Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Kucing merupakan salah satu hewan kesayangan yang banyak digemari oleh masyarakat

luas. Hal ini dikarenakan kucing memiliki rambut yang indah, karakternya yang jinak, serta

dapat menjadi teman bermain.Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan kucing sangat mirip

dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Kucing kesayangan bahkan sering

sampai diberi nama keluarga yang sama seperti nama pemiliknya.Sebagai hewan kesayangan

pemilik kucing seringmemperhatikan dan menjaga kesehatan kucing kesayangannya. Banyak

masalah kesehatan yang dapat terjadi pada kucing, diantaranya adalah penyakit saluran

perkencingan yaitu urolithiasis.

Urolithiasisyaitu kondisi terbentuknyaurolith pada saluran perkencingan,seperti

padavesika urinaria, ginjal, ureter dan uretra (Smith et al., 1972).Urolith atau disebut juga

bladder stone merupakan batu yang terbentuk akibat supersaturasi di urin dengan kandungan

mineral-mineral yakni kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang ureter

dan masuk ke dalam vesika urinaria. Kristal yang paling sering ditemukan adalah kalsium

oksalat dengan presentase kejadian 46,3% dan magnesium amonium fosfat sebanyak

42,4%.Setelah terjadi pengendapan,partikel-partikel yang telah mengkristal dapat bertambah

besar ukurannya,memperparah kerusakan dan menimbulkan gejala klinis pada hewan tersebut

(Gipson, 1996).Urolith ini terbentuk di dalam saluran urinaria dalam berbagai bentuk dan

jumlah, tergantung pada infeksi, pengaruh diet/konsumsi, dan genetik (Koesharyono, 2008).

Faktor-faktor yang mendukung terjadinya batu adalah aktivitas statis, kurang minum,

makanan yang banyak mengandung kalsium, oksalat dan fosfat serta penurunan pH urin

(Sastrowardoyo, 1997).Pembentukan urolith dimulai dari ginjal yang kemudian terbawa melalui

ureter dan terakumulasi di vesika urinaria. Kejadian urolithiasis umumnya terjadi pada semua
spesies hewan, terutama pada kucing, anjing, dan sapi. Terbentuknya urolith pada anjing sering

terjadi, kecuali pada ras Dalmatian hanya 1%, sedangkan pada kucing frekuensinya lebih besar

yaitu 5-10%(Bloomet al., 1954).

Urolithiasisdilaporkan paling seringterjadi pada vesika urinaria dan paling banyak

terjadi pada kucing jantan. Bentuk kalkuli bisa sangat halus seperti pasir, namun dapat juga bulat

membesar dan berbentuk tidak teratur. Adanya urolith didalam saluran perkencingan dapat

menyebabkan iritasiyang menimbulkan rasa nyeri, akibatnya saluran tersebut rusak dan

ditemukan darah bersama urin.Iritasiyang ditimbulkan dari hasil gesekan antara kalkuli dengan

lumen vesika urinaria tergantung dari permukaan kalkuli itu sendiri (Bloomet al., 1954).

Dengan adanya kasus urolithiasis yang umum terjadi pada kucing, maka sangat penting

bagi praktisi veteriner untuk mengetahui proses penerimaan pasien dengan penyakit urolithiasis,

mengetahui metode pemeriksaan anamnesa serta pemeriksaan klinis,dan metode diagnosa serta

terapi yang diberikan kepada pasien penyakit urolithiasis.

TINJAUAN PUSTAKA

Kucing Persia
Kucing termasuk keluarga Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti

singa, macan dan harimau. Kucing tersebar secara luas di seluruh Eropa, Asia Selatan, Asia

Tengah, dan Afrika. Saat ini kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang populer di

dunia (Suwed and Budiana, 2006). Kucing domestik atau yang biasa disebut dengan kucing

kampung merupakan kucing hasil evolusi kucing liar yang beradaptasi dengan lingkungan, dekat

dengan manusia sepanjang ribuan tahun usia kehidupan. Proses adaptasi ini menghasilkan jenis

kucing yang berbeda di berbagai wilayah (Sulaiman, 2010).


