Anda di halaman 1dari 6

Geologi Cekungan Sumatera Selatan

Geologi Regional

Lokasi Cekungan Sumatera Tengah

Nama cekungan polyhistory : Paleogene Back Arc - Neogene Back Arc Basin
Klasifikasi Cekungan : Cekungan Sedimen dengan Produksi
Hidrokarbon

Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang menghasilkan hidrokarbon paling


produktif dalam tatanan cekungan belakang busur yang terbentuk di timur pantai
Sumatera di bagian Barat Indonesia.
Peta Isopach Cekungan Sumatera Selatan
Cekungannya dibatasi oleh Selat Malaka di bagian timur, Tinggian Tigapuluh di utara
serta bentangan Bukit Barisan di bagian baratnya. Daerahnya hampir semua berada di
darat dan hanya sebagian kecil di lepas pantai. Cekungan Sumatera Selatan mencakup
luas area sekitar 119.000 km2 dengan ketebalan sedimen tersier rata-rata 3.5 km.

Peta Gaya Berat Cekungan Sumatera Selatan


Tiga cekungan busur belakang di Sumatera merupakan cekungan Tersier yang lapisan
penghasil hidrokarbonnya berada langsung diatas batuan dasarnya yang berupa batuan
metamorf dan batuan beku berumur Pra-Tersier; terbentuk sebagai depresi di belakang
busur volkanik. Anomali gaya berat memberikan batas yang cukup signifikan untuk
Cekungan Sumatera Selatan.

Tektonik Regional

Eosen-Awal Oligosen

Pola Struktur Cekungan Sumatera Selatan


Cekungan Belakang Busur Sumatera terbentuk pada fase pertama tektonik regangan pada
masa Tersier Awal. Sedimentasi awal merupakan sedimentasi dengan lingkungan darat
yang diakibatkan pengangkatan blok batuan dasar. Batuan dasar yang tersingkap
sekarang di Cekungan Sumatera Selatan berarah utara-selatan dan timurlaut-baratdaya .
Empat sub-cekungan ditemukan di Cekungan Sumatera Selatan yakni Palembang Utara,
Jambi, Palembang Selatan, dan Tengah.

Oligosen Awal-Miosen Awal

Tektonik ekstrusi yang dikemukakan oleh Taponnier dkk. (1986) menyebabkan sutura-
sutura tektonik di asia berbelok dan mengalami perputaran blok. Fasa transgresi terjadi di
Akhir Oligosen atau Awal Miosen Formasi ini tersesarkan dan terlipat berulang kali
membentuk jebakan struktur untuk hidrokarbon.

Implikasi dari model tektonik ini adalah adanya tektonik transtensional yang mengawali
terbentuknya cekungan pull apart yang kemudian mengawali diendapkannya Formasi
Talang Akar secara selaras diatas sedimen syn-rift tetapi tidak selaras di batas cekungan.

Beberapa seri cekungan pull apart berarah Utara-Selatan terbentuk dari mekanisme
seperti ini yang direpresentasikan oleh cekungan-cekungan di Sumatera.

Miosen Tengah-Resen

Pengangkatan Bukit Barisan menyebabkan regresi muka air laut yang dilanjutkan dengan
pengendapan sedimen darat pada Miosen Tengah. Cekungannya menjadi objek dari
deformasi baru yang berarah timurlaut-baratdaya yang mengaktifkan kembali struktur
perlipatan berarah baratlaut-tenggara dan sesar mendatar berarah utara-selatan juga
membentuk struktur struktur bunga

Stratigrafi Regional
Periode sedimentasi paling tua di Cekungan Sumatera Selatan teridentifkasi dari lubang
bor dan seismik yang mewakili sedimen darat dari Formasi Lahat dan Formasi Lemat
yang terdiri dari batuan volkanik, breksi dan granite wash hasil dari erosi blok batuan
dasar yang terangkat ke permukaan yang diendapkan secara tidak selaras diatas batuan
dasar. Sedimen-sedimen ini juga berupa konglomerat yang terbentuk dari fragmen-
fragmen kelompok Tapanuli, Kuantan dan Woyla yang bermur Pra-Tersier, semakin ke
bagian tengah cekungannya endapannya berubah menjadi perlapisan batupasir dan
batulanau dengan sisipan tipis batubara (De Coster, 1974).

Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Selatan


Endapannya kemudian ditutupi oleh batupasir channel dengan sisipan batulanau dan
serpih berkarbon terkadang mengandung cangkang moluska dan sisipan batubara dan
unit tufaan yang diidentifikasi sebagai Formasi Talang Akar yang diendapkan pada
lingkungan fluvial, lakustrin, laguna dan laut dangkal.

Setelah pembentukan Formasi Talang Akar sedimentasi dilanjutkan dengan fase thermal
subsidence yang mengendapkan batuan sedimen halus di hampir semua area cekungan
juga terbentuknya batugamping pada blok tinggian. Fase ini berlanjut hingga
pengendapan Formasi Gumai dan Formasi Baturaja.

Anda mungkin juga menyukai