Uro 2
Uro 2
Kucing merupakan salah satu hewan kesayangan yang banyak digemari oleh masyarakat
luas. Hal ini dikarenakan kucing memiliki rambut yang indah, karakternya yang jinak, serta
dapat menjadi teman bermain.Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan kucing sangat mirip
dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Kucing kesayangan bahkan sering
sampai diberi nama keluarga yang sama seperti nama pemiliknya.Sebagai hewan kesayangan
masalah kesehatan yang dapat terjadi pada kucing, diantaranya adalah penyakit saluran
padavesika urinaria, ginjal, ureter dan uretra (Smith et al., 1972).Urolith atau disebut juga
bladder stone merupakan batu yang terbentuk akibat supersaturasi di urin dengan kandungan
mineral-mineral yakni kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang ureter
dan masuk ke dalam vesika urinaria. Kristal yang paling sering ditemukan adalah kalsium
oksalat dengan presentase kejadian 46,3% dan magnesium amonium fosfat sebanyak
besar ukurannya,memperparah kerusakan dan menimbulkan gejala klinis pada hewan tersebut
(Gipson, 1996).Urolith ini terbentuk di dalam saluran urinaria dalam berbagai bentuk dan
jumlah, tergantung pada infeksi, pengaruh diet/konsumsi, dan genetik (Koesharyono, 2008).
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya batu adalah aktivitas statis, kurang minum,
makanan yang banyak mengandung kalsium, oksalat dan fosfat serta penurunan pH urin
(Sastrowardoyo, 1997).Pembentukan urolith dimulai dari ginjal yang kemudian terbawa melalui
ureter dan terakumulasi di vesika urinaria. Kejadian urolithiasis umumnya terjadi pada semua
spesies hewan, terutama pada kucing, anjing, dan sapi. Terbentuknya urolith pada anjing sering
terjadi, kecuali pada ras Dalmatian hanya 1%, sedangkan pada kucing frekuensinya lebih besar
terjadi pada kucing jantan. Bentuk kalkuli bisa sangat halus seperti pasir, namun dapat juga bulat
membesar dan berbentuk tidak teratur. Adanya urolith didalam saluran perkencingan dapat
menyebabkan iritasiyang menimbulkan rasa nyeri, akibatnya saluran tersebut rusak dan
ditemukan darah bersama urin.Iritasiyang ditimbulkan dari hasil gesekan antara kalkuli dengan
lumen vesika urinaria tergantung dari permukaan kalkuli itu sendiri (Bloomet al., 1954).
Dengan adanya kasus urolithiasis yang umum terjadi pada kucing, maka sangat penting
bagi praktisi veteriner untuk mengetahui proses penerimaan pasien dengan penyakit urolithiasis,
mengetahui metode pemeriksaan anamnesa serta pemeriksaan klinis,dan metode diagnosa serta
TINJAUAN PUSTAKA
Kucing Persia
Kucing termasuk keluarga Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti
singa, macan dan harimau. Kucing tersebar secara luas di seluruh Eropa, Asia Selatan, Asia
Tengah, dan Afrika. Saat ini kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang populer di
dunia (Suwed and Budiana, 2006). Kucing domestik atau yang biasa disebut dengan kucing
kampung merupakan kucing hasil evolusi kucing liar yang beradaptasi dengan lingkungan, dekat
dengan manusia sepanjang ribuan tahun usia kehidupan. Proses adaptasi ini menghasilkan jenis
persia memiliki tubuh yang tegap, kaki pendek, wajah yang berbentuk bulat dan lebar, serta
memiliki rambut yang panjang dan tebal. Kucing persiasendiri biasa digunakan untuk keperluan
program breeding serta acara show, selain itu kucing persia juga merupakan kucing yang sangat
Penyakit Urolithiasis
Urolithiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya batu (urolith) atau
kristal-kristal garam pada saluran kencing (tractus urinarius). Urolith memiliki ukuran yang
bermacam-macam, mulai dari partikel seperti pasir sampai berukuran lebih besar, yang terlihat
klinis tergantung dari urolith dalam struktur anatomi sistem urinari dan jenis kelamin. Kucing
penderita akan mengalami gejala kesulitan dalam urinasi, batu dalam saluran urinaria dapat
meyebabkan rasa nyeri saat urinasi ditandai dengan seperti kesakitan pada daerah perut.Adanya
urolith pada saluran urinaria umumnya menyebabkan radang, stranguria atau pengeluaran urin
dalam frekuensi lambat, dysuria atau nyeri, dan anuria atau tidak dapat mengeluarkan urin sama
sekali hingga hematuria atau urin disertai darah (Breitschwerdt, 1986).Penyakit urolithiasis
umumnya sering terjadi pada kucing berjenis kelamin jantan, dan menyerang kucing berumur 1-
7 tahun. Urolithiasis sering terjadi pada kucing dengan ras Persia (Thomson, 1988).
klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Pada waktu melakukan pemeriksaan klinis, palpasi pada
daerah abdomen akan terasa adanya pembesarankandung kencing. Selain itu pemeriksaan lain
yang dapat dilakukan adalah foto rontgen atau pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG).Pada
pemeriksaan radiografi diperlukan persiapan pasien yang memadai untuk pengamatan terhadap
adanya kalkuli dan lesi pada traktus urinarius. Pada pemeriksaan radiografi sendiri urolith kecil
sering tidak kelihatan, atau dapat terjadi kesalahan dalam interpretasi jika persiapan pasien tidak
memadai, sedangkan tujuan pemeriksaan USG adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya urolit
Terapi yang dapat diberikan pada pasien penderita urolithiasis adalah katerisasi sehingga
terjadi pengeluaran urin dan kristal pada VU. Penyuntikan cairan fisiologi, intravena atau perfusi
diperlukan ketika sindrom uremia terjadi (depresi, muntah, dan dehidrasi) dengan tujuan untuk
mengganti cairan tubuh, dan menstabilkan pH cairan tubuh. Pemberian antibiotik diperlukan
untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Dalam beberapa kasus tindakan bedah seperti
cystotomy dan urethrotomy diperlukan untuk menghilangkan sumbatan atau mencegah terjadinya
perlu diperhatikan adalah kontrol diet, mengkonsumsi air putih secara cukup, serta
memperhatikan kebersihan lingkungan seperti kandang, tempat pakan dan minum hewan juga
Patogenesis
Faktor utama yang mengatur kristalisasi mineral dan pembentukan urolith adalah derajat
saturasi urin dengan mineral-mineral tertentu. Saturasi memberikan energi bebas untuk
terjadinya kristalisasi dan perkembangan kristal. Oversaturasi urine dengan kristal merupakan
urinaria dan rupturnya saluran padauretra. Pecahan urolith atau kalkuli yang terbawa melalui
uretra juga akan mengakibatkanradang sehingga pembuluh darah pada dinding saluran
perkencingan pecah dan memicu keluarnya darah yang terbawa pada urin. Adanya urolith pada
vesika urinaria dan uretra juga dapat mengakibatkan obtruksi sehingga memicu terjadinya rasa
nyeri yang sangat pada saat hewan melakukan urinasi.Urolithiasisyang disebabkan kalsium
oksalat merupakan jenis urolithiasisyang sering terjadi pada kucing (Brown, 2013).
Jenis-jenis Urolith
Jenis-jenis urolithyang sering ditemukan pada kucing menurut Lulich dan Osborne
1. Urolithstruvite berbentuk bulat atau persegi, dapat terbentuk pada pelvis renalis, ureter, vesika
urinaria, atau urethra. Tersusun dari Mg++, NH4+, fosfat. Berwarna putih, kuning sampai coklat,
rapuh, jika digerus hancur seperti kapur, permukaannya halus, atau kasar tanpa tonjolan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya urolith struvite adalah pH urine bersifat basa atau
2. Urolithcystine berbentuk bulat atau oval, biasanya kecil permukaannya halus, tersusun
dari asam amino cystine, mudah dihancurkan, berwarna krem kekuningan, kuning
kehijauan sampai coklat. Cystinuria dapat diidentifikasi berdasarkan kristal cystine yang
berbentuk hexagonal. Terdapat pada urin yang asam, kecil, halus, berwarna kuning
3. Urolithurate, urolith urat berbentuk bulat atau oval, permukaannya halus, tersusun dari
NH4 urat, biasanya kecil, berlapis-lapis konsentris seperti kulit telur, mudah pecah,
sering mengandung kalsium fosfat, biasanya kecil dan rapuh, berwarna krem sampai coklat,
REKAM MEDIK
Signalement
Pada hari Rabu, 22 Agustus 2015 dilakukan pemeriksaan secara klinis pada seekor
kucing persia betina dengan rambut lebat berwarna putih yang bernama Mimi, berumur 7 tahun,
dengan bobot badan 3,3 kg. Pemilik kucing bernama Aulia Insani yang beralamat di Jalan
didapatkan pemilik daripemberian saudaranya sejak Mimiberumur tiga tahun. Pemilik hanya
memiliki dua ekor kucing dan dipelihara secara dikandangkandan terkadang dilepas di sekitar
rumah. Kondisi kandang selalu dibersihkan setiap hari. Status vaksinasi kucing tersebut sudah
persis kucingnyatelah menunjukkan gejala mulai kapan, namun seminggu yang lalu pemilik
urinasi namun volume urinnya sedikit (oligouria) di sembarangan tempat tidak pada bak pasir
yang telah disediakan.Dan sudah dua hari ini nafsu makannya pun mulai menurun, begitu juga
dengan nafsu minumnya. Pemilik melaporkan bahwa pakan yang biasanya diberikan dua kali
sehari, pagi dan sore hanya berkurang sedikit dibanding biasanya yang selalu habis. Pemberian
pakan kucing 2 kali dalam satu hari dan untuk minum kucingnya diberikan air PDAM secara
adlibitum. Selama itu Mimi belum pernahdiobati dan dibawa ke dokter hewan.
Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik diperoleh data berupakucing persia bernama mimi
memiliki bobot 3,3kg, suhu tubuh kucing normal yaitu 38,1C karena temperatur rektum normal
kucing berkisar 37,8C - 39,2C. Hasil pemeriksaan frekuensi pulsus kucing adalah 120
kali/menit, hal ini berarti frekuensi pulsusnya normal, frekuensi pulsus normal kucing antara
110-130 kali/menit. Hasil pemeriksaan frekuensi nafas kucing adalah 28 kali/menit. Frekuensi
Keadaan mukosa gusi dan konjungtiva kucing normal berwarna merah muda, dengan
hasil pemeriksaan CRT (capillary refill time) pada gusi 2 detik, keadaan kulit, mata dan bentuk
telinga kucing normal. Refleks pada pupil serta sistem saraf pada kucing normal, pada
limfonodus tidak terjadi pembengkakan, saat di palpasi bagian epigastrium dorsal untuk
memeriksa apakah ginjal bermasalah atau tidak, ternyata tidak ada pembengkakan dan kucing
tidak menunjukkan reaksi nyeri, pada bagian abdomen terabavesika urinaria yang penuh oleh
urin.
Etiologi Urolithiasis
urolith pada vesika urinaria biasa terjadi pada hewan, terutama pada hewan domestik seperti
kucing. Urolith terbentuk di dalam vesika urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung
pada infeksi, pakan yangdikonsumsi, dan genetik (Suryandari, 2012).Saat urin mengalami
tingkat kejenuhan yang tinggi, yang disertai dengan kelarutan garam, garam tersebut mengalami
presipitasi dan membentuk kristal (crystalluria).Jika kristal itu tidak dikeluarkan maka akan
terbentuk agregat yang disebut dengan kalkuli. Urolith merupakan batu yang terbentuk akibat
Urolith dengan berbagai komposisi mineral telah ditemukan pada kucing, seperti struvite,
kalsium oksalat, kalsium fosfat, uric acid/urate, dan cystine. Struvite dan kalsium oksalat adalah
urolith yang paling umum ditemukan pada kasus klinik. Batu dan kristal tersebut dapat
ukurannya,memperparah kerusakan dan menimbulkan gejala klinis pada hewan tersebut (Gipson,
1996).
