PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui komposisi keluaran pada anjungan produksi Uniform Pertamina Hulu
Energi Offshe North West Java (PHE ONWJ).
2. Mengetahui kondisi operasi keluaran pada anjungan produksi Uniform Pertamina
Hulu Energi Offshe North West Java (PHE ONWJ).
3. Mengevaluasi desain separator dan pompa untuk menaikan produksi pada anjungan
produksi Uniform Pertamina Hulu Energi Offshe North West Java (PHE ONWJ).
1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui komposisi keluaran pada anjungan produksi Uniform Pertamina
Hulu Energi Offshe North West Java (PHE ONWJ).
2. Dapat mengetahui kondisi operasi keluaran pada anjungan produksi Uniform
Pertamina Hulu Energi Offshe North West Java (PHE ONWJ).
3. Dapat mengevaluasi desain separator dan pompa untuk menaikan produksi pada
anjungan produksi Uniform Pertamina Hulu Energi Offshe North West Java (PHE
ONWJ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Separator Horisontal
Separator horizontal mungkin yang terbaik dan termurah dibandingkan
dengan separator vertical yang kapasitasnya sama. Separator horizontal mempunyai
luas antar permukaan gas dengan cairan lebih besar, terdiri dari banyak sekat-sekat
yang luas sepanjang seksi pemisah gasnya, yang memberikan lebih banyak kecepatan
gasnya. Separator horizontal hampir selalu digunakan untuk aliran yang mempunyai
rasio gas terhadap cairan (GOR) yang tinggi untuk arus yang berbuih, atau untuk cairan
yang keluar dari separator sebelumnya. (sumber : Surface Production Operations,
Design Oil Handling Facilities. Gulf Publishing Company.hal. 118)
Separator horizontal mudah pemasangannya, apalagi yang terpasang di atas skid,
dan juga mudah melakukan pemeliharaannya. Beberapa separator horizontal dengan
mudah dapat disusun ke atas, untuk dijadikan satu assembly pemisahan bertingkat
(stage separation) yang bisa menghemat ruang. Pada separator horizontal, fluid
mengalir secara horizontal dan bersamaan waktunya bersinggungan pada permukaan
cairan. Beberapa separator mempunyai pelat-pelat penyekat (baffle plates) horisontal
yang tersusun berdekatan dengan jarak yang sama pada hampir sepanjang bejana yang
tersusun dengan kemiringan sekitar 45 terhadap bidang horisontal. Gas mengalir di
dalam permukaan penyekat-penyekat dan butiran-butiran cairannya melekat pada pelat
penyekat dan membentuk film yang kemudian mengalir ke seksi cairan dari separator.
c. Separator Bulat/Spherical
Separator jenis ini mempunyai kapasitas gas dan surge terbatas sehingga umumnya
digunakan utuk memisahkan fluida produksi kecil sampai sedang namun separator ini
dapat bekerja pada tekanan tinggi. Terdapat dua tipe separator bulat yaitu tipe untuk
pemisahan dua fasa dan tipe untuk pemisahan tiga fasa. Jenis ini memiliki kelebihan
dalam pressure containment tetapi karena kapasitas surges terbatas dan mempunyai
kesulitan dalamfabrikasi maka separator jenis ini tidak banyak digunakan di lapangan.
2. Pressure / Tekanan
Pressure di Separator harus dijaga agar supaya sesuai dengan yang dikehendaki.
Untuk mengatur tekanan separator ini memakai Pressure Control dan Pressure Control
Valve (PCV). Dimana yang diatur adalah keluarnya gas dari separator. Pengukuran
tekanan ini tidak boleh terlalu rendah atau tinggi sebab akan dapat mempengaruhi hasil
pemisahan fluida. Bila tekanan terlalu tinggi maka gas yang akan terpisah menjadi
sedikit sehingga banyak gas yang terikut dalam cairan. Sebaliknya bila tekanan terlalu
rendah maka kemungkinan cairan terikut dalam gas.
Control Valve dalam keadaan darurat ini dipakai FO (Fail Open) artinya dalam
keadaan darurat dengan tiadanya gas /air supply yang mengoperasikannya maka
Control Valve ini akan terbuka. Sehingga tekanan yang berlebihan (Over Pressure).
Untuk mencegah terjadinya tekanan yang berlebihan ataupun kerendahan didalam
separator, dipasang suatu alat Instrumentasi yang disebut Pressure Switch atau PSHL
(Pressure Switch High and Low).
Pressure Switch Separator merupakan peralatan pengaman yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya tekanan abnormal di separator. Baik tekanan yang berlebihan
(terlalu tinggi) maupun tekanan kurang (terlalu rendah) dengan cara menutup aliran
yang menuju separator bila pressure control gagal dalam mengonrol tekanan.
Pressure switch ini mempunyai dua buah sensor yaitu,
1. Pressure Switch High
2. Presure Switch Low
Bila set point pada kedua pressure switch tersebut tercapai maka akan
menyebabkan shutdown system bekera sehingga separator terhindar dari bahaya,
terutama bahaya dari tekanan yang terlalu tinggi.
Pressure Switch dalam keadaan normal, dapat dilihat pada gambar 2.12.
Pressure Switch terdiri dari 2 (dua) buah floater dan 2 (dua) buah switch yang
terpasang di separator, yaitu High Pressure Switch dan Low Pressure Switch.
a. High Pressure Switch memiliki cara kerja apabila tekanan mencapai set point
yang sudah ditentukan, maka tekanan tersebut akan mendorong ke atas switch
dari pressure tersebut sehingga arus listrik tersambung atau menjadi
tertutup/closed dan mengaktifkan alarm di control room panel kemudian control
room panel akan mengaktifkan shutdown system.