Anda di halaman 1dari 9

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN

Disusun Oleh:

1. Adila Nursita R.U. (1552010005)

2. Dyah Prastiwi A. (1552010010)

3. Astik Fitriah R. (1552010037)

4. Masterina Sufiati F. (1552010039)

5. Farras Naufal Z. (1552010060)

6. Beny Satrya E. (1552010112)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UPN VETERANJAWA TIMUR


BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai negara maritim, Indonesia memang kaya dengan hasil laut yang melimpah. Hal
ini memberi peluang untuk berkembangnya industri pengolahan hasil perikanan. Namun
perkembangan industri pengolahan hasil perikanan pasti akan menyisakan hasil
samping limbah yang berupa darah, kulit, kepala, sisik, tulang, ataupun sisa daging ikan
yang menempel pada tulang, serta limbah cair dari proses pencucian dan pengolahan
hasil perikanan tersebut. Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
ekonomi. (Gintings, Perdana.Ir, 1992). Limbah hasil perikanan dapat berbentuk
padatan, cairan atau gas. Limbah cair hasil perikanan mengandung parameter BOD,
COD, TSS, minyak dan lemak. Apabila keseluruhan parameter tersebut dibuang
langsung ke badan penerima, maka akan mengakibatkan pencemaran air. Oleh karena
itu sebelum dibuang ke badan penerima air, terlebih dahulu harus diolah sehingga dapat
memenuhi standart baku mutu. Untuk menurunkan kadar COD pada limbah cucian ikan
dengan menggunakan kombinasi proses aerasi, adsorpsi dan filtrasi diharapkan dapat
menghasilkan penurunan kadar COD yang lebih baik. Angka COD merupakan ukuran
bagi pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui
proses mikroorganisme yang ada dalam air limbah.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Air Limbah Perikanan mengandung parameter BOD, COD, TSS, minyak dan lemak.
Apabila keseluruhan parameter tersebut dibuang langsung ke badan penerima, maka
akan mengakibatkan pencemaran air. Oleh karena itu sebelum dibuang ke badan
penerima air, terlebih dahulu harus diolah sehingga dapat memenuhi standart air yang
baik. Pengolahan air limbah perikanan ini juga termasuk pengolahan limbah secara
biologis. Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan sebagai suatu
proses yang melibatkan kegiatan mikroorganisme dalam air untuk melakukan
transformasi senyawasenyawa kimia yang terkandung dalam air menjadi bentuk atau
senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi bahan-bahan organik membuat biomassa
sel baru serta zat-zat organik dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari reaksi
oksidasi untuk metabolismenya. Adapun tujuan dari pengolahan air buangan secara
biologis adalah untuk menyisihkan atau menurunkan konsentrasi senyawa-senyawa
organik maupun anorganik dengan memanfaatkan berbagai mikroorganisme, terutama
bakteri. (Metcalf & Eddy, 1979). Pengolahan biologis ini sangat dipengaruhi oleh
lingkungan biokimianya. Lingkungan biokimia ini dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok utama yaitu lingkungan aerob dan anaerob. Lingkungan aerob adalah
lingkungan dimana oksigen terlarut terdapat dalam jumlah yang cukup sehingga tidak
merupakan faktor pembatas di dalam prosesnya. Pada lingkungan ini oksigen dapat
bertindak sebagai akseptor elektron pada metabolisme mikroba. Proses aerob sering
digunakan dalam pengolahan air buangan domestik dan non domestik khususnya
perumahan dan pabrik. Pada pengolahan biologi ini diperlukan pemeriksaan terhadap
dua parameter, yaitu : COD dan BOD. Salah satu proses biologi yaitu dengan sistem
Trickling Filter. Pengolahan air limbah dengan proses Trickling Filter adalah proses
pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan atau
unggun media yang terdiri dari bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur
(slag), medium dari bahan plastik lainnya. Dengan cara demikian maka akan tumbuh
lapisan biologis (biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan kontak
dengan air limbah dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air
limbah.

Proses Aerasi
Proses ini merupakan suatu usaha penambahan konsentrasi oksigen yang terkandung
dalam air limbah, agar proses oksidasi biologi oleh mikroba akan dapat berjalan dengan
baik. Dalam prakteknya terdapat 2 cara untuk menambahkan oksigen ke dalam air
limbah, yaitu :

a. Memasukkan udara ke dalam air limbah; Yaitu proses memasukkan udara atau
oksigen murni ke dalam air limbah melalui benda porous atau nozzle. Nozzle
tersebut diletakkan di tengah tengah sehingga akan meningkatkan kecepatan
kontak gelembung udara tersebut dengan air limbah, dan proses pemberian oksigen
akan berjalan lebih cepat. Oleh karena itu, biasanya nozzle ini diletakkan pada dasar
bak aerasi. Udara yang dimasukkan adalah berasal dari udara luar yang
dipompakan ke dalam air limbah oleh pompa tekan.
b. Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen. Adalah cara mengontakkan
air limbah dengan oksigen melalui pemutaran baling-baling yang diletakkan pada
permukaan air limbah. Akibat dari pemutaran ini, air limbah akan terangkat ke atas
dan dengan terangkatnya maka air limbah akan mengadakan kontak langsung
dengan udara sekitarnya.

Proses Koagulasi-Flokulasi

Proses koagulasi flokulasi merupakan salah satu cara pengolahan limbah cair untuk
menghilangkan partikel-partikel yang terdapat didalamnya. Koagulasi diartikan sebagai
proses kimia fisik dari pencampuran bahan koagulan ke dalam aliran limbah dan
selanjutnya diaduk cepat dalam bentuk larutan tercampur. Flokulasi adalah proses
pembentukan flok pada pengadukan lambat untuk meningkatkan saling hubung antar
partikel yang goyah sehingga meningkatkan penyatuannya (aglomerasi).

Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam limbah cair oleh
gaya gravitasi, pada umumnya proses Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi
dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga
menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.

Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistim pengolahan.
Jika kekeruhan dari influent tinggi,sebaiknya dilakukan proses sedimentasi awal
(primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi, dengan demikian
akan mengurangi beban pada treatment berikutnya. Sedangkan secondary
sedimentation yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk memisahkan dan
mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge, OD, dlsb) dimana
lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur tersendiri.
Trickling Filter

Trickling Filter adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke
dalam suatu tumpukan atau unggun media yang terdiri dari bahan batu pecah (kerikil),
bahan keramik, sisa tanur (slag), medium dari bahan plastik lainnya. Dengan cara
demikian maka akan tumbuh lapisan biologis (biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis
tersebut akan kontak dengan air limbah dan akan menguraikan senyawa polutan yang
ada di dalam air limbah.

Sludge Drying Bed

Sludge drying bed berfungsi untuk menampung lumpur pengolahan baik dari proses
kimia (daf) maupun proses biologi. dan memisahkan lumpur yang bercampur dengan air
dengan cara proses penguapan menggunakan energy penyinaran matahari.

BAB III

PEMBAHASAN

Flowsheet Pengolahan Limbah Pengolahan Ikan


Melakukan aerasi dengan melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan
kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandunngan gas-gas yang
terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air. Aerasi dapat dipergunakan
untuk menghilangkan kandungan gas terlarut, oksidasi besi dan mangan dalam air,
mereduksi ammonia dalam air melalui proses nitrifikasi. Dalam proses ini aerasi di
letakkan pada proses awal guna untuk menghilangkan parameter lemak dan
minyak.
Proses selanjutnya yaitu proses Koagulasi dimana bahan kimia (koagulan)
ditambahkankan ke dalam pengolahan air limbah untuk membentuk partikel, materi
halus menjadi partikel yang berukuran lebih besar sehingga dapat mengendap
dengan cepat. Proses Flokulasi ilakukan setelah proses koagulasi.
Setelah proses koagulasi, partikel-partikel terdestabilisasi dapat saling
bertumbukan membentuk agregat sehingga terbentuk flok, tahap ini disebut
Flokulasi. Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi ( penggumpalan) partikel-
partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat
dipisahkan oleh proses sedimentasi dan filtrasi. Dengan kata lain proses flokulasi
adalah adalah proses pertumbuhan flok (partikel terdestablisasi atau mikroflok)
menjadi flok dengan ukuran yang lebih besar ( makroflok ). Flokulator berjalan
dengan kecepatan lambat dengan maksud terjadi pembentukan flok yang siap
untuk diendapkan. Proses pengendapan belangsung pada bak pengendapan
pertama.
Proses selanjutnya yaitu sedimentasi, adalah proses pemisahan padatan yang
terkandung dalam limbah cair yang memanfaatkan gaya gravitasi.
Setelah pengendapan, air dialirkan ke bak Trickling Filter melalui pipa berlubang
yang berputar. Pada saat kontak dengan media trickling filter, air limbah akan
kontak dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan media, dan
mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam
air limbah. Air limbah selanjutnya akan keluar melalui pipa underdrain yang ada di
dasar bak dan keluar melalui saluran efluent.
Setelah itu dialirkan ke pak pengendapan akhir dan air limpasan dari bak
pengendapan akhir adalah air olahan. Air yang telah diolah dan telah sesuai
dengan standart baku mutu air limbah dapat di alirkan menuju badan air.
Lumpur merupakan hasil akhir dari setiap instalasi pengolahan air limbah. Maka di
perlukannya proses sludge dring bed untuk menampung lumpur pengolahan baik
dari proses kimia (daf) maupun proses biologi. dan memisahkan lumpur yang
bercampur dengan air dengan cara proses penguapan menggunakan energy
penyinaran matahari.

Gambar Pengolahan Limbah Pengolahan Ikan

PROSES AERASI

PROSES KOAGULASI PROSES FLOKULASI

BAK PENGENDAP I
BAK PENGENDAP II

SLUDGE DRYING BED


AIR KELUAR
Daftar Pustaka

Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah / Daerah Tingkat I
Jawa Timur. 1990. Baku Cara Uji Air dan Air Limbah di Jawa Timur.

Endahwati, Luluk dan Suprihatin. 2004. Kombinasi Proses Aerasi, Adsorpsi dan Filtrasi
pada Pengolahan Air Limbah Indusri Perikanan. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Vol.1 No. 2.

Gintings, Perdana. Ir. 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Edisi
1. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Industri Atau Kegiatan Usaha Lainnya Di Jawa Timur. Grafik 2.
Hubungan Kadar COD Akhir limbah (mg/lt) dengan variasi laju alir masuk (Q)
(ml/min) pada berbagai ketinggian batu apung (H) (cm)

____.2013. Sedimentasi Pengendapan pada limbah cair. (18 Mei 2017)


http://industri21iqbal.blogspot.co.id/2013/01/sedimentasi-pengendapan-pada-
limbah-ciar.html

____.2013. Teori Koagulasi-Flokulasi, Sedimentasi, dan Filtrasi.n (18 Mei 2017)


https://www.academia.edu/12766121/Teori_Koagulasi
Flokulasi_Sedimentasi_dan_Filtrasi

Anda mungkin juga menyukai