Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan. Nyeri tenggorokan yang muncul mendadak setelah

tertelan dua gigi palsu bagian depan yang menyatu menjadi satu saat tidur. Ini merupakan

kasus benda asing atau corpus alienum yang tertelan secara tidak sengaja. Menurut

penelitian disebutkan bahwa lokasi kasus corpus alienum yang terbanyak berada di

esophagus dan benda asing yang paling sering menyebabkan kasus corpus alienum

esofagus adalah gigi palsu.5 Untuk membedakan apakah corpus alienum masuk ke dalam

saluran pernafasan atau pencernaan dapat dengan melihat gejala yang muncul hingga

pemeriksaan penunjang seperti foto soft tissue cervical AP lateral dan foto thoraks.

Gejala awal corpus alienum esofagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda

asing tersebut tersangkut di daerah servikal. Bila benda asing tersangkut di esofagus

bagian distal timbul rasa tidak enak di daerah substernal atau nyeri di punggung. Gejala

lain adalah odinofagia yaitu rasa nyeri ketika menelan makanan atau ludah, hipersalivasi,

regurgitasi, muntah, serta ludah berdarah.9,16

Pada kasus ini pasien mengeluh nyeri tenggorokan serta adanya rasa mengganjal

dibagian tenggorokan. Namun tidak didapatkan gejala disfagia pada kasus ini. Menurut

teori Gejala disfagia bervariasi tergantung pada ukuran benda asing. Disfagia lebih berat

bila terjadi edema mukosa yang memperberat sumbatan, sehingga timbul rasa sumbatan

esofagus yang persisten. Pada kasus ini gigi palsu yang tertelan adalah hanya 2 gigi

bagian depan (incisivus) pasien, sehingga gejala yang muncul tidak parah, tidak

didapatkan disfagia.

17
Pada kasus ini tidak terdapat gejala dan tanda ada gangguan nafas seperti sesak,

stridor dan sianosis. Apabila terdapat gangguan tersebut maka dapat diperkirakan terdapat

penekanan pada trake oleh benda asing atau benda asing masuk kedalam saluran

pernafasan. Kriteria derajat adanya obstruksi jalan nafas bagian atas dapat dinilai dengan

kriteria Jackson sebagai berikut :

1. Jackson I ditandai dengan sesak, stridor inspirasi ringan, retraksi suprasternal, tanpa

sianosis.

2. Jackson II adalah gejala sesuai Jackson I tetapi lebih berat yaitu disertai retraksi supra

dan infraklavikula, sianosis ringan, dan pasien tampak mulai gelisah.

3. Jackson III adalah Jackson II yang bertambah berat disertai retraksi interkostal,

epigastrium, dan sianosis lebih jelas.

4. Jackson IV ditandai dengan gejala Jackson III disertai wajah yang tampak tegang, dan

terkadang gagal napas.22

Pada pasien ini tidak didapatkan gejala dan tanda obstruksi jalan nafas atas. Pada

pemeriksaan fisik khususnya bagian tenggorokan tidak didapatkan hal yang bermakna

hanya ditemukan gigi geligi yang tidak lengkap dengan Ssisa 2 molar tigas atas (kanan

kiri), 1 molar tiga kiri bawah, 3 insicivus bawah, 1 insicivus atas.

Diagnosis benda asing di esofagus dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

gejala dan tanda klinis, pemeriksaan radiologik serta esofagoskopi. Pemeriksaan

radiologi dapat dilakukan untuk memastikan benda asing masih tersangkut di esofagus,

akan tetapi pemeriksaan radiologi tidak dapat memberikan gambaran ukuran dan bentuk

benda asing seperti pada basis gigi palsu yang terbuat dari akrilik karena bersifat

radiolusen.12,14

18
Pada kasus ini telah dilakukan pemeriksaan radiologi berupa foto cervical AP

lateral untuk melihat apakah benda asing masih tersangkut di esophagus, namun karena

pada kasus ini gigi palsu terbuat dari akrilik sehingga tidak dapat tergambar ukuran dan

bentuk benda asing secara jelas. Foto rontgen toraks PA dan lateral dibuat dengan posisi

lengan di belakang, leher fleksi dan kepala ekstensi untuk menilai saluran napas dari

mulut sampai karina. Pada pasien ini juga direncanakan pemeriksaan penunjang berupa

esofagografi.

Pasien pasien ini telah direncanakan untuk dilakukan esofagoskopi. Penanganan

corpus alienum di esofagus tergantung dari beberapa faktor diantaranya yaitu; lokasi dari

benda asing, ukuran dari benda asing, dan lamanya benda asing berada didalam esofagus.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah esofagoskopi, biasanya tindakan terbagi menjadi

dua jenis, yaitu esofagoskopi kaku dan esofagoskopi fleksibel. Esofagoskopi kaku

digunakan untuk diagnosa dan pengambilan benda asing pada esofagus bagian atas

(krikofaringeal).9,15

Dalam tindakan esofagoskopi dapat terjadi kesulitan, yaitu saat melewati

sfingter, esofagoskop sukar melewatinya apabila pasien tidak sepenuhnya mengalami

relaksasi pada anastesi umum, yang menyebabkan kedua sfingter tertutup rapat

sehingga sulit untuk dilewati esofagoskop, untuk itu diperlukan premedikasi yang baik

sebelum tindakan esofagoskopi dilakukan.

External approach (lateral esofagotomi) digunakan apabila pengambilan

menggunakan endoskopi lentur maupun kaku mengalami kegagalan. Cara ini agak

rumit. Pada prinsipnya adalah mengeluarkan benda asing lewat esofagotomi.

Pembedahan torakotomi dilakukan apabila benda asing tidak didapatkan atau tidak

19
mungkin diambil dengan cara yang telah disebutkan sebelumnya atau bila benda asing

tidak memungkinkan untuk keluar spontan lewat tinja atau juga bila sudah ada

perforasi.9

20

Anda mungkin juga menyukai