Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF

KOLOID

Di Susun Oleh :

Anis Riftiani (15030194087)

Bintari Eka Permani (15030194088)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Identitas Sekolah : SMA Negeri 1 Gresik

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI / 2

Materi Pokok : Koloid

Alokasi Waktu : 1x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar :
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran
kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.3 Menunjukkan perilaku responsive dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya.
4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan
pengalaman membuat beberapa jenis koloid.

Indikator :

1.1.1 Peserta didik mampu menunjukkan rasa syukur atas adanya kebermanfaatan
koloid bagi kehidupan manusia sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
2.3.1 Peserta didik mampu menunjukkan perilaku responsif sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
2.3.2 Peserta didik mampu menunjukkan perilaku proaktif sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.15.1 Peserta didik mampu mengidentifikasikan karakteristik contoh dari koloid.
3.15.2 Peserta didik mampu mendefinisikan koloid.
3.15.3 Peserta didik mampu memberikan contoh lain dari koloid.
4.15.1 Peserta didik mampu melakukan demonstrasi sifat koloid sesuai dengan langkah
kerja.

Tujuan Pembelajaran

1.1.1.1 Diberikan beberapa contoh dari koloid yang relevan melalui media power point,
peserta didik dapat menunjukkan rasa syukur akan kebermanfaatan koloid
sebagai anugrah Tuhan YME.
2.3.1.1 Melalui kegiatan demonstrasi dan diskusi kelas, peserta didik mampu
menunjukkan perilaku responsif dengan baik
2.3.2.1 Melalui diskusi kelas, peserta didik mampu menunjukkan perilaku proaktif
dalam kelas dengan baik
3.15.1.1. Melalui penyajian contoh dan non contoh disertai kegiatan demonstrasi sifat
koloid, peserta didik mampu mengidentifikasi karakteristik dari koloid dengan
tepat.
3.15.2.1. Berdasarkan karakteristik dari koloid yang telah didapat, peserta didik dapat
menunjukkan definisi dari koloid dengan benar.
3.15.3.1. Melalui penyajian contoh dan contoh lain disertai dengan demonstrasi, peserta
didik dapat menunjukkan contoh koloid dengan tepat.
4.15.1.1 Diberikan langkah kerja demonstrasi sifat koloid pada PPT, peserta didik
mampu melakukan demonstrasi dengan runtut.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Definisi Koloid
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan
untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Contoh: tepung kanji dimasukkan ke
dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi. Di sini air sebagai medium
pendispersi, dan tepung kanji sebagai zat terdispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya,
sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi, koloid, larutan.
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi,
padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Koloid berasal dari kata kolia,
yang artinya lem. Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm 100
nm. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati
dengan mata langsung (mata telanjang), tetapi masih bisa diamati dengan menggunakan
mikroskop ultra. Contoh: Sabun, susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonase.
Perbedaan suspensi, koloidm dan larutan adalah sebagai berikut:

Pembeda Larutan Sejati Sistem Koloid Suspensi Kasar


Jumlah fase 1 2 2
Distribusi partikel Homogen Heterogen Heterogen
Ukuran partikel < 107 cm 107 105 cm > 105 cm
Penampilan fisis Keruh, partikel Keruh-jernih, Jernih, partikel
terdispersi dapat partikel terdispersi terdispersi tidak
diamati langsung hanya dapat dapat diamati
dengan mata diamati dengan dengan mikroskop
telanjang mikroskop ultra ultra
Jumlah fasa Dua fasa Dua fasa Satu fasa
Penyaringan Tidak dapat Tidak dapat Dapat disaring
disaring, disaring kecuali
dengan penyaring
ultra
Kestabilan Stabil, tidak Stabil, tidak Tidak stabil,
memisah memisah memisah
Contoh Larutan gula Tepung dalam air, Campuran pasir
susu dalam air

Sifat-sifat koloid

1. Efek Tyndall
Penghamburan cahaya oleh partikel koloid Gejala pemantulan dan
penghamburan cahaya oleh partikel koloid disebut efek Tyndall. Gejala ini pertama
kali ditemukan oleh Micahel Faraday kemudian diselidiki lebih lanjut oleh John
Tyndall (1820 - 1893), seorang ahli Fisika bangsa Inggris. Efek Tyndall dapat
digunakan untuk membedakan larutan sejati dari koloid. Dalam kehidupan sehari-
hari, efek Tyndall dapat diamati pada saat matahari terbenam. Pada saat itu kita
dapat melihat warna langit yang kemerahan. Pada siang hari langit berwarna biru.
2. Gerak Brown
Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang
tinggi (atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak
terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-
zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown, sesuai dengan nama
penemunya Robert Brown seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris. Gerak Brown
terjadi sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap
partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut
akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain
dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar.
3. Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah
permukaan disebut absorpsi. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga apabila ada partikel yang menempel
akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel koloid
mengadsorpsi ion yang bermuatan positif, maka koloid tersebut menjadi bermuatan
positif, dan sebaliknya. Muatan koloid merupakan faktor yang menstabilkan koloid,
disamping gerak Brown.
4. Koloid Pelindung
Berdasarkan afinitas atau gaya tarik-menarik atau daya adsorpsi antara fase
terdispersi terhadap medium pendispersinya, koloid dibedakan menjadi 2 yaitu
koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang fase
terdispersinya mempunyai afinitas besar atau mudah menarik medium
pendispersinya. Contoh sabun, detergen, dan kanji. Sedangkan koloid liofob
merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil atau menolak
medium pendispersinya. Contoh dispersi emas, belerang dalam air, dan Fe(OH). Jika
medium pendispersinya air, maka istilah yang digunakan adalah koloid hidrofil dan
koloid hidrofob.
5. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan koloid yang disebabkan oleh penambahan
larutan elektrolit yang mengandung ion positif (+) dan ion negatif (). Ion yang
efektif untuk menggumpalkan koloid ialah ion yang muatannya berlawanan dengan
muatan koloid.
Contoh:
1) Koloid Fe(OH)3 dicampur dengan koloid As2S.
2) Sol emas yang bermuatan negatif dapat dikoagulasikan dengan NaCl, dan CaCl3

D. MODEL, PENDEKATAN, DAN METODE PEMBELAJARAN


Model : Induktif
Pendekatan : Scientific
Metode : Penemuan konsep melalui diskusi, ceramah, dan demonstrasi

E. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


Alat pembelajaran : LCD, proyektor, PPT tentang Larutan Non-Elektrolit
Sumber belajar : Buku kimia SMA kelas XI, LKS
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Rencana Kegiatan Waktu
Waktu
1 x 45 I. Pendahuluan 10 menit
menit Guru mengucapkan salam dan meminta ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan
kembali materi sebelumnya tentang Ksp melalui power
point.
Guru memberikan motivasi melalui power point
dengan menampilkan gambar segelas susu dan sepotong
keju kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa.
Fenomena apa yang terjadi pada gambar di slide?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan inti 30 menit
Open-Ended
Guru mengelompokkan siswa ke dalam dua kelompok
besar.
Guru membagikan LKS pada tiap siswa.
Guru menampilkan contoh dan noncontoh dari koloid
pada PPT. (mengamati)
Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi
karakteristik contoh dari koloid yang telah ditampilkan
dengan demonstrasi dan berdiskusi.
Guru meminta siswa menuliskan karakteristik yang
diperoleh dari demonstrasi dan diskusinya di papan
tulis.

Konvergen
Guru membimbing diskusi kelas untuk menentukan
karakteristik mana yang termasuk kedalam contoh dari
koloid.
Guru mengidentifikasi jawaban yang tepat dan
mengeliminasi jawaban yang kurang benar dengan
memberikan alasan.
Guru membimbing diskusi kelas dengan memberikan
beberapa pertanyaan untuk memperkuat karakteristik
contoh.
Guru menampilkan kembali contoh dan noncontoh dan
meminta siswa untuk berdiskusi untuk menuliskan
kembali karakteristik yang hanya ada di contoh pada
LKS berdasarkan hasil diskusi.
Guru meminta siswa menyampaikan kembali
karakteristik dari koloid secara lisan.

Closure
Siswa dibimbing untuk menyebutkan kembali
karakteristik-karakteristik yang menggambarkan contoh
koloid.
Guru membimbing siswa menyebutkan konsep yang
dimaksud yaitu koloid.
Guru membimbing siswa menyimpulkan definisi dari
koloid.

Aplikasi
Guru menyediakan beberapa campuran zat untuk di
identifikasi karakteristiknya.
Guru meminta siswa untuk menuliskan yang termasuk
contoh koloid lain berdasarkan demonstrasi didepan
kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa.
III. Kegiatan penutup 5 menit
Guru memberikan tugas pada siswa untuk dikerjakan di
rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Guru meminta siswa mempelajari materi koloid untuk
diteskan minggu depan.
Guru mengajak siswa berdoa mengakhiri pertemuan
dan menyampaikan salam penutup.

Surabaya, 7 Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Anis Riftiani Bintari Eka Permani


NIM.15030194087 NIM.15030194088

Anda mungkin juga menyukai