Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya kelompok bagi kehidupan manusia bertumpu pada kenyataan bahwa manusia
adalah makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendirian. Dalam perjuangan
hidupnya, guna memenuhi kebutuhan hidup, kelompok manusia tidak terlepas dari
interaksinya dengan manusia lain disekelilingnya. Sejak dilahirkan ke dunia sampai
meninggal dunia, manusia selalu terlibat dalam interaksi, artinya tidak terlepas dari kelompok.

Di dalam kelompok ini proses sosialisasi berlangsung, sehingga manusia menjadi dewasa
dan mampu menyesuaikan diri. Dengan demikian, hampir dari seluruh waktu dalam
kehidupan sehari-hari dihabiskan melalui interaksi dalam kelompok, dididik dalam kelompok,
belajar di dalam kelompok, bekerja di dalam kelompok, bermain-main di dalam kelompok,
dan seterusnya dengan adanya berbagai kegiatan di dalam kelompok tersebut maka dalam
seluruh kehidupannya, manusia menghabiskan waktunya dalam seluruh kehidupannya,
manusia menghabiskan waktunya dalam berbagai keanggotaan pada berbagai jenis kelompok.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada setiap perkembangannya, manusia
membutuhkan kelompok.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dinamika kelompok
2. Untuk mengetahui fungsi dinamika kelompok
3. Untuk mengetahui jenis kelompok
4. Untuk mengetahui ciri kelompok sosial
5. Untuk mengetahui cara pembentukan kelompok
6. Untuk mengetahui Pertumbuhan dan Perkemban
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati
interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain,
sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai
tujuan bersama.

Maka Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu
dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.

B. Fungsi Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup


dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:

1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.


(Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.)

2. Memudahkan segala pekerjaan.

(Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)

3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban


pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.

(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai


keahlian)

4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat


(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang
sama dalam masyarakat)

C. Jenis Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang
ada.

Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa,


antara lain:

1. Kelompok Primer

Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya


saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.

Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang


yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga
setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui
perantara.

Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

2. Kelompok Sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv. Misalnya: partai
politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

3. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh
dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.

4. Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan
kebutuhan-kebutuhan seseorang.

Keanggotaan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh


daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas
yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati.
Misalnya: kelompok arisan

D. Ciri Kelompok Sosial

Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki motive yang sama antara individu satu dengan yang lain.

(menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)

2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain

(Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)

3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing

4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

E. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau
motivasi, dan tujuan yang sama dalam memanuhi kebutuhannya.

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama
dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya,
sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi
akan membentuk sebuah kelompok.

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing


anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota).

Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu
dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi bisanya
bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota
kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah
terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok,


dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:

1. Persepsi

Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang


dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan
intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan
demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi
anggotalainnya.

2. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan
yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara
sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan
agar bisa memotivasi diri unuk maju.

3. Tujuan

Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan


tugas-tugas kelompok atau individu.

4. Organisasi

Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan


kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien
dan efektif.

5. Independensi

Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini


merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi
selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang
disepakati kelompok.

6. Interaksi

Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan


interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan
atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

F. Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok


Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok
adalah sebagai berikut:

1. Adaptasi

Proses adaptasi berjalan dengan baik bila:

a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru

b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika
kelompok tersebut.

c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.

2. Pencapaian tujuan

Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk:

a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama

b) membina dan memperluas pola

c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan


kemampuannya.

Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana


komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Dengan demikian perkembangan
kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain

1. Tahap pra afiliasi


Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu
akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi
kelompok yang sangat akrab dengan salingmengenal sifat dan nilai masing-masing
anggota.

2. Tahap fungsional

Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain,
tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan
terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.

3. Tahap disolusi

Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelopok sudah mempunyai rasa tidak
membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang
akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.

G. Kelebihan dan Kekurangan dalam Kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun


memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam
kelompok tersebut.

1. Kelebihan Kelompok

Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi &
pendapat anggota yang lain.

Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya


dengan menekan kepentingan pribadi demi tercapainya tujuan kelompok

Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan norma yang


telah disepakati kelompok.

2. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau
jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
pertemuan.

H. Pentingnya Dinamika Kelompok dalam Perawatan

Profesi Keperawatan merupakan bagian dari profesi kesehatan yang anggotanya terdiri atas
perawat dalam satu ikatan profesi yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama
dalam bidang keperawatan

Profesi keperawatan terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yang


memiliki tradisi, norma, prosedur dan aktivitas yang sama.

Setiap anggota saling tergantung satu dengan yang lain karena saling membutuhkan
bantuan.

Setiap anggota profesi memiliki ciri-ciri yang berbeda dan dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, yaitu:

a) Anggota Psikologis

Secara psikologis memiliki minat untuk berpartisifasi dalam kelompok norma

b) Anggota Marginal

Kelompok menerima baik keanggotaannya tetapi bersikap menjauhatau tidak ingin


terlalu terlibat dalam kelompoknya.

c) Anggota Pemberontak

Anggota kelompok yang bersikap menentang dan tidak bersedia menerima norma yang
ada
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Cara mengidentifikasikan kelompok berdasarkan persepsi, berdasarkan motivasi,
berdasarkan tujuan, berdasarkan organisasi, berdasarkan interdependensi, berdasarkan
interaksi
2. Seperangkat indikator pertumbuhan kelompok diantaranya adaptasi, pencampaian
tujuan, integrasi, pola pemeliharaan dan perluasan.
3. Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang
lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika
kelompok melalui proses ice breaking, storming, forming, norming, performing.

B. Saran
Pentingnya dinamika kelompok dikarenakan individu tidak mungkin hidup sendiri di
dalam masyarakat, individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupan.
Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat
terlaksana dengan baik masyarakat yang demoksratis dapat berjalan baik apabila lembaga
sosial dapat bekerja dengan efektif. Dinamika kelompok menjadi bahan persaingan dari
para ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, maupun ahli yang menganggap
dinamika kelompok sebagai eksperimen. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap
pendekatan-pendekatan yang ada dalam dinamika kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, AAA. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Huraerah, Abu,dkk.2005. Dinamika Kelompok. Bandung: Rafika Aditama

Fallen, R,dkk.2009.Catatn Kuliah Keperawatan Komunitas.Yogyakarta: Nuha Medika

http://niladwipsikologi.wordpress.com/2010/11/07/pembentukan-struktur-kelompok-
tahap-norming/

http://umitrastikes.blogspot.com/2010/01/dinamika-kelompok-dalam-keperawatan.html

http://dewawika.wo`rdpress.com/materi-dinamika-kelompok/
Diposting 20th October 2015 oleh andika candra

Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai