PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev
Di susun oleh :
C. Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis).Dalam menjalankan usahanya kaum
kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh).Produksi yang dilakukan oleh kaum
kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari
laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:
Tingkat prakapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
Kehidupan masyarakat masih statis
Bersifat kekeluargaan
Bertumpu pada sektor pertanian
Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
Hidup secara berkelompok
Tingkat kapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
Kehidupan masyarakat sudah dinamis
Bersifat individual
Adanya pembagian pekerjaan
Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan
Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)
Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses
transisi.
Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru,
baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.
Di susun oleh :
Desni rahmawati
1410061570210
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus-menerus dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian semakin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya semakin
tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi
pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita
dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi rill melalui penanaman
modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan,
penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Kata miskin diartikan tidak berharta atau serba kekurangan. Sedangkan fakir diartikan
orang yang sangatkekurangan atau sangat miskin. Akan tetapi kedua kata miskin dan fakir telah
menjadi satu istilah yang baku yaitu fakir miskin sebagai suatu istilah yang makna sama yaitu
kondisi yang serba kekurangan materi.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari
perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan
motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal:
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa serta tertuangkan dalam nilai uang
sebagai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan
ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal.
Indikator-indikator Pembangunan
Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional anatara
lain:
2) Struktur Ekonomi
3) Urbanisasi
Indikator-Indikator Kemiskinan
Menurut (Emil Salim: 1928) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu keadaan yang
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Atau
dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
pokok, sehingga mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah
hidupnya.
2. Malas bekerja
5. Keterbatasan modal
6. Beban keluarga
Beberapa factor kemiskinan diantaranya pendidikan yang rendah dipandang sebagai penyebab
kemiskinan. Dari dimensi kesehatan, rendahnya mutu kesehatan masyarakat menyebabkan
terjadinya kemiskinan. Dari dimensi ekonomi, kepemilikan alat-alat produktif yang terbatas,
penguasaan teknologi dan kurangnya keterampilan, dilihat sebagai alasan mendasar mengapa
terjadi kemiskinan. Factor kultur dan struktual juga kerap kali dilihat sebagai elemen penting
yang menentukan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber
daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki
sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas
sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah.
TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev
Di susun oleh :
Wita Hardianti
1410061570209
2. Peningkatan Produktivitas
Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju produk per kapita
terutam sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau
produktivitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya masukan sumber tenaga
kerja dan modal atau semakin meningkatnya efisiensi atau kedua-duanya. Kenaikan efisiensi
berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input. Menurut Kuznets, laju
kenaikan produktivitas ternyata dapat menjelaskan hampir keseluruhan pertumbuhan produk per
kapita di negara maju. Bahkan kendati dengan beberapa penyesuaian untuk menampung biaya
dan input yang tersembunyi, pertumbuhan produktivita tetap dapat menjelaskan lebih dari
separuh pertumbuhan dalam produk per kapita.
1. Kemiskinan itu multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-
macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijaksanaan umum, maka
kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin asset-asset, organisasi sosial politik dan
pengetahuan secara keterampilan; dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial,
sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut
termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang tidak sehat, perawatan
kesehatan yang kurang baik dan pendidikan yang kurang baik juga.
2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
3. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif. Kita sering
mendengar istilah kemiskinan pedesaan (rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban poverety)
dan sebagainya. Namun demikian, bukan berarti desa atau kota tersebut yang mengalami
kemiskinan, tetapi orang-orang atau penduduk (manusianya) yang menderita miskin.
1. Mereka yang hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi
sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki
umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan sangat terbatas.
2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi
dengan kekuaatan sendiri. Pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah
garapan sendiri ataupun modal usaha. Di samping itu mereka tidak memenuhi syarat
mendapatkan kredit perbankan, sebagai jaminan kredit dan lain-lain, yang mengakibatkan
mereka berpaling ke rentenir yang biasanya mempunyai bunga yang sangat tinggi.
3. Tingkat pendidikan umumnya rendah, tak sampai tamat Sekolah Dasar (SD). Waktu
mereka pada umumnya habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu unutuk
belajar. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat menyelesaikan sekolahnya karena
harus membantu orang tuanya mencari tambahan pendapatan.
4. Banyak diantara mereka tidak mempunyai tanah, kalaupun ada tetapi relatif sempit. Pada
umunya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di luar pertanian. Oleh karena pekerjaan
pertanian bersifat musiman, maka kesinambungan kerja menjadi kurang terjamin. Banyak
diantara mereka lalu menjadi pekerja bebas yang berusaha apa saja. Akibatnya dalam situasi
penawaran tenaga kerja yang besar, maka tingkat upah menjadi rendah sehingga mendukung
mereka selalu hidup di bawah kemiskinan.
5. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak mempunyai
ketrampilan atau pendidikan, sehingga kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa.
Menurut Sajogyo, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar
kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang
membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan
gizi.
Pengertian tentang kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari satu
orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang, pangan,
pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah tingkat relatif suatu daerah
dapat dihitung dengan melihat proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh sekelompok
penduduk dengan kelas pendapatan tertentu dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional
yang diterima oleh sekelompok penduduk dengan kelas pendapatan lainnya.
TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev
Di susun oleh :
2. Peningkatan Produktivitas
Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju produk per kapita
terutam sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau
produktivitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya masukan sumber tenaga
kerja dan modal atau semakin meningkatnya efisiensi atau kedua-duanya. Kenaikan efisiensi
berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input. Menurut Kuznets, laju
kenaikan produktivitas ternyata dapat menjelaskan hampir keseluruhan pertumbuhan produk per
kapita di negara maju. Bahkan kendati dengan beberapa penyesuaian untuk menampung biaya
dan input yang tersembunyi, pertumbuhan produktivita tetap dapat menjelaskan lebih dari
separuh pertumbuhan dalam produk per kapita.
2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
3. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif. Kita sering
mendengar istilah kemiskinan pedesaan (rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban poverety)
dan sebagainya. Namun demikian, bukan berarti desa atau kota tersebut yang mengalami
kemiskinan, tetapi orang-orang atau penduduk (manusianya) yang menderita miskin.
1. Mereka yang hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi
sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki
umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan sangat terbatas.
2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi
dengan kekuaatan sendiri. Pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah
garapan sendiri ataupun modal usaha. Di samping itu mereka tidak memenuhi syarat
mendapatkan kredit perbankan, sebagai jaminan kredit dan lain-lain, yang mengakibatkan
mereka berpaling ke rentenir yang biasanya mempunyai bunga yang sangat tinggi.
3. Tingkat pendidikan umumnya rendah, tak sampai tamat Sekolah Dasar (SD). Waktu
mereka pada umumnya habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu unutuk
belajar. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat menyelesaikan sekolahnya karena
harus membantu orang tuanya mencari tambahan pendapatan.
4. Banyak diantara mereka tidak mempunyai tanah, kalaupun ada tetapi relatif sempit. Pada
umunya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di luar pertanian. Oleh karena pekerjaan
pertanian bersifat musiman, maka kesinambungan kerja menjadi kurang terjamin. Banyak
diantara mereka lalu menjadi pekerja bebas yang berusaha apa saja. Akibatnya dalam situasi
penawaran tenaga kerja yang besar, maka tingkat upah menjadi rendah sehingga mendukung
mereka selalu hidup di bawah kemiskinan.
5. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak mempunyai
ketrampilan atau pendidikan, sehingga kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa.
Menurut Sajogyo, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar
kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang
membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan
gizi.
Pengertian tentang kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari satu
orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang, pangan,
pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah tingkat relatif suatu daerah
dapat dihitung dengan melihat proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh sekelompok
penduduk dengan kelas pendapatan tertentu dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional
yang diterima oleh sekelompok penduduk dengan kelas pendapatan lainnya.
TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Dosen : nurlia fusfita,.SE.,M.Ee.Dev
Di susun oleh :
MISJUDA
1310061570115
Selama dua dasawarsa yang lalu titik perhatian ekonomi dunia ditujukan pada upaya-
upaya untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional riil. Para ekonom beranggapan
bahwa pertumbuhan pendapatan nasional riil tersebut bisa digunakan sebagai ukuran kinerja
perekonomian suatu negara. Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mencoba memahami
sifat dan sebab-sebab terjadinya pertumbuhan tersebut.
1. Akumulasi Modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan
fisikal dan sumber daya manusia (human resources)
Akumulasi modal akan terjadi jika ada proporsi dan kemudian dari pendapatan sekarang yang
ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.
Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan dan barang-barang baru akan meningkatkan stok
modal (capital stock) fisikal dari suatu negara (yaitu jumlah riil bersih dari semua barang-barang
modal produktif secara fisikal) yang memungkinkan untuk mencapai tingkat output yang lebih
besar.
Investasi-investasi produktif secara langsung ini ditambah dengan investasi-investasi
infrastruktur sosial dan ekonomi yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi, komunikasi untuk
mempermudah dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi. Ada lagi cara untuk
menginvestasikan sumberdaya negara yaitu dengan cara tidak langsung. Instalasi fasilitas-
fasilitas irigasi bisa memperbaiki kualitas lahan pertanian dengan peningkatan produktivitas per
hektar.
Sama halnya dengan investasi tak langsung, investasi dalam sumber daya manusia (human
invesment) bisa memperbaiki kualitasnya dan juga mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan
lebih besar terhadap produksi, karena bertambahnya jumlah sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan angkatan kerja (labor
force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi.
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi menurut
para ekonom. Kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara yang diperbaiki
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisonal, seperti cara menanam padi, membuat pakaian
atau membangun rumah. Ada 3 macam klasifikasi dari kemajuan teknologi, yaitu :
a. Netral
Kemajuan teknologi yang bersifat netral terjadi jika tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada
kuantitas dan kombinasi-kombinasi faktor input yang sama. Inovasi-inovasi yang timbul dari
pembagian kerja (division of labour) bisa menghasilkan tingkat ouput total yang lebih tinggi dan
semua orang.
b. Hemat Tenaga Kerja (Labour Saving) atau Hemat Modal (Capital Saving)
Kemajuan teknologi bisa bersifat hemat tenaga kerja atau hemat modal, yaitu tingkat output yang
lebih tinggi bisa dicapai dengan kuantitas tenaga kerja atau input modal yang sama. Penggunaan
komputer, traktor dan alat-alat mekanisasi lainnya yang merupakan mesin-mesin dan peralatan
modern bisa diklasifikasikan sebagai hemat tenga kerja.
Kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat jarang sekali terjadi, karena hampir
semua penelitian ilmiah dan perkembangan teknologi yang dilakukan di negara maju adalah
bertujuan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modal. Tetapi untuk negara-negara sedang
berkembang, maka kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat dibutuhkan. Metode
produksi yang lebih efisien (biaya produksi rendah) adalah metode produksi yang padat tenaga
kerja (labour intensive). Salah satu contohnya industri rumah, seperti industri tempe, tahu, dsb.
c. Kemajuan Teknologi Perluasan Tenaga Kerja (Capital Augmenting) atau Perluasan Modal
(Capital Augmenting)
Kemajuan teknologi yang bersifat perluasan tenaga kerja terjadi jika kualitas atau keahlian
angkatan kerja ditingkatkan, misalnya penggunaan video, televisi dan media komunikasi
elektronik lainnya dalam memberikan pelajaran di kelas. Sementara itu kemajuan teknologi
perluasan modal terjadi jika penggunaan modal secara lebih produktif, misalnya penggantian
bahan untuk membuat bajak dari kayu menjadi baja dalam produksi pertanian.