Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGAUDITAN II

Audit Siklus Pembiayaan

KELOMPOK 1:
ROMLI AMRULLAH (A31114325)
ANDI MUCHRIZAL ARFANDY R (A31114508)
AHSANUL HAQ JALIL (A31114319)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah serta
petunjuk-Nya sehingga Makalah untuk mata kuliah Pengauditan 2 ini dapat penulis selesaikan.

Penulisan Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Pengauditan 2 yang berisi
materi pembahasan mengenai Pengauditan Siklus Pembiayaan sebagai tugas kelompok yang
akan dipaparkan di pertemuan kelas.

Dalam menyusun makalah ini, penulis diberi bantuan yang bermanfaat dari berbagai
pihak baik itu secara ide maupun bantuan materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan

Penulis juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini
meskipun telah mendapat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kedepannya penulis dapat menyusun
makalah ini lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri.

Makassar, 29 Maret 2017


PenyusunDAFTAR ISI
BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
D.
BAB II

PEMBAHASAN

A.SIKLUS PEMBIAYAAN

Siklus pembiayaan mencakup dua kelompok transaksi utama, yaitu:

a. Transaksi Hutang Jangka Panjang


Kegiatan perusahaan yang menerima dana atas pinjaman yang berasal dari
diterbitkannya obligasi, hipotek, wesel, dan hutang, serta pembayaran pokok dan
bunga yang berkaitan
b. Transaksi Ekuitas Pemegang Saham
Kegiatan perusahaan yang mencakup diterbitkannya dan dibeli kembalinya saham
perusahaan baik saham preferen dan saham biasa, transaksi saham treasuri atau
treasury stock, dan pembayaran dividen.

Penerbitan obligasi dan saham yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kegiatan
utama perusahaan dalam memperoleh modal. Siklus pembiayaan berkaitan dengan siklus
pengeluaran perusahaan saat perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar bunga
obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai dan pembelian atas saham treasury stock.

Akun-akun yang digunakan dalam mencatat transaksi siklus pembiayaan, yaitu:

Transaksi ekuitas pemegang


Transaksi hutang jangka panjang
saham
Obligasi, hipotek, wesel, dan Saham preferen
Hutang Pinjaman Saham biasa
Premi (diskonto) obligasi Treasury stock
Hutang bunga Modal disetor
Beban bunga Laba ditahan
Keuntungan (Kerugian) Dividen
atas penarikan Obligasi Hutang dividen
1. TUJUAN AUDIT

Tujuan audit atas siklus pembiayaan berdasarkan lima kategori asersi laporan
keuangan yang mencantumkan sejumlah tujuan audit atas saldo akun dan transaksi atas
siklus pembiayaan.

Tujuan audit tertentu untuk siklus pembiayaan

Kategori Asersi Tujuan Audit Atas Kelompok Tujuan Audit Atas Kelompok
Transaksi Saldo
Keberadaan atau Beban bunga yang dicatat dan Saldo hutang jangka panjang
Keterjadian transaksi laporan laba rugi yang dicatat merupakan hutang
lainnya menyajikan pengaruh yang ada pada tanggal neraca
transaksi hutang jangka panjang
dan peristiwa yang terjadi selama Saldo ekuitas pemegang saham
periode berjalan. merupakan hak pemilik yang
ada pada tanggal neraca
Kelengkapan Semua transaksi bunga dan Saldo hutang jangka panjang
pendapatan lainnya merupakan semua hutang
yangberkaitan dengan hutang kepada kreditur jangka panjang
jangka panjang yang terjadi pada tanggal neraca
selama periode berjalan telah
dicatat. Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaim pemilik atas
aktiva entitas yang melaporkan
Hak dan Kewajiban Semua saldo hutang jangka
panjang yang tercatat
merupakan kewajiban entitas
yang melaporkan

Saldo ekuitas pemegang saham


merupakan klaim pemilik atas
aktiva entitas yang melaporkan
Penilaian atau Alokasi Transaksi beban bunga dan Saldo hutang jangka panjang
pendapatan lainnya yang dan ekuitas/modal pemegang
berkaitan dengan saham telah dinilai dengan
hutang/kewajiban jangka panjang tepat sesuai GAAP
telah dinilai dengan tepat sesuai
dengan GAAP
Penyajian dan Transaksi hutang/kewajiban Saldo hutang/kewajiban jangka
Pengungkapan jangka panjang dan ekuitas/modal panjang dan ekuitas/modal
pemegang saham telah pemegang saham telah
diidentifikasikan dengan tepat diidentifikasi dengan tepat
dalam laporan keuangan, dalam laporan keuangan.

Semua syarat, ketentuan,


komitmen, dan provisi terkait
yang bersangkutan dengan
hutang/kewajiban jangka
panjang telah diungkapkan
secara memadai.

