Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN GASTROENTERITIS

Franciscus Buwana
42150052
Pembimbing Klinik
dr. R. T. Edhy, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA HARDJOLUKITO
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2016

1
A. Identitas Pasien
a. Nama : Nn A
b. Usia : 20 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Dawang 01/07,Blongkeng,Ngluwur,Magelang
e. Tanggal masuk : 26 Agustus 2016
f. No RM : 132942
B. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Demam dan Diarea
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSAUP Dr. S. Hardjlukito dengan keluhan
demam dan diarea. Keluhan demam sudah dirasakan sejak 3 hari SMRS.
Demam muncul mendadak tinggi, naik turun dan tidak dipengaruhi oleh
waktu, pasien merasa menggigil, tidak terdapat keringat dingin. Demam
disertai keluhan nyeri kepala, mual mual dan badan terasa pegal pegal. Selama
demam pasien juga mengonsumsi obat penurun panas, sempat turun lalu suhu
naik kembali. Pasien menyangkal adanya mimisan (-), gusi berdarah (-), nyeri
tulang (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), batuk (-), flu (-), ruam kemerahan
pada kulit (-), tidak ada nyeri saat BAK, BAB hitam (-). Pasien mengatakan
bahwa disekitar kos bukan daerah endemis DBD. Kondisi pasien saat masuk
RS sedang mengalami menstrurasi. Pasien sebelumnya tidak mengunjungi
tempat yang endemis demam berdarah maupun malaria.
Pasien juga mengeluhkan BAB cair sejak 2 hari SMRS, BAB cair
sebanyak 10 kali, berwarna kekuningan, tidak berbau busuk, tidak terdapat
lendir, tidak ada darah dan setiap BAB kurang lebih sebanyak seperempat
gelas belimbing. Selama diarea pasien belum meminum obat. Sebelum diarea
pasien mengatakan makan makanan pedas.
c. Keluhan penyerta
Keluhan disertai dengan nyeri kepala, badan terasa lemas, perut terasa
kembung, nafsu makan pasien menurun, terdapat nyeri pada ulu hati.
d. Riwayat penyakit dahulu
ISK (-)
Maag (+)

2
Asma (-)
e. Riwayat pengobatan
Pasien konsumsi obat parasetamol.
f. Lifestyle
Alkohol (-)
Rokok (-)
Aktivitas fisik : sehari-harinya pasien beraktivitas sebagai mahasiwa
dikampus. Pada akhir akhir ini sedang banyak mengerjakan tugas sehingga
makan tidak teratur.
g. Riwayat lingkungan sekitar
Pasien mengatakan daerah sekitar kos bukan daerah endemik demam berdarah
dan tidak ada tetangga sekitar yang mengalami demam berdarah.
h. Riwayat sosial dan ekonomi
Pasien merupakan mahasiswa semester 5 di UIN dan untuk mencukupi
kebutuhan sehari hari semua diberi dari orang tua pasien. Pasien merupakan
anak tunggal. Kedua orang tua pasien bekerja sebagai wiraswasta. Jaminan
kesehatan yang dimiliki pasien dan keluarga adalah jamkesmas
C. Pemeriksaan Fisik
a. Status generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : E4 V5 M6
Vital Sign :
Tensi : 111/65 mmHg
Nadi : 98x / min
Respirasi : 22/ min
Suhu : 38,50C
b. Status lokalis
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), konka hiperemis (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), nyeri tekan (-/-)
Mulut : Mukosa bibir kering, lidah kotor (-), stomatitis aftosa (-)
Tenggorok : Faring hiperemis (-), tonsil tidak membesar (-)

3
Leher
Pembesaran kelenjar limfonodi (-), nyeri tekan KGB (-)
Thorax
Jantung : Inspeksi : Iktus cordis terlihat (-)
Palpasi : Iktus cordis teraba pada SIC 5 midclavicularis
sinistra.
Perkusi : Batas atas SIC II,batas kanan linea sternalis
dextra,batas kiri linea midclavikularis SIC V
Auskultasi : Suara jantung s1 s2 reguler, bising jantung (-)
Paru : Inspeksi : Simetris , ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Fremitus vokal (+/+)
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler, Ronki (-), Wheezing (-)
Abdomen : Inspeksi : Supel
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani (9 regio abdomen, nyeri ketok ginjal
(-)
Palpasi : NT (-), hepar, lien, limpa & ginjal tidak teraba
Extremitas : CRT <2 detik, akral hangat, sianosis (-)
Kulit : Tidak ditemukan ekimosis dan petekie

D. Perencanaan Awal
a. Pemeriksaan darah lengkap

Hasil pemeriksaan:
Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Darah lengkap
- Hemoglobine 11,9 g/dl 12,0 - 16,8
- Leukosit 1,800 /mm3 4.600- 10.000
- Hematokrit 38,6 % 40-54
- Eritrosit 4,52 Jt/mm3 3,9-5,9
- Trombosit 96,000 /mm3 150.000-400.000

4
- MCV 86 fL 82,0-95,0
- MCH 26,4 pg 27,0-31,0
- MCHC 30,9 g/dl 32,0-36,0

Hitung jenis leukosit


- Basofil 0 % 0-1
- Eosinofil 2 % 2-4
- Batang 0 % 3-5
- Segmen 69 % 50-70
- Limfosit 25 % 25-40
- Monosit 4 % 2-6

Perjalanan Pemeriksaan Darah Rutin


Tanggal Hematokrit Trombosit Leukosit
26 38,6 96.000 1.800
27 38.4 57.000 1.200
28 34.4 47.000 1.300
29 39.65 21.000 1.900
30 38.4 21.000 2.410

E. Diagnosis
- Febris H-3 dd DHF,Demam Tifoid
- Diarea dd Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang, Gastritis

F. Perencanaan dan Tatalaksana


Rawat Inap dengan pemberian obat-obatan :
- Infus RL 20 tpm
- Tab Parasetamol 500 mg 3x1
- Tab Omeprazol 20 mg 2x1
- Tab Domperidon 10 mg 2x1
- Tab New Diatab 3x2
- Inj Cefotaxim 1 gram/12 jam

5
G. Prognosis
Gastroenteritis Akut : dubia et bonam
Demam Berdarah : dubia et bonam

H. Refleksi Kasus
a. Diagnosa Medis
Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang menunjukkan
pasien mengalami kondisi Demam dengue fever dengan gastroenteritis. Pada awal
anamnesis pasien mengeluhkan adanya demam yang muncul mendadak tinggi, naik
turun dan tidak dipengaruhi oleh waktu, pasien merasa menggigil, tidak terdapat
keringat dingin. Keluhan disertai keluhan nyeri kepala, terasa pegal pada mata, mual
mual dan badan terasa pegal pegal. Keluhan lain seperti batuk, flu, nyeri tenggorokan
disangkal. Pada kondisi ini pasien mengalami menstrurasi hari pertama. Demam
kurang dari 2-7 hari dan mendadak tinggi menujukkan adanya infeksi virus.
Kemungkinan infeksi virus yang menyebabkan pasien demam adalah karna virus
dengue. Dari anamnesis saja dapat membantu dalam penegakan diagnosis demam
berdarah seperti demam mendadak tinggi, menggigil, nyeri kepala, nyeri retroorbital,
nyeri seluruh badan, mual dan muntah, kadang diarea, badan terasa lemas, nafsu
makan menurun serta manifestasi perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah,
menoragia.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemas, kesadaran compos
mentis, tanda vital: tekanan darah 111/65 mmHg, nadi 98x/menit, nafas 22x/menit
dan suhu 38,5 C. Dari tanda vital ini menunjukkan adanya febris. Pada pemeriksaan
fisik mata tidak cekung, konjungtiva anemis tidak ada, mukosa oral kering,
perdarahan pada gusi (-), pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal,
pemeriksaan abdomen supel, BU (+), timpani, nyeri tekan (-), tidak terdapat
pembesaran hepar dan lien, pada ekstremitas: akral hangat, CRT<2 detik, tidak
ditemukan ekimosis dan ptekie. Kesimpulan dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda
adanya dehidrasi sedang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan secara kontinyu
terlihat adanya fase kritis pada demam dengue yaitu penurunan trombosit yang
bermakna dan penurunan leukosit yang bermakna. Dengan adanya pemeriksaan ini
maka diagnosa mengarah pada demam dengue.

6
Maka berdasarkan hasil diagnosis tersebut pasien mendapatkan terapi yaitu
cairan RL sebagai rehidrasi dan mempertahankan & serta memperbaiki volume
intravaskuler, parasetamol sebagai antipiretik, domperidon sebagai
antiemetik,omeprazole sebagai penekan asam lambung, antasida untuk menetralkan
asam lambung, new diatab sebagai antidiarea, cefotaxim sebagai antibiotik.
b. Pengetahuan Terhadap Penyakit
Berdasarkan hasil anamnesa, pasien dan keluarganya tidak mengetahui
penyakit yang mendasari terjadinya demam yang mendadak tinggi pada pasien.
Pasien merupakan mahasiswa yang diakui akhir akhir ini memiliki banyak tugas dan
jarang tidur hal ini membuat keluarga berpikir bahwa sakit yang diderita hanyalah
karena kelelahan aktivitas. Pasien juga mengira diarea yang dialami ini karena
sebelumnya makan makanan pedas. Pasien mengatakan kalau makan biasa
dipinggiran jalan. Selama mengalami demam dan diarea ini pasien hanya meminum
obat parasetamol, nafsu makan menurun dan susah minum sehingga kondisi badan
menjadi lemas. Keadaan ini yang membuat pasien melakukan pemeriksaan di RSPAU
Hardjolukito dengan diantar temen sekos dan baru mengetahui bahwa keluhan pasien
adalah akibat gastroenteritis dan demam berdarah.
c. Dukungan Keluarga
Orang tua pasien sangat memperhatikan kesehatan pasien, hal ini ditunjukkan
dengan adanya perhatian orang tua terhadap keadaan pasien setiap harinya saat rawat
inap di rumah sakit. Keluarga yang memotivasi pasien agar pasien bersedia untuk
dirawat di rumah sakit. Saat melakukan anamnesa mendalam, pasien juga sempat
mengutarakan bahwa dirinya sangat senang diperhatikan oleh orang tua.
d. Faktor Sosial dan Ekonomi
Pasien merupakan mahasiswa semester 5 di UIN dan untuk mencukupi kebutuhan
sehari hari semua diberi dari orang tua pasien. Pasien merupakan anak tunggal. Kedua
orang tua pasien bekerja sebagai wiraswasta. Jaminan kesehatan yang dimiliki pasien
dan keluarga adalah jamkesmas.
I. Alasan Pemilihan Kasus
Penyakit DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi
munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan
kepadatan populasi penduduk sehingga memicu lingkungan sekitar menjadi kumuh
dan akhirnya menjadi tempat perindukan nyamuk. Pada tahun 2014 sampai

7
pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia
sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita
sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. Di
RSPAU Hardjolukito sendiri dalam 1 minggu penulis melakukan pemeriksaan, ada 4
kasus dengan gejala yang sama yang mengarah pada Demam berdarah Dengue. Hal
inilah yang mendasari mengapa kasus ini dipilih.
J. Evaluasi Kasus
Pasien masuk RS dengan keluhan demam yang dirasakan sudah 3 hari
sebelumnya. Demam yang muncul mendadak tinggi, naik turun dan tidak dipengaruhi
oleh waktu, pasien merasa menggigil, tidak terdapat keringat dingin. Keluhan disertai
keluhan nyeri kepala, terasa pegal pada mata, mual mual dan badan terasa pegal
pegal. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa terjadi
trombositopenia.
Pasien mendapatkan terapi yaitu cairan RL sebagai rehidrasi dan
mempertahankan&serta memperbaiki volume intravaskuler, parasetamol sebagai
antipiretik, domperidon sebagai antiemetik, omeprazole sebagai penekan asam
lambung, antasida untuk menetralkan asam lambung, new diatab sebagai
antidiarea,cefotaxim sebagai antibiotik.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Insidensi demam berdarah
dengue di Indonesia masih cukup tinggi, begitu pula angka kematian yang diakibatkan
oleh DBD. Sebagai tenaga kesehatan kita harus dapat mengenali manifestasi dari
infeksi dengue yang kadang asimtomatik atau terkadang menunjukkan gejala klinis
berupa demam yang tidak diketahui penyebabnya, demam dengue (DD), Demam
berdarah Dengue (DBD) atau DSS (Dengue Shock Syndrome). Untuk menegakkan
diagnosis tersebut dibutuhkan ketepatan dalam menganamnesis, melakukan
pemeriksaan fisik maupun penunjang sehingga diharapkan dapat melakukan
tatalaksana dengan tepat. Tatalaksana tepat akan mencegah penderita jatuh dalam
keadaan Dengue Shock Syndrome. Terlebih dalam proses pemulihan pasien DBD
pemberian edukasi kepada pasien seperti perlunya menjaga kondisi kesehatan
sehingga daya tahan tubuh tetep optimal, menggunakan pakaian dan celana yang
sebisa mungkin menutupi badan dari gigitan nyamuk, menggunakan losion untuk
mencegah gigitan nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan sekitar seperti

8
menerapkan gerakan 3M: Menutup,Menguras dan Menimbun. Edukasi terakhir adalah
memperbaiki higenitas seperti tidak makan sembarangan dipinggir jalan yang dapat
mengakibatkan diarea.

Anda mungkin juga menyukai