Kucing persia (Feline catus) merupakan spesies kucing yang berasal dari Persia. Kucing

persia memiliki tubuh yang tegap, kaki pendek, wajah yang berbentuk bulat dan lebar, serta

memiliki rambut yang panjang dan tebal. Kucing persiasendiri biasa digunakan untuk keperluan

program breeding serta acara show, selain itu kucing persia juga merupakan kucing yang sangat

lincah dan bersahabat(Dimski et al.,1992).

Penyakit Urolithiasis

Urolithiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya batu (urolith) atau

kristal-kristal garam pada saluran kencing (tractus urinarius). Urolith memiliki ukuran yang

bermacam-macam, mulai dari partikel seperti pasir sampai berukuran lebih besar, yang terlihat

bila dilakukan radiografiultrasonografi (USG).Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan di

ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing).

Kucing yang mengalami urolithiasis umumnya menunjukan beberapa gejala

klinis tergantung dari urolith dalam struktur anatomi sistem urinari dan jenis kelamin. Kucing

penderita akan mengalami gejala kesulitan dalam urinasi, batu dalam saluran urinaria dapat

meyebabkan rasa nyeri saat urinasi ditandai dengan seperti kesakitan pada daerah perut.Adanya

urolith pada saluran urinaria umumnya menyebabkan radang, stranguria atau pengeluaran urin

dalam frekuensi lambat, dysuria atau nyeri, dan anuria atau tidak dapat mengeluarkan urin sama

sekali hingga hematuria atau urin disertai darah (Breitschwerdt, 1986).Penyakit urolithiasis

umumnya sering terjadi pada kucing berjenis kelamin jantan, dan menyerang kucing berumur 1-

7 tahun. Urolithiasis sering terjadi pada kucing dengan ras Persia (Thomson, 1988).

Diagnosa penyakit urolithiasis dapat dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Pada waktu melakukan pemeriksaan klinis, palpasi pada

daerah abdomen akan terasa adanya pembesarankandung kencing. Selain itu pemeriksaan lain
yang dapat dilakukan adalah foto rontgen atau pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG).Pada

pemeriksaan radiografi diperlukan persiapan pasien yang memadai untuk pengamatan terhadap

adanya kalkuli dan lesi pada traktus urinarius. Pada pemeriksaan radiografi sendiri urolith kecil

sering tidak kelihatan, atau dapat terjadi kesalahan dalam interpretasi jika persiapan pasien tidak

memadai, sedangkan tujuan pemeriksaan USG adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya urolit

pada vesika urinaria.

Terapi yang dapat diberikan pada pasien penderita urolithiasis adalah katerisasi sehingga

terjadi pengeluaran urin dan kristal pada VU. Penyuntikan cairan fisiologi, intravena atau perfusi

diperlukan ketika sindrom uremia terjadi (depresi, muntah, dan dehidrasi) dengan tujuan untuk

mengganti cairan tubuh, dan menstabilkan pH cairan tubuh. Pemberian antibiotik diperlukan

untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Dalam beberapa kasus tindakan bedah seperti

cystotomy dan urethrotomy diperlukan untuk menghilangkan sumbatan atau mencegah terjadinya

pengulangan timbulnya kristal mineral (Sastrowardoyo, 1997).Untuk pengendalian hal yang

perlu diperhatikan adalah kontrol diet, mengkonsumsi air putih secara cukup, serta

memperhatikan kebersihan lingkungan seperti kandang, tempat pakan dan minum hewan juga

perlu dilakukan (Bartges dan Kirk, 2006).

Patogenesis

Faktor utama yang mengatur kristalisasi mineral dan pembentukan urolith adalah derajat

saturasi urin dengan mineral-mineral tertentu. Saturasi memberikan energi bebas untuk

terbentuknya kristalisasi. Saturasi urine berlebihan dengan kristal merupakan faktor

pembentukkan urolith tertinggi.Semakin tinggi derajat saturasinya, semakin besar kemungkinan

terjadinya kristalisasi dan perkembangan kristal. Oversaturasi urine dengan kristal merupakan

faktor pembentukkan urolith tertinggi(Suryandari, 2012).


