Anda di halaman 1dari 6

SITOLOGI II

Oleh :
Nama : Diah Nanda Utari
NIM : B1A015092
Rombongan : B2
Kelompok :2
Asisten : Ilham Alif Syahida

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Sel pertama kali
ditemukan oleh Robert Hooke yang menentukan sel gabus tidak mempunyai
membran atau tidak mempunyai protoplasma. Semua organisme yang hidup
terdiri atas sel, baik sel uniselular maupun multiselular. Ada dua tipe sel
makhluk hidup yaitu sel tumbuhan dan sel hewan (Syamsuri, 1997).
Sel tumbuhan terdiri dari komponen protoplasmik, komponen non
protoplasmik, dan dinding sel. Komponen protoplasmik merupakan bagian
sel yang hidup karena terdapat protoplas. Sedangkan komponen non
protoplasmik merupakan bagian sel tak hidup karena tidak terdapat bagian
protoplas didalamnya.
II. TUJUAN
Tujuan praktikum sitologi II, antara lain :
1. Mengamati bagian-bagian sel yang mati, antara lain kristal ca- oksalat dan
amilum.
III. MATERI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Sitologi II adalah
mikroskop, object glass, cover glass, pipet tetes, tissue dan silet.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum acara Sitologi II
adalah irisan membujur tulang daun Carica papaya (Pepaya), amilum
Manihot esculenta (Singkong), buah Ananas comosus (Nanas), amilum
Solanum tuberosum (Kentang), dan air.
IV. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum acara Sitologi I antara lain :
1. Irisan membujur tulang daun Carica papaya diiris dengan tipis dan
endocarpium Ananas comosus yang sudah disiapkan ditaruh di object
glass , ditetesi air kemudian ditutup dengan cover glass.
2. Masing-masing amilum Solanum tuberosum dan Manihot esculenta
diambil, ditusuk-tusuk menggunakan silet hingga keluar cairan, cairan
yang keluar (butir amilum) diletakkan diatas object glass, ditetesi air,
kemudian ditutup dengan cover glass.
3. Semua preparat diamati dibawah mikroskop, bentuk Ca-oksalat dan
amilum diamati kemudian digambar dan diberi keterangan.

V. HASIL
Keterangan :
1. Dinding sel
1 2. Sitoplasma
3. Kristal Ca-
2 oksalat bentuk
bintang

Gambar 1. .B. Costa Carica papaya (Pepaya) Perbesaran 400x


Keterangan :
1. Kristal Ca-
oksalat
bentuk jarum
(rafida).
1

Gambar 2. Endocarpium Buah Ananas comosus (Nanas) Perbesaran 400x


Keterangan :
1. Hilus
2. Lamela
1 3. Amilum

2
}

3
}
Gambar 3. Amilum Manihot esculenta (Singkong) Perbesaran 400x
Keterangan :
1. Hilus
2. Lamela
1 3. Amilum

} 2

} 3

Gambar 4. Amilum Solanum tuberosum (Kentang) Perbesaran 400x

VI. PEMBAHASAN
Komponen non protoplasmik atau bagian sel tak hidup pada sel
tumbuhan terdiri atas vakuola dan subtansi ergastik. Subtansi ergastik adalah
bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik yang merupakan
hasil metabolisme. Berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel,
dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan. Subtansi ergastik terbagi
menjadi dua bagian yaitu subtansi ergastik cair yang terdapat didalam cairan
sel, berupa zat-zat yang larut didalamnya. Contoh subtansi ergastik cair yaitu
asam-asam organik, karbohidrat, protein, lemak, dan minyak atsiri.
Sedangkan subtansi ergastik padat merupakan bahan ergastik yang bersifat
padat contohnya amilum dan aleuron (Sumardi, 1993).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum terdapat didalam plastida dan dihasilkan dari
dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk
fotosintesis (Gunawan, 2004). Titik initial (permulaan) terbentuknya amilum
disebut hilus (hilum). Di dalam amilum terdapat lamela-lamela yang
mengelilingi hilus. Berdasarkan letak hilus, butir amilum dibedakan menjadi
(Mulyani, 2016) :
a. Amilum konsentris, jika hilus berada ditengah amilum. Contoh : amilum
singkong, amilum biji padi, amilum Ipomea batatas.
b. Amilum eksentris, jika hilus berada ditepi amilum. Contoh : amilum
kentang.
Menurut banyaknya hilus dalam amilum, maka amilum dibedakan
menjadi (Mulyani, 2006) :
a. Butir amilum tunggal, pada sebutir amilum terdapat sebuah hilus. Contoh:
amilum ketela rambat, amilum ketela pohon, dan amilum gandum.
b. Butir amilum semi majemuk, pada sebutir amilum terdapat dua hilus yang
masing-masing dikelilingi lamela. Contoh : amilum kentang.
c. Butir amilum majemuk, pada sebutir amilum terdapat lebih dari dua hilus
dan hilus-hilus ini dikelilingi lamela masing-masing. Contoh : amilum
padi.
Kristal Ca-oksalat merupakan hasil akhir/hasil rekresi dari suatu
pertukaran zat yang terjadi didalam sitoplasma. Kristal Ca-oksalat tidak larut
dalam asam cuka tetapi larut dalam asam kuat. Kristal Ca-Oksalat terdapat
dalam berbagai bentuk, misalnya (Sumardi, 1993). :
a. Kristal pasir, berbentuk piramida kecil, terdapat pada tangkai daun bayam
(Amaranthus sp.), tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum).
b. Kristal tunggal besar, berbentuk prisma/poliendris, terdapat pada daun
jeruk (Citrus sp.)
c. Rafida, berbentuk seperti jarum/ sapu lidi, terdapat pada daun Mirabilis
jalapa, pada batang dan akar lidah buaya.
d. Kristal sferit, bentuk kristal tersusun atas bagian-bagian yang teratur
secara radier. Terdapat pada batang Phyllocactus sp.
e. Kristal majemuk, berbentuk seperti bintang atau roset disebut kristal
drussen, terdapat pada korteks batang melinjo, daun kecubung, tangkai
daun Carica papaya, dan pada batang jarak.
Berdasarkan praktikum, hasil yang didapat yaitu pada preparat
membujur tangkai daun pepaya Carica papaya terdapat kristal Ca-oksalat
yang berbentuk bintang. Pada endocarpium buah Ananas comosus Ca-oksalat
berbentuk jarum (Rafida), hal tersebut sesuai dengan Kartasapoetra (1991)
yang menyatakan bahwa kristal Ca-Oksalat terdapat di dalam sel berbagai
tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks atau sel parenkim floem dan
xylem. Kristal-kristal ini memiliki berbagai bentuk yaitu pasir, jarum,
drussen, dan piramida. Pada preparat amilum Manihot esculenta tipe amilum
nya konsentris dan amilum tunggal, sedangkan pada preparat Solanum
tuberosum tipe amilumnya eksentris dan amilum majemuk. Hal tersebut
sesuai dengan Hidayat (1995) yang menyatakan bahwa pada beberapa
tempat, kloroplas dapat membentuk butir pati yang besar sebagai cadangan
makanan. Butir yang menunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik
ditengah yaitu hilus, hilus ini dapat terletak di tengah atau agak ke tepi
tergantung jenis tumbuhan bersangkutan.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum sitologi I, dapat
disimpulkan :
1. Subtansi ergastik merupakan bahan non protoplasma yang merupakan
hasil metabolisme tubuh.
2. Amilum terbagi menjadi dua jenis yaitu berdasarkan letak hilus dan
banyaknya hilus.
3. Bentuk- bentuk kristal Ca-oksalat yaitu pasir, piramida, jarum, dan drussen
atau bentuk bintang.
VIII. SARAN
Saran untuk praktikum kali ini adalah dalam pembuatan preparat
harus benar contohnya dalam pengirisan bahan harus setipis mungkin agar
terlihar dibawah mikroskop.
DAFTAR REFERENSI

Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.


Kartasapoetra, A. G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan
Jaringan). Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: UGM
Press
Syamsuri. 1997. Biologi Umum. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai