TM sk1
TM sk1
1102014190
SASARAN BELAJAR
LI.1 Memahami dan Menjelaskan Perilaku Beresiko & Perilaku Kesehatan pada
Masa pubertas
1.1 Definisi
1.2 Tahapan perkembangan
1.3 Perilaku Beresiko
1.4 Kehamilan pada remaja dan kehamilan yang tidak diinginkan
1.1 Definisi
Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:
1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa.
2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari
tidak matang menjadi matang.
3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere
yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin
sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan
reproduksi
Pubertas : periode terjadinya perubahan fisik,fisiologis serta kematangan seksual secara pesat
terutama pada masa awal remaja. Terjadi pada usia 11/12 dan 15/16
Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22% yang
terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Masa remaja, yakni usia
antara usia 11 20 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksimanusia,
dan sering disebut masa peralihan
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap
tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses
tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.
Perkembangan sosial
Pengaruh teman sebaya sangat kuat
Terbentuknya pengelompokan sosial (nge-gank, dsb)
Mempertahankan Kehamilan
1. Risiko Fisik: kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain
(PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD) hingga kematian
2. Risiko Psikis/Psikologis.
pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya/
tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Kalau mereka menikah: perkawinan bermasalah yang penuh konflik krn sama-
sama belum dewasa & siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua.
Pasangan muda terutama pihak perempuan : dibebani o/ berbagai perasaan yg
tdk nyaman (dihantui rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah/ berdosa,
depresi atau tertekan, pesimis dll) hingga gangguan kejiwaan
3. Risiko Sosial
berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri krn rasa malu/cuti
melahirkan.
dikeluarkan dari sekolah : sekolah tdk mentolerir siswi hamil.
menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yg seharusnya dinikmati, &
terkena cap buruk karena melahirkan anak "di luar nikah" : kelahiran anak di luar
nikah masih menjadi beban orang tua maupun anak yg lahir.
4. Risiko Ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan & membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya
besar
Mengakhiri Kehamilan
Abortus dalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum
buah
kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan, dimana beratnya < 500
gram atau sebelum kehamilan usia 20 mgg
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
a. Resiko bagi ibunya :
(1) Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim
yang terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses
pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan
pada jalan lahir.
(2) Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik
dengan obat-obatan maupun memakai alat.
(3) Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari
persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan
panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang
salah.
(4) Kematian ibu.
Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.
b. Dari bayinya :
(1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini
terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
(2) Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram.
kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil
kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita
oleh ibu hamil.
(3) Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat
pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan
genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan
hormon.
(4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau
kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram,
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia.(Manuaba,1998).
2.2 Penatalaksanaan
Kehamilan dengan faktor resiko dapat dicegah bila gejalanya dapat ditemukan
sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikannya. Pencegahannya
dapat dilakukan dengan:
1. Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya sedini mungkin dan teratur ke petugas
kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan.
2. Ibu hamil mendapatkan imunisasi TT 1 dan TT 2
3. Bila ditemukan dengan kelainan resiko tinggi, pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif
4. Mengkonsumsi makanan dengan pola makan teratur dan gizi seimbang.
Kehamilan dengan faktor resiko dapat dihindari dengan mengenali tanda-tanda
kehamilan beresiko serta segera datang ke petugas kesehatan bila ditemukan tanda-
tanda bahaya kehamilan
Konsep
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun
waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau
tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain sepertikecelakaan, terjatuh dll
(Budi, Utomo. 1985).
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil
atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per
100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas
umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000
kelahiran.
Dimana:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada
tahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu,
di daerah tertentu.
Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.
Keterbatasan
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar,
mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang.Oleh karena itu kita
umumnya dignakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan pengembangan
perencanaan program.
X 1000
Ket:
NMR : Neonatal Mortality Rate, Angka Kematian Neonatal
PNMR : Post Nneonatal Mortality Rate, Angka Kematian Post Neonatal
IMR : Infant Mortality Rate, Angka Kematian Bayi
USMR : Under Five Mortality Rate, Angka Kematian Balita
Dimana :
Angka Kematian Neo-Natal :Angka Kematian Bayi umur 0-<1bulan
D0-<1thn :Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada
satu tahun tertentu di daerah tertentu.
lahir hidup :Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu
K :1000
Angka kematian post neo-natal
Definisi
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian
yang terjadi pada bayiyang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Rumus
Angka Kematian Post Neo-Natal :angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai
dengan kurang dari 1 tahun
D 1bulan-<1tahun :Jumlah kematian bayi berumur satu bulan
sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu
lahir hidup :Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
& daerah tertentu
K :konstanta (1000)
Dimana:
Jumlah kematian Anak (1-4)th :Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang belum
tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu.
Jumlah Penduduk (1-4) th :Jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan
tahun tertentu didaerah tertentu
K :Konstanta, umumnya 1000
4.1 Definisi
Pengembangan upaya peningkatan mutu pelayanan pada saat ini mengarah kepada
patient safety yaitu keselamatan dan keamanan pasien. Karena itu penerapan patient
safety sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam rangka globalisasi.