GejalaKlinis
Kucing milik Aulia menunjukkan beberapa gejala klinis antara lain kencing
sedikit-sedikit dan sembarangan tidak pada bak pasir (dysuria), volume urin sedikit (oligouria),
Uji Laboratorium
Untuk dapat meneguhkan diagnosa penyakit pada kucing persia bernama mimi yang
dimiliki Aulia, maka selain pemeriksaan fisik juga dilakukan beberapa pemeriksaan
PemeriksaanUltrasonografi(USG)
Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) menunjukkan adanya urolith atau kalkuli pada
Ph 6,5 6-7
Leukosit 70 Negatif
Interpretasi :
Perubahan yang terlihat pada pemeriksaan darah kucing persia yang bernama
(29,15%), dan hasil monosit tinggi (6%). Interpretasi dari hasil pemeriksaan hematologi rutin
monositosis. Dan dapat diindikasikan bahwa kucing persia yang bernama mimi mengalami
Diagnosa
klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Selain itu pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah
vesika urinaria.
Prognosis
Melihat hasil pemeriksaan dan kondisi hewan secara umum dan umur dari kucing, maka
Terapi
Berdasarkan diagnosis dan prognosis yang sudah ditetapkan, kucing tersebut dapat
diterapi dengan antibiotik Betamox LA diinjeksikan 0,3 ml.Dan obat yang diresepkan adalah
antibiotik Ciprofloxacin tablet 500 mg, satu tablet Ciprofloxacin dijadikan pulveres menjadi 10
telah dilakukan dapat didiagnosa kucing persia milik Aulia mengalami urolithiasis. Pada saat
kali/menit, frekuensi pulsus normal kucing antara 110-130 kali/menit. Hasil pemeriksaan
frekuensi nafas kucing normal yaitu 28 kali/menit, frekuensi nafasnormal kucing berkisar 20
30 kali/menit. Untuk suhu tubuh kucing normal yaitu 38,1C karena temperatur rektum normal
kucing berkisar 37,8C - 39,2C.Pada pemeriksaan klinis teramati turgor kulit normal, mukosa
berwarna merah muda, dan CRT yang tidak lebih dari dua detik.
Pada kasus ini tanda klinis yang terlihat pada hewan adalah kencing sedikit-sedikit dan
sembarangan tidak pada bak pasir (dysuria), volume urin sedikit (oligouria), serta nafsu makan
dan minum menurun atau kurang bagus. Urin berwarna kecoklatan. Kejadian terbentuknya
urolith biasa terjadi pada hewan, terutama pada kucing. Proses pembentukan kristal berasal dari
beberapa proses fisiokimia seperti peningkatan eksresi kalsium dan oksalat dalam urin,
saluran ureter, retensi ureter, dan agglomerasi ureter (Yadav et al., 2011).
dilepas disekitar rumah dan pemilik memberikan pakan cat food kering. Cat food yang diberikan
mengandung protein, karbohidrat, serat, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral. Obstruksi
pada saluran urin dan cystitis dapat menimbulkan retensi urin, khususnya dalam vesika urinaria,
yang menyebabkan suasana urin menjadi lebih alkalis (Loeb and Quimby, 1989).
Menurut Meyer dan Harvey (1998) asupan protein tinggi menyebabkan pH urin di bawah
netral (asam), sedangkan apabila asupan makanan mengandung serat menyebabkan pH urin
bersifat alkalis atau netral. Nilai pH urin merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
berbagai macam keadaan dalam saluran perkemihan, misalnya terbentuknya urolith. Tingkat
keasamaan pH urin yang terlalu asam atau terlalu basa, keduanya sama berisiko menimbulkan
urolith. Perbedaan hanya pada kandungan urolith tersebut. Formasi kristaluria yang terbentuk
dapat diindikasikan oleh pH urin. Nilai pH urin > 7 memudahkan terbentuknya kalsium
karbonat, kalsium posfat, magnesium amonium phosphate atau struvit serta penyakit hepar,
sedangkan pH urin < 7 cenderung terbentuk kalsium oksalat dehidrat, kalsium oksalat
monohidrat, sistin, sodium urat atau ammonium urat, asam urat, dan xanthin(Stockhom and Scot,
2002).
Nilai pH urin juga sangat erat kaitannya dengan pakan yang dikonsumsi oleh
kucing.Mengingat bahwa pH urin penting untuk diagnosa dan langkah terapi dalam manajemen
formasi urolith, maka memantau pH urin harus dilakukan untuk mencegah terjadinya formasi
urolith. Dengan mempertahankan pH urin 5,9 6, 4 maka resiko terjadinya struvit dapat dicegah
Diketahui pada pemeriksaan fisik urin didapatkan hasil urinyang keruh, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah yang besar, juga bisa
disebabkan oleh eritrosit, leukosit, sel-sel epitel, chyclus, lemak dan benda-benda koloid (R.
Gandasoebrata, 1984). Untuk bau urin berbau pesing, hal ini disebabkan karena pemecahan
ureum dan kadar eritrosit yang terdapat pada urin, sedangkan adanya buih berwarna putih karena
meningkatnya protein dalam urin (Koestadi, 1989). Untuk berat jenis urin masih dalam kisaran
Pada pemeriksaan dipstick urin didapatkan hasil ditemukannya leukosit, dan protein.
Adanya banyak leukosit dalam sedimen urin menunjukkan radangdi suatu bagian traktus
urogenitalis, bisa jadi disebabkan oleh urolithyang ada pada vesika urinaria.Protein didapatkan
hasil positif 2 (++). Jika didapatkan protein >1 maka dikatakan ada kelainan atau gangguan
ginjal sebagai organ yang berfungsi memfiltrasi darah, adanya kandungan albumin dalam urin
merupakan indikator pertama yang paling sensitif untuk mengetahui adanya gangguan pada
glomerulus, sebelum timbul albuminemia. Sedangkan adanya bilirubin dalam urin dapat sebagai
petunjuk adanya penyakit pada sistem perkemihan sendiri atau yang berkaitan dengan sistem lain
Selain itu uji hematologi yang dilakukan dengan sampel darah milik Mimimenunjukan
mengindikasikan telah terjadi radang kronis pada hewan. Monosit berperan dalam peradangan
ammonium phosphate/struvite (Gambar 5).Menurut Jubb et al. (1985), urin yang mengandung
struvit dengan batu atau tanpa batu yang berkembang dalam vesika urinaria sering terlihat pada
kucing. Jika komposisi mineral urolith hewan peliharaan dianalisis secara kuantitatif tipe kimia,
pada kucing keturunan Burma (Burmese), Persia (Persian) dan Himalaya (Himalayan)
mempunyai resiko terbesar untuk menimbun kalsium oksalat dan magnesium ammonium fosfat
dijadikan petunjuk bahwa kucing terindikasi mengalami urolithiasis, selain itu pemeriksaan USG
menunjukkan bahwa terdapat partikel-partikel benda asing yang diduga kalkuli pada vesika
urinaria, hal ini menunjukan adanya urolith pada vesika urinaria kucing. Selain itu hasil
Terapi yangdiberikan pada kasus ini adalah dengan memberikan injeksi antibiotik
(Betamox LA 150 mg) 0,3 ml. Obat yang diresepkan adalah Ciprofloxacin tablet 500 mg dan
Nephrolit. Pemberian Ciprofloxacin yaitu dua kali sehari sebanyak 1 pulveres sesudah makan
setiap pemberian. Ciprofloxacin diberikan pada hari ke 3 setelah pemberian injeksi Betamox LA,
mengurangi infeksi pada saluran kemih. Nephrolit kapsul diberikan satu kali sehari masing-
menjadi lebih kecil sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan saat kucing urinasi.
Setelah dilakukan perawatan secara intensif, dengan pemberian obat danpemberian pakan
yang sesuaidengan takaran yang dianjurkan, kondisi kucing persia bernama mimi milik
Auliamenunjukkan perkembangan kesembuhan yang baik. Hal ini ditandai dengannafsu makan
dan minumnya baik,urin tidak sedikit-sedikit, dan kucing dapat urinasi dengan normal, fisik urin
kucing normal yaitu berwarna kuning sedang, jernih, sedikit berbuih dan berbau pesing/amoniak.
urolithiasis kemungkinan besar terjadi akibat pemberian pakan kering. Saran yang dapat
diberikan kepada pemilik adalah sebaiknya pakan diganti dengan makanan basah atau pakan
kering dikuranngi. Selain itu perlu pemberian minum yang lebih dari normal dimana kebutuhan
normal minum kucing perhari adalah 5-10 ons. Pemberiannya bisa menggunakan spuit berisi air
yang dituangkan ke dalam mulut kucing. Pemberian lebih dari normal dimaksudkan agar urolith
yang berusaha dihancurkan oleh reaksi obat dapat luruh keluar bersama urin.
