Anda di halaman 1dari 26

Selasa, 10 november 2015

TUGAS 2
GEOLOGI LINGKUNGAN

NAMA : MOH EDWIN


STAMBUK : F 121 14 051

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
Gempa bumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat dari terlepasnya
energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami deformasi. Gempabumi
dapat didefinisikan sebagai rambatan gelombang pada masa batuan/tanah yang berasal dari
hasil pelepasan energi kinetik yang berasal dari dalam bumi. Sumber energi yang dilepaskan
dapat berasal dari hasil tumbukan lempeng, letusan gunungapi, atau longsoran masa
batuan/tanah. Hampir seluruh kejadian gempa berkaitan dengan suatu patahan, yaitu satu
tahapan deformasi batuan atau aktivitas tektonik dan dikenal sebagai gempa tektonik.
Sebaran pusat-pusat gempa (epicenter) di dunia tersebar di sepanjang batas-batas lempeng
(divergent, convergent, maupun transform), oleh karena itu terjadinya gempabumi sangat
berkaitan dengan teori Tektonik Lempeng.

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi


(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Gempabumi dapat disebabkan antara
lain oleh:

1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi.

2. Aktivitas sesar di permukaan bumi

3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah.

4. Aktivitas gunung api.

5. Ledakan Nuklir.

Sebagaimana diuraikan diatas bahwa penyebaran pusat-pusat gempabumi sangat erat


kaitannya dengan batas-batas lempeng. Pola penyebaran pusat gempa di dunia yang berimpit
dengan batas-batas lempeng. Disamping gempa tektonik, kita mengenal juga gempa minor
yang disebabkan oleh longsoran tanah, letusan gunungapi, dan aktivitas manusia. Gempa
minor umumnya hanya dirasakan secara lokal dan getarannya sendiri tidak menyebabkan
kerusakan yang signifikan atau kerugian harta benda maupun jiwa manusia. Adapun
mekanisme terjadinya gempabumi dapat dijelaskan seperti yang diilustrasikan pada gambar
2-1. Dalam gambar bagian atas mengilustrasikan gambar permukaan bumi yang berada pada
suatu jalur patahan aktif dengan beberapa bangunan rumah sebelum terjadi gempa. Pada
kondisi ini batuan berada dalam keadaan tegang (strained). Gambar bagian tengah
menjelaskan saat terjadi pergeseran disepanjang jalur patahan yang diakibatkan oleh gaya
yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan energi yang terhimpun di dalam masa batuan
akan dilepas dan merambat kesegala arah sebagai gelombang longitudinal (gelombang P) dan
gelombang transversal (gelombang S). Rambatan gelombang yang menjalar didalam batuan
inilah yang menghancurkan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Gambar bagian
bawah mengilustrasikan kondisi setelah terjadi gempa dimana batuan kembali berada pada
keadaan seperti semula.
Gambar 2- 1 Urut-urutan proses terjadinya gempabumi
Tsunami adalah suatu pergeseran naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba pada
dasar samudra pada saat terjadi gempabumi bawah laut, kondisi ini akan menimbulkan
gelombang laut pasang yang sangat besar yang lazim disebut tidal waves.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang. "tsu" berarti pelabuhan, "nami" berarti gelombang
sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan. Istilah tsunami
telah digunakan secara luas, baik untuk gelombang pasang (tidal waves) maupun
gelombang yang disebabkan oleh gempabumi atau yang lebih dikenal dengan istilah seismic
sea waves.

Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan
oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi
tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran? Kecepatan tsunami yang naik ke daratan berkurang
menjadi sekitar 25-100 Km/jam. Ketinggian tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia
adalah 36 meter yang terjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883. Penyebab
terjadinya Tsunami antara lain:

1. Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang


sangat besar dibawah air (laut/danau)
2. Tanah longsor didalam laut
3. Letusan gunungapi dibawah laut atau gunungapi pulau.

Gejala terjadinya tsunami:


1. Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat
kuat.
2. Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi
besar dan susut laut.
3. Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya? gempa bumi sebagai sumber tsunami
dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih
besar dibandingkan kecepatan tsunami.
4. Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.
5. Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit
setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut? Mekanisme terjadinya tsunami
(gambar 2-8):
1. Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai oleh pengangkatan
sebagai akibat kompresi.
2. Gelombang bergerak keluar kesegala arah dari daerah yang
terangkat
3. Panjang gelombang berkurang tetapi tingginya meningkat saat
mencapai bagian yang dangkal, kemudian melaju ke arah darat dengan
kecepatan +/-100 km/jam setelah sebelumnya surut dulu untuk
beberapa saat (gambar 2-9).
Gambar 2-10 s/d 2-12 memperlihatkan pembentukan, sebaran, dan dampak dari gelombang
tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dengan pusat gempa berada disebelah
barat pantai Sumatra, propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Gambar 2-8 Mekanisme terjadinya tsunami

Gambar 2-9 Pergerakan gelombang tsunami ke daratan

Gambar 2-10 Model gelombang tsunami yang terjadi oleh gempabumi tanggal 26 Desember 2004 dengan pusat
gempa di pesisir sebelah utara pulau Sumatra (source: www.usgs,gov).
Gambar 2-11 Kecepatan dan waktu tempuh gelombang tsunami yang terjadi oleh gempabumi tanggal 26
Desember 2004 dengan pusat gempa di pesisir sebelah utara pulau Sumatra.

Gambar 2-12 Menunjukan tinggi gelombang tsunami yang terjadi oleh gempabumi tanggal 26 Desember 2004
dengan pusat gempa di utara pantai pulau Sumatra.
Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana

Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita
bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk
menyelamatkan diri. Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat.
Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
Namun jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai
surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi
(perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain. Jika
sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai
telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang
pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya
gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan
pertolongan pertama pada korban.

Strategi Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana Tsunami:

1Peningkatan kewaspadaaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.

2.Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai tentang bahaya
tsunami.

3.Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami).

4.Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.

5.Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam gaya
air tsunami.

6.Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar daerah pemukiman yang cukup
tinggi dan mudah dilalui untuk menghindari ketinggian tsunami.

7.Peningkatan pengetahuan masyarakat lokal khususnya yang tinggal di pinggir pantai


tentang pengenalan tanda-tanda tsunami cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya
tsunami.

8.Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.

9.Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.

10.Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi tsunami.

11.Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.

12.Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinyan tsunami kepada


petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, Stasiun Radio, SATLAK PB maupun institusi
terkait .

13.Melengkapi diri dengan alat komunikasi.


Mitigasi Bencana Gempabumi

Mitigasi bencana gempabumi adalah hal yang paling sulit diatasi, hal ini dikarenakan
berbagai faktor yang sangat komplek seperti:

Interval kejadian yang tidak pasti.

Karena interval kejadian gempa yang tidak pasti disepanjang suatu patahan sehingga
menyulitkan dalam perencanaan. Data yang sangat minim akan menyulitkan dalam
penyesuaian peruntukan lahan secara spesifik serta dalam pembuatan aturan yang berkaitan
dengan pemanfaatan lahan di sekitar dan di sepanjang suatu patahan. Peraturan yang dibuat
dengan data yang sangat minim secara politis akan sulit memperoleh dukungan.

Penetapan lebar zona patahan.

Di perbagai instansi, data tentang lebar suatu zona patahan dapat berbeda beda. Tanpa suatu
dasar yang pasti maka untuk memprediksi patahan mana yang berikutnya yang akan
bergerak/patah sangat sulit dilakukan, sehingga penyesuaian peruntukan lahan dan
penyusunan aturan yang berkaitan dengan lahan juga menjadi sulit dipertahankan.

Bangunan yang sudah terlanjur ada

. Pembangunan yang dilaksanakan di tempat tempat yang berdekatan dengan zona patahan
dan disepanjang jalur patahan akan sulit dilarang dan untuk menyadarkan masyarakat agar
tidak melakukan pembangunan di tempat tempat tersebut akan menjadi sia-sia, hal ini
disebabkan karena pemerintah / lembaga yang berwenang tidak memiliki data yang memadai
dan akurat terhadap kemungkinan bencana yang mungkin terjadi.

Berkaitan dengan ketidak pastian dan waktu terjadinya gempa, maka bencana gempa harus
diposisikan dalam perhitungan dan pengambilan keputusan yang tepat didasarkan atas data-
data yang tersedia. Oleh karena itu untuk bangunan bangunan, seperti perumahan, rumah
sakit, sekolahan dilarang dibangun di zona patahan. Untuk itu diperlukan suatu peraturan
yang melarang warga masyarakat membangun bangunan di tempat tempat yang berada di
zona patahan aktif.

Mitigasi bencana geologi pada hakekatnya adalah mengurangi resiko bencana geologi
terhadap harta benda maupun jiwa manusia. Mitigasi merupakan suatu upaya kerjasama
antara ahli-ahli teknik dan para pembuat kebijakan dan menghasilkan peraturan peraturan
pembangunan untuk suatu wilayah yang rentan bahaya geologi. Usaha-usaha dalam
penanggulangan bencana untuk meminimalkan kerugian, baik kerugian harta benda ataupun
jiwa manusia yang disebabkan oleh gempabumi dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain adalah:

1. Melakukan pemetaan penyebaran lokasi-lokasi gempa yang disajikan dalam bentuk


Peta Rawan Bencana Gempabumi / Seismik.
2. Membuat peraturan peraturan yang berkaitan dengan desain struktur bangunan tahan
gempa guna mencegah runtuhnya bangunan ketika terjadi gempa.
3. Tidak membangun bangunan di wilayah-wilayah yang rawan bencana gempa.
4. Menghindari lahan-lahan yang rawan gempa untuk areal pemukiman, dan aktivitas
manusia.
5. Melakukan penataan ruang baik yang berada di sekitar pantai ataupun di daratan
guna mencegah dan menghindari terjadinya korban jiwa dan harta serta dampak yang
mungkin timbul ketika bencana itu terjadi.
6. Memasang Sistem Peringatan Dini (Early Warning System).

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi


1. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa khususnya di daerah rawan
gempa.
2. Perkuatan bangunan yang telah ada dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara
- cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
13. Rencana kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.

TENAGA ENDOGEN

Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga
yang berasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses
vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk
kulit bumi (litosfer).
1. Proses Diastropisme
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan
patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.

2. Proses lipatan

Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang
mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan
lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin)
lembah lipatan (sinklin)
3. Proses Patahan

Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan
patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan
yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah
patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
4. Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme berhubungan
dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan
bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar
dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng
yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas
(hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan
melutus di permukaan.
Istilah-Istilah vulkanisme :
1. Vulkanologi : ilmu kebumian yang memplajari gunungapi
2. Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang terdapat di
lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.
3. Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi. Erupsi
sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada lapisan-lapisan batu.
Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau corong gunung api.
4. Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan, tetapi
tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka akan terbentuk
batuan intrusiva.
5. Lava : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.
6. Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumu.
7. Eflata / bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika terjadi letusan
eksplosif.
8. Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma.
Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak mak akan
terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang di Indonesia, antara
lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan
Kaldera Gunung Batur (Bali).

Bentuk-Bentuk Gunungapi

Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang
berbeda yaitu :
1. Gunungapi Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh
letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri
gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung
Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.

2. Gunungapi Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif)
yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung
maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan
padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur),
Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia),

gambar gunung berapi maar


4. Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang
dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di
Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung
Agung, Gunung Kerinci,

Gejala Vulkanisme

Gejala Vulakanik ada dua yaitu :

Pravulkanik

Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi.
Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :
1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi
panas)
2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat

Pascavulkanik (postvulcanic)

1. Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam
fase istirahat. Gejalanya antara lain :
2. Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten
(Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat)
3. Ditmuaknya gas gunungapi berupa :
4. Uap air (fumarola)
5. Gas belerang (sulfatar)
6. Gas karbondioksida (mofet)
7. adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok
Sukabumi (Jawa Barat)
TENAGA EKSOGEN

Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah
merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing
yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk
permukaan bumi.

Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:


Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan
sebagainya.
Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga
eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi.
Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-
mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah
hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil
pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk
timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang
pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan
yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di
daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil
akibat tiupan angin.
1. Pelapukan
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses
pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media
penghancuran, berupa:

Sinar matahari
Air
Gletser
Reaksi kimiawi
Kegiatan makhluk hidup (organisme)

Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :


1. Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan
oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu
2. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai
batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi
dan proses hidrolisis.
3. Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar
tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).
2. Erosi

Erosi oleh angin

Erosi oleh air

Erosi oleh air


Erosi oleh angin

Erosi oleh air

gua dalam tanah akibat erosi

Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi
dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air
sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya
yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi
gletser (glasial).
Tahapan dalam Erosi Air

Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai
dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.

Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. coklat,warna air yang
terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang.
Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-
alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air.
Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran
air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada
tingkat ini tanah sudah rusak.

Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi


Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
1. tebing sungai semakin dalam
2. lembah semakin curam
3. pembentukan gua
4. memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara
lain :
1. Batu jamur
2. Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1. Dinding pantai yang curam
2. relung ( lekukan pada dinding tebing)
3. gua pantai
4. batu layar
Analisis potensi Dampak Positif Dan Negatif Aspek wilayah Terhadap Lingkungan
Hidup Secara Umum

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa amdal merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Amdal merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu
rencana kegiatan/proyek yang digunakan pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian tersebut biasanya disusun dengan
mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan
masyarakat.
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan jika berdasarkan
hasil kajian amdal, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia serta jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak
negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan. Suatu
rencana kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan
pembangunannya.
AMDAL bukan merupakan ijin, tetapi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan ijin lingkungan dan ijin dalam melakukan usaha atau kegiatan yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Keputusan kelayakan lingkungan hidup (AMDAL)
wajib dilampirkan pada saat permohonan ijin melakukan usaha atau kegiatan.
AMDAL tidak dapat menghilangkan ijin Hinder Ordonantie, karena AMDAL
merupakan bagian dari suatu perijinan. Kedudukan Hinder Ordonantie adalah didasarkan
pada undang-undang yang kedudukannya lebih tinggi dari PP 27/1999. Artinya, AMDAL
seharusnya digunakan sebagai dasar untuk dikeluarkannya ijin Hinder Ordonantie. Secara
ilmiah sebenarnya bahwa dalam AMDAL telah dikaji semua hal-hal yang berkaitan dengan
dampak termasuk gangguan yang mungkin terjadi, namun secara hukum hal ini tidak secara
otomatis menghilangkan ijin Hinder Ordonantie.
DAMPAK PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang merupakan


kemajuan dan perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Hakekat
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia, yang tujuan jangka panjangnya dititikberatkan pada pembangunan di
bidang ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan
industri, serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat.
Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di segala bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan dalam prosesnya tidak
terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang terbarukan maupun
sumberdaya alam tak terbarukan. Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak
memperhatikan kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-
banyaknya. Di sisi lain, pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap
sumberdaya alam.

A. BENTUK KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia
telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Di antaranya adalah gunung
meletus dan gempa bumi.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia


Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
B. DAMPAK PEMBANGUNAN
1. Dampak Positif
a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran.
b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.
c. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
d. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
e. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industry.

2. Dampak Negatif
a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
b. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang, manusia
dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.

C. PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta
dorongan pertumbuhan ekonomi telah memacu kegiatan yang mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan. Tekanan pertumbuhan penduduk hanyalah salah satu
kunci yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang terjadi saat ini.
Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan
berbagai masalah berikut :
1. Mutasi Gen
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka, tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau
perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi terjadi
karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat
yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun
buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk
menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan.
2. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah
kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia. Akibat yang dialami contohnya meningkatnya suhu
permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di
bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan
pengaruh yang sangat besar.

3. Hujan Asam
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar
difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur
mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh
Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi
istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Terjadinya hujan asam
harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu
keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan
biotik, namun juga pada lingkungan abiotik.

4. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Akibat dari
pencemaran air antara lain :
a. Banjir.
b. Erosi.
c. Kekurangan sumber air.
d. Dapat membuat sumber penyakit.
e. Tanah Longsor.
f. Dapat merusak ekosistem sungai.
Potensi SDA Dan Bencana Pada Suatu Wilayah Yang Bersifat Alami

Secara umum bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas tektonik lempeng dapat
berupa gempa bumi maupun letusan gunung berapi. Baik gempa bumi maupun gunung berapi
yang sumber aktivitasnya berada di laut bisa menyebabkan bencana tsunami pada kekuatan
tertentu.

Gempa bumi merupakan suatu fenomena yang disebabkan oleh terlepasnya energi secara
tiba-tiba yang menghasilkan radiasi gelombang seismik. Di permukaan bumi, gempa bumi
dapat dirasakan dalam bentuk goncangan atau pergeseran tanah, dan terkadang menyebabkan
tsunami yang tentu saja dapat menghancurkan apa saja yang ada di atas permukaan bumi.

Secara umum gempa bumi diakibatkan baik oleh aktivitas tektonik maupun volkanik.
Gempa bumi tektonik dapat disebabkan oleh patahnya massa batuan di bawah permukaan
bumi. Penunjaman kerak samudera ke bawah kerak benua pada jalur subduksi dengan
gerakan yang lambat tapi cenderung konstan menyebabkan terjadi tegangan akibat
pergesekan.

Tsunami yang menurut terrminologi Jepang berarti "gelombang besar di pelabuhan"


adalah sebuah gelombang laut (ombak) yang terjadi akibat gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar massa air laut oleh pengaruh aktivitas letusan gunung api, gempa
bumi, longsoran maupun meteor yang jatuh ke laut dengan kekuatan tertentu. Namun, 90%
tsunami yang terjadi didunia adalah akibat gempa bumi yang berpusat di bawah laut. Dalam
rekaman sejarah beberapa tsunami yang diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus pada 27 Agustus 1883 menyebabkan gelombang
tsunami mencapai ketinggian 40 meter dan menimbulkan korban jiwa sekitar 36,4 ribu jiwa.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam dapur magma di
bawah gunung berapi menekan keluar permukaan dalam bentuk lahar atau lava. Peristiwa
letusan gunung berapi (vulkanisme) selain mengakibatkan kerugian harta benda dan nyawa
manusia serta kerusakan alam sekitarnya, juga memberikan efek samping yang bermanfaat
bagi umat manusia.

Beberapa kerugian yang dialami akibat aktivitas vulkanik antara lain:


Gempa bumi vulkanik yang dapat menimbulkan beberapa kerusakan, meski gempa
bumi ini lebih bersifat lokal daripada gempa bumi tektonik.
Kebakaran hutan akibat aliran lava pijar.
Ancaman banjir lahar dingin jika terjadi hujan yang cukup intensif di sekitar puncak
dan lereng gunung berapi setelah peristiwa vulkanisme.
Bahaya gas beracun yang umumnya berupa gas H2S.
Bahaya luncuran awan panas dari puncak gunung berapi ke arah sekitar lereng
gunung yang dapat membakar apa saja yang dilewatinya.
Jatuhan material-material vulkanik (piroklastik) dalam berbagai ukuran dari bongkah
sampai kerikil yang tentu saja membahayakan apa saja yang tertimpa.
Sebaran abu vulkanik yang sangat tebal dan meluas dapat mengganggu kesehatan dan
mengotori sarana yang ada sampai radius beberapa kilometer dari kawasan gunung
berapi, tergantung arah dan kecepatan angin yang membawanya.
Letusan gunung berapi di laut juga dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Sumber-sumber kekayaan alam terutama mineral, dalam kaitannya dengan jalur tektonik
lempeng tidak bisa terpisahkan dengan istilah yang dalam ilmu kebumian disebut sebagai
Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province. Mendala metalogenik merupakan suatu
area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh satu atau lebih
jenis-jenis karakteristik mineralisasi.

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh setelah vulkanisme berlangsung antara lain:
. Terbentuknya kawah dan sumber mata air panas yang dapat dijadikan objek wisata,
misalnya di Gunung Tangkubanperahu, Ciater, dan sekitarnya.
Sumber energi panas bumi, seperti di Kamojang, Jawa Barat.
Tanah yang subur mengingat abu volkanik yang dihasilkan letusan gunung berapi
mengandung unsur- unsur mineral yang bermanfaat sebagai nutrisi tanaman seperti
magnesium, potasium, kalsium, sulfur, dan besi. Sebagai contoh tanah yang subur di
sekitar lereng dan kaki Gunung Merapi, Jawa Tengah.
Sumber bahan galian berupa material sirtu (pasir dan batu) yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan konstruksi, sebagai contoh material sirtu di lereng Gunung Galunggung
dimana endapan pasir dari kawasan tersebut sangat terkenal dengan kualitas yang
bagus sebagai bahan pembuatan beton.
Tsunami yang menurut terrminologi Jepang berarti "gelombang besar di pelabuhan"
adalah sebuah gelombang laut (ombak) yang terjadi akibat gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar massa air laut oleh pengaruh aktivitas letusan gunung api, gempa
bumi, longsoran maupun meteor yang jatuh ke laut dengan kekuatan tertentu. Namun, 90%
tsunami yang terjadi didunia adalah akibat gempa bumi yang berpusat di bawah laut. Dalam
rekaman sejarah beberapa tsunami yang diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus pada 27 Agustus 1883 menyebabkan gelombang
tsunami mencapai ketinggian 40 meter dan menimbulkan korban jiwa sekitar 36,4 ribu jiwa.

Anda mungkin juga menyukai