Dalam World Health Assembly pada tanggal 18 Januari 2002, WHO Excecutive Board
yang terdiri dari 32 wakil dari 191 negara anggota telah mengeluarkan suatu resolusi
untuk membentuk program patient safety. Isi dari program patient safety adalah:
1. Penetapan norma, standard dan pedoman global mengenai pengertian, pengaturan dan
pelaporan dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan penerapan aturan untuk
menurunkan resiko.
2. Merencanakan kebijakan upaya peningkatan pelayanan pasien berbasis bukti dengan
standard global, yang menitik beratkan terutama dalam aspek produk yang aman dan
praktek klinis yang aman sesuai dengan pedoman, medical product dan medical devices
yang aman digunakan serta mengkreasikan budaya keselamatan dan keamanan dalam
pelayanan kesehatan dan organisasi pendidikan.
3. Mengembangkan mekanisme melalui akreditasi untuk mengakui karakteristik provider
pelayanan kesehatan bahwa telah melewati benchmark untuk unggulan dalam
keselamatan dan keamanan pasien secara internasional. Dan yang terakhir adalah
mendorong penelitian terkait dengan patient safety.
Sesuai dengan isi program patient safety yang pertama, maka perlu dilaksanakan
Audit Maternal-Perinatal (AMP) sebagai salah satu upaya pencegahan sekaligus
penerapan aturan untuk menurunkan risiko kematian ibu dan bayinya.
Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai
informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan
masukan mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan KIA disuatu wilayah.
Dengan demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan
dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan pembinaan, ruang
lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai
kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan didukung oleh pelayanan KIA sampai
ketingkat masyarakat.
Lebih lanjut kegiatan ini akan membantu tenaga kesehatan untuk menentukan
pengaruh keadaan dan kejadian yang mendahului kesakitan/kematian. Dari kegiatan
ini dapat ditentukan:
Sebab dan faktor-faktor terkaitan dalam kesakitan/kematian ibu dan perinatal
Dimana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah kematian
Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan
Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan sistem
rujukan. Agar fungsi ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan :
Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat pelayanan
kesehatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara otopsi
verbal, yaitu wawancara kepada keluarga atau orang lain yang mengetahui riwayat
penyakit atau gejala serta tindakan yang diperoleh sebelum penderita meninggal
sehingga dapat diketahui perkiraan sebab kematian.
4.2 Tujuan
Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di
seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan perinatal.
Tujuan khusus audit maternal adalah :
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur
dan berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah
sakit pemerintah atau swasta dan puskesmas, rumah bersalin (RB), bidan praktek swasta
atau BPS di wilayah kabupaten/kota dan dilintas batas kabupaten/kota provinsi
Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah
sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa
besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk
tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk
yang masih muda.
Kegunaan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan
pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini
berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk
pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar
akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per
1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.
Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP, sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan
mutu pelayanan KIA di wilayah kabupaten/kota serta peningkatan kesinambungan
pelayanan KIA di tingkat dasar dan tingkat rujukan primer.
4.6 Metode
Metoda pelaksanaan AMP sebagai berikut
Penyelenggaran pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota bersama dengan RS kabupaten/kota, berlangsung sekitar 2 jam.
Kasus yang dibahas dapat berasal dari RS kabupaten/kota atau puskesmas. Semua
kasus ibu/perinatal yang meninggal dirumah sakit kabupaten/kota/puskesmas
hendak nya di audit, demikian pula kasus kesakitan yang menarik dan dapat diambil
pelajaran darinya
Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus sejak
dari
Dalam pelaksanaan audit maternal perinatal ini diperlukan mekanisme pencatatan yang
akurat, baik ditingkat puskesmas, maupun ditingkat RS kabupaten/kota. Pencatatan
yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Tingkat puskesmas
Selain menggunakan rekam medis yang sudah ada dipuskesmas, ditambahkan pula :
- Formulir R9formulir rujukan maternal dan perinatal)
Formulir ini dipakai oleh puskesmas, bidan didesa maupun bidan swasta untuk
merujuk kasus ibu maupun perinatal.
- Form OM dan OP (formulir otopsi verbal maternal dan perinatal)
Digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/bersalin/nifas yang meninggal
sedangkan form OP untuk otopsi verbal perinatal yang meninggal . untuk
mengisi formulir tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang
meninggal oleh tenaga puskesmas.
RS kabupaten/kota
Formulir yang dipakai adalah
- Form MP (formulir maternal dan perinatal )
Form ini mencatat data dasar semua ibu bersalin /nifas dan perinatal yang masuk
kerumah sakit. Pengisiannya dapat dilakukan oleh perawat
- Form MA (formulir medical audit )
Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun audit
perinatal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas dibagian
kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus
perinatal)
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka
kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An
Nisa : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya Rosulullah saw
bersabda :
Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut
ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua,
terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga ,
berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk
meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan
rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia.
( Bukhari dan Muslim )
Sedangkan zina secara harfiah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam
pengertian istilah adalah hubungan kelamin di antara seorang lelaki dengan seorang
perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan.
Daftar Pustaka :
http://www.slideshare.net/candra19/7-audit-maternal-perinatal
http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/210104090/635Kespro_Remaja.pdf
http://staff.ui.ac.id/internal/132147454/material/PelatihanKesehatanReproduksiRemaj
a.pdf
Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.
Djuhari, Wiranarta Kusumah. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan
Pengembangan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
http://www.anneahira.com/hamil-di-luar-nikah.htm
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/