Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN JALAN TOL CIAWI SUKABUMI SEKSI I

PAKET I (Sta. 0+000.00 Sta. 04+100.00)


DESIGN OF CIAWI SUKABUMI TOLL ROAD SEGMENT I
PACKAGE I (Sta. 0+000.00 Sta. 4+100.00)

Ririn Shabrina Faradhillah Buana


NIM : 15011014
(Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung)

Abstrak
Perkembangan ekonomi Indonesia yang terus meningkat sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dari
masing-masing daerahnya. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah akan memicu peningkatan pergerakan
manusia, barang, dan jasa pada daerah tersebut, sehingga jika tidak diimbangi dengan peningkatan prasana
penunjangnya tentu akan menimbulkan masalah-masalah yang tidak diinginkan. Salah satu masalah yang sudah
terjadi adalah kemacetan abadi yang terjadi pada Jalan Raya Sukabumi yang menghubungkan kota Bogor dan
Sukabumi. Masalah tersebut dicoba diatasi dengan pembangunan Jalan Tol Ciawi Sukabumi. Perancangan jalan
tol meliputi perancangan geometrik (alinyemen vertikal dan horizontal), perancangan perkerasan jalan,
perancangan drainase, dan estimasi biaya konstruksi jalan. Hasil yang didapat pada perancangan jalan tol ini yaitu
panjang total jalan tol mencapai 4.100 meter yang terdiri atas jalan biasa sepanjang 3.129 meter dan enam
jembatan dengan total panjang 971 meter. Dimensi saluran drainase samping yang diperoleh merupakan saluran
beton berbentuk persegi dan memiliki luas penampang minimum 0,5 m2. Jenis perkerasan yang disarankan adalah
perkerasan kaku yang terdiri atas lapisan pondasi campuran beton kurus setebal 12,5 cm, lapisan permukaan beton
setebal 22,5 cm, dan lapisan aspal tambahan setebal 2,5 cm. Total estimasi biaya konstruksi Jalan Tol Ciawi
Sukabumi Seksi I Paket I untuk perkerasan kaku didapatkan sebesar Rp 131.872.381.484,00.
Kata kunci : Jalan Tol Ciawi Sukabumi, perancangan geometrik, perancangan drainase, perancangan
perkerasan, estimasi biaya

Abstract
Indonesia's economic growth were strongly influenced by the economic growth of each region. The increase from
each regional will lead to the movement increase of people, goods, and services in the area. If this movement
growth were not accomodated with the improvement of its supporting infrastructure, it will certainly become
problems to the system. One of the problems that has occurred is the eternal traffic jam that occurred on the
highway that connect Sukabumi and Bogor. The problem tried to be solved with the construction of Ciawi -
Sukabumi Toll Road. The design of toll roads includes geometric design (horizontal and vertical alignment),
pavement design, drainage design, and estimation of road construction cost. The result of the toll road design is
the 4100 meters length that consists 3129 meter long road and six bridges with total length of 971 meters. The
side drainage channel dimension is square-shaped concrete channel with minimum cross-sectional area 0,5 m2.
Type of pavement suggested for this design is rigid pavement with 12,5 cm fondation layer of a thin concrete mix,
22,5 cm surface layer of concrete, and 2,5 cm additional asphalt layer. The total estimated construction cost of
Ciawi Sukabumi Toll Road Section I Package I for rigid pavement is Rp 131.872.381.484,00.
Keywords : Toll Road Ciawi - Sukabumi, geometric design, drainage design, pavement design, cost estimation.

1
PENDAHULUAN Tabel 2 Kriteria Rencana Alinyemen Horizontal

Jalan tol Ciawi Sukabumi merupakan salah satu Kriteria Rencana Nilai
bagian dari jaringan jalan tol Jakarta Bogor Panjang Tikungan Minimum 170 m
Bandung yang akan menghubungkan Jakarta
Bogor Ciawi (Jalan Tol Jagorawi) dengan Tol Superelevasi Maksimum 10%
Padalarang Cileunyi. Pembangunan jalan tol ini Jari-jari Tikungan Minimum 400 m
juga diharapkan dapat mengurahi kemacetan lalu
lintas yang terjadi pada jalan nasional dan provinsi Jenis tikungan yang digunakan dalam perancangan
yang menghubungan kabupaten Ciawi dan kota ini adalah jenis Spiral-Circle-Spiral (SCS). Panjang
Sukabumi, sekaligus meningkatkan pertumbuhan lengkung peralihan yang digunakan sesuai dengan
ekonomi kawasan yang dilaluinya terutama dalam persamaan berikut.
menunjang pertumbuhan industri, perdagangan, (1 )
perumahan, dan pariwisata. Selain itu, = ( )

pembangunan jalan tol ini diharapkan akan
mengurangi beban lalu lintas di jalan arteri yang Maka digunakan nilai lengkung peralihan sebesar
menghubungkan Jakarta Bogor Bandung. 115 m.
Perhitungan tikungan dilakukan berdasarkan trase
KRITERIA DESAIN yang sudah direncanakan. Sudut tikungan dan jari-
jari yang dipilih untuk alinyemen horizontal
Kriteria desain yang digunakan sebagai acuan dan ditunjukkan pada tabel berikut.
batasan dalam perancangan Jalan Tol Bocimi ini
Tabel 3 Besar Sudut dan Jari-Jari Tikungan
adalah sebagai berikut.
Tikungan Sudut Tikungan R (m)
Tabel 1 Kriteria Desain Jalan Tol Bocimi
PI 1 51.942 500
Parameter Geometrik Nilai
PI 2 23.914 500
Klasifikasi Medan Perbukitan
PI 3 30.976 500
Kecepatan Rencana (VR) 100 km/jam
PI 4 16.545 500
Ruang Milik Jalan 40 m
Lebar Lajur 3,6 m
Lebar Bahu Luar
3,5 m
Diperkeras
Lebar Bahu Dalam
1,5 m
Diperkeras
Lebar Median 5,5 m
Jarak Pandang Henti Tanpa
185 m
Kelandaian

PERANCANGAN GEOMETRI JALAN


Perancangan Alinyemen Horizontal
Gambar 1 Bentuk Tikungan SCS
Kriteria rencana yang digunakaan dalam
perancangan alinyemen horizontal adalah sebagai Dimensi lengkung horizontal dihitung berdasarkan
berikut. rumus berikut.
360
=
2 2

= 2 ; = 2
360
2
3
= ; =
6 402

2
= sin ; = (1 cos ) PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

= ( + ) tan ( ) + Perancangan Perkerasan Lentur
2
( + ) Drainase bawah permukaan berpengaruh pada
=
perhitungan perkiraan tebal perkerasan yang
cos ( )
2 dibutuhkan. Dalam perencanaan ini, diasumsikan
= + 2
tebal lapisan drainase setebal 14 cm, yang kemudian
Pelebaran jalur di tikungan bertujuan untuk memberi diperiksa kualitas drainase bawah permukaannya.
kemudahan pandangan di tikungan. Pelebaran jalur Parameter kualitas drainase yang digunakan
pada tikungan yang digunakan adalah sebesar 0,49 berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sistem
m, sesuai dengan kecepatan rencana dan jari-jari perkerasan untuk mengalirkan air dari keadaan
tikungan. jenuh sampai pada derajat kejenuhan 50% (time-to-
Perancangan Alinyemen Vertikal drain). Nilai time-to-drain dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.
Kriteria rencana yang digunakan dalam perancangan
alinyemen vertikal adalah sebagai berikut. = 50 24

Tabel 4 Kriteria Rencana Alinyemen Vertikal Analisis drainase bawah permukaan dilakukan pada
setiap kemiringan jalan yang direncanakan. Berikut
Kriteria Rencana Nilai ini merupakan kualitas drainase berdasarkan
Kelandaian Maksimum 4% kemiringan jalan.
Panjang Landai Kritis (4%) 700 m Tabel 6 Kualitas Drainase

Panjang Lengkung Vertikal Kemiringan Kualitas


60 m t
Minimum Jalan Drainase
2.79% 7.279 Baik
Profil alinyemen vertikal yang direncanakan 4.00% 8.032 Baik
disesuaikan dengan kondisi kontur yang ada serta
dikoordinasikan dengan perancangan alinyemen 0.86% 6.589 Baik
horizontal. Panjang lengkung vertikal ditentukan 0.50% 6.464 Baik
berdasarkan syarat jarak pandang, syarat drainase,
dan syarat lengkung minimum. Berikut merupakan 1.40% 6.901 Baik
panjang lengkung vertikal yang digunakan. 2.68% 7.145 Baik
Tabel 5 Panjang Lengkung Vertikal 1.75% 7.184 Baik
PVI L yang 0.98% 6.646 Baik
Jenis
Station digunakan 0.94% 6.626 Baik
0+128.01 Cekung 60.00 2.49% 6.927 Baik
0+424.27 Cembung 161.92 1.93% 7.353 Baik
0+617.67 Cembung 60.00 3.88% 7.847 Baik
0+776.36 Cembung 97.98 2.26% 6.685 Baik
0+990.01 Cembung 68.13 0.50% 6.464 Baik
1+326.05 Cekung 206.96
1+856.04 Cembung 141.30 Karena pada setiap kemiringan jalan menghasilkan
kualitas drainase yang baik, maka untuk selanjutnya
2+154.76 Cekung 86.37 koefisien drainase (m) yang digunakan adalah 1,00.
2+393.04 Cembung 176.88 Untuk menentukan tebal perkerasan, dilakukan
2+698.04 Cekung 205.59 analisis lalu lintas untuk menghitung kebutuhan
kekuatan struktur perkerasan. Parameter yang
3+268.04 Cekung 86.52 digunakan dalam perhitungan tebal perkerasan
3+594.40 Cembung 83.54 lentur adalah sebagai berikut.
3+961.47 Cembung 90.76

3
Tabel 7 Parameter Perhitungan Perkerasan log(18 ) = 0 + 9,36 log( + 1) 0,20
Lentur

log [ ]
Parameter Nilai 0
+ + 2,32
Pertumbuhan Lalu Lintas 8,5 % 1094
0,40 +
Umur Rencana (tahap awal) 20 tahun ( + 1) 5,19
Tingkat Reliabilitas 95 %
log( ) 8,07
Deviasi Normal Standar -1,645
Gabungan Standard Error 0,35
Lalu dengan menggunakan nilai SN untuk tiap
Indeks Permukaan Awal 4,0
lapisan, dihitung tebal lapisan tersebut dengan
Indeks Permukaan Akhir 2,5
menggunakan persamaan berikut.
Indeks Permukaan Jalan
1,5
Hancur =
Modulus Resilien Tanah
9000 psi
Dasar Untuk efisiensi, lapis permukaan dibagi menjadi 3
Distribusi Lajur 0,450 lapisan dengan tipe berbeda.

Berdasarkan data-data lalu lintas yang didapat, Hasil perhitungan tebal perkerasan lentur dapat
diperkirakan nilai SN (structural number) yang dilihat pada tabel berikut.
memenuhi. Nilai SN ini yang nantinya akan Tabel 8 Tebal Perkerasan Lentur
menentukan lalu lintas yang dapat dilayani. Besar
lalu lintas yang dapat dilayani dapat dihitung dengan Jenis Lapisan Tebal Lapisan
menggunakan persamaan berikut. Lapisan ACWC-Mod 9 cm
log(18 ) = 0 + 9,36 log( + 1) 0,20 Lapisan ACBC-Mod 10 cm

log [ ] Lapisan ACBase 17 cm
0
+ + 2,32
1094 Lapisan Agregat Kelas A 14 cm
0,40 +
( + 1)5,19
Lapisan Agregat Kelas B 27 cm
log( ) 8,07
Selanjutnya, dihitung besar akumulasi lalu lintas
Karena pada awal perencanaan, perkerasan hanya
rencana setiap jenis kendaraan dengan
direncanakan selama 20 tahun, maka perkerasaan ini
menggunakan persamaan berikut.
direncanakan kan mengalami perbaikan setelah 15
tahun (asumsi) dengan cara menambah lapisan yang
log ( ) = 4,79 log(18 + 1)
18 diharap dapat menampung sisa beban kendaraan.
4,79 log( + 2 ) Untuk memperkirakan tebal lapisan tambah yang
+ 4,33 log 2 dibutuhkan, diperlukan prediksi nilai SN efektif
berdasarkan umur sisa.
log ( )
0
+ Hitung nilai SNkritis dari perkerasan yang ada dengan
0,081( 2 )3,23
0,40 + menggunakan persamaan berikut.
( + 1)5,19 2 3,23
=
log ( )
0

0,081(18 + 1)3,23 =
0,40 +
( + 1)5,19
Setelah didapatkan nilai SNkritis, hitung nilai beban
Dari kedua persamaan tersebut, dicari nilai SN yang
kendaraan yang dapat ditapung hingga terjadi
menghasilkan akumulasi lalu lintas yang mendekati
kegagalan. Dihitung pula besar akumulasi lalu lintas
kebutuhan. Maka digunakan nilai SN sebesar 6,86.
setelah 15 tahun. Maka nilai umur sisa setelah 15
Dengan menggunakan nilai SN tersebut, lalu lintas
tahun dapat dihitungdengan menggunakan
yang dapat ditampung sebesar 153750800 ESAL.
persamaan berikut.
Dengan besar lalu lintas rencana tersebut, hitung
kebutuhan nilai SN untuk tiap lapisan dengan
= 100 (1 )
menggunakan persamaan berikut. 2,5

Setelah diketahi nilai umur sisa, dapat diketahui


besar faktor kondisi (CF) untuk menghitung nilai SN
efektif. Nilai CF didapatkan dari grafik berikut.

4
Tabel 9 Parameter Perancangan Perkerasan
Kaku
Parameter Nilai
Umur Rencana 40 Tahun
Laju Pertumbuhan Lalu
8,5 %
Lintas
Faktor Pertumbuhan Lalu
295,68
Lintas
Koefisien Distribusi
80 %
Kendaraan

Gambar 2 Grafik Faktor Kondisi Nilai JSKNrencana dapat dihitung dengan


SN efektif dapat dihitung dengan menggunakan menggunakan persamaan berikut.
persamaan berikut.
= 365
= 0 Setelah diketahui nilai JSKN rencana, hitung nilai
Proses perhitungan tebal lapisan tambah hampir repetisi sumbu kendaraan yang akan terjadi dengan
sama degan perhitungan perancangan tebal lapisan menggunakan persamaan-persamaan berikut.
perkerasan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Namun, diberikan faktor koreksi sebesar 0,33 pada =

nilai MR.

Tebal lapisan tambahan dapat dihitung dengan =
menggunakan persamaan berikut.
( )
= =
Dalam memperkirakan tebal pelat beton, digunakan
parameter sebagai berikut.
Maka, setelah 15 tahun operasi, jalan tol ini
Tabel 10 Parameter Penentuan Tebal
diprediksi memerlukan perbaikan dengan cara Perkerasan Kaku
menambah lapisan tambahan ACWC-Mod setebal Parameter Nilai
Jenis Perkerasan BBTT dengan Ruji
35,5 cm.
Jenis Bahu Beton
Umur Rencana 40 Tahun
Perancangan Perkerasan Kaku
JSKN Rencana 1,35 x 109
Faktor Keamanan
Analisis lalu lintas untuk perancangan perkerasan 1,2
Beban
kaku dikelompokkan sesuai dengan jenis sumbu Kuat Tarik Lentur 4 MPa
untuk setiap kendaraan. Pengelompokan tersebut Jenis Pondasi CBK
Tebal Pondasi 12,5 cm
selanjutnya digunakan pada perhitungan jumlah CBR Tanah Dasar 6%
sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur CBR Efektif 62 %

rencana. Parameter yang digunakan dalam


perhitungan nilai JSKN dapat dilihat pada tabel
berikut.

5
Nilai CBR efektif didapatkan dari grafik berikut.

Gambar 3 Nilai CBR Efektif


Setelah diketahui perkiraan awal tebal pelat beton
yang dibutuhkan, tentukan faktor rasio tegangan
(FRT) dan faktor erosi (FR) untuk perhitungan
analisa fatik dan erosi. Faktor-faktor yang
diperlukan dalam analisis fatik dan erosi adalah
Gambar 4 Grafik Analisis Fatik
beban rencana per roda, tegangan ekivalen, faktor
erosi, dan faktor rasio tegangan. Faktor-faktor
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut.



=


=
28
Lalu, dengan bantuan nomogram, dilakukan analisis
fatik dan analisis erosi untuk menentukan apakah
tebal yang telah diasumsikan dapat memenuhi
kebutuhan (persentase kerusakan akibat erosi dan
fatik tidak melebihi 100%).

Gambar 5 Grafik Analisis Erosi

6
Maka dipilih tebal slab beton sebesar 225 mm, Luas daerah layan (A) dibedakan menjadi 3 bagian,
ditambah dengan lapisan aspal setebal 2,5 cm diatas yaitu badan jalan, bahu jalan, dan daerah sekitar
dengan alasan kenyamanan. jalan. Penentuan luas daerah layan pada badan jalan
dan bahu jalan adalah dengan mengalikan lebar lajur
atau lebar bahu dengan panjang segmen jalan.
PERANCANGAN DRAINASE Sementara luas daerah layan di sekitar jalan
Dalam perencangan drainase dilakukan analisis ditentukan dengan melihat pola aliran air yang
hidrologi yang bertujuan untuk mengetahui debit air masuk ke badan jalan.
rencana yang akan masuk ke jalan tol pada periode Setelah menentukan koefisien pengaliran dan luas
ulang tertentu. Data curah hujan yang digunakan daerah layan, tentukan intensitas hujan (I) yang
adalah data curah harian selama 10 tahun. lalu dipengaruhi oleh waktu konsentrasi. Waktu
dilakukan perhitungan data curah hujan maksimum konsentrasi dapat dihitung dengan menggunakan
rencana degan periode ulang tertentu dengan persamaan Mononobe. Jarak terjauh yang
menggunakan metode Log Pearson III. Setelah digunakan dalam perhitungan waktu konsentrasi
dilakukan perhitungan curah hujan maksimum adalah jarak titik terjauh ke fasilitas drainase. Nilai
untuk setiap periode ulang, hitung intensitas curah koefisien hambatan yang digunakan adalah sebesar
hujan setiap periode pada selang waktu tertentu 0,013. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan
untuk membuat kurva IDF (Intensity Duration meggunakan persamaan-persamaan berikut.
Frequency). Perhitungan IDF ini menggunakan
metode Mononobe. 2 0,167
1 = ( 3,28 0 )
3
Intensitas vs Waktu
2 =
150 Tr 2
60
= 1 + 2
Intensitas

Tr 5
100
Tr 10 Nilai waktu konsentrasi dihitung untuk kedua sisi.
50 Tr 25
Lalu hitung debit rencana dengan menggunakan
0 Tr 50
persamaan-persamaan berikut.
0 10 20 30 Tr 100
Waktu 1 1 + 2 2 + 3 3
=
1 + 2 + 3
Gambar 6 Kurva IDF
Komponen yang diperlukan untuk mencari debit 24 24 2/3
= ( )
aliran rencana (Q) adalah koefisien pengaliran (C), 24
luar daerah layan (A), serta intensitas hujan (I). 1
Koefisien pengaliran yang digunakan adalah sebagai =
3,6
berikut.
Tabel 12 Debit Rencana
Tabel 11 Koefisien Pengaliran dan Faktor
Lokasi Tinjauan Debit
Limpasan
Kondisi Koefisien Faktor STA STA
Kiri Kanan
Permukaan Pengaliran Limpasan Awal Akhir
Tanah (C) (fk) 0+000.00 0+128.00 0.111 0.133
Jalan Beton atau 0+128.00 0+424.00 0.277 0.257
0,90
Jalan Aspal
0+424.00 0+618.00 0.150 0.177
Daerah Pinggir
0,70 1,5 0+618.00 0+776.00 0.192 0.255
Kota
Daerah Perkotaan 0,90 2,0 0+776.00 0+990.00 0.148 0.148
Pemukiman Tidak 0+990.00 1+326.00 0.207 0.212
0,50 1,5
Padat
1+326.00 1+856.00 0.379 0.457
Perbukitan 0,70 0,4
1+856.00 2+155.00 0.176 0.176
Persawahan 0,50 0,5
2+155.00 2+393.00 0.259 0.222
Daerah Industri 0,80 1,2

7
Lokasi Tinjauan Debit Tabel 13 Total Biaya Perancangan

STA STA STA STA Total Biaya


Uraian
Awal Akhir Awal Akhir Perancangan

2+393.00 2+698.00 0.178 0.178 Desain dengan


Rp 218.015.133.458,00
Perkerasan Lentur
2+698.00 3+268.00 0.237 0.237
Desain dengan
Rp 131.872.381.484,00
3+268.00 3+594.00 0.299 0.340 Perkerasan Kaku
3+594.00 3+961.00 0.489 0.617 Desain Proyek
Rp 177.226.318.888,00
Eksisting
3+961.00 4+101.52 0.116 0.112

Dapat dilihat bahwa desain dengan menggunakan


Selanjutnya direncanakan dimensi saluran drainase
perkerasan kaku menghasilkan total biaya paling
yang dapat menampung debit rencana yang
rendah diantara ketiga desain yang ada. Perbedaan
dihitung. Bentuk saluran yang dipilih adalah
yang cukup besar ini bisa terjadi dikarenakan
penampang segi empat dengan luasan minimum 0,5
perbedaan umur efektif perancangan dari perkerasan
m2. Dihitung debit saluran dengan menggunakan
lentur. Untuk menyamakan perancangan antara
persamaan berikut.
perkerasan lentur dan perkerasan kaku, dilakukan
= penambahan lapis perkerasan pada perkerasan
lentur, sehingga menambah biaya lebih pada
= + 2
perancangan perkerasan lentur. Selain itu, besar lalu
lintas yang direncanakan akan melewati jalan tol
=
Ciawi Sukabumi dinilai cukup besar, sehingga
1 2 1 lebih disarankan menggunakan perkerasan kaku
= 3 2 dibandingkan dengan perkerasan lentur.

=
KESIMPULAN
Maka, debit saluran yang didapatkan adalah sebesar
0,75 m3/detik yang masih memenuhi kebutuhan Kesimpulan perancangan Jalan Tol Ciawi
yang ada. Sukabumi Seksi I Paket I adalah sebagai berikut.
1. Pada alinyemen horizontal terdapat 4 tikungan
ESTIMASI BIAYA tipe SCS dengan jari-jari (R) sebesar 500 meter,
dengan superelevasi sebesar 9% dan lengkung
Estimasi biaya dihitung denga menggunakan peralihan sebesar 115 meter.
metode harga satuan dan yang dihitung hanya
perkerasan, drainase, dan galian timbunan saja. 2. Pada alinyemen vertikal terdapat 13 lengkung
Dalam perhitungan estimasi biaya ini, asumsi awal vertikal yang terdiri dari 5 lengkung vertikal
dan koefisien-koefisien yang digunakan terkait cekung dan 8 lengkung vertikal cembung. Untuk
dengan koefisien pada bahan serta produktivitas alat memenuhi elevasi alinyemen vertikal, terjadi
dan tenaga pekerja diasumsi sama dengan koefisien galian dan timbunan untuk beberapa titik
yang tercantum pada Pedoman Analisis Harga ditambah dengan 6 buah jembatan.
Satuan Pekerjaan Bidang Bina Marga. 3. Tebal lapisan perkerasan lentur yang
direncanakan terdiri atas lapisan agregat kelas B
setebal 27 cm, lapisan agregat kelas A setebal 14
EVALUASI
cm, lapisan ACBase setebal 17 cm, lapisan
Biaya perancangan hasil desain dan biaya ACBC-Mod setebal 10 cm, lapisan ACWC-Mod
perancangan proyek eksisting dapat dilihat pada setebal 9 cm, dan lapisan tambahan (ditambah
tabel berikut. setelah 15 tahun) setebal 35,5 cm. Untuk
perkerasan kaku yang direncanakan terdiri atas
lapisan pondasi campuran beton kurus setebal

8
12,5 cm, lapisan permukaan beton setebal 22,5
cm, dan lapisan aspal tambahan setebal 2,5 cm.
4. Dimensi saluran drainase yang diperoleh
merupakan saluran beton berbentuk persegi dan
memiliki luas penampang minimum 0,5 meter2.
5. Total estimasi biaya konstruksi Jalan Tol Ciawi
Sukabumi Seksi I Paket I untuk desain
menggunakan perkerasan lentur sebesar Rp
218.015.133.458,00 dan untuk desain
menggunakan perkerasan kaku sebesar Rp
131.872.381.484,00. Maka, disarankan
menggunakan perkerasan kaku dalam
pembangunan jalan tol ini.

DAFTAR PUSTAKA
American Association of State Highway and
Transportation Officials. 1993. ASSHTO Guide
for Design og Pavement Structures. USA:
AASHTO.
Manual Desain Perkerasan Jalan N0.
02/M/BM/2013
Pd T-14-2003 tentang Perencanaan Perkerasan Jalan
Beton Semen
Pd T-02-2006 b tentang Perencanaan Drainase
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
19/PRT/M/2011
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
11/PRT/M/2013
Rahardjo, P.P., 2008, Penyelidikan Geoteknik
dengan Uji In-Situ, GEC UK-Parahyangan,
Bandung.
Rancangan 3 Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan
dan Rekayasa Sipil tentang Perancangan Tebal
Perkerasan Lentur
Standar Konstruksi dan Bangunan Bina Marga No.
007/BM/2009 tentang Geometri Jalan Bebas
Hambatan untuk Jalan Tol

Anda mungkin juga menyukai