Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

1. Penggunaan Konsep Network Planning


Menurut Erikusnadi, Network Planning adalah sebuah cara atau teknik yang sangat
membantu dalam sebuah perencanaan, penjadwalan dan pengawasan sebuah pekerjaan
proyek yang terdiri dari beberapa pekerjaan yang saling berhubungan.
Sedangkan menurut tulisan dalam website Ilmu Sipil, Network Planning adalah
sebuah jadwal kegiatan pekerjaan berbentuk diagram network sehingga dapat diketahui
pada area mana pekerjaan yang termasuk dalam lintasan kritis dan harus diutamakan
pelaksanaannya.
Pada prinsipnya network dipergunakan untuk perencanaan
penyelesaian berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas
berbagai unit pekerjaan yang semakin sulit dan rumit. Menurut Sofwan Badri
(1997 : 13) dalam bukunya Dasar-Dasar Network Planning adalah sebagai
berikut:
Network planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan
antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan/ divisualisasikan
dalam diagram network . Dengan demikian diketahui bagian-bagian
pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya),
pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan
mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga dapat digeser ke
tempat lain demi efesiensi. Sedangkan menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26)
adalah: Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang
memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan
suatu proyek. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah sua tu rangkaian
kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus
dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38)
yaitu: Network planning adalah salah satu model yang digunakan
dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek
yang bersangkutan.
2. Fungsi Network Planning
Network Planning merupakan teknik perencanaan yang dapat
mengevaluasi interaksi antara kegiatan -kegiatan. Fungsi yang dapat dirasakan
dari pemakaian analisis network adalah sebagai berikut:
Penyusun kegiatan dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical
path) dalam hal ini adalah jalur elemen yai tu kegiatan yang kritis dalam skala
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dapat diketahui dengan pasti
kesukaran yang akan timbul jauh sebelum terjadinya sehingga dapatdiambil
tindakan yang presentatif.
Penyusun kegiatan mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-
perubahan sumber daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesainya
proyek.
Sebagai alat komunikatif yang efektif.Memungkinkan tercapainya
penyelenggaraan proyek yang lebih ekenomis dipandang dari sudut biaya
langsung dan penggunaan sumber daya yang optimum.Dapat dipergunakan
untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yangdicapai suatu kegiatan
terhadap keseluruhan rencana.
Dalam kata lain, manfaat dari Network Planning adalah:
Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah bes ar
komponen kegiatan dengan hubungan ketergantungan yang kompleks. Jadi
fungsi NP juga sebagai manager atau yang mengatur jalannya sebuah
kegiatan yang saling berkaitansatu sama lain.
Membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis. Fungsi NP pada
hal ini adalah untuk memprediksi hal2 apa saja yang akan atau yg harus di
lakukan untuk kedepannya jika terjadi sesuatu hal yang tidak
memungkinkan.kegiatan ini mungkin akan memberi dampa k atau
pemikiran yang lebih bersifat ekonomis dan logis.
Mengusahakan fluktuasi minimal menggunaan sumber daya. Fungsi NP
juga sebagai penghemat dan pengatur pengeluaran dan pemasukan yang
harus diusahakan agar tercipta kegiatan yang benar2 memberikan
keuntungan banyak dengan modal sedikit. Modal tersebut berlaku sebagai
SDA maupun SDM-nya.
T. Hani Handoko (2004;402) mengemukakan manfaat Network Planning
bagi suatu proyek, antara lain:
Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
Schedulling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan-urutan
yang praktis dan efisien.
Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
Schedulling ulang untuk mengatasi hambatan -hambatan dengan
keterlambatan-keterlambatan.
Menentukan trade off (kemungkinan pertukaran) antar waktu dan biaya.
Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek

3. Komponen Network Planning


Network adalah grafik dari suatu rencana produk yang menunjukkan
interelasidari berbagai aktivitas. Network juga sering disebut diagram panah,
apabila hasil-hasil perkiraan dan perhitungan waktu telah dibubuhkan pada
network maka inidapat dipakai sebagai jadwal proyek ( project schedulle).
Untuk membentuk gambar dari rencana network tersebut perlu digunakan
simbol-simbol, antara lain:
Arrow/anak panah yang menyatakan aktivitas/kegiatanya itu suatu
kegiatan atau pekerjaan dimana penyelesaiannya membutuhkan durasi
(jangka waktu tertentu) dan resources(tenaga, alat, material dan biaya).
Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan,dimana pa njang
dan kemiringan tidak berpengaruh.
Node/event , yang merupakan lingkaran bulat yang artinya saat peristiwa
atau kejadian yaitu pertemuan dari permulaan dan akhir kegiatan.

Dummy/anak panah terputus-putus yang menyatakan kegiatan semua yaitu


aktivitas yang tidak membutuhkan durasi dan resources.
Double arrow/ dobel anak panah yangmenunjukkan kegiatan di lintasan
kritis (critical path).

4. Penggunaan Teknik-teknik PERT dan CPM


Pengertian PERT dan CPM
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluati on and Review
Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), sedangkan CPM
adalah singkatan dari Critical Path Method (metode jalur kritis) dimana
keduanya merupakan suatu teknik manajemen.
Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak
mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta
mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan
mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya
suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari
suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu
merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan -kegiatan
bagisuatu proyek. Dalam metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik
untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud
pekerjaan- pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara
tepat waktu sertatepat biaya. CPM adalah suatu metode perencanaan dan
pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak
digunakan diantara semua sistem yangmemakai prinsip pembentukan jaringan.
Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai
tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan
antara sumber yang digunakan dan waktuyang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang
berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu
penyelesaian total proyek yang bersangkutan.Teknik penyusunan jaringan
kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT.
Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakan activity oriented ,
sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented. Pada activity oriented
anak-panah menunjukkan activity atau pekerjaan dengan beberapa keterangan
aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah yang merupakan pokok
perhatian dari suatu aktivitas. Pengertian PERT dan CPM seperti yang
dikemukakan oleh para ahli dikutipkan seperti berikut: Teknik PERT adalah
suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya
penundaan maupun konflik dan gangguan produksi, serta mengkoordinasikan
dan mengsingkronisasikan berbagai bagian darikeselu ruhan pekerjaan dan
mempercepat selesainya proyek. Sedangkan CPM adalah suatu teknik
perencanaan dan pengendalian yang dipergunakan dalam proyek berdasarkan
pada data biaya dari masa lampau (past cost data). T. Hari Handoko (1993
hal. : 401) mengemukakan bahwa : PERT adalah suatu metode analisis yang
dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-
proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas
yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan besertaanggaran
biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya,
sedangkan CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan
biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu
harus dilakukanuntuk memenuhi jadwal penyelesaian p royek dengan biaya
seminimal mungkin.
Perbedaan PERT dan CPM
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah
sebagai berikut:
PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan aktivitas yang sudah pernahdikerjakan sehingga data, waktu
dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator .
Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis
informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang activity atau kegiatan dan
peristiwa atau disebut event.
Kegiatan merupakan bagian dari proyek yang mengguanakan waktu dan
mewakili suatu tugas. Peristiwa (event) yang dise but juga anode merupakan
saat permulaan atau akhiran suatutugas. Aktifitas aktifitas dinyatakan
dengan anak panah, dan peristiwa dinyatakan dengan lingkaran. Bila semua
aktifitas dan peristiwa dalam suatu proyek dihubungkan secara logis dan
berurutan, hal itu akan membentuk suatu network. Dalam suatu system
manajemen yang berdasarkan jaringan kerja (network) penekanan dapat
diletakkan pada event atau pada kegiatan (activity).
Salah satu perbedaan PERT Network dan CPM Network bahwa yang
pertama adalah event oriented dan yang kedua adalah activity oriented.
Jaringan kerja pada PERT adalah event. Event merupakan:
Event menunjukan suatu titik yang penting dalam proyek dan biasanya
dengan simbol lingkaran atau peristiwa, milestone saat dalam suatu
proyek.
Event merupakan permulaan dan penyelesaian suatu tugas.
Event tidak menyita waktu atau sumber daya.

5. Prosedur Penyusunan
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network
adalah sbb:
Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan
kapan harus diakhiri.
Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana
harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan
dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat
fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang
intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus
menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya
kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence
relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada
pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum
terpasang).
Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.
Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam
pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu
pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada
suatu event lain (saat selesai atau finish event).
6. Tujuan Teknik Analisis Jaringan Kerja
Adapun tujuan teknik analisis jaringan kerja adalah:
a. Untuk mengkoordinirsemuaunsur (element) proyek kedalam suatu rencan
autama (master plan) dengan menciptakan suatu model kerja untuk
melengkapi proyek sehingga diperoleh data sebagai berikut :
1. Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan
2. Pengurangan/penekanan ongkos/biaya
3. Pengurangan resiko.
b. Mempelajari alternatif-alternatif yang terdapat didalam dan diluar proyek.
c. Untuk mendapatkan atau mengembangkan skedul yang optimum.
d. Penggunaan sumber-sumber secara efektif dan efisien.
e. Alat komunikasi antar pimpinan.
f. Pengawasan pembangunan proyek.
g. Memudahkan revisi atau perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi.

7. Hal yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Network Planning


Dalam pembuatan network planning, tentu hambatan dalam pembuatannya
harus dapat diprediksi. Hambatan-hambatan yang kemudian harus
diperhatikan yakni:
a. Adanya kemungkinan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan mengalami masalah-masalah yang tidak dapat diprediksi.
b. Adanya masalah pada dana pelaksanaan proyek sehingga pelaksaan
proyek puntidak dapat berjalan sesuai rencana.
c. Jumlah pekerja yang tidak sesuai dengan perencaan yang disusun dalam
network planning.

8. Contoh dan Langkah-langkah Pembuatan Network Planning


Asumsi-asumsi dalam Network Planning:

Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka
hubungan antara kedua kegiatan tersebut adalah:

Anda mungkin juga menyukai