Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PEB
DIRUANG OK RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 12 Juni - 14 Juni 2017

Oleh:
Aryo Julistiyanto, S.Kep
NIM. 1630913310014

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

2017
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PEB
DIRUANG OK RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 12 Juni s/d 14 Juni 2017

Oleh :
Aryo Julistiyanto,S. Kep
NIM. 1630913310014

Banjarmasin, 12 Juni 2017


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, S.Kep, Ns, MNS, Ph.D (Cand) Mahyudin, S.Kep, Ns


NIP. 19820818 200812 1 003 NIP. 19670728 198802 1 001
Sectio Caesarea

DEFINISI PENATALAKSANAAN POST SC

Suatu prosedur operatif untuk melahirkan 1. Penatalaksanaan medis


janin melalui insisi pada dinding abdomen a. Analgesik diberikan setiap 3 4 jam atau
bila diperlukan seperti Asam Mefenamat,
dan uterus. Ketorolak, Tramadol.
b. Pemberian tranfusi darah bila terjadi
KLASIFIKASI perdarahan partum yang hebat.
c. Pemberian antibiotik spt
1. Abdomen (sectio caesarea abdominalis) Cefotaxim,Ceftriaxon.
d. Pemberian cairan parenteral seperti RL dan
a. Section caesarea transperitonealis: NaCl.
2. Penatalaksanaan keperawatan
SC klasik/corporal
a. Periksa dan catat tanda tanda vital setiap
SC ismika/profundal 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit
pada 4 jam kemudian.
b. Section ekstra peritonealis b. Perdarahan dan urin harus dipantau secara
ketat
2. Vagina (section caesarea vaginalis) c. Perawatan luka post sc
d. Mobilisasi, pada hari pertama setelah
INDIKASI operasi penderita harus turun dari tempat
tidur dengan dibantu paling sedikit 2 kali.
Pada Ibu: Pada hari kedua penderita sudah dapat
1. Chepalo Pelvik Disproportion berjalan ke kamar mandi dengan bantuan.
2. Pre eklamsi berat e.
3. Ketuban pecah dini
PEMERIKSAAN KOMPLIKASI
4. Plasenta previa
5. Hambatan jalan lahir 1. Pemeriksaan laboratorium: Hb, Ht, Leukosit, 1. Infeksi puerperal (nifas)
Pada Janin: elektrolit, GDS 2. Perdarahan
1. Makrosomia (janin besar) 2. Pemeriksaan golongan darah
2. Kelainan letak janin 3. Luka kandung kemih, embolisme paru.
3. Urinalisis (menentukan kadar albumin/glukosa)
3. Gamelli (kembar) 4. Pelvimetri (menentukan CPD) 4. Terjadinya ruptur uteri pada kehamilan
4. Fetal distress 5. USG abdomen berikutnya
Preeklamsi ringan
Preeklamsi adalah sindrom spesifik
Diagnosis preeklamsi ringan menurut Prawirohardjo
kehamilan berupa berkurangnya perfusi
2008, ditegakkan berdasarkan atas munculnya hipertensi
organ akibat vasospasme dan aktivasi
disertai proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20
endotel, proteinuria adalah tanda penting
minggu dengan ketentuan sebagai berikut:
preeklamsi, terdapatnya proteinuria 300
a. TD 140/90 mmHg
mg/1+ (Cunningham, 2006).
b. Proteinuria: 300 mg/24 jam atau
pemeriksaan kualitatif 1 atau 2+
c. Edema: edema generalisata (edemapada
kaki, tangan,muka,dan perut).

Etiologi/Predisposisi preeklamsi
Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklamsi:
1) Paritas
2) Usia
3) Riwayat hipertensi
4) Sosial ekonomi
5) Hiperplasentosis /kelainan trofoblast Preeklamsi berat
6) Genetik Preeklamsi berat adalah preeklamsi dengan
7) Obesitas tekanan darah 160/110 mmHg, disertai
proteinuria 5 g/24 jam atau 3+ atau lebih.

SECTIO CAESARIA
PATHWAY SECTIO CAESAREA

Indikasi Sectio Caesarea


pada Ibu/Janin

Sectio Caesarea

Pre-operatif Intra-operatif Post-operatif

Ansietas Defisiensi Insisi abdomen Adanya Nyeri akut Resiko infeksi


Pengetahuan dan uterus perdarahan
Ketidakefektifan Bersihan jalan
Kesiapan Resiko cedera akibat Resiko syok pemberian ASI nafas tidak
meningkatkan posisi opersi efektif
harapan Resiko
keterlambatan keterlambatan
pemulihan pasca pemulihan pasca
bedah bedah
ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESAREA

Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
(keluarga,dahulu,sekarang)
4. Riwayat Obstetri (kehamilan, persalinan dan
nifas yang lalu dan sekarang)
5. Riwayat perkawinan dan penggunaan KB
6. Pola kesehatan 11 gordon
7. Data psikososial

