar (40%). Bahwa alat peraga yang ada disekolah cukup
memadai. Kemudian suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi
berlangsung (46,7%). Dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dari faktor
penghambat ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Karena dari segi
peralatan untuk demonstrasi di sekolah ini sudah memadai. Meskipun terkadang
suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung.terkadang
masih terjadi. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran fiqih dapat berjalan
dengan baik.50
Langkah-langkah metode demonstrasi yang terarah dan terstruktur akan
menghasilkan dampak yang positif, yang baik bagi siswa dan pelaksanaan proses
pembelajaran. Sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari
penggunaan metode demonstrasi tersebut. Dan dari hasil temuan penelitian yang
penulis dapatkan bahwa setelah siswa melakukan demonstrasi pengetahuan siswa
menjadi bertambah (55%) siswa menjawab sesuai. Siswa jadi bisa
mempraktekkannya dengan lebih baik lagi dari sebelumnya (53,3%) siswa
menjawab pernyataan ini dengan sesuai. dan penggunaan metode demonstrasi
juga sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa
(65%). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan
menggunakan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat memang
sangat membantu siswa untuk lebih memahami bukan hanya sekedar
49
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
50
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februaru 2010
73
51
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka
penulis dapat memperoleh kesimpulan bahwa tingkat efektivitas metode
demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di
MTs Al Falah termasuk dalam kategori tinggi. Semua ini dapat ditunjukkan
berdasarkan hasil prosentase jawaban siswa yang berada pada tingkatan tinggi
(76,66%). Tingkatan sedang (23,34%). Dan tingkatan rendah (0%). Selanjutnya
dapat dilihat dari hasil prosentase jawaban siswa yang meliputi ;
1. Langkah-langkah yang digunakan dalam metode demonstrasi pada
pembelajaran fiqih. Yang pertama perencanaan, guru fiqih menjelaskan
terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum
melakukan demonstrasi sholat (51,7%). Dan jika sebelum melakukan
demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu (61,7%). Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menjelaskan
terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi serta guru fiqih
74
75
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, selanjutnya penulis akan
memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah agar memperhatikan dan selalu mendukung
penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih,
salah satunya dengan cara memberikan sarana prasana yang lebih memadai
untuk penggunaan metode demonstrasi di dalam kelas, sehingga penggunaan
metode demonstrasi dapat seoptimal mungkin untuk dilaksanakan.
2. Kepada guru bidang studi fiqih agar tetap berusaha dengan baik lagi dalam
meningkatkan penggunaan metode demonstrasi khususnya pada pembahasan
materi sholat, agar siswa tidak salah paham dalam mengerjakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Kepada para siswa, diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran fiqih
dengan menggunakan metode demonstrasi ini dengan lebih baik lagi sehingga
apa yang telah didemonstrasikan didepan kelas dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV
Pustaka Setia, 1997, Cet I
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002, Cet I
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers,
2002, Cet I
Depag RI, Mushaf Al Quran dan Terjemahnya, Jakarta: PT Arga Printing, 2008
Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1998
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Remaja
Karya, 1988
Khallaf, Abdul Wahhab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, Cet VIII
Mansyur, Materi Pokok Proses Belajar Mengajar Modul 1-6, Jakarta: direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, 2000, Cet VI
Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: UI, 2001
Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Cet VI
N.K., Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Sadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev, Jilid 2
Shaleh, Abdul Rahman, dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005, Cet II
Shiddieqy, Hasbi Ash, Pengantar Ilmu Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet
VIII
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2004, Cet II
Syarifudin, Amir, Ushul Fiqh Jilid I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997, Cet I
78
Assalamualaikum Wr.Wb.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah Anda
berikan untuk mengisi angket ini. Dengan ini izinkanlah saya Mahasiswi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk melakukan
penelitian yang dilaksanakan sebagai pemenuhan tugas akhir (Skripsi).
Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar, maka
Anda bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Setiap
jawaban yang Anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.
Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu, kemudian setelah selesai
mohon diteliti kembali jawaban Anda agar tidak ada pernyataan yang tidak
terjawab atau terlewati.
Hormat Saya,
Dian Amalia
Petunjuk Pengisian
disediakan yang sesuai dengan diri anda pada kolom jawaban dengan memberi
tanda silang (x). dalam memilih atau menjawab pernyataan cukup satu saja yang
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
44. Setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya
menjadi lebih baik lagi.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
45. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI FIQIH
4. Saat pembelajaran fiqih, mana waktu yang lebih banyak bapak gunakan untuk
7. Apakah bapak meminta siswa untuk membuat catatan yang dianggap perlu
9. Setelah bapak memberikan contoh sholat, apakah bapak meminta siswa untuk
mempraktekkannya kembali?
12. Menurut bapak, apakah siswa akan memahami maksud dan tujuan sholat yang
13. Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesudah
14. Apakah bapak akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila salah
15. Bagaimanakah cara yang bapak lakukan agar suasana kelas terasa nyaman
18. Menurut bapak, apakah sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk
19. Apakah bapak membedakan kapan waktu untuk siswa berdiskusi, berkomentar
20. Menurut bapak apakah dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode
21. Menurut bapak, apakah alat peraga yang digunakan untuk melakukan metode
22. Apakah bapak menyampaikan pelajaran sesuai dengan rasa ingin tahu siswa?
23. Menurut bapak, apakah suasana di dalam kelas tidak kondusif saat
demonstrasi berlangsung?
24. Menurut bapak, apakah dengan menggunakan metode demonstrasi pada
25. Apakah menurut bapak, setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat
siswa?
Interviwee, Interviwer,
4 Saat pembelajaran fiqih, mana waktu yang lebih banyak bapak gunakan untuk
yang keras dan jelas akan dapat membantu siswa dalam memahami
Jawab : Ya, bahwa dengan memmberikan contoh terlebih dahulu apa yang
7 Apakah bapak meminta siswa untuk membuat catatan yang dianggap perlu
Jawab : Ya, dengna meminta siswa membuat catatan yang diangap perlu
siswa dapat mengetahui apa yang dianggap penting dari apa yang
9 Setelah bapak memberikan contoh sholat, apakah bapak meminta siswa untuk
mempraktekkannya kembali?
apa yang telah dicontohkan guru. Hal ini guna mengetahui apakah
Jawab : Ya, hal ini dilakukan agar siswa juga termotivasi untuk
dengan baik.
Jawab : Ya, karena buku pegangan itu juga penting demi efektifnya proses
pembelajaran.
12 Menurut bapak, apakah siswa akan memahami maksud dan tujuan sholat yang
baiknya.
13 Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesudah
depan kelas. Agar siswa tidak salah paham mengenai apa yang
didemonstrasikannya.
14 Apakah bapak akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila salah
rumah.
15 Bagaimanakah cara yang bapak lakukan agar suasana kelas terasa nyaman
keefektifan pengajaran.
guru fiqih.
lingkungan sekolah.
Jawab : Ya, hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat memahami apa
20 Menurut bapak apakah dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode
Jawab : Ya, bahwa di MTs Al Falah ini peralatan untuk siswa melakukan
22 Apakah bapak menyampaikan pelajaran sesuai dengan rasa ingin tahu siswa?
sasarannya.
demonstrasi berlangsung?
dengan siswa.
yang ingin dicapai. Oleh karena itu seorang guru harus mampu
siswa?
Interviwee, Interviwer,