Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian

Penelitian dilakukan melalui metode kualitatif, yang mengandung makna

suatu penggambaran atas data dengan menggunakan kata dan baris kalimat.

Penelitian kualitatif bertujuan memahami suatu situasi soaial, peristiwa, peran,

interaksi dan kelompok. Penelitian dilakukan secara bertahap dengan cara

memahami gejala-gejala sosial dengan membedakan, membandingkan,

mengkatalogkan, dan mengelompokan obyek studi.

Locke, Spriduso dan Silferman (dalam Creswell, 1994:147)

mengemukakan: qualitative research interpretative research. As such, the

biases, value adn judgment of the researches become stated explicitly in the

research report. Such oppenness is considered to be useful and positive.

Bogman dan Taylor (dalam Moloeng, 1997:3) metode penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau

lisan dari orang-orang perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif lebih

menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berdasarkan data.

Desain Penelitian bersifat deskriptif, yaitu menemukan fakta dengan

interprestasi yang melukiskan sifat dari beberapa fenomena kelompok atau

individu yang berasal dari hasil penemuan. Pendekatan kualitatif dipakai untuk

mengungkapkan secara komprehensif dan alami bagaimana proses kebijakan

pemanfaatan asset daerah diimplementasikan. Dengan demikian tujuan pemilihan

pendekatan kualitatif ini adalah untuk memahami bagaimana proses dan

39
40

mengungkapkan makna dari setiap fenomena menurut persepsi masyarakat dan

pemerintah dengan dukungan teoritik yang ada kemudian dibangun kerangka pikir

dan hipotesis kerja.

Pada penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam

pengumpulan data. Sedangkan fokus penelitian ada pada peran dan pengalaman

informan dan cara mereka memandang implementasi kebijakan. Informan juga

dapat menggambarkan fenomena yang terjadi, hubungan sebab akibat,

kecenderungan, budaya yang berkembang dalam jejaring kelembagaan publik.

Peneliti juga lebih menekankan pada obyektifitas dan kejujuran yang

diwujudkan denngan menjelaskan tujuan peneliti kepada informan. Selain itu

merahasiakan identitas informan, sehingga konsekuensi dari hasil penelitian ini

tidak berdampak kepada informan yang telah memberikan informasi. Data dan

informasi yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari obsservasi dan

wawancara. Informasi yang didapat dari observasi langsung, catatan, wawancara

dan cacatan peristiwa.

3.2 Data yang Diperlukan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi fakta dan informasi

yang menyangkut kebijakan Dinas Kopersai dan UMKM Kabupaten Subang

dalam Hal LED (Lumbung Ekonomi Desa), mulai perencanaan pelaksanaannya

maupun hasil dari kebijakan tersebut. Data yang dibutuhkan terdiri dari primer

maupun data sekunder untuk dipergunakan sebagai dasar dan interpretasi. Data

primer adalah data yang belum mengalami pengolahan dan diperoleh langsung
41

dari informan, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah mengalami

pengolahan dan kemudian dijadikan rujukan data.

3.3 Sumber Data

Data primer bersumberkan dari informan berupa informasi dan data hasil

wawancara dengan baik yang berkepentingan dan pelaku utama baik dari para

pengurus LED/Koperasi LED/Kepala Desa, Camat, maupun dari anggota

kelompok penerima bantuan dan masyarakat yang berhubungan dengan program

LED (Lumbung Ekonomi Desa). Data sekunder bersumber dari artikel, studi

literatur, dokumen, data statistik, arsip baik dari pihak pemerintah maupun

kelompok penerima bantuan, dan media massa. Sumber data tersebut dapat

dikelompokan sebagia berikut :

3.3.1 Informan

Informan yaitu orang-orang yang memberikan data dan atau informasi

berupa kata-kata atau tindakan, serta mengetahui dan mengerti masalah yang

sedang diteliti. Fakta yang dibutuhkan meliputi kata-kata dan tindakan informan

yang memberikan data dan atau informasi tentang LED (Lumbung Ekonomi

Desa) melalui proses wawancara dan pengamatan.

Penentuan informan dilakukan menurut menurut tujuan tertentu, artinya

hanya dipilih informan yang memenuhi syarat karakteristik obyek penelitian.

Dengan demikian informan akan berada di semua lapisan masyarakat serta

berbagai lapisan fenomena yang diteliti, sehingga akhirnya akan terseleksi

informan bagus yang memenuhi syarat good informants yakni menyampaikan

data apa adanya, jujur, enak bicara dan dapat berkomunikasi dengan baik, disukai
42

orang lain, bertanggungjawab, memahami obyek penelitian, menguasai informasi

dan mau membagikan pengetahuannya serta menjunjung tinggi sikap saling

percaya.

Jumlah informan yang dibutuhkan memperhatikan apa yang ingin

diketahui sesuai dengan data dan informasi yang dibutuhkan, sumber daya yang

dimiliki informan dan peneliti serta setelah terjadinya pengulanagn informasi dan

informan ke informan lain. Adapun informan yang akan diwawancarai adalah

representasi dari :

1. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Subang yakni pejabat esselon II, III,

dan IV, serta pelaksana yang telah dan atau sedang mengurusi LED

(Lumbung Ekonomi Desa) diantara Kepala Dinas, Kepala Seksi dan

pelaksana. Hal ini dilakukan karena Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten

Subang sebagai leading sektor dari program LED (Lumbung Ekonomi

Desa). Khususnya di bidang UMKM dimana peneliti menjabat sebagai Kabid

UMKM.

2. Kelompok masyarakat penerima bantuan, yakni mulai dari pengurus LED (

Ketua, Sekretaris, Bendahara ) dan anggota LED / Kopreasi LED. Hal ini

dilakukan untuk mendapat informasi yang benar-benar akurat.

3. Camat dan Kades di sector wilayah Kabupaten Subang. Hal ini dilakukan

karena sesuai dengan Peraturan Bupati Subang No. 13 Tahun 2007 tentang

Pedoman Umum Pelaksanaan LED (Lumbung Ekonomi Desa). Camat dan

Kades adalah sebagai Pembina. Peneliti mendapat informasi menganai LED


43

(Lumbung Ekonomi Desa) dari Camat dan Kades pada saat dilakukan

monitoring dan evaluasi di lapangan yang dilakukan setiap bulan.

Peneliti sebagai instrumen penelitian melakaukan observasi secara

langsung obyek penelitian serta melakukan pengumpulan data sekunder secara

langsung dipusat-pusat kegiatan informan, melakukan wawancara bebas dan

terstruktur kepada informan dalam suasana yang kondusif. Cara mendapatkan data

dari informan selain melakukan telaahan terhadap informasi sekunder dan

triangualasi, yang terpenting adalah pengamatan dan wawancara mendalam.

Semuanya informan memberikan data dan informasi yang benar dan

menurut senyatanya karena peneliti melakukan pendekatan dengan cara

membangun sikap saling percaya anatara informan dengan peneliti. Sikap saling

percaya itu merupakan modal untuk melakukan komunikasi, tidak saja ketika

melakukan lisan tetapi juga dengan memanfaatkan teknologi yakni melalui e-mail

dan telepon.

3.3.2 Arsip

Peneliti mengambil data-data atau bahan-bahan dari beberapa sumber

antara lain, surat keputusan, peraturan perundangan, laporan penelitian, laporan

perusahaan maupun daerah, hasil rapat. Selain itu juga dokumen berupa data

statistik dan naskah-naskah penting lainya sebagai bahan acuan mendeskripsikan

kejadian yang telah lalu.

3.4 Latar dan Lapangan Penelitian

Latar (setting) penelitian adalah situasi berlangsungnya observasi dan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan masyarakat dan pihak


44

pemerintah. Lapangan (field) penelitian merupakan lokasi terdapatnya

diluncurkannya LED (Lumbung Ekonomi Desa), yakni lokasi anggota kelompok

penerima bantuan di Kabupaten Subang.

Wawancara kepada informan dilakukan ditempat dan pada jam yang

disepakati, yang diikuti dengan pengamatan mendalam terhadap perilaku dan tutur

kata obyek yang diamati serta didukung oleh pemberitaan media massa. Situasi

langsungnya proses pengamatan berperan serta dan dilakukan dalam suasana

santai, informal, penuh kekeluargaan dan kondisi saling mempercayai, tanpa

tekanan dan tidak terpengaruh oleh jabatan atau kedudukan. Kondisi ini

dimaksudkan agar informan dapat dengan leluasa, tanpa tekanan dan dapat

menyampaikan pengalaman, pemikiran dan pertimbangannya secara obyektif

tentang hal yang ditanyakan peneliti.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini adalah alat yang digunakan utnuk mengumpulkan

data dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

mengumpulkan data lebih banyak bergantung kepada peneliti sendiri sebagain

pengumpul data. Peneliti disebut sebagai instrument penelitian, yang didukung

oleh alat bantu seperti alat tulis, tape recorder, camera, peta dan lain-lain.

Pedoman observasi dan pedoman wawancara dari hipotesis kerja.

3.6 Tahap dan Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian kualitatif melalui beberapa tahap yaitu :


45

1) Tahap Pra Lapangan

Dalam pra lapangan ini dilakukan penyususnan rancangan penelitian,

menentukan lokasi penelitian, pengurusan izin penelitian, penjajakan atau

penilaian kondisi fisik lapangan, penentuan para sumber ataun informan,

penyiapan perlengkapan penelitian serta persiapan diri peneliti utnuk beradaptasi

dengan suasan kehidupan obyek penelitian.

2) Tahap Penelitian Lapangan

Dalam tahap ini memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki

lokasi dan obyek penelitian, berperan serta dalam proses pelaksanaan fungsi,

tugas, kewajiban, selain itu peneliti menjalin hubungan dalam pergaulan dengan

subyek penelitian baik selama maupun sesudah pengumpulan data. Selain itu

peneliti memainkan peran yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya

dalam arti berusaha untuk tidak terpengaruh oleh subyek penelitian. Melakukan

diskusi dengan rekan sejawat, setelah melakukan wawancara dan pengamatan

serta melakukan editing, reduksi dan klasifikasi semua fakta, data dan informasi

yang terekam secara utuh.

Berikutnya adalah pengelompokkan data menurut kategori, serta

menganalisis temuan penelitian dan mengkomparasikan dengan sumber lainnya.

Tahap ini diakhiri dengan perumusan kategori, memberikan interpretasi dan

memberikan ekplanasi demi menjawab masalah penelitian dan merumuskan

jawaban masalah penelitian. Dengan demikian, analisis data meliputi aktivitas

reduksi data, tampilan data dan pembuatan kesimpulan atau verifikasi. Tahap

akhir yaitu penulisan laporan penelitian yang selain memuat temuan penelitian
46

juga menguraikan hasil interpretasi dan ekplanasi temuan peneliti serta perumusan

kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

3.7 Teknik Pengumpulan dan Pencatatan Data


3.7.1 Teknik Pengamatan Langsung

Dalam pengumpulan dan pencatatan data dilakukan dengan observasi

langsung ke lapangan dengan melihat hasil kebijakan yang sedang berjalan

melalui kegiatan yang sedang dilakukan peneliti sebagai sekretaris tim teknis

tingkat kabupaten. Monev dilakukan setiap bulan oleh staf, kasie maupun kabid

(peneliti). Pelaksanaan observasi lapangan disertai juga dengan wawancara

kepada pihak-pihak terkait yang terlibat langsung dalam implementasi kebijakan

yaitu para pengurus LED (Lumbung Ekonomi Desa) dan anggota LED.

Selanjutnya hasil observasi dan wawancara ditindaklanjuti dengan pengecekan

pada literatur dengan melaksanakan studi dokumentasi.

Observasi, yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung

terhadapa suatu objek (Nazir 1989 : 212). Peneliti melakukan peninjauan

langsung ke lokasi penelitian dan mengamati obyek-obyek yang menjadi sasaran

penelitian. Melalui teknik ini, peneliti berharap akan dapat memahami kondisi

obyektif berbagai hal yang menjadi sasaran pengamatan, melalui teknik ini pula

akan diperoleh data primer dan data sekunder.

Dalam observasi di lakukan sebagai studi yang secara langsung dan

sistematis mengamati fenomena sosial yang ada dalam rangka analisis. Dalam hal

ini peneliti mengamati kondisi kerja di Kabupten Subang dalam kegiatan yang

berkaitan dengan implementasi kerjasama. Peneliti merekam perilaku pelaksana


47

dari LED (Lumbung Ekonomi Desa) dari mulai perencanaan, implementasi

hingga evaluasi.

3.7.2 Teknik Wawancara Mendalam

Pada penelitian ini metode wawancara mendalam merupakan salah satu

teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan

metode ini didasarkan pada dua alasan, pertama, dengan wawancara peneliti dapat

menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi

juga apa yang tersembunyi jauh didalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang

ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal bersifat lintas waktu, yang

berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang dan juga masa mendatang.

Proses wawancara mendalam, diawali dengan pengantar. Pada pengantar

ini secara terbuka dan jujur peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

dari wawancara. Selanjutnya peneliti menyampaikan pertanyaan yang bersifat

luas, dan diakhiri dengan pertanyaan terbuka. Dalam wawancara yang mendalam,

peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa

terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Peneliti menyimpan cadangan masalah yang perlu di tanyakan kepada informan.

Cadangan masalah tersebut adalah kapan menanyakannya, bagaimana urutannya,

akan seperti apa rumusan pertanyannya dan sebagainya yang biasa muncul secara

spontan sesuai dengan perkembangan situasi wawancara itu sendiri.

Dengan teknik ini peneliti berharap wawancara berlangsung luwes,

arahnya bisa lebih terbuka, percakapan tidak membuat jenuh kedua belah pihak,

sehingga diperoleh informasi yang lebih kaya. Metode wawancara mendalam


48

menggunakan panduan wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk

diajukan kepada informan. Ini hanya untuk memudahkan dalam melakukan

wawancara, penggalian data dan informasi, dan selanjutnya tergantung

improvisasi di lapangan.

Dilapangan peneliti melakukan wawancara dengan informan pada saat

tugas ataupun tidak sedang bertugas, artinya wawancara dilakukan pada saat

kegiatan monitoring dan evaluasi juga pada saat tidak resmi/silaturahmi.

3.7.3 Pendekatan Interpretative

Pendekatan interpretative merupakan salah satu cara yang peneliti gunakan

dalam menggali dan mengungkapkan data dan informasi melalui wawancara

mendalam. Akan tetapi kunci kerbehasilan pendekatan ini terletak pada

kemampuan peneliti dalam menjalin hubungan dengan informan. Karena, peneliti

mempunyai keterbatasan memahami lebih dekat para informan. Pendekatan ini

lebih menekankan pada peneliti, karena : (1) Pemahaman muncul melalui

interaksi ; (2) Memahami konteks ; (3) Bagaimana memahami pengalaman

informan; (4) Bagaimana informan membuat dan membagi pemahaman.

3.7.4 Studi Dokumentasi

Tinjuan pustaka, yaitu suatu usaha mengumpulkan data dengan cara

membaca, mengumpulkan buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan

masalah penelitian untuk dijadikan wacana. Tinjauan pustaka dilakukan untuk

mendasari dan mendukung proses penelitian dan pengkajian. Pada intinya tinjauan

pustaka dilakukan dengan banyak membaca, membahas, dan menyerap isi


49

sejumlah buku, dokumen, makalah, diktat serta referensi yang dianggap relevan

dengan topik dan fokus penelitian.

3.8 Teknik Pengujian Keabsahan Data

Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi

yaitu chek, re-check, dan crosscheck terhadap data yang diperoleh, teori,

metodologi dan peneliti. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data yaitu untuk keperluan pengecekan

pembanding data. Triangulasi dapat dilakukan dengan sumber data atau pengamat

lain. Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik yang memanfaatkan

penggunaan sumber ( pengamatan, wawanvara, perpustakaan dan arsip ).

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif. Miles dan Huberman (1992:423-468)

mengatakan bahwa teknik pengujian keabsahan data ini dilakukan melalui 7

(tujuh) teknik yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamat,

triangualasi. Pengecekan rekan sejawat, kecukupan referensi, kajian kasus negatif

dan pengecekan anggota. Triangulasi secara umum merupakan check, re-check

dan crosscheck antara materi/data/informan dengan observasi penelitian yang

selanjutnya hasil observasi di-crosscheck melalui persepsi peneliti.

Untuk mendapatkan data secara akurat maka peneliti melakukan check, re-

check dan crosscheck terhadap situasi lapangan yang diuraikan dengan perguliran

sebagai berikut :
50

1) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-I

(informan pangkal/pemerintah daerah), kemudian hasil dari informan ke-I di

recheck melalui observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di

crosscheck dengan apa yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian

menghasilkan data ke-I.

2) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-II

(masyarakat), kemudian hasil dari informan ke-II di recheck melalui

observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di crosscheck dengan apa

yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-II.

3) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-III

(pelaksana kebijakan), kemudian hasil dari informan ke-III di recheck melalui

observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di crosscheck dengan apa

yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-III.

4) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-IV

(masyarakat), kemudian hasil dari informan ke-IV di recheck melalui

observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di crosscheck dengan apa

yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-IV.

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai

berikut :

1. Pemrosesan Satuan

Pemrosesan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah

dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu berupa data hasil pengamatan,


51

wawancara, studi kepustakaan, dan arsip dengan memilihnya untuk menemukan

data yang diperlukan. Kemudian dari masing-masing data yang telah ditelaah dari

masing-masing sumber itu dibuat abstraksi berupa rangkuman inti.

2. Kategorisasi

Kategorisasi data dikelompokan atas dasar pikiran, intuisi dan pendapat.

Selanjutnya data ditempatkan pada kategori masing-masing. Metode yang

digunakan dalam analisis adalah mengkomparasikan data yang diperoleh dari

informan dan dokumentasi.

3.10 Jadwal Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini secara terencana dilakukan pada

tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Persiapan penelitian dilakukan dengan mempelajari berbagai literature dan

fakta terhadap fenomena yang akan diteliti dan menemukan permasalahan

dari fakta dan fenomena tersebut;

2) Penulisan dan Konsultasi Usulan Penelitian yaitu dari hasil penemuan

permasalahan dituangkan dalam tulisan, kemudian dilakukan konsultasi

secara kontinyu kepada pembimbing utnuk mendapatkan persetujuan;

3) Seminar Usulan Peneliatian, yaitu merupakan proses untuk mendapatkan

masukan dari pembimbing dan penelaah/penguji guna perbaikan;

4) Pengumpulan Data, merupakan proses pencairan data dengan turun ke

lapangan, dalam proses ini penulis terlibat langsung mengumpulkan data

untuk mendapatkan informasi dan data akurat dari lapangan;


52

5) Interpretasi Data, data yang dihasilkan dari lapangan penelitian dilakukan

pengolahan data, analisis data berupa data yang didapat dari hasil analisis

dengan teori kemudian diinterpretasi berdasarkan teori yang sesuai;

6) Penulisan Hasil Penelitian, hasil interpretasi data dituangkan dalam bentuk

tulisan yang disusun secara sistematis;

7) Konsultasi Hasil Penelitian, Hasil penelitian dikonsultasikan dengan

promotor;

8) Ujian Tesis, merupakan sidang sebagai pertanggungjawaban akademis hasil

penelitian.

Waktu yang diperlukan dari mulai seminar usulan penelitian, penelitian,

hingga selesai diperlukan waktu 10 bulan mulai bulan Oktober 2012 s.d Juli 2013

dengan jadwal sebagai berikut :


53

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Persiapan

Penulisan dan
2. Konsultasi Usulan
Penelitian
Seminar Usulan
3.
Penelitian
Penelitian
4.
Lapangan

5. Interpretasi Data

6. Penulisan Hasil

Konsultasi Hasil
7.
Penelitian

8. Ujian Tesis
54

Anda mungkin juga menyukai