Anda di halaman 1dari 6

1

Diagnosis Kondisi Transformator Berbasis


Analisis Gas Terlarut Menggunakan Metode
Sistem Pakar Fuzzy
Gatut Yulisusianto, Hadi Suyono, Rini Nurhasanah

menyalurkan tenaga listrik diperlukan transformator


Abstract---Dissolved gas analysis of transformer oil is one daya untuk mengubah listrik tegangan tinggi ke listrik
of the most effective ways to determine the transformer tegangan rendah yang siap digunakan oleh konsumen.
condition. Currently, there are many interpretation Kegagalan operasi transformator adalah merupakan hal
techniques that have been used in data processing of yang buruk bagi masyarakat pengguna listrik, karena
dissolved gas analysis results. However, all of the techniques
akan mengganggu kegiatan mereka, bahkan banyak
used are rely based on the experience of experts who have
perusahaan yang dirugikan karena mereka tidak dapat
conducted research by using the results of dissolved gas
analysis. The combination of expert system and fuzzy to beroperasi. Oleh karena itu transformator daya perlu
diagnose the dissolved gas analysis data to identify the dirawat dan dijaga kehandalannya, agar dapat tetap
condition of the transformer is discussed in this paper. The beroperasi dengan baik.
data used for this research is collected from several different Untuk menjaga kehandalan transformator daya
transformers and then interpreted by using a standard diperlukan suatu pengujian terhadap transformator
methods and fuzzy expert systems, and the results are tersebut. Salah satunya adalah pengujian kandungan
compared. From several experiments show that fuzzy expert gas, warna dan keasaman minyak transformator. Setelah
system is more effective to identify a transformer failure.
dilakukan pengujian maka akan dilakukan interpretasi
data untuk mengetahui keadaan dari transformer
Keyword---DGA, Dissolved Gas Analysis, Fuzzy Expert
System, TDCG. tersebut. Pada keadaan beroperasi, minyak
transformator menghasilkan senyawa-senyawa gas
AbstrakAnalisis gas terlarut dari minyak sebagai hasil dari proses penuaan dan dampak dari
transformator adalah salah satu cara yang paling efektif gangguan atau ketidaknormalan operasi transformator.
dalam memantau kondisi transformator. Saat ini telah Gas pada minyak transformator tidak dapat dideteksi
banyak teknik interpretasi yang digunakan dalam secara langsung karena terbentuknya gas memerlukan
mengolah data hasil analisis gas terlarut. Namun, semua waktu yang cukup lama dengan temperatur diatas 140 0C
teknik yang digunakan lebih mengandalkan pengalaman
[1]. Jenis gangguan berupa gangguan elektrik karena
para pakar yang telah melakukan riset menggunakan
corona, sparking dan arcing serta gangguan thermal
hasil analisis gas terlarut ini. Penggabungan sistem pakar
dan fuzzy dalam mendiagnosis data analisis gas terlarut (panas dengan temperatur <3000C, panas dengan
untuk mengidentifikasi kondisi transformator dibahas temperatur 3000C 7000C, dan panas dengan
pada makalah ini. Data analisis gas terlarut diperoleh dari temperatur >7000C. Gas yang dihasilkan akibat
beberapa transformator yang berbeda kemudian di peningkatan suhu mengikuti urutan :
interpretasi dengan menggunakan cara biasa dan sistem Hydrogen ( H 2 ) Methana (CH 4 ) Ethana (C2 H 6 )
pakar fuzzy, dan kemudian hasilnya dibandingkan. Dari
beberapa percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa
Ethylena (C2 H 4 ) Achetylena (C2 H 2 )
sistem pakar fuzzy lebih efektif dalam menemukan Gangguan-gangguan ini dapat membuat kinerja
indikasi kegagalan transformator. transformator menjadi tidak optimal dan mengakibatkan
cepatnya penurunan efektivitas kerja pada sistem
Kata KunciAnalisis Gas Terlarut, DGA, Sistem Pakar pendingin, umur dan sistem isolasi transformator,
Fuzzy, TDCG. sehingga gas dapat digunakan sebagai salah satu
indikator kondisi transformator.
I. PENDAHULUAN

T ENAGA listrik merupakan kebutuhan pokok dalam


menunjang semua kegiatan masyarakat. Dalam
II. METODOLOGI
Analisis gas terlarut atau Dissolved Gas Analysis
(DGA) adalah analisis kondisi transformator yang
Gatut Yulisusianto, mahasiswa`Program Magister Teknik Elektro dilakukan berdasarkan jumlah gas terlarut pada minyak
Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia dan dosen di Politeknik transformator, dengan cara mengekstrak gas-gas
TNI AD (e-mail: mr.gatut@gmail.com). tersebut dari suatu sampel minyak yang diambil dari
Hadi Suyono, dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya,
Malang, Indonesia (Telp.0341-554166; e-mail: hadis@ub.ac.id). transformator. Gas yang diekstrak lalu dipisahkan
Rini Nurhasanah, dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, menurut individual gasnya dan dihitung jumlahnya
Malang, Indonesia (Telp. 0341-554166;e-mail: rini.hasanah@ub.ac.id)

Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 1, Juni 2015


2

dalam satuan ppm (part permillion).Dari hasil uji DGA indikator gangguan adalah Hidrogen (H2), Karbon
ini dapat diketahui secara dini, mengenai kegagalan Monoksida (CO), Metana(CH4), Ethylene(C2H4),
pada transformator yang mungkin timbul. Etana(C2H6), dan Acetilena (C2H2) [3]. Komposisi
Ada beberapa standar uji DGA yang telah ditetapkan jumlah gas secara individu yang menonjol digunakan
oleh IEEE antara lain adalah Duvals Triangle, Total untuk mempresentasikan kegagalan yang terjadi pada
Dissolved Combustible Gases (TCG), Key Gas, Rogers transformator. Hal ini ditunjukkan seperti pada Tabel II.
Ratio, Doernenburg Ratio, dan IEC Ratio.
C. Metode Total Dissolved Combustible Gases
A. Metode Duvals Triangle (TDCG)
Segitiga Duval memaparkan analisis tentang Gas gas yang mudah terbakar antara lain adalah
konsentrasi gas yang terkandung dan ditentukan oleh Hydrogen (H2), Methana (CH4), Ethana (C2H6),
tiga jenis gas yaitu CH4, C2H4, dan C2H2 [2]. Titik area Ethylene (C2H4), Achetylena (C2H2) dan
ditentukan dari nilai prosentase salah satu gas Carbonmonoxide (CO) [3]. Jumlah konsentrasi masing-
dibandingkan dengan jumlah ketiga gas tersebut, masing gas yang mudah terbakar tersebut dijumlah, dan
kemudian ditarik garis ke satu titik di tengah area Jumlah total dari gas-gas yang mudah terbakar ini
segitiga, sehingga di titik tersebutlah hasil diagnosis (TDCG) digunakan untuk mengetahui kondisi
kegagalan dari transformator. Metode Duval diciptakan transformator sesuai Tabel III
untuk membantu metode-metode analisis yang lain. TABEL III
Pada Tabel I menjelaskan jenis gangguan dari hasil KARAKTERISTIK GANGGUAN DENGAN METODE TDCG
analisa gas dengan metode segitiga duval, dan pada Konsen
Level trasi Keterangan TDCG
Gambar 1 adalah hasil analisa yang dilakukan. (ppm)
Indikasi bahwa operasi transformator
TABEL I 1 < = 720
normal
KARAKTERISTIK GANGGUAN DENGAN METODE DUVAL 2 721 - 1920 Indikasi komposisi gas mulai tinggi,
No Region Diagnosis ada kemungkinan timbul kegagalan,
lakukan pencegahan agar gejala tidak
1 PD Partial discharge berlanjut.
2 D1 Low-range thermal fault (below 300C) 3 1921 - 4630 Indikasikan dekomposisi tingkat tinggi
Medium-range thermal fault (300- dari isolasi. Kegagalan mungkin sudah
3 D2 terjadi. Lakukan pencegahan agar
700C)
4 T1 High-range thermal fault (above 700C) gangguan tidak berlanjut.
5 T2 Low-energy electrical discharge 4 > 4630 Indikasikan pemburukan yang sangat
6 T3 High-energy electrical discharge tinggi dan adanya dekomposisi /
Indeterminate - thermal fault or kerusakan pada isolator sudah meluas.
7 D+T Akan segera terjadi kerusakan
electrical
transformator. Segera lakukan tindakan
perbaikan.

