Anda di halaman 1dari 5

Berikut ini ada beberapa hal yang menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi,

antara lain :

1. Faktor genetik atau keturunan

Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari timbulnya


suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu anggota keluarga atau
orang tua memiliki tekanan darah tinggi, maka anak pun memiliki resiko yang sama
dan bahkan resiko tersebut lebih besar dibanding yang diturunkan oleh gen orang tua.

2. Usia

Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin bertambahnya


usia maka tekanan darah pun akan semakin meningkat. Namun usia yang semakin tua
pun tekanan darah dapat dikendalikan dengan tetap menjaga pola asupan makan, rajin
berolahraga dan melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah.

3. Garam

Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatan tekanan


darah secara cepat. Ditambah pada mereka yang sebelumnya memiliki riwayat
terhadap penyakit diabetes, hipertensi ringan dan mereka yang berusia diataas 45
tahun.

4. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada dinding
pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan kolesterol ini akan
mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan darah pun meningkat.

5. Obesitas/kegemukan
Seseorang yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan merupakan
peluang besar terserang penyakit hipertensi.

6. Stress
Stress dapat memicu suatu homron dalam tubuh yang mengendalikan pikirang
seserang. Jika mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah
semakin tinggi dan meningkat, tak hanya itu mampu mempengaruhi mood atau
perasaan seseorang terhadap suatu emosi jiwa.

7. Rokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang
terdapat pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita hipertensi
terutama pada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak hanya mengkibatkan
hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke dalam tubuh akan meningkatkan
resiko pada penyakit diabetes mellitus, serangan jantung dan stroke.

8. Kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi,teh dan minuman bersoda. Kopi dan teh jika
dikonsumsi melebihi batasan normal dalam penyajian akan mengakibatkan hipertensi.
sebenarnya kopi memiliki manfaat yang baik bagi tubuh terutama bagi pria dewasa
dalam hormon seksualnya, begitu pula dengan teh mengandung antioksidan yang
sangat baik dan diperlukan oleh tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan teh
minimal 1 cangkir = 100ml.

9. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi, tuak
dsb. Minuman alkohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

10. Kurang olahraga


Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan pasokan
darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan tekanan darah.
Dengan melakukan olahraga teratur sesuai dengan kemampuan dapat menurunkan
tekanan darah tinggi.
1.4 golongan obat hipertensi
Obat-obat hipertensi dapat dibagi menjadi 7, yaitu antara lain.

1. Diuretik

Mekanisme kerja: menghambat absorbsi garam dan air sehingga volume darah
dapat menurun akibatnya tekanan darah ikut turun.

Diuretik ini dibagi menjadi 3 tebagi menjadi 3 yaitu:

Golongan thiazid yang bekerja pada tubulus distal dengan kerja meningkatkan
ekskresi Na+ dan Cl-. Contoh: HCT dan indapamid
Golongan diuretik kuat yang bekerja di ansa henle bagian assendens dengan
kerja menghambat kotranspor Na+, K+, Cl-, dan menghambat resorpsi air dan
elektrolit. Contoh: furosemid, torasemid, asam etakrinat dan bumetamid.
Golongan diuretik hemat kalium, contohnya : triamteren, amilorid, dan
spironolakton.

2. Alfa blockers

Mekanisme kerja: memblok reseptor alfa adrenergik yang ada pada oto polos
pembuluh. Dibedakan menjadi

Alfa blockers nonselektif, contoh : fentolamin


Alfa 1 blockers selektif, contoh : prazosin, terazosin. Doksazosin dll.

3. Beta blockers

Mekanisme kerja: menempati reseptor beta adrenergik. Blokade reseptor ini


menyebabkan penurunan aktifitas adrenalin dan noradrenalin. Contoh: atenolol,
metoprolol, labetolol dll.

4. Agonis alfa 2

Mekanisme kerja: menstimulasi reseptor alfa 2 yang berdaya


vasodilatasi. Contoh: klonidin

5. Antagonis kalsium
Mekanisme kerja : menghambat pemasukan ion Ca ke dalam sel sehingga
penyaluran impuls dan kontraksi dinding pembuluh. Contoh : nifedipin, nikardipin,
verapamil, dll.

6. Panghambat RAS (Renin Angiotensin Sysem)

Mekanisme kerja : mencegah pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II


yang berdaya vasokonstriksi kuat. Selain itu menghambat pembentukan aldosteron
yang bersifat retensi garam dan air. Contoh : kaptopril, losartan, benazepril, dll.

7. Vasodilator

Mekanisme kerja : berkhasiat vasodilatasi langsung terhadap pembuluh darah


sehingga tekanan darah turun. Contoh : hidralazin dan monoksidil.

.1 Latar Belakang Masalah


Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar kata Hipertensi. Hipertensi merupakan salah
satu penyakit yang umum dijumpai di masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita juga tidak bisa menganggapnya
sepele,selayaknya kita harus senantiasa waspada.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok
yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk mencegah maupun mengobati
penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang
mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala,
sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Hipertensi merupakan penyebab
kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada
semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal
ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh
karena perlu diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi penderita
hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat agar tidak menimbukan komplikasi yang
semakin parah. Selain itu pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat
diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi ini
dapat memberi asuhan keperawatan yang tepat dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi
angka kesakitan serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai