Anda di halaman 1dari 8

PENYISIHAN KROMIUM PADA LIMBAH CAIR DENGAN

MENGGUNAKAN UNGGUN FILTRASI PASIR


S.P. Abrina Anggraini
Program Studi Teknik Kimia, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang.
e-mail : sinar_abrina@yahoo.co.id

ABSTRAK

Banyak limbah berbahaya yang ditimbulkan pada industri kimia, salah satunya
adalah industri pelapis logam karena air bilasannya mengandung ratusan ppm asam
kromat. Muncul perhatian dari masyarakat terhadap semakin banyaknya polusi dan
pembuangan limbah yang sangat berbahaya bagi kehidupan, sehingga diharapkan residu
limbah solid yang mengandung konsentrasi tinggi logam berat harus diatas level ramah
lingkungan. Salah satu metode yang digunakan adalah menggunakan cara filtrasi pasir.
Filtrasi pasir merupakan proses pemisahan zat-zat atau senyawa-senyawa kimia yang
tidak dibutuhkan dengan menggunakan pasir sebagai media penyaring. Penelitian ini
dipusatkan pada penyisihan kromium (VI) pada limbah cair industri dengan menggunakan
filtasi pasir .variasi pasir yang digunakan masing-masing sebesar 20gram, 40gram,
60gram dan 80gram dengan konsentrasi 20ppm, 40 ppm, 60ppm dan 80ppm. Berbagai
variasi pasir dapat mengadsorbsi larutan kromium (VI) dalam jumlah yang cukup besar,
namun dari setiap variasi pasir mempunyai kemampuan mengadsorbsi kromium (VI) yang
berbeda-beda. Semakin besar massa pasir yang digunakan, maka semakin besar pula
kromium (VI) yang teradsorbsi, hal ini disebabkan karena semakin besar massa pasir yang
digunakan maka luas permuakaannya akan semakin besar yang mengakibatkan tingkat
adsoorpsi semakin tinggi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa persentase adsorbsi
maksimum terjadi pada filtrasi dengan massa pasir sebesar 80 gram yang dapat
mengadsorbsi larutan kromiun (VI) sampai dengan 86 %.
Kata kunci : limbah, filtrasi, pasir

