Anda di halaman 1dari 118

EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP

PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH


PADA SISWA KELAS VII DI MTS AL FALAH

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
DIAN AMALIA
NIM: 104011000133

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP
PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH
PADA SISWA KELAS VII DI MTS AL FALAH

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
Dian Amalia
NIM: 104011000133

Di Bawah Bimbingan:

Heny Narendrany Hidayati, M. Pd


NIP: 19710512 199603 002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Dian Amalia
Nim : 104011000133
Fakultas/ Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PAI
Judul Skripsi : EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP
PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH PADA SISWA
KELAS VII DI MTS AL FALAH

Dengan ini menyatakan:


1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya dengan sebenar-benarnya untuk diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi saya telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya
pun bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Mei 2010

Penulis
ABSTRAK
Dian Amalia
10401100133
(Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Pada
Siswa Kelas VII di MTs Al-Falah)

Metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dan besar
peranannya dalam menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Oleh karena itu seorang
guru diharapkan dapat memilih metode yang tepat, sehingga metode-metode tersebut
dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Penggunaan metode demonstrasi sebagai salah satu metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikannya terlebih dahulu
kepada siswa, dapat menghilangkan verbalisme sehingga siswa akan semakin
memahami materi. Agar materi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka materi
yang didemonstrasikan perlu ditindak lanjuti oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari
maupun dengan latihan yang kontinyu sehingga siswa tidak lupa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode
demonstrasi pada pembelajaran fiqih siswa kelas VII di MTs Al Falah. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan bentuk metode deskriptif. Dan
menggunakan instrument kuesioner dan wawancara sebagai sumber datanya.
Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat efektivitas
metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih siswa kelas VII di MTs
Al Falah ini termasuk dalam kategori sangat tinggi. Selain itu sekolah juga memainkan
peranannya sebagai lembaga pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, juga nikmat
Iman, Islam dan Ihsan kepada penulis, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan
semoga kita sebagai umatnya mendapat syafaatnya pada hari kiamat nanti. Dan karena
izin Allah lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan dorongan baik dari segi moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan, evaluasi dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi
ini.
5. Pimpinan dan seluruh staff akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
6. Pimpinan dan seluruh staff karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan selama
penyusunan skripsi ini.
7. Perpustakaan umum Gandaria Jakarta Selatan, yang telah membantu meminjamkan
buku-buku yang penulis butuhkan.
8. Kepala sekolah MTS Al Falah Jakarta beserta jajarannya yang telah membantu
penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
9. Kedua orang tuaku yang tercinta (Bp. Manhal dan Ibu Arwatih) yang selalu
membimbingku dan selalu memberikan dukungannya baik moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke perguruan tinggi, serta
kakak dan adikku (khususnya Mala) yang telah membantu meminjamkan buku-
bukunya.
10. Kedua orang yang kucintai dan kusayangi, suamiku (Badroin, S.Ag) dan putriku
(Ghina Aulia Fithri) yang telah memberikan dukungannya baik moril maupun
materil.
11. Sahabat-sahabatku, Ahmad Dahlan (PAI 2004), Awwalina Khairunnisa (PAI 2005),
Jihan Thoyibah (PBI 2004) dan semua pihak-pihak yang telah memberikan
bantuannya selama penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga budi
baik tersebut dan bantuan-bantuan yang tak ternilai harganya dibalas oleh Allah SWT
sebagai amal kebaikan. Amiin Yaa Rabbal alamiin.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang
membacanya.

Jakarta, 17 Mei 2010

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.. 1
B. Identifikasi Masalah. 3
C. Pembatasan Masalah 4
D. Perumusan Masalah. 4
E. Tujuan Penelitian. 5
F. Kegunaan Penelitian 5

BAB II ACUAN TEORITIK


A. Efektivitas Metode Demonstrasi
1. Pengertian Efektivitas 6
2. Pengertian Metode Pengajaran. 8
3. Macam-macam Metode Pengajaran 9
4. Pengertian Metode Demonstrasi 11
5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi 12
6. Kelebihan Metode Demonstrasi 15
7. Kelemahan Metode Demonstrasi.. 16

B. Proses Belajar Mengajar


1. Pengertian Proses Belajar Mengajar. 18
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Proses
Belajar Mengajar.. 20

C. Bidang Studi Fiqih


1. Pengertian Fiqih 21
2. Tujuan Fiqih di MTs.................... 22
3. Ruang Lingkup Fiqih di MTs 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian 26
B Metode Penelitian.. 26
C Unit Analisa Data... 27
D Instrumen Penelitian.. 27
E Tekhnik Pengumpulan Data.. 36
F Tekhnik Analisa Data..... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN


A Hasil Penelitian . .. 38
B Deskripsi Data . 41
C Pembahasan Tentang Temuan Penelitian 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A Kesimpulan .. 77
B Saran 79

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-kisi instrumen efektivitas metode demonstrasi terhadap


pembelajaran bidang studi fiqih untuk siswa kelas VII MTs al
falah Jakarta . 27
Tabel 2 : Kisi-kisi wawancara efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran bidang studi fiqih untuk siswa kelas
VII MTs al falah Jakarta 32
Tabel 3 : Penetapan skor untuk skala efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas
VII ... 37
Tabel 4 : Skor inventori efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran bidang studi fiqih .. 38
Tabel 5 : Guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan
diadakannya demonstrasi, sebelum melakukan demonstrasi
tahaharah dan sholat ... 39
Tabel 6 : Alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat dapat diperoleh
dengan mudah ... 40
Tabel 7 : Metode demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada
pembahsan materi sholat sudah berjalan efektif
.. 40
Tabel 8: Jumlah siswa yang ada di dalam kelas sangat memungkinkan
guru fiqih untuk menggunakan metode demonstrasi pada
materi sholat dengan baik .. 41
Tabel 9: Sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih
mempraktekkannya terlebih dahulu 41
Tabel 10: Saat siswa diminta untuk mendemonstrasikan sholat di
depan kelas, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkah-
langkah dan materi sholat 42
Tabel 11 : Ketika siswa diminta mendemonstrasikan sholat guru fiqih
akan mengulangi langkah demi langkah apa yang harus
dilakukan siswa 43
Tabel 12 : Waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi
sudah memadai atau cukup 43
Tabel 13 : Saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak
menggunakan waktunya untuk memberikan penjelasan dari
pada mempraktekkan materi ... 44
Tabel 14 : Alat peraga yang digunakan guru fiqih ketika
mendemonstrasikan materi sholat dapat terlihat dengan jelas
oleh siswa 44
Tabel 15 : Posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi sholat sudah
tepat . 45
Tabel 16 : Penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih dapat
terdengar dengan jelas oleh siswa 45
Tabel 17 : Guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang sholat
dengan baik .. 46
Tabel 18 : Guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap
perlu selama demonstrasi berlangsung 46
Tabel 19 : Guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas .. 47
Tabel 20 : Kualitas guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas dapat
dibaca dengan jelas .. 48
Tabel 21 : Sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan
diskusi mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di
depan kelas 48
Tabel 22 : Guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan
kembali, untuk mengetahui apakah siswa mampu menghafal
langkah-langkah yang telah dicontohkan guru 49
Tabel 23 : Dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan
antusias . 50
Tabel 24 : Contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam
menyampaikan materi sholat menambah pengetahuan saya
. 50
Tabel 25 : Guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik. 51
Tabel 26 : Guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan. 52
Tabel 27 : Saya memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru
fiqih pada pembahasan sholat . 52
Tabel 28 : Bila ada siswa yang salah ketika melakukan
demonstrasi,guru fiqih akan menegur dan memperbaiki
kesalahannya 53
Tabel 29 : Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya selama
demonstrasi berlangsung .. 54
Tabel 30 : Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya sesudah
demonstrasi berakhir 54
Tabel 31 : Guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga
suasana kelas terasa hidup 55
Tabel 32 : Siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di
dalam kelas karena guru fiqih pandai menciptakan suasana
di dalam kelas . 56
Tabel 33 : Setelah demonstrasi berakhir guru fiqih akan
memberikantugas kepada siswa ... 56
Tabel 34 : Setelah siswa mengamati proses demonstrasi yang telah
dilakukan siswa lain maka siswa diminta untuk membuat
laporan secara individu atau berkelompok guna
membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain .. 57
Tabel 35 : Setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan
mengadakan diskusi untuk memperbaiki hal-hal yang telah
didemonstrasikan di depan kelas 58
Tabel 36 : Guru fiqih ahli dalam menyampaikan pelajaran sehingga
tidak menjenuhkan ......................... 58
Tabel 37 : Gaya dan suara guru fiqih ketrika mengajar baik dan
terdengar jelas .. 59
Tabel 38 : Sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan
proses demonstrasi sholat .. 59
Tabel 39 : Saat menjelaskan pelajaran guru fiqih mengunakan papan
tulis sebagai media untuk menyampaikan materi kepada
siswa . 60
Tabel 40 : Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya
untuk mengajukan pertanyaan atau berkomentar 61
Tabel 41 : Guru fiqih memberikan waktu untuk berdiskusi setelah
demonstrasi berakhir 61
Tabel 42 : Menurut anda dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan
metode demonstrasi pada materi taharah dan sholat efektif
untuk dilaksanakan ... 62
Tabel 43 : Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas,
penggunaan metode demonstrasi pada pembahasan materi
sholat berjalan dengan tertib dan lancar 62
Tabel 44 : Pada waktu melakukan demonstrasi alat peraga yang
digunakan sudah memadai .. 63
Tabel 45 : Proses pembelajaran yang disampaikan guru fiqih sangat
jelas dan memenuhi rasa ingin tahu saya . 64
Tabel 46 : Suasana di dalam kondusif saat demonstrasi berlangsung .. 65
Tabel 47 : Setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di
kelas, pengetahuan siswa jadi bertambah .. 65
Tabel 48 : Setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat
mempraktekkannya menjadi lebih baik lagi .. 66
Tabel 49 : Pengunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat
sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi siswa .. 67
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap

Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Pada Siswa Kelas VII di MTs Al

Falah.

Lampiran 2 : Data Hasil Instrumen Penelitian Efektivitas Metode Demonstrasi

Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Pada Siswa Kelas VII di

MTs Al Falah.

Lampiran 3 : Berita Wawancara.

Lampiran 4 : Data Hasil Berita Wawancara.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang diharapkan
dapat memberikan peranan dalam usaha menumbuhkembangkan sikap beragama
siswa. Sikap dan kemampuan siswa dalam beragama merupakan cerminan dari
keberhasilan guru agama di sekolah dalam menyalurkan ajaran agama melalui
usaha pendidikannya
Salah satu bidang studi yang termasuk dalam pendidikan agama adalah fiqih.
Secara umum fiqih merupakan salah satu bidang studi agama yang banyak
membahas tentang hukum-hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan
Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Fiqih
diharapkan menjadi alat kontrol bagi siswa dalam mengarungi kehidupannya dan
dengan materi fiqih diharapkan aktivitas siswa tidak lepas dari norma-norma
agama.
Tentunya harapan-harapan yang ingin dicapai dari pengajaran fiqih ini harus
didukung oleh proses belajar mengajar yang efektif yang dapat mempermudah
pemahaman siswa terhadap bidang studi fiqih.
Faktor-faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya tujuan
pembelajaran yaitu anak didik, pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana
juga metode pembelajaran. Kelima faktor tersebut hubungannya sangat erat.
Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari surat Al
Alaq sebagaimana disebutkan dalam Al Quran sebagai berikut:

1
2







Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan pena; Dia mengajar manusia tentang sesuatu yang
belum diketahuinya. 1

Dengan demikian guru memiliki posisi yang sangat penting dalam pendidikan
untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar seorang guru
diharapkan dapat memilih metode yang tepat. Karena metode mengajar
merupakan komponen dari proses pendidikan yang harus dikuasai oleh seorang
guru dalam mengajar .
Selain itu, karena metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang
sangat penting dan besar peranannya dalam menentukan keberhasilan suatu
pendidikan. Maka dituntut adanya suatu kemampuan pada setiap pendidik untuk
dapat memilih dan mempergunakan metode-metode pendidikan yang ada,
sehingga metode-metode tersebut dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Di dalam pembelajaran terdapat banyak metode yang digunakan oleh seorang
guru untuk mendukung keberhasilan belajar, maka dalam pembelajaran fiqih
selain metode ceramah yang sering digunakan oleh guru fiqih untuk
menyampaikan isi materi, metode demonstrasi juga tepat untuk diterapkan dan
digunakan khususnya pada materi-materi tertentu seperti sholat. dengan demikian
jika guru fiqih menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi di
mana guru harus mempertunjukkan atau memperagakan isi materi pelajaran yang
sedang dipelajari kepada siswa dengan disertai penjelasan lisan, maka tidak akan
terjadi kekeliruan pada diri siswa dalam mempraktekkannya, selain itu siswa akan

1
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 88
3

lebih mudah memahami dan menangkap materi yang disampaikan guru fiqih.
Oleh karena itu, jika guru salah dalam memilih suatu metode pembelajaran maka
hal ini dapat menimbulkan situasi belajar yang membosankan diri siswa, juga
hilangnya pusat perhatian terhadap materi yang disampaikan.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi dengan
judul EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP
PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH PADA SISWA KELAS VII DI
MTS AL-FALAH.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam
kegiatan pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah?
2. Kendala apa sajakah yang terjadi dalam pelaksanaan metode demonstrasi
dalam kegiatan pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah?
3. Bagaimana pelaksanaan metode demonstrasi pada bidang studi fiqih di
MTs Al Falah?
4. Langkah-langkah apa sajakah yang digunakan agar metode demonstrasi
dalam pembelajaran bidang studi fiqih dapat berjalan efektif di MTs Al
Falah?
5. Apakah metode demonstrasi efektif dipergunakan dalam proses belajar
mengajar bidang studi fiqih pada materi shalat di MTs Al Falah?
6. Faktor apa sajakah yang dapat mendukung dan menghambat penggunaan
metode demonstrasi pada pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al
Falah?

C. Pembatasan Masalah
4

1. Karena di dalam pembelajaran banyak metode yang digunakan, maka


penulis hanya menekankan pada pelaksanaan metode demonstrasi pada
pembelajaran bidang studi fiqih.
2. Materi yang terdapat pada pelajaran fiqih sangatlah banyak dan tidak
semua materi tersebut menggunakan metode demonstrasi. Oleh karena itu
penulis membatasi pada materi yang dapat menggunakan metode
demonstrasi seperti pada materi sholat yang terdapat di kelas VII MTs Al
Falah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat diungkapkan perumusan
masalahnya, sebagai berikut:
1. Langkah-langkah apa sajakah yang digunakan agar metode demonstrasi
dalam pembelajaran bidang studi fiqih khususnya pada materi sholat dapat
berjalan efektif di MTs Al Falah?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat dalam
penggunaan metode demonstrasi pada bidang studi fiqih di MTs Al Falah?
3. Bagaimana keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan
pembelajaran bidang studi fiqih pada materi sholat di MTs Al Falah?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode
demonstrasi yang meliputi:
1. Pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di
MTs Al Falah.
2. Langkah-langkah strategis yang diwujudkan agar penggunaan metode
demonstrasi di MTs Al Falah dapat berjalan efektif.
3. Keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan
pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah.

F. Kegunaan Penelitian
5

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik sebagai kajian


ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung terhadap upaya peningkatan
mutu pendidikan. Beberapa pihak diharapkan dapat merasakan manfaatnya baik
secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut adalah:
1. Kepala sekolah MTs Al Falah, sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran fiqih.
2. Seluruh tenaga kependidikan, khususnya guru bidang studi fiqih MTs Al
Falah, dalam menggunakan metode dalam pembelajaran fiqih.
3. Peneliti selanjutnya agar dapat membantu dalam menulis penelitian
tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang
studi fiqih.
BAB II
ACUAN TEORITIK

A. Efektivitas Metode Demonstrasi


1. Pengertian Efektivitas
Kata efektivitas merupakan kata sifat dari kata efektif yang berarti ada
efeknya (akibat, pengaruh, kesan), manjur, mujarab, dapat membawa hasil,
berhasil guna. Efektivitas yang terdapat dalam Ensiklopedi Indonesia berarti,
menunjukkan tercapainya suatu tujuan. suatu usaha dikatakan efektif jika usaha
tersebut tercapai tujuannya.1 Sedangkan menurut T. Hani Handoko, efektivitas
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.2 Dengan kata lain, seorang guru
harus dapat memilih metode yang tepat untuk mencapai tujuan.
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
efektivitas dalam suatu kegiatan, berkenaan dengan sejauh mana ketepatan
sasaran dari suatu proses yang direncanakan atau diinginkan dapat terlaksana atau
tercapai.
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Tim Pembina Mata Kuliah
Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya bahwa efisiensi dan keefektifan

1
Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev), jilid 2, h. 883
2
Dr. T. Hani Handoko, MBA, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
1998), Cet XIII, h.7
6
7

mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru
untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui
keefektifan mengajar bisa dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai
untuk mengevaluasi berbagai aspek pengajaran.
Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan
utama keefektifan pengajaran, yaitu:
1) Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM.
2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
3) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi
keberhasilan belajar) diutamakan.
4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif.3

Sedangkan menurut Tim Penyusun Didaktik Metodik kurikulum IKIP


Surabaya, bahwa demi ketepatan dan keobjektivan di dalam pengamatan dan
penilaian terhadap proses belajar mengajar seorang guru, maka perlu digunakan
sebuah daftar pertimbangan dan penilaian efektivitas mengajar yang berisi 10
kriteria efektivitas mengajar yang perlu diperhatikan oleh para pengajar yaitu
sebagai berikut:
1) Persiapan: seperti peralatan mengajar dan buku pegangan.
2) Sikap, gaya dan suara mengajar.
3) Perumusan tujuan intruksional.
4) Bahan pelajaran.
5) Penguasaan bahan pelajaran.
6) Penguasaan situasi kelas.
7) Pilihan dan pelaksanaan metode mengajar.
8) Penggunaan alat-alat peraga pengajaran.
9) Jalan pengajaran.
10) Tekhnik evaluasi.4

Selain itu guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu
berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran

3
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I, h.20
4
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar
Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: CV. Rajawali, ), h.164-166
8

dengan presentase waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan
tanpa menggunakan tekhnik yang memaksa, negative atau hukuman. Selain itu
guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin hubungan simpatik
dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh
perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar, menguasai sepenuhnya bidang studi
mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekadar mencapai suatu
prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.
Menurut Roseshine dan Frust, ada 5 variabel proses guru yang memperlihatkan
keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan, yaitu:
1) Kejelasan dalam penyajian.
2) Kegairahan mengajar.
3) Ragam kegiatan.
4) Perilaku siswa akan melaksanakan tugas dan kecekatannya.
5) Kandungan bahan pengajaran yang diliput siswa.5

Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari teks tertulis dan sumber-
sumber informasi yang lain adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sehingga
siswa harus berhenti dari waktu ke waktu untuk menilai pemahaman mereka
sendiri terhadap teks atau apa yang diucapkan gurunya.

2. Pengertian dan Macam-macam Metode Pengajaran


a. Pengertian Metode Pengajaran
Metode berasal dari bahasa latin meta yang berarti melalui, dan hodos
yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab metode disebut
thariqah artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-
cita. 6
Pengertian pengajaran, adapun mengenai istilah pengajaran menurut kamus
besar bahasa Indonesia berasal dari kata ajar, artinya petunjuk yang diberikan

5
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I h.21
6
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), Cet
III, h. 123
9

kepada orang supaya diketahui (diturut). Berdasarkan arti ini kemudian kamus
besar bahasa Indonesia itu mengartikan pengajaran sebagai proses perbuatan, cara
mengajar atau mengajarkan. Selanjutnya dalam bahasa Arab, pengajaran disebut
taklim yang berasal dari kata allama. Dalam kamus Arab-Inggris susunan
Elias dan Elias kata-kata tersebut berarti to educate, to train, to teach, to instruct,
yakni mendidik, melatih, dan mengajar selanjutnya istilah pengajaran dalam
bahasa Inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah to
instruct, artinya to direct to do something, to teach todo something, to purnish
with information yakni memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar
agar melakukan sesuatu, memberi informasi. Istilah instruction atau pengajaran
menurut Reber berarti pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan
pengetahuan.
Sementara itu Tardif memberi arti instruction secara rinci yaitu a preplanned,
goal directed educational process designed to facilitate learning, artinya
pengajaran adalah proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan
diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar. 7
Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode pengajaran
adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan
materi pengajaran kepada siswa yang bertujuan agar murid dapat menerima dan
menanggapi serta mencerna pelajaran dengan mudah secara efektif dan efisien,
sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai
dengan baik.

b. Macam-macam Metode Pengajaran


Agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan mencapai
sasaran, maka salah satu faktor yang diperhatikan adalah menentukan cara
mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa dengan memperhatikan tingkat kelas,
umur dan lingkungannya tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya.

7
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h.32-34
10

Banyak metode yang digunakan dalam mengajar. Untuk memilih metode-


metode mana yang tepat digunakan dalam menyampaikan materi pengajaran ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan di dalam menggunakan satu atau lebih
metode, yaitu sebagai berikut :
1) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat, atau gairah belajar siswa.
2) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
3) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan
siswa untuk belajar lebih lanjut melakukan eksplorasi dan inovasi
(pembaharuan).
5) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam
tehnik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha
pribadi.
6) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi
yang nyata dan bertujuan.
7) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 8

Di dalam Al Quran dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti


metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan,
pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai
metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan
dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.9
Dari banyak metode pengajaran maka sesuai dengan judul penelitian, dalam
hal ini penulis hanya akan menjelaskan lebih rinci macam metode yakni metode
demonstrasi yang meliputi pengertian metode demonstrasi, langkah-langkah
metode demonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi serta cara
mengatasi kelemahannya.

8
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), Cet I, h.53
9
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h.88
11

3) Pengertian Metode Demonstrasi, Kekurangan dan


Kelebihannya
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Kata demonstrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu demonstration, secara
bahasa demonstrasi berarti mempertunjukkan atau mempertontonkan.
Sedangkan menurut Armai Arief yang dimaksud dengan metode demonstrasi
adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu kepada siswa.10
Dari pengertian tersebut dapat difahami bahwa metode demonstrasi adalah
suatu metode atau cara mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang
sengaja diminta untuk memperlihatkan atau murid sendiri memperlihatkan atau
mempertunjukkan kepada seluruh kelas suatu proses kaifiyat melakukan sesuatu.
Memperjelas pengertian tersebut dalam praktiknya metode demonstrasi dapat
dilakukan oleh guru sendiri ataupun oleh siswa di depan kelas. Dalam masalah
fiqih, metode demonstrasi digunakan untuk menerangkan tentang sholat, thaharah,
haji dan sebagainya.
Metode demonstrasi sangat tepat digunakan jika bertujuan:
1) Memberikan keterampilan tertentu.
2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan, sebab penggunaan bahasa lebih
banyak.
3) Menghindari verbalisme.
4) Membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan
penuh perhatian, sebab lebih menarik. 11

10
Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), Cet I, h.190
11
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), cet ke 1, h.62
12

b. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi


Menurut Armai Arief, dalam bukunya Pengantar Ilmu dan Metodologi Studi
Islam bahwa terdapat beberapa langkah dalam melakukan demonstrasi,
diantaranya:
1. Perencanaan
1) Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir.
a) Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan
merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
b) Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa diperoleh
dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu agar
sewaktu melakukan demonstrasi tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
c) Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk mengadakan demonstrasi
dengan baik.
2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum melakukan metode demonstrasi
hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang tidak
diinginkan tidak akan terjadi di saat demonstrasi berlangsung.
3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk
memberi kesempatan kepada siswa menanyakan beberapa hal dan komentar
selama dan sesudah demonstrasi, menyiapkan beberapa pertanyaan kepada
siswa untuk merangsang observasi.
4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya instropeksi diri,
apakah:
a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
b) Semua media yang dipergunakan telah ditempatkan pada posisi yang
baik sehingga setiap siswa dapat melihatnya dengan jelas.
c) Siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap perlu.
13

d) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik. Namun


sebaiknya terlebih dahulu mengadakan diskusi dan siswa mencoba
melakukan demonstrasi kembali agar mereka memperoleh kecakapan-
kecakapan yang lebih baik.
2. Pelaksanaan
1) Memeriksa hak tersebut di atas untuk kesekian kalinya.
2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran.
4) Memperhatikan keadaan siswa. Apakah semuanya mengikuti demonstrasi
dengan baik.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut
tentang apa yang dilihat dan didengarkannya dalam bentuk mengajukan
pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain, dan mencoba
melakukannya sendiri dengan bantuan guru.
6) Menghindari ketegangan. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu
menciptakan suasana yang harmonis.
3. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan
kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian
tugas seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan
lebih lanjut, apakah di sekolah atau di rumah. Selain itu guru dan siswa
mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan. Apakah efektif
sesuai dengan tujuan yang diharapkan ataukah ada kelemahan-kelemahan
tertentu beserta faktor penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan pada semua
aspek yang terlibat dalam demonstrasi tersebut, baik yang menyangkut
perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak lanjutnya.
14

Menurut Basyiruddin Usman dan Asnawir, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi yaitu:

1) Mengetahui latar belakang dan keperluan yang akan dihadapi.


2) Melukiskan pokok persoalan yang diperbincangkan di papan tulis atau di
kertas untuk di bagi-bagikan.
3) Mengatur waktu sedemikian rupa sehingga demonstrasi dapat dijelaskan
dan didiskusikan pada waktu yang ditentukan.
4) Adakan diskusi setelah demonstrasi berakhir, karena diskusi banyak
manfaatnya untuk mengevaluasi hal-hal yang akan dilakukan kemudian.
5) Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan
dengan demonstrasi yang dilakukan.
6) Mengambil kesimpulan dan melakukan ulangan termasuk hal-hal yang
diperlukan untuk menanamkan pengertian yang lebih baik terhadap anak-
anak12.

Menurut Oemar Hamalik, demonstrasi itu efektif bila dilakukan sebagai


berikut:
1) Setiap langkah dari demonstrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh
siswa.
2) Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat didengar secara jelas pula
oleh siswa.
3) Anak-anak mengikuti dan pada prinsipnya mereka harus tahu apa yang
sedang diamati.
4) Demonstrasi harus direncanakan dengan teliti.
5) Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan
efektif.
6) Demontrasi hendaknya dilaksanakan pada saat yang tepat.
7) Beri kesempatan kepada anak-anak untuk berlatih apa yang telah mereka
amati.
8) Siapkan semua alat yang diperlukan sebelum demonstrasi di mulai.
9) Demonstrasi hendaknya disertai dengan ringkasan di papan tulis.
10) Jangan melupakan tujuan pokok.
11) Lakukan try out terlebih dahulu sebelum demonstrasi dilaksanakan.
12) Buat laporan tentang demonstrasi itu.13

12
Prof. Dr. H. Asnawir dan Drs. Basyiruddin Usman, M.Pd, Media Pembelajaran,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 107
13
Drs. Basyiruddin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002 ), Cet I, h.107-108
15

Menurut Roestiyah N.K. dalam bukunya Proses Belajar Mengajar


disebutkan, bahwa agar demonstrasi berjalan efektif maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat
memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan tekhnik anda mampu
menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.
3) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu
demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan
lain.
4) Apakah guru telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan
mengenai jumlah, kondisi dan tempatnya.
5) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan
dilakukan.
6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi
keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
7) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada
siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya.
8) Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu
berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.14

C. Kebaikan dan Kelemahan Metode Demonstrasi serta Cara


Mengatasi Kelemahannya
1. Segi-segi kebaikan metode demonstrasi adalah:
a) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
b) Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi
pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak hanya mendengar tetapi
juga melihat bahkan mempraktekannya secara langsung.
c) Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi pelajaran dalam
waktu yang relatif singkat.
d) Dapat memusatkan perhatian anak didik.
e) Dapat menambah pengalaman anak didik.

14
Dra. Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet VI,
h.83-84
16

f) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi lebih


jelas dan konkrit.
g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap
siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung. 15
h) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.16
i) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat
dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.17
j) Memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.18

Banyak keuntungan psikologis pedagogis yang dapat diraih dengan


menggunakan metode demonstrasi, antara lain yang terpenting adalah:
a) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.19

2. Adapun segi-segi kelemahan metode demonstrasi adalah:


a) Memerlukan waktu yang cukup banyak.
b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi jadi tidak
efektif.
c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk pembelian alat-
alat.
d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

15
Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 191
16
Drs. H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta:
Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, h.
114
17
Drs. J.J. Hasibuan, Dip, Ed dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
CV Remaja Karya, 1988), h. 30
18
Dra. Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) Cet VI,
h. 84
19
Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Riosdakarya, 2004), Cet ke X, h. 209
17

e) Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.20
f) Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di dalam kelas.
g) Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas akan
berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau
sebenarnya.
h) Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian
dan kesabaran. Kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan,
sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
i) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi itu dimulai guru
telah mengadakan uji coba supaya kelak dalam melakukannya tepat dan
secara otomatis.21

3. Sedangkan cara untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi


dapat dengan cara sebagai berikut:
a) Lakukan dengan metode demonstrasi dalam hal-hal yang bersifat
praktis dan urgen dalam masyarakat.
b) Arahkan pendemonstrasian agar murid-murid dapat memperoleh
pengertian yang lebih jelas, pembentukan sikap, serta kecakapan
praktis.
c) Usahakan agar anak dapat mengikuti demonstrasi.
d) Berilah pengertian sejelas-jelasnya landasan teori dari apa yang hendak
didemonstrasikan.22

20
Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 192
21
Drs. H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta:
Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, h.
114
22
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
CVPustaka Setia, 19970, cet ke 1, h, 63
18

B. Proses Belajar Mengajar


1. Pengertian Proses Belajar Mengajar
a. Makna Proses
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin processus yang berarti
berjalan ke depan. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan.23 Dalam psikologi belajar, Reber
mengartikan proses yaitu cara-cara atau langkah-langkah khusus yang
dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil
tertentu. Sedangkan menurut Chaplin, proses adalah suatu perubahan yang
menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Jadi proses belajar dapat diartikan
sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi
dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke
arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.

b. Makna Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. oleh
karenanya pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,
bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para
guru. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada
di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Definisi belajar itu sendiri menurut Skinner yang dikutip Barlow dalam
bukunya Educational Psychology The Theaching Learning Process, berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut Hintzman, belajar yaitu suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh

23
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya,2004), Cet X, h,113
19

pengalaman yang dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku organisme


tersebut.24
Menurut Witherington dalam buku Educational Psychology mengemukakan,
belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.25 Sedangkan menurut Jerome Brunner belajar
adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan
baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. 26
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses yang menyebabkan adanya perubahan dalam pengetahuan dan
perilaku makhluk hidup sebagai hasil latihan, pendidikan dan pengalaman.

c. Makna Mengajar

Didaktik berasal dari bahasa Yunani didoskein, yang berarti pengajaran atau
didaktos yang berarti pandai mengajar.27 Menurut Arifin bahwa mengajar
sebagai...suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid
agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan
pelajaran itu.
Menurut Tardif bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang
(dalam hal ini guru) dengan tujuan membantu atau memudahkan siswa melakukan
kegiatan belajar. 28
Jadi, mengajar bukanlah semata-mata menyampaikan pelajaran kepada anak
didik tetapi sama halnya dengan belajar, mengajarpun sama hakikatnya adalah
suatu proses yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada

24
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya,2004), Cet X, h. 90
25
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005), Cet II, h. 210
26
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2009), Cet I, h.15
27
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 1997), Cet ke 1, h 39
28
Muhibin Syah, M.Ed, Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), Cet ke 10, h 182
20

disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa untuk


melakukan proses belajar.
Dari pengertian-pengertian di atas maka pengertian proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan terencana yang dilakukan
oleh guru dan murid, yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas dalam suasana
edukatif serta saling mempunyai hubungan timbal balik guna tercapainya tujuan
belajar mengajar yang ditandai dengan berubahnya tingkah perilaku anak didik
baik kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Dan dapat dikatakan bahwa, proses
belajar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan formal dikatakan efektif
apabila tujuan yang ditentukan oleh sekolah tersebut dapat tercapai sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Proses


Belajar Mengajar
Selain dari sistem pengolahan dan administrasi yang baik dalam suatu sekolah
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektif tidaknya kegiatan belajar
mengajar tersebut, diantaranya:
a. Faktor murid atau subjek belajar
Murid atau anak didik merupakan potensi yang harus dikembangkan.
Sebagai subjek belajar, murid memiliki kepribadian yang unik. Oleh karena itu
di dalam mendidik atau membimbingnya harus melihat potensi-potensi yang
ada pada diri anak didik tersebut, sehingga potensi-potensi tersebut dapat
dikembangkan dengan baik pula.
b. Faktor guru
Belajar mengajar adalah aktivitas interaksi antara guru dan murid. Dimana
interaksi itu bukan hanya membutuhkan keterlibatan dari pihak murid saja
melainkan juga keterlibatan seorang guru, sehingga tidak berat sebelah atau
dalam artian harus saling mengisi sehingga terdapat feed back (Umpan balik)
diantara keduanya.
Sebagai guru, ia harus memiliki pandangan yang luas mengenai substansi
yang berhubungan dengan pengajarannya. Ia harus memahami beberapa
21

kondisi baik di dalam, maupun di luar kelas. Kondisi yang berada di luar kelas
antara lain teman sejawat, murid, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan
kondisi dalam kelas yang dimaksud disini adalah sikap guru terhadap pelajaran
yang akan disampaikan kepada subjek didik. Di samping itu, satu hal yang tak
boleh dilupakan adalah kenyataan bahwa fungsi guru di kelas adalah sebagai
pemimpin. Sebagai pemimpin, ia harus membuat perencanaan pengajaran yang
baik sekaligus mengoperasikannya di kelas. Ia juga harus memotivasikan
subjek didik sedemikian rupa agar dapat terjadi proses belajar semaksimal
mungkin. Ia juga perlu menciptakan pendekatan yang manusiawi, baik
terhadap teman sejawatnya, maupun anak didiknya. Guru perlu juga
mengkoordinasikan dan mengaktifkan kelompok kelas. Ia juga dituntut untuk
dapat menemukan sekaligus menerapkan ide-ide baru sebagai bahan inovasi
bagi terciptanya proses belajar mengajar yang baik. Kemauan guru untuk
menerapkan ide-ide baru hendaknya mempertimbangkan keadaan murid
sehingga tidak terjadi penolakan oleh murid.
c. Faktor lingkungan sekolah
Yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah bagaimana menciptakan
situasi dan kondisi yang menyenangkan di lingkungan sekolah, sehingga
membantu kegiatan belajar mengajar.

C. Bidang Studi Fiqih

1. Pengertian Fiqih

Fiqih adalah bahasa Arab dalam bentuk masdar, fiilnya . Kata fiqih

semula berarti ( pengetahuan) dan ( pemahaman). Jadi fiqih menurut


bahasa berarti: mengerti, faham dan pintar. 29 Selain itu fiqih secara etimologis
berarti: faham yang mendalam. 30 Dalam al Quran disebutkan:

29
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), h. 321
30
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet
I, h. 2
22

( ).
...Apakah tidak lebih baik dari tiap-tiap golongan ada segolongan yang
berangkat untuk memperdalam faham/pengertian dalam urusan agama...
(QS. At Taubah: 122)31

Menurut para fuqaha fiqih berarti: ilmu yang menerangkan hukum-hukum


syara dari dalil-dalil yang rinci.32
Sedangkan definisi ilmu fiqih menurut istilah syara adalah pengetahuan
tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil
dari dalil-dalilnya secara rinci. 33
Dari definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan fiqih yaitu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum-hukum
perbuatan mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.

2. Tujuan Fiqih di MTs


a. Tujuan Fiqih
Menurut Abdul Wahhab Khallaf, tujuan ilmu fiqih adalah menerapkan
hukum-hukum syariat Islam terhadap perbuatan dan ucapan manusia. 34
Sedangkan tujuan pembelajaran fiqih di MTs yang dikutip dari I. W. Ahmad
dalam delapan perangkat pembelajaran MTs adalah:
1. Membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-
pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan
hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan
hubugan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.
2. Membekali peserta didik agar dapat melaksanakan dan mengamalkan
ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada
Allah dan ibadah sosial. Pengamalan tersebut diharapkan menumbuhkan

31
Departemen Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Quran dan Terjemahnya,
(Jakarta:PT Arga Printing,2008), Juz 10, h. 263
32
Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet VIII, h.
17
33
Prof. Dr. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke VIII, h. 2
34
Prof. Dr. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke VIII, h.6
23

ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab yang


tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

3. Ruang Lingkup Fiqih di MTs


Ruang lingkup bidang studi fiqih MTs yang dikutip dari I. W. Ahmad dalam
delapan perangkat pembelajaran MTs meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam
dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun
ruang lingkup mata pelajaran fiqih di MTs adalah:
a. Aspek fiqih ibadah: ketentuan dan tata cara thaharah, sholat fardhu, sholat
sunah, dan sholat dalam keadaan darurat, sujud , azan dan iqomah, berdzikir
dan berdoa setelah sholat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah,
makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur.
b. Aspek fiqih muamalah: ketentuan hukum jual-beli, qiradh, riba, pinjam-
meminjam, utang-piutang, gadai dan borg serta upah.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun tempat yang akan dijadikan sebagai tempat untuk meneliti adalah MTs
Al Falah Jakarta, yang terletak di Jl. Pos Pengumben No. 18, Kecamatan Kebun
Jeruk, Jakarta Barat.

B. Metode Penelitian

Untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan data, fakta dan informasi


dalam penelitian tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran
bidang studi fiqih di Mts Al Falah, maka penulis menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif, dengan bentuk metode deskriptif; yaitu menurut Whitney,
metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat 1.
Sedangkan menurut Gay mendefinisikan bahwa metode penelitian deskriptif
sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari
pokok suatu penelitian.
Adapun untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan dua
macam metode pengumpulan data, pengumpulan data ini dilakukan melalui:
1
Moh. Nazir, Ph. D., Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet. VI, h. 54

24
25

1. Penelitian lapangan di pergunakan agar penulis dapat memperoleh fakta, data


dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai penggunaan metode
demonstrasi pada mata pelajaran fiqih.
2. Penelitian kepustakaan penulis gunakan agar memperoleh teori-teori yang
relevan dan teori-teori tersebut memiliki kaitan yang erat dengan masalah yang
akan di bahas yaitu efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran
bidang studi fiqih.

C. Unit Analisa Data


Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian. Subjek yang di gunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
Madrasah Tsanawiyah Al Falah dengan populasi sasaran adalah siswa-siswi kelas
VII sampai kelas IX. Sedangkan yang menjadi populasi terjangkau adalah siswa-
siswi kelas VII yang berjumlah 140 orang.
Penarikan sampel dilakukan dengan tekhnik random sampling yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk dijadikan responden dalam
penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dalam bentuk undian. Pada
penelitian ini penulis mengambil 43% dari populasi terjangkau yaitu kelas VII
yang seluruhnya berjumlah 140 siswa/siswi, sehingga diperoleh sampel sebanyak
60 siswa/siswi yang terdiri dari 4 kelas yang ada.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun instrumen penelitian yang
akan digunakan untuk memperoleh data mengenai efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran pada mata pelajaran fiqih kali ini dibuat dalam bentuk non
test yaitu dengan menggunakan angket. Angket ini dibuat dalam bentuk quisioner
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Jenis
quisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah quisioner tertutup. Dimana
26

jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih, dan
ini diperuntukkan kepada siswa untuk mendapat informasi mengenai efektivitas
metode demonstrasi terhadap pembelajaran siswa pada mata pelajaran fiqih.
Kemudian instrumen non test dalam bentuk wawancara diperuntukkan kepada
guru bidang studi fiqih, yang juga dipergunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran siswa pada mata
pelajaran fiqih.
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen
Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih
Untuk Siswa Kelas VII MTs Al Falah Jakarta
No. Pokok Sub Pokok Indikator / Aspek Yang No. Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan Diungkap Item
1. Langkah- 1. Perencanaan 1. Merumuskan 1, 2, 4
langkah yang tujuan yang jelas, baik 3, 4
digunakan dari sudut kecakapan
dalam atau kegiatan untuk
metode mencapai tujuan.
demonstrasi
pada
pembelajaran
fiqih.
2. Menetapkan garis-
garis besar langkah-
langkah demonstrasi
yang akan 5, 6, 3
dilaksanakan. 7
3. Memperhitungkan
waktu yang 8, 9 2
dibutuhkan.
27

4. Selama demonstrasi 10,


berlangsung seorang 11,
guru harus instropeksi 12, 7
diri. 13,
14,
15,
16
5. Menetapkan
rencana penilaian
terhadap kemampuan 17, 2
anak didik. 18
2. Pelaksanaan 1. Memulai
demonstrasi dengan
menarik perhatian 19, 2
siswa. 20
2. Mengingat
pokok-pokok materi
yang akan
didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai 21, 2
sasaran. 22
3. Memperhatikan
keadaan siswa ketika
melakukan 23 1
demonstrasi.

4. Memberikan 24, 3
kesempatan kepada 25,
siswa untuk aktif. 26
28

5. Menciptakan
suasana kelas yang 27, 2
harmonis. 28
3. Evaluasi 1. Sebagai tindak lanjut
setelah diadakannya
demonstrasi,
selanjutnya siswa
diberikan tugas seperti
membuat laporan, 29, 3
menjawab pertanyaan 30,
dan mengulang 31
kembali apa yang telah
dipelajari.
2a. Faktor 1. Tenaga 1. Gaya dan suara guru
pendukung pengajar dalam menyampaikan 32, 2
dalam pelajaran. 33
penggunaan
metode
demonstrasi
pada
pembelajaran
fiqih.
1. Peralatan yang 34, 2
2. Sarana tersedia di sekolah. 35
Prasarana
3. Waktu 1. Kemampuan
guru fiqih dalam
membagi waktu kapan
untuk melakukan
demonstrasi, untuk
29

berdiskusi, untuk
mengajukan 36, 2
pertanyaan dan waktu 37
untuk berkomentar.
4.Jumlah siswa 1. Berdasarkan jumlah
siswa yang ada, 38, 2
apakah penggunaan 39
metode demonstrasi
dapat berjalan efektif.
2b. Faktor 1. Peralatan 1. Alat peraga yang
penghambat kurang lengkap untuk
dalam menunjang proses
penggunaan pembelajaran. 40 1
metode
demonstrasi
pada
pembelajaran
fiqih.
2. Siswa. 1. Tidak semua siswa
berminat dalam
mengikuti proses
pembelajaran fiqih. 41 1
3. Suasana di 1. Suasana di dalam
dalam kelas. kelas tidak tertib
ketika demonstrasi 42 1
berlangsung.
3. Keberhasilan 1. Dampak 1. Setelah siswa
penggunaan langkah- memperhatikan dan
metode langkah memperagakan sholat 43 1
demonstrasi metode di kelas, pengetahuan
30

dalam demonstrasi siswa akan


kegiatan terhadap bertambah.
pembelajaran peserta didik.
fiqih.
2. Setelah melakukan
demonstrasi sholat,
siswa dapat
mempraktekkan-nya
dengan lebih baik dari
sebelumnya. 44 1
3. Penggunaan metode
demonstrasi pada 45 1
pembelajaran fiqih
pada materi sholat
sangat bermanfaat
untuk menambah
pengetahuan dan
pengalaman bagi siswa.
Jumlah 45
31

