3054 5695 1 SM PDF
3054 5695 1 SM PDF
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak biji
adas. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan
senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid, flavonoid, tannin, saponin dan menetukan aktivitas
antioksidan dari ekstrak biji adas. Skrining Fitokimia untuk alkaloid ditentukan dengan
menggunakan pereaksi Mayer, Dregendorff, Wagner. Triterpenoid dan steroid ditentukan
menggunakan Mg bubuk. Senyawa tannin ditentukan dengan larutan FeCl3 1%. Senyawa saponin
ditentukan menggunakan aquades. Ekstrak biji adas diperoleh dengan metode soxhletasi
menggunakan pelarut petroleum eter dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode
1-1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH). Hasil penelitian menunjukan kandungan senyawa kimia biji
adas positive mengandung senyawa falvonoid, tannin dan saponin, sedangkan untuk senyawa
alkaloid, triterpenoid dan steroid memberikan hasil yang negatif. Aktivitas antioksidan dengan
1000; 2000; 3000; 4000; 5000 ppm, memberikan hasil berturut-turut yaitu 48.99 %, 33.92 %,
5.93 %, 21.23 %, 6.40 %. Aktivitas antioksidan biji adas tertinggi terdapat pada konsentrasi
1000 ppm dengan hasil 48.99 %. Biji adas memiliki persen aktivitas antioksidan yang baik,
sehingga dapat didigunakan sebagai salah satu sumber antioksidan alami.
Kata kunci : Antioksidan, Biji adas, DPPH
merupakan salah satu senyawa aktif bahan baik secara langsung atau akibat cedera sel
dasar pembuatan obat, disamping itu minyak dan peradangan. Radikal bebas adalah suatu
atsiri adas juga dapat dijadikan sebagai atom atau molekul yang sangat reaktif
bahan baku industry minyak telon. Aroma dengan elektron yang tidak memiliki
wangi yang dihasilkan digunakan sebagai pasangan. Radikal bebas mencari reaksi-
bahan yang memperbaiki rasa, reaksi agar dapat memperoleh kembali
mengharumkan ramuan obat dan makanan elektron pasangannya. Selain itu, radikal
(Kridati, et al., 2012). bebas dapat mengalami tubrukan kaya energi
Dari pengujian yang telah dilakukan dengan molekul lain, yamg merusak ikatan
oleh Suhendra dan Arnata (2009), skrining didalam molekul, sehingga radikal bebas
fitokimia kadar total fenol ekstrak bubuk dapat merusak membran sel atau DNA sel
adas ditentukan dengan metode folin yang rentan (Corwin, 2009).
CiocalteuPhenol memberikan hasil positif Berdasarkan uraian di atas, maka
dengan 2 jenis pelarut. Dimana total fenol dianggap perlu untuk melakukan skrining
yang diperoleh menggunakan etil asetat fitokimia untuk mengetahui kandungan
lebih besar dibandingkan dengan pelarut senyawa alkaloid, triterpenoid/steroid,
etanol. Penelitian terhadap kandungan dari flavonoid, tannin, dan saponin dalam ekstrak
minyak biji adas menurut Inneke (1995), biji adas dan pengujian aktivitas antioksidan
dari kromatogram kromatografi gas (GC) dari ekstrak biji adas.
telah diidentifikasi 14 macam komponen
penyusun minyak biji adas, yaitu golongan METODOLOGI PENELITIAN
monoterpen, phenol, dan golongan keton.
Waktu dan Tempat Penelitian
Yang termasuk golongan phenol adalah
Penelitian ini dilaksanakan selama
anetol dan iso anetol 58.52%; golongan
1 bulan (Agustus - September 2013 di
monoterpen terdiri dari -pinen 3%,
Laboratorium Kimia Jurusan Kimia FMIPA
camphene 0.33%, -limonene 3.5%;
UNSRAT Manado.
sedangkan golongan keton adalah d-
camphore 0.39%, fenchone 26.7%. Alat dan Bahan
Komponen kimia yang berperan Alat-alat yang digunakan adalah alat
sebagai antioksidan adalah senyawa fenolik soxhlet, evaporator, timbangan digital, pipet
dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan mikro, desikator, oven, spektrofotometer
tersebut banyak terdapat di alam, terutama UV-Vis, ayakan, kertas saring, alat-alat
pada buah-buahan dan rempah yang gelas lainnya.