D. Metode Rogers Ratio.


Metode rasio roger menggunakan empat macam gas
yaitu H2, CH4, C2H2 dan C2H6.
TABEL III
KARAKTERISTIK GANGGUAN DENGAN METODE RASIO ROGER
C2H2 CH4 C2H4
Range Code Ratio
C2H4 H2 C2H6
< 0,1 0 1 0
0,1 1 1 0 0
13 1 2 1
>3 2 2 2
Case Tipe Gangguan
1 Tidak terjadi gangguan 0 0 0
2 Partial Discharges dengan
1 1 0
energi rendah
3 Partial Discharges dengan
1 1 0
energi tinggi
Gambar 1. Segitiga duval 4 Discharges, sparking, arcing
1-2 0 1-2
B. Metode Key Gas dengan energi rendah
5 Arcing, Discharges dengan
1 0 2
energi tinggi
TABEL II
6 Gangguan panas dengan
KARAKTERISTIK GANGGUAN DENGAN METODE KEYGAS 0 0 1
temperatur < 1500 C
No Keygas Diagnosis 7 Panas dengan temperatur rendah
0 2 0
antara 1500C 3000C
1 C2H4 Thermal Oil
8 Panas dengan temperatur tinggi
2 CO Thermal Cellulose 0 2 1
antara 3000 C - 7000 C
3 H2 Partial Discharge
4 H2 + C2H2 Arcing
Menurut metode rasio roger yang disempurnakan
dalam rasio IEC [2][3], diagnosa gangguan
Pada metode Gas Kunci yang digunakan sebagai transformator yang merupakan analisi perbandingan

Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 1, Juni 2014


3

suatu gas kunci terhadap gas kunci lainnya. Hasil C2H4, Gambar 6 untuk fungsi keanggotaan C2H6,
diagnosa gangguan dengan metode ini ditunjukkan pada Gambar 7 untuk fungsi keanggotaan CO, dan Gambar 8
Tabel III. Ada delapan hasil analisis, tetapi hanya tiga untuk fungsi keanggotaan CO2. Masing-masing fungsi
kategori yaitu kategori normal, kategori panas minyak memiliki tiga keanggotaan yaitu normal, tinggi, dan
transformator, dan elektrik discharge. sangat tinggi, namun dengan batas nilai yang berbeda-
beda tergantung jenis gas secara individual.
III. SISTEM PAKAR FUZZY.
Sistem pakar fuzzy dirancang dengan 1

Membership
menggabungkan dua metode yaitu sistem pakar yang SANGAT
NORMAL TINGGI
0.5 TINGGI
mengambil data dari metode standar yang sudah ada
yaitu metode TDCG, metode Gas Kunci, Metode Rasio 0
0 315 385 548 592 1000 PPM
Roger, Metode Doernenburg dan Metode Segitiga
Gambar 7 Fungsi keanggotaan gas CO
Duval. Sedangkan Logika Fuzzy yang digunakan adalah
pendekatan menggunakan Metode Gas Kunci.
Logika fuzzy yang dirancang menggunakan input
1
dari gas-gas yang mudah terbakar antara lain

Membership
Hydrogen(H2), Methana(CH4), Ethana(C2H6), Ethylene NORMAL TINGGI SANGAT
0.5 TINGGI
(C2H4), Achetylena(C2H2) dan Carbonmonoxide(CO).
0
0 2250 2750 3850 4150 10000 PPM
1
Membership

Gambar 8 Fungsi keanggotaan gas CO2


NORMAL TINGGI SANGAT
0.5 TINGGI

Pada perancangan rules menggunakan data


0
0 90 110 640 760 1000 PPM pendekatan Gas Kunci. Ada tiga indikasi kegagalan
Gambar 2 Fungsi keanggotaan gas H2 yang menonjol sesuai karakteristik gas, yaitu Ethylene
(C2H4), Hydrogen (H2), dan Carbon Monoxide (CO).
Gas Ethylene dapat digunakan sebagai pendeteksi
1
Membership

Thermal Oil, Gas Hydrogen sebagai pendeteksi


NORMAL TINGGI SANGAT
0.5 TINGGI Discharge, dan Carbon Monoxide sebagai pendeteksi
Thermal Cellulose.
0
0 108 132 368 438 1000 PPM
TABEL V
Gambar 3 Fungsi keanggotaan gas CH4 RULES UNTUK THERMAL CELLULOSE
Karakteristik
Rules Aturan Evidence
Gangguan
1
Membership

1 Normal IF CO=1 AND Pada level ini mengindikasi


NORMAL TINGGI SANGAT
0.5 TINGGI
CO2=1 THEN kan bahwa minyak dan
OUT=Normal isolasi minyak
0 transformator dalam
0 1.8 2.2 8.3 9.7 1000 PPM kondisi normal
Gambar 4 Fungsi keanggotaan gas C2H2
2 TC IF CO=2 AND Pada level ini mengindikasi
CO2>=1 THEN kan kerusakan pada isolator
OUT=Thermal kertas.
1
Cellulose
Membership

NORMAL TINGGI SANGAT


0.5 TINGGI 3 HTC IF CO=3 AND Pada level ini mengindikasi
CO2>1 THEN kan kerusakan pada isolator
0
0 45 55 95 105 1000 PPM
OUT=High kertas dan kontak tap
Gambar 5Fungsi keanggotaan gas C2H4 Thermal changer disertai dengan
Cellulose temperatur yang cukup
tinggi.

1
Membership

NORMAL SANGAT
Gas Ethylene (C2H4) digunakan sebagai pendeteksi
0.5 TINGGI
TINGGI
Thermal Oil bila disertai dengan Hydrogen (H2) bisa
0 berarti Minyak dalam kondisi panas tinggi. Sedangkan
0 59 71 96 105 1000 PPM

Gambar 6 Fungsi keanggotaan gas C2H6


Hydrogen (H2) secara individu dapat digunakan sebagai
pendeteksi adanya Discharge secara partial atau
Pada fase Fuzzifikasi, masing masing gas dibagi discharge low energy.
menjadi beberapa fungsi keanggotaan. Fungsi Apabila disertai dengan CH4 dapat berarti Discharge
keanggotaan masing masing gas dapat di tunjukkan medium energy. Gas Acetylene (C2H2) digunakan
pada Gambar 2 untuk fungsi keanggotaan H2, Gambar 3 sebagai pendeteksi panas berlebih, atau panas yang
untuk fungsi keanggotaan CH4, Gambar 4 untuk fungsi sangat tinggi, dan atau discharge of high energy atau
keanggotaan C2H2, Gambar 5 untuk fungsi keanggotaan terjadinya corona pada isolasi minyak

Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 1, Juni 2015


4

Tabel V adalah rules untuk diagnosis Thermal dan CO2 sangat tinggi (0,65), maka akan didapat empat
Cellulose, Tabel VI adalah rules untuk diagnosis aturan dari sembilan aturan yang dapat diaplikasikan :
Thermal Oil. Dan Tabel VII adalah rules untuk IF CO is tinggi and CO2 is tinggi THEN OUT is
diagnosis Discharge pada transformator. Thermal Cellulose
TABEL VI IF CO is sangat tinggi and CO2 is tinggi THEN
RULES UNTUK THERMAL OIL OUT is High Thermal Cellulose
Rules
Karakteristi
Aturan Evidence IF CO is tinggi and CO2 is sangat tinggi THEN
k Gangguan
OUT is Thermal Cellulose
1 Normal IF C2H4=1 AND H2=1 Pada level ini
AND C2H2=1 THEN mengindikasi kan IF CO is sangat tinggi and CO2 is sangat tinggi
OUT=Normal bahwa suhu minyak THEN OUT is High Thermal Cellulose
transformator dalam Dari empat aturan fuzzy dan empat input fuzzy
kondisi normal
tersebut, maka proses inference yang terjadi adalah
2 T1 IF C2H4=1 AND H2=2 Pada level ini melalui aturan Conjuction dan aturan Disjunction.
150 300 0 AND C2H2=1 THEN mengindikasi kan
C OUT=T1 bahwa minyak Aturan Conjuntion () digunakan dengan memilih
transformator meng derajat keanggotaan minimum dari nilai-nilai linguistik
alami temperatur yang diperoleh, dan dilakukan clipping pada fungsi
level rendah.
3 T2 IF C2H4=2 AND H2=2 Pada level ini
keanggotaan trapesium untuk OUT. Sehingga diperoleh
300 700 AND C2H2=1 OR mengindikasi kan hasil sebagai berikut :
IF CO is tinggi (0,2) and CO2 is tinggi (0,35)
0
C IF C2H4>=2 AND H2>=2 bahwa minyak
AND C2H2=1 OR transformator meng
IF C2H4=2 AND H2=2 alami temperatur
THEN OUT is Thermal Cellulose (0,2)
AND C2H2>=2 OR level sedang. IF CO is sangat tinggi (0,8) and CO2 is tinggi
IF C2H4>=2 AND H2>=2 (0,35) THEN OUT is High Thermal Cellulose
AND C2H2=2 THEN (0,35)
OUT=T2
4 T3 IF C2H4=3 AND H2=3 Pada level ini IF CO is tinggi (0,2) and CO2 is sangat tinggi
> 700 0 C AND C2H2=3 OR mengindikasi kan (0,65) THEN OUT is Thermal Cellulose (0,2)
THEN OUT=T3 bahwa minyak trans IF CO is sangat tinggi (0,8) and CO2 is sangat
formator mengalami
temperatur sangat tinggi (0,65) THEN OUT is High Thermal
tinggi. Cellulose (0,65)
SANGAT
TABEL VII NORMAL TINGGI
1 TINGGI
Membership