Tabel 2
Kisi-kisi Wawancara
Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih
Untuk Guru Bidang Studi Fiqih MTs Al Falah Jakarta
No Pokok Sub Pokok Indikator / Aspek Yang No. Jumlah
. Pertanyaan Pertanyaan Diungkap Item
1. Langkah-langkah 1. Perencanaan 1. Merumuskan 1, 2 2
yang digunakan tujuan yang jelas, baik
dalam metode dari sudut kecakapan
demonstrasi pada atau kegiatan untuk
pembelajaran fiqih. mencapai tujuan.
2. Menetapkan garis-garis 3 1
besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan
dilaksanakan.
3. Memperhitungkan waktu 4 1
yang dibutuhkan.
4. Selama demonstrasi 5, 6, 3
berlangsung seorang 7
guru harus instropeksi
diri.
5. Menetapkan 8, 9 2
rencana penilaian
terhadap kemampuan
anak didik.
2. Pelaksanaan 1.Memulai demonstrasi 10 1
dengan menarik
perhatian siswa.
32

2. Mengingat 11 1
pokok-pokok materi
yang akan
didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai
sasaran.
3. Memperhatikan keadaan 12 1
siswa ketika melakukan
demonstrasi.
4. Memberikan 13, 2
kesempatan kepada 14
siswa untuk aktif.
5. Menciptakan 15 1
suasana kelas yang
harmonis.
3. Evaluasi 1. Sebagai tindak lanjut 16 1
setelah diadakannya
demonstrasi,
selanjutnya siswa
diberikan tugas seperti
membuat laporan,
menjawab pertanyaan
dan mengulang kembali
apa yang telah
dipelajari.
2a. Faktor pendukung 1. Tenaga 1. Gaya dan suara guru 17 1
dalam penggunaan pengajar dalam menyampaikan
metode pelajaran.
demonstrasi pada
pembelajaran fiqih.
33

2. Sarana 1. Peralatan yang 18 1


Prasarana tersedia di sekolah.
3. Waktu 1. Kemampuan 19 1
guru fiqih dalam
membagi waktu kapan
untuk melakukan
demonstrasi, untuk
berdiskusi, untuk
mengajukan pertanyaan
dan waktu untuk
berkomentar.
4.Jumlah siswa 1. Berdasarkan jumlah 20 1
siswa yang ada, apakah
penggunaan metode
demonstrasi dapat
berjalan efektif.
2b. Faktor penghambat 1. Peralatan 1. Alat peraga yang kurang 21 1
dalam penggunaan lengkap untuk
metode menunjang proses
demonstrasi pada pembelajaran.
pembelajaran fiqih.

2. Siswa 1. Tidak semua siswa 22 1


berminat dalam
mengikuti proses
pembelajaran fiqih.
4. Suasana di 1. Suasana di dalam kelas 23 1
dalam kelas. tidak tertib ketika
demonstrasi
berlangsung.
34

3. Keberhasilan 1. Dampak 1. Setelah siswa 24 1


penggunaan langkah- memperhatikan dan
metode langkah memperagakan sholat di
demonstrasi dalam metode kelas, pengetahuan
kegiatan demonstrasi siswa akan bertambah.
pembelajaran fiqih. terhadap
peserta
didik.
2. Setelah melakukan 25 1
demonstrasi sholat,
siswa dapat
mempraktekkan-nya
dengan lebih baik dari
sebelumnya.
3. Penggunaan metode 26 1
demonstrasi pada
pembelajaran fiqih pada
materi sholat sangat
bermanfaat untuk
menambah pengalaman
bagi siswa.
Jumlah 26

E. Tekhnik Pengumpulan Data


Dalam menghimpun dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini, tekhnik yang digunakan adalah:
1) Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara
secara langsung dengan guru fiqih, untuk memperoleh informasi mengenai
efektivitas penggunaan metode demonstrasi.
35

2) Angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh


informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia ketahui. Angket ini ditujukan kepada siswa-siswi MTs Al Falah,
digunakan untuk memperoleh data tentang efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran bidang studi fiqih.

F. Tekhnik Analisa Data


Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan insrument wawancara, dan
angket. Tiap-tiap instrument tersebut berguna untuk melengkapi data yang
diperoleh peneliti.
Setelah mengkategorikan hasil angket, perhitungan yang peneliti gunakan
adalah untuk mengetahui besar kecilnya efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah, maka tekhnik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisis deskriptif yang harus
melalui beberapa tahapan yaitu:
1) Mengolah hasil wawancara dengan mendeskripsikannya.
2) Melakukan klasifikasi data yang terkumpul melalui angket.
3) Melakukan prosentase terhadap data sesuai klasifikasi masing-masing dengan
menggunakan rumus distribusi frekwensi yaitu:

P = f x 100%
N

Keterangan :
P = Angka Prosentasenya
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Number of cases atau banyaknya individu
100% = Bilangan tetap 2

2
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), h.43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum tentang efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII MTs
Al Falah Jakarta
Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan populasi terjangkau yaitu
siswa kelas VII-I sampai dengan siswa kelas VII-4 yang berjumlah 140 siswa, dan
yang di jadikan responden atau sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang.
Angket diberikan kepada responden tersebut untuk mendapatkan data tentang
efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII
di MTs Al Falah. Angket ini berisi 45 pertanyaan dengan empat alternativ
jawaban yang beragam.
Kemudian melakukan wawancara kepada guru bidang studi fiqih untuk
mendapatkan informasi tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran bidang studi fiqih.
Tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan statistika deskriptif dalam bentuk distribusi frekwensi.

36
37

P = F x 100%
N

Keterangan:

F = frekwensi yang sedang dicari presentasenya.


N = number of case (jumlah frekwensi/ banyaknya individu).
P = angka presentase.

Setelah hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses


mengubah data instrument pengumpulan data (angket) menjadi angka
(prosentase), kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat
efektivitasnya untuk mengetahui sejauh mana efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di MTs Al Falah.
Tabel 3
Penetapan skor untuk skala efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII
Selalu/ Sangat Sering/ Sesuai/ Kadang-kadang/ Tidak pernah/
sesuai/ Sangat Setuju Tidak sesuai/ Sangat Tidak
setuju Tidak setuju Sesuai/ Sangat
tidak setuju
4 3 2 1

Dengan demikian skor maksimal skala efektivitas metode demonstrasi


terhadap pembelajaran bidang studi fiqih adalah jumlah butir instrument
efektivitas metode demonstrasi dikalikan 4 diberi simbol 4x (4 x 45 = 180).
Sedangkan skor minimalnya adalah jumlah butir pernyataan dalam instrument
efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih dikalikan
1. karena jumlah angket efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran
bidang studi sebanyak 45 butir, maka dapat diketahui skor minimalnya adalah 45.
dan skor maksimalnya adalah 180. Kemudian dapat dihitung daerah jangkauan
(range) untuk membuat rentang skala, yaitu dengan rumus:
38

R = Xmaksimal Xminimal

Keterangan:
X max = skor maksimum
X min = skor minimum

Dengan rumus di atas, maka akan didapat daerah jangkauan (range) sebagai
berikut:
R = 180 45
R = 135
Kemudian hasil dari perhitungan tersebut, dibagi menjadi 3 kelompok. Yaitu:
Tabel 4
Skor inventori efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran
bidang studi fiqih pada materi sholat
Kategori Skor Frekuensi Prosentase
Tinggi 137 180 46 76,66%
Sedang 91 136 14 23,34%
Rendah 45 90 0 0%
Total 60 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar siswa MTs Al Falah mendapat
skor tinggi sebanyak 76,66%. Skor sedang sebanyak 23,34%. Dan skor terendah
0%.
Kemudian berdasarkan penelitian terdapat skor tertinggi yang diperoleh subyek
penelitian pada inventory efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran
bidang studi fiqih yaitu 173, skor sedangnya yaitu 117, dan tidak ada skor
terendah.
39

2. Deskripsi data

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hasil angket, maka penulis akan
mendeskripsikan data dalam bentuk tabel-tabel.

Tabel 5
Guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya
demonstrasi, sebelum melakukan demonstrasi sholat
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
1 Selalu 31 51,7
Sering 5 8,3
Kadang-kadang 19 31,7
Tidak pernah 5 8,3
Total 60 100

Pada item no. 1, ditegaskan bahwa sebanyak 51,7% siswa menjawab selalu,
guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya
demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi sholat. 31,7% siswa yang
menyatakan kadang-kadang. Dan 8,3% siswa yang menyatakan sering dan tidak
pernah. Ini menunjukkan bahwa guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud
dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi sholat itu
selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih, bahwa
dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuannya diharapkan siswa
mampu mengikuti pelajaran selanjutnya dengan lebih baik.1

1
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta : 17 Februari 2010.
40

Tabel 6
Alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat
dapat diperoleh dengan mudah.
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
2 Sangat sesuai 12 20
Sesuai 40 66,7
Tidak sesuai 8 13,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

Pada item pernyataan no. 2 ditegaskan bahwa pernyataan mengenai alat-alat


untuk mendemonstrasikan sholat dapat diperoleh dengan mudah itu sesuai hal ini
terbukti dari banyaknya jawaban siswa sebanyak 66,7%. Dan yang menyatakan
sangat sesuai hanya 20%. Dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak sesuai
yaitu hanya 13,3%. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 7
Metode demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada pembahsan materi
sholat sudah berjalan efektif.
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
3 Sangat sesuai 21 35
Sesuai 37 61,7
Tidak sesuai 1 1,7
Sangat tidak sesuai 1 1,7
Total 60 100

Pada item pernyataan no. 3 ditegaskan bahwa pernyataan mengenai metode


demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada pembahasan materi sholat sudah
berjalan efektif, itu sesuai hal ini terbukti dari banyaknya jawaban siswa sebanyak
61,7%. Dan yang menyatakan sangat sesuai 35%. Dan sedikit sekali siswa yang
41

menyatakan tidak sesuai dan sangat tidak sesuai yaitu hanya 1,7%. Hal ini juga
dibenarkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih.

Tabel 8
Jumlah siswa yang ada di dalam kelas sangat memungkinkan guru fiqih
untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi sholat dengan baik.
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
4 Sangat sesuai 21 35
Sesuai 30 50
Tidak sesuai 9 15
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

Pada item pernyataan no. 4 menegaskan bahwa sebanyak 50% siswa


menyatakan sesuai dengan jumlah siswa yang ada didalam kelas, yang
memungkinkan guru fiqih untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi
sholat dengan baik. 35% siswa menyatakan sangat sesuai. 15% siswa menyatakan
tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada. Dan tidak ada siswa yang menyatakan
sangat tidak sesuai.

Tabel 9
Sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih
dahulu.
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
5 Selalu 37 61,7
Sering 7 11,7
Kadang-kadang 16 26,7
Tidak pernah 0 0
Total 60 100
Pada item no. 5 bahwa, sebanyak 61,7% siswa menyatakan selalu, jika
sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu.
42

26,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang, 11,7% siswa menyatakan sering,


dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Hal ini dipertegas pula dari
hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan memberikan contoh terlebih
dahulu apa yang akan dipraktekkan siswa, diharapkan agar siswa dapat menghafal
langkah-langkahnya dengan baik. Sehingga ketika siswa mendemonstrasikannya
siswa tidak merasa canggung.2

Tabel 10
Saat siswa diminta untuk mendemonstrasikan sholat di depan kelas, guru
fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dan materi sholat
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
6 Selalu 39 65
Sering 7 11,7
Kadang-kadang 13 21,7
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100

Pada item no. 6 ditegaskan bahwa sebanyak 65% siswa yang menyatakan
selalu. 21,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang. 11,7% siswa yang
menyatakan sering. Dan hanya 1,7% siswa yang menyatakan tidak pernah. Jadi,
kebanyakan siswa menyatakan selalu jika saat siswa diminta untuk
mendemonstrasikan sholat didepan kelas, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu
langkah-langkah dan materi sholat. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara
dengan guru fiqih bahwa, dengan menjelaskan materi terlebih dahulu dan
menjelaskan langkah-langkah yang harus dipraktekkan siswa, diharapkan siswa
dapat memahami dan mendemonstrasikannnya dengan baik.3

2
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
3
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
43

Tabel 11
Ketika siswa diminta mendemonstrasikan sholat guru fiqih akan mengulangi
langkah demi langkah apa yang harus dilakukan siswa.
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
7 Selalu 33 55
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 10 16,7
Tidak pernah 3 5
Total 60 100

Pada item no. 7 mengenai pernyataan, ketika siswa diminta


mendemonstrasikan sholat, guru fiqih akan mengulangi langkah demi langkah apa
yang harus dilakukan siswa. Ditegaskan bahwa 55% dari siswa menyatakan
selalu. 23,3% siswa menyatakan sering. 16,7% siswa menyatakan kadang-kadang.
Dan 5% siswa yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 12
Waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi sudah
memadai atau cukup.
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
8 Sangat sesuai 8 13,3
Sesuai 41 68,3
Tidak sesuai 11 18,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

Pada item no. 8 pada pernyataan mengenai waktu yang diberikan untuk siswa
melakukan demonstrasi sudah memadai atau cukup. Dapat dilihat bahwa
sebanyak 68,3% siswa menyatakan sesuai. 18,3% siswa menyatakan tidak sesuai.
13,3% siswa menyatakan sangat sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan
44

sangat tidak sesuai. Hal ini dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa menjawab
sangat sesuai bahwa waktu yang diberikan untuk melakukan demonstrasi sudah
cukup.
Tabel 13
Saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak menggunakan
waktunya untuk memberikan penjelasan dari pada mempraktekkan materi.
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
9 Selalu 30 50
Sering 13 21,7
Kadang-kadang 17 28,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no.9 pada pernyataan ini sebanyak 50% siswa yang menyatakan
selalu. 28,3% siswa yang menyatakan kadang-kadang. 21,7% siswa menyatakan
sering dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Berarti pada item ini
dapat dinyatakan selalu jika saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak
menggunakan waktunya untuk memberikan penjelasan daripada mempraktekkan
materi.
Tabel 14
Alat peraga yang digunakan guru fiqih ketika mendemonstrasikan materi
sholat dapat terlihat dengan jelas oleh siswa
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
10 Selalu 27 45
Sering 9 15
Kadang-kadang 20 33,3
Tidak pernah 4 6,7
Total 60 100

Pada item no.10 mengenai pernyataan bahwa alat peraga yang digunakan guru
fiqih ketika mendemonstrasikan materi sholat dapat terlihat dengan jelas oleh
45

siswa. Sebanyak 45% siswa menyatakan selalu. 33,3% siswa menyatakan kadang-
kadang. 15% siswa menyatakan sering. Dan 6,7% siswa yang menyatakan tidak
pernah.
Tabel 15
Posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi
sholat sudah tepat
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
11 Selalu 34 56,7
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 11 18,3
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100

Pada item no. 11 siswa yang menyatakan selalu sebanyak 56,7%. 23,3%
menyatakan sering. 18,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa
yang menyatakan tidak pernah. Sehingga dapat diketahui bahwa posisi guru fiqih
ketika melakukan demonstrasi sholat sudah tepat dinyatakan selalu oleh siswa.
Tabel 16
Penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih
dapat terdengar dengan jelas oleh siswa
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
12 Selalu 41 68,3
Sering 11 18,3
Kadang-kadang 8 13,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no. 12 mengenai pernyataan penjelasan secara lisan yang


disampaikan guru fiqih dapat terdengar dengan jelas oleh siswa. Sebanyak 68,3%
siswa menyatakan selalu. 18,3% siswa menyatakan sering. 13,3% siswa
46

menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah.
hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih karena bagi seorang guru menyampaikan
pelajaran dengan suara yang keras dan jelas akan dapat membantu siswa dalam
memahami pelajaran yang disampaikan.4
Tabel 17
Guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang
sholat dengan baik
No. item Alternative jawaban frekwensi Prosentase
13 Selalu 41 68,3
Sering 15 25
Kadang-kadang 5 5
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100

Pada item no. 13 dinyatakan guru fiqih memberikan contoh dengan praktek
tentang sholat dengan baik. Diketahui sebanyak 68,3% siswa menyatakan selalu.
25% siswa menyatakan sering. 5% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7%
siswa yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 18
Guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu
selama demonstrasi berlangsung
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
14 Selalu 34 56,7
Sering 13 21,7
Kadang-kadang 9 15
Tidak pernah 4 6,7
Total 60 100

4
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010.
47

Pada item no.14 sebanyak 56,7% siswa menyatakan selalu. 21,7% siswa
menyatakan sering. 15% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 6,7% siswa
menyatakan tidak pernah. Sehingga dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa
menyatakan selalu mengenai pernyataan guru fiqih meminta siswa membuat
catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan meminta siswa membuat
catatan yang dianggap perlu siswa dapat mengetahui apa yang dianggap penting
dari apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.5

Tabel 19
Guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas
No. item Alternative jawaban Frekwensi Prosentase
15 Selalu 44 73,3
Sering 6 10
Kadang-kadang 10 16,7
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no.15 dari pernyataan guru fiqih mengajar dengan suara keras dan
jelas diketahui bahwa sebanyak 73,3% siswa yang menyatakan selalu. Hal ini
sesuai dengan pernyataan guru fiqih bahwa mengajar dengan suara keras dan jelas
itu sangat penting bagi seorang guru. Ini dikarenakan agar siswa dapat
memfokuskan diri terhadap pelajaran yang disampaikan guru fiqih.6 Hal ini juga
sesuai dengan pendapatnya Oemar Hamalik bahwa demonstrasi itu dikatakan
efektif bila keterangan-keterangan yang disampaikan oleh guru harus dapat
terdengar dengan jelas oleh siswa. 7 16,7% siswa menyatakan kadang-kadang.
10% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak
pernah.

5
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
6
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010.
7
Drs. Basyirudin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), Cet I, h. 46
48

Tabel 20
Kualitas guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas
dapat dibaca dengan jelas
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
16 Selalu 30 50
Sering 6 10
Kadang-kadang 21 35
Tidak pernah 3 5
Total 60 100

Pada item no. 16 sebanyak 50% siswa yang menyatakan selalu mengenai
pernyataan kualitas tulisan guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas dapat dibaca
dengan jelas. 35% siswa menyatakan kadang-kadang. 10% siswa menyatakan
sering. Dan hanya 5% siswa yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 21
Sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi
mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
17 Selalu 21 35
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 19 31,7
Tidak pernah 6 10
Total 60 100

Pada item no. 17 bahwa pada pernyataan ini siswa yang menjawab selalu
sebanyak 35%. 31,7% siswa menyatakan kadang-kadang. 23,3% siswa
menyatakan sering, dan 10% siswa menyatakan tidak pernah. Dapat diketahui
bahwa sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi
mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas itu benar selalu
49

dilakukan. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara dengan guru fiqih, bahwa
benar jika demonstrasi berakhir guru akan mengadakan diskusi dengan Tanya
jawab kepada siswa mengenai hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan
kelas.8
Tabel 22
Guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk
mengetahui apakah siswa mampu menghafal langkah-langkah
yang telah dicontohkan guru
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
18 Selalu 31 51,7
Sering 12 20
Kadang-kadang 17 28,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no. 18 dinyatakan sebanyak 51,7% siswa menyatakan selalu, guru
fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk mengetahui
apakah siswa mampu menghapal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa benar jika siswa
akan diminta unuk mendemonstrasikan kembali apa yang telah dicontohkan guru.
Hal ini guan mengetahui apakah siswa benar-benar memahami apa yang telah
didemonstrasikan oleh guru fiqih.9 28,3% siswa menyatakan kadang-kadang.
20% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak
pernah.

8
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
9
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
50

Tabel 23
Dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan antusias
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
19 Selalu 38 63,3
Sering 13 21,7
Kadang-kadang 7 11,7
Tidak pernah 2 3,3
Total 60 100

Pada item no. 19 bahwa dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar
dengan antusias dinyatakan siswa dengan selalu yaitu sebanyak 63,3%. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setiap mengajar fiqih guru
fiqih selalu bersemangat. Ini dilakukan agar siswa juga termotivasi untuk
bersemangat mengikuti proses pembelajaran sehingga berjalan dengan baik10.
Sedangkan menurut Roseshine dan Frust, kegairahan dalam mengajar juga
termasuk dalam lima variabel proses guru yang memperlihatkan keajegan
hubungan dengan pencapaian tujuan. 11 21,7% siswa menyatakan sering. 11,7%
siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 3,3% siswa yang menyatakan tidak
pernah.
Tabel 24
Contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan
materi sholat menambah pengetahuan saya
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
20 Selalu 36 60
Sering 17 28,3
Kadang-kadang 6 10
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100

10
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
11
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), cet I, h. 20
51

Pada item no. 20 ditegaskan bahwa 60% siswa menyatakan selalu. 28,3%
siswa menyatakan sering. 10% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7%
siswa menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pernyataan mengenai contoh
praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan materi sholat
menambah pengetahuan siswa dinyatakan selalu oleh sebagian besar siswa. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setiap proses
pembelajaran harus berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu
seorang guru harus mampu menyampaikan pelajaran dengan sejelas-jelasnya ,
agar apa yang ingin disampaikan itu mencapai sasaran.12

Tabel 25
Guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
21 Sangat sesuai 44 73,3
Sesuai 15 25
Tidak sesuai 1 1,7
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

Pada item no. 21 bahwa guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik
dinyatakan sangat sesuai oleh siswa sebanyak 73,3%. Hal ini juga sesuai dengan
pendapatnya Roseshine dan Frust bahwa dengan menguasai materi dengan baik
berarti seorang guru telah memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian
tujuan yakni kejelasan dalam penyajian.13 25% siswa menyatakan sesuai. 1,7%
siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat
tidak sesuai.

12
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010.
13
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I, h. 20
52

Tabel 26
Guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
22 Selalu 48 80
Sering 5 8,3
Kadang-kadang 6 10
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100

Pada item no. 22 ditegaskan bahwa guru fiqih menguasai bahan pelajaran
yang akan disampaikan dinyatakan oleh siswa dengan selalu sebanyak 80%. Hal
ini juga sesuai dengan pendapatnya Roseshine dan Frust bahwa dengan menguasai
materi dengan baik berarti seorang guru telah memperlihatkan keajegan hubungan
dengan pencapaian tujuan yakni kejelasan dalam penyajian. 14 10% siswa
menyatakan kadang-kadang. 8,3% siswa menyatakan sering. Dan 1,7% siswa
menyatakan tidak pernah.
Tabel 27
Saya memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada
pembahasan sholat
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
23 Setuju 50 83,3
Sangat setuju 10 16,7

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Total 60 100

14
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Cet I, h. 20
53

Pada item no. 23 bahwa sebanyak 83,3% siswa menyatakan setuju pada
pernyataan siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih
pada pembahasan sholat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih
bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru fiqih
karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan
pelajaran dengan sebaik-baiknya.15 16,7% siswa menyatakan sangat setuju jika
siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada
pembahasan sholat. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju dan sangat
tidak setuju.

Tabel 28
Bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi,
guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
24 Selalu 47 78,3
Sering 8 13,3
Kadang-kadang 5 8,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no. 24 bahwa sebanyak 78,3% siswa menyatakan selalu. 13,3%
siswa menyatakan sering. 8,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada
siswa yang menyatakan tidak pernah. Ini berarti bila ada siswa yang salah ketika
melakukan demonstrasi, guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya
dinyatakan selalu oleh siswa sebanyak 78,3%. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan
siswa diharapkan siswa dapat memperbaiki kesalahannya sehingga siswa tidak
salah nantinya jika mereka melakukannya di lingkungan rumah.16

15
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
16
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
54

Tabel 29
Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari
apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi berlangsung
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
25 Selalu 43 71,7
Sering 6 10
Kadang-kadang 11 18,3
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no. 25 bahwa guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi
berlangsung dinyatakan oleh siswa sebanyak 71,7%. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara oleh guru fiqih. Bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah didemonstrasikan di depan
kelas. Agar siswa tidak salah paham mengenai apa yang didemonstrasikannya.17
18,3% siswa menyatakan kadang-kadang. 10% siswa menyatakan sering. Dan
tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 30
Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari
apa yang dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
26 Selalu 42 70
Sering 9 15
Kadang-kadang 8 13,3
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100

17
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
55

Pada item no. 26 dinyatakan 70% siswa menyatakan selalu mengenai guru
fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang
dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir. 15% siswa menyatakan
sering.13,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa yang
menyatakan tidak pernah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih.
Bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang telah didemonstrasikan di depan kelas. Agar siswa tidak
salah paham mengenai apa yang didemonstrasikannya.18

Tabel 31
Guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga
suasana kelas terasa hidup
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
27 Selalu 32 53,3
Sering 19 31,7
Kadang-kadang 6 10
Tidak pernah 3 5
Total 60 100

Pada item no. 27 bahwa 53,3% siswa menyatakan selalu. 31,7% siswa
menyatakan sering. 10% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 5% siswa
menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa guru fiqih pandai berkomunikasi
dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup dinyatakan selalu oleh siswa.
Karena menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang akrab dan positif
merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan pengajaran.19

18
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
19
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), cet I, h. 20
56

Tabel 32
Siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di dalam kelas
karena guru fiqih pandai menciptakan suasana di dalam kelas
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
28 Selalu 21 35
Sering 15 25
Kadang-kadang 24 40
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no. 28 bahwa pada pernyataan siswa tidak merasa tegang mengikuti
pembelajaran fiqih di dalam kelas karena guru fiqih pandai menciptakan suasana
di dalam kelas dinyatakan 40%, ini berarti bahwa guru fiqih pandai
berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup dinyatakan
selalu oleh siswa. Karena menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang
akrab dan positif merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan
pengajaran.20 Siswa menyatakan kadang-kadang. 35% siswa menyatakan selalu.
25% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak
pernah.
Tabel 33
Setelah demonstrasi berakhir guru fiqih akan memberikan
tugas kepada siswa
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
29 Selalu 15 25
Sering 14 23,3
Kadang-kadang 29 48,3
Tidak pernah 2 3,3
Total 60 100

20
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media
Kencana, 2009), cet I, h. 20
57

Pada item no. 29 bahwa 48,3% siswa menyatakan kadang-kadang. 25% siswa

menyatakan selalu. 23,3% siswa menyatakan sering. Dan 3,3% siswa menyatakan

tidak pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan setelah demonstrasi berakhir guru

fiqih akan memberikan tugas kepada siswa dinyatakan kadang-kadang oleh siswa.

Tabel 34
setelah siswa merngamati proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa
lain, maka siswa diminta untuk membuat laporan secara individu atau
berkelompok guna membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
30 Selalu 11 18,3
Sering 9 15
Kadang-kkadang 21 35
Tidak pernah 19 31,7
Total 60 100

Pada item no. 30 ditegaskan bahwa 31,7% siswa menyatakan tidak pernah.
35% siswa menyatakan kadang-kadang. 18,3% siswa menyatakan selalu. Dan
15% siswa yang menyatakan sering. Ini berarti bahwa setelah siswa merngamati
proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa lain maka siswa diminta untuk
membuat laporan secara individu atau berkelompok guna membandingkan hasil
kerja dari demonstran yang lain dinyatakan tidak pernah oleh siswa.
58

Tabel 35
Setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan mengadakan diskusi
untuk memperbaiki hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
31 Selalu 17 28,3
Sering 17 28,3
Kadang-kadang 20 33,3
Tidak pernah 6 10
Total 60 100

Pada item no. 31 ditegaskan bahwa 33,3% siswa menyatakan kadang-kadang.


28,3% siswa menyatakan selalu dan sering. 10% siswa yang menyatakan tidak
pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan setelah demonstrasi berakhir maka guru
fiqih akan mengadakan diskusi untuk memperbaiki hal-hal yang telah
didemonstrasikan di depan kelas dinyatakan siswa dengan kadang-kadang.

Tabel 36
Guru fiqih ahli dalam menyampaikan pelajaran
sehingga tidak menjenuhkan
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
32 Sangat sesuai 19 31,7
Sesuai 31 51,7
Tidak sesuai 9 15
Sangat tidak sesuai 1 1,7
Total 60 100

Pada item no. 32 bahwa pernyataan mengenai guru fiqih ahli dalam
menyampaikan pelajaran sehingga tidak menjenuhkan dinyatakan siswa dengan
sesuai sebanyak 51,7%. Hal ini dikarenakan guru fiqih menguasai bahan pelajaran
59

yang akan disampaikan dan bisa menguasai suasana di dalam kelas.21 31,7% siswa
menyatakan sangat sesuai. 15% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan 1,7% siswa
yang menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 37
Gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
33 Selalu 40 76,7
Sering 11 18,3
Kadang-kadang 3 5
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no. 33 dinyatakan bahwa gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar
baik dan terdengar jelas dinyatakan oleh siswa dengan selalu sebanyak 76,7%.
Karena guru fiqih setiap mengajar selalu berpenampilan sopan dan menyampaikan
pelajaran dengan suara yang lantang sehingga siswa dapat memahami maksud dan
tujuan yang ingin disampaikan oleh guru fiqih.22 18,3% siswa menyatakan sering.
5% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan
tidak pernah.
Tabel 38
Sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan proses
demonstrasi sholat
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
34 Sangat sesuai 18 30
Sesuai 34 56,7
Tidak sesuai 8 13,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

21
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
22
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
60

Pada item no. 34 bahwa pernyataan mengenai sarana dan prasarana di sekolah
memadai untuk melakukan proses demonstrasi sholat dinyatakan oleh siswa
sebanyak 56,7% dengan sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa di
sekolah ini memang sarana dan prasarana untuk melakuakan demonstrasi sholat
sudah memadai karena mushola yang biasa digunakan untuk melakukan
demonstrasi masih berada dalam lingkungan sekolah. 23 30% siswa menyatakan
sangat sesuai. 13,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang
menyatakan sangat tidak sesuai.

Tabel 39
Saat menjelaskan pelajaran guru fiqih mengunakan papan tulis sebagai
media untuk menyampaikan materi kepada siswa
No. item Alternativ jawaban frekwensi Prosentase
35 Selalu 36 60
Sering 12 20
Kadang-kadang 12 20
Tidak pernah 0 0
Total 60 100

Pada item no. 35 ditegaskan bahwa 60% siswa menyatakan selalu. 20% siswa
yang menyatakan sering dan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan saat menjelaskan
pelajaran guru fiqih menggunakan papan tulis sebagai media untuk
menyampaikan materi kepada siswa, dinyatakan siswa dengan selalu. Menurut
Oemar Hamalik demonstrasi itu dikatakan efektif bila demonstrasi itu disertai
dengan memberikan ringkasan di papan tulis.24

23
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
24
Drs. Basyirudin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), Cet I, h. 46
61

Tabel 40
Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya untuk
mengajukan pertanyaan atau berkomentar
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
36 Selalu 40 66,7
Sering 9 15
Kadang-kadang 10 16,7
Tidak pernah 1 1,7
Total 60 100

Pada item no. 36 bahwa pada pernyataan guru fiqih memberikan waktu kepada
siswa kapan saatnya untuk mengajukan pertanyaan atau berkomentar dinyatakan
siswa dengan selalu sebanyak 66,7%. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat
memahami apa yang telah didemonstrasikan sehingga dengan siswa mengajukan
pertanyaan siswa akan mendapatkan jawaban yang dapat mereka pahami
mengenai apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.25 16,7% siswa
menyatakan kadang-kadang. 15% siswa menyatakan sering. Dan 1,7% siswa yang
menyatakan tidak pernah.

Tabel 41
Guru fiqih memberikan waktu untuk berdiskusi
setelah demonstrasi berakhir
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
37 Selalu 15 25
Sering 24 40
Kadang-kadang 14 23,3
Tidak pernah 7 11,7
Total 60 100

25
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
62

Pada item no. 37 ditegaskan bahwa pada pernyataan mengenai guru fiqih
memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir
dinyatakan siswa dengan sering sebanyak 40%. 25% siswa menyatakan selalu.
23,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 11,7% siswa menyatakan tidak
pernah.
Tabel 42
Menurut anda dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode
demonstrasi pada materi sholat efektif untuk dilaksanakan
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
38 Sangat sesuai 21 35
Sesuai 26 43,3
Tidak sesuai 11 18,3
Sangat tidak sesuai 2 3,3
Total 60 100

Pada item no. 38 pada pernyataan mengenai menurut siswa dengan jumlah
siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi pada materi sholat efektif untuk
dilaksanakan sebanyak 43,3% siswa menyatakan sesuai. 35% siswa menyatakan
sangat sesuai. 18,3% siswa yang menyatakan tidak sesuai. Dan 3,3% siswa
menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 43
Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas, penggunaan metode
demonstrasi pada pembahasan materi sholat
berjalan dengan tertib dan lancar
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
39 Selalu 28 46,7
Sering 16 26,7
Kadang-kadang 13 21,7
Tidak pernah 3 5
Total 60 100
63

Pada item no. 39 ditegaskan bahwa pada pernyataan dengan jumlah siswa yang
ada dalam satu kelas, penggunaan metode demonstrasi pada pembahasan materi
sholat berjalan dengan tertib dan lancar, dinyatakan siswa dengan selalu sebanyak
46,7%. Hal ini dikarenakan sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih terlebih
dahulu mengelola kelas dengan baik dan memberikan penjelasan yang disertai
contoh-contoh. Sehingga ketika siswa diminta untuk melaksanakan demonstrasi,
siswa dapat melakukannya dengan lebih baik.26 Siswa yang menyatakan sering
sebanyak 26,7%. 21,7% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 5% siswa yang
menyatakan tidak pernah.

Tabel 44
Pada waktu melakukan demonstrasi alat peraga yang digunakan
cukup memadai
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
40 Selalu 24 40
Sering 16 26,7
Kadang-kadang 17 28,3
Tidak pernah 3 5
Total 60 100

Pada item no. 40 sebanyak 40% siswa menyatakan selalu. 28,3% siswa yang
menyatakan kadang-kadang. 26,7% siswa menyatakan sering. Dan 5% siswa yang
menyatakan tidak pernah. Hal ini berarti bahwa ketika pelaksanaan demonstrasi
peralatan yang digunakan memang sudah memadai. Sehingga siswa tidak akan
menemui kesulitan untuk melakukan demonstrasi dikelas maupun diluar kelas.
Dipertegas pula oleh guru fiqih bahwa di MTs Al Falah ini peralatan untuk siswa
melakukan demonstrasi sholat memang sudah memadai karena mushola yang
berada dalam satu lingkungan sekolah.27

26
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
27
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
64

Tabel 45
Proses pembelajaran yang disampaikan guru fiqih sangat jelas dan
memenuhi rasa ingin tahu saya
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
41 Sangat sesuai 30 50
Sesuai 24 40
Tidak seasuai 5 8,3
Sangat tidak sesuai 1 1,7
Total 60 100

Pada item no. 41. Pada pernyataan proses pembelajaran yang disampaikan guru
fiqih sangat jelas dan memenuhi rasa ingin tahu. Dinyatakan siswa dengan sangat
sesuai sebanyak 50%. 40% siswa menyatakan sesuai. 8,3% siswa menyatakan
tidak sesuai. Dan 1,7% siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Hal ini juga
dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan apa yang
disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan
yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya.28
Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak
keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila
menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan
sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.29

28
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
29
Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h. 209
65

Tabel 46
Suasana di dalam tidak kondusif saat demonstrasi berlangsung
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
42 Sangat sesuai 24 40
Sesuai 28 46,7
Tidak sesuai 8 13,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

Pada item no. 42 bahwa sebanyak 46,7% siswa menyatakan sesuai. 40% siswa
menyatakan sangat sesuai. 13,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada
siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Hal ini berarti pada saat pelaksanaan
demonstrasi suasana kelas tidak kondusif. Ini berdasarkan apa yang dikatakan
oleh guru fiqih bahwa memang terkadang suasana kelas tidak kondusif
dikarenakan banyak siswa ketika melakukan demonstrasi banyak yang bertanya
dan berkomentar. Tapi meskipun demikian dapat teratasi dengan pandai dalam
berkomunikasi dengan siswa.30

Tabel 47
Setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas,
pengetahuan siswa jadi bertambah
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
43 Sangat sesuai 33 55
Sesuai 26 43,3
Tidak sesuai 1 1,7
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

30
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
66

Pada item no. 43 bahwa sebanyak 55% siswa menyatakan sangat sesuai. 43,3%
siswa menyatakan sesuai. 1,7% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada
siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan
setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas, pengetahuan
siswa jadi bertambah dinyatakan siswa dengan sangat sesuai. Hal ini juga
dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan apa yang
disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan
yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya.31
Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak
keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila
menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan
sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.32

Tabel 48
Setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya
menjadi lebih baik lagi
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
44 Sangat sesuai 26 43,3
Sesuai 32 53,3
Tidak sesuai 2 3,3
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

Pada item no. 44 bahwa sebanyak 53,3% siswa menyatakan sesuai. 43,3%
siswa menyatakan sangat sesuai. 3,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak
ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan
setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya menjadi

31
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
32
Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), cet x, h. 209.
67

lebih baik lagi, dinyatakan siswa dengan sesuai. Karena pengunaan metode
demonstrasi ini pada hakikatnya adalah agar dapat membantu siswa untuk
mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa
tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara
langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa.33
Tabel 49
Pengunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi siswa
No. item Alternativ jawaban Frekwensi Prosentase
45 Sangat sesuai 39 65
Sesuai 21 35
Tidak sesuai 0 0
Sangat tidak sesuai 0 0
Total 60 100

Pada item no. 45 bahwa sebanyak 65% siswa menyatakan sangat sesuai. 35%
siswa menyatakan sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak sesuai dan
sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan mengenai penggunaan
metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman siswa dinyatakan siswa dengan sangat
sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan
apa yang disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud
dan tujuan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada
sasarannya. Dan agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang
materi fiqih mengenai pembahasan sholat seperti yang disampaikan guru, karena
pada dasarnya siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan
mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat pula menambah pengalaman bagi
siswa.34 Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak
keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila

33
Dra. Roestiyah, N.K., Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, h. 84.
34
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
68

menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan


sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.35 Karena pengunaan
metode demonstrasi ini pada hakikatnya adalah agar dapat membantu siswa untuk
mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa
tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara
langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa.36

B. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian


Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian di
atas, dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran bidang studi fiqih tinggi, hal ini dapat dibuktikan dari hasil
penelitian jawaban dari skor total siswa yang kemudian di prosentasekan sehingga
mendapatkan prosentase sebesar 76,66%.
Selanjutnya berdasarkan penelitian melalui penyebaran angket yang diberikan
kepada siswa di dapat kesimpulan bahwa efektivitas metode demonstrasi pada
pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII MTs Al Falah sudah berjalan sesuai
dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan.
Yang pertama dapat dilihat dari perencanaan metode demonstrasi, pada
dimensi merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
untuk mencapai tujuan, dengan prosentase jawaban siswa sebesar (51,7%)
menjawab dengan selalu bahwa guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud
dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi. Pernyataan
ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan
menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuannya diharapkan siswa mampu
mengikuti pelajaran selanjutnya dengan lebih baik. 37
Pada dimensi menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilaksanakan sebanyak (61,7%) siswa menyatakan selalu, bahwa guru
fiqih sebelum melakukan demonstrasi mempraktekkannya terlebih dahulu. Hal ini
35
Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h. 209.
36
Dra. Roestiyah, N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 84.
37
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
69

juga dipertegas dari hasil wawancara denngan guru fiqih bahwa sebelum guru
meminta siswa mendemonstrasikan di depan kelas, guru fiqih akan terlebih dahulu
melakukannya, ini dikarenakan agar siswa tidak salah dalam mempraktekkannya
di depan kelas.38
Pada dimensi memperhitungkan waktu yang dibutuhkan sebanyak (50%) siswa
menjawab selalu, bahwa guru fiqih lebih banyak mengunakan waktunya untuk
praktek daripada menyampaikan materi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan guru fiqih bahwa waktu untuk praktek itu memang lebih banyak karena
untuk memberikan siswa pemahaman yang lebih mendalam tentang sholat.
Karena materi ini sangat penting dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga siswa
tidak salah paham dalam mengerjakannya. 39
Pada dimensi selama demonstrasi berlangsung seorang guru harus instropeksi
diri (73,3%) siswa menjawab selalu mengenai pernyataan guru fiqih mengajar
dengan suara keras dan jelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru
fiqih bahwa menyampaikan pelajaran dengan suara keras jelas itu sangat penting
bagi seorang guru dikarenakan agar siswa mendengar dan memahami apa yang
ingin disampaikan oleh guru.40
Pada dimensi menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
(51,7%) siswa menjawab selalu bahwa guru fiqih akan meminta siswa untuk
mendemonstrasikan kembali guna mengetahui apakah siswa mampu menghafal
langkah-langkah yang telah dicontohkan guru. Hal ini juga dipertegas dari hasil
wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan meminta siswa mendemonstrasikan
kembali, guru fiqih dapat melihat seberapa jauh keberhasilan siswa dalam
menyerap pelajaran.41
Yang kedua pada pelaksanaan demonstrasi. Pada dimensi memulai
demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. sebanyak (63,3%) siswa menjawab
selalu, bahwa ketika mengajar guru fiqih selalu bersemangat. Hal ini sesuai

38
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
39
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
40
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
41
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
70

dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa mengajar dengan penuh
semangat itu diharuskan agar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tidak
merasa jenuh.42
Pada dimensi mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan
agar demonstrasi mencapai sasaran sebanyak (80%) siswa menjawab selalu.
Bahwa guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa ketika menyampaikan pelajaran
seorang guru itu harus benar-benar menguasai bahan yang akan diajarkan kepada
siswa agar pelajaran yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik.43
Pada dimensi memperhatikan keadaan siswa ketika melakukan demonstrasi
(83,3%) siswa menjawab selalu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru
fiqih bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru
fiqih karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan
pelajaran dengan sebaik-baiknya.
Pada dimensi memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif sebanyak
(78,3%) siswa menjawab selalu, penyataan mengenai guru fiqih akan menegur
dan memperbaiki kesalahan siswa. Sebanyak (71,7%) siswa menjawab selalu
mengenai pernyataan bahwa guru fiqih akan memberikan kesempatan untuk
berdiskusi setelah demonstrasi berakhir. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
oleh guru fiqih bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa ketika
melakukan demonstrasi itu sangat baik karena praktek yang dilakukan pada materi
sholat ini sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian
melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir juga sangat penting dilakukan
agar siswa dapat mengetahui lebih mendalam dari apa yang telah
44
didemonstrasikan di depan kelas.
Menciptakan suasana kelas yang harmonis (53,3%). Hal ini juga membuktikan
apa yang dikatakan oleh guru fiqih bahwa dengan menciptakan suasana yang
harmonis dan pandai dalam berkomunikasi dengan siswa suasana belajar menjadi
kondusif dan siswa menjadi tidak tegang ketika mengikuti pembelajaran fiqih.
42
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
43
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
44
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
71