Semua fakta berkenaan dengan


penerbitan saham seperti nilai
pari atau nilai ditetapkan
saham, saham yang diotorisasi
dan diterbitkan, serta jumlah
saham yang ditahan sebagai
tresury stock atau terikat pada
opsi yang telah diungkapkan.
2. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT

Materialitas

Auditor harus mempertimbangkan kewajaran kewajiban/hutang dan ekuitas


perusahaan karena penyajiannya berpengaruh terhadap posisi laporan keuangan milik
perusahaan. Kewajiban dan ekuitas pemegang saham merupakan hal yang materialitas
sebagai komponen dalam neraca. Transaksi siklus pembiayaan juga tidak hanya
berpengaruh pada laporan neraca/balance sheet tetapi juga mempengaruhi laporan laba
rugi yang paling sering muncul dalam laporan laba rugi terkait dengan siklus pembiayaan
adanya pengakuan biaya/beban bunga yang menambah biaya/beban didalam laporan
keuangan serta pembayaran deviden yang mempengaruhi laba ditahan. Syarat
pengungkapan untuk hutang/kewajiban jangka panjang dan ekutas/modal saham pada
umumnya signifikan.

Risiko Bawaan/Inheren

Risiko bawaan terjadi karena adanya risiko salah saji dalam pencatatan atas siklus
pembiayaan yang dinilai dicatat terlalu rendah seperti pencatatan atas biaya/beban bunga
dan pembayaran deviden, hal ini disebabkan karena adanya pihak ketiga/pihak luar yang
ikut menangani transaksi siklus pembiayaan. Maka diperlukannya otorisasi dewan
direksi dan manajamen tingkat atas dalam melaksanakan transaksi siklus pembiayaan.

Risiko Prosedur Analitis

Risiko prosedur analitis adalah unsur dari risiko deteksi apabila prosedur analitis
gagal mendeteksi adanya kesalahan yang material. Auditor perlu memahami
aktivitas/kegiatan perusahaan terkait dengan aktivitas investasi/siklus pembiayaan milik
perusahaan dan sifat bisnis perusahaan untuk memprediksi aktivitas pembiayaan atas
entitas/modal.

Dalam mengaudit siklus pembiayaan auditor dalam melakukan prosedur analitis


untuk mendeteksi adanya kesalahan material terhadap aktivitas pembiayaan dengan
melakukan perhitungan atas arus kas bebas perusahaan, hutang/kewajiban berbunga
terhadap total aktiva, ekuitas/modal saham terhadap total aktiva, membandingkan
pengembalian atas aktiva dengan biaya ikremental hutang/kewajiban, pengembalian atas
ekuitas/modal saham biasa, arus kas dari operasi terhadap deviden dan hutang/kewajiban
lancar, kapitalisasi bunga perusahaan yang akan dihasilkan, beban bunga terhadap
hutang/kewajiban bunga.

Dalam melakukan prosedur analitis membantu auditor memberikan gambaran


tentang kebutuhan entitas/modal akan pembiayaan, kemampuan perusahaan untuk
melunasi hutang dan menilai kelayakan bunga yang dikeluarkan oleh perusahaan baik
beban/biaya bunga maupun bunga yang dikapitalisasi.

Risiko Pengendalian

Komponen pengendalian pada siklus pembiayaan sama dengan komponen


pengendalian pada siklus investasi. Dalam lingkungan pengendalian pada siklus
pembiayaan pencatatan atas semua transaksi untuk tanggung jawab dipegang oleh
bendahara dan kepala keuangan yang dinilai kompeten dan memiliki integritas. Dan
untuk transaksi bernilai besar diperlukannya otorisasi/persetujuan dari dewan direksi dan
komite audit yang tujuannya untuk memantau aktivitas siklus pembiayaan secara
seksama dan sebagai salah satu bentuk pengendalian atas aktivitas ekuitas/modal dan
kewajiban/hutang jangka panjang.

3. DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM

Beberpa dokumen yang digunakan dalam siklus pembiayaan sama dengan dokumen
yang digunakan dalam siklus investasi seperti sertifikat saham dan obligasi serta kontrak
obligasi yang membedakannya adalah perspektifnya yang berubah dari investor kepada
penerbit saham dan obligasi. Adanya buku besar pembantu pemegang saham biasa dan
obligasi yang terpisah dapat diselenggarakan. Transaksi siklus pembiayaan juga dapat
melibatkan ayat jurnal dalam jurnal umum dan jurnal penerimaan dan jurnal pengeluaran
untuk penerbitan dan penarikan sekuritashutang serta ekuitas, akrual dan pembayaran
bunga serta pengumuman dan pembayaran dividen.
4. FUNGSI DAN PENGENDALIAN YANG TERKAIT