Diagnosis Keperawatan Pre-operatif Diagnosis Keperawatan Intra-operatif Diagnosis Keperawatan Post-operatif


1. Ansietas bd. status kesehatan dan stres 1. Resiko cedera akibat posisi opersi 1. Nyeri akut bd. Agen Cedera Fisik: tindakan
(menghadapi tindakan operatif) dengan faktor resiko kelemahan otot, Sectio Caesar
2. Defisiensi pengetahuan bd. kurang pajanan imobilisasi, gangguan 2. Risiko infeksi dengan faktor resiko prosedur
informasi dan sumber informasi yang adekuat sensorik/persepsi akibat anestesia invasif Sectio Caesar
3. Ketidakefektifan pemberian ASI bd. defisit
2. Resiko syok dengan faktor resiko
pengetahuan dan ansietas ibu
hipotensi, hipovolemia 4. Resiko keterlambatan pemulihan pasca bedah
5. Keterlambatan pemulihan pasca bedah
6. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Intervensi Keperawatan Pre-operatif

Ansietas Defisiensi Pengetahuan

NOC : Anxiety Control NOC : Knowledge Enhancement


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit kecemasan klien berkurang
Setelah diberikan dengan
pendidikan kriteria
kesehatan hasil: 2x, pengetahuan klien tentang prilaku kesehatan dapat meningkat, dengan k
sebanyak
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Klien dapat mengetahui tentang sectio caesarea
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk Klienmengontrol cemas dan menjelaskan kembali penjelasan yang telah diberikan
dapat memahami
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC : Teaching: Disease Procces
NIC : Anxiety Reduction Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Gunakan pendekatan yang menenangkan Gambarkan prosedur tentang sectio caesarea, kompilkasi
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasiSediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasanSediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
Intervensi Keperawatan Intra-Operatif

Resiko Infeksi Resiko Kekurangan Volume Cairan


NOC : Infection control NOC : Fluid Balance
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30
24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada klien menit diharapkan keseimbangan cairan tidak
dengan kriteria hasil: terganggu dengan kriteria hasil:
1. Klien tidak menunjukan adanya tanda-tanda
infeksi 1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia
2. Luka operasi dan insisi bedah dalam keadaan dan BB
bersih
3. Suhu dan TTV dalam rentang normal 2. TTV dalam rentang normal

NIC : Control infection intraoperative


1. monitor temperature ruangan NIC : Fluid Management
2. Gunakan UP
3. verifikasi indicator sterilisasi 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
4. bersihkan dan sterilisasi instrumen 2. Monitor status hidrasi (kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik),
jika diperlukan
3. Monitor vital sign
4. Berikan cairan oral
5. Atur kemungkinan tranfusi
6. Kolaborasi pemberian cairan IV
Intervensi Keperawatan Post-Operatif

Nyeri Akut Risiko Infeksi Ketidakefektifan Pemberian ASI

NOC : Pain control, Pain level NOC : Pengetahuan: Menyusui


NOC : Infection Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x60 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
menit, nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang 1x30 menit, masalah pemberian ASI klien dapat
24 jam
dengan kriteria hasil: teratasi dengan kriteria hasil :
diharapkan tidak terjadi infeksi pada klien dengan
1. Klien melaporkan nyeri berkurang (skala 6 ke skala 1. Menyatakan pemahaman tentang teknik dan
kriteria hasil:
1) posisi bayi saat menyusui
1. Klien tidak menunjukan adanya tanda-tanda
2. Klien menyatakan merasa nyaman setelah nyeri 2. Mendemonstrasikan teknik dan posisi
infeksi
berkurang efektif menyusui
2. Tidak ada gangguan gastrointestinal
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal 3. Respirasi dalam batas normal (16-24
NIC : Konseling Laktasi
x/menit)
NIC : Pain Management 1. Kaji kemampuan ibu dalam menempelkan
4. Temperatur dalam batas normal (37,5C)
1. Monitor tanda-tanda vital bayi ke puting
2. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif 2. Health education pemberian ASI
NIC : Infection Control
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 3. Ajarkan cara menyusui yang benar seperti
1. Kaji suhu badan pasien dan tanda vital
kualitas dan faktor presipitasi teknik dan posisi bayi saat menyusui
2. Pertahankan teknik aseptif, kebersihan tangan 4. Sediakan informasi tentang laktasi dan
3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
atau menggunakan alkohol sebelum kontak teknik memompa ASI
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan dengan pasien
5. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas 3. Batasi pengunjung bila perlu
dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin 4. Mengkaji warna, turgor, kelenturan serta suhu
6. Tingkatkan istirahat kulit, membran mukosa terhadap kemerahan dan
7. Kolaborasi: Berikan analgetik untuk mengurangi panas
nyeri 5. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal. Evaluasi keadaan pasien terhadap tempat-
tempat munculnya infeksi seperti tempat
penusukan jarum intravena.
6. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai
ketentuan
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Chrisdiono MA. 2004. Prosedur tetap obstetri dan ginekologi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC
Taber BZ. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai