Anda di halaman 1dari 24

TUGAS

PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev

Di susun oleh :

KIKI MEILANI PUTRI


1410061570222

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH


JAMBI
2017
PERTUMBUHAN EKONOMI & KEMISKINAN DI INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Cara
Mengukur Pertumbuhan EPertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi.konomi == Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara
membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP), tahun
yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.
Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai
dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan.Terdapat beberapa teori menurut
para ahli yang mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori
tersebut sebagai berikut:
Werner Sombart (1863-1947)
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan:
A. Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga
tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa

B. Masa kerajinan dan pertukangan


Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif akibat perkembangan peradaban.Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-
masing.Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa.Pertukaran barang dan
jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-
mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa
ciri-ciri sebagai berikut:
Meningkatnya kebutuhan manusia
Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
Timbulnya pertukaran barang dan jasa
Pertukaran belum didasari profit motive

C. Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis).Dalam menjalankan usahanya kaum
kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh).Produksi yang dilakukan oleh kaum
kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari
laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:
Tingkat prakapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
Kehidupan masyarakat masih statis
Bersifat kekeluargaan
Bertumpu pada sektor pertanian
Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
Hidup secara berkelompok

Tingkat kapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
Kehidupan masyarakat sudah dinamis
Bersifat individual
Adanya pembagian pekerjaan
Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan

Tingkat kapitalisme raya


Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
Usahanya semata-mata mencari keuntungan
Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
Produksi dilakukan secara masal dengan alat modern
Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh

Tingkat kapitalisme akhir


Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :
Munculnya aliran sosialisme
Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi
Mengutamakan kepentingan bersama

Friedrich List (1789-1846)


Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat
tahap sebagai berikut:
1. Masa berburu dan pengembaraan
2. Masa beternak dan bertani
3. Masa bertani dan kerajinan
4. Masa kerajinan, industri, perdagangan

Karl Butcher (1847-1930)


Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat
tingkatan sebagai berikut:
1. Masa rumah tangga tertutup
2. Rumah tangga kota
3. Rumah tangga bangsa
4. Rumah tangga dunia

Walt Whiteman Rostow (1916-1979)


W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The
Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi
5 (lima) sebagai berikut:

Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)


Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi
produksi yang terbatas.
Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai

Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)
Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses
transisi.
Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru,
baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.

Periode Lepas Landas (The take off)


Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada
pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah
pendapatan nasional.
Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami
ekspansi dengan cepat.
TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev

Di susun oleh :

Desni rahmawati
1410061570210

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH


JAMBI
2017
PERTUMBUHAN EKONOMI & KEMISKINAN DI INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data


statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya dan dengan penuh
harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di
dunia ini. Seperti kita telah ketahui berhasil atau tidaknya program-program pembangunan di
negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan
ekonomi sebagai tolak ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini
serta diterapkan secara luas, untuk itu kita diharapkan tidak tertinggal dan mau tidak mau juga
harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus-menerus dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian semakin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya semakin
tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi
pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita
dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi rill melalui penanaman
modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan,
penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Kata miskin diartikan tidak berharta atau serba kekurangan. Sedangkan fakir diartikan
orang yang sangatkekurangan atau sangat miskin. Akan tetapi kedua kata miskin dan fakir telah
menjadi satu istilah yang baku yaitu fakir miskin sebagai suatu istilah yang makna sama yaitu
kondisi yang serba kekurangan materi.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari
perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan
motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal:

1) Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan

2) Posisi manusia dalam lingkungan sekitar

3) Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.

Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa serta tertuangkan dalam nilai uang
sebagai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan
ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal.

Indikator-indikator Pembangunan

Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional anatara
lain:

1) Pendapatan Perkapita (GNP atau PDB)

2) Struktur Ekonomi

3) Urbanisasi

4) Indeks Kualitas Hidup (IKH)

5) Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

Indikator-Indikator Kemiskinan

Menurut (Emil Salim: 1928) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu keadaan yang
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Atau
dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
pokok, sehingga mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah
hidupnya.

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan


hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh,
dan lain-lain. (Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari
cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Adapun indikator-indikator kemiskinan
antara lain:

1. Pendidikan yang terlampau rendah

2. Malas bekerja

3. Keterbatasan sumber alam

4. Terbatasnya lapangan kerja

5. Keterbatasan modal

6. Beban keluarga

Penyebab Adanya Kemiskinan

Beberapa factor kemiskinan diantaranya pendidikan yang rendah dipandang sebagai penyebab
kemiskinan. Dari dimensi kesehatan, rendahnya mutu kesehatan masyarakat menyebabkan
terjadinya kemiskinan. Dari dimensi ekonomi, kepemilikan alat-alat produktif yang terbatas,
penguasaan teknologi dan kurangnya keterampilan, dilihat sebagai alasan mendasar mengapa
terjadi kemiskinan. Factor kultur dan struktual juga kerap kali dilihat sebagai elemen penting
yang menentukan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000: 107) sebagai berikut:

1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber
daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki
sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas
sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah.

3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses modal.

TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev

Di susun oleh :

Wita Hardianti
1410061570209

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH


JAMBI
2017
PERTUMBUHAN EKONOMI & KEMISKINAN DI INDONESIA

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu


Negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi modern merupakan pertanda penting di dalam kehidupan


perekonomian. Prof. Simon Kuznets menunjukkan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern
yang muncul dalam analisa yang didasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk,
tenaga kerja dan sebangsanya. Dari keenam ciri itu, dua diantaranya adalah kuantitatif yang
berhubungan dengan pertumbuhan produk nasional dan pertumbuhan penduduk, yang dua
berhubungan dengan peralihan struktural dan dua lagi ddengan penyebaran internasional. Kita
akan membahas satu persatu ciri-ciri pertumbuhan ekonomi.

1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita.

Pertumbuhan ekonomi modern, sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju


sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju kenaikan produk per kapita
yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat. Laju kenaikan yang luar
biasa itu paling sedikit sebesar lima kali untuk penduduk dan paling sedikit sepuluh kali untuk
produksi.

2. Peningkatan Produktivitas
Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju produk per kapita
terutam sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau
produktivitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya masukan sumber tenaga
kerja dan modal atau semakin meningkatnya efisiensi atau kedua-duanya. Kenaikan efisiensi
berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input. Menurut Kuznets, laju
kenaikan produktivitas ternyata dapat menjelaskan hampir keseluruhan pertumbuhan produk per
kapita di negara maju. Bahkan kendati dengan beberapa penyesuaian untuk menampung biaya
dan input yang tersembunyi, pertumbuhan produktivita tetap dapat menjelaskan lebih dari
separuh pertumbuhan dalam produk per kapita.

3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi.

Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup peralihan dari


kegiatan pertanian ke non-pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit
produktif, dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan terhadap hukum serta
perubahan status kerja buruh.Pergeseran intersektoral ini dibarengi dengan pertumbuhan
ekonomi dalam skala perusahan, dan terjadinya perubahan bentuk organisasi dalam sektor seperti
manufakturing atau perdagangan yaitu dari perusahaan kecil tidak berbadan hukum menjadi unit
badan usaha yang besar dengan struktur industri dan teknologi yang berubah cepat. Ada pula
perubahan yang terjadi dengan cepat, yaitu dalam alokasi produk yang terjadi di antara berbagai
perusahaan produksi dalam segala bentuk dan ukurannya. Akibatnya terjadi juga perubahan
dalam alokasi tenaga kerja. Dengan kata lain, ada mobilitas tenaga kerja yang tinggi, baik antar-
industri, antarkerja maupun antarjabatan, baik dari pekerjaan kasar ke pekerjaan halus, dari
pekerjaan yang kurang keahlian ke pekerjaan yang membutuhkan keahlian, maupun dari
perusahaan kecil ke perusahaan besar.

Aspek dan Karakteristik Kemiskinan

Menurut Andre Bayo Ala (1981) ada beberapa kemiskinan, yaitu :

1. Kemiskinan itu multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-
macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijaksanaan umum, maka
kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin asset-asset, organisasi sosial politik dan
pengetahuan secara keterampilan; dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial,
sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut
termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang tidak sehat, perawatan
kesehatan yang kurang baik dan pendidikan yang kurang baik juga.

2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.

3. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif. Kita sering
mendengar istilah kemiskinan pedesaan (rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban poverety)
dan sebagainya. Namun demikian, bukan berarti desa atau kota tersebut yang mengalami
kemiskinan, tetapi orang-orang atau penduduk (manusianya) yang menderita miskin.

Emil Salim mengemukakan 5 karakteristik kemisikinan, yaitu :

1. Mereka yang hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi
sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki
umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan sangat terbatas.

2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi
dengan kekuaatan sendiri. Pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah
garapan sendiri ataupun modal usaha. Di samping itu mereka tidak memenuhi syarat
mendapatkan kredit perbankan, sebagai jaminan kredit dan lain-lain, yang mengakibatkan
mereka berpaling ke rentenir yang biasanya mempunyai bunga yang sangat tinggi.

3. Tingkat pendidikan umumnya rendah, tak sampai tamat Sekolah Dasar (SD). Waktu
mereka pada umumnya habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu unutuk
belajar. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat menyelesaikan sekolahnya karena
harus membantu orang tuanya mencari tambahan pendapatan.

4. Banyak diantara mereka tidak mempunyai tanah, kalaupun ada tetapi relatif sempit. Pada
umunya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di luar pertanian. Oleh karena pekerjaan
pertanian bersifat musiman, maka kesinambungan kerja menjadi kurang terjamin. Banyak
diantara mereka lalu menjadi pekerja bebas yang berusaha apa saja. Akibatnya dalam situasi
penawaran tenaga kerja yang besar, maka tingkat upah menjadi rendah sehingga mendukung
mereka selalu hidup di bawah kemiskinan.

5. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak mempunyai
ketrampilan atau pendidikan, sehingga kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa.

Kemiskinan Absolut dan Relatif

Menurut Sajogyo, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar
kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang
membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan
gizi.

Pengertian tentang kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari satu
orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang, pangan,
pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah tingkat relatif suatu daerah
dapat dihitung dengan melihat proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh sekelompok
penduduk dengan kelas pendapatan tertentu dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional
yang diterima oleh sekelompok penduduk dengan kelas pendapatan lainnya.
TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev

Di susun oleh :

Ririn geraldin indah


1410061570197
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH
JAMBI
2017

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu


Negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi modern merupakan pertanda penting di dalam kehidupan


perekonomian. Prof. Simon Kuznets menunjukkan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern
yang muncul dalam analisa yang didasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk,
tenaga kerja dan sebangsanya. Dari keenam ciri itu, dua diantaranya adalah kuantitatif yang
berhubungan dengan pertumbuhan produk nasional dan pertumbuhan penduduk, yang dua
berhubungan dengan peralihan struktural dan dua lagi ddengan penyebaran internasional. Kita
akan membahas satu persatu ciri-ciri pertumbuhan ekonomi.

1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita.

Pertumbuhan ekonomi modern, sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju


sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju kenaikan produk per kapita
yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat. Laju kenaikan yang luar
biasa itu paling sedikit sebesar lima kali untuk penduduk dan paling sedikit sepuluh kali untuk
produksi.

2. Peningkatan Produktivitas

Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju produk per kapita
terutam sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau
produktivitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya masukan sumber tenaga
kerja dan modal atau semakin meningkatnya efisiensi atau kedua-duanya. Kenaikan efisiensi
berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input. Menurut Kuznets, laju
kenaikan produktivitas ternyata dapat menjelaskan hampir keseluruhan pertumbuhan produk per
kapita di negara maju. Bahkan kendati dengan beberapa penyesuaian untuk menampung biaya
dan input yang tersembunyi, pertumbuhan produktivita tetap dapat menjelaskan lebih dari
separuh pertumbuhan dalam produk per kapita.

3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi.

Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup peralihan dari


kegiatan pertanian ke non-pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit
produktif, dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan terhadap hukum serta
perubahan status kerja buruh.Pergeseran intersektoral ini dibarengi dengan pertumbuhan
ekonomi dalam skala perusahan, dan terjadinya perubahan bentuk organisasi dalam sektor seperti
manufakturing atau perdagangan yaitu dari perusahaan kecil tidak berbadan hukum menjadi unit
badan usaha yang besar dengan struktur industri dan teknologi yang berubah cepat. Ada pula
perubahan yang terjadi dengan cepat, yaitu dalam alokasi produk yang terjadi di antara berbagai
perusahaan produksi dalam segala bentuk dan ukurannya. Akibatnya terjadi juga perubahan
dalam alokasi tenaga kerja. Dengan kata lain, ada mobilitas tenaga kerja yang tinggi, baik antar-
industri, antarkerja maupun antarjabatan, baik dari pekerjaan kasar ke pekerjaan halus, dari
pekerjaan yang kurang keahlian ke pekerjaan yang membutuhkan keahlian, maupun dari
perusahaan kecil ke perusahaan besar.

Aspek dan Karakteristik Kemiskinan

Menurut Andre Bayo Ala (1981) ada beberapa kemiskinan, yaitu :


1. Kemiskinan itu multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-
macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijaksanaan umum, maka
kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin asset-asset, organisasi sosial politik dan
pengetahuan secara keterampilan; dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial,
sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut
termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang tidak sehat, perawatan
kesehatan yang kurang baik dan pendidikan yang kurang baik juga.

2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.

3. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif. Kita sering
mendengar istilah kemiskinan pedesaan (rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban poverety)
dan sebagainya. Namun demikian, bukan berarti desa atau kota tersebut yang mengalami
kemiskinan, tetapi orang-orang atau penduduk (manusianya) yang menderita miskin.

Emil Salim mengemukakan 5 karakteristik kemisikinan, yaitu :

1. Mereka yang hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi
sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki
umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan sangat terbatas.

2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi
dengan kekuaatan sendiri. Pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah
garapan sendiri ataupun modal usaha. Di samping itu mereka tidak memenuhi syarat
mendapatkan kredit perbankan, sebagai jaminan kredit dan lain-lain, yang mengakibatkan
mereka berpaling ke rentenir yang biasanya mempunyai bunga yang sangat tinggi.

3. Tingkat pendidikan umumnya rendah, tak sampai tamat Sekolah Dasar (SD). Waktu
mereka pada umumnya habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu unutuk
belajar. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat menyelesaikan sekolahnya karena
harus membantu orang tuanya mencari tambahan pendapatan.
4. Banyak diantara mereka tidak mempunyai tanah, kalaupun ada tetapi relatif sempit. Pada
umunya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di luar pertanian. Oleh karena pekerjaan
pertanian bersifat musiman, maka kesinambungan kerja menjadi kurang terjamin. Banyak
diantara mereka lalu menjadi pekerja bebas yang berusaha apa saja. Akibatnya dalam situasi
penawaran tenaga kerja yang besar, maka tingkat upah menjadi rendah sehingga mendukung
mereka selalu hidup di bawah kemiskinan.

5. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak mempunyai
ketrampilan atau pendidikan, sehingga kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa.

Kemiskinan Absolut dan Relatif

Menurut Sajogyo, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar
kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang
membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan
gizi.

Pengertian tentang kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari satu
orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang, pangan,
pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah tingkat relatif suatu daerah
dapat dihitung dengan melihat proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh sekelompok
penduduk dengan kelas pendapatan tertentu dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional
yang diterima oleh sekelompok penduduk dengan kelas pendapatan lainnya.
TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev

Di susun oleh :

MISJUDA
1310061570115

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH


JAMBI
2017

Selama dua dasawarsa yang lalu titik perhatian ekonomi dunia ditujukan pada upaya-
upaya untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional riil. Para ekonom beranggapan
bahwa pertumbuhan pendapatan nasional riil tersebut bisa digunakan sebagai ukuran kinerja
perekonomian suatu negara. Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mencoba memahami
sifat dan sebab-sebab terjadinya pertumbuhan tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam setiap masyarakat


adalah:

1. Akumulasi Modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan
fisikal dan sumber daya manusia (human resources)

Akumulasi modal akan terjadi jika ada proporsi dan kemudian dari pendapatan sekarang yang
ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.
Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan dan barang-barang baru akan meningkatkan stok
modal (capital stock) fisikal dari suatu negara (yaitu jumlah riil bersih dari semua barang-barang
modal produktif secara fisikal) yang memungkinkan untuk mencapai tingkat output yang lebih
besar.
Investasi-investasi produktif secara langsung ini ditambah dengan investasi-investasi
infrastruktur sosial dan ekonomi yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi, komunikasi untuk
mempermudah dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi. Ada lagi cara untuk
menginvestasikan sumberdaya negara yaitu dengan cara tidak langsung. Instalasi fasilitas-
fasilitas irigasi bisa memperbaiki kualitas lahan pertanian dengan peningkatan produktivitas per
hektar.

Sama halnya dengan investasi tak langsung, investasi dalam sumber daya manusia (human
invesment) bisa memperbaiki kualitasnya dan juga mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan
lebih besar terhadap produksi, karena bertambahnya jumlah sumber daya manusia.

2. Pertumbuhan Populasi

Pertumbuhan populasi dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan angkatan kerja (labor
force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi.

3. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi menurut
para ekonom. Kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara yang diperbaiki
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisonal, seperti cara menanam padi, membuat pakaian
atau membangun rumah. Ada 3 macam klasifikasi dari kemajuan teknologi, yaitu :

a. Netral

Kemajuan teknologi yang bersifat netral terjadi jika tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada
kuantitas dan kombinasi-kombinasi faktor input yang sama. Inovasi-inovasi yang timbul dari
pembagian kerja (division of labour) bisa menghasilkan tingkat ouput total yang lebih tinggi dan
semua orang.

b. Hemat Tenaga Kerja (Labour Saving) atau Hemat Modal (Capital Saving)

Kemajuan teknologi bisa bersifat hemat tenaga kerja atau hemat modal, yaitu tingkat output yang
lebih tinggi bisa dicapai dengan kuantitas tenaga kerja atau input modal yang sama. Penggunaan
komputer, traktor dan alat-alat mekanisasi lainnya yang merupakan mesin-mesin dan peralatan
modern bisa diklasifikasikan sebagai hemat tenga kerja.
Kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat jarang sekali terjadi, karena hampir
semua penelitian ilmiah dan perkembangan teknologi yang dilakukan di negara maju adalah
bertujuan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modal. Tetapi untuk negara-negara sedang
berkembang, maka kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat dibutuhkan. Metode
produksi yang lebih efisien (biaya produksi rendah) adalah metode produksi yang padat tenaga
kerja (labour intensive). Salah satu contohnya industri rumah, seperti industri tempe, tahu, dsb.

c. Kemajuan Teknologi Perluasan Tenaga Kerja (Capital Augmenting) atau Perluasan Modal
(Capital Augmenting)

Kemajuan teknologi yang bersifat perluasan tenaga kerja terjadi jika kualitas atau keahlian
angkatan kerja ditingkatkan, misalnya penggunaan video, televisi dan media komunikasi
elektronik lainnya dalam memberikan pelajaran di kelas. Sementara itu kemajuan teknologi
perluasan modal terjadi jika penggunaan modal secara lebih produktif, misalnya penggantian
bahan untuk membuat bajak dari kayu menjadi baja dalam produksi pertanian.

Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalam melihat


berdasarkan persoalan real dalam masyarakat tersebut. Persoalan real dalam masyarakat
biasanya karena adanya kecacatan individual dalam bentuk kondisi dari kelemahan biologis,
psikologis, maupun kultural sehingga dapat menghalanginya untuk memperoleh peruntungan
untuk dapat memajukan hidupnya. Kelompok yang masuk dalam golongan yang tidak
beruntung, yaitu kemiskinan fisik yang lemah, kerentaan, keterisolasian dan
ketidakberdayaan.
Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut:
Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia, Seperti kita ketahui lapangan
pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada
dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dengan
demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu
menyebabkan kemiskinan di Indonesia.
Tidak meratanya pendapatan penduduk Indonesia Pendapatan penduduk yang didapatkan
dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relative tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini
yang diusebut tidak meratanya pendapatan penduduk di Indonesia.
Tingakat pendidikan masyarakat yang rendah Banyak masyarakat Indonesia yang tidak
memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja.
Dan pada umumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan
yang tinggi pula atau minimal mempunyai memiliki ketrampilan yang memadai dehingga
dapat memp[eroleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dehari-hari sehingga
kemakmuran penduduk dapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan dpat di tanggulangi.
Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global. Yang penting
digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan
produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka
pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas
menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.

Anda mungkin juga menyukai