Ada beberapa fungsi-fungsi pembiayaan dan aktivitas pengendalian yang


berhubungan dengan siklus pembiayaan yaitu:

a. Mengotorisasi Obligasi dan Ekuitas/Modal Saham


Dewan direksi biasanya mengotorisasi transaksi pembiayaan berdasarkan aktivitas
perencanaan dan investasi strategis.
b. Menerbitkan Obligasi dan Ekuitas/Modal Saham
Diterbitkannya obligasi dan saham sesuai dengan persetujuan/otorisasi dewan
komisaris serta persyaratan hukum dan hasilnya segera didepositakan secara utuh;
sertifikat obligasi dan saham yang belum diterbitkan diamankan secara fisik.
c. Membayar Bunga Obligasi dan Deviden Tunai
Pembayaran bunga obligasi dan deviden diberikan kepada penerima yang tepat yaitu
para pemegang saham dan obligasi milik perusahaan sesuai dengan otorisasi dewan
direksi atau manajemen perusahaan.
d. Penarikan dan Reakusisi Obligasi Serta Modal/Ekuitas Saham
Transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi/persetujuan dewan direksi, untuk
treasury stock milik perusahaan diamankan secara fisik oleh perusahaan.
e. Pencatatan Transaksi Pembiayaan.
Transaski pembiayaan dicatat secara tepat dalam hal jumlah, klasifikasi, dan periode
akuntansi berdasarkan otorisais serta dokumentasi pendukung; tugas pelaksanaan
dan pencatatan transaksi pembiayaan dipisahkan; pengecekkan secara periodik yang
independen dilakukan untuk kesesuaian buku besar pembantu dan akun-akun
pengendali, termasuk dilakukannya konfirmasi dengan perwalian obligasi atau agen
transfer, jika dapat dilakukan.

Auditor sebelum melakukan pengujian subsatantif diperlukan memahami sistem


pengendalian internal milik perusahaan dan aktivitas serta sifat bisnis milik perusahaan
untuk memudahkan auditor dalam menyusun dan merencanakan audit menurut strategi
itu. Auditor dalam mendapatkan pemahaman atas sistem pengendalian siklus pembiayaan
dengan melakukan observasi, tanya jawab dengan manajemen perusahaan dan
melakukan inspeksi secara langsung. Dengan pengetahuan tersebut, auditor dapat
mengidentifikasi potensi terjadinya salah saji dalam asersi siklus pembiayaan, serta
menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, dan merancang pengujian
substatif yang tepat. Prosedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus
pembiayaan:
Rasio atau infomasi Rumus Signifikasi Audit
keuangan lainnya
Arus kas bebas Arus kas dari operasi Arus kas bebas yang negatif akan
dikurangi pengeluaran menunjukkan kebutuhan dan akan
modal mendekati jumlah dari pembiayaan
yang diharapkan guna mencegah
kekeringan kas atau investasi.

Hutang berbunga Hutang berbunga : Memberikan kelayakan atas


terhadap total aktiva aktiva proporsi hutang entitas yang dapat
dibandingkan dengan pengalaman
tahun sebelumnya atau data
industri.
Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang Memberikan kelayakan atas
tenrhadap total aktiva saham: total aktiva proporsi hutang entitas yang dapat
dibandingkan dengan pengalaman
tahun sebelumnya atau data
Membandingkan industri.
pengembalian atas aktiva Apakah ROA > biaya Jika sebuah perusahaan mampu
dengan biaya inkremental Inkremental hutang? menghasilkan tingkat
hutang. ROA = (laba bersih + pengembalian yang lebih tinggi
(bunga X (1- tarif dari aktiva daripada biaya
pajak )))/ total aktiva incremental hutangnya, maka ini
rata-rata merupakan tanda bahwa entitas
dapat menggunakan pembiayaan
dengan hutang untuk memperluas
aktiva dan laba entitas tersebut.
Pengembalian atas ekuitas
saham biasa Memberikan pengujian kelayakan
(Laba bersih deviden atas ekuitas pemegang saham
saham preveren): dengan adanya struktur laba dan
equitas pemegang pembiayaan perusahaan.
Arus kas dari operasi saham biasa rata-rata.
terhadap dividen dan Suatu pengujian atas kemampuan
hutang bagian lancar. Arus kas dari operasi : entitas untuk memenuhi kewajiban
hutang + dividen yang keuangannya. Rasio yang kurang
jatuh tempo pada tahun dari 1,0 menunjukkan adanya
berjalan masalah likuiditas yang potensial.
Berapa kali bunga
dihasilkan Pengujian atas kemampuan entitas
Laba sebelum bunga dan untuk menghasilkan laba untuk
pajak penghasilan : menutup biaya pelunasan hutang.
(beban bunga + bunga Rasio yang menunjukkan 1,0
yang dikapitalisasi) bahwa laba entitas tidak
mencukupi untuk menutupi biaya
pembiayaan.
Beban bunga terhadap
hutang berbunga Suatu pengujian kelayakan atas
(Beban bunga + bunga beban bunga yang dicatat yang
yang dikapitalisasi) : harus mendekati biaya modal
hutang berbunga rata- hutang rata-rata entitas.
rata.

B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG/KEWAJIBAN


JANGKA PANJANG

Dalam sudut pandang auditor dalam menilai hutang/kewajiban jangka panjang yang
terdiri dari wesel bayar/hutang wesel, hutang hipotek, dan hutang obligasi memiliki
karateristik yang sama antara satu dengan lainnya. Pada umumnya hutang/kewajiban
jangka panjang:

1. Melibatkan perjanjian kontrak dengan bunga


2. Memerlukan persetujuan/otorisasi dari dewan direksi
3. Dapat dijadikan sebagai jaminan dengan pegadaian atau agunan

Lazimnya suatu perusahaan jarang melakukan transaksi yang berkaitan dengan


hutang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi itu seringkali signifikan. Hujang
jangka panjang ini jarang menimbulkan masalah pisah batas akhir tahun. Jadi, pengujian
substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum maupun
sesudah tanggal neraca.

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI

Risiko deteksi berbanding terbalik dengan risiko inheren/bawaan. Risiko


inheren/bawaan dinilai rendah utuk semua asersi saldo akun yang berkaitan kecuali
asersi kelengkapan dan penilaian atau alokasi karena jarangnya transaksi
hutang/kewajiban jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga auditor
menilai risiko deteksi pada tingkat sedang atau tinggi karena keruimitan dalam
menghitung amortisasi diskonto atau premi obilgasi. Berdasarkan pertimbangan faktor-
faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian yang sesuai dan tingkat risiko deteksi
yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi yang berkaaitan dengan saldo
hutang/kewajiban jangka panjang. Dan auditor akan mengikuti strategi audit yang telah
dibuat terutama pendekatan substantif yang menekankan pada pengujian rincian, karena
dinilai efektif dari segi biaya dengan populasi instrumen hutang yang kecil.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Pengujian substantif yang dilakukan atas saldo hutang/kewajiban jangka panjang


berkaitan dengan tujuan spesifik audit atas siklus pembiayaan. Dalam melakukan
pengujian auditor merancang program audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima atas setiap asersi. Sama halnya dengan siklus hutang usaha/hutang dagang
auditor fi=okus pada asersi kelengkapan karena adanya kurang saji dalam pencatatan
hutang/kewajiban jangka panjang.

Dalam mendapatkan informasi auditor melakukan (1) komunikasi dengan pihak


eksternal yang berhubungan dengan perusahaan sebagai sumber informasi yang
independen, (2) mengidentifikasi/menelaah dokumentasi milik perusahaan terkait
hutang/kewajiban jangka panjang dan (3) melakukan perhitungan kembali untuk
memeperoleh bukti kompeten yang mencakup semua asersi yangberhubungan dengan
saldo hutang/kewajiban jangka panjang dan bunga.

3. PROSDUR AWAL

Dalam prosedur awal auditor perlu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industri perusahaan, menentukan kebutuhan entitas/modal akan pembiayaan eksternal,
dan kemampuan untuk melunasi hutang/kewajiban jangka panjang. Dan dalam prosedur
awal auditor melakukan kegiatan menelusuri saldo awal akun hutang jangka panjang
dengan melihat laporan keuangan perusahaan pada periode sebelumnya, meriview semua
aktivitas perusahaan terkait dengan kewajiban/hutang jangka panjang dan mendapatkan
skedul hutang/kewajiban jangka panjang yang telah disediakan oleh perusahaan
kemudian dicocokkan dengan catatan akuntansi yang ada.

4. PENGUJIAN ANALITIS

Hal yang terpentingdalam proses audit atas hutang/kewajiban jangka panjang adalah
menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit sesuai dengan harapan auditor.
Auditor dalam memperoleh pengetahuan akan bisnis dan industri milik perusahaan serta
menilai risiko prosedur analitis, dengan menyajikan prosedur audit membantu auditor
dalam menilai kelayakan informasi laporan keuangan yang berhubungan dengan
aktivitas hutang/kewajiban jangka panjang dan beban/biaya bunga.

Auditor juga melakukan evaluasi terhadap tanggal jatuh tempo hutang/kewajiban


dan isi dari perjanjian hutang/kewajiban. Sebagian dari tanggung jawab auditor terhadap
hutang/kewajiban jangka panjang yaitu mengevaluasi entitas/modal perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup bagi perusahaan dalam melangsungkan kehidupannya
seperti biaya/beban bunga, jatuh tempo, dan perjanjian hutang/kewajiban. Dalam
melaksanakan prosedur analitis auditor harus mempertahankan sikap skeptis dan
profesional dalam menagudit laporan keuangan atas akun hutang/kewajiban jangka
panjang yang dinilai dalam penyajiannya tidak wajar.

5. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Auditor dalam mndapatkan bukti atas hutang/kewajiban obligasi auditor harus


memeriksa tentang nilai nominal dan hasil bersih atas penjualan obligasi pada tanggal
penerbitan. Penerimaan kas atas hutang obligasi auditor harus memeriksa surat yang
dikirimkan oleh pialang saham kepada perusahaan.

Dalam memeriksa pengeluaran kas untuk pembayaran pokok atas hutang/kewajiban


jangka panjang auditor melakukan verifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek
yang dikeluarkan atau yang dibatalkan oleh perusahaan. Sementara pembayaran penuh
dapat divadilisasi dengan memeriksa hutang/kewajiban wesel/wesel bayar atau sertifikasi
obligasi yang dibatalkan oleh perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pembayaran
secara bertahap dalam menilai kelayakannya auditor dapat menelusuri siklus pembayaran
kembali.

Hutang/kewajiban obligasi dapat dikonversikan/diubah menjadi bentuk saham milik


perusahaan. Dalam memperoleh bukti tersebut auditor dapat melihat sertifikat obligasi
yang dibatalkan dan kemudian diterbitkannya saham yang berkaitan dengan pertukaran
obligasi ke dalam bentuk saham.

Dalam memeriksa transaksi atas akun hutang/kewajiban jangka panjang auditor


memperoleh empat asersi yang terkait dengan hutang/kewajiban yaitu asersi keberadaan
atau keterjadian/eksistensi, kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau alokasi.
6. PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Dalam pengujian substantif atas pengujian rincian saldo dibagi menjadi tiga kategori
yaitu:

Meriview/Menilai Otorisasi dan Kontrak


Otorisasi di sebuah perushaan dalam memperoleh tambahan dana modal dengan
mengadakan kontraktual guna meminjam uang melalui diterbitkannya
hutang/kewajiban jangka panjang pada umumnya menjadi tanggung jawab dewan
direksi. Dalam meperoleh bukti otorisasi dengan memeriksa notulen hasil rapat dewan
direksi perusahaan. Dan auditor memeriksa otorisasi yang telah terjadi selama proses
audit dengan melihat kertas kerja permanen milik perusahaan.
Otorisasi atas penerbitan hutang/kewajiban jangka panjang harus mencakup
referensi pada bagian anggaran rumah tangga yang berlaku berkaitan dengan
pembiayaan atas hutang/kewajiban jangka panjang, mencakup pendapat konsultan
hukum terkait dengan lagalitas hutang/kewajiban jangka panjang, dan mencakup
rinciaan perjanjian serta ketaatan perusahaan dalam melaksanakan perjanjian dan
mencakup rincian lease modal.

Mengkonfirmasi Hutang
Auditor melakukan konfirmasi atas eksistensi dan persyaratan hutang/kewajiban
jangka panjang dengam melakukan komunikasi langsung dengan pemberi pinjaman
serta trustee obligasi. Dalam hutang wesel/wesel bayar auditor memeriksa laporan
yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan laporan pihak bank terkait dengan hutang
wesel/wesel bayar sebagai salah satu bentuk konfirmasi dari pihak perusahaan kepada
pihak bank. Dan auditor juga dapat melakukan komunikasi langsung kepada
pemegang wesel milik perusahaan dengan melalui surat konfirmasi yang terpisah.
Semua jawaban atas konfirmasi hutang/kewajiban jangka panjang yang diterima oleh
auditor kemudian dibandingkan dengan catatan milik perusahaan untuk menilai
kesalahan saji dalam pencatatan.
Dalam melakukan konfirmasi hutang/kewajiban jangka panjang auditor dapat
memperoleh asersi keberadaan atau keterjadian/eksisensi, kelengkapan, hak dan
kewajiban, dan penilaian atau alokasi.

Menghitung Kembali Beban Bunga


Auditor dalam memperoleh bukti terkait dengan beban/biaya bunga dengan
melakukan perhitungan kembali bunga milik perusahaan, dan menelusuri
pembayaran/pengeluaran kas atas voucher dan cek-cek yang dikeluarkan atau
dibatalkan oleh perusahaan serta jawaban atas konfirmasi pembayaran bunga kepada
para pemegang hutang/kewajiban jangka panjang (obligasi, wesel bayar, hipotek)
milik perusahaan. Dan untuk bunga akrual auditor melakukan verifikasi dengan
mengidentifikasikan tanggal bunga pemabayaran bunga terakhir dan menghitung
kembali jumlah yang dibukukan oleh klien.
Apabila ada kupon obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon yang
dibatalkan dan menyesuaikan/rekonsiliasi dengan jumlah yang sudah dibayarkan. Dan
jika obligasi pada awalnya dijual dengan premi atau diskonto maka auditor harus
menelaah skedul amortisasi yang dicatat melalui perhitungan kembali.
Dalam melkukan pengujian atas perhitungan kembali biaya/beban bunga auditor
dapat memperoleh asersi keberadaan atau keterjadian/eksistensi, hak dan kewajiban,
penilaian atau alokasi, dan kelengkapan untuk beban/biaya bunga dan hutang bunga.

7. PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN GAAP

Auditor dalam melakukan evaluasi atas kelayakan klasifikasi dan pengungkapan


hutang jangka panjang yang dibuat oleh perusahaan auditor perlu memperhatikan
Statments on Financial Accounting Standards (SFAS) FASB yang berlaku umum.
Dengan melakukan pengujian terlebih dahulu dalam memeriksa isi kontrak/perjanjian
hutang dan melakukan konfirmasi atas hutang yang kemudian dibandingkan dengan
catatan milik perusahaan. Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan
pengungkapan.