DAFTAR PUSTAKA
Bartges JW, Osborne CA, Lulich JP. 1999. Methods for evaluating treatment of uroliths. Vet Clin North
Am: Small Anim Pract; 29:45.
Bloom F. 1954. Pathology of The Dog and Cat :The Genitorinary Sistem, with Cinical Consideration.
American Veterinary Publication inc. United States of America. Evanston. pp 463.
Breitschwerdt EB. 1986. Contemporary Issues in Small Animal Practice: Nephrology and Urology. New
York.Churchill Livingstone.pp: 261
Brown SA.2013. Urolithiasis in Small Animals.The Merk Veterinary
Manual.http://www.merckmanuals.com/vet/urinary_sistem/noninfectious_diseases_of_the_urina
ry_sistem_in_small_animals/Urolithiasis_in_small_animals.html. (Diakses 26 Agustus 2015).
Dimski DS, Buffington CA, Johnson SE, Sherding RG, Rosol TJ. 1992. Serum lipoprotein
concentrations and hepatic lesions in obese cats undergoing weght loss. American Journal of
Veterinary Research, 53, 1259-1262.
Fossum TW. 2002. Small Animal Surgery, ed 2nd Mosby, St. Lois London. Toronto. Philandelphia
sydney.
Gandasoebrata, 1984. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: Jakarta.
GipsonJM. 1996. Biokimia Patologi Hewan. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor. pp 141.
Jubb KVF,Kennedy PC, and Palmer N. 1985. Pathology of Domestic Anmal. 3rd. Academic Press INC
Ltd. London. pp 582.
Kardena IM, Berata IK, Oka WIB, Mirah AA, Windia AIB. 2011. Patologi Veteriner Umum. Denpasar.
Swasta Nulus.
Koesharyono C. 2008. Penanganan Kasus Urolithiasis padaAnjing.http://www.anjingkita.com/
(Online)[Diakses tanggal26 Agustus 2015].
Koestadi. 1989. Kimia Klinik Teori dan Praktek Darah. Kediri : AAK Bhakti Wiyata.
Loeb, W.F. and F.W Quimby. 1989. The Clinical Chemistry of Laboratory. Animals. Pergamon Press
Inc.
Lulich JP, Osborne CA. 2007. Management of Urolithiasis. BSAVA Manual of Canine and Feline
Nephrology and Urology, 2nd Edition. London. 252-263.
Meyer DJ andHarvey JW. 1998. Veterinary Laboratory Medicine : Interpretation and Diagnosis.
W.B.Saunders Co. Philadelphia.
Nelson, R.W. and C.G Couto. 2003. Small Animal Internal Medicine. Mosby Co. Philadelphia
Sastrowardoyo S. 1997. Urologi Penuntun Praktis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
pp: 72.
SmithHA,Jones TC, and Hunt RD. 1972. Veterinary Pathology. 4th Lea & Febiger. Philadelpia. pp:
1521.
Stockhom SL andScot MA.2002. Fundamental of Veterinary Clinical Pathology. Iowa State Press.
Sulaiman. 2010. Berbisnis Pembibitan Kucing. Yogyakarta. Lily Publisher.
SuryandariP,Santi P,Fajar P. 2012. Kasus Urolithiasispada Kucing. Universitas Brawijaya. Malang.
SuwedMA, and Budiana NS. 2006. Membiakkan Kucing Ras. Penebar Swadaya. Depok.
Thomson RG. 1988. Special Veterinary Pathology. Philadelphia. B.C. Decker Inc. pp : 661
ThumcaiR, Jody, Carl A, Osbome, Vickie LK, Elizabeth M, Lund, Lisa K, Lori A, Koehler, Katehleen
A. 1996. Epizootilogic Evaluation of Urolithiasis in Cat: 3, 498 Cases (1982-1992). Journal
American Veterinary Medical Assocition. 208 p: 547-551.