Anda di halaman 1dari 9

BAB III

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Buatan Lestari
Pendidikan : 6 SD
Tanggal masuk : 28 Agustus 2017

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Mata kanan dan kiri kabur sejak kelas 1 sd.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata RSUD Tengku Rafian dengan keluhan Mata
kanan dan kiri kabur sejak kelas 1 sd. Pandangan kabur apabila membaca tulisan
dengan jarak jauh. Pasien juga mengeluhkan matanya sering lelah apabila terlalu
lama memandang. Pandangan berbayang (+), silau (+), rasa mengganjal (-), mata
merah (-), nyeri (-), kotoran mata (-), berair (-), gatal (-), sakit kepala (-), sering
sakit pada mata kanan bagian nasal, riwayat didepan handphone dalam jangka
waktu lama disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat memakai kacamata sebelumnya disangkal. Riwayat trauma pada
daerah mata disangkal. Riwayat minum obat-obatan dalam jangka waktu lama
disangkal.

22
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama. Hipertensi (-),
DM(-)
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Trauma
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami trauma pada mata

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital :
- Tekanan darah : tidak dilakukan
- Pernafasan : tidak dilakukan
- Nadi : tidak dilakukan
- Suhu : tidak dilakukan

Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus 6/33 PH:TAK 6/33 PH:TAK


Hasil koreksi: S: -2,25 Hasil koreksi: S: -2,75
C: -0,50 aksis:12o 6/24 C: -1,00 6/24 F1
F1
TIO Tidak dilakukan Tidak dilakukan

23
Bulbus Okuli Gerakan bola mata Gerakan bola mata
abnormal abnormal
Enoftalmos (-) Enoftalmos (-)
Eksoftalmos (-) Eksoftalmos (-)
Strabismus (-) Strabismus (-)

Pemeriksaan Slit Lamp


Palpebra Palpebra Superior Palpebra Superior
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)

Palpebra Inferior Palpebra Inferior


Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Konjungtiva Konjungtiva tarsalis Konjungtiva tarsalis
superior superior
Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Telangiektasis (-) Telangiektasis (-)
Hipertrofi papiler (+) Hipertrofi papiler (+)
Hipertrofi Folikel (-) Hipertrofi Folikel (-)
Hordeolum (-) Hordeolum (-)
Chalazion (-) Chalazion (-)
Pseudomembran (-) Pseudomembran (-)

Konjungtiva tarsalis Konjungtiva tarsalis


inferior inferior

24
Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Telangiektasis (-) Telangiektasis (-)
Hipertrofi papiler (+) Hipertrofi papiler (+)
Hipertrofi Folikel (-) Hipertrofi Folikel (-)
Hordeolum (-) Hordeolum (-)
Chalazion (-) Chalazion (-)
Pseudomembran (-) Pseudomembran (-)

Konjungtiva bulbi Konjungtiva bulbi


Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi silier (-) Injeksi silier (-)
Subkonjungtiva bleeding(-) Subkonjungtiva bleeding(-
Injeksi episklera (-) Injeksi episklera (-)
Kemosis (-) Kemosis (-)

Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik


Kornea Intak Intak (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Infiltrat (-) Infiltrat (+)
COA Cukup dalam Cukup dalam
Darah (-) Darah (-)
Flare (-) Flare (-)
Iris Reguler Reguler
Warna coklat Warna coklat
Pupil Bulat Bulat
Diameter 4 mm Diameter 4 mm
Reflek cahaya (+) Reflek cahaya (+)
Sinekia (-) Sinekia (-)
Lensa Jernih Jernih

25
Cover and cover test (-) (-)
Pemeriksaan Media : tenang Media : tenang
Funduskopi Papil : bulat, batas tegas Papil : bulat, batas tegas
0,3 : A: V :1:3 0,3 : A: V :1:3
Retina: dbn Retina: dbn
Makula: dbn Makula: dbn

skiaskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Tonometri
Gambar

DIAGNOSIS KERJA
Nystagmus + Ambliopia

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Funduskopi

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
prisma

26
lensa kontak atau kaca mata
Menghindari penggunaan mata yang berlebihan dalam waktu yang lama
Medikamentosa
-

PROGNOSIS

- Ad Vitam : dubia ad bonam


- Ad Functionam : dubia ad bonam
- Ad Sanationam : dubia ad malam

27
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari anamnesis didapatkan keluhan :


- Pandangan kedua mata kabur sejak 1 sd
- Pandangan berbayang
- Silau
- Sering sakit pada mata kanan bagian nasal
- Mata sering lelah jika terlalu lama fokus
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
OD: 6/33 OS: 6/33
Hasil koreksi: S: -2,25 Hasil koreksi: S: -2,75
C: -0,50 aksis:12o 6/24 F1 C: -1,00 6/24 F1

- ODS : Kornea intak, COA sedang, lensa jernih


Nistagmus adalah osilasi ritmik repetitif yang involunter satu atau kedua
mata di satu atau semua lapang pandangan. Pada pasien ini terjadi pada kedua
mata dimana gerakan nya horizontal. Gerakan kedua mata yang abnormal ini telah
ada sejak lahir, sehingga dapat di kategorikan dalam pengklasifikasian nistagmus
kongenital yang biasanya berhubungan dengan kelainan jalur aferen visual
(nistagmus sensorik).
Penatalaksanaan pada pasien dengan koreksi mata pemakaian kaca mata
untuk membantu kemajuan visus pasien. Menghindari penggunaan mata yang
berlebihan dalam waktu yang lama. Medikamentosa pemberian optimax sebagai
suplemen untuk memelihara fungsi mata, augentonic untuk mengurangi keletihan
mata.
Prognosis quo ad vitam pada kasus ini adalah ad bonam, dan quo ad
fungtionam pada kasus ini dubia ad bonam Prognosis pada kasus ini adalah baik.
Namun untuk kesembuhan tidak dapat disembuhkan kaena termasuk penyakit
kongenital, tetapi gejalanya dapat di kurangi jika pasien mengikuti anjuran dokter.

28
BAB V
KESIMPULAN
Nistagmus adalah suatu penyakit neurooftamologi yang berosilasi ritmik
repetitif yang involunter satu atau kedua mata di satu atau semua lapang
pandangan. Gejala umum yang muncul pada nistagmus adalah pergerakan pada
mata yang involunter, penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan yang kabur
dan tidak stabil.1
Nistagmus dapat timbul akibat proses fisiologis dan patologis. Nistagmus
fisiologis terdiri dari nistagmus end-gaze, nistagmus optokinetik, dan nistagmus
refleks vestibulo-okuler. Sedangkan, nistagmus patologis terdiri dari nistagmus
kongenital dan nistagmus yang didapat. Bentuk nistagmus dapat berupa pendular,
dengan berbagai gerakan di setiap arah memiliki kecepatan, amplitudo, dan durasi
yang sama. Dapat juga berupa sentakan (jerk), dimana gerak lambat di satu arah
diikuti oleh gerak korektif cepat untuk kembali ke posisi semula. Arah nistagmus
dapat horizontal, vertikal, torsional, oblik, sirkular, atau kombinasi dari
semuanya.1
Penatalaksanaan nistagmus dapat dengan diberikan medikamentosa seperti
klonazepam (GABAA Agonist) untuk nistagmus downbeat dan bentuk vestibuler
lainnya. Memenatin atau gabapentin (GABAergic) dapat menolong pasien
nistagmus pendular yang didapat.8
Terapi non medikamentosa dapat dengan menggunakan prisma, lensa
kontak. Dapat juga dengan menginjeksi toksin botulinum secara retrobulbar.
Dapat juga dengan pembedahan otot ekstra okuler, yakni dengan prosedur
Anderson-Kestenbaum.9
Nistagmus tidak dapat disembuhkan pada jenis kongenital. Sedangkan
pada nistagmus yang didapat, terutama jika berakibat dari efek samping obat,
selama obat dihentikan, nistagmus dapat berkurang maupun menghilang.

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan & Asbury. 2017. Oftalmologi Umum (General Oftalmology). Edisi


17. Jakarta: EGC
2. Sarvananthan, N., Surendran, M., Roberts, E. O., Jain, S., Thomas, S., Shah,
N., Proudlock, F. A., Thompson, J. R.; McLean, R. J., Degg, C., Woodruff,
G., Gottlob, I. 2009. "The Prevalence of Nystagmus: The Leicestershire
Nystagmus Survey". Investigative Ophthalmology & Visual Scienc
3. Zorab, RA., Straus, H., Dondrea, CL., Arturo, C., Ducharme, N., Tanaka, S.,
Huebner, S. 2008-2009. Pediatric Opthalmology and Strabismus. Section 6.
American Academy of Ophthalmology.
4. Kumar, Anand; Shetty, S; Vijayalakshmi, P; Hertle, RW (NovDec 2011).
"Improvement in visual acuity following surgery for correction of head
posture in infantile nystagmus syndrome". J Pediatr Ophthalmol Strabismus
5. Quiros PA, Yee RD. Nyastagmus, saccadic intrusions, and oscillations. In:
Yanoff M, Duker JS, Augsburger JJ, eds. Ophthalmology. 3rd ed.
Philadelphia, PA: Elsevier Mosby; 2010
6. Blekher, T. (1998). "Effect of acupuncture on foveation characteristics in
congenital nystagmus". British Journal of Ophthamology. 82:115120.
Accessed May 6th, 2012
7. Booker JL (2001). "End-position nystagmus as an indicator of ethanol
intoxication".
8. Corbett, J (2010)."Memantine/Gabapentin for the treatment of congenital
nystagmus".Current neurology and neuroscience reports
9. Booker JL (2001). "End-position nystagmus as an indicator of ethanol
intoxication".

30

Anda mungkin juga menyukai