C.PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG


SAHAM

Dalam melakukan pengujian substantif atas saldo ekuitas/modal pemegang saham


sama halnya dalam melakukan pengujian substantif atas saldo hutang/kewajiban jangka
panjang dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldo
ekuitas/modal pemegang saham atas asersi penilaian atau alokasi dan penyajian atau
pengungkapan tujuannya untuk mempertahankan perbedaan antara modal yang disetor
dan laba ditahan.

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Penilaian risiko bawaan/inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo
ekuitas pemegang saham dilihat dari tingkat aktifitas transaksi dan sifat yang
mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang sifatnya rutin di dalam
perusahaan go publik ditangani oleh registrar dan agen transfer.auditor dalam menilai
risiko bawaan dan pengendalaian untuk transaksi saham dinilai rendah. Penilaian risiko
bawaan/inheren dan pengendalian pada tingkat tinggi jika auditor melihat adanya
transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas
konvertabel, atau adanya opsi saham. Faktor-fator tersebut harus diperhatikan oleh
auditor dengan menggunakan model risiko audit dalam menentukan tingkat risko deteksi
yang dapat diterima aas setiap asersi.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Dalam merancang pengujian substantif terkait dengan tujuan spesifik auditor atas
aktivitas ekuita/modal pemegang saham. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh
auditor dalam melakukan pengujian subsatantif yaitu:

3. PROSEDUR AWAL

Auditor perlu memahami aktivitas/kegiatan bisnis dan industri serta sifat bisnis milik
klien, hal ini membantu auditor dalam menentukan

1. Kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal/pihak luar


2. Manfaat menggunakan pembiayaan dengan ekuitas/modal guna mendukung
pertumbuhan entitas milik perusahaan.

Pembiayaan atas ekuitas/modal dpat digunakan sebagai alat pendukung aktivitas


investasi atau mendukung investasi terkait dengan modal kerja (yaitu pertumbuhan
persediaan dan piutang usaha/dagang yang diperlukan dalam mendukung entitas
perusahaan).

Dalam prosedur awal auditor perlu melakukan pengujian atas kecocokan data dalam
menelusuri saldo awal ekuitas/modal perusahaan untuk tahun periode berjalan dengan
melihat saldo akhir untuk tahun periode sebelumnya serta mencocokkan semua catatan
akuntansi milik perusahaan yang terkait dengan aktivitas ekuitas/modal dan auditor
memverifikasi buku besar pembantu telah sesuai dengan buku besar perusahaan sebagai
salah satu bentuk pengendalian. Bukti atas prosedur awal berkaitan dengan ketepatan
dalam pencatatan dan matematis atas asersi penilaian atau alokasi.
4. PROSEDUR ANALITIS

Dalam prosedur analitis auditor menghitung rasio yaitu:

a. Pengembalian atas ekuitas/modal pemegang saham.


b. Ekuitas/modal terhadap total kewajiban dan ekuitas/modal.
c. Pembayaran deviden.
d. Laba per saham.
e. Tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan.

Dengan melakukan perhitungan atas rasio tersebut auditor melakukan evaluasi atas
kelayakan ekuitas/modal pemegang saham dan saldo-saldo ekuitas/modal pemegang
saham. Bukti yang diperoleh dalam prosedur analitis berkaitan dengan asersi keberadaan
atau keterjadian/eksistensi, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

5. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Kegiatan auditor dalam melakukan pengujian rincian transaksi dibagi menjadi dua
kategori yaitu:

Vouching Ayat Jurnal Ke Akun Modal Disetor


Setiap perubahan dalam akun modal yang disetor harus divouch/dipindah ke dokumen
pendukung. Dalam memeriksa penerbitan saham baru auditor dapat melakukan
pemeriksaan dengan memeriksa surat atas pengiriman uang dari hasil diterbitkannya
saham milik perusahaan. Jika dalam pertimbangan untuk saham bukan dalam bentuk
kas, maka auditor perlu mempertimbangkan dasar penilaiannya secara
seksama/cermat, seperti penilaian pasar sebagai pertimbangan yang diterima atau
yang diberikan.
Dalam menentukan kelayakan penilaian dapat dilihat dari nilai pasar dari saham
yang diterbitkan oleh perusahaan. Dan apabila nilai properti yang dapat diterima
digunakan, maka diperlukannya suatu penaksiran.
Auditor perlu berhati-hati dalam menentukan kelayakan atas perlakukan
akuntansi yang diterapkan perusahaan untuk saham yang diterbitkan sebagai bagian
dari opsi saham, waran saham, atau program konvensi saham atau dalam kaitannya
dengan pemecahan saham. Dokumentasi harga pokok untuk saham treasury harus
dimiliki oleh perusahaan dan disediakan bagi auditor yang isinya berupa otorisasi dari
dewan direksi dalam bentuk catatan, voucher sebagai bukti pengeluaran kas, dan cek
yang dibatalkan oleh perusahaan. Bukti atas vouching tersebut terkait dengan asersi
keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban dan penilaian atau alokasi.

Vouching Ayat Jurnal Ke Laba Ditahan


Setiap pencatatan pada ayat jurnal untuk laba ditahan kecuali posting laba bersih atau
rugi bersih harus divouch/dipindah ke dokumen pendukung. Sementara ayat jurnal
untuk pengumuman deviden kepada para pemegang saham dan aprosiasi laba ditahan
auditor dapat menelusuri ke dalam buku notulen hasil rapat perusahaan. Dalam
menetukan kelayakan atas pembagian auditor harus:
a. Menetapkan bahwa hak preferensi atau hak lainnya dari pemegang
saham dan setiap pembatasan pembagian deviden telah diakui.
b. Menetapkan jumlah saham yang beredar pada tanggal pencatatan dan
memverifikasi ketepatan atas total pengumuman dividen dengan cara
melakukan perhitungan kembali.
c. Menelusuri pembayaran deviden pada cek-cek yang dibatalkan oleh
perusahaan dan dokumen milik perusahaan terkait dengan pembayaran
deviden.
Perusahaan diharapkan untuk memberikan dukungan atas setiap penyesuaian
pada periode tahun sebelumnya. Dengan dilakukannya vouching memungkinkan
auditor untuk meyakinkan apakah (1) perbedaan yang tept telah dilakukan antara
modal yang disetor dan laba ditahan dan (2) persyaratan hukum serta kontrak yang
berlaku telah dipenuhi. Bukti yang diperoleh dalam pengujian transaksi terkait dengan
asersi penilaian dan alokasi, asersi keberadaan dan keterjadian, serta hak dan
kewajiban.

6. PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Kegiatan dalam pengujian substantif atas pengujian rincian saldo dibagi menjadi
lima kategori yaitu:

Review Akte Pendirian dan Anggaran Rumah Tangga


Auditor melakukan tanya jawab dengan manajemen perusahaan terkait dengan
perubahan atas dokumen akte pendirian dan anggaran rumah tangga milik perusahaan.
Dan auditor meriview kertas kerja milik auditor sebelumnya untuk melihat isi dari
catatan auditor terdahulu terkait dengan akte pendirian dan rumah tangga milik
perusahaan.
Dalam tindakan audit pertama untuk sebuah perusahaan auditor melakukan
identifikasi secara menyeluruh atas akte pendirian dan anggaran rumah tangga serta
mencatat hal-hal penting terkait dengan akte pendirian dan anggaran rumah tangga
milik perusahaan kedalam kertas kerja auditor.
Dalam pengujian substantif atas review akte pendirian dan anggaran rumah tangga
tujuannya untuk menentukan bahwa modal saham telah diterbitkan sesuai dengan
hukum yang berlaku dan sesuai dengan persetujuan dari dewan komisaris perusahaan
sebagai pemegang wewenang.
Dalam bukti yang diperoleh dalam pengujian ini terkait dengan asersi keberadaan
atau keterjaidan/eksistensi serta hak dan kewajiban.

Review Otorisasi dan Persyaratan Penerbitan Saham


Dewan direksi memegang wewenang untuk mengotorisasi untuk semua saham yang
diterbitkan, akuisisi saham, dan pengumuman atas deviden kepada para pemegang
saham. Dan auditor dalam memperoleh bukti dengan melihat catatan notulen hasil
rapat yang memberikan bukti tentang transaksi ekuitas pemegang saham yang
diotorisasi selama tahun berjalan.
Auditor juga perlu memeriksa setiap emisi atau penerbitan dan syarat-syaratnya
serta membuat catatan yang tepat dalam kertas kerja.
Bukti yang diperoleh dalam pengujian ini berkaitan dengan asersi keberadaan
atau keterjadian serta hak dan kewajiban.

Konfirmasi Saham Yang Beredar Dengan Registar dan Agen Transfer


Auditor dalam memperoleh bukti terkait dengan saham salah satunya dengan
melakukan konfirmasi kepada perusahaan atau register/agen transfer terkait dengan
total saham yang diotorisasi, saham yang diterbitkan oleh perusahaan, tanggal
berdarnya saham milik perusahaan. Saat menerima jawaban atas konfirmasi auditor
akan memperoleh bukti terkait jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing para
pemegang saham. Jawaban atas konfirmasi yang diterima oleh auditor dibandingkan
dengan akun modal saham dan buku besar pemegang saham.
Konfirmasi atas saham yang dilakukan oleh auditor dalam memperoleh bukti
terkait dengan asersi keberadaan atau keterjadian/eksistensi, kelengkapan, serta hak
dan kewajiban.

Memeriksa Buku Sertifikat Saham


Dalam melakukan pengujian substantif atas pengujian rincian saldo ada beberapa
tahap yang harus dilakukan oleh seorang auditor. Langkah pertama auditor harus
memeriksa buku sertifikat saham tujuannya untuk menentukan bahwa
a. Stubs untuk saham yang diterbitkan dan yang telah beredar telah
dipisahkan oleh perusahaan.
b. Sertifikat saham yang dibatalkan baik dari penerbitannya maupun
peredarannya dimasukkan kedalam stuts yang asli.
c. Semua sertifikat saham yang belum diterbitkan dalam kondisi asli dan
masih utuh.
Langkah yang kedua, auditor harus memastikan bahwa perubahan yang terjadi
selama tahun berjalan telah dicatat dengan benar oleh perusahaan kedalam masing-
masing akun saham/pemegang saham didalam buku besar pembantu. Dan auditor juga
perlu malakukan pengujian apabila terjadi penerbitan dan pembatalan saham yang
dinilai jumlahnya besar.

Langkah yang terakhir (ketiga), auditor harus melakukan rekonsiliasi atas total saham
yang diterbitkan dan yang beredar seperti yang tercantum dalam buku besar
pemegang saham.serta akun modal/ekuitas saham.

Bukti yang diperoleh dalam pengujian ini terkait dengan asersi keberadaan atau
keterjadian/eksistensi, kelengkapan serta hak dan kewajiban.

1. Memeriksa Sertifikat Saham yang Ditahan Sebagai Treasury Stock


Modal/ekuitas saham milik perusahaan yang ditahan untuk dijadikan sebagai treasury
stock maka uditor perlu melakukan perhitungan bersamaan dengan sekuritas
lainnya.jumlah saham yang ditahan juga harus cocok dengan saham yang diperlhatkan
dengan treasury stock. Dan auditor mencatatnya kedalam kertas kerja audit terkait
dengan jumlah yang diakuisisi selama tahun berjalan untuk ditelusuri kedalam catatan
kas.

Bukti yang diperoleh dalam pengujian ini terkait dengan asersi keberadaan atau
keterjadian/eksistensi, kelengkapan serta hak dan kewajiban.

7. PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN GAAP

APB Opinion No.12 menetapkan bahwa pengungkapan atas perubahan dalam akun-
akun terpisah yang terdiri dari ekuitas/modal pemegang saham diisyaratkan untuk
membuat laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan tersebut dapat dibuat
pada laporan dasar dan diikuti dengan catatan atau disajikan dalam laporan terpisah.
Pengungkapan atas ekuitas/modal berkaitan dengan rincian opsi saham, waran,
treasury stock, deviden yang terlambat bayar, nilai pari atau ditetapkan, dan prefernesi
dividen serta likuidasi.

Dalam melakukan pengujian auditor dengam memeriksa notulen rapat perusahaan


untuk ketentuan dan isi perjanjian yang mempengaruhi akun-akun ekuitas/modal auditor
memperoleh bukti yang terkait dengan asersi penyajian dan pengungkapan.

Dalam mendeteksi hasil notulen rapat, auditor harus mencatat jumlah lembar saham
yang dicadangkan oleh perusahaan untuk opsi saham atau kegiatan yang sama, adanya
komitmen dalam penerbitan saham di masa yang akan datang dalam melakukan
pembelian atau merger dengan perusahaan lainnya. Dan pembatasan yang membatasi
pembayaran dividen atau persyaratan modal kerja minimum.

Auditor dalam memperoleh bukti yang relevan dengan melakukan


komunikasi/diskusi dengan penasehat hukum dalam menilai legalitas penerbitan saham
atau kegiatan yang sama yang dilakukan oleh perusahaan.

D.JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS INVESTASI

Auditor setelah menyelesaikan proses audit untuk siklus investasi, auditor dapat
megevaluasi investasi entitas dengan membandingkan pada perusahaan lain yang
bergerak dalam industri yang sama. Auditor dapat mengevaluasi seberapa efektif entitas
perusahaan yang dapat memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan, laba, dan
arus kas serta pencapaian tujuan entitas/modal perusahaan.

Auditor dapat memberikan jasa secara independen dengan mengevaluasi aktiva


investasi yang direncanakan dapat menjadi pendukung yang penting dalam mencapai
sasaran/tujuan perusahaan.

Auditor juga dalam memperoleh pmahaman dan pengetahuan atas perusahaan atas
sumber pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai instasi strategis.
Auditor juga memperoleh pengetahuan atas keunggulan dan kelemahan pembiayaan dari
bank, hutang hipotek, pembiayaan dengan lease, pembiayaan yang berasal dari asuransi
atau satuan usaha lainnya atau berbagai kelas saham preferen. Dan auditor/akuntan
publik dapat memberikan saran kepada perusahaan bagaimana cara perusahaan
melakukan pembiayaan investasi yang penting bagi perusahaan.

Auditor juga dapat memberikan jasa kepada perusahaan terkait dengan memberikan
saran serta mengidentifikasi calon akuisisi, mengevaluasi manfaat dan risiko potensial
yang terkait dengan akuisisi dan bagaimana cara mengatur akuisis tersebut.
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, Johnson & Kell. 2001. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga

https://id.scribd.com/doc/130899685/4-Audit-Siklus-Pembiayaan

https://www.academia.edu/9827211/CHAPTER_17_AUDIT_SIKLUS_PEMBIAYAAN

https://www.slideshare.net/dhitaarum1/bab-17-audit-siklus-pembiayaan?from_action=save

Anda mungkin juga menyukai