Suasana kelas yang harmonis dapat diciptakan misalnya dengan mengadakan


game berupa tanya jawab seputar pelajaran yang telah disampaikan.45
Yang ketiga, evaluasi. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi,
selanjutnya siswa diberikan tugas seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan
dan mengulang kembali apa yang telah dilakukan sebesar (48,3%). Hal ini juga
dibuktikan dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setelah guru fiqih
mengadakan demonstrasi guru fiqih akan memberikan evaluasi kepada siswa
dengan memberikan tugas mengenai apa yang telah didemonstrasikan didepan
kelas. Hal ini dilakukan guna mengetahui seberapa besar pengetahuan yang telah
diterima oleh siswa mengenai apa yang telah didemonstrasikan.46
Selain dari perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang baik. Faktor
pendukung dan penghambat penggunaan metode demonstrasi juga sangat
berpengaruh terhadap penggunaan metode demonstrasi itu sendiri guna mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Yang pertama faktor pendukung metode demonstrasi dari segi tenaga pengajar.
Dari prosentase jawaban siswa sebesar (76,7%) bahwa guru fiqih selalu mengajar
dengan gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas. Dan
faktor pendukung yang lain adalah mengenai sarana prasarana tentang peralatan
yang tersedia di sekolah. Sebanyak (60%) siswa menjawab selalu, hal ini juga
dibultikan dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa sarana dan prasarana
yang ada di MTs Al Falah ini untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai
seperti adanya musholla yang masih berada di dalam lingkungan sekolah.47 Selain
itu, kemampuan guru fiqih dalam membagi waktu untuk melakukan demonstrasi,
diskusi, mengajukan pertanyaan dan berkomentar sebesar (40%) siswa menjawab
sering. Pada dimensi ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa
guru fiqih tidak membeda-bedakan kapan waktu untuk bertanya, berkomentar atau
berdiskusi. Dikarenakan waktu yang tidak cukup.48 Dan dari jumlah siswa yang
ada demonstrasi dapat berjalan efektif hal ini sesuai dengan prosentase jawaban

45
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
46
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
47
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
48
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
72

siswa sebesar (46,7%) menyatakan selalu, bahwa dengan jumlah siswa yang ada
demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan jumlah siswa yang ada proses
demonstrasi dapat dikatakan tertib dan lancar karena para siswa mengikuti proses
pembelajaran ini dengan antusias serta adanya komunikasi yang baik antara guru
dan siswa.49 Dan dari jawaban-jawaban tersebut sudah dapat terlihat bahwa
faktor-faktor pendukung dalam penggunaan metode demonstrasi sudah cukup
baik.
Yang kedua yaitu faktor penghambat, mengenai alat peraga. Prosentase
jawaban siswa sebesar (40%). Bahwa alat peraga yang ada disekolah cukup
memadai. Kemudian suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi
berlangsung (46,7%). Dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dari faktor
penghambat ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Karena dari segi
peralatan untuk demonstrasi di sekolah ini sudah memadai. Meskipun terkadang
suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung.terkadang
masih terjadi. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran fiqih dapat berjalan
dengan baik.50
Langkah-langkah metode demonstrasi yang terarah dan terstruktur akan
menghasilkan dampak yang positif, yang baik bagi siswa dan pelaksanaan proses
pembelajaran. Sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari
penggunaan metode demonstrasi tersebut. Dan dari hasil temuan penelitian yang
penulis dapatkan bahwa setelah siswa melakukan demonstrasi pengetahuan siswa
menjadi bertambah (55%) siswa menjawab sesuai. Siswa jadi bisa
mempraktekkannya dengan lebih baik lagi dari sebelumnya (53,3%) siswa
menjawab pernyataan ini dengan sesuai. dan penggunaan metode demonstrasi
juga sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa
(65%). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan
menggunakan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat memang
sangat membantu siswa untuk lebih memahami bukan hanya sekedar

49
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
50
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februaru 2010
73

mendengarkan materi saja melainkan siswa dapat melihat secara langsung


peragaannya di depan kelas. Sehingga pengetahuan dan pengalaman siswa jadi
bertambah.51
Berdasarkan dari data yang diperoleh, penulis mengambil kesimpulan bahwa
efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada
siswa kelas VII di MTs Al Falah telah memiliki tingkat efektivitas yang tinggi
(76,66%). Hal ini dapat terlihat dari perencanaan sampai evaluasi yang baik, yang
berjalan secara sistematis dan didukung pula oleh sarana prasarana belajar yang
memadai serta guru fiqih yang berkompeten dalam bidangnya. Sehingga proses
pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dapat berjalan
dengan efektif.

51
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
BAB V
KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data yang


penulis peroleh, selanjutnya penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka
penulis dapat memperoleh kesimpulan bahwa tingkat efektivitas metode
demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di
MTs Al Falah termasuk dalam kategori tinggi. Semua ini dapat ditunjukkan
berdasarkan hasil prosentase jawaban siswa yang berada pada tingkatan tinggi
(76,66%). Tingkatan sedang (23,34%). Dan tingkatan rendah (0%). Selanjutnya
dapat dilihat dari hasil prosentase jawaban siswa yang meliputi ;
1. Langkah-langkah yang digunakan dalam metode demonstrasi pada
pembelajaran fiqih. Yang pertama perencanaan, guru fiqih menjelaskan
terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum
melakukan demonstrasi sholat (51,7%). Dan jika sebelum melakukan
demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu (61,7%). Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menjelaskan
terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi serta guru fiqih

74
75

mempraktekkannya terlebih dahulu sebelum siswa melakukan demonstrasi


dapat membantu siswa untuk memahami dan mengikuti proses pembelajaran
selanjutnya. Yang kedua, pelaksanaan. Pada pelaksanaan peran guru fiqih
adalah menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila ada siswa yang salah
ketika melakukan demonstrasi di depan kelas (78,3%). Hal ini juga diperkuat
dari hasil wawancara dengan guru fiqih, bahwa dengan menegur dan
memperbaiki kesalahan siswa dapat membantu siswa untuk lebih memahami
apa yang didemonstrasikan di depan kelas agar nantinya siswa tidak keliru
untuk melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya yang ketiga
adalah evaluasi. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi guru
fiqih akan memberikan tugas kepada siswa (48,3%). Menurut hasil wawancara
dengan guru fiqih bahwa dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui
sejauh mana keberhasilan siswa mengikuti proses pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, pendukung dan
penghambat. Pada faktor pendukung yang meliputi tenaga pengajar (76,7%),
sarana prasarana (60%), waktu (66,7%). Dan jumlah siswa (46,7%). Disini
dapat terlihat dari prosentase jawaban siswa dari alternativ jawaban selalu,
sangat sesuai, dan sesuai. Yang menunjukkan adanya faktor pendukung yang
disediakan sekolah tersebut yang sudah memadai untuk diadakannya
penggunaan metode demonstrasi. Dan dari faktor penghambat bahwa Suasana
didalam kelas tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung (46,7%). Dari
prosentase jawaban siswa dapat diketahui bahwa faktor penghambat
pelaksanaan metode demonstrasi masih dapat ditemukan.
3. Keberhasilan penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih. Dapat
dilihat dari, dampak langkah-langkah metode demonstrasi terhadap peserta
didik adalah siswa jadi bisa mempraktekkannya dengan lebih baik dari
sebelumnya (53,3%). Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih
pada materi sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman (65%). Dan kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan,
terlihat bahwa di MTs Al Falah telah menggunakan langkah-langkah metode
76

demonstrasi yang baik sehingga dampak dari langkah-langkah tersebut dapat


mencapai keberhasilan yang baik.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, selanjutnya penulis akan
memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah agar memperhatikan dan selalu mendukung
penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih,
salah satunya dengan cara memberikan sarana prasana yang lebih memadai
untuk penggunaan metode demonstrasi di dalam kelas, sehingga penggunaan
metode demonstrasi dapat seoptimal mungkin untuk dilaksanakan.
2. Kepada guru bidang studi fiqih agar tetap berusaha dengan baik lagi dalam
meningkatkan penggunaan metode demonstrasi khususnya pada pembahasan
materi sholat, agar siswa tidak salah paham dalam mengerjakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Kepada para siswa, diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran fiqih
dengan menggunakan metode demonstrasi ini dengan lebih baik lagi sehingga
apa yang telah didemonstrasikan didepan kelas dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
77

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV
Pustaka Setia, 1997, Cet I
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002, Cet I
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers,
2002, Cet I
Depag RI, Mushaf Al Quran dan Terjemahnya, Jakarta: PT Arga Printing, 2008
Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1998
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Remaja
Karya, 1988
Khallaf, Abdul Wahhab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, Cet VIII
Mansyur, Materi Pokok Proses Belajar Mengajar Modul 1-6, Jakarta: direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, 2000, Cet VI
Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: UI, 2001
Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Cet VI
N.K., Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Sadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev, Jilid 2
Shaleh, Abdul Rahman, dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005, Cet II
Shiddieqy, Hasbi Ash, Pengantar Ilmu Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet
VIII
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2004, Cet II
Syarifudin, Amir, Ushul Fiqh Jilid I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997, Cet I
78

Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya,


Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: CV Rajawali
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Media
Kencana, 2009, Cet I
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005, Cet III
Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002, Cet I
Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990
Inform Consent

Assalamualaikum Wr.Wb.

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah Anda
berikan untuk mengisi angket ini. Dengan ini izinkanlah saya Mahasiswi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk melakukan
penelitian yang dilaksanakan sebagai pemenuhan tugas akhir (Skripsi).
Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar, maka
Anda bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Setiap
jawaban yang Anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.
Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu, kemudian setelah selesai
mohon diteliti kembali jawaban Anda agar tidak ada pernyataan yang tidak
terjawab atau terlewati.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

Dian Amalia
Petunjuk Pengisian

Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Bidang Studi

Fiqih. Anda diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang telah

disediakan yang sesuai dengan diri anda pada kolom jawaban dengan memberi

tanda silang (x). dalam memilih atau menjawab pernyataan cukup satu saja yang

anda anggap paling tepat.

1. Guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya


demonstrasi, Sebelum melakukan demonstrasi sholat.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat dapat diperoleh dengan mudah.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
3. Metode demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada pembahasan materi
shalat sudah berjalan efektif.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
4. Jumlah siswa yang ada di dalam kelas, sangat memungkinkan guru fiqih
untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi sholat dengan baik.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
5. Sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih
dahulu.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Saat siswa diminta untuk mendemonstrasikan sholat di depan kelas, guru
fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dan materi sholat.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Ketika siswa diminta mendemonstrasikan sholat, guru fiqih akan
mengulangi langkah demi langkah apa yang harus dilakukan siswa.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai
atau cukup.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
9. Saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak menggunakan waktunya
untuk memberikan penjelasan dari pada mempraktekan materi.
a. Selalu
b.Sering
c. Kadang-kadang
d.Tidak pernah
10. Alat peraga yang digunakan guru fiqih ketika mendemonstrasikan materi
sholat dapat terlihat dengan jelas oleh siswa.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi sholat sudah tepat.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih dapat terdengar dengan
jelas oleh siswa.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang sholat dengan baik.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu selama
demonstrasi berlangsung.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Kualitas tulisan guru fiqih dipapan tulis maupun di kertas dapat dibaca
dengan jelas.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi
mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk
mengetahui apakah siswa mampu menghapal langkah-langkah yang telah
dicontohkan guru.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan antusias.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
20. Contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan
materi sholat menambah pengetahuan saya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
21. Guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
22. Guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
23. Saya memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada
pembahasan sholat.
a. Setuju
b. Sangat setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
24. Bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi, guru fiqih akan
menegur dan memperbaiki kesalahannya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
25. Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari
apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi berlangsung.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
26. Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari
apa yang dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
27. Guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas
terasa hidup.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
28. Siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di dalam kelas
karena guru fiqih pandai menciptakan suasana di dalam kelas.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
29. Setelah demonstrasi berakhir guru fiqih akan memberikan tugas kepada
siswa.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
30. Setelah siswa mengamati proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa
lain maka siswa diminta untuk membuat laporan secara individu atau
berkelompok guna membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
31. Setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan mengadakan diskusi
untuk memperbaiki hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
32. Guru fiqih ahli dalam menyampaikan pelajaran sehingga tidak
menjenuhkan.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
33. Gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
34. Sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan proses
demonstrasi sholat.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
35. Saat menjelaskan pelajaran guru fiqih menggunakan papan tulis sebagai
media untuk menyampaikan materi kepada siswa.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
36. Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya untuk
mengajukan pertanyaan atau berkomentar.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
37. Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi setelah
demonstrasi berakhir.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
38. Menurut anda dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode
demonstrasi pada materi sholat efektif untuk dilaksanakan.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
39. Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas, penggunaan metode
demonstrasi pada pembahasan materi sholat berjalan dengan tertib dan
lancar.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
40. Pada waktu melakukan demonstrasi alat peraga yang digunakan sudah
memadai.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
41. Proses pembelajaran fiqih yang disampaikan guru fiqih sangat jelas dan
memenuhi rasa ingin tahu saya.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
42. Suasana di dalam kelas tidak kondusif saat demonstrasi berlangsung.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
43. Setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas,
pengetahuan siswa jadi bertambah.
a. Sangat sesuai

b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
44. Setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya
menjadi lebih baik lagi.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
45. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI FIQIH

KELAS VII MTS AL FALAH

Nama Responden : M. Yasin Yahya, S.Pd.I


Latar Belakang Pendidikan : S1
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah/ Guru Fiqih

Masalah : Seputar Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran

Bidang Studi Fiqih Di MTs Al Falah.

1. Apakah sebelum melakukan demonstrasi sholat, bapak menjelaskan terlebih

dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi tersebut?

2. Apakah metode demonstrasi yang bapak gunakan untuk pembahasan materi

sholat dapat berjalan dengan efektif?

3. Ketika bapak meminta siswa untuk melakukan demonstrasi, apakah bapak

menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkahnya?

4. Saat pembelajaran fiqih, mana waktu yang lebih banyak bapak gunakan untuk

menyampaikan materi atau praktek?

5. Apakah ketika mengajar fiqih, suara bapak keras dan jelas?

6. Apakah bapak memberikan contoh praktek sholat dengan baik?

7. Apakah bapak meminta siswa untuk membuat catatan yang dianggap perlu

selama demonstrasi berlangsung?

8. Apakah bapak melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir?

9. Setelah bapak memberikan contoh sholat, apakah bapak meminta siswa untuk

mempraktekkannya kembali?

10. Apakah bapak mengajar fiqih dengan penuh semangat?


11. Ketika bapak menyampaikan pelajaran, apakah bapak menggunakan buku

pegangan sebagai panduan?

12. Menurut bapak, apakah siswa akan memahami maksud dan tujuan sholat yang

disampaikan oleh bapak?

13. Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesudah

atau selama demonstrasi berlangsung?

14. Apakah bapak akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila salah

dalam melakukan demonstrasi?

15. Bagaimanakah cara yang bapak lakukan agar suasana kelas terasa nyaman

pada saat pembelajaran fiqih?

16. Apa yang bapak lakukan setelah demonsrasi sholat selesai?

17. Bagaimana gaya dan suara bapak ketika menyampaikan pelajaran?

18. Menurut bapak, apakah sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk

diadakannya demonstrasi sholat?

19. Apakah bapak membedakan kapan waktu untuk siswa berdiskusi, berkomentar

atau mengajukan pertanyaan pada saat demonstrasi?

20. Menurut bapak apakah dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode

demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar?

21. Menurut bapak, apakah alat peraga yang digunakan untuk melakukan metode

demonstrasi sudah memadai?

22. Apakah bapak menyampaikan pelajaran sesuai dengan rasa ingin tahu siswa?

23. Menurut bapak, apakah suasana di dalam kelas tidak kondusif saat

demonstrasi berlangsung?
24. Menurut bapak, apakah dengan menggunakan metode demonstrasi pada

pembahasan sholat pengetahuan siswa akan bertambah?

25. Apakah menurut bapak, setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat

mempraktekkannya dengan lebih baik lagi?

26. Apakah menurut bapak penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran

fiqih ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

siswa?

Interviwee, Interviwer,

M. Yasin Yahya, S.Pd.I Dian Amalia


Nip. 150385315 NIM. 104011000133
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI FIQIH

KELAS VII MTS AL FALAH

Nama Responden : M. Yasin Yahya, S.Pd.I


Latar Belakang Pendidikan : S1
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah/ Guru Fiqih

Masalah : Seputar Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran

Bidang Studi Fiqih Di MTs Al Falah.

1 Apakah sebelum melakukan demonstrasi sholat, bapak menjelaskan terlebih

dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi tersebut?

Jawab : Ya, bahwa dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan

tujuannya diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran

selanjutnya dengan lebih baik.

2 Apakah metode demonstrasi yang bapak gunakan untuk pembahasan materi

sholat dapat berjalan dengan efektif?

Jawab : Ya, hal ini dikarenakan sebelum melakukan demonstrasi guru

fiqih terlebih dahulu mengelola kelas dengan baik dan

memberikan penjelasan yang disertai contoh-contoh. Sehingga

ketika siswa diminta untuk melaksanakan demonstrasi, siswa dapat

melakukannya dengan lebih baik.

3 Ketika bapak meminta siswa untuk melakukan demonstrasi, apakah bapak

menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkahnya?


Jawab : Ya, dengan menjelaskan materi terlebih dahulu dan menjelaskan

langkah-langkah yang harus dipraktekkan siswa, diharapkan siswa

dapat memahami dan mendemonstrasikannya dengan baik.

4 Saat pembelajaran fiqih, mana waktu yang lebih banyak bapak gunakan untuk

menyampaikan materi atau praktek?

Jawab : Kedua-duanya, karena antara penyamapaian materi dan praktek

itu harus seimbang.

5 Apakah ketika mengajar fiqih, suara bapak keras dan jelas?

Jawab : Ya, bagi seorang guru menyampaikan pelajaran dengan suara

yang keras dan jelas akan dapat membantu siswa dalam memahami

pelajaran yang disampaikan.

6 Apakah bapak memberikan contoh praktek sholat dengan baik?

Jawab : Ya, bahwa dengan memmberikan contoh terlebih dahulu apa yang

akan dipraktekkan siswa, diharapkan agar siswa dapat menghapal

langkah-langkahnya dengan baik. Sehingga ketika siswa

mendemonstrasikannya siswa tidak merasa canggung.

7 Apakah bapak meminta siswa untuk membuat catatan yang dianggap perlu

selama demonstrasi berlangsung?

Jawab : Ya, dengna meminta siswa membuat catatan yang diangap perlu

siswa dapat mengetahui apa yang dianggap penting dari apa yang

telah didemonstrasikan di depan kelas.

8 Apakah bapak melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir?


Jawab : Ya, bahwa benar jika demonstrasi berakhir guru akan

mengadakan diskusi dengan tanya jawab kepada siswa mengenai

hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas.

9 Setelah bapak memberikan contoh sholat, apakah bapak meminta siswa untuk

mempraktekkannya kembali?

Jawab : Benar jika siswa akan diminta untuk mendemonstrasikan kembali

apa yang telah dicontohkan guru. Hal ini guna mengetahui apakah

siswa benar-benar memahami apa yang telah didemonstrasikan

oleh guru fiqih.

10 Apakah bapak mengajar fiqih dengan penuh semangat?

Jawab : Ya, hal ini dilakukan agar siswa juga termotivasi untuk

bersemangat mengikuti proses pembelajaran sehingga berjalan

dengan baik.

11 Ketika bapak menyampaikan pelajaran, apakah bapak menggunakan buku

pegangan sebagai panduan?

Jawab : Ya, karena buku pegangan itu juga penting demi efektifnya proses

pembelajaran.

12 Menurut bapak, apakah siswa akan memahami maksud dan tujuan sholat yang

disampaikan oleh bapak?

Jawab : Ya, bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang

disampaikan oleh guru fiqih karena sebagai pendidik seorang guru

itu harus benar-benar menyampaikan pelajaran dengan sebaik-

baiknya.
13 Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesudah

atau selama demonstrasi berlangsung?

Jawab : Ya, bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya mengenai materi yang telah didemonstrasikan di

depan kelas. Agar siswa tidak salah paham mengenai apa yang

didemonstrasikannya.

14 Apakah bapak akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila salah

dalam melakukan demonstrasi?

Jawab : Ya, bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa

diharapkan siswa dapat memperbaiki kesalahannya sehingga siswa

tidak salah nanyinya jika mereka melakukannya di lingkungan

rumah.

15 Bagaimanakah cara yang bapak lakukan agar suasana kelas terasa nyaman

pada saat pembelajaran fiqih?

Jawab : pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa

hidup dan dengan menciptakan dan mengembangkan suasana kelas

yang akrab dan positif merupakan salah satu persyaratan utama

keefektifan pengajaran.

16 Apa yang bapak lakukan setelah demonsrasi sholat selesai?

Jawab : Guru fiqih akan meminta siswa mempraktekkannya kembali, atau

dengan meminta siswa membuat laporan, dan mengadakan diskusi.

17 Bagaimana gaya dan suara bapak ketika menyampaikan pelajaran?


Jawab : Guru fiqih setiap mengajar selalu berpenampilan sopan dan

menyampaikan pelajaran dengan suara yang lantang sehingga siswa

dapat memahami maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh

guru fiqih.

18 Menurut bapak, apakah sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk

diadakannya demonstrasi sholat?

Jawab : Di sekolah ini memang sarana dan prasarana untuk melaksanakan

demonstrasi sholat sudah memadai karena mushola yang biasa

digunakan untuk melakukan demonstrasi masih berada dalam

lingkungan sekolah.

19 Apakah bapak membedakan kapan waktu untuk siswa berdiskusi, berkomentar

atau mengajukan pertanyaan pada saat demonstrasi?

Jawab : Ya, hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat memahami apa

yang telah didemonstrasikan sehingga dengan siswa mengajukan

pertanyaan siswa akan mendapatkan jawaban yang dapat mereka

pahami mengenai apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.

20 Menurut bapak apakah dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode

demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar?

Jawab : Ya, hal ini dikarenakan sebelum melakukan demonstrasi guru

fiqih terlebih dahulu mengelola kelas dengan baik dan memberikan

penjelasan yang disertai contoh-contoh. Sehingga ketika siswa

diminta untuk melaksanakan demonstrasi, siswa dapat

melakukannya dengan lebih baik.


21 Menurut bapak, apakah alat peraga yang digunakan untuk melakukan metode

demonstrasi sudah memadai?

Jawab : Ya, bahwa di MTs Al Falah ini peralatan untuk siswa melakukan

demonstrasi sholat memang sudah memadai karena mushola yang

berada dalam satu lingkungan sekolah.

22 Apakah bapak menyampaikan pelajaran sesuai dengan rasa ingin tahu siswa?

Jawab : Ya, bahwa semua guru mengharapkan apa yang disampaikan

ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan

yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada

sasarannya.

23 Menurut bapak, apakah suasana di dalam kelas tidak kondusif saat

demonstrasi berlangsung?

Jawab : Ya, memang terkadang suasana kelas tidak kondusif dikarenakan

banyaknya siswa yang bertanya dan berkomentar. Tapi meskipun

demikian dapat teratasi dengan pandai dalam berkomunikasi

dengan siswa.

24 Menurut bapak, apakah dengan menggunakan metode demonstrasi pada

pembahasan sholat pengetahuan siswa akan bertambah?

Jawab : Ya, bahwa setiap proses pembelajaran harus berdasarkan tujuan

yang ingin dicapai. Oleh karena itu seorang guru harus mampu

menyampaikan pelajaran dengan sejelas-jelasnya, agar apa yang

ingin disampaikan mencapai sasaran.


25 Apakah menurut bapak, setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat

mempraktekkannya dengan lebih baik lagi?

Jawab : Ya, karena pengunaan metode demonstrasi ini pada hakikatnya

adalah agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama

tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak

hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya

secara langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa.

26 Apakah menurut bapak penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran

fiqih ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

siswa?

Jawab : Ya, bahwa semua guru mengharapkan apa yang disampaikan

ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan

yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada

sasarannya. Dan karena penggunaan metode demonstrasi ini pada

hakikatnya adalah agar dapat membantu siswa untuk mengingat

lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa

tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan

mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat menambah

pengalaman bagi siswa.

Interviwee, Interviwer,

M. Yasin Yahya, S.Pd.I Dian Amalia


Nip. 150385315 NIM. 104011000133
Skala Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 4
3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 4
4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4
2 2 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 2 4 1 2 2 3 2 3
2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3
2 3 3 2 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 4
2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 2 4 3 4 4 3
1 3 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4
2 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4
4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 3 3 2
4 2 3 2 2 4 4 3 2 3 2 2 3 4 2 1 2 2 2 4 4
4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 1 4 4
4 3 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4
4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4
2 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 1 3 4 4 4
2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 4 4 3 4
1 3 4 2 4 4 3 2 3 4 2 2 4 2 4 2 1 3 1 2 4
1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 2 4
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 3 3 4 2 2 3 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4
2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
2 3 4 4 2 2 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3
3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4
4 4 3 4 4 3 2 2 4 1 4 3 4 4 2 4 1 4 3 1 3
4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 2 4 3 4
2 4 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4
2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 2 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3
2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3
3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
1 3 3 4 4 4 4 3 4 1 3 3 1 4 4 2 1 4 4 4 4
2 3 2 4 2 1 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 2 4
4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 2 4 4 2 2 3 4 4 2 3
4 2 3 2 4 2 1 2 4 2 1 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3
4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3
4 2 3 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3
4 2 3 2 4 4 1 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 4 2 4 3 2 3 4 4
4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4
4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 4
2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4
3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4
4 2 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4
4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 1 4 4 3 4 3 3 4
4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
4 4 3 3 4 2 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4
2 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 3 1 3 2 4 4 3
4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4
2 3 4 4 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4
2 3 4 4 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4
1 3 1 3 4 4 4 2 2 4 3 2 3 1 3 2 4 2 4 4 4
182 184 198 192 201 204 197 177 193 179 201 213 216 197 214 183 170 194 207 208 223
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3
4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4
4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4
4 4 4 2 4 2 2 2 1 2 3 2 2 4 4 4 3 2 4 3 4
4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3
3 4 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3
2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3
3 4 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 1 3 2 3 3 3 4
2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 2 4 2 1 2 2 1 1 3 4 3 4 2 1 2 2 4 4 2
4 4 4 4 4 2 2 2 1 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 2
4 3 4 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3
4 4 3 2 4 2 2 2 1 1 3 2 2 2 4 2 3 2 1 3 3
1 4 4 4 3 2 2 4 1 4 3 4 3 4 2 3 3 2 4 3 3
4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4
4 4 4 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4
4 4 3 2 2 4 4 2 1 2 4 4 4 4 2 1 3 2 1 4 2
2 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 4 4 2 1 2 2 1 1 1 3 2 3 4 3 1 4 1 3 2 2
4 4 3 4 4 3 2 3 1 2 3 4 2 4 2 3 1 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3
4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 1 3 4 3 4 4 1 3 4 4 3
4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3
3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 4
4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
2 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 1 4
4 3 4 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 2
4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 2 1 2 3 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4
4 4 4 4 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3
4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
2 4 3 2 2 3 4 2 3 2 4 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4
4 4 4 2 2 3 2 2 1 2 3 4 3 2 2 1 3 3 2 3 3
3 4 3 4 4 3 2 2 1 4 3 4 3 2 4 2 3 2 3 4 2
4 4 4 2 4 4 2 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 2 2 3 3
4 4 4 4 4 3 2 3 1 2 3 4 3 2 4 2 2 3 4 3 3
4 4 4 2 4 4 2 2 1 4 3 4 3 2 4 1 3 4 2 3 3
4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 3
4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3
4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 4 2 3 3
2 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
4 4 2 4 4 3 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 2 1 2 2 4
4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2
4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 1 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 4 4 4 4 2 4 2 2 3
4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4
4 4 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2
220 230 222 212 212 200 177 162 132 165 188 223 190 204 208 167 186 189 181 203 196
43 44 45 Total
3 3 3 168
3 3 4 155
3 4 3 164
4 3 4 165
4 4 4 173
4 4 4 167
3 3 4 167
3 3 3 128
4 4 4 160
3 3 4 126
3 3 3 132
4 4 4 138
3 3 3 147
4 4 4 128
4 3 4 147
2 4 4 118
4 2 4 119
4 3 4 146
4 4 4 155
4 4 4 161
4 4 4 137
4 3 3 134
3 4 3 117
4 3 4 141
4 4 4 164
3 3 3 144
3 3 3 153
3 4 4 143
3 4 3 151
4 3 3 142
3 4 4 145
4 3 4 153
4 3 4 146
4 3 4 147
3 3 3 158
3 4 4 147
3 2 4 131
4 3 4 133
4 3 4 135
4 3 3 134
3 3 3 140
4 3 3 144
3 4 3 143
4 3 4 147
3 3 3 142
3 4 3 146
4 3 4 159
4 4 4 164
4 4 4 168
3 3 3 147
4 3 4 172
3 4 3 145
4 4 4 166
4 3 4 160
4 3 4 160
3 3 3 130
4 4 4 155
3 4 4 148
4 4 4 153
3 4 4 127
212 204 219 8835

Anda mungkin juga menyukai