ACARA 2
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Cuaca merupakan salah satu factor yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, maka sangat penting untuk mengetahui cuaca yang
sedang terjadi. Ada banyak alat manual yang dapat digunakan untuk
mengetahui unsur cuaca, tetapi kita tidak dapat mengetahui data hasil
pengamatan secara cepat dalam periode singkat. Oleh karena itu seiring
perkembangan zaman dan teknologi, sekarang BMKG telah menggunakan
alat pengamat cuaca otomatis (Automatic Weather Station).
Penggunaan sistem telemetri pada AWS (Automatic Weather Station)
menggunakan GSM (Global System for Mobile Communication) dan
pengiriman data memanfaatkan GPRS (General Packet Radio Service),
pada dasarnya sistem ini sudah dikembangkan oleh Lembaga Penerbangan
Dan Antariksa (LAPAN).
AWS (Automatic Weather Station) adalah stasiun pemantau cuaca
otomatis yang terdiri atas logger lengkap dengan seperangkat sensornya
yang dapat menyimpan data cuaca dalam jangka waktu tertentu secara
otomatis. GPRS (General Packet Radio Service) merupakan layanan baru
pada GSM (Global System for Mobile communication) berupa layanan
pembawa yang digunakan untuk mendukung komunikasi data paket.
Untuk mentransmisikan paket dan sistem GPRS (General Packet Radio
Service).
AWS (Automatic Weather Station) yang dibuat oleh LAPAN
menggunakan sistem telemetri berbasis GPRS (General Packet Radio
Service) memiliki banyak keunggulan dari segi waktu pengambilan data
yang real time dan dari segi pengoperasian alat yang mudah dan lebih
akurat karena proses pengolahan data dilakukan oleh sistem yang telah
27
2. Tujuan Praktikum
Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat pengamat cuaca
otomatis (AWS = Automatic Weather Station)
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara 2 pengamatan unsur cuaca secara
otomatis dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015 pada pukul 12.30
13.30 WIB bertempat di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan
Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
B. Tinjauan Pustaka
Sebelum adanya sistem otomatis, alat meteorologi paling sering digunakan
dari alat-alat manual, banyak kelemahan yang ditemukan seperti pada cara
pengambilan data setiap hari. Hal ini bisa berpengaruh pada terjadinya
kesalahan jika terdapat satu hari tidak diambil tentu saja akan mengakibatkan
kesalahan fatal pada data. Namun, kelebihan alat sederhana yaitu bila salah
satu alat rusak tidak akan menggangu atau mempengaruhi kinerja alat yang
lainnya (Suhandini, 2009).
28
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power,
yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut
dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-
masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting
Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu
(present weather ) dengan mudah (Agus, 2008).
Automatic Weather Station) adalah peralatan kerja sama LAPAN, BPPT dan
JAMSTEC dimana fungsi dari peralatan ini sama dengan peralatan AWS.
(Ratri, 2006).
C. Hasil Pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Ratri. 2005. Jurnal Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Kesuburan Tanah Vol
1, No 5, Hal 45-47. Malang: Universitas Brawaijaya Press.