Akumulasi urolithpada vesika urinaria dapat menyebabkan rupturnya dinding vesika

urinaria dan rupturnya saluran padauretra. Pecahan urolith atau kalkuli yang terbawa melalui

uretra juga akan mengakibatkanradang sehingga pembuluh darah pada dinding saluran

perkencingan pecah dan memicu keluarnya darah yang terbawa pada urin. Adanya urolith pada

vesika urinaria dan uretra juga dapat mengakibatkan obtruksi sehingga memicu terjadinya rasa

nyeri yang sangat pada saat hewan melakukan urinasi.Urolithiasisyang disebabkan kalsium

oksalat merupakan jenis urolithiasisyang sering terjadi pada kucing (Brown, 2013).

Jenis-jenis Urolith

Jenis-jenis urolithyang sering ditemukan pada kucing menurut Lulich dan Osborne

(2007) antara lain :

1. Urolithstruvite berbentuk bulat atau persegi, dapat terbentuk pada pelvis renalis, ureter, vesika

urinaria, atau urethra. Tersusun dari Mg++, NH4+, fosfat. Berwarna putih, kuning sampai coklat,

rapuh, jika digerus hancur seperti kapur, permukaannya halus, atau kasar tanpa tonjolan.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya urolith struvite adalah pH urine bersifat basa atau

alkalis, konsentrasi mineral yang meningkat dan faktor genetik.

2. Urolithcystine berbentuk bulat atau oval, biasanya kecil permukaannya halus, tersusun

dari asam amino cystine, mudah dihancurkan, berwarna krem kekuningan, kuning

kehijauan sampai coklat. Cystinuria dapat diidentifikasi berdasarkan kristal cystine yang

berbentuk hexagonal. Terdapat pada urin yang asam, kecil, halus, berwarna kuning

kecoklatan sampai kuning kehijauan.

3. Urolithurate, urolith urat berbentuk bulat atau oval, permukaannya halus, tersusun dari

NH4 urat, biasanya kecil, berlapis-lapis konsentris seperti kulit telur, mudah pecah,

berwarna kuning kecoklatan sampai kehijauan.


4. Urolith kalsium oksalat, urolith ini berbentuk bulat atau oval, tersusun dari kalsium oksalat, dan

sering mengandung kalsium fosfat, biasanya kecil dan rapuh, berwarna krem sampai coklat,

tetapi dapat berwarna hijau kecoklatan.

REKAM MEDIK

Signalement

Pada hari Rabu, 22 Agustus 2015 dilakukan pemeriksaan secara klinis pada seekor

kucing persia betina dengan rambut lebat berwarna putih yang bernama Mimi, berumur 7 tahun,

dengan bobot badan 3,3 kg. Pemilik kucing bernama Aulia Insani yang beralamat di Jalan

Waturenggong, Gang IV,No. 22. Denpasar Selatan.

Gambar 1. Hewan kasus Urolithiasis


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Anamnesis

Berdasarkananamnesa yang dilakukan, kucing persia milik Aulia bernama Mimi

didapatkan pemilik daripemberian saudaranya sejak Mimiberumur tiga tahun. Pemilik hanya

memiliki dua ekor kucing dan dipelihara secara dikandangkandan terkadang dilepas di sekitar

rumah. Kondisi kandang selalu dibersihkan setiap hari. Status vaksinasi kucing tersebut sudah

divaksinasi F3 dan F4 (Panleukopenia, Herpes, Calici, dan Rhinotracheitis). Selama


pemeliharaan, kucing tersebut diberi pakan dry food, pada awalnya pemilik tidak mengetahui

persis kucingnyatelah menunjukkan gejala mulai kapan, namun seminggu yang lalu pemilik

sempat mengamatikucingnyamengalami kencing sedikit-sedikit (dysuria), terkadang kucing

urinasi namun volume urinnya sedikit (oligouria) di sembarangan tempat tidak pada bak pasir

yang telah disediakan.Dan sudah dua hari ini nafsu makannya pun mulai menurun, begitu juga

dengan nafsu minumnya. Pemilik melaporkan bahwa pakan yang biasanya diberikan dua kali

sehari, pagi dan sore hanya berkurang sedikit dibanding biasanya yang selalu habis. Pemberian

pakan kucing 2 kali dalam satu hari dan untuk minum kucingnya diberikan air PDAM secara

adlibitum. Selama itu Mimi belum pernahdiobati dan dibawa ke dokter hewan.

Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik diperoleh data berupakucing persia bernama mimi

memiliki bobot 3,3kg, suhu tubuh kucing normal yaitu 38,1C karena temperatur rektum normal

kucing berkisar 37,8C - 39,2C. Hasil pemeriksaan frekuensi pulsus kucing adalah 120

kali/menit, hal ini berarti frekuensi pulsusnya normal, frekuensi pulsus normal kucing antara

110-130 kali/menit. Hasil pemeriksaan frekuensi nafas kucing adalah 28 kali/menit. Frekuensi

nafasnya normal karena berkisar 20 30 kali/menit.

Keadaan mukosa gusi dan konjungtiva kucing normal berwarna merah muda, dengan

hasil pemeriksaan CRT (capillary refill time) pada gusi 2 detik, keadaan kulit, mata dan bentuk

telinga kucing normal. Refleks pada pupil serta sistem saraf pada kucing normal, pada

limfonodus tidak terjadi pembengkakan, saat di palpasi bagian epigastrium dorsal untuk

memeriksa apakah ginjal bermasalah atau tidak, ternyata tidak ada pembengkakan dan kucing

tidak menunjukkan reaksi nyeri, pada bagian abdomen terabavesika urinaria yang penuh oleh

urin.
Etiologi Urolithiasis

Urolithiasis adalahkondisi terbentuknya urolith atau kalkuli yang berlebihanpada

saluranperkencingan,seperti padavesika urinaria, ginjal, ureter dan uretra. Kejadian terbentuknya

urolith pada vesika urinaria biasa terjadi pada hewan, terutama pada hewan domestik seperti

kucing. Urolith terbentuk di dalam vesika urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung

pada infeksi, pakan yangdikonsumsi, dan genetik (Suryandari, 2012).Saat urin mengalami

tingkat kejenuhan yang tinggi, yang disertai dengan kelarutan garam, garam tersebut mengalami

presipitasi dan membentuk kristal (crystalluria).Jika kristal itu tidak dikeluarkan maka akan

terbentuk agregat yang disebut dengan kalkuli. Urolith merupakan batu yang terbentuk akibat

supersaturasidiurin dengan kandungan mineral-mineral tertentu(Fossum, 1992).

Urolith dengan berbagai komposisi mineral telah ditemukan pada kucing, seperti struvite,

kalsium oksalat, kalsium fosfat, uric acid/urate, dan cystine. Struvite dan kalsium oksalat adalah

urolith yang paling umum ditemukan pada kasus klinik. Batu dan kristal tersebut dapat

ditemukan di ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing).Setelah

terjadi pengendapan, partikel-partikel yang telah mengkristal bertambah besar

ukurannya,memperparah kerusakan dan menimbulkan gejala klinis pada hewan tersebut (Gipson,

1996).

GejalaKlinis

Kucing milik Aulia menunjukkan beberapa gejala klinis antara lain kencing

sedikit-sedikit dan sembarangan tidak pada bak pasir (dysuria), volume urin sedikit (oligouria),

serta nafsu makan dan minum menurun atau kurang bagus.

Uji Laboratorium
Untuk dapat meneguhkan diagnosa penyakit pada kucing persia bernama mimi yang

dimiliki Aulia, maka selain pemeriksaan fisik juga dilakukan beberapa pemeriksaan

laboratorium, diantaranya adalah :

PemeriksaanUltrasonografi(USG)

Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) menunjukkan adanya urolith atau kalkuli pada

vesika urinaria, seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Urolith pada VU (lingkaran hitam)


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Tabel 1. Hasil pemeriksaan fisik urin
Pemeriksaan Hasil
Warna Coklat
Kekeruhan Agak keruh
Buih Berbuih
Bau Pesing
Gambar 3.Urin berwarna coklat
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Tabel 2. Hasil pemeriksaan kimia urin (Dipstick)


Pemeriksaan Hasil Normal

Berat Jenis 1,030 1,020-1,040

Ph 6,5 6-7

Leukosit 70 Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Protein (++) Negatif


Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Eritrosit (+) 10 Negatif
Keterangan : Diperiksa di Lab. Patologi Klinik Rumah Sakit Hewan Universitas Udayanamenggunakan
Monotes.
(Zhejiang orient gene biotech co., Ltd. Zhejiang, Cina)
Gambar 4.Hasil uji Dipstik
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Tabel 3. Hasil pemeriksaan sedimen urin


Parameter Hasil Keterangan

Magnesium amonium phospate + Urolith

Keterangan : HPF (High Power Field) , 10x objective field of view.


(Sumber : IDEXX Laboratories, Inc. Urine Sedimen Guide. 2014)

Gambar 5. Ditemukan adanya Kristal Magnesium amonium phospate


Dengan Pembesaran 100X
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Pemeriksaan Hematologi Rutin

Tabel 4. Hasil pemeriksaan hematologi rutin


Hematologi Hasil Normal Satuan Keterangan
Hemoglobin 9,4 8-15 g/dl Normal
Leukosit 12,34 5,5 -19,5 x103/mm3 Normal
Eritrosit 6,97 5 10 x106/mm3 Normal
Trombosit 198 300 700 x103/mm3 Rendah(Trombositopenia)
Hematokrit 29,15 30 45 % Rendah
MCV 42 39 55 m3 Normal
MCH 13,5 13 17 Pg Normal
MCHC 32,2 30-35 g/dl Normal
Diferensial Leukosit
Neutrofil 53,4 35-75 % Normal
Limfosit 39,3 20-55 % Normal
Monosit 6 1-4 % Tinggi (Monositosis)
Eosinofil 3 2 12 % Normal
Basofil Jarang Jarang % -

Interpretasi :

Perubahan yang terlihat pada pemeriksaan darah kucing persia yang bernama

mimimenunjukkan adanya penurunan pada trombosit (198 x 10/mm), penurunan hematokrit

(29,15%), dan hasil monosit tinggi (6%). Interpretasi dari hasil pemeriksaan hematologi rutin

kucing bernama mimi adalah anemia normositik normokromik, trombositopenia, dan

monositosis. Dan dapat diindikasikan bahwa kucing persia yang bernama mimi mengalami

perdarahan dan infeksi kronis.

Diagnosa

Diagnosa penyakit urolithiasis dapat dilakukan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan

klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Selain itu pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah

foto rontgen atau pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG).Berdasarkan hasil pemeriksaan,


maka dapat disimpulkan kucing persia milik Aulia Insanididiagnosamengalami Urolithiasis pada

vesika urinaria.

Prognosis

Melihat hasil pemeriksaan dan kondisi hewan secara umum dan umur dari kucing, maka

prognosa yang dapat diambil adalahdubius-fausta.

Terapi

Berdasarkan diagnosis dan prognosis yang sudah ditetapkan, kucing tersebut dapat

diterapi dengan antibiotik Betamox LA diinjeksikan 0,3 ml.Dan obat yang diresepkan adalah

antibiotik Ciprofloxacin tablet 500 mg, satu tablet Ciprofloxacin dijadikan pulveres menjadi 10

dan diberikan 2 kali sehari sebanyak 1 pulveres setiap pemberian.Nephrolit (Orthosipon

stamineus)sebanyak satu kapsul yang dijadikan pulveres menjadi dua bungkus.

EVALUASI DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pemeriksaan secara klinis dan beberapa pemeriksaan laboratorium yang

telah dilakukan dapat didiagnosa kucing persia milik Aulia mengalami urolithiasis. Pada saat

dilakukan pemeriksaan klinis,didapatkan hasilfrekuensi pulsus kucing normal yaitu 120

kali/menit, frekuensi pulsus normal kucing antara 110-130 kali/menit. Hasil pemeriksaan

frekuensi nafas kucing normal yaitu 28 kali/menit, frekuensi nafasnormal kucing berkisar 20

30 kali/menit. Untuk suhu tubuh kucing normal yaitu 38,1C karena temperatur rektum normal

kucing berkisar 37,8C - 39,2C.Pada pemeriksaan klinis teramati turgor kulit normal, mukosa

berwarna merah muda, dan CRT yang tidak lebih dari dua detik.

Pada kasus ini tanda klinis yang terlihat pada hewan adalah kencing sedikit-sedikit dan

sembarangan tidak pada bak pasir (dysuria), volume urin sedikit (oligouria), serta nafsu makan

dan minum menurun atau kurang bagus. Urin berwarna kecoklatan. Kejadian terbentuknya
urolith biasa terjadi pada hewan, terutama pada kucing. Proses pembentukan kristal berasal dari

beberapa proses fisiokimia seperti peningkatan eksresi kalsium dan oksalat dalam urin,

supersaturasi urin, kristalisasi, agregasi kristal, pertumbuhan kristal, penempelan kristal ke

saluran ureter, retensi ureter, dan agglomerasi ureter (Yadav et al., 2011).

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, kucing dipelihara secara dikandangkan kadang

dilepas disekitar rumah dan pemilik memberikan pakan cat food kering. Cat food yang diberikan

mengandung protein, karbohidrat, serat, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral. Obstruksi

pada saluran urin dan cystitis dapat menimbulkan retensi urin, khususnya dalam vesika urinaria,

yang menyebabkan suasana urin menjadi lebih alkalis (Loeb and Quimby, 1989).

Menurut Meyer dan Harvey (1998) asupan protein tinggi menyebabkan pH urin di bawah

netral (asam), sedangkan apabila asupan makanan mengandung serat menyebabkan pH urin

bersifat alkalis atau netral. Nilai pH urin merupakan salah satu faktor yang menunjukkan

berbagai macam keadaan dalam saluran perkemihan, misalnya terbentuknya urolith. Tingkat

keasamaan pH urin yang terlalu asam atau terlalu basa, keduanya sama berisiko menimbulkan

urolith. Perbedaan hanya pada kandungan urolith tersebut. Formasi kristaluria yang terbentuk

dapat diindikasikan oleh pH urin. Nilai pH urin > 7 memudahkan terbentuknya kalsium

karbonat, kalsium posfat, magnesium amonium phosphate atau struvit serta penyakit hepar,

sedangkan pH urin < 7 cenderung terbentuk kalsium oksalat dehidrat, kalsium oksalat

monohidrat, sistin, sodium urat atau ammonium urat, asam urat, dan xanthin(Stockhom and Scot,

2002).

Nilai pH urin juga sangat erat kaitannya dengan pakan yang dikonsumsi oleh

kucing.Mengingat bahwa pH urin penting untuk diagnosa dan langkah terapi dalam manajemen

formasi urolith, maka memantau pH urin harus dilakukan untuk mencegah terjadinya formasi
urolith. Dengan mempertahankan pH urin 5,9 6, 4 maka resiko terjadinya struvit dapat dicegah

(Nelson and Couto, 2003).

Diketahui pada pemeriksaan fisik urin didapatkan hasil urinyang keruh, hal ini

kemungkinan disebabkan oleh fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah yang besar, juga bisa

disebabkan oleh eritrosit, leukosit, sel-sel epitel, chyclus, lemak dan benda-benda koloid (R.

Gandasoebrata, 1984). Untuk bau urin berbau pesing, hal ini disebabkan karena pemecahan

ureum dan kadar eritrosit yang terdapat pada urin, sedangkan adanya buih berwarna putih karena

meningkatnya protein dalam urin (Koestadi, 1989). Untuk berat jenis urin masih dalam kisaran

normal, berat jenis normal urin adalah 1,020- 1,040.

Pada pemeriksaan dipstick urin didapatkan hasil ditemukannya leukosit, dan protein.

Adanya banyak leukosit dalam sedimen urin menunjukkan radangdi suatu bagian traktus

urogenitalis, bisa jadi disebabkan oleh urolithyang ada pada vesika urinaria.Protein didapatkan

hasil positif 2 (++). Jika didapatkan protein >1 maka dikatakan ada kelainan atau gangguan

ginjal sebagai organ yang berfungsi memfiltrasi darah, adanya kandungan albumin dalam urin

merupakan indikator pertama yang paling sensitif untuk mengetahui adanya gangguan pada

glomerulus, sebelum timbul albuminemia. Sedangkan adanya bilirubin dalam urin dapat sebagai

petunjuk adanya penyakit pada sistem perkemihan sendiri atau yang berkaitan dengan sistem lain

(Stockhom and Scot, 2002).

Selain itu uji hematologi yang dilakukan dengan sampel darah milik Mimimenunjukan

terjadinya trombositopenia dan monositosis, hal ini mengindikasikan kucing mengalami

perdarahan. Monositosis menunjukkan tingginya kandungan monosit pada darah yang

mengindikasikan telah terjadi radang kronis pada hewan. Monosit berperan dalam peradangan

yang bersifat subakut sampai kronis (Kardena et al., 2011).


Hasil pemeriksaan mikroskopis sedimen urinditemukan adanyakristal magnesium

ammonium phosphate/struvite (Gambar 5).Menurut Jubb et al. (1985), urin yang mengandung

struvit dengan batu atau tanpa batu yang berkembang dalam vesika urinaria sering terlihat pada

kucing. Jika komposisi mineral urolith hewan peliharaan dianalisis secara kuantitatif tipe kimia,

pada kucing keturunan Burma (Burmese), Persia (Persian) dan Himalaya (Himalayan)

mempunyai resiko terbesar untuk menimbun kalsium oksalat dan magnesium ammonium fosfat

sebagai batu (Thumcai et al., 1996).

Dengan ditemukannyaurolith berbentuk magnesium ammonium fosfat atau struvitedapat

dijadikan petunjuk bahwa kucing terindikasi mengalami urolithiasis, selain itu pemeriksaan USG

menunjukkan bahwa terdapat partikel-partikel benda asing yang diduga kalkuli pada vesika

urinaria, hal ini menunjukan adanya urolith pada vesika urinaria kucing. Selain itu hasil

pemeriksaan hematologi rutin yang telah dilakukanmenunjukan terjadinyaanemia normositik

normokromik,trombositopenia dan monositosis, hal ini mengindikasikan kucing mengalami

perdarahan serta terjadi infeksi kronis.

Terapi yangdiberikan pada kasus ini adalah dengan memberikan injeksi antibiotik

(Betamox LA 150 mg) 0,3 ml. Obat yang diresepkan adalah Ciprofloxacin tablet 500 mg dan

Nephrolit. Pemberian Ciprofloxacin yaitu dua kali sehari sebanyak 1 pulveres sesudah makan

setiap pemberian. Ciprofloxacin diberikan pada hari ke 3 setelah pemberian injeksi Betamox LA,

karena Betamox LA memiliki waktu paruh 48 jam.Pemberian antibiotik digunakan untuk

mengurangi infeksi pada saluran kemih. Nephrolit kapsul diberikan satu kali sehari masing-

masing sebanyak sebanyak 1 pulveres setiap pemberian.Nefrolitmengandung Orthosiphon

stamineus sebanyak 18 mg yang berfungsimembantu pemecahan kristal-kristal urine agar

menjadi lebih kecil sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan saat kucing urinasi.
Setelah dilakukan perawatan secara intensif, dengan pemberian obat danpemberian pakan

yang sesuaidengan takaran yang dianjurkan, kondisi kucing persia bernama mimi milik

Auliamenunjukkan perkembangan kesembuhan yang baik. Hal ini ditandai dengannafsu makan

dan minumnya baik,urin tidak sedikit-sedikit, dan kucing dapat urinasi dengan normal, fisik urin

kucing normal yaitu berwarna kuning sedang, jernih, sedikit berbuih dan berbau pesing/amoniak.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, serta

pemeriksaan laboratorium yakni kucing bernama Mimi mengalami urolithiasis. Dengan

ditemukannya kristal magnesium ammonium phosphate/struvite di vesika urinaria. Penyebab

urolithiasis kemungkinan besar terjadi akibat pemberian pakan kering. Saran yang dapat

diberikan kepada pemilik adalah sebaiknya pakan diganti dengan makanan basah atau pakan

kering dikuranngi. Selain itu perlu pemberian minum yang lebih dari normal dimana kebutuhan

normal minum kucing perhari adalah 5-10 ons. Pemberiannya bisa menggunakan spuit berisi air

yang dituangkan ke dalam mulut kucing. Pemberian lebih dari normal dimaksudkan agar urolith

yang berusaha dihancurkan oleh reaksi obat dapat luruh keluar bersama urin.

