Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA

MASTER PLAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN


KABUPATEN KUNINGAN

1. LATAR BELAKANG

Pemerintah Indonesia dalam memenuhi target MDGs telah berupaya keras


menangani perumahan dan permukiman kumuh perkotaan, bahkan zero kumuh
sudah secara jelas ditargetkan pada RPJMN 2015-2019 tepatnya ditahun 2019.
Pencanangan zero kumuh 2019 telah diikuti dengan arah kebijakan dan strategi yang
focus serta alokasi anggaran yang memadai diawali di tahun pertama implementasi
RPJMN 2015-2019. Langkah awal dalam mengejar target zero kumuh 2019
sebenarnya telah dimulai oleh Kementerian Pekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta
Karya sejak tahun 2014 dengan menyusun road map penanganan kumuh serta
pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan
kementerian/lembaga yang terkait serta pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Menjamurnya kawasan (perumahan dan permukiman) kumuh di kota-kota di


Indonesia pada umumnya diakibatkan oleh laju urbanisasi yang tinggi dimana
kehidupan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bagi masyarakat perdesaan
yang kurang beruntung karena sempitnya lapangan kerja di daerahnya. Bermukim
di kawasan kumuh perkotaan bukan merupakan pilihan melainkan suatu
keterpaksaan bagi kaum migran tak terampil yang harus menerima keadaan
lingkungan permukiman yang tidak layak dan berada dibawah standar pelayanan
minimal seperti rendahnya mutu pelayanan air minum, drainase, limbah, sampah
serta masalah-masalah lain seperti kepadatan dan ketidak teraturan letak bangunan
yang berdampak ganda baik yang berkaitan dengan fisik misalnya bahaya
kebakaran maupun dampak sosial seperti tingkat kriminal yang cenderung
meningkat dari waktu kewaktu.

Tidak semua kawasan-kawasan kumuh dihuni oleh kaum pendatang, dan


tidak juga seluruh penghuninya adalah kaum papa bahkan dibeberapa kawasan
kumuh illegal (squatters area) ternyata dikuasai oleh land lord yang memanfaatkan
lahan sebagai tempat usaha kontrakan rumah petak, dan ada pula komunitas yang
punya alasan tertentu bertahan dengan kondisi lingkungan yang tidak layak, ragam
permasalahan inilah yang harus ditemu kenali khususnya oleh pemerintah
kota/kabupaten sendiri.
Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan
sebagai area permukiman yang tidak layak huni dengan kondisi bangunan yang
tidak teratur, memiliki tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dengan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Penggunaan
ruang para permukiman kumuh tersebut seringkali berada pada suatu ruang yang
tidak sesuai dengan fungsi aslinya sehingga berubah menjadi fungsi permukiman,
seperti muncul kantung-kantung permukiman pada daerah sempadan untuk
kebutuhan ruang terbuka hijau atau lahan-lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya (squatters). Keadaan demikian yang menunjukkan bahwa
penghuninya kurang mampu untuk membeli dan menyewa rumah di daerah
perkotaan dengan harga lahan/bangunan yang tinggi, sedangkan lahan kosong di
daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut muncul dengan sarana
dan prasarana kurang memadai, kondisi rumah yang kurang baik dengan kepadatan
yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan, keselamatan dan kenyamanan
penghuni. Oleh karena itu permukiman yang berada di kawasan SUTET, sempadan
sungai, sempadan rel kereta api, kolong jembatan tol dan sempadan situ/ danau
merupakan permukiman kumuh.

Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu


isu utama yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh
upaya penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan. Masalah yang sarat
muatan sosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta mengancam
kawasan-kawasan permukiman perkotaan yang nyaris menjadi laten dan hampir tak
selesai ditangani dalam beberapa dekade. Secara khusus dampak permukiman
kumuh juga akan menimbulkan paradigma buruk terhadap penyelenggaraan
pemerintah, dengan memberikan dampak citra negatif akan ketidakberdayaan dan
ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan pelayanan kehidupan hidup dan
penghidupan warganya. Dilain sisi dibidang tatanan sosial budaya kemasyarakatan,
komunitas yang bermukim di lingkungan permukiman kumuh secara ekonomi pada
umumnya termasuk golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, yang
seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan
ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial masyarakat.

