Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Muh.

Taufiq K
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI No. MHS : F 121 14 010

Acara: Pola Aliran Sungai dan Tipe Genetik Praktek : Geomorfologi


Sungai
Tujuan Praktikum :
1. Mahasiswa dapat Mengetahui Pola-Pola aliran Sungai
2. Mahasiswa dapat Mengetahui bagaimana cara menentukan Pola aliran Sungai dan
Tipe Genetik Sungai
3. Mahasiswa dapat Mengetahui Badrock Stream dan Aluvial Stream dari Peta RBI
Regional

Alat dan Bahan :


A. Alat
Pensil mekanik
Mistar
Karet penghapus
B. Bahan
Kertas Kalikir
Peta rupa bumi indonesia (RBI) skala 1:50.000
Peta geologi (sesuai daerah peta RBI)

Dasar Teori Praktek


A. Pola Aliran sungai
Kegiatan erosi dan tektonik yang menghasilkan bentuk - bentuk lembah sebagai
tempat pengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu yang disebut sebagai
pola aliran. Pola aliran ini sangat berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi
erosi dan sejarah bentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada permukaan bumi
secara regional dikontrol oleh kemiringan lereng, jenis dan ketebalan lapisan batuan, struktur
geologi, jenis dan kerapatan vegetasi serta kondisi iklim.
Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara, terutama
pada skala yang besar. Percabangan - percabangan dab erosi yang kecil pada permukaan
bumi akan tampak dengan jelas, sedangkan pada skala menengah akan menunjukkan pola
yang menyeluruh sebagai cerminan jenis batuan, struktur geologi dan erosi. Pola pengaliran
pada batuan yang berlapis sangat tergantung pada jenis, sebaran, ketebalan dan bidang
perlapisan batuan serta geologi struktur seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan.
Howard (1967) membedakan pola pengaliran menjadi pola pengaliran dasar dan pola
pengaliran modifikasi. Definisi pola pengaliran yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah
yang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap
pengali. Biasanya pola pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran
permanen (tetap).
2. Pola dasar adalah salah satu sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola dasar
lainnya.
3. Perubahan (modifikasi) pola dasar adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari
pola dasar setempat.

Hubungan pola dasar dan pola perubahan (modifikasi) dengan jenis batuan dan
struktur geologi sangat erat, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat ditambah atau
dikurangi.Van der Weg (1968) membuat klasifikasi pola pengaliran menjadi pola erosional,
pola pengendapan dan pola khusus. Pola dendritik (sub dendritik), radial, angular (sub
angular), tralis dan rektangular termasuk pola erosional, sedangkan pola - pola lurus
(elongate) , menga - nyam ( braided), berkelok (meandering), yazoo, rektikular dan pola
dikhotomik termasuk pola pengendapan. Klasifikasi pola khusus dibagi menjadi pola pe-
ngaliran internal seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst (gamping) dan pola
"palimpset" atau "berbed" untuk daerah yang dianggap khusus.

Tabel Pola pengaliran dan karakteristiknya (van Zuidam, 1985)

POLA PENGALIRAN

DASAR KARAKTERISTIK

Perlapisan batuan sedimen relatif datar atau paket batuan


kristalin yang tidak seragam dan memiliki ketahanan
terhadap pelapukan. Secara regional daerah aliran
DENDRITIK memiliki kemiringan landai, jenis pola pengaliran
membentuk percabangan menyebar seperti pohon
rindang.

Pada umumnya menunjukkan daerah yang berlereng


sedang sampai agak curam dan dapat ditemukan pula
pada daerah bentuklahan perbukitan yang memanjang.
Sering terjadi pola peralihan antara pola dendritik dengan
pola paralel atau tralis. Bentuklahan perbukitan yang
PARALEL memanjang dengan pola pengaliran paralel
mencerminkan perbukitan tersebut dipengaruhi oleh
perlipatan.

Baruan sedimen yang memiliki kemiringan perlapisan


(dip) atau terlipat, batuan vulkanik atau batuan
metasedimen derajat rendah dengan perbedaan pelapukan
TRALLIS yang jelas. Jenis pola pengaliran biasanya berhadapan
pada sisi sepanjang aliran subsekuen.
Kekar dan / atau sesar yang memiliki sudut kemiringan,
tidak memiliki perulangan lapisan batuan dan sering
REKTANGULAR memperlihatkan pola pengaliran yang tidak menerus.

Daerah vulkanik, kerucut (kubah) intrusi dan sisa - sisa


erosi. Pola pengaliran radial pada daerah vulkanik disebut
sebagai pola pengaliran multi radial.

Catatan : pola pengaliran radial memiliki dua sistem yaitu


sistem sentrifugal (menyebar ke luar dari titik pusat),
RADIAL berarti bahwa daerah tersebut berbentuk kubah atau
kerucut, sedangkan sistem sentripetal (menyebar kearah
titik pusat) memiliki arti bahwa daerah tersebut
berbentuk cekungan.

Struktur kubah / kerucut, cekungan dan kemungkinan


ANULAR
retas (stocks)

Endapan berupa gumuk hasil longsoran dengan


perbedaan penggerusan atau perataan batuan dasar,
MULTIBASINAL merupakan daerah gerakan tanah, vulkanisme, pelarutan
gamping dan lelehan salju (permafrost)

POLA PENGALIRAN

MODIFIKASI

SUB DENDRITIK Umumnya struktural

PINNATE Tekstur batuan halus dan mudah tererosi

ANASTOMATIK Dataran banjir, delta atau rawa

MENGANYAM
Kipas aluvium dan delta
(DIKHOTOMIK)

Lereng memanjang atau dikontrol oleh bentuklahan


SUB PARALEL
perbukitan memanjang.

Kelurusan bentuklahan bermaterial halus dan beting


KOLINIER
pasir.

SUB TRALLIS Bentuklahan memanjang dan sejajar

DIREKSIONAL TRALLIS Homoklin landai seperti beting gisik

TRALLIS BERBELOK Perlipatan memanjang.


TRALLIS SESAR Percabangan menyatu atau berpencar , sesar paralel

ANGULATE Kekar dan / atau sesar pada daerah miring

KARST Batugamping

Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi terhadap bentuk sungai dan


jaringannya adalah dinamika struktur geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta lithologi
(batuan). Kontrol dinamika struktur diantaranya pensesaran, pengangkatan (perlipatan) dan
kegiatan vulkanik yang dapat menyebabkan erosi sungai. Kontrol struktur pasif
mempengaruhi arah dari sistem sungai karena kegiatan tektonik aktif. Sedangkan batuan
dapat mempengaruhi morfologi sungai dan jaringan topologi yang memudahkan terja-
dinya pelapukan dan ketahanan batuan terhadap erosi.

Tabel Kontrol struktur terhadap bentuk sungai


(sumber : Morisawa, 1985)

KONTROL
BENTUK SUNGAI
STRUKTUR

A. DINAMIK

1. SESAR -Teras -Lembah gelas anggur


AKTIF
-Lembah memanjang -Sungai terputus
-Saluran "OFFSET" -Saluran menyebar
-Sungai subsekuen -Membentu genangan
-Lembah terjal

2. PERLIPATAN -Sungai anteseden -Pembelokkan sungai secara

AKTIF -Sungai konsekuen tajam.


3. KEGIATAN -Pola aliran radial -Dasar sungai curam

VULKANIK

B. PASIF.

1. TERAS -Teras -Lembah gelas anggur


SESAR
-Lembah memanjang -Sungai terputus

-Sungai subsekuen -Saluran menyebar

-Lembah terjal -Membentuk genangan

-Saluran "OFFSET'

2. -Aliran paralel -Sungai subsekuen


KEMIRINGAN
-Aliran sepanjang le- -Pola tralis

reng kemiringan.

-Aliran konsekuen -Aliran pada tebing pendek

3. KUBAH -Pola radial -Pola anular

-Sungai konsekuen -Sungai subsekuen

4. ANTIKLIN -Pola tralis -Pembelokkan sungai

SINKLIN -Sungai subsekuen.

5. KELURUSAN -Lembah asimetri -Kelurusan saluran

SUNGAI -Sungai subsekuen

6. KEKAR -Pola rektangular -Sungai subsekuen


Pola aliran merupakan hasil proses geomorfologi pada permukaan bumi dengan
struktur geologi tertentu. Ada beberapa pola aliran sungai, antara lain sebagai
berikut.

Pola aliran sungai dendritik

P.A Dendritik

Pola aliran dendritik memiliki bentuk yang tidak teratur Berkembang pada daerah
dengan curah hujan tinggi serta tidak ada kenampakan struktur geologi yang
dominan & komposisi batuan sama Bentuk pola aliran ini menyerupai percabangan
pohon.
Pola aliran sungai rectangular

P.A Rectangular

Pola aliran ini terdapat pada daerah dengan struktur patahan (fault) atau mempunyai
banyak retakan (joint) Pola aliran ini ditandai oleh pertemuan aliran sungai utama
dengan anak sungai membentuk pola saling tegak lurus

Pola aliran sungai trelis

P.A Trelis

Pola aliran ini berbentuk seperti teralis atau menyirip seperti daun Terdapat pada
daerah dengan struktur lipatan, biasanya juga didukung oleh adanya patahan atau
retakan Pola aliran ini terbentuk ketika lembah sempit berbatuan lunak dipisahkan
oleh perbukitan paralel berbatuan resisten

Pola aliran sungai paralel

P.A Paralel

Pola aliran ini memiliki arah yang saling sejajar, terkendali oleh proses dan struktur
geologi Pola ini terbentuk pada daerah yang kemiringan lerengnya dapat
menghambat kerja angin atau faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya
pembengkokan alur
Pola aliran sungai radial sentrifugal

P.A Radial Sentrifugal

Pola aliran ini memiliki arah menyebar dari satu titik puncak ke segala
arah, dijumpai pada daerah berbentuk kerucut

Pola aliran sungai radial sentripetal

P.A Radial Sentripetal

Pola aliran ini memiliki arah mengumpul/memusat ke satu titik pusat dengan elevasi
terendah Dijumpai pada daerah berbentuk cekungan/basin atau pada daerah
bertopografi karst.
Pola aliran sungai annular

P.A Annular

Pola aliran ini hampir sama dengan pola aliran radial Tetapi pada pola aliran anular
aliran yang menyebar tadi kemudian masuk ke sungai subsekuen. Pola ini terbentuk
pada daerah dengan struktur kubah/dome

B. Bedrock stream
Sebuah sungai batuan dasar adalah sungai yang biasanya memiliki sedikit atau
tidak ada alluvium mantling landasan di mana mengalir Sungai seperti yang umum di
dataran tinggi dan daerah pegunungan . Mereka dibentuk oleh sayatan ke dalam
batuan dasar dengan kombinasi abrasi sebagai sedimen dalam aliran bertabrakan
dengan tidur saluran dan menghilangkan bit materi , dan " penggalian " atau "
memetik " blok sebagai besar batuan dasar ditarik dari tempat tidur ( sering dekat
tepian dan air terjun ) dan dikirim hilir, sedangkan stream adalah sebuah aliran dari
sungai.
Jadi bila digabungkan yaitu batuan dasar yang berada dialiran sungai.

Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan seperti pencil mekanik, peta RBI, mistar, karet penghapus
2. Letakan kertas kalkir diatas peta RBI lalu buat garis kotak yang ukuran nya tujuh
grid kesamping dan kebawah yang ada dipeta RBI
3. Gambarkan aliran sungai yang ada di peta RBI
4. Setelah digambarkan tentukan pola aliran sungai yang sudah digambarkan tadi
Menentukan bedrock stream dan fluvial stream dari pola aliran sungai
berdasarkan peta RBI menggunakan Peta Geologi yang disesuaikan dengan
Koordinat pada Peta RBI.

Pembahasan

TUGAS

1. Jelaskan tentang Pola Aliran Sungai yang kita dapati dalam Peta RBI Regional!

2. Tentukan Badrock Stream dan Aluvial Stream pada Peta RBI Regional!

Jawab

1. Pola aliran sungai pada peta RBI regional, dengan Koordinat :


119o 46 00 - 119o 53 00 BT
01o0300 - 01o1000 LS

Adalah pola aliran sungai Subdendritik. Berdasarkan pengertian dasar dari Pola aliran
sungai subdendritik yaitu ; Bahan dari pola dendritik karena pengaruh topografi dan struktur
akibat pengaruh kekar secara perlahan. Dan, kembali kepada pengertian dasar dari Pola aliran
sungai Dentritik yaitu ; Pola pengaliran dengan bentuk seperti pohon, dengan anak-anak
sungai dan cabang-cabangnya mempunyai arah yang tidak beraturan. Berkembang pada
batuan dengan kekerasan relatif sama, perlapisan batuan sedimen relatif datar serta tahan
akan pelapukan,kemiringan landai, kurang dipengaruhi struktur geologi. Umumnya anak-
anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya, dimana anak-anak
sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip.Pola ini biasanya terdapat pada
daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan
penyebaran yang luas. Umumnya berkembang pada batuan yang resistensinya seragam,
batuan sedimen datar, atau hampir datar, daerah batuan beku masif, daerah lipatan, daerah
metamorf yang kompleks.

Maka, saya menarik kesimpulan bahwa pola aliran sungai tersebut adalah subdentritik karena
Umumnya anak-anak sungainya cenderung sejajar dengan induk sungainya, dimana anak-
anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Dan dari anak-anak sungai
tersebut, terdapat anak-anak sungai nya lagi.
2. Berdasarkan Peta Geologi :

dengan koordinat :
119o 46 00 - 119o 53 00 BT
01o0300 - 01o1000 LS

Badrock stream atau batuan dasar yang terdapat di sungai tersebut, memiliki beragam
Formasi. Yaitu Formasi Pakuli, Formasi Latimojong, Komplex Wana, dan Batuan Terobosan
(Granit atau Granodiorit). Hampir seluruh Pola aliran sungai, atau sebgaian besar Pola Aliran
sungai di wilayah dengan koordinat tersebut di Dominasi oleh batuan-batuan pada formasi
Latimojong (Sebelah kiri Peta), yaitu batuan Perselingan batupasir malih dengan batu sabak
dan filit, setempat bersisipan batu lempung meta. Dan terdapat pula Formasi Pakuli yaitu
batuan Konglomerat dan batu pasir, setempat batu lempung karbonan, serta Formasi Batuan
Terobosan (IntrusiveRocks) yaitu batu granit ataupun batu granodiorit yang juga masih
mendominasi Formasi batuan pada wilyah terserbut. Untuk daerah dengan formasi Kompleks
wana yaitu batuan sekis mika, sekis amfibol, genes, dan kuarsit tidak terlalu banyak terdapat
pada wilayah tersebut.

Aluvial Stream atau batuan aluvial yang terdapat di wilayah pada pola aliran sungai tersebut
tidak terlalu luas. Hanya terdapat di ujung atas sebelah kanan peta. Tersusun oleh batuan
Lempung, Pasir, kerikil, Kerakal.

REFERENSI

Zuidam, R.A. Van., 1985. Aerial Photo-Interpretation Terrain Analysis and Geomorphology Mapping.
Smith Publisher The Hague, ITC.

https://en.wikipedia.org/wiki/Alluvial_river

http://belajarilmugeografi.blogspot.co.id/2013/09/memahami-pola-aliran-sungai.html

https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/01/23/pola-aliran-sungai/

http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-pengaliran-sungai.html

http://wicak93.blogspot.co.id/2013/05/pola-aliran-sungai.html
Catatan Asisten Paraf Asisten

Tanggal

Anda mungkin juga menyukai