Anda di halaman 1dari 12

Information Sheets www.ihs.

gov/MedicalPrograms/PortlandInjury
The 5 Public Health Principles

Injuries are not accidents--they do not happen by chance. Like disease, they
follow a pattern. By identifying the risks for injury, it is possible to predict and
prevent it. From a public health perspective, we attempt to analyze each risk
factor in order to understand and predict
patterns of disease and injury.
The goal of this step is to understand and
apply basic public health principles and
guidelines to identify risk factors and help
develop and choosing prevention
strategies. Use these tools when planning
your injury prevention program and
interventions.

Lima Prinsip Kesehatan Masyarakat


Cedera buklan suatu kedelakaan tidak terjadi dengan sendirinya. Sama
seperti penyakit cedera mengikuti pola kejadian.
Dengan memperhatikan resiko mendapat cedera, dapat diramalkan dan
dapat dicegah. Dari sudut Kesehatan
Masyarakat kita dapat menganilisis
setiap faktor resiko untuk mengerti
dan meramalkan bentuk-bentuk
penyakit dan kecederaan.
Tujuan dari langkah ini untuk mengerti
dan melaksanakan prinsip-prinsip
dasar kesehatan masyarakat dan
pedoman-pedoman untuk mengenali
faktor-faktor resiko dan
mengembangkan serta memilih strategi pendegahan. Pakailah perkara-
perkara tersebut dalam merancang program dan intervensi-intervensi
pencegahan kecederaan.

1. The Epidemiology Triangle


Epidemiology is the study of diseases (and injuries) among populations.
Epidemiology focuses on patterns and distributions of disease in order to tailor
preventive measures. In simple terms, epidemiology is the science of disease
detectives. Just like police detectives try to solve a crime, an epidemiologist tries
to solve a disease crime by gathering data to answer the questions who, what,
why, where, when, and how.
Epidemiologi adalah adalah pembelajaran tentang penyakit-penyakit (dan
kecederaan) di dalam masyarakat.Epidemiologi berfokus padan bentuk-bentuk
dan model penyebaran dari penyakit di dalam upaya membentuk bentukbentuk

PUBLIC HEALTH

Page 1
pencegahan. Di dalam bentuk sederhana epidemiologi adalah ilmu pengenalan
terhadap timbulnya penyakit. Seprti peneliti polisi mencoba menguraikan suatu
kriminal, seorang epidemiologis coba menguraikan sesuatu keganasan penyakit
dengan mengumpulkan data yang menjawab pertanyaan-pertanyaan siap, apa,
mengapa, dimana, bila dan bagaimana.
Resumenya
Epidemiologi hampir sama dengan ilmu investigasi ataupun detektif polisi.
Periksa kemungkinan apa, siapa, bagaimana, dimana, mengapa, tentang
terjadinya suatu cedera. Dari sana pelajari mekanismenya sehingga dapat
dibuat suatu strategi pencegahan supaya cedera serupa tidak terulang kembali.

Didalam model tradisional tentang fenomena terjadinya suatu penyakit /


cedera dipaparkan ada 3 faktor yang perlu dicermati untuk dapat
menghentikan kejadian. Pertama adalah Host (manusia) bagaimana
ketahanan-nya dalam fisik, psikologis, spiritual dan kesejahteraan sosial. Hal
yang kedua adalah bagaimana keberadaan Agent (penyebab atau kausa)
yang memiliki potensi menyebabkan penyakit / cedera. Hal ketiga adalah
alam lingkungan yang dapat memungkinkan terjadinya kontak dan tingkat
kesulitan pengaruh dari agent terhadap host.

Di dalam model pencegahan cedera dipaparkan tentang adanya orang


yang cedera oleh suatu penyakit / cedera. Dipaparkan ada faktor potensi
energy (daya) yang mampu menimbulkan cedera (fisik ataupun kimiawi) bila
terpapar pada orang yang beresiko terpapar (injured person). Faktor ketiga
adalah masalah lingkungan ataupun masalah fisik yang dapat menimbulkan
terjadinya cedera karena kontak dengan faktor potensi (energy) yang ada
pada kausa (fisik/kimia). Pihak pengamat dan pencegah terjadinya suatu
cedera perlu mendeteksi, memetakan, menandai potensi-potensi yang ada

PUBLIC HEALTH

Page 2
pada kausa yang berenergi menimbulkan cedera. Bila masalah lingkungan
fisik dan kimia adalah yang mengancam, lakukan upaya mencegah supaya
orang yang ada disekitarnya tidak melakukan kontak. Pemakaian peralatan
keselamatan kerja ataupun peralatan khusus untuk pencegahan cedera
hasur dapat diefektifkan melalui pelatihan, sosialisasi permasalahan pada
pihak mereka yang berada di sekitar kausa yang memiliki potensi energi
menimbulkan cedera.
Resumenya.
Pertimbangkan keseimbangan dari pengawasan terhadap adanya ketidak
seimbangan kondisi ke tiga faktor dalam segi tiga. Bila ada faktor host yang
melembah sementara faktor agen dan kausa meningkat maka cedera
mungkin saja terjadi. Terlihat faktor host tidak boleh menurun sehingga ada
kemungkinan faktor kausa yang lemah skalipun dibantu dengan kondisi
lingkungan yang mendukung, cedera dapat terjadi kapan saja. Upayakan
daya tahan host tetap optimal, lemahkan kemungkinan meningkatnya
kekuatan agen dan usahakan kondisi lingkungan dapat menjauhkan
terjadinya cedera.
Resumenya.
Cedera fisik ataupun kimiawi dapat sebenarnya terhidar bila ada upaya aktif
untuk menghindarkan kekuatan agen menimbulkan cedera. Alat-alat proteksi
diri yang sudah teruji kiranya dapat menghindarkan terjadinya cedera bila
semua pekerja dapat memakainya sebagai alat proteksi. Usahakan
menjadikan kontak fisik yang dapat terhidar sebagai bagian pengaturan
lingkungan kerja yang aman. Sosialisasi masalah kehati-hatian dan
pemakaian kewaspadaan terhadap lokasi-lokasi yang potensil berbahaya di
tumah sakit cukup efektif menghindari bahaya. Gunakan tanda-tanda
peringatan supay pengunjung RS tidak mendekati bagian-bagian rumah
sakit lebih dekat dari jarak yang aman.

By collecting data, an epidemiologist can determine patterns of a disease such


as what population is it affecting, what are the ages, what exposures to they
have in common, etc. All of these questions are meant to profile or explain the
disease in hopes of finding a cure or effective intervention to prevent the disease
or injury from affecting the rest of the population.
Dengan mengumpulkan data seorang epidemiologis dapat menentuk pola
pola kejadian suatu penyakit spt misalnya populasi apa yang terkena, bagimana
rentang umur kasus, pada apa pada umumnya mereka terpapar, dll. Semua
pertanyaan kuesioner tersebut adalah cara untuk memperoleh profil atau cara
keterangan tentang penyakit dalam harapan menemukan penyembuhan atau
intervensi yang efektif untuk mencegah penyakit atau cedera yang potensil
menimpa kelompok lain pada populasi.
Epidemiology was founded for the purpose of disease prevention. But the same
rules can apply to injuries too. Many public health and injury prevention
practitioners use the same rules and guidelines developed in epidemiology to
detect or find the patterns of the injuries happening in their community.

PUBLIC HEALTH

Page 3
When referring to epidemiology and prevention, epidemiologists often refer to a
model called the epidemiology triangle to identify the there major risk factor
categories for the disease or injury.
Ilmu Epidemiologi dikembangkan untuk mencegah penyakit. Namun demikian
peraturan dapat diaplikasikan juga untuk kejadian cedera juga. Banyak praktisi
kemas dan pencegahan cedera memakai peraturan atau pedoman yang
dikembangkan yang serupa di dalam epidemiologi untuk mendeteksi atau
menemukan bentuk-bentuk bagaimana kecederaan-kecederaan terjadi pada
komunitas. Bila dirujukkan pada epidemiologi dan pencegahan, epidemiologis
sering melihat pada model yang disebut segitiga epidemiologi demi
mengindentifikasi 3 faktor resiko utama pkejadian penyakit atau cedera.
.
Identifying risk factors is the second step in the Public Health approach to injury
prevention The traditional use of this model is to use it as a tool to identify the
risk factors and show the relationship between the three factors that influence
the occurrence and prevention of disease and injury. These factors are:
a) HOST, or the person or population with the disease;
b) AGENT, or the disease causing organism; and
c) ENVIRONMENT, or place in which the host and agent interact.

Mengindentifikasi faktor-faktor resiko adalah langkah kedua di dalam


pendekatan Kes Mas pada pencegahan cedera. Model tradisonal dipakai untuk
alat mengindentifikasi faktor-faktor resiko dan menunjukkan hubungan diantara
ketiga faktor yang berpengaruh kejadian dan pencegahan penyakit dan cedera.
Faktor-faktor tersebut adalah :
a. HOST (manusianya) yang individu atau populasi dengan penyakit
b. AGENT (penyebab (mikro organisme atau lain-lain)
c. ENVIRONMENT, adalah lokasi/tempat di mana HOST dan AGENT
bertemu / berinteraksi.
.
From a public health perspective, we attempt to analyze each factors
characteristics in order to understand and predict patterns of disease and injury.
Prevention efforts are designed to change one or more of these characteristics,
altering the relationship between the three, and ultimately changing the
frequency (how often) or severity (strength) of the disease or injury.
Dari perspektif Kesmas kita coba menganalisis karakteristik setiap faktor-faktor
dalam tujuan mengerti dan meramalkan bentuk-bentuk dari penyakit dan
cedera. Upaya-upaya prevensi didesain untuk menukar satu atau lebih dari
karakteristik-karakteristik menggantikan hubungan diantara ketiga faktor dan
akhirnya merubah angka frekuensi atau tingkat keparahan dari penyakit atau
cedera.

For example, we have learned that a person (HOST) can be vaccinated (HOST
characteristic) to prevent illness from certain disease causing organisms
(AGENT) such as the virus that causes measles; or that an environment with
improved sanitary conditions (ENVIRONMENT) such as protected water

PUBLIC HEALTH

Page 4
supplies and sanitary sewer systems reduce the risk of diseases (AGENT) such
as cholera and giardia.
Sebagai contoh kita telah melihat bahwa seseorang (HOST) dapat divaksinasi
utk mencegah penyakit dari sesuatu kuman (AGENT) spt virus penyebab
campak, atau bahwa lingkungan yang sanitasinya telah diperbaiki
(ENVIRONMENT) seperti sumber air minum yang terjaga dan sistem
pembuangan air limbah mengurangi resiko penyakit (AGENT) spt misalnya
cholera dan giardia.

The Epidemiology Triangle: Traditional and Adapted for Injury and


Prevention
Segitiga Epidemiologi: Tradisional dan Yang diadaptasi untuk Cedera dan
Pencegahan.

Absence/Excess of Heat (hypothermia/burn)


The injury model of the epidemiology triangle is very similar to that of the
traditional or disease model. The HOST refers to the injured person, the
ENVIRONMENT refers to the
characteristics of the physical and
social environment, and the
AGENT is the energy that is
transferred to the body at a rate
sufficient to cause injury.

Ketiadaan/Kelebihan masalah
Kehangatan
Model segitiga epidemiologi
untuk cedera sangat serupa dengan yang model tradisionil. Host artinya orang
yang cedera, ENVIRO artinya karakteristik fisik dan karakteristik lingkungan
sementara AGENT adalah energi atau daya yang dipaparkan ke badan
sehingga cukup menimbulkan cedera.

The parallel of the HOST and ENVIRONMENT between the traditional


model and injury model has been relatively easy to understand. Simply put,
there are characteristics and behaviors of a person that can help contribute to
injury (like drunk driving) or that can help prevent injury (like wearing a seatbelt).
Likewise there are characteristics in the physical environment (like smoke
detectors in the home) and in the social environment (like laws and societys
unacceptance of drunk driving) that are important to injury prevention.
Keselarasan antara HOST dan ENVIRO diantara model tradisional dan
model cedera sesungguhnya mudah dimengerti. Misalnya perilaku seseorang
pemabok dengan kemungkinan cedera atau perilaku pengemudi yang memakai
safety belt dengan kemungkinan pencegahan cedera pada kecelakaan. Seperti
juga adanya detektor asap yang memudahkan pencegahan bahaya kebakaran.

The use of the epidemiology triangle to explain the AGENT of injury was a
bit more difficult to describe until early injury prevention practitioners clarified

PUBLIC HEALTH

Page 5
that agent of injury was primarily the transfer of energy to the body at rates that
cause damage (like the energy transferred when an unrestrained motor vehicle
occupants head strikes the windshield during a crash); or in some cases (like
drowning and hypothermia) the agent of injury is the result of the absence of
such essentials as oxygen and heat.
Pemakaian segiotiga epidemiologi menerangkan perihal AGENT dari
cedera tadinya lebih sulit diuraikan sampai pada akhirnya praktisi pencegahan
cedera menjelaskan bahwa penyebab cedera itu pada awalnya adalah
pemaparan energi pada tubuh pada tingkat yang dapat menyebebkan cedera.
Agent dari kecederaan tsb adalah hasil dari ketiadaan dari zat-zat yang esensil
seperti oksigen dan kehangatan.

Keep in mind, this is just a brainstorming tool to help you identify the risk
factors. This sets the stage for developing prevention strategies in step 3 of the
Public Health approach.
Ingat bahwa hal-hal di atas adalah sekedar alat debat kusir menolong
anda memeriksa faktor-faktor resiko. Hal itu menyediakan tahapan
pengembangan strategi prevensi pada tahap 3 pendekatan Kes Mas.

2. Levels of Prevention
2. Tingkat Prevensi

Understanding the occurrence of injury isnt enough to fully address the


design and implementation of preventive measures. We again draw from a basic
public health concept - that there are 3 levels of prevention...primary, secondary,
and tertiary. The three levels of prevention refer to the timing of an injury. For
every injury event, there is a time period called the pre-event, a time period
when the event is actually happening (during), and a time period after the event
(post-event).
Mengerti pada masalah kelangsungan cedera saja tidak cukup untuk
mendapatkan desain dan implementasi pekerjaan prevensi. Ada 3 tingkat
prevensi, yaitu primer, sekunder dan tertier. Semua itu kena mengena ttg waktu
terjadinya suatu cedera.
When you consider a prevention strategy for a particular injury occurrence,
consider a strategy that is comprehensiveemploying prevention initiatives at
all three levels.
Bila anda mencermati suatu strategi pencegahan untuk suatu kejadian
cedera terrtentu, pikirkanlah suatu strategi yang komprehensif menggunakan
inisiatif pencegahan pada semua 3 tingkat tersebut.

Primary (Pre-Event): Goal is to prevent events that might result in injury.


What can be done to avoid the injury before the event occurs.

PUBLIC HEALTH

Page 6
Tujuannya adalah mencegah kejadian yang mungkin mengakibatkan
cedera. Apa yang dapat dibuat untuk mencegah cedera tersebut
sebelum terjadinya cedera tersebut.

