Anda di halaman 1dari 20

BAKPAU SERU (BAKPAU KONSENTRAT DAUN KELOR)

MAKALAH

Diajukan guna Melengkapi Tugas Kewirausahaan


dengan Dosen Pengampu : Ners Rondhianto, S. Kep., M.Kep.

Diusulkan oleh:
Nury Palupi 152310101122
Imam Mansyur 152310101132
Isa Rahayu 152310101233
Febrina Oliananda 152310101330
Nindy Adi Putri 152310101333

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER
2017
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. iii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................ 3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA.............................. 4
2.1 Ide Kewirausahaan yang Kelompok Pilih.................................. 4
2.2 Alasan Kelompok Memilih Kewirausahaan Bakpau Seru........ 4
2.3 Produk............................................................................................ 4
2.4 Daya Saing dan Inovasi................................................................ 4
2.5 Analisa SWOT............................................................................... 5
2.5.1 Strength................................................................................ 5
2.5.2 Weakness.............................................................................. 5
2.5.3 Opportunity.......................................................................... 5
2.5.4 Threat.................................................................................... 5
BAB III METODE PELAKSANAAN...................................................... 6
3.1 Analisa Pasar.................................................................................. 6
3.1.1 Target Pasar.......................................................................... 6
3.1.2 Kesesuaian Produk dengan Segmen Pasar........................... 6
3.1.3 Peluang Pasar....................................................................... 6
3.2 Perencaan Produksi....................................................................... 6
3.3 Perencanaan Keuangan................................................................. 7
BAB IV PENUTUP.................................................................................... 8
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 8
4.2 Saran............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 9

2
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ide Anggota Kelompok.

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Anggaran Biaya

4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke, terdapat beribu-ribu jiwa yang menempati di
setiap wilayahnya, dimana terdiri dari beragam suku dan budaya tentunya
memiliki beribu-ribu kekayaan yang tersimpan didalamnya. Sumber daya
alam yang melimpah menjadikan setiap manusia berusaha memanfaatkan
sebagai upaya untuk dapat bertahan hidup dan bersaing. Sebagai negara
agraris tentunya Indonesia sangat berpotensi dibidang pertanian, luasnya
lahan, terdapat berbagai macam plasma nutfahdan tingkat kesuburan tanah
tentunya membuat rakyat Indonesia menciptakan berbagai macam produk
pertanian.
Luas lahan di Jawa Timur secara keseluruhanadalah 4.656.757 ha dengan
komposisi lahan sawahseluas 1.168.653 ha, lahan bukan sawah seluas
1.842.257 ha dan lahan bukan pertanian seluas1.645.847 ha. Pemanfaatan
lahan pertanian di Jawa Timur meliputi lahan sawah dan lahan kering, lahan
sawah terdiri dari sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengahteknis, sawah
irigasi sederhana, sawah irigasi desa, sawahtadah hujan dan sawah lainnya.
Lahan pertanian yang dimiliki dan dikuasaipetani di Jawa Timur berdasarkan
hasil sensus pertanian tahun 2003 seluas 3.696.574 hektar yangterdiri dari luas
lahan yang dimiliki petani 1.692.787 Ha(45,79%) dan yang dikuasai petani
seluas 2.003.789 Ha (54,21%). Sempitnya pemilikan lahan petani sebagai
lahan garapan milik petani menyebabkan rendahnya skala usaha petani
sehingga mengakibatkan terjadinyaketidakefisienan biaya produksi antara
lain: penggunaan pupuk, alsintan, tenaga kerja pertanian dan lain sebagainya.
Rendahnya keuntungan yang diterima petani dalamberusahatani menyebabkan
terjadinya mutasi tenaga kerja pertanian ke sektor non pertanianseperti
industri, perdagangan dan jasa di perkotaan bahkan keluar negeri(Pemerintah
Propinsi Jawa Timur, 2013).
Pembangunan pertanian mendapatkan prioritas utama karena Indonesia
merupakan negara agraris yang berarti sektor pertanian memegang peranan
penting dari keseluruhan sistem perekonomian nasional mengingat sebagian
besar penduduk menggantungkan hidup pada sektor tersebut. Pembangunan
khususnya sektor pertanian adalah dengan membentuk sentra agribisnis suatu
wilayah yang memiliki komoditas yang dapat dikembangkan. Sukino (2013)
menyatakan ada tiga mata rantai kegiatan dalam pembangunan pertanian yaitu
kegiatan penghasil bibit, pembudidayaan bibit dan penanganan hasil pertanian
yang dibingkai dalam agroindustri, meliputi pengolahan, pengawetan, dan
diversifikasi perdagangan.

1
Salah satu tanaman perkebunanyang dijumpai di areal tegalan maupun
pekarangan rumah yaitu pohon kelor. Kelor merupakan tanaman lahan
marginal dan tumbuhn terbaik ditempat yang panas, tropis semi kering dan
sub tropis (Krisnadi, 2012). Pohon kelor sudah dikenal luas di Indonesia,
khususnya di daerah pedesaan, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal
dalam kehidupan. Pada daerah Indonesia pohon kelor banyak ditanam sebagai
pagar hidup, ditanam disepanjang ladang atau tepi sawah, berfungsi sebagai
tanaman penghijau. Selainitu tanaman kelor juga dikenal sebagai tanaman
obat berkhasiat denganmemanfaatkan seluruh bagian dari tanaman kelor mulai
dari daun, kulit batang,biji, hingga akarnya. Tanaman kelor merupakan
tanaman yang biasa dimanfaatkan sebagai sayuran. Selain itu tanaman kelor
seringkali dijadikan tanaman sela, sebagai pakan ternak, sumber pangan, obat
alami, penjernih air, pupuk organik, reklamasi lahan tandus, biopestisida
nabati dan kayu bakar serta bubur kertas.
Kandungan pada daun kelor berupa protein yang sangat tinggi sebesar
60,48% yang mana protein tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh. Protein
daun kelor yang tinggi melebihi kandungan protein telur sehingga butuh
inovasi untuk bisa dimanfaatkan kandungannya. Dengan inovasi baru berupa
bakpau yang mana pakbau sebagai makanan yang mudah diterima oleh
masyarakat. Bakpau yang berprotein tinggi sebagai inovasi untuk memenuhi
kebutuhan protein terutama pada mahasiswa yang sering terlambat dalam
sarapan pagi,sehingga dengan inovasi bakpau yang berprotein tinggi ini sangat
memenuhi kebutuhan protein mahasiswa dan masyarakat lainnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Bakpau sebagai langkah memenuhi kebutuhan protein pada
mahasiswa sebagai makanan tambahan :
1. Membuat inovasi baru pada bahan makanan tambahan pada mahasiswa
2. Mengetahui cara pengolahan serat daun kelor sebagai bahan tambahan
pembuatan bakpau
3. Mengenalkan dan memasarkan produk Bakapau yang memiliki nilai
protein yang tinggi kepada masyarakat luas.
4. Melatih kemandirian dan kreatifitas mahasiswa agar mahasiswa
mengembangkan wirausaha khususnya dalam menerapkan strategi
pemasaran yang tepat agar produk yang asing di masyarakat dapat diterima
oleh masyarakat dan dipasarkan secara optimal.

2
3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Ide Kewirausahaan yang Kelompok Pilih.


Ide wirausaha yang ditawarkan berupa bakpau dari daun kelor untuk
mengurangi angka gizi buruk yang diberi nama Bakpau Seru (Bakpau Konsentrat
Daun Kelor). Bakpau Seru berasal dari bahan yang mudah didapat dan dalam
menjalankan bisnis wirausaha.

2.2 Alasan Kelompok Memilih Kewirausahaan Biskuit Seru.


Bakpau dengan konsentrat yang berprotein tinggi sebagai inovasi untuk
memenuhi kebutuhan protein terutama pada mahasiswa yang sering terlambat
dalam sarapan pagi, sehingga dengan inovasi bakpau yang berprotein tinggi
ini sangat memenuhi kebutuhan protein mahasiswa dan masyarakat lainnya.

2.1 Konsep Produk


Bakpau Seru (Bakpau Konsentrat Daun Kelor) bermanfaat untuk
meningkatkan gizi pada masyarakat.. Produk ini merupakan produk yang
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Sesuai program
SDGs, keunggulan dan kandungan protein pada bakpau dari daun kelor ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein dan sebagai lahan wirausaha
bagi masyarakat. Keunikan dari produk ini terletak pada bahan pembuatan
yang berasal dari bahan alami dan mudah didapat dengan model pengemasan
yang unik sehingga minat konsumen untuk membeli produk ini semakin
tinggi.

2.2 Daya Saing dan Inovasi


Daya saing produk ini dengan produk yang sudah ada berada pada
keunggulan produk, berupa takaran protein pada setiap bakpau. Bukan hanya
protein saja yang didapat dari bakpau ini manun memiliki kandungan
tambahan berupa karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Bakpau yang
sudah ada di pasaran memiliki takaran protein yang lebih rendah dan takaran
lain yang masih kurang dengan nilai jual yang tinggi. Inovasi bakpau ini dari
bahan yang mudah didapat dipasaran atau dipekarangan rumah berupa daun
kelor. Produk ini juga diproses tanpa bahan pengawet sehingga aman dan
halal.

2.3 Analisa SWOT


2.5.1 Strength (Kelebihan)
Bahan baku mudah didapat
Merupakan makanan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan
gizi.

4
Produk bakpau tanpa bahan pengawet lebih menjamin kesehatan
konsumen
2.5.2 Weakness (Kelemahan)
Membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk memulai usaha
2.5.3 Opportunity (Peluang)
Banyaknya kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Tidak banyak produk sejenis dengan kandungan protein yang
membantu memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.5.4 Threat (Ancaman)
Adanya produk sejenis yang sudah banyak beredar dipasaran

BAB III METODE PELAKSANAAN

5
3.1 Analisa Pasar
3.1.1 Target Pasar
Target pasar utama produk ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita
(usia 7 bulan 5 tahun). Produk ini dibuat untuk pemenuhan gizi
tambahan selain ASI yang diberikan kepada balita. Selain target pasar
utama tersebut, terdapat target pasar lain yaitu ibu hamil. Pemberian
produk ini pada ibu hamil diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu dan janin.
3.1.2 Kesesuaian Produk dengan Segmen Pasar
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2016
didapatkan persentase balita dengan gizi buruk 3,8%.Anak-anak dan
balita membutuhkan lebih banyak protein untuk pertumbuhan dan
pertukaran energi yang lebih aktif. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
pembuatan produk biskuit yaitu untuk meningkatkan pemenuhan
asupan gizi protein pada balita. Produk biskuit ini memiliki kandungan
tinggi protein yang didapatkan dari daun kelor yang sudah diekstrak.
Kandungan biskuit ini sesuai dengan kebutuhan balita guna pemenuhan
nutrisi tambahan.
3.1.3 Peluang Pasar
Biskuit Seru memiliki daya saing dengan produk sejenis. Hal ini
dikarenakan Biskuit Seru memiliki kandungan tinggi protein yang bisa
dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Sehingga masyarakat
bisa memenuhi kebutuhan asupan nutrisi bagi balitanya dengan harga
yang terjangkau.

3.2 Perencanaan Produksi


Bahan-bahan yang digunakan sampai dengan pemasaran terjamin
kebersihan dan kehalalannya. Bahan-bahan yang digunakan meliputi daun
kelor, tepung terigu, telur ayam, tepung maizena, garam, minyak goreng, gula
pasir, ragi, air hangat.
Tahapan pertama adalah pembuatan konsentrat daun kelor yaitu :
siapkan 5 ikat daun kelor
cuci daun kelor dengan air mengalir
daun kelor yang sudah dicuci bersih kemudian diblansing dengan suhu
<70C selama 5 menit
blender daun kelor sampai halus kemudian disaring
sari daun kelor dipanaskan selama 10 menit dengan suhu 80 - 90C
dinginkan sari daun kelor kemudian diamkan selama 1 malam
ambil endapan kemudian keringkan.
Setelah didapatkan konsetrat daun kelor maka tahapan selanjutnya adalah
pembuatan adonan yaitu dengan langkah :
campur ragi dan gula pasir kedalam air. Aduk dan tutup. Biarkan sepuluh
menit hingga berbusa.

6
Dalam wadah lain campurkan tepung terigu, maizena, garam dan minyak.
Masukkan ragi yang sudah berbusa.
campurkan kedua adonan daun kelor dan adonan kedua dengan
menggunakan mixer. Uleni sampai kalis elastis.
Tutup dengan kain lembab. Diamkan 30 menit. Hingga mengembang.
Ambil sedikit adonan dan bulatkan.
Siapkan kukusan. Tunggu hingga air kukusan matang, masukkan bakpau.
Tunggu 15 menit. Siap d angkat.

3.3 Perencanaan Keuangan


Modal awal usaha berasal dari iuran kelompok kerja dengan iuran yang
akan dikumpulkan sebesar Rp. 500.000 yang dibagi rata untuk lima orang.
Setiap orang akan mengumpulkan iuran sebesar Rp. 100.000. Modal awal
usaha juga akan mengajukan pendanaan dari universitas dan sponsor.
Perkiraan pendapatan setiap bulannya yaitu Rp. 800.000 dengan harga
penjualan per bakpau sebesar Rp. 3.000.
No Jenis Pengeluaran Biaya
.
1 Peralatan Penunjang Rp. 450.000
2 Bahan Habis Pakai Rp. 10.000
3 Perjalanan Rp. 20.000
4 Lain-lain Rp. 20.000
Jumlah Rp. 500.000

Tabel 1.Anggaran Biaya

100 hal mengenai persiapan kelompok dalam bisnis ini :

1. Memahami konsep produk ini dengan seoptimal mungkin

7
2. Mempersiapkan alat pembuatan konsentrat daun kelor

3. Mempersiapkan alat pembuatan bakpau.

4. Persiapan pemasaran

5. Membuat perencanaan dan strategi pemasaran dari produk ini untuk


menghindari risiko bisnis dan keuangan

6. Mempersiapkan networking untuk pemasaran hasil produk

7. Menyiapkan modal untuk produk

8. Siapkan promosi yang menarik untuk menunjang promosi produk

9. Melegalkan produk (Jika produk mampu berkembang ke tahap yang


lebih)

10. Mencari tempat untu pemasaran produk jadi.

11. Mencari tempat sebagai langganan pembelian bahan kue.

12. Membuat planning seoptimal mungkin untuk mengatasi kendala yang


muncul.

13. Memdengarkan keluhan konsumen untuk perbaikan produk yang lebih


baik

14. Membuat inovasi produk yang sama namun bervariasi

15. Berusaha berfikiran luas agar produk semakin berkembang

16. Mampu berja sam tim dalam proses perkembangan produk

17. Selalu memperhatikan kualitas produk

18. Selalu memperhatikan harga yang ditawarkan produk sesuai dengan


harga pasar dan ekonomis bagi masyarakat

19. Perhatikan biaya perkembangan

20. Selalu memperhatikan selera pasar pada umumnya

21. Sebagai tim, selalu mecari solusi untuk jalan keluar dari masalah yang
ada.

22. Pengadaan review produk untuk menunjang dan memperbaiki produk.

23. Sebelum dipasarkan perlu adanya uji coba keamanan produk.

8
24. Menyediakan sampel produk apakah sesuai dengan selera pasar atau
tidak.

25. Melakukan evaluasi pervorma bisnis

26. Mampu menggalang kerjasama dikalangan pemasaran, operasi,


keterampilan teknik, dan lain-lain.

27. Memproduksi kelor dari masyarakat sekitar.

28. Relasi kuat dengan bidang pemasaran.

29. Menawarkan produk kerumah warga sekitar.

30. Bekerjasama dengan toko-toko makanan.

31. Membuat atau menyewa ruko untuk biskuit seru.

32. Desain kemasan yang menarik.

33. Memberikan promo di awal.

34. Bekerjasama dengan produk seperti susu, tepung.

35. Mempromosikan lewat iklan dan media sosial.

36. Analisa keuangan.

37. Membuat visi dan misi bisnis.

38. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan.

39. Tenaga kerja.

40. Lokasi yang tepat untuk membuka usaha.

41. Mengetahui dasar kebersihan pembuatan makanan bayi.

42. Siapkan mixer.

43. Siapkan blender.

44. Membeli alat untuk pembuatan biskuit seru.

45. Banner untuk ruko.

46. Pengadaan air bersih.

47. Sehat jasmani dan rohani.

48. Komitmen.

9
49. Keberanian mengambil resiko.

50. Sistem pelayanan.

51. Terima pengantaran produk.

52. Terima pembelian online.

53. Kerjasama tim yang baik.

54. Optimalisasi SDM.

55. Kejujuran.

56. Penanaman daun kelor.

57. Percaya diri.

58. Biskuit seru tergolong makanan halal.

59. Mengetahui manfaat dari biskuit seru.

60. Memenejemen waktu penjualan.

61. Mempersiapkan nomor yang dapat dihubungi saat pemesanan.

62. Tidak mudah menyerah.

63. Kekompakan kelompok

64. Menjalin hubungan saling percaya antar anggota kelompok.

65. Tidak mudah putus asa.

66. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan masyarakat.

67. Tidak ragu dengan produk yang dibuat.

68. Memperbaiki kualitas rasa.

69. Mengembangkan berbagai rasa biskuit seru.

70. Menciptakan ide baru.

71. Memanfaatkan peluang.

72. Berfikir kreatif agar usaha berkembang.

73. Desain produk.

74. Dapat mengambil keputusan.

10
75. Tidak menurunkan kualitas.

76. Mampu berusaha lebih giat semisal mengalami rugi.

77. Memiliki target.

78. Alat pencetakan biskuit seru.

79. Tempat pembuatan produk.

80. Pencahayaan atau listrik.

81. Peningkatan minat konsumen.

82. Dekorasi ruko.

83. Peraturan dalam kelompok.

84. Rencana jangka panjang.

85. Gaji.

86. Kepercayaan pelanggan.

87. Loyalitas.

88. Logo biskuit seru.

89. Kursi.

90. Meja.

91. Pisau

92. Tabung Gas.

93. Kompor.

94. Loyang

95. Oven

96. Penyaringan

97. Timbangan

98. Siap bersaing.

99. Tepung.

100. Gula.

11
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.

Kandungan pada daun kelor berupa protein yang sangat tinggi sebesar
60,48% yang mana protein tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh. Protein
daun kelor yang tinggi melebihi kandungan protein telur sehingga butuh
inovasi untuk bisa dimanfaatkan kandungannya. Dengan inovasi baru berupa
bakpau yang mana pakbau sebagai makanan yang mudah diterima oleh
masyarakat. Bakpau yang berprotein tinggi sebagai inovasi untuk memenuhi
kebutuhan protein terutama pada mahasiswa yang sering terlambat dalam
sarapan pagi,sehingga dengan inovasi bakpau yang berprotein tinggi ini sangat
memenuhi kebutuhan protein mahasiswa dan masyarakat lainnya.
Daya saing produk ini dengan produk yang sudah ada berada pada
keunggulan produk, berupa takaran protein pada setiap bakpau. Bukan hanya
protein saja yang didapat dari bakpau ini manun memiliki kandungan
tambahan berupa karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Bakpau yang
sudah ada di pasaran memiliki takaran protein yang lebih rendah dan takaran
lain yang masih kurang dengan nilai jual yang tinggi. Inovasi bakpau ini dari
bahan yang mudah didapat dipasaran atau dipekarangan rumah berupa daun
kelor. Produk ini juga diproses tanpa bahan pengawet sehingga aman dan
halal.

4.2 Saran.

12
Belum banyaknya penelitian terkait daun kelor merupakan suatu peluang
untuk meneliti dan mengembangkannya sebagai solusi terkait permasalahan-
permasalahan di masyarakat. Masyarakat juga dapat memanfaatkan daun kelor
sebagai produk olahan yang memiliki peluang bisnis yang besar. Peluang
tersebut dapat dimanfaatkan karena belum banyak bisnis daun kelor yang
dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bisnis Rumahan Pemula. (2017). Contoh Analisis SWOT untuk Menilai


Perusahaan. Diperoleh dari :
http://www.bisnisrumahanpemula.com/contoh-analisis-swot/

Daun Kelor. (2016). Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan. Diperoleh dari :
http://daunkelor.com/category/daun-kelor/

Daun Kelor. Kandungan Daun Kelor. Diperoleh dari :


http://daunkelor.org/kandungan-daun-kelor/

Ernawati, A. (2006). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi


Lingkungan, Tingkat Konsumsi dan Infeksi dengan Status Gizi Anak Usia
2-5 Tahun di Kabupaten Semarang Tahun 2003. Diperoleh dari :
http://eprints.undip.ac.id/15214/1/Aeda_Ernawati.pdf

Hardiyanthi, F. (2015). Pemanfaatan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kelor


(Moringa Oleifera) dalam Sediaan Hand and Body Cream. Diperoleh dari :
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27250/1/FEBBY
%20HARDIYANTHI-FST.pdf

Ilmu Ekonomi ID. (2015). Pengertian dan Tujuan SDGS (Sustainable


Development Goals). Diperoleh dari : http://www.ilmu-ekonomi-

13
id.com/2016/10/pengertian-dan-tujuan-sdgs-sustainable-development-
goals.html

Kemenkes RI. (2016). Tahun 2015, Pemantauan Status Gizi Dilakukan di Seluruh
Kabupaten/Kota di Indonesia.Diperoleh dari :
http://www.depkes.go.id/article/view/16032200005/tahun-2015-
pemantauan-status-gizi-dilakukan-di-seluruh-kabupaten-kota-di-
indonesia.html

Kholis, N. & Hadi, F. (2010). Pengujian Bioassay Biskuit Balita yang


Disuplementasi Konsentrat Protein Daun Kelor (Moringa Oleifera) pada
Model Tikus Malnutrisi. Malang : Universitas Ma Chung

Luthfiyah, F. & Widjajanto, E. (2011). Serbuk Daun Kelor Memulihkan Kondisi


Fisik Gizi Buruk pada Tikus Model Kurang Energi Protein. Diperoleh
dari :http://www.jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/321/317

Proverawati, A. & Wati, E. K. (2010). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta : Muha Medika

Wahyuni, S., Asrikan, M. A., Sabana, M. C. U., Sahara, S. W. N., Murtiningsih, T.,
& Putriningrum, R. (2013). Uji Manfaat Daun Kelor (Moringa Aloifera
Lamk) untuk Mengobati Penyakit Hepatitis B. Diperoleh dari :
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=153488&val=5479&title=Uji%20Manfaat%20Daun%20Kelor
%20(Moringa%20aloifera%20Lamk)%20untuk%20Mengobati%20Penyakit
%20Hepatitis%20B

14
Lampiran 1

Ide setiap Anggota Kelompok.

1. Ide usaha Imam Mansyur (NIM 152310101132)

1) Biskuit Seru

Biskuit Kosentrat Daun Kelor (BIAKUIT SERU) sebagai inovasi ide


bisnis dalam masalah gizi buruk di indonesia. Biskuit ini dibuat karena masih
banyaknya masyarakat indonesia yang belum paham dan mengerti tentang
kandungan dari daun kelor. Daun kelor merupakan bahan yang mudah didapat dan
dengan harga yang sangat murah, belum banyak olahan yang hihasilkan dari daun
kelor karena daun kelor memiliki bau yang langu, yang membuat masyarakat
enggan untuk mengkonsumsi daun kelor. Produk yang sudah dihasilkan oleh
masyarakat hanya dijual dalam bentuk mentah dan hanya dibuat sayur asam. Daun
kelor yang dibuat biskuit ini tidak memiliki rasa langu karena diproses secara
steril tanpa bahan pengawet sehingga produk yang dihasilkan halal dan layak
dikonsumsi. Kandungan dari kosentrat protein dalam daun kelor sebesar 60.48%
dibanding dengan susu dan tepung daun kelor. Biskuit sru meiliki kandungan yang
tidak kalah banyaknya berupa karbohidrat, lemak vitamin dan mineral. Balita
dalam masa tumbuh kembang sangat membutuhkan asupan nutrisi berupa protein
yang banyak untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan
yang membutuhkan banyak protein pada otak balita karena protein dapat
meningkatkan daya ingat pada balita. Pembuatan biskuit seru sangat mudah dan
aman sehingga masyarakat dapat mulai bisnis ini dengan mudah tidak
membutuhkan biaya yang sangat banyak.

2. Ide usaha Nury Palupi (NIM 152310101122)

3. Ide usaha Isa Rahayu (NIM 152310101233)

4. Ide usaha Febrina O (NIM 152310101330)


1) Usaha kue kering olahan buah naga.

Melihat banyaknya para petani buah naga dan khasiat dari buah naga
tersebut membuat kita harus mampu memutar otak untuk memanfaatkan buah
naga yang berlimpah tersebut. Salah satu olahan yang dapat dibuat dari buah naga
tersebut antara lain: sale buah naga, yang merupakan buah naga yang dikeringkan
untuk dijadikan bahan campuran kue kering ataupun dimakan langsung, selain itu
dapat pula dijadikan selai untuk dijadikan bahan pelengkap roti atau biskuit.

5. Ide usaha Nindy Adi Putri K. (NIM 152310101333)

1) Usaha membuka toko sayang anak

Dimana ditoko ini kita menjual makanan ringan dan minuman-minuman


yang saat ini banyak digemari oleh anak pra sekolah, anak sekolah dan remaja,
seperti mie lidi, makaroni, minuman dan jely yang berwarna-warni. Dimana saat
ini banyak produsen makanan-makanan tersebut yang membuat makanan dan
minuman seperti itu menggunakan bahan yang tidak sehat dan berbahaya. Namun
ditoko ini kami menjual makanan ringan dan minuman anak dengan bahan sehat
dan bergizi, tanpa pewarna buatan, dan lain-lain. Contoh: mie lidi, ditoko kami,
kami akan membuat mie lidi dengan bentuk yang sama seperti dipasaran lainnya,
bedannya kami menggunakan bahan yang sehat dan bergizi, seperti dari sayur dan
buah-buahan. Jadi orang tua tidak lagi was-was dengan cemilan yang dimakan
anaknya.

Anda mungkin juga menyukai