Penanganan permukiman kumuh diawali dengan identifikasi lokasi


permukiman kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK
Bupati. Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-undang
no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal
VII dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan
kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan
dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh UU no 1/2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan agar pemerintah
kota/kabupaten melakukan:(i) menyusun Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), (ii) menyusun
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) dan (iii) penetapan kawasan perumahan/permukiman kumuh di
wilayahnya masing-masing. Untuk mencegah menjadi kumuh kembali, dilakukan
pengelolaan setelah penanganan sehingga permukiman kumuh tidak mengalami
penurunan kualitas permukiman.

Kabupaten Kuningan sudah memiliki dua SK Bupati tentang penetapan lokasi


kumuh yaitu :

1. SK No 600/KPTS/460/DTRCK/2014 tentang Penetapan Lokasi


Perumahan dan Permukiman Kumuh Perkotaan dengan jumlah kawasan
kumuh 25 kawasan 5 Desa 5 Kelurahan di 3 kecamatan dengan luas
167,07 Ha

2. SK No 600/KPTS/397/DTRCK/2016 tentang Penetapan Lokasi


Perumahan dan Permukiman Kumuh Perkotaan dengan jumlah kawasan
kumuh 10 kawasan 5 desa 5 Kelurahan di 3 Kecamatan dengan luas
158,726 Ha

Pada tahun 2015 sudah disusun Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
(RKPKP) serta dibuat action plannya untuk kawasan prioritas yaitu kawasan Manis,
Puhun, Pahing di Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan.

Pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Kuningan juga sudah melakukan


pendataan perumahan dan kawasan permukiman di 20 kecamatan perkotaan
menurut RTRWnya sesuai dengan indicator kumuh dan pada tahun 2016 juga
sudah dilakukan pelaksanaan kegiatan di kelurahan Purwawinangu.

Untuk lebih mempercepat penanganan kawasan kumuh dan agar tidak terjadi
lagi perluasan kawasan kumuh maka perlu dilakukan evaluasi terhadap dokumen
RKPKP dan juga terhadap pengurangan luasan kumuh. Sehingga diperlukan
menyusun dokumen master plan kumuh dimana di dalam dokumen tersebut ada
penanganan kumuh dan juga pencegahan kumuh.
2. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
b. Undang-undang No 9 tahun 2015 perubahan kedua atas UU No 23 tahun 2014
tentang Pemeritahan Desa
c. Peraturan Pemerintah No 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
d. Peraturan Pemerintah No 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
e. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
f. Permen PUPR No 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
g. Perda Kabupaten Kuningan Nomor 26 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2011-2031

3. TUJUAN
Tujuan Pembuatan Master Plan Kawasan Kumuh Perkotaan adalah :
a. Mereview dokumen RKPKP
b. Menghitung pengurangan kumuh
c. Mengevaluasi pendataan perumahan dan kawasan permukiman kumuh di
kecamatan perkotaan
d. Menentukan luasan kumuh hasil perhitungan dan lokasi pencegahan kumuh
e. Membuat memorandum program penangan kumuh oleh pemerintah sebagai
nakhoda
f. Menyusun master plan kumuh untuk lokasi penanganan dan pencegahan kumuh
berdasarkan kebutuhan masyarakat

4. SASARAN

a. Tersedianya Dokumen Master plan kumuh kawasan perkotaan yang berisi


tantang Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan sebagai acuan pelaksanaan pencegahan kawasan kumuh dan
penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders)
pelaksanaan penyelenggaran penanganan permukiman kumuh perkotaan yang
menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).
b. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan,
indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh
seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam
pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2017-
2021).
c. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan)
sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten dan kelompok
masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBOs) untuk dapat lebih aktif
terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.
d. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada Master
plan kumuh , Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual
dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan, serta adopsi rencana
penanganan kumuh sampai tahun 2019 agar luasan kumuh menjadi 0 ha

5. NAMA DAN ORGANISASI PEMBERI TUGAS

Pemberi Tugas kegiatan ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan

6. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 585.000.000,00 (Lima
Ratus Delapan Puluh Lima Juta rupiah), termasuk PPN dibiayai APBD Provinsi
Jawa Barat Tahun Anggaran 2017.

7. RUANG LINGKUP KEGIATAN


a. Tahap Persiapan
1) Melakukan diskusi untuk mendapatkan data sekunder serta pemahaman
terhadap maksud kegiatan dalam KAK ini.
2) Menyiapkan Peta Dasar 1 : 10.000 minimal memuat batas kecamatan, batas
kelurahan, sebaran kawasan kumuh, sebaran kawasan squater, badan air
3) Menyiapkan Peta tematik : Peta kontur, peta jaringan jalan, peta jaringan
drainase, peta sanitasi, peta persampahan, peta resiko bencana dll
4) Menyiapakan peta kawasan 1 : 5000 untuk kawasan kumuh dan non kumuh
5) Menyiapkan dokumen perencanaan tingkat kota seperti RTRW, RDTR ,
RP3KP, RKPKP, SSK, Rispam dll
6) Menyiapkan data profil kawasan kumuh dan dokumen pendukung lainnya
yang mengacu kepada SK Penetapan kawasan kumuh perkotaan disertai
detil data statistik yang diperlukan pada masing-masing indikator.
7) Memetakan narasumber
8) Menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan
9) Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga ahli
dalam melibatkan partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat.
10) Menyusun desain survei mengenai penanganan permukiman kumuh
perkotaan di Kabupaten/Kota.
11) Menyiapkan format-format kegiatan secara lengkap yang dapat
mengakomodasi tahapan perencanaan dalam menunjang penyusunan profil
kawasan mencakup fungsi dan deliniasi struktur ruang kawasan permukiman
perkotaan dalam skala kota dan kawasan yang disepakati.
12) Mengikuti bimbingan teknis dari tim yang memberi pekerjaan

b. Tahap Survei
Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi :
1) Melakukan studi literatur dan pendalaman terhadap teori, kebijakan, dan
lesson learned, yang berkaitan dengan pencegahan permukiman kumuh dan
penanganan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten
2) Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu strategis,
potensi, dan permasalahan mengenai penanganan permukiman kumuh
perkotaan di Kabupaten/Kota yang mendapatkan bantuan.
3) Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam
melakukan survei/pemetaan swadaya/survey kampung sendiri di
permukiman kumuh dan pengisian format yang telah dilaksanakan pada
tahap persiapan.
4) Melakukan verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan
kawasan kumuh perkotaan, deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan
infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut.
5) Melakukan verifikasi lokasi pencegahan sesuai dengan data uyang dimiliki
oleh pemerintah
6) Mempertajam profil kawasan kumuh melalui survey kebutuhan yang detail
(by name, by address) dengan pemetaan sebaran kebutuhan pelayanan
infrastruktur menuruh indikator kekumuhan.
7) Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa narasumber
utama yang memiliki kompetensi yang terkait dengan penanganan
permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota.
8) Melakukan koordinasi dengan kelembagaan masyarakat setempat yang
akan terlibat dalam proses penyelenggaraan pembangunan kawasan
permukiman
9) Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan
pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya
yang berpengaruh terhadap penyusunan desain kawasan dan DED untuk
pelaksanaan fisik

c. Tahap Kajian
Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder, meliputi :
1) Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi,
permasalahan dan tantangan dalam kaitannya dengan pembangunan
permukiman perkotaan.
2) Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan
pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP dan
RKPKP , Perencanaan Teknis Sektoral dalam lingkup kegiatan ke-Cipta
Karya-an, kebijakan daerah dalam penanganan kumuh serta SK
Bupati/Walikota tentang Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota.
3) Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan permukiman
kumuh di kawasan terpilih, keterkaitan antar kawasan, serta penetapan
sasaran output dan outcome.
4) Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya
Masyarakat dalam merumuskan metode penanganan permukiman kumuh
perkotaan yang paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan
sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan
dari dilaksanakannya/indikasi implementasi program penanganan kumuh.
5) Melakukan penetapan kawasan kumuh prioritas berdasarkan kriteria,
indikator, parameter serta pembobotan sesuai dengan buku panduan.
6) Penyusunan Pra-Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan
perencanaan, konsep rancangan dan detail desain, pra-rancangan
arsitektur, pra-rancangan penghijauan dan tata ruang luar, pra-rancangan
struktur,pra-rancangan sistem mekanikal dan elektrikal, denah, tampak,
potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk
fasilitas prioritas.
7) Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan pemerintah
kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial,
numerik/statistik, dan kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan)
d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)

Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok


Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan
dengan kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan Perkotaan meliputi :
1) Pelaksanaan FGD di tingkat masyarakat dilakukan minimal 2 (dua) kali
selama masa pelaksanaan kegiatan ini.
2) Pelaksanaan FGD di tingkat kota minimal 3 (tiga ) kali selama masa
pelaksanaan kegiatan ini
3) FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan
kebijakan, penetapan kawasan prioritas kumuh, kesadaran terhadap
lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-Cipta Karya-an, strategi dan
pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja kelompok
swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi kegiatan.
4) Dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan lintas pemangku kepentingan
terhadap strategi dan indikasi program/ kegiatan penanganan kumuh di
kawasan-kawasan prioritas.

e. Tahap Perumusan
Tahapan perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan,
meliputi:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan sektor ke-Cipta Karya-an
berupa:
a) Strategi operasional penanganan kumuh perkotaan hingga 0% (melalui
pola pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman)
b) Kajian konsep dan merumuskan strategi teknis penanganan kumuh dari
aspek sosial, ekonomi dan analisa pembiayaan melalui analisa potensi
peningkatan kualitas kawasan.
c) Konsep penanganan permukiman kumuh secara tematik berdasarkan
kondisi kawasan, analisis keterkaitan antar kawasan, dan pola
penanganan pemukiman kumuh.
d) Skenario pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
dalam upaya mengurangi luasan kumuh kabupaten/ kota.
e) Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-
an dalam penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan
disesuaikan dengan konsep penanganan.
f) Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi
Komunitas (CAP) dalam penanganan kawasan permukiman.
g) Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku
kepentingan dalam pencapaian kumuh 0% hingga 2019.
h) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap
tahun.
i) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan
1:1000 untuk jangka waktu tahun 2017-2021.
j) Desain Kawasan permukiman kumuh pada kawasan prioritas tingkat kota
2) Menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh PerkotaanKumuh Tingkat Masyarakat (Perencanaan Partisipatif),
berupa:
a) Susunan kelembagaan masyarakat sesuai kesepakatan pembentukan
kelembagaan.
b) Rumusan prioritas kebutuhan berdasarkan pemberdayaan masyarakat
dengan metode yang paling tepat dan implementatif bagi masyarakat.
c) Rencana Kerja Masyarakat dalam skala lingkungan.

f. Tahap Penyusunan Desain Teknis Kawasan Prioritas Tingkat Kota


Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :
1) Penyusunan peta rinci kawasan/site plandengan tingkat kedetailan peta
yang cukup untuk menjelaskan detil konsep penanganan dan perencanaan
infrastruktur kawasan.
2) Pengambilan dokumentasi foto udara/film visual (air view) yang dapat
menggambarkan kondisi kawasan serta foto kondisi eksisting yang
disandingkan/digabungkan dengan desain rencana penanganan
(visualisasi).
3) Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan
(pencegahan/pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali) beserta
strategi keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an.
4) Daftar rencana komponen infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan
permukiman kumuhuntuk jangka waktu tahun 2017-2019.
5) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
6) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan
1:1000 untuk jangka waktu tahun 2017-2021
7) Pengukuran dan survey investigasi terhadap kondisi lapangan dan
perencanaan komponen infrastruktur dalam upaya meningkatkan kualitas
kawasan permukiman
8) Menyusun desain kawasan dan desain teknis komponen infrastruktur di
kawasan prioritas (dilengkapi gambar, RAB, dan RKS); gambar disajikan
secara detail dalam skala 1:50, 1:20 dan 1:10.
9) Penyusunan Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,
konsep rancangan dan detail desain, rancangan arsitektur, rancangan
penghijauan dan tata ruang luar, rancangan struktur,rancangan sistem
mekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan
rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.
10) Memastikan readiness criteria (kepastian lahan, desain, kondisi fisik, kondisi
sosial, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah kota/kabupaten, dsb)
terpenuji dan dapat ditindaklanjuti dalam waktu dekat.