Secondary (Event): Goal is directed at modifying the consequences of


events in order to prevent or reduce the severity of injury .
Kejadian kedua bertujuan mengarahkan pada modifikasi akibat dari
kejadian dengan tujuan mengurangi keparahan dari cedera.
Tertiary (Post-Event): Goal is to limit long-term impairments and
disability. Tujuannya adalah mengurangi / membatasi kecacatan yang
mungkin berlanjut

Examples of Levels of Prevention: DUI checkpoint


Primary (Pre-Event) Reduce access to weapons
Non-combustible construction
material
Secondary (Event) Safety belt use
Less lethal bullets
Smoke detectors
Tertiary (Post-Event) Access to emergency medical
services
911 systems
Access to quality healthcare

3. Passive & Active Approaches


3. Pendekatan Pasif dan Pendekatan Aktif
It is also important to note that the preventive measures we employ are
categorized as either PASSIVE or ACTIVE strategies.
Juga adalah penting mencatat bahwa tindakan preventif yang kita pakai dapat
digolongkan kedalam apakah Strategi Pasif atau Strategi Aktif

PUBLIC HEALTH

Page 7
Pendekatan Pasif Pendekatan Aktif

Intervensi yang menyediakan Intervensi yang membutuhkan


perlindungan otomatis tanpa aksi individu untuk
suatu tindakan dari seseorang perlindungan yang efektif

Passive strategies are often preferred over active strategies because they are
automatic and protect everyone, and require no cooperation or action on part of
those you intend to protect. In practice, however, interventions are often
developed that are often a mix of passive and active interventions.
Strategi pasief sering disenangi dibandingkan dengan strategi aktif karena
otomatis melindungi setiap orang, tidak memerlukan aksi atau bantuan orang
lain pada penggunaannya pada apa yang anda ingin lindungi.
For example, comprehensive motor vehicle injury interventions involve passive
interventions (highway engineering; air bags; automatic daytime running lights)
and active interventions (seat belts, DUI checkpoints).
Sebagai contoh intervensi komprehensif pada cedera akibat kendaraan
bermotor (rekayasa jalan raya, kantong udara, lampu otomatis di siang hari)
dam intervensi-intervensi aktif (tali pengaman, titik pemeriksa DUI)

Sometimes passive strategies cannot be used because there may be insufficient


resources, socially unacceptable, and/or no passive strategy available.
Kadang strategi pasif tidak dapat dipakai karena ketidak cukupan suplai
sumber-sumber, tak ditoleransi masyarakat, dan/atau tidak tersedianya strategi
pasief.

Latihan : Tandai mana yang pendekatan pasif dan mana pendekatan yang aktif

Pendekatan aktif dan pasif. (Aktif bila pemakai memakainya sendiri secara
sadar, pasif bila alam lingkungan sudah lebih dahulu diperlengkapi pencegah
kecederaan. Penting dicermati bahwa pendekatan strategi pencegahan dapat
dikenali dengan model pasif dan modil aktif.

PUBLIC HEALTH

Page 8
Pendekatan strategi pasif adalah strategi aplikasi peralatan-peralatan yang telah
dipersiapkan sehingga sebenarnya sekalipun tanpa memakai perlatan sendiri,
pencegahan cedera sudah tersedia yang mampu melindungi pasien pelaku atau
pengunjung.
Seat belt misalnya adalah strategi pendekatan yang aktif karena pemakai
secara aktif. Bantalan udara adalah strategi pencegahan model pasif, juga
rekayasa jalan raya jadi lebih aman, pemakaian otomatis lampu pada siang hari
adalah model pasif karena semua sudah tersedia sekalipun pengunjung,
pemakai tidak mempersiapkannya.

4. Multiple Program Targets for Change


Risks for injuries occur at three different levels: the individual level, the societal
level, and the environmental/engineering level. Preventing injuries requires
different approaches at each level of risk. Some of these approaches include
education, public awareness campaigns, legislation and enforcement,
engineering, and modifying the environment. Many injuries must be addressed
at more than one level, and often all three.

4. Sasaran-Sasaran Berganda dari Program untuk


Perubahan
Resiko untuk kecederaan terjadi pada tiga lapisan: ;lapis individu, lapis
masyarakat, dan lapis lingkungan/rekayasa. Pencegahan kecederaan
membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda pada setiap lapis resiko.
Beberapa model pendekatan termasuk edukasi, kampanye kewaspadaan
publik, hukum dan penguatan, rekayasa, dan perubahan pada lingkungan.
Banyak cedera harus dialamatkan pada lebih dari hanya 1 lapis dan sering
semuanya.

To the right is an example of how the 3 levels were applied using Childhood
Poisoning from medicines. Before 1970, childhood poisoning prevention was
primarily directed at individuals in terms of education to parents and public
awareness about the risks to young children of medicines and hazardous
substances.
Pada bagian sebelah kanan adalah suatu contoh bagaimana 3 lapisan dipakai
memakai Childhood Poisoning dari obat-obatan. Sebelum 1970, pencegahan
keracunan pada anak-anak pada awalnya diarahkan secara individu di dalam
catatan edukasi pada orangtua-orangtua dan kewaspadaan publik terhadap
resiko-resikonya pada anak-anak kecil karena obat-obatan dan za-zat
berbahaya.

PUBLIC HEALTH

Page 9
Due to the raising of awareness about the problem of childhood poisoning in
society, the national Poison Prevention Packaging Act of 1970 was passed
which required drug companies and others to produce medicine and hazardous
substances in childproof containers (Societal Level). Finally, through
engineering, an Environmental Level change was brought about in the creation
of childproof packaging on medicine containers which has essentially solved the
problem of young children being poisoned by medicines.

Sebagai akibat dari kewaspadaan terhadap permasalahan keracunan pada


anak-anak dalam masyarakat, Poison Prevention Packaging Act of 1970
nasional dipaparkan yang dibutuhkan oleh perusahaan obat-obat dan zat-zat
berbahaya untuk memproduksi dan mengemas obat dan zat berbahaya di
dalam kemasan bebas anak-anak. (Lapisan masyarakat). Akhirnya melalui
rekayasa, suatu perubahan pada lapis lingkungan dilaksanakan di dalam
menciptakan kemasan paket bebas anak-anak untuk kemasan obat-obatan
yang penting mencairkan permasalahan anak-anak muda teracuni oleh obat-
obatan. Lihat tabel dibawah ini.

PUBLIC HEALTH

Page 10
5. Effective Strategies
Effective means producing or capable of producing a desired effect. In this case,
the desired effect is to reduce injuries.
Efektif berarti mampu menciptakan atau dapat menghasilkan suatu efek yang
diinginkan
Injuries are the most important cause of death and disability for the first half of the
human lifespan and are the leading cause of years of potential life lost before age
65. Hundreds of injury intervention programs have been implemented, but not all
strategies have been evaluated.
Kecederaan adalah penyebab paling penting sebagai penyebab kecacatan atau
kematian pada bagian pertama dafi
kehidupan manusia dan adalah
penyebab terutama kehilangan tahun-
tahun kehidupan yang potensil
sebelum umur 65. Ratusan dari
program intervensi cedera telah di
implementasikan, tetapi tidak semua
strategi telah dievaluasi
keberhasilannya.

The implementation of prevention


strategies of proven effectiveness is of
major public health importance. The reason is straightforward: Because staff time
and resources are always limited, efforts should be used for those injury prevention
strategies that have been evaluated and shown to be effective.
-Dr. Fred Rivara, Editor, Systematic Reviews of Strategies to Prevent Motor Vehicle Injuries, American
J. of Preventive Medicine, January, 1999.
Implementasi dari strategi pencegahan dari pembuktian keefektifan adalah
suatu yang kepentingan besar pada kesmas. Masalahnya adalah langsung
karena keterbatasan dari waktu kerja staf dan sumber-sumber daya. Upaya
upaya hendaknya dipakai selanjutnya untuk strategi-strategi pencegahan yang
telah di evaluasi dan telihat sebagai efektif.

It is important to know which injury prevention strategies are proven effective,


and those that are less effective, in order to have the greatest impact on your
program. Injury prevention and safety strategies have been around in the U.S.
for over 40 years. However, some strategies are more useful and effective than
others. Why are some effective (seat belts, smoke detectors) and others are
ineffective?
Adalah penting mengetahui strategi pencegahan cedera yang mana terbukti
efektif dan startegi strategi yang kurang efektif, di dalam upaya mendapat
manfaat terbesar dalam menjalankan program. Strategi strategi prevensi cedera
telah tersebar luas di AS untuk kurang lebih dari 40 tahun. Namun, beberapa
strategi lebih berdaya guna dan efektif dari yang lainnya. Mengapa sebagian
efektif (sabuk pengaman, detektor asap) dan lain-lain tidak efektif?

PUBLIC HEALTH

Page 11
For example, safety messages like Think Safety and Dont Drink and Drive
have been used for many years, but have limited effect in changing behavior.
Think Safety is especially bad, for the message is too general. Seat belt use and
smoke detectors are proven effective devices. Health fairs are of limited
effectiveness, and drivers education classes for teen drivers have actually been
proven in the past to increase motor vehicle injuries among young drivers
because those classes often allowed teens to obtain a drivers license at an
earlier age.
Untuk contoh, pesan keselamatan seperti Pikir tentang Keselamatan dan
Jangan Mabok ketika mengendali telah dipakai untuk beberapa tahun, tetapi
memiliki efek terbatas di dalam merubah perilaku. Memikirkan Keselamatan
teristimewa adalah buruk, karena pesan tersebut terlalu umum. Pemakaian
sabuk pengaman dan detektor asap terbukti sebagai peralatan yang efektif.
Pekan Kesehatan adalah keefektifan yang terbatas, dan kelas edukasi pada
pengemudi-pengemudi umur belasan telah pun menambah bukti meningkatkan
kecederaan kendaraan bermotor pada mereka pengemudi muda karena kelas-
kelas seperti itu mengijinkan para remaja untuk mendapatkan SIM pada usia
yang terlalu muda.

See the Portland Injury website for these resources


that go into much more detail on effective
strategies......... 1) Evidence-Based Effective Strategies
for Preventing Injuries compiled by David Wallace, NCIPC,
CDC, 2002. 2) CDC Motor vehicle occupant injury:
strategies for increasin

References
Baker, Susan P. The Injury Fact Book. 2nd ed. Oxford UP, 1991.
Bonnie, Richard J., Carolyn Fulco, and Catharyn T. Liverman. Reducing the Burden of
Injury: Advancing Prevention and Treatment. National Academy P, 1999.
Christoffel, Tom, and Susan S. Gallagher. Injury Prevention and Public Health. 2nd ed.
Jones & Bartlett, 2005.
National Committee For Injury Prevention And Control. Injury Prevention: Meeting the
Challenge. Oxford UP, 1989.
National Center for Injury Prevention and Control. CDC Injury Fact Book. Atlanta (GA):
Centers for Disease Control and Prevention; 2006.
Evidence-Based Effective Strategies for Preventing Injuries compiled by David Wallace,
NCIPC, CDC, 2002.
CDC. Motor vehicle occupant injury: strategies for increasing use of child safety seats,
increasing use of safety belts, and reducing alcohol-impaired driving. A report on
recommendations of the Task Force on Community Preventive Services. MMWR
2001;50(No. RR-7).

PUBLIC HEALTH

Page 12

Anda mungkin juga menyukai