ABSTRACT

Many dangerous residues produced by the chemical industries, one of which is


metal coating industry resulted from water rinse containing hundreds of ppm of chromate
acid. It comes into sight that there is awareness from the society towards the increasing
pollution and residue discharging which is very harmful to the livelihood, with the
intention that the solid residues containing high concentrate of heavy metal must be above
ecosystem friendly level. One of the methods used is sand filtration. Sand filtration is a
process of separating unused chemical element using sands as filtering media. This
research is focused on the separation of Chromium (VI) on industrial liquid residues using
sand filtration. Variation of sands used are 20grams, 40grams, 60grams and 80grams with
concentration of 20ppm, 40ppm, 60ppm and 80ppm. A number of sand variations can
absorb kromium (VI) in a great amount, however each sand variation has different
capability in absorbing the Chromium (VI). The greater of sand mass used, the greater
Chromium (VI) would be absorbed, since the increase of the sand mass would result in the
increase of its surface width which would result in the higher absorbtion level. This
research reveals that the maximum absorbtion percentage occurs on the filtration with
sand mass of 80 grams which can absorb the kromium (VI) up to 86%.
Key words : residue, filtration, sand.
PENDAHULUAN penelitian dari Septayanti (2004) bahwa
Latar Belakang adsorbsi Cr (VI) dengan konsentrasi 300
Salah satu industri yang paling ppm pada pH 4 dan pasir laut yang
banyak menimbulkan masalah limbah diaktivasi memberi nilai adsorbsi 36,83
berbahaya adalah industri pelapis logam, mg/g. Sedangkan penggunaan zeolit
karena air bilasannya mengandung terfosfatasi yang dilakukan oleh Suraya
ratusan ppm asam kromat. Standar (2003) pada kondisi yang sama
limbah Cr (VI) pada industri pelapis memberikan nilai adsorbsi 22,15 mg/l.
krom yang diijinkan adalah 0,3 ppm Perumusan Masalah
dengan kisaran pH 6,0-9,0 (Potter,dkk, Dari latar belakang yang ada maka
1994). Keberadaan logam berat di permasalahan yang dikaji adalah:
lingkungan menjadi perhatian utama - Bagaimana pengaruh penggunaan
karena mengandung racun bagi berbagai pasir filtrasi dalam menyisihkan
bentuk kehidupan. Berdasarkan kromium dalam limbah cair industri ?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), - Bagaimana pengaruh massa pasir dan
logam-logam yang dapat membahayakan konsentrasi pada penyisihan kromium
adalah Alumunium, Mangan, Besi, dalam limbah cair industri ?
Kobalt, Nikel, Tembaga, Seng, Batasan Masalah
Kadmium, Merkuri, Timah dan Agar penelitian ini terarah maka dapat
Kromium. dibatasi sebagai berikut:
Kromium merupakan elemen - Penelitian dilakukan pada skala
berbahaya dipermukaan bumi dan laboratorium
dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr - Pasir laut dari Malang
(II) sampai Cr (VI). Kromium enam - Limbah sintetik
valensi merupakan salah satu material - Pengaruh konsentrasi dan massa pasir
organik pengoksidasi tinggi. - Alat filtrasi berupa kolom
Melihat dampak negatif yang Tujuan Penelitian
ditimbulkan oleh industri pelapis krom Menentukan derajat penyisihan
tersebut, maka limbah yang mengandung kromium pada limbah cair dengan
logam kromium dengan konsentrasi memvariasikan konsentrasi larutan dan
tinggi sebelum dibuang ke lingkungan massa pasir.
harus diolah terlebih dahulu sehingga Manfaat Penelitian
kandungan logamnya memenuhi Menambah pengetahuan dan
persyaratan yang ditetapkan. Metode memberikan informasi bahwa penyisihan
umum yang biasa digunakan untuk kromium dengan filtrasi pasir merupakan
menghilangkan logam-logam berat dari salah satu alternatif yang efektif.
limbah meliputi Pengendapan kimia, Landasan Teori
Ekstraksi pelarut, Dialysis, Osmosis Pasir Laut
bolak-balik, Pertukaran ion, Penyerapan Pasir laut merupakan batuan sedimen
dan Filtrasi. yang umumnya disusun oleh mineral
Filtrasi merupakan alternatif yang kuarsa, berbutir halus hingga kasar. Pasir
digunakan untuk menghilangkan logam kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen,
berat kromium. Pada penelitian ini berasal dari rombakan batuan yang
peneliti menggunakan pasir sebagai mengandung silikon dioksida (Kuarsa-
media filtrasi. Menurut penelitian SiO2) seperti granit, reolit dan
Setianingsih (2001) menunjukkan bahwa granodiorit.
penggunaan pasir laut tanpa aktivasi Endapan pasir kuarsa di alam
memberikan nilai adsorbsi lebih tinggi tidak pernah didapat dalam keadaan
dibandingkan pasir sungai, bentoit dan murni. Butir kuarsa di alam umumnya
zeolit. Hal ini diperkuat dengan hasil terdapat tercampur dengan lempung
feldspar (KAlSi3O8), Ilmenit 1995). Filtrasi merupakan pemisahan
(FeO.TiO2), Magnetik (Fe3O4), Limonit partikel zat padat dari fluida dengan jalan
[FeO(OH)nH2O], Pirit (FeS2), Mika melewatkan fluida itu melalui media
(Gabungan mineral), Zircon (ZrSiO4), penyaring (Septum) dimana zat padat itu
Biotit [K(MgFe3(AlSiO3O10)(OH)2], tertahan (Werren, 1985).
Hornblende Air keruh atau kotor yang berasal
[Ca2Na(MgFe)4Al(OH)2(AlSi7O22)] dari danau atau sungai dapat diproses
dan zat-zat organik hasil pelapukan sisa menjadi air jernih dan siap untuk
hewan dan tumbuh-tumbuhan dikonsumsi setelah melalui saringan pasir
(Sukandarrumidi, 1999). (Widarto, 1996). Pengolahan air
Pasir yang berukuran kasar menggunakan penyaring pasir karena
mempunyai luas permukaan spesifik pasir murah, mudah didapat, mudah
yang rendah dan tidak menunjukkan dioperasikan, dapat dikelola secara
sifat-sifat koloidal. Meskipun tidak begitu berkelanjutan dan dapat menghasilkan air
aktif dalam reaksi kimia pasir terlibat yang sehat (Tersiawan, 1995).
dalam sejumlah reaksi dan menunjukkan Ciri khas filter adalah medianya,
suatu fenomena serapan (Kusumoyudo, karena filter memiliki ruang antar butir
1986). Masing-masing tipe pasir dapat (porositas) yang berfungsi sebagai ruang
dijumpai dalam bentuk dan . Bentuk sedimentasi. Secara umum proses yang
adalah jenis kuarsa pada temperatur terjadi pada wadah saringan pasir adalah
rendah, sedangkan modifikasi adalah pemisahan fisika, pengendapan,
bentuk kuarsa pada temperatur tinggi. penyerapan, oksida (Bio-Chemical) dan
Transformasi tersebut yang disebut aktivitas bakteriologis. Media filtrasi
konversi ke , biasanya terjadi secara yang digunakan yaitu pasir kuarsa
seketika dan reversibel dan disertai oleh dengan diameter 0,45 mm. Kecepatan alir
perubahan struktur (Tan, 1998). proses filtrasi untuk melewati pori pasir
Kuarsa memiliki ukuran yang baik adalah 0,03-0,1 mm/detik,
kekerasan 7 pada skala mohs, berat jenis dengan angka kekeruhan sekitar 50 NTU
untuk kuarsa pada temperatur 25 OC (Tersiawan, 1995).
sebesar 2,648 g/cm3 sedangkan kuarsa Kromium
pada temperatur 575 OC sebesar 2,533 Kromium berasal dari bahasa
g/cm3. Kuarsa tidak mudah terbakar, Yunani ( Chroma) yang berarti warna.
meleleh pada temperatur 1713 OC dan Kromium dengan lambang unsur kimia
tidak dapat larut dalam asam kecuali Cr merupakan logam berat dengan no
asam fluoride (Frye, 1981). atom (NA) 24 dan mempunyai berat atom
Pasir Filtrasi (Sand Filtration) (BA) 51,996 (Palar, 1994). Jumlah
Filtrasi pasir merupakan proses adsorbsi kromium dipengaruhi oleh pH,
pemisahan zat-zat atau senyawa- sebab pH menentukan derajat disosiasi
senyawakimia yang tidak dibutuhkan kromium. Selain itu pH larutan juga
dengan menggunakan pasir sebagai dapat mempengaruhi muatan permukaan
media penyaring. Filtrasi merupakan adsorben sehingga mengubah
suatu proses untuk mendapatkan suatu kemampuan untuk menyerap senyawa
bahan dengan tingkat kemurnian tinggi. berbentuk ion. pH dari limbah keluaran
Penyaringan pasir dapat digunakan untuk industri krom berkisar antara 0,5-4,5
pengangkatan zat-zat padat dari sisa-sisa (Svehla, 1999).
industri yang mengandung koloid
(Mahida, 1992). METODOLOGI PENELITIAN
Aerasi dan filtrasi dapat Variabel Tetap
mengatasi kekeruhan serta menurunkan - Jenis Pasir, kecepatan alir, dan pH 3
kandungan kation yang larut (Kusnaedi,
Variabel Berubah Metodologi penelitian yang
- Kosentrasi larutan 20, 40, 60 dan 80 digunakan adalah metode percobaan di
ppm Laboratorium berupa filtrasi Cr (VI) oleh
- Massa pasir 20, 40, 60 dan 80 gram filtrasi pasir dan menggunakan
Parameter yang Diukur spektrofotometer sebagai alat analisa.
Dalam penelitian ini parameter Tahap-tahap Penelitian
yang dikur adalah untuk mengetahui Tahap I : Penyiapan pasir filtrasi
kromium sisa yang tidak tersaring oleh Tahap II : Pembuatan preparasi larutan :
pasir filtrasi. Larutan stok I 1000 ppm
Alat-Alat yang Digunakan Larutan stok II 10 ppm
- Kolom filtrasi Larutan berbagai konsentrasi
- pH meter Tahap III : Penentuan kromium secara
- spektrofotometer spektrofotometer
Bahan-Bahan Yang Digunakan Penentuan panjang gelombang
- Pasir laut maksimum
- K2Cr2O7 Pembuatan kurva baku
- H2SO4 pekat Tahap IV : Proses filtrasi
- Difenilkarbazida Tahap V : Analisa sampel
- Aseton Tahap VI : Analisa data
Metodologi Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir Filtrasi


