Anda di halaman 1dari 11

EVAPORASI

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja evaporator

Mahasiswa dapat mengoperasikan alat evaporasi

II. ALAT DAN BAHAN

Satu set alat evaporator

Labu ukur

Gelas ukur

Piknometer

Viskometer

Gula

Air suling ( aquadest )

III. DASAR TEORI

Evaporasi adalah proses pertukaran melalui molekul air di atmosfir atau peritiwa

berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada tiap suhu sampai

udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap air. Evaporator adalah sebuah alat

yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan

dari berbentuk cair menjadi uap.

Evaporator melibatkan peristiwa transfer massa, yaitu dengan adanya perpindahan

massa dari fasa cair ke uap pada peristiwa penguapan pelarut, dan transfer panas, yaitu

adanya energi panas yang diperlukan untuk menguapkan pelarut. Sumber panas yang biasa

digunakan adalah uap air (steam).


JENIS EVAPORATOR DI INDUSTRI

Ada beberapa macam evaporator, sesuai dengan tujuan penggunaannya, bentuknyapun

dapat berbeda beda. Hal tersebut disebabkan karena media yang hendak digunakan dapat

berupa gas,cairan atau zat padatan maka evaporator dapat dibagi dalam beberapa golongan.

1. Beberapa jenis alat evaporator di industri, antara lain :

a. Horisontal- tube evaporator

Gambar 1 Horizontal-tube evaporator

b. Vertical-tube evaporator

Ada 2 jenis vertical-tube evaporator, yaitu : basket evaporator dan standard

vertical.

(a) ` (b)
Gambar 2 (a) Basket-type evaporator dan (b) Standard vertical evaporator

c. Forced-circulation evaporator

Gambar 3 Forced-circulation evaporator dengan tube horizontal

d. Long tube vertical evaporator (LTV)

Gambar 4 Long tube vertical evaporator (LTV)

Faktor faktor yang mempengaruhi proses dari evaporasi, antara lain sebagai

berikut:

1. Suhu

Walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya,namun prosesnya

akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi karena

evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian, semakin


hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap untuk

mempercepat evaporasi.

2. Kelembaban udara

Jika kelelmbaban udara kurang berarti udara sekitar kering. Semakin kering udara

semakin cepat evaporasi terjadi

3. Tekanan

Semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi

4. Gerakan udara.

5. Sifat cairan.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Membuat larutan gula dengan komposisi 500 gram gula didalam 3 liter aquadest

2. Menghubungkan kabel evaporator pada stop kontak.

3. Menghidupkan main operation dengan menekan tombol pada bagian samping

tombol papan.

4. Memanaskan heater dengan memutar tombol heater ke kanan.

5. Menguapkan larutan gula selama 2 jam.

6. Mematikan evaporator dengan memutar heater ke off dan membiarkan kondensor

tetap berjalan selama 15 menit.


V. DATA PENGAMATAN

No. Pengamatan Temperatur (oC) Waktu (sekon)

1. Gelembung Pertama 66 780

Larutan Mendidih
2. 100 2460
(Menguap)

Volume Larutan : 4000 mL

Volume Kondensat : 1450 mL

Volume residu (larutan gula) : 2430 mL

Akumulasi : 20 mL
VI. PERHITUNGAN

a. Laju Penguapan

Volume Kondesat 1450 mL


V= = = 0.63 mL/sekon
waktu evaporasi 2460 sekon

b. Berat Jenis Larutan Gula

Berat piknometer kosong = 36.70 gram

Berat pikonmeter + isi = 61.54 gram

(berat piknometer + air) (berat piknometer kosong)


Volume piknometer =
Densitas air

61.54 gram 36.70 gram


= = 24.84 mL
1 gr/mL

Sebelum proses evaporasi

Berat piknometer + larutan gula = 62.62 gram

(berat piknometer + larutan gula ) (berat piknometer kosong)


Densitas =
volume piknometer

62,62 gram 36,70 gram


=
24.84 mL

= 1.0455 gr/mL

Setelah proses evaporasi

Berat piknometer + larutan gula = 62.23 gram

(berat piknometer + larutan gula ) (berat piknometer kosong)


Densitas =
volume piknometer

62.23 gram 36.70 gram


=
24.84 mL

= 1.0680 gr/mL

c. Neraca Massa
w

Air 100%

F = 2474 gram EVAPORATOR P = 2595.24 gram

Gula 12.5 % ( x = % gula )

Air 87.5 % ( y = % air )

Input (FEED)

500 gram
Gula (% w/v) = x 100% = 12.5%
4000

Air = 100% - 12.5 % = 87.5%

Massa Larutan = x V = 1.0435 gr/mL x 4000 mL

Output (PRODUCT)

Massa larutan = x V = 1.0680 gr/mL x 2430 mL = 2595.24

Input = Output

F = P+W

Gula : 12.5% = x (P) + 0 ......... (1)

Air : 87.5% = y (P) + w ........ (2)

Pers. 2 : 12.5% (F) = x (P)

0.125 (4175 gram) = x (2595.24 gram)

521.75 gram
x =
2595.24 gram

= 0.2010 atau 20.10%

Fraksi Air = 1 0.2010


= 0.7990

= 79.90 %

No. Komponen Input (gram) Output (gram)

1. Gula-Air 4174 2595.24

2. Air - 1578.66

Jumlah 4174 4173.9

VII. ANALISA PERCOBAAN


Pada percobaan ini larutan yang digunakan sebagai umpan yaitu larutan gula.

Alat yang digunakan pada proses evaporasi ini yaitu evaporator dengan prinsip kerja

akan memanaskan umpan kemudian menguapkannya dimana akan terdapat 2 hasil

yaitu: destilat dan residu, dimana destilat adalah hasil dan residu adalah umpan yang

terkondensasi.

Umpan ( larutan gula ) dimasukan kedalam separator ( pemisah ) untuk

memisahkan zat cair yang terbawa ikut dari upa. Zat cair dan uap mengalir ke atas di

dalam tabung sebagai akibat dari peristiwa didih, zat cair yang terpisah kembali ke

dasar tabung dengan adanya gravitasi. Umpan encer biasanya pada suhu kamar,

masuk kedalam suatu sistem dan bercampur dengan umpan yang terdapat didalam

separator. Umpan mengalir ke atas sebagai zat cair dalam jarak tertentu, sambil

menerima kalor dari uap.. Suhu air pendingin yang keluar dari kondensor lebih tinggi

dari pada suhu masuk. Karena air menyerap panas dari kondesor. Selain itu, ada

larutan bewarna kuning yang merupakan residu yang semakin pekat karena sebagian

dari air yang terkandung sudah teruapkan. Hubungan antara laju penguapan dapay

dilihat dari waktu prses penguapan dan volume kondesat (destilat) yang dihasilkan.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Eavporator pada proses evaporasi dilakukan dengan cara pemanasan sampel

sehngga terbentuk uap dan dengan bantuan kondessor merubah fase uap menjadi

cairan dalam bentuk destilat atau kembali lagi menjadi residu.

2. Destilat berupa cairan bening dan residu larutan gula akan semakin pekat karena

kandungan air yang berkurang

DAFTAR PUSTAKA
Kasie Laboratorium. 2016. Penuntun Praktikum Satuan Operasi 2. Palembang :

Politeknik Negeri Sriwijaya.

http://wahyusisilia.blogspot.co.id/2016/02/laporan-evaporasi.html

Anda mungkin juga menyukai