RULES UNTUK ELECTRIC DISCHARGE


Rul Karakteristi 0.5
Aturan Evidence
es k Gangguan
1 Normal IF H2=1 AND Pada level ini mengindikasi 0.2
0 crips
CH4=1 AND kan bahwa transformator 0 30 36 63 69 100
C2H2=1 THEN dalam kondisi normal
OUT=Normal
2 PD IF H2=2 AND Pada level ini mengindikasi (a)
CH4=1 AND kan bahwa trafo mengalami SANGAT
NORMAL TINGGI
C2H2=1 THEN gejala corona dengan 1 TINGGI
Membership

OUT=Partial indikasi partial discharges


0.65
Discharge energi rendah 0.5
3 D1 IF H2=2 AND Pada level ini mengindikasi
CH4>=2 AND kan bahwa trafo mengalami 0 crips
C2H2=1 THEN gejala corona dengan 0 30 36 63 69 100
OUT= Discharge indikasi discharges energi (b)
of low energy rendah Gambar 9 Dua Fuzzy Set dari proses Clipping: (a) Level Tinggi
4 D2 IF H2=3 AND Pada level ini mengindikasi (0,2) dan (b) Level Sangat Tinggi (0,65).
CH4>=2 AND kan bahwa trafo mengalami
C2H2=2 THEN discharge dengan indikasi Aturan Disjunction () digunakan dengan memilih
OUT= Discharge discharges energi cukup derajat keanggotaan maximum dari nilai-nilai linguistik
of high energy tinggi yang diperoleh. Prosesnya sebagai berikut :
5 ARCING IF H2=3 AND Pada level ini mengindikasi
CH4>=2 AND kan bahwa trafo mengalami OUT is Thermal Cellulose (0,2) OUT is
C2H2=3 THEN discharge dengan indikasi Thermal Cellulose (0,2) dihasilkan OUT is
OUT=Arcing discharges energi sangat Thermal Cellulose (0,2)
tinggi
OUT is High Thermal Cellulose (0,35) OUT is
Fase berikutnya adalah defuzzifikasi yang merupakan High Thermal Cellulose (0,65) dihasilkan OUT
proses setelah melalui proses fuzzifikasi dan proses is High Thermal Cellulose (0,65).
inferensi. Proses inferensi yang digunakan adalah model SANGAT
NORMAL TINGGI
Mamdani dengan cara clipping (alpha cut), karena cara 1 TINGGI
Membership

clipping merupakan salah satu cara yang mudah 0.65


0.5
diimplementasikan dan akan menghasilkan bentuk yang
0.2
mudah di-defuzzyfication [4]. Sebagai contoh misalnya 0 crips
data input fuzzy CO dan CO2 yang didapat adalah CO 0 30 36 63 69 100

tinggi (0,2) , CO sangat tinggi (0,8), CO 2 tinggi (0,35), Gambar 10 Proses Composition dari dua fuzzy

Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 1, Juni 2014


5

Dengan demikian diperoleh dua pernyataan yaitu metode tersebut, untuk dijadikan acuan pengambilan
OUT is Thermal Cellulose (0,2) dan OUT is High keputusan yang paling tepat untuk langkah
Thermal Cellulose (0,65). Proses inferensi pemeliharaan transformator tersebut.
menggunakan Model Mamdani menggunakan proses Penerapan ini dilakukan untuk menganalisis hasil uji
clipping menghasilkan dua area yang diarsir yang data gas terlarut, pada metode fuzzy adalah untuk
ditunjukkan pada Gambar 9 mengetahui kondisi transformator baik kondisi thermal
Sebelum defuzzyfication, terlebih dahulu dilakukan cellulose, thermal oil, maupun discharge, sedangkan
proses composition, yaitu agregasi hasil clipping dari pada sistem pakar yaitu TDCG, Gas Kunci, IEC,
semua aturan fuzzy sehingga didapatkan satu fuzzy set Dornenburg, Rogers dan Duval adalah untuk
tunggal. Proses composition dari dua fuzzy set, OUT is pembanding atau referensi tambahan dalam mendeteksi
Thermal Cellulose (0,2) dan OUT is High Thermal gangguan electrical fault dan thermal fault.
Cellulose (0,65), menghasilkan satu fuzzy set tunggal
A. Pengujian Trafo 1 GI Turen
yang ditunjukkan pada Gambar 10..
Untuk mendapatkan nilai Crips pada proses Hasil pengujian Trafo 1 GI Turen yang ditunjukkan
Defuzzyfication digunakan metode Centroid atau pada tabel VIII dapat dilihat bahwa diagnosis Fuzzy
disebut juga Center of Area. Metode ini menggunakan mengindikasikan adanya High Thermal Cellulose, hal
persamaan: ini sangat beralasan karena nilai CO dan CO2 yang
() sangat tinggi disebabkan adanya kerusakan pada isolasi
= ()
(1) kertas transformator dan disertai suhu yang cukup
tinggi.
dimana adalah suatu nilai crisp, dan fungsi TDCG mengindikasikan kondisi tinggi dimana level
Integration ini bisa digantikan dengan fungsi TDCG sudah melampaui batas normal yaitu diatas 700.
summation jika bernilai diskrit, sehingga menjadi : Keygas mengindikasikan adanya Overheat Cellulose
() yang diperoleh adanya nilai CO yang cukup tinggi.
= ()
(2) Duval mengindikasikan adanya gangguan thermal di
tingkat rendah sekitar 150 300 0C disebabkan
dimana adalah nilai crisp dan () adalah derajat timbulnya gas C2H4. Sedangkan Dornenburg, Roger
keanggotaan dari . dan IEC menyatakan Non Ratio dimana nilai gas yang
Dengan menggunakan metode Centroid dapat ada dianggap dalam batas normal, hal ini karena gas CO
dipasang titik sembarang pada daerah yang diarsir pada dan CO2 tidak terdapat dalam rasio Doernenburg, Roger
gambar 11 untuk mempermudah perhitungan. dan IEC.
SANGAT
TABEL VIII
NORMAL TINGGI
1 TINGGI HASIL PENGUJIAN TRAFO 1 GI TUREN
Membership

0.5

CENTER OF AREA

0 crips
0 30 36 63 69 100

Gambar 11. Fuzzy set dengan metode Centroid

Misalnya titik titik tersebut adalah 32, 35, 45, 55, 63,
67, 72, 78, 85, dan 93 B. Pengujian Trafo 1 GI Pakis
Dengan menggunakan persamaan metode Centroid dari
titik-titik tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut: Pada pengujian Trafo 1 GI Pakis yang hasilnya
ditunjukkan pada tabel IX menjelaskan bahwa diagnosis
(32 + 35 + 45 + 55 + 63)0,2 + (67 + 72 + 78 + 85 + 93)0.65 Fuzzy mengindikasikan adanya Arcing dan High
=
0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,65 + 0,65 + 0,65 + 0,65 + 0,65 Thermal Oil. Trafo dinyatakan arcing karena adanya gas
H2 yang sangat tinggi dan disertai dengan gas CH4 dan
46 + 257 303
= = = 71 C2H2 yang sangat tinggi , dan dinyatakan High thermal
4,25 4,25
Jadi dengan model Mamdani diperoleh hasil nilai oil karena adanya gas C2H4 yang disertai munculnya
crips = 71, yang artinya bahwa kondisi Thermal C2H2 yang sangat tinggi, dimana gas C2H2 biasanya
Cellulose adalah sangat tinggi (71). muncul apabila temperatur minyak sudah berada di atas
Perancangan sistem fuzzy tersebut diatas digunakan 500 0C.
untuk perancangan tiga buah sistem fuzzy yaitu untuk TABEL IX
HASIL PENGUJIAN TRAFO 1 GI PAKIS
Thermal Oil, Discharge, dan Thermal Cellulose

IV. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA


Mengenai implementasi hasil dan pengujian analisis
gas terlarut dari metode TDCG, Gas Kunci, IEC,
Dornenburg, Rogers dan Duval serta penerapan sistem
fuzzy yang merupakan proses dari hasil perancangan
perangkat lunak, kemudian membandingkan beberapa

Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 1, Juni 2015


6

TDCG mengindikasikan kondisi 3 dimana level Jawa Timur dengan menggunakan beberapa metode,
TDCG adalah level yang sangat tinggi, yang seperti ditunjukkan pada Tabel X.
mengindikasikan adanya dekomposisi tingkat tinggi Dari delapan data DGA yang nilainya diatas normal
dari isolasi kertas dan atau minyak transformastor. digunakan sebagai data pengujian sistem, diambil
Keygas mengindikasikan adanya High Discharge yang sebagai contoh pada Tabel X,, metode TDCG dapat
diperoleh adanya nilai C2H4 disertai C2H2 yang sangat mendiagnosis 87,5% data, Metode Key Gas 100%,
tinggi. Duval mengindikasikan adanya discharge energi Metode Duval 75%, Metode Doernenburg 12,5%,
rendah. Rasio Dornenburg menyatakan arcing, Metode Roger 25%, Metode IEC 25%, dan Metode
sedangkan Roger dan IEC menyatakan discharge di Fuzzy 100% . Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
tingkat rendah. metode keygas dan metode fuzzy dapat menganalisis
100% data DGA, namun metode key gas sangat rentan
TABEL X
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS YANG DIPEROLEH terhadap kesalahan diagnosis, hal ini karena data DGA
yang normal juga masuk dalam analisis sebagai
METODE kegagalan. Jadi metode fuzzy dengan menggunakan
N
pendekatan key gas lebih efektif dalam menyelesaikan
KEY GAS

DATA DGA diagnosis terhadap data-data DGA tersebut.


O
DUVAL

ROGER

FUZZY
TDCG

DOER

IEC

VI. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan
1 GI Turen Trafo 1 - - - bahwa: Sistem Pakar Fuzzy lebih efektif dalam
2 GI Blimbing Trafo 2 - - -
3 GI Pakis Trafo 1
mendiagnosis kegagalan transformator dan dapat
4 GI Babadan Trafo 1 - - - - implementasikan pada instansi yang membutuhkan dan
5 GI Babadan Trafo 3 - - - - akan sangat membantu dalam menganalisis DGA,
6 GI Buduran Trafo 2 - sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih optimal, dan
7 GI Buduran Trafo 5 - - -
8 GI Waru Trafo 1 - - - - dapat segera diambil langkah pencegahan sedini
Jumlah data yang dapat mungkin.
7 8 6 1 2 2 8
didiagnosis
DAFTAR PUSTAKA
87.5

12.5
100

100
75

25

25

Prosentase (%)
[1] Myers, S.D, Kelly, J.J. dan Parrish, R.H, 1981. A Gulde to
Transformer Maintenance, Transformer Maintenance Institut of
S.D. Myers. Inc. Akron, Ohio
[2] IEC 60599 Second Edition 1999 03, Mineral Oil
Impregnated Electrical Equipment in service Guide to
V. ANALISIS.
interpretation of Dissolved and free Gases Analysis.
Setelah dilakukan pengujian sistem terhadap delapan [3] IEEE Standar C57.104-2008. Guide for interpretation of Gases
data analisis gas terlarut yang nilainya melebihi normal, Generate in Oil Immersed Transformer.
[4] Suyanto, 2011. Artificial Intelligence. Penerbit Informatika.
dari beberapa Transformator di Gardu Induk wilayah Bandung.

Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 1, Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai