MAHASISWA :
SANG AYU PUTU ANISTYA PINAKESTY 1504205001
NI PUTU DIAN PRATIWI 1504205003
NADYA PRICILIA NAJOAN 1504205004
DOSEN :
Dr. Ir. NI KETUT AYU SIWALATRI, MT.
Dr. Ir. WIDIASTUTI, MT.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2016/2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
petunjuk dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Arsitektur India Kuno tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Kepada Orang Tua yang sudah memberikan moral dan material kepada kami
2. Kepada Bapak/Ibu Dosen Fakultas Teknik Universitas Udayana yang telah
membimbing kami
3. Dan akhirnya kepada semua pihak, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu
yang juga telah memberikan bantuan selama penyelesaian makalah ini.
Seperti kata pepatah Tak Ada Manusia Yang Sempurna, demikian juga dengan
makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran sangat kami perlukan
agar bisa kami perbaiki dikemudian hari. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Jimbaran,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................2
1.4. Manfaat...................................................................................................2
1.5. Metode Penulisan....................................................................................2
BAB VI PENUTUP
6.1. Simpulan.................................................................................................33
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran
mahasiswa jurusan Arsitektur untuk mengetahui bagaimana perkembangan sejarah
mengenai Arsitektur India, dan bagaimana Arsitektur India tersebut berpengaruh
pada saat ini.
1
BAB II
SEJARAH, FILOSOFI DAN PRINSIP ARSITEKTUR INDIA
Mengenai India, tentunya sangat terkenal akan budaya masa lampaunya dan
perkembangan agamanya, terutama India dikenal sebagai Hinduisme dan Budhisme
berasal. Menyinggung perihal umur kebudayaan India, maka ada beberapa
pendapat. Oleh sebagian ahli sejarah kebudayaan, diperkirakan bahwa kebudayaan
tertua di India yang terdapat di Lembah sungai Indus berasal 2500 1500 SM
dan yang dipengaruhi oleh kebudayaan Summer dari Mesopotamia.
Kebudayaan Lembah Indus ini terbongkar ketika diketemukannya
peninggalan peninggalab di Harapa, dan kemudian di Mohenyo-daro, 700 km dari
Harapa. Sebagian ahli purbakala yang lain berpendapat bahwa berdasarkan
peninggalan peninggalan baru, maka kota Mohenyo-daro dan kota kota lainnya,
bukan berasal dari abad XXV XV SM, tetapi lebih kuno lagi yaitu tahun 5000
4000 SM. Dengan demikian, jika ada pengaruh tertentu di bidang seni, maka
bukanlah dari dari Mesopotamia ke Lembah Indus, tetapi sebaliknya pendapat yang
berselisih 2500 tahun itu ada persesuaian pendapat, yaitu bahwa kebudayaan
Lembah sungai Indus berkembang sebelum terjadinya imigrasi dari bangsa Aria
(kulit putih) yang mendesak bangsa pribumi (bangsa Dravida).
Dari sudut sejarah Arsitektur, hal yang terpenting dari kota purba Mohenyo-
daro (yang berarti kota mati dan terletak 400 mil km dari Karachi di Pakistan)
adalah betapa lengkapnya pembangunan kota tersebut. Sesuai dengan keadaan
iklim yang panas, jalan jalan biasa atau daerah perumahan tidak begitu lebar,
sehingga selalu teduh karena kanan kirinya terdapat bangunan rumah dan ada
pepohonannya. Dari penggalian penggalian yang sudah dilakukan sampai tahun
1965, anehnya dalam kota yang luas belum terdapat bangunan bangunan istana.
Meskipun sudah ada indikasi kepercayaan dengan pemujaan pemujaan Dewa
dewa dalam penjelmaannya menjadi lembu, monyet, macan, gajah, badak dan
sebagainya.
