Geologi Regional
Nama cekungan polyhistory : Paleogene Back Arc - Neogene Back Arc Basin
Klasifikasi Cekungan : Cekungan Sedimen dengan Produksi
Hidrokarbon
Tektonik Regional
Eosen-Awal Oligosen
Tektonik ekstrusi yang dikemukakan oleh Taponnier dkk. (1986) menyebabkan sutura-
sutura tektonik di asia berbelok dan mengalami perputaran blok. Fasa transgresi terjadi di
Akhir Oligosen atau Awal Miosen Formasi ini tersesarkan dan terlipat berulang kali
membentuk jebakan struktur untuk hidrokarbon.
Implikasi dari model tektonik ini adalah adanya tektonik transtensional yang mengawali
terbentuknya cekungan pull apart yang kemudian mengawali diendapkannya Formasi
Talang Akar secara selaras diatas sedimen syn-rift tetapi tidak selaras di batas cekungan.
Beberapa seri cekungan pull apart berarah Utara-Selatan terbentuk dari mekanisme
seperti ini yang direpresentasikan oleh cekungan-cekungan di Sumatera.
Miosen Tengah-Resen
Pengangkatan Bukit Barisan menyebabkan regresi muka air laut yang dilanjutkan dengan
pengendapan sedimen darat pada Miosen Tengah. Cekungannya menjadi objek dari
deformasi baru yang berarah timurlaut-baratdaya yang mengaktifkan kembali struktur
perlipatan berarah baratlaut-tenggara dan sesar mendatar berarah utara-selatan juga
membentuk struktur struktur bunga
Stratigrafi Regional
Periode sedimentasi paling tua di Cekungan Sumatera Selatan teridentifkasi dari lubang
bor dan seismik yang mewakili sedimen darat dari Formasi Lahat dan Formasi Lemat
yang terdiri dari batuan volkanik, breksi dan granite wash hasil dari erosi blok batuan
dasar yang terangkat ke permukaan yang diendapkan secara tidak selaras diatas batuan
dasar. Sedimen-sedimen ini juga berupa konglomerat yang terbentuk dari fragmen-
fragmen kelompok Tapanuli, Kuantan dan Woyla yang bermur Pra-Tersier, semakin ke
bagian tengah cekungannya endapannya berubah menjadi perlapisan batupasir dan
batulanau dengan sisipan tipis batubara (De Coster, 1974).
Setelah pembentukan Formasi Talang Akar sedimentasi dilanjutkan dengan fase thermal
subsidence yang mengendapkan batuan sedimen halus di hampir semua area cekungan
juga terbentuknya batugamping pada blok tinggian. Fase ini berlanjut hingga
pengendapan Formasi Gumai dan Formasi Baturaja.