g. Tahap Pembahasan Pleno


Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah
Pusat (Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi
yang telah dan dalam proses penyusunan sesuai dengan metodologi
pelaksanaan. Tim Tenaga Ahli bersama dengan Tim Teknis Pemeritah
Kabupaten/Kota akan memberikan pelaporan kemajuan pencapaian kegiatan
maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan pekerjaan ini.

h. Tahap Penyusunan Laporan


Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari
laporan pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi :
1) Laporan hasil diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan
Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir dan Laporan
Akhir dengan melibatkan berbagai instansi terkait.
2) Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan dengan gambaran hasil
rumusan dan analisis data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survei,
FGD, dan masukan serta saran dalam pembahasan laporan bersama Tim
Teknis dan pihak terkait lainnya.
3) Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi Dokumen Profil
Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED permukiman kumuh.
4) Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masing-masing
komponen infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun selanjutnya.
5) Profil update terkait hasil survey dan investigasi terhadap kondisi eksisting
permukiman kumuh (by name by address) beserta dokumentasi dan analisa
isu strategis, potensi, permasalahan dan tantangan dalam penanganan
permukiman kumuh.
6) Matriks strategi operasional, program, dan indikasi kegiatan serta indikasi
biaya dan peran stakeholders dalam pencapaian kota/kabupaten bebas
kumuh sesuai targetnya.

8. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan kajian, penyusunan, dan pembahasan laporan dilaksanakan di
Kabupaten Kuningan

9. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


1) Penyediaan oleh Pemberi Tugas
Data dan informasi yang terkait dengan pekerjaan yang dimiliki Pemberi
Tugas dapat digunakan dan dipelihara oleh penyedia jasa sebagai referensi
atau masukan awal dalam penyiapan pelaksanaan pekerjaan, atas seizin
Pemberi Tugas. Data tersebut harus dipelihara oleh penyedia jasa dan harus
dikembalikan.

2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa

Data dan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa mencakup materi
yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pekerjaan ini termasuk data dan
peta yang sama dan sesuai standar bagi seluruh rangkaian kegiatan.

10. ALIH PENGETAHUAN


Dalam proses penyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
Penyedia Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala dan


intensif (sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim teknis
sehingga dapat diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain survei,
dan hasil rumusanpekerjaan ini.
b. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum
pelaksanaan survei instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan presentasi
setiap tahapan pelaporan.
c. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan
masukan dalam proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan memproses
semua bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan
untuk pekerjaan ini.
d. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta
mempelajari dan menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan dimaksud.

11. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Rangkaian pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif, partisipatif


dan konsultatif yang melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan masukan dan
aspirasi yang tepat dan logis, dan melalui metode analisis serta sintesis yang
memadai pekerjaan ini dapat menghasilkan suatu rencana yang implementatif yang
disepakati bersama oleh berbagai pihak (birokrat, akademisi, profesional,
pemerhati, wakil dari komunitas dll).

Pendekatan dan Metodologi ini berkaitan dengan alur / proses/tahapan


dalam lingkup kegiatan yang telah diuraikan diatas.

12. JANGKA WAKTUPELAKSANAAN


Untuk menyelesaikan pekerjaan ini dibutuhkan waktu 3,5 (tiga setengah) bulan
sejak SPMK ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara kontraktual.

13. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Master Plan Kumuh yang berisi Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan yang berisikan strategi penanganan
kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan
penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku,strategi
pendanaan/investasi dan nota kesepakatan bersama bagi semua pelakudalam
pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2017-
2021).
b. Dokumen Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh (Action Plan) yang
mengacu pada RKPKP/ SPPIP dan RP3KP, termasuk Rencana Kegiatan Aksi
Komunitas (community action plan).
c. Dokumen SK Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan update disertai dengan
detail profil dan basis data informasi (file shp) yang sesuai dengan pedoman.
d. Berita acara kesepakatan tiap tahapan penyusunan master plan kumuj.
e. Dokumentasi kondisi eksisting berupa foto/ film udara (aerial view/Drone).
f. Masterplan/ Desain umum penanganan kawasan beserta jadwal, skenario
pelaksanaan dan rumusan tahapan kegiatan.
g. Berita Acara hasil kesepakatan/ Memorandum program dan kegiatan antar
pemangku kepentingan penanganan kumuh.
h. Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi
3 dimensi Dokumen Perencanaan (film, Clip/dokumenter).
i. Dokumentasi kertas kerja proses kegiatan KSM/ BKM bersama Tenaga Ahli dan
Tim Teknis Kabupaten/Kota (CAP).
j. Dokumen Desain Kawasan yang meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,
denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan
konstruksi/Sipil untuk kawasan prioritas kota yang akan disusun, meliputi :
- Analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan.
- Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal lain yang diperlukan
dalam menyusun masterplan.
- Membuat konsep Desain Kawasan.
- Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan
masukan dan pendapat seluruh stakeholder.
- Rancangan dan detail arsitektur.
- Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
- Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta ruang luar
bangunan.
- Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal,
beserta uraian konsep dan perhitungan kontruksi.
- Gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi : Gambar dan detail
arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan
detail elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait lainnya
- Spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan yang
sudah ada.
- Perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan
harga satuan pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat).
- Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar)
- Gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan).
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

k. DED Penataan kawasan priritas kota dengan desain/ rancangan rinci tiap
komponen infrastruktur (1:200, 1:100, 1:50, 1:10), spesifikasi teknis serta RAB
untuk kegiatan yang siap dilelangkan pada tahun pertama.
l. Dokumen lelang :
- Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE)
- Rincian Volume Pekerjaan (BQ)
- Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)
- Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi

9. TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli yang
kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang terikat selama pelaksanaan
pekerjaan. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan iniadalah:

1) Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim (Team Leader) yang dibutuhkan adalah seorang seorang lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Dua (S-2)
Planologi yang memiliki pengalaman kerja minimal 12 tahun dibidang
pengembangan wilayah/perencanaan perkotaan/Urban, serta memiliki Sertifikat
Keahlian Tenaga Ahli.

Lingkup penugasannya adalah :


Bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kegiatan anggota tim kerja.
Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan anggota tim
kerja dan secara rutin melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan kepada
pemberi kerja.
Merumuskan kerangka pikir dan metodologi analisis secara menyeluruh
terhadap pekerjaan yang akan dihasilkan.
Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis dan pihak lain
yang terkait termasuk dalam mengantisipasi permasalahan dan kendala dalam
penyelesaian pekerjaan.
Memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun
pertemuan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini
Membina hubungan yang baik dan berkoordinasi dengan pemberi kerja, serta
pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
Merumuskan konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh sesuai
dengan kondisi, analisis pengembangan kawasan, dan panduan penanganan
permukiman kumuh.
2) Tenaga Ahli Sipil Infrastruktur Perkotaan

Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan
Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 7 tahun di
bidang yang sejenis, serta mempunyai Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman
yang bersangkutan di bidang perumahan dan permukiman khususnya penanganan
permukiman kumuh perkotaan akan lebih diperhatikan.

Lingkup penugasannya adalah :

Mengidentifikasi, memverifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting di


permukiman kumuh dan jaringan infrastruktur pendukungnya.
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
lokasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Memberikan masukan tentang kebutuhan dan estimasi perhitungan
pembangunan infrastruktur di permukiman kumuh sesuai dengan konsep
penanganan secara komprehensif dalam hubungannya dengan keterkaitan
infrastruktur antar kawasan.
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
lokasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Membuat peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1000 untuk penanganan tahun
pertama dan skala 1:5000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019 serta DED
infrastruktur tersebut (rancangan detail 1:200, 1:100, 1:50 atau sesuai
kebutuhan).
Menghitung detail kebutuhan infrastruktur dan analisa biaya hingga jadwal
pelaksanaan pada masing-masing lokasi permukiman kumuh dan pada desain
kawasan.

3) Tenaga Ahli Lingkungan

Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan
Teknik Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 7
tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli.
Pengalaman yang bersangkutan di bidang air minum, sanitasi dan persampahan,
pembangunan perumahan dan permukiman serta penanganan permukiman kumuh
perkotaan, akan lebih diperhatikan.

Lingkup penugasannya adalah :


Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan
penanganan permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai dengan
kebutuhan analisis kawasan.
Melakukan analisis tentang daya dukung lingkungan berdasarkan kemampuan
fisik dasar yang sesuai untuk penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Melakukan analisis dalam menetapkan program sektor bidang sanitasi dan
persampahan terkait penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penyediaan air minum dan
penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur penyediaan air
minum dan penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan
permukiman kumuh perkotaan.
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan bidang air minum
dan penyehatan lingkungan permukiman.

4) Tenaga Ahli Permukiman Arsitektur

Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan
Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 7
tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli.
Pengalaman yang bersangkutan di bidang pembangunan perumahan dan
permukiman, desain kawasan dan rancang bangun bidang perumahan dan
permukiman serta penanganan permukiman kumuh perkotaan akan lebih
diperhatikan.

Lingkup penugasannya adalah :

Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan


konsep penanganan kawasan serta dukungan arsitektural penanganan
permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai kebutuhan analisis
kawasan.
Melakukan analisis tentang komponen infrastruktur permukiman berdasarkan
kemampuan fisik dasar yang sesuai dengan kebutuhan penanganan
permukiman kumuh
Melakukan analisis infrastruktur permukiman dalam menetapkan program
sektor bidang perumahan dan permukiman di kawasan terpilih.
Menyusun skenario pengembangan dan penataan kawasan permukiman serta
pola penanganannya.
Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penataan kawasan serta
kajian dan rencana visual dan estetika kawasan (tapak, sirkulasi, tata hijau, site
furniture, dll).
Menyusun desain kawasan permukiman kumuh beserta detail kelengkapan
desain.
Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur permukiman (bidang
Ke-Cipta Karya-an)
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Menyiapkan dokumen rancangan teknis/ DED penanganan permukiman kumuh
perkotaan (skala 1:100, 1:50, 1:10)

5) Ahli Pemberdayaan Masyarakat/Ekonomi

Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan
Ekonomi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 7 tahun
di bidang yang sejenis. Pengalaman yang bersangkutan di bidang pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dalam tiap tahapan akan lebih diperhatikan.

6) Tenaga Ahli Gedes SIG (Sistem Informasi Geografis)

tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan
Geodesi dengan kemampuan menganalisi informasi secara geografis lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi. Tugasnya adalah membantumemetakan potensi, masalah dan
analisis kawasan dalam peta perencanaan dan perancangan permukiman kumuh
(skala 1:1000, 1:5000).

Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini meliputi :

a) Surveyor
Surveyor yang dibutuhkan adalah SMK/Diploma 3 (D-3) Jurusan Teknik Sipil /
semua jurusan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi, sebanyak 4 orang, dengan jumlah Orang Bulan
sebesar 8 (delapan) OB. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran dan
pendataan sesuai dengan kebutuhan penyusunan dokumen serta sesuai arahan
dari Team Leader.

b) Estimator/ Quantity Surveyor


Estimator yang dibutuhkan adalah SMK/Diploma 3 (D-3) Jurusan Teknik Sipil /
semua jurusan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi, sebanyak 2 orang, dengan jumlah Orang Bulan
sebesar 4 (Empat) OB. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran,
perhitungan dan pendataan sesuai dengan arahan dari Team Leader.

c) Tenaga Pendukung Lainnya


Tenaga pendukung lainnya meliputi :Sekretaris merangkap administasi, dengan
kebutuhan orang bulan sebanyak 8 OB, bertugas mengatur administrasi dan
pelayanan untuk mendukung kinerja tenaga ahli dan asisten dalam kelancaran
pelaksanaan tugasnya serta Drafter/Animasi 3D, dengan kebutuhan orang bulan
sebanyak 8 OB, bertugas memberikan visualisasi 2 Dimensi, sketch dan 3 Dimensi
sesuai dengan desain arsitektural dan konsep penanganan kawasan.

10. LAPORAN DAN SISTEMPEMBAHASAN

Laporan yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah:

1. Laporan Pendahuluan, diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa


pelaksanaan pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah uraian
ringkas mengenai kerangka pikir, rencana kerja, juga dimasukkan metodologi serta
pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli dan jadwal
penyelesaian pekerjaan.

Pada tahap laporan pendahuluan ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama
tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan
dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai sasaran serta pola kerja yang akan
dituju. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan
pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen
laporan pendahuluan kepada Pemberi Tugasdilakukansegera setelah memasukkan
hasil kesepakatan diskusi pembahasan tersebut kedalam laporan.
2. Laporan Antara, dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan diserahkan 2 (dua) bulan
atau 60 hari setelah penerbitan SPMK. Laporan ini berisikan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan dari
pelaksanaan survei lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran
pekerjaan, rumusan rencana aksi program dan kegiatan serta draft awal Dokumen
Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
dan DED penanganan kawasan permukiman.

Pada tahap laporan antara ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis
dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat
diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi
dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan
antarakepada Pemberi Tugasdilakukan segera setelah memasukkan hasil
kesepakatan diskusi pembahasan tersebut kedalam laporan.

3. Laporan Draft Akhir, berisikan informasi lengkap mengenai pelaksanaan cakupan


hasil kajian termasuk rekomendasi awal dari pelaksanaan kegiatan untuk
pembahasan lebih lanjut dengan pihak pemberi tugas. Informasi/data-data
pendukung dari pelaksanaan kegiatan dapat merupakan lampiran dari Laporan
utama. Laporan Draft Final harus diserahkan selambat-lambatnya 3,5 (tiga koma
lima) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

4. Laporan Akhir, berisikan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan


pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (Lima) eksemplar dan diserahkan pada
akhir pelaksanaan pekerjaan.

Pada tahap laporan akhir ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis
dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait untuk memperoleh masukan
lain/tambahan untuk penyempurnaan hasil akhir dari pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat diperoleh satu kesimpulan yang mampu menampung banyak
kepentingan terkait. Penyerahan finalisasi dokumen laporan akhir kepada Pemberi
Tugasdilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembahasan
tersebut kedalam laporan.

5. Profil Summary dan rencana aksi kawasan permukiman, sebanyak 5 eksemplar


dan diserahkan setelah laporan akhir disetujui tim teknis. Dokumen ini merupakan
dokumen khusus yang berisikan tampilan umum hasil kajian, analisa dan kesepatan
strategi, program dan kegiatan penanganan kumuh kawasan permukiman terpilih.
sebagai bahan konsultasi publik pemerintah kab/ kota terhadap masyarakat.
6. Album Peta

7. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh


Perkotaan, Desain kawasan dan DED Penanganan kawasan
permukiman,sebanyak 1 eksemplar dan diserahkan pada akhir pelaksanaan
pekerjaan. Dokumen ini merupakan dokumen khusus yang berisikan hasil kajian
akademis dan kerangka materi pengaturan yang terkait dengan kegiatan.

8. Dokumen Community Action Plan / Rencana Aksi Masyarakat

9. Dokumen visual (video kondisi eksisting, video drone, 3D visual perencanaan)

Seluruh data dan laporan termasuk Buku Dokumen Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED Aksi Komunitas dimuat
kedalam Dokumen Visual (hardisk external) 1 buah diserahkan bersamaan dengan
penyerahan Laporan Akhir.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan.

KUNINGAN, JUNI 2017


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

H. ONO DARSONO. M.Si


NIP. 19600423 199309 1 001

Anda mungkin juga menyukai