DAFTAR PUSTAKA

Bartges JW, Osborne CA, Lulich JP. 1999. Methods for evaluating treatment of uroliths. Vet Clin North
Am: Small Anim Pract; 29:45.
Bloom F. 1954. Pathology of The Dog and Cat :The Genitorinary Sistem, with Cinical Consideration.
American Veterinary Publication inc. United States of America. Evanston. pp 463.
Breitschwerdt EB. 1986. Contemporary Issues in Small Animal Practice: Nephrology and Urology. New
York.Churchill Livingstone.pp: 261
Brown SA.2013. Urolithiasis in Small Animals.The Merk Veterinary
Manual.http://www.merckmanuals.com/vet/urinary_sistem/noninfectious_diseases_of_the_urina
ry_sistem_in_small_animals/Urolithiasis_in_small_animals.html. (Diakses 26 Agustus 2015).
Dimski DS, Buffington CA, Johnson SE, Sherding RG, Rosol TJ. 1992. Serum lipoprotein
concentrations and hepatic lesions in obese cats undergoing weght loss. American Journal of
Veterinary Research, 53, 1259-1262.
Fossum TW. 2002. Small Animal Surgery, ed 2nd Mosby, St. Lois London. Toronto. Philandelphia
sydney.
Gandasoebrata, 1984. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: Jakarta.
GipsonJM. 1996. Biokimia Patologi Hewan. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor. pp 141.
Jubb KVF,Kennedy PC, and Palmer N. 1985. Pathology of Domestic Anmal. 3rd. Academic Press INC
Ltd. London. pp 582.
Kardena IM, Berata IK, Oka WIB, Mirah AA, Windia AIB. 2011. Patologi Veteriner Umum. Denpasar.
Swasta Nulus.
Koesharyono C. 2008. Penanganan Kasus Urolithiasis padaAnjing.http://www.anjingkita.com/
(Online)[Diakses tanggal26 Agustus 2015].

Koestadi. 1989. Kimia Klinik Teori dan Praktek Darah. Kediri : AAK Bhakti Wiyata.
Loeb, W.F. and F.W Quimby. 1989. The Clinical Chemistry of Laboratory. Animals. Pergamon Press
Inc.
Lulich JP, Osborne CA. 2007. Management of Urolithiasis. BSAVA Manual of Canine and Feline
Nephrology and Urology, 2nd Edition. London. 252-263.
Meyer DJ andHarvey JW. 1998. Veterinary Laboratory Medicine : Interpretation and Diagnosis.
W.B.Saunders Co. Philadelphia.
Nelson, R.W. and C.G Couto. 2003. Small Animal Internal Medicine. Mosby Co. Philadelphia
Sastrowardoyo S. 1997. Urologi Penuntun Praktis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
pp: 72.
SmithHA,Jones TC, and Hunt RD. 1972. Veterinary Pathology. 4th Lea & Febiger. Philadelpia. pp:
1521.
Stockhom SL andScot MA.2002. Fundamental of Veterinary Clinical Pathology. Iowa State Press.
Sulaiman. 2010. Berbisnis Pembibitan Kucing. Yogyakarta. Lily Publisher.
SuryandariP,Santi P,Fajar P. 2012. Kasus Urolithiasispada Kucing. Universitas Brawijaya. Malang.
SuwedMA, and Budiana NS. 2006. Membiakkan Kucing Ras. Penebar Swadaya. Depok.
Thomson RG. 1988. Special Veterinary Pathology. Philadelphia. B.C. Decker Inc. pp : 661

ThumcaiR, Jody, Carl A, Osbome, Vickie LK, Elizabeth M, Lund, Lisa K, Lori A, Koehler, Katehleen
A. 1996. Epizootilogic Evaluation of Urolithiasis in Cat: 3, 498 Cases (1982-1992). Journal
American Veterinary Medical Assocition. 208 p: 547-551.

Anda mungkin juga menyukai