memiliki kemampuan menangkap radikal Bahan-bahan yang digunakan dalam
bebas. Salah satu metode yang digunakan penelitian ini adalah biji adas, pelarut
dalam menguji aktivitas antioksidan yaitu petrolium eter, etanol, aquades, magnesium
metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). bubuk, asam klorida, besi(III)klorida 1%,
Metode pengujian ini merupakan metode DPPH (1-1-difenil-2-pikrihidrazil).
yang konvensial dan telah lama digunakan
untuk penetapan aktivitas senyawa Prosedur Penelitian
antioksidan. Menurut Widyastuti (2010), 1. Preparasi Sampel
metode DPPH mudah digunakan, cepat, Sampel dari penelitian ini adalah biji
cukup teliti dan baik digunakan dalam tanaman adas yang diperoleh dari pasar
pelarut organik. bersehati kota Manado. Biji adas dalam
Reaksi oksidasi terjadi setiap saat, keadaan kering, dibersihkan dan dibuat
ketika manusia bernapas terjadi reaksi serbuk.
oksidasi. Reaksi ini mencetuskan 2. Ekstraksi
terbentuknya radikal bebas yang sangat Serbuk biji adas diekstraksi dengan
aktif, yang dapat merusak struktur serta menggunakan metode soxhletasi. Mula-mula
fungsi sel. Namun, reaktivitas radikal bebas 50 g serbuk biji adas dimasukan ke dalam
itu dapat dihambat oleh sistem antioksidan alat soxhletasi yang telah dibungkus dengan
yang melengkapi sistem kekebalan tubuh kertas saring. Ekstraksi menggunakan
(Winarsi, 2007). pelarut petroleum eter 500 mL sampai
Radiasi ionisasi merupakan salah pelarut berwarna bening dengan waktu 4-5
satu penyebab terbentuknya radikal bebas, jam. Filtrat dikumpulkan lalu diuapkan
112 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 2, Oktober 2013
untuk uji saponin hasil positif ditunjukan yaitu pada konsentrasi 1000 ppm sebesar
dengan adanya busa yang terbentuk. Untuk 48.99%, sedangkan untuk konsentrasi yang
uji alkaloid, triterpenoid dan steroid lebih tinggi aktivitas antioksidannya
memberikan hasil negatif karena tidak berkurang atau tidak ada aktivitas. Dari hasil
adanya endapan maupun perubahan warna yang telah diperoleh, biji adas memiliki
yang terjadi pada saat penambahan pereaksi. potensi aktivitas antioksidan walaupun
Kandungan flavonoid dan tannin yang aktivitasnya kurang dari 50 %. Untuk
terkandung didalam biji menunjukan bahwa, konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 2000,
biji adas berpotensi sebagai antioksidan. 3000, 4000 dan 5000 ppm, diharapkan
Senyawa kimia yang bermanfaat dari memberikan aktivitas yang tinggi tetapi
tumbuhan adalah hasil dari metabolit sebaliknya semakin tinggi, semakin
sekunder yang berupa alkaloid, berkurangnya aktivitas atau tidak adanya
steroida/terpenoida, flavonoid atau fenolik. aktivitas. Ini kemungkinan disebabkan
Senyawa ini diantaranya berfungsi sebagai kandungan minyak atsiri yang tinggi,
pelindung terhadap serangan atau gangguan sedangkan untuk konsentrasi 3000 ppm
yang ada disekitar, sebagai antibiotik dan kurva yang menurun kemungkinan
juga sebagai antioksidan (Atmoko dan diakibatkan karena tidak homogennya
Maruf, 2009). pengambilan ekstrak pada saat penimbangan
pembuatan konsentrasi larutan. Menurut
3. Uji Aktivitas Antioksidan
Prakosa, et al., (2013), biji adas memiliki
Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak biji
kandungan minyak atsiri yang tinggi dengan
adas metode soxhletasi dengan senyawa 1,1-
penyusun utama yaitu anetol 60 %. Salah
difenil-2-pikrihidrazil atau DPPH dapat
satu khasiat anetol adalah sebagai
dilihat pada Gambar 1 berikut :
karminatif. Sebelumnya telah dilakukan
60 penelitian oleh Suhendra dan Arnata (2009),
50 hasil aktivitas antioksidan dengan
% aktivitas
NO2 NO2
RH H
O2N N N O2N N N
R
NO2 NO2