Kebudayaan India keadaannya lebih terbagi bagi dengan berpokok kepada
peranan keagamaan dari pada berdasarkan kekuasaan dinasti dinasti raja seperti
halnya di negara Firaun Mesir purba atau Kaisar Kaisar Cina. Dinasti dinasti
tertentu telah membuat nama dan memperkaya dunia arsitektur kebudayaan India di
abad abad kemudian. Dari segi agama yang terpenting yaitu Agama Hindu yang
diperkirakan perpaduan antara kepercayaan dari bangsa Dravida yang percaya
adanya inkarnasi, dengan kepercayaan bangsa Aria yang memodifikasi kepada
prinsip prinsip yang abstrak. Perpaduan ini, tercetus dalam buku Reg-Veda yang
pada mulanya tahun Masehi disempurnakan dengan terciptanya kedewaan Trimurti
(Brahma, Wisnu dan Siwa). Agama Budha yang merupakan reformasi yang
mengajar bahwa untuk mencapai nirwana, tidak perlu melalui perantara seperti
pada agama Hindu (melalui kasta Brahma) tetapi adalah hasil sendiri dengan
penyempurnaan jiwa sendiri. Dari segi arsitektur maka hal ini tercerminkan bahwa
yang dibangun bukan kuil kuil, tetapi tempat tempat bertapa (shrines) dan biara
biara, agama Budha di India sendiri berkurang pengaruhnya pada abad ke VII,
tetapi meluas dan berkembang di Birma, Srilangka dan bagian bagian Asia
lainnya.
Agama Jain, yang diciptakan oleh Mahavira yang kurang lebih sejaman
dengan Budha. Mahavira sendiri ialah seorang Brahmana, dalam kepercayaan yang
diajarkannya adalah bahwa untuk hidup kembali manusia itu di masa hidupnya
tidak boleh membunuh makhluk hidup lainnya. Kuil Jain hamper sama dengan kuil
kuil Hindu hanya lebih rumit. Agama Islam, yang merupakan agama yang telah
mengembangkan kebudayaan gaya sendiri dalam roda sejarah kebudayan India,
telah pula membawa pemisahan India sebagai negara, ketika Pakistan (bagian India
yang beragama Islam) mendirikan negara sendiri, yang disusul kemudian dengan
negara Bangladesh. Bangunan bangunan yang digolongkan sebagai wakil
daripada karya kebudayaan kebudayaan dengan latar belakang berbagai agama
tersebut di atas, didirikan umumnya setelah abad Masehi, dengan perhatian
terutama dipusatkan kepada bangunan bangunan yang erat hubungannya dengan
keagamaan, atau monument kenegaraan (istana, gerbang peringatan dan
sebagainya).
2.2. Filosofi
Dasar dasar perencanaan
bangunan yang disebut dengan Vastu
Purusha Mandala Suci dengan
berpangkal kepada sikap badan
manusia yang sedang bertapa, lambang
penertiban keadaan yang kacau (Setiap
kotak disebut peda dan bentuk denah
akhir disebut vimana).
Vatsu Purusha ialah Rong
Ruang yang dengan wajahnya
menghadap ke bawah melindungi lahan
Gambar 2.2. Vatsu Purusha Mandala Suci
bangunan. Mandala adalah suatu paham Sumber :
http://www.exoticindiaart.com/artimages/vas
tu_purusha_07.jpg
Sanskrit dan berarti penampilan grafik simbolik dari suatu susunan matafisik.
Berdasarkan bnetuk bentuk dasar geometrik, seperti kuadrat, segitiga atau
lingkaran, ditentukan bentuk dan ukuran / proporsi semua bagian bangunan. Bidang
sembilan segiempat dari Mandala yang digunakan disini melambangkan arah langit
dan mengambarkan bentuk tata tertib kosmik untuk bumi. Dapat juga
menggambarkan kekuatan niskala yang dimanifestasikan dalam bentuk dewa
dewa, matahari, air, api, udara dan lain sebagainya. Suci, juga sebuah paham dari
Sanskrit, dapat diterjemahkan menjadi bersih atau murni.
2.3. Prinsip
Dalam Arsitektur India sendiri memiliki prinsip prinsip dasar yang
dijadikan pedoman oleh masyarakat India. Prinsip dasar dalam Arsitektur India
memiliki 3 prinsip dasar yaitu, Jangala, Anupa dan Shadana. Pembagian ruang ini
dibagi berdasarkan sakral dan profan. Jangala merupakan bagian ruang tanah steril
yang jauh dari sumber air dan sungai, tanah hitam dan badai. Anupa merupakan
ruang yang sebagai sumber air, sungai, memiliki iklim yang sejuk, tanah yang
subur dan lembab serta terdapat ikan dan daging. Sadhana merupakan ruang madia
yang terdapat pengaruh baik buruknya suatu hal. Prinsip dasar Arsitektur ini
digunakan dalam bangunan dan struktur yang dibangun untuk memuja Tuhan.
11
BAB III
KOTA DAN PERMUKIMAN INDIA
1
Mohenjo-daro, Harappa dan peradaban masing-masing, lenyap tanpa jejak
dari sejarah sampai ditemukan kembali pada 1920-an. Penggalian besar-besaran
dilakukan di situ pada 1920-an, namun tidak ada penggalian secara mendalam yang
dilakukan lagi sejak tahun 1960-an. (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Mohen
jo-daro).
3.2. Perkotaan Jaipur
3.4. Chaitya
Chaitya griha adalah tempat
meditasi para sami Budha dalam
mempelajari ajaran Budha, kata ini
berasal dari bahasa Sansekerta
yang artinya tempat suci. Chaitya
terdiri dari barisan tiang yang
beratap, di ujungnya yang
Gambar 3.4. Peta Chaitya Sumber :
membentuk membentuk garis
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn: ANd9GcT4AdSEK0F06MxS8KWZNbR9ifv4tNftj V8PDpR3JrqrDeDkRp63cwX
keliling melingkari stupa yang ada
didalamnya. Pada beberapa site
dari tipikal chaitya ada yang
berbentuk sekuen dari bentuk persegi diakhiri dengan ruang suci tempat stupa.
Contoh Chaitya yang paling bagus terdapat Ajanta and Ellora.
3.5. Mahabalipuram
3.6. Orissa
India adalah rumah bagi tujuh Kuil Sun, di antaranya yang Konark Sun
Temple yang paling menonjol dari semua. Terletak di negara bagian Orissa India
timur, Konark Sun Temple salah satu kuil tertua India dan contoh hidup dari
arsitektur Orissan. Bangunan ini dibangun pada abad ke-13 dan dibangun oleh Raja
Narasimhadeva I sebagai tanda kemenangan atas penjajah Muslim. Konark Sun
Temple di dedikasikan untuk dewa matahari, dan juga dikenal sebagai "Black
Pagoda" , Konark Sun Temple terletak pada jarak 35 kilometer dari kota suci Puri
di Orissa.
Konark Sun Temple namanya berasal dari kombinasi dua kata. "Kon" berarti
sudut, dan "Ark" berarti matahari, yang bersama-sama berarti "The Sun Pojok".
Struktur seluruh Konark Sun Temple yang dari kereta langit dengan dua belas roda
raksasa (mewakili bulan tahun) didorong oleh tujuh kuda (hanya satu tetap utuh).
Raja Narasimhadeva telah membangun Konark Sun Temple di tepi sungai
Chandrabhanga. Selama berabad-abad, meskipun sungai telah mengering dan laut
telah menjauhkan diri dari kuil.
Menurut legenda, Raja Narasimhadeva memilih tempat ini karena
kesuciannya, terlepas dari keindahan dan kemudahan navigasi. Berbicara tentang
arsitektur Konark Sun Temple memiliki arsitektur yang gagah dan luar biasa,
meskipun saat ini dalam reruntuhan. Setiap batu memiliki kisah untuk menceritakan
kemegahan masa lalu. Butuh waktu dua belas tahun dan 12.000 pengrajin untuk
menciptakan karya megah dari periode abad pertengahan. Di antara reruntuhan,
dapat diketahuu tiga bagian utama yang merupakan kompleks candi: candi utama
dimana dewa disembah, aula pertemuan dimana umat berkumpul dan aula menari
mana devdasis yang dilakukan selama puja. Satu-satunya struktur yang terlihat dari
Konark adalah pintu masuk candi dan ruang menari. Namun, kemegahan kompleks
candi tetap tak tertandingi.
Ukiran pada dinding candi adalah representasi dari mitologi Hindu dan ide
tukang. Untuk menangkap sinar matahari selama hari di dalam kuil, Dewa
Matahari digambarkan dalam bentuk tiga gambar: Brahma (pencipta) sebagai
matahari pagi, Mahashwara (perusak ini) sebagai matahari siang, dan Wisnu
(Pemelihara) sebagai matahari senja. Dinding juga akan dihiasi dengan ukiran yang
indah dari perempuan menari dalam berbagai, musisi pose, prajurit, pria dan wanita
bersosialisasi, gambar hewan dan non-manusia dalam berbagai bentuk. Kuil
Konark juga dikenal untuk ukiran megah erotis. Imajinasi dari seniman harus
bertepuk tangan untuk ukiran fantastis gambar erotis yang menandakan
pengetahuan yang lebih tinggi dari anatomi manusia. Semua gambar telah
didefinisikan dengan baik ekspresi dan gerak tubuh yang menunjukkan bagaimana
teliti pekerjaan dilakukan. (Sumber : http://ide.thecircumference.org/konarak-
sun-temple).
BAB IV
BANGUNAN ARSITEKTUR INDIA
21
4.1.3. Gerbang Piramid Gopura
Gerbang atau Gopura adalah jalan masuk kompleks halaman kuil yang
berbentuk persegi yang biasanya mengitari vimana. Jumlah gerbang
mengikuti jumlah dinding pagar, kadang-kadang juga melebihi jumlah
dinding pagar. Bentuk gapura indentik dengan vimana, meskipun demikian
terdapat satu sisi yang lebih besar dan lebih panjang. Pada sisi yang panjang
terdapat bukaan yang biasanya 1/4-1/7 dari lebarnya. Gerbang piramid yang
paling besar dimiliki oleh kuil di Combaconum, ibukota Kerajaan Chola
setelah penolakan Tanjore. Terdiri dari 12 tingkat termasuk basemen yang
terbuat dari granit dan datar, sementara keseluruhan piramid terbuat dari batu
bata diplester dengan sculpture dan ornamen.
1
Struktur bangunan utama
bangunan candi Mahabodhi di
Pagan memiliki 2 kaki yang terdiri
dari masing-masing sebuah
koridor. Di tembok tebal yang
berada di bagian utama bangunan
candi terdapat anak tangga
melingkar yang menuju ke bagian
atas bangunan ini.
Seperti juga Mahabodhi
yang berada di negara India,
Gambar 4.7. Kuil Mahabodhi
Sumber : candi mahabodhi di Pagan di
https://id.wikipe
dia.org/wiki/Vih
bangun
ara_Mahabodhi dengan
orientasi arah
menghadap ke timur. Di lantai
dasarnya terdapat sebuah
patung Buddha dengan tangan
kanan yang menyentuh tanah
(bumi). Sebuah patung yang
sama juga bisa di saksikan
berada di lantai atas bangunan.
Di bagian bangunan
yang di sebut Shikara
terdapat beberapa buah
lubang-lubang kecil di mana
di dalamnya terdapat beragam
patung Buddha dengan
berbagai posisi, baik yang
berdiri, duduk, sedang
beristirahat (menyandar). Total
jumlah patung Buddha
semacam ini berjumlah 469
buah.
Stupa yang berada di
bangunan yang paling atas kini
telah di gantikan oleh stupa
sejenis yang merupakan tiruannya.
Di koridor bagian barat terdapat
sebuah bekas lingkaran di lantai
bangunan yang di yakini
merupakan tempat tumbuh nya
tanaman Bodhi Tree atau pohon
di mana sang Buddha Gautama
kerap bersemedi atau beristirahat.
Di lantai dasarnya sendiri juga
bisa dinikmati karya seni pahatan
yang terukir di tembok bagian
atas.
4.3. Bangunan Arsitektur India Jain
4.3.1. Kuil Dilwara
4.3.2. Ranakpur
Didedikasikan untuk
Adinatha, Kuil Jain di
Ranakpur ini tampak
megah berada di lereng
bukit. Terdapat lebih dari
pilar marmer di kuil ini,
dan semuanya diukir
sangat indah.
Pembangunan candi ini
Shri Digambar Jain Lal Mandir merupakan kuil tertua Jainisme di India.
Dibangun tahun 1526, lalu mengalami banyak perkembangan terutama sejak
abad 19. Kuil ini dari material batu pasir merah.
30
BAB V
BANGUNAN ARSITEKTUR INDIA DI BALI
5.2. Lokasi
Candi Gunung Kawi atau Candi Tebing Kawi terletak di Sungai Pakerisan,
Dusun Penangka, Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Candi
ini terletak sekitar 40 km dari Kota Denpasar.
5.3. Kemiripan
Bentuk Candi Gunung Kawi mirip dengan Gua Ajanta-Ellora di India. Candi
Tebing Gunung Kawi dan Gua Ajanta-Ellora memimiliki kesamaan yang cukup
mirip dimana keduanya terletak tertanam di sebuah gunung dan bukit. Proses
pengerjaan kedua bangunan ini juga memiliki kemiripan yaitu dengan cara dipahat
di dinding batu. Disamping itu kemiripan yang dapat dilihat adalah Candi Tebing
Gunung Kawi terbelah oleh sebuah Sungai Pakerisan sehingga candi terpahat di sisi
tebing saling berhadapan, begitu pula dengan Gua Ajanta-Ellora dimana gua ini
menghadap ke Sungai Waghora dan setiap gua-gua ini terhubung ke sungai.
Kemiripan juga dapat dilihat dari terdapat vihara di Candi Tebing Gunung Kawi
dan Gua Ajanta-Ellora dimana vihara-vihara ini terbentuk ruang-ruang persegi serta
difungsikan sebagai tempat sembahyang maupun bersemedhi. Dan yang terakhir
kemiripan yag dapat dilihat adalah kedua bangunan ini berdiri dengan megahnya
menyatu dengan alam yang membentang. Berdiri di hadapan kedua bangunan ini
tertoreh pada dinding batu merasa diri kecil, skala yang dibuat begitu besar
menelan ego manusia, cocok bagi yang bermeditasi, mengosongkan diri dan
menekuni dunia spiritual.
32
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berbicara mengenai Arsitektur India,
tentunya sangat terkenal akan budaya masa
lampaunya dan perkembangan agamanya,
terutama India dikenal sebagai Hinduisme
dan Budhisme berasal. Agama agama
yang berkembang di Idnia antara lain :
Agama Hindu, Agama Budha, Agama Jain,
dan Agama Islam. Agama
agama ini yang telah banyak
memberikan kontribusi perkembangan di
India, terutama dalam hal bidang
arsitektur. Fiolosofi yang terdapat pada
India yaitu Vatsu Purusha Mandala Suci,
yang dimana setiap ujungnya dipercaya
terdapat masing masing penjaga dari
masing masing elemen di bumi dan pada
bagian tengahnya terdapat Sang Dewa
Brahma yang merupakan sang pencipta
sebagai pusatnya, pada kuil di India di
tengah biasanya diperuntukan untuk sang
Brahmana. Prinsip dasar pada india yaitu
ada 3 (janggala, Sadhana, Anupa) atau
bagi masyarakat Bali saat ini dikenal dengan
nama Tri Mandala (Nista, Madya, Uttama).
Pemukiman dan kota yang ada di India
Kuno sama seperti perkembangan
Arsitektur di negara lain, yang bnayak
berkembang dekat dengan sumber air seperti
sungai. Mohenjo Daro, Jaipur, Sanchi,
Chaity yang sudah
a dan runtuh tertinggal puing puing saja.
Orissa Bangunan bangunan Arsitektur pada
merupa zaman India Kuno selalu berkembang
kan seiring berjalannya waktu dan kian berubah,
suatu dari periodedisasi hindu, budha, jain, islam,
pemuki kolonial hingga modern. Dari
man perkembangan perkembangan sebelumnya
dan Arsitektur di Bali pun mendapat pengaruh
kota dari Arsitektur India, dapat dilihat kemiripan
yang Gunung Kawi yang terdapat pahatan
berkem pahatan patung yang sama seperti Arsitektur
bang India yaitu pada kuil Gua Ajanta.
pada
zaman
India
Kuno,
pemuki
man
dan
kota
ini
hingga
saat ini
ada
yang
masih
dapat
bertaha
n dan
ada
juga