Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang Rumah Kalang Brongkos

Rumah Kalang Brongkos dibangun pada tahun 1938. Terletak di Kampung Jagalan, Gang Onto Seno,
RT.03. Rumah Kalang Brongkos merupakan perpaduan Arsitektur Jawa dan Indische. Rumah kalang
didesain berbeda-beda menurut kepercayaan masyarakat kalang (Saudagar-saudagar kaya yang
diundang oleh raja untuk menjadi tukang ukir kerajaan pada jaman itu) bahwa membangun rumah
tidak boleh memakai desain yang sama. Namun karena kondisi ekonomi mereka baik pada jaman itu
maka mereka mampu membangun rumah yang meniru gaya arsitektur indische dan dikombinasikan
dengan gaya arsitektur jawa.Rumah Kalang memiliki orientasi yang mengadaptasi dari tradisi
masyarakat jawa yaitu mengikuti arah orientasi kosmologis yaitu selatan-utara atau Laut (Selatan)
Gunung Merapi (Utara)dengan sumbu yang sama mengikuti bangunan keraton, diperkuat dengan
denah berbentuk simetris.

Sejarah Kepemilikan

Rumah Kalang Brongkos dulunya dimiliki oleh kakak ipar Bu Esti Muhadi yaitu Djumadi. Lalu pada
tahun 1950 dibeli oleh ibu mertuanya Bu Esti, Mulyosukardjo. Mertua Bu Esti adalah pengerajin
berlian bagi saudagar-saudagar kaya pada jaman itu. Saat ibu mertuanya meninggal pada 1989,
orang-orang kalang datang untuk melayat. Dulu pada saat Bu Esti sekeluarga menempati rumah
tersebut, remaja-remaja kampung berkumpul dan bercanda di pendapa. Pada tahun 2013 rumah ini
digunakan oleh Bu Esti untuk berjualan brongkos.

Fungsi Saat Ini

Saat ini bangunan berfungsi sebagai rumah tinggal dan tempat berjualan makanan yaitu brongkos.
Bagian yang menjadi tempat berjualan yaitu pendapa yang terletak didepan bangunan. Pendapa
dulu digunakan sebagai tempat berkumpul bagi warga kampung. Bagian yang menjadi rumah tinggal
yaitu pada sisi belakang pendapa yang masih berfungsi sebagai tempat tinggal dari dulu hingga
sekarang

Renovasi

Renovasi pada rumah kalang brongkos yaitu pengalihan fungsi bangunan, perbaikan rumah, dan
penambahan ruang. Pengalihan fungsi bangunan yaitu pendapa yang awalnya berfungsi sebagai
tempat pertemuan kemudian menjadi warung untuk menjual brongkos. Perubahan warna dinding
pada bangunan, dan perubahan lantai dari semen halus menjadi lantai keramik. Penambahan
pendopo dengan atap dan bahan dari kayu yang masih menjadi ciri khas bangunan tradisional jawa
dan dikombinasikan menggunakan keramik pada lantai

Anda mungkin juga menyukai