HASIL
Tabel 1. Data Pengaruh Massa Pasir Terhadap Absorbansi Cr (VI) Sisa
Cr (VI)
Massa Absorbansi Cr (VI) Sisa (ppm)
Cr (VI) Sisa
Pasir
Awal Rerata
(gram
(ppm)
I II III Rerata I II III Jumlah
20 0.24 0.21 0.27 0.24 12.35 13.31 11.38 37.04 12.35
40 0.22 0.20 0.21 0.21 12.99 13.63 13.31 39.93 13.31
20
60 0.20 0.18 0.20 0.19 13.63 14.26 13.63 41.52 13.84
80 0.18 0.16 0.14 0.16 14.26 14.90 15.54 44.71 14.90
163.20
20 0.38 0.36 0.376 0.376 27.57 27.89 28.53 83.97 27.99
40 0.35 0.31 0.330 0.330 28.84 30.12 29.48 88.44 29.48
40
60 0.30 0.29 0.320 0.303 30.44 30.76 29.80 90.99 30.33
80 0.20 0.21 0.190 0.200 33.63 33.31 33.94 100.89 33.63
364.29
20 0.87 0.84 0.79 0.833 32.27 33.23 34.82 100.32 33.44
40 0.70 0.78 0.76 0.746 37.69 35.14 35.78 108.60 36.20
60
60 0.47 0.45 0.51 0.476 45.02 45.66 43.75 134.43 44.81
80 0.28 0.32 0.35 0.316 51.08 49.80 48.84 149.73 49.91
493.08
20 1.10 0.99 0.98 1.023 44.94 48.45 48.77 142.17 47.39
40 0.99 0.97 0.76 0.906 48.45 49.08 55.78 153.31 51.10
80
60 0.73 0.75 0.76 0.746 56.73 56.10 55.78 168.61 56.20
80 0.33 0.35 0.34 0.340 69.48 68.84 69.16 207.48 69.16
671.57

Tabel 2. Data Pengaruh Massa Pasir Terhadap % Cr (VI) teradsorbsi


Cr (VI) Massa Pasir Absorbansi % Cr (VI) Teradsorbsi Cr (VI) Sisa
Awal (gram Rerata (ppm)
I II III Rerata I II III Jumlah
20 0.24 0.21 0.27 0.24 61.75 66.55 56.95 185.25 61.75
40 0.22 0.20 0.21 0.21 64.95 68.15 66.55 199.65 66.55
60 0.20 0.18 0.20 0.19 68.15 71.30 68.15 207.60 69.20
20 80 0.18 0.16 0.14 0.16 71.30 74.50 77.70 223.50 74.50
816
20 0.38 0.36 0.376 0.376 68.93 69.73 71.33 209.94 69.98
40 0.35 0.31 0330 0.330 72.10 75.30 73.70 221.10 73.70
60 0.30 0.29 0.320 0.303 76.10 76.90 74.50 227.49 75.83
40 80 0.20 0.21 0.190 0.200 84.07 83.28 84.85 252.24 84,08
910.77
20 0.87 0.84 0.79 0.833 53.78 55.38 58.05 167.21 55.73
40 0.70 0.78 0.76 0.746 62.80 58.57 59.63 181.00 60.33
60 0.47 0.45 0.51 0.476 75.03 76.10 72.90 224.03 74.68
60 80 0.28 0.32 0.35 0.316 85.13 83.00 81.40 249.54 83.18
821.78
20 1.10 0.99 0.98 1.023 56.18 60.56 60.96 177.7 59.23
40 0.99 0.97 0.76 0.906 60.56 61.35 69.73 191.64 63.88
60 0.73 0.75 0.76 0.746 70.91 70.13 69.73 210.75 70.25
80 80 0.33 0.35 0.34 0.340 86.85 86.05 86.45 259.35 86.45
839.44

PEMBAHASAN dimana komponen tertentu dari fluida


Pengaruh Perlakuan Pada Pasir Laut berpindah ke zat yang menyerap, atau
Secara umum proses adsorbsi dapat dikatakan bahwa adsorbsi adalah
diartikan sebagai proses pemisahan kecenderungan molekul atau ion larutan
untuk berkumpul pada permukaan suatu dapat memperbanyak luas permukaan
zat padat. Zat yang diserap disebut fase sehingga jumlah Cr (VI) sisa semakin
terserap (adsorbat) sedangkan zat besar. Hasil penelitian menunjukkan
penyerap disebut adsorben yang biasanya bahwa variasi massa pasir laut sebagai
bahan-bahan yang berpori (Werren, media filtrasi pada logam Cr (VI)
1985). memberikan pengaruh yang sangat nyata
Pada penelitian ini mengkaji terhadap penyisihan Cr (VI).
penggunaan pasir laut sebagai media 80
20 ppm
40 ppm
60 ppm

filtrasi dalam penyisihan Cr (VI). Dalam 70


80 ppm
Linear (20 ppm)

Konsentrasi Cr (VI) Sisa (ppm)


Linear (40 ppm)
adsorbsi adsorben adalah zat yang 60 Linear (60 ppm)
Linear (80 ppm)

mempunyai sifat mengikat molekul pada 50 y = 0,0409x + 11,555


R2 = 0,9857

permukaan dan sifat ini menonjol pada


40
y = 0,0889x + 25,915
30 R2 = 0,9241

padatan berpori. Pasir laut yang akan 20


y = 0,2901x + 26,585
R2 = 0,967

digunakan dicuci dan diovenkan selama 5


y = 0,3743x + 38,36
10 R2 = 0,9718

jam. Pencucian bertujuan agar 0


0 20 40 60 80 100

mendapatkan pasir yang bersih dan bebas Massa Pasir (grm)

dari pengotornya. Sedangkan pemanasan Gambar 2. Hubungan Massa Pasir


bertujuan untuk menghilangkan molekul- Terhadap Konsentrasi Cr (VI) Sisa
molekul air yang terdapat pada pasir dan Gambar 2 juga menunjukkan bahwa
dapat membuka pori-pori agar pori-pori variasi konsentrasi dapat memberikan
menjadi terbuka. Proses ini dilakukan nilai yang berbeda meskipun filtrasi pada
untuk mendapatkan pasir yang memiliki jumlah massa pasir yang sama. Pada
luas permukaan yang besar. massa pasir yang sama yaitu 20 gram
Menurut Oscik and Cooper (1982), dengan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60
efisiensi adsorbsi merupakan fungsi luas ppm dan 80 ppm menunjukkan bahwa Cr
permukaan adsorben yang digunakan. (VI) sisa terlihat naik pada konsentrasi
Semakin besar luas permukaan media yang semakin besar. Hal ini juga terjadi
maka makin besar pula kapasitas suatu pada massa pasir 40 gram, 60 gram dan
media dalam mengabsorpsi suatu 80 gram.
adsorbat. Hasil penelitian menunjukkan
Pengaruh Variasi Massa Pasir Laut bahwa dengan konsentrasi Cr (VI) yang
Terhadap Adsorbsi Cr (VI) Pada semakin besar maka kerapatan ruang
Berbagai Konsentrasi. akan bertambah sehingga jarak antara
Pasir laut dapat digunakan sebagai partikel semakin dekat dan gaya tolak-
media filtrasi untuk menyisihkan logam menolak antar kation akan semakin besar.
Cr (VI) pada limbah cair industri maupun Gaya tolak-menolak ini menyebabkan
limbah cair domestik. Variasi massa pasir ikatan antara ion logam Cr (VI) dengan
terhadap pengukuran Cr (VI) sisa permukaan pasir kurang kuat sehingga
dilakukan dengan variasi pasir 20 gram, akan mudah terlepas kembali. Sebagai
40 gram, 60 gram dan 80 gram akibatnya Cr (VI) yang telah teradsorbsi
sedangkan variasi konsentrasi larutan Cr oleh pasir akan mengalami desorpsi atau
(VI) yang difiltrasi adalan 20 ppm, 40 proses pelepasan adsorbat oleh adsorben
ppm, 60 ppm dan 80 ppm. Jumlah yang terjadi pada permukaan adsorben
adsorbat sisa merupakan jumlah Cr (VI) menuju ke fase ruah. Selain terjadi gaya
sisa yang tidak teradsorbsi oleh pasir laut tolak-menolak antar kation, terjadi juga
yang dinyatakan dengan (ppm). persaingan antara kation untuk berikatan
Gambar 2 menunjukkan bahwa dengan pasir. Keadaan ini memiliki
penambahan massa pasir dapat kecenderungan untuk memperbesar
meningkatkan Cr (VI) sisa. Hal ini tertutupnya permukaan pasir. Akibatnya
terlihat karena penambahan massa pasir Cr (VI) akan lepas dan persaingan antara
kation-kation untuk berikatan dengan apabila terjadi kesetimbangan antara
pasir menjadi lemah karena luas potensial kimia fase ruah dan potensial
permukaan pasir tertutup dengan kation- kimia pada permukaan (Oscik, 1982).
kation dari Cr (VI) yang berkonsentrasi Dari gambar 3 menunjukkan terjadinya
tinggi (Setiawan, 2005). kenaikkan persentase teradsorbsi dengan
Pengaruh Massa Pasir Laut Terhadap bertambahnya massa pasir pada setiap
% Cr (VI) Teradsorbsi konsentrasi.
Persentase adsorbsi merupakan Hal ini ditandai dengan semakin
jumlah adsorbat yang teradsorbsi oleh meningkatnya % Cr (VI) yang teradsorbsi
adsorben yang dinyatakan dengan (%). pada variasi massa pasir. Pada gambar 3
Untuk mengetahui persentase Cr (VI) menunjukkan bahwa pada massa pasir 80
maksimum setiap penambahan massa gram, % Cr (VI) teradsopbsi oleh pasir
pasir dilakukan uji adsorbsi pada variasi maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa
konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan pada massa pasir 80 gram merupakan
80 ppm dengan variasi massa pasir 20 massa optimum yang dimiliki pasir
gram, 40 gram, 60 gram dan 80 gram. sangat besar sehingga mampu
100
20 ppm
40 ppm
60 ppm
mengadsorbsi larutan Cr (VI) pada setiap
konsentrasi secara maksimal.
90 80 ppm
Linear (20 ppm)
80 Linear (40 ppm)
Linear (60 ppm)
Linear (80 ppm)
% Cr (VI) Teradsorbsi

70

60 y = 0,2045x + 57,775

50
R2 = 0,9857
y = 0,2222x + 64,79 KESIMPULAN
R2 = 0,9241
40

30
y = 0,4837x + 44,29
R2 = 0,9666
Berdasarkan hasil penelitian dengan
20
y = 0,44x + 47,955
R2 = 0,9134 judul: Penyisihan Kromium Pada Limbah
10

0
Cair Terhadap Pengaruh Konsentrasi
0 20 40 60
Massa Pasir (grm)
80 100
Dan Massa Pasir Menggunakan Unggun
Filtrasi Pasir dapat disimpulkan bahwa :
Gambar 3. Hubungan Massa Pasir
1) Filtrasi pasir sangat efektif
Terhadap % Cr (VI) Teradsorbsi
menghilangkan kromium (VI) pada
Hasil penelitian menunjukkan
limbah cair
bahwa semakin banyak massa pasir yang
2) Persentase Adsorbsi maksimum
digunakan untuk mengadsorbsi Cr (VI),
terjadi pada filtrasi dengan massa
maka persentase Cr (VI) teradsorbsi akan
pasir
semakin besar pula. Adsorbsi dengan
sebesar 80 gram yang dapat
permukaan yang luas akan memperbesar
mengadsorbsi larutan Cr (VI) sampai 86
daya adsorbsi suatu adsorben. Semakin
%.
banyak massa pasir yang ditambahkan
maka luas permukaan akan bertambah
DAFTAR PUSTAKA
besar dan dapat menambah jumlah
Achmad, H. 1992. Kimia Unsur Dan
rongga pori yang tersedia untuk adsorbsi,
Radioaktif. PT. Citra Adiya
sehingga dengan penambahan pasir laut
Bakti:Bandung
dalam fase ruah larutan akan
Cotton, F.A. dan Wikinson. 1889. Kimia
meningkatkan jumlah Cr (VI) yang
Anorganik Dasar. Penerbit
teradsorbsi tiap gram adsorben pasir laut.
Universitas Indonesia UI-Press:
Fenomena di atas menyebabkan
Jakarta
potensial kimia pada permukaan
Day, R.A dan Underwood, A.L.1986.
adsorben menjadi lebih besar dari pada
Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
potensial kimia pada permukaan fase
ke-5. Erlangga: Jakarta
ruah, sehingga daya tarik antara pasir laut
Freeman. 1989. Standart Hendbook Of
dengan Cr (VI) semakin besar. Hal ini
Hazardous Waster Treatment And
dikarenakan semakin banyak permukaan
Disposal. M. Graw hill co. New
kosong yang nantinya akan diisi adsorbat.
york
Adsorbsi akan mencapai maksimum
Frey, K.1981. The Encyclopedia Of Putjianto, W.1984. Analisa Kwalitas Air.
Mineralogy. Hut Chinson Ross Penerbit Bina Indra Karya: Surabaya
Publishing Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian
Compani. Stroundburg Pensilvania. Industri. UGM-Gajamada
Volume IV B, PP.673-674. University Press: Yogyakarta
Kusnaedi. 1995. Pengolahan Air Gambut Svehla. 1999. Vogel Analisis Anorganik
Dan Air Kotor Untuk Air Minum. Kualitatif Makro Dan Semi Makro.
Penerbit Swalayan: Jakarta Edisi ke-5. Penerbit PT. Kulman
Kusumayudo, B.,dan Wasita. 1986. Media Pustaka: Jakarta
Mineralogi Dasar. Penerbit Bina Tan, 1998. Physical Chemistri, 3rd Ed.
Cipta: Bandung hal 105 Wesley Publishing Company
Mahan, M dan Myers, J.Rollie. 1987. University Of Maryland: Canada
University Chemistry. Fourth Tersiawan, M. 1995. Pengolahan Air
Edition Cummings Publishing Bersih Dengan Saringan Pasir. PT.
Company Inc. New York. pp 834- Balai Pustaka (Persero): Jakarta
835. Werren, Mc. Cabe, Julian C. Smith dan
Mahida, U.N. 1992. Pencemaran Air Dan Harriot, P. 1985. Operasi Teknik
Pemanfaatan Limbah Industri. Kimia. Jilid 2 Edisi ke-4 Penerbit
Penerbit Rajawali Press: Jakarta. Erlangga: Jakarta
Oscik.J, and Cooper, L. L. 1982. Widarto, T. 1996. Membuat Alat
Adsorption. Ellis Horwood Limited Penjernih Air. Penerbit Kanisius:
John Wiley And Sons. New York. Yogyakarta
Palar, H. 2004. Pencemaran Dan
Toksikologi Logam Berat. Penerbit
Rineka Cipta: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai