Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SARAH VANIA CHAIRUNISSA

NIM : A1B014139

PRODI : MANAJEMEN REGULAR PAGI A

TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL

PERENCANAAN KAPASITAS

Kapasitas

Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan


(troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan,
atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu.
(Jay Heizer dan Barry Render Manajemen Operasi Edisi ketujuh 2006). Kapasitas diartikan
sebagai output maksimum dari sebuah sistem periode tertentu. Desain kapasitas diartikan
sebagai Kapasitas maksimum yang dapat dicapai dibawah kondisi ideal. Kapasitas efektif
(utilization) diartikan sebagai persentase rancangan kapasitas yang diharapkan. Tingkat
kapasitas (rate capacity) diartikan sebagai maksimum kapasitas yang digunakan dari suatu
fasilitas tertentu. Secara sederhana, tingkat kapasitas yang dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:

RC = (Capacity) (Utilization) (Eficiency)


Di dalam perencanaan kapasitas terdapat 3 strategi yaitu:
1. Capacity lead strategy, yaitu kapasitas berada didepan permintaan. Strategi ini cocok untuk
untuk pasar yang ada berkembang saat ini
2. Capacity lag strategy, yaitu kapasitas berada dibawah permintaan. Strategi ini berpeluang
untuk mengalami kerugian.
3. Average lead strategy, yaitu kapasitas berada sejajar dengan permintaan dimana kapasitas
yang ada jumlahnya yang tersedia hanya sebanyak permintaan yang ada.

Kapasitas menentukan :
a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.
b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas
yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan
menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada
produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x
(jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)

Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari


kapasitas yaitu:

1) Potential Capacity
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk
mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan jangka panjang
yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen produksi per hari.
2) Immediate Capacity
Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi tersedia
dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum
dari kapasitas Potensial (diasumsikan digunakan secara produktif).
3) Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas produksi
sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini merupakan hal penting
untuk seorang manager produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya
dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan permintaan
dari seluruh pelanggan adalah mengenai ketidakefisien, begitu juga ketika
sumber tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer.
Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan
perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan
kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk
yang baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat
memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness (OEE).
Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru, peralatan dan
bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin, peningkatan jumlah
jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.

Pengertian Perencanaan Kapasitas


Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan
kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan
permintaan setiap produk.

Tujuan Perencanaan Kapasitas


Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas
tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan
ukuran fasilitas sangatlah menentukan.

Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu:


a. Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses
penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian penyesuian
untuk menghapus variance antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata .
keputusan perencanaan mencakup alternatif alternatif seperti kerja lembur, pemindahan
personalia, penggantian routing produksi
b. Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan
atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas
juga bervariasi karena alternative alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan
kerja, peralatan peralatan bukan utama.
c. Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) lebih dari satu tahun. Di mana
sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti
bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan
partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK
Perencanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara
ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang,
misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau
seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak
beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi
penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan
jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal
jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam
per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak
kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;,
sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau
menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan penambahan dan
pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain
apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan
kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan
perusahaan (krajewzki & Ritzman),
1. Meningkatkan jumlah sumber daya;
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a. Mengatur regu kerja
b. Menetapkan skedul
3. Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan perubahan jasa operasi
c. Melakukan pengawasan kualitas
4. Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan promosi
5. Tidak memenuhi permintaan:
a. Tidak mensuplai semua permintaan

PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG


Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi
operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan
sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk
menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit
utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil,
tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan
meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa
jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya
minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a. Pola permintaan jangka panjang
b. Siklus kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua
strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
a. Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena
kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen
sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali
terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena
investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit,
akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.
b. Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas
permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi
kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang
masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan
pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.
Perancanaan Kebutuhan Kapasitas

Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk


menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan forecast
penjualan dan merencanakan perubahan perubahan cenderung terjadi
tiba tiba dan drastic, sehingga akan lebih memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk (master
production schedule)dan untuk mengecek permintaan kapasitas diwaktu
yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia.
kapasitas menetapkan batasan batasan atas bagi skedul skedul
produksi. kapasitas juga memberikan batasan bahwa, karena selama
periode penjualan rendah adalah tidak ekonomik untuk mengurangi
kapasitas secara dastik.

Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur untuk Perluasan


Kapasitas

Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk menambah


dan mengurangi tenaga krja dengan naik dan turunnya penjualan. Ini
bukan berarti bahwa jumlah karyawan adalah sumber daya kapasitas
yang tetap, tetapi penyesuaian-penyesuaian besar (substansial) dapat
dibuat tanpa harus menarik lebih banyak orang dan kemudian
memutuskan hubungan kerja dengan mereka.
Sebagai contoh, anggap bahwa suatu perusahaan untuk membuat
produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal 5 hari selama 40
jam dengan jumlah sebagai berikut:
Juni ................ 300
Juli ................ 400
Agustus ............... 600
September ............... 450
Oktober ............... 400

Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali lipat bulan
Juni. Bagaimanapun juga, jumlah orang yang dibutuhkan adalah dalam
artian karyawan ekuivalen yang bekerja 40 jam satu minggu. Tetapi
jumlah jam per minggunya dapat diubah, dan kelebihan jumlah kerja
dapat sub kontrakkan atau dengan penimbunan persediaan.

Berikut ini merupakan sebuah rencana yang fleksibel bagi jam kerja
pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan menggunakan
tenaga kerja konstan:

Jumlah Karyawan ekuivalen


Jumlah
Bulan jam per yang dikontrak dari
karyawan
minggu luar.
Juni 350 34 -
Juli 350 46 -
Agustus 350 58 92
Septem 350 51 -
ber
Oktober 350 46 -
Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari luar, atau penimbunan
persediaan merupakan keputusan-keputusan manajerial dan tergantung
pada biaya-biaya relatif masing-masing alternatif.
Khusus tentang kerja lembur yang direncanakan untuk menghadapi
periode-periode penjualan puncak mempunyai berbagai kebaikan dan
kelemahan. Kebaikan kerja lembur adalah menaikkan upah karyawan
sehingga akan membuat para karyawan lebih senang. Kerja lembur
meminimumkan kebutuhan penarikan lebih banyak karyawan dan
memberhentikan mereka. Perubahan jumlah karyawan, naik atau turun,
biasanya menghasilkan produktifitas rendah. Disamping itu, kadang-
kadang perusahaan tidak dapat memperoleh cukup orang dengan
keterampilan-keterampilan yang disyaratkan.

Perencanaan tenaga kerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan


lain, seperti hilangnya produksi karena kelelahan, tingkat absensi dan
perputaran tenaga kerja. Disisi lain, karyawan tidak langsung mendukung
pekerjaan perlu juga direncanakan sebaik mungkin. Ini terutama orang-
orang tidak langsung mungkin merupakan para karyawan teknik yang
sulit didapatkan karena sulit untuk melakukan estimasi berapa banyak
karyawan tidak langsung yang dibutuhkan. Banyak perusahaan
menggunakan suatu jenis rasio antara karyawan tidak langsung dengan
karyawan langsung atau dengan beban kerja pabrik untuk melakukan
estimasi tersebut.

Analisis Break Even Poin (Titik Impas)


Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut
dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.

Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh
keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).


Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam
pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan,
atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
b. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume
penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini
akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi
atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
c. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap,
yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya:
Sales exsspense atau komisi bagi salesman.

Anda mungkin juga menyukai