Anda di halaman 1dari 33

Hakikat Strategi Pembelajaran

Matermatika

KELOMPOK I
(Kelas A)
1. Tiro Saputra
2. Riski R. Paerah
3. Rahmi Nindi Arsyad
4. Rianti Ahmad
(Kelas B)
5. Dian Husnan
6. Sri Astuti N. Tomas
7. Ilyas Husain
8. Hamdan
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang Maha Kuasa karena atas berkah dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Hakikat Strategi
Pembelajaran Matematika
Ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika
yang telah memberikan arahan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Gorontalo, September 2016

Tim Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen desain, strategi,
metode, teknik, taktik dan gaya pembelajaran yang dikembangkan dalam proses
tersebut. Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Dan tujuan utamanya adalah keberhasilan siswa dalam
belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun
pendidikan pada umumnya. Jika guru terlibat di dalamnya dengan segala macam
metode yang dikembangkannya maka yang berperan sebagai pangajar berfungsi
sebagai pemimpin belajar atau fasilisator belajar, sedangkan siswa berperan
sebagai pelajar atau individe yang belajar. Usaha usaha guru dalam proses
tersebut utamnya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum
dalam proses belajar itu tercapai.
Usaha usaha guru dalam mengatur dan menggunakan berbagai variabel
pengajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang direncanakan. Karena itu maka pemilihan metode, strategi, taktik, teknik
dan gaya pembelajaran dalam situasi kelas yang bersangkutan sangat penting.
Upaya pengembangan strategi mengajar tersebut berlandas pada pengertian
bahwa mengajar merupakan suatu bentuk upaya memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan kegiatan belajar atau dengan kata lain membelajarkan
siswa seperti disebut di atas. Dari sini tercermin suatu pengertian bahwa belajar
tidak semata mata berorientasi kepada hasil, melainkan juga berorientasi
kepada proses. Kualitas proses akan memberikan iur dalam menentukan kualitas
hasil yang dicapai.
Dalam belajar, proses belajar terjadi dalam benak siswa. Jelas bahwa factor
siswa sangat penting di samping factor lain. Kepentingannya dapat ditinjau dari
proses terjadinya perubahan, karena salah satu hakikat belajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Peruahan itu akan
memberikan hasil yang optimal jika perubahan itu memang dikehendaki oleh
yang belajar, bermakna bagi siswa (menurut Ausubel). Dengan kata lain proses
aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan factor
sangat penting. Demikian maka belajar aktif akan memberikan hasil yang lebih
bermakna bagi tercapainya tujuan dan tingkat kualitas hasil belajar tersebut.
Pada pembelajaran, khususnya matematika ditekankan untuk dimasukkan
aspek kreativitas. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan yang terdapat pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang menyatakan bahwa untuk menghadapi
tantangan kehidupan saat ini, dituntut Sumber Daya Manusia yang handal dan
mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan keterampilan tinggi
yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan
bekerja sama yang efektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian strategi pembelajaran ?
2. Apa tujuan strategi pembelajaran matematika ?
3. Apa motivasi dan kreativitas meningkatkan hasil belajar matematika ?
4. Bagaimana ruang lingkup strategi pembelajaran matematika ?
5. Bagaimana konsep konsep yang terkait dengan strategi pembelajaran
matematika ?
6. Bagaimana strategi pengorganisasian pembelajaran ?
7. Bagaimana strategi penyampaian pembelajaran ?
8. Bagaimana strategi pengelolaan pembelajaran ?
9. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran ?
10. Bagaimana faktor penunjang keberhasilan pembelajaran ?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian strategi pembelajaran.
2. Untuk memahami tujuan strategi pembelajaran matematika.
3. Untuk memahami motivasi dan kreativitas meningkatkan hasil belajar
matematika.
4. Untuk memahami ruang lingkup strategi pembelajaran matematika.
5. Untuk memahami konsep konsep yang terkait dengan strategi
pembelajaran matematika.
6. Untuk memahami strategi pengorganisasian pembelajaran.
7. Untuk memahami strategi penyampaian pembelajaran.
8. Untuk memahami strategi pengelolaan pembelajaran.
9. Untuk memahami penerapan strategi pembelajaran.
10. Untuk memahami faktor penunjang keberhasilan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam
proses pembelajaran. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan
dan keberha-silan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat
diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode
dan pe-manfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
di-susun untuk mencapai tujuan tertentu.
Berikut pengertian strategi secara umum dan secara khusus:
1. Secara Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Secara Khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.
B. TUJUAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Setiap penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar
tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Strategi prediction guide
merupakan strategi pembelajaran yang tepat digunakan untuk menstimulasi
refleksi dan memprediksi materi yang memiliki tujuan dalam penggunaannya
dalam pembelajaran, diantaranya yaitu:

a) Mengoptimalkan Pembelajaran Pada Aspek Afektif

Strategi pembelajaran aktif berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan


strategi pembelajaran psikomotorik (keerampilan). Afektif berhubungan dengan
nilai (value) yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang
yang tumbuh dari dalam. Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran
manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak dalam dunia empiris. Ketika berbicara
mengenai materi pelajaran tentang nilai atau bisa dikatakan materi yang
mengajarkan aspek afektif, disinilah letak tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran prediction guide. Karena pembelajaran menggunakan strategi ini
tidak hanya menuntun kemampuan kognitif siswa, akan tetapi lebih
mengutamakan aspek afektif. Siswa disini secara tidak langsung belajar akan
kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar dan belajar menentukan sikap yang
terbaik ketika menghadapi suatu persoalan. Dengan pengoptimalan aspek afektif
akan membantu membentuk siswa yang cerdas sekaligus memiliki sikap positif
dan secara motorik terampil. Ini yang diharapkan dapat dihasilkan dari
penggunaan strategi pembelajaran prediction guide.
b) Mengaktifkan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Sering terjadi selama ini proses pembelajaran yang berlangsung banyak
diarahkan kepada proses mendengarkan dan menghafalkan informasi yang
disajikan oleh guru, siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa hanya memperoleh kemampuan intelektual (kognitif) saja. Idealnya proses
pembelajaran itu menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Ketika siswa
dalam keadaan pasif menerima pelajaran, maka tidak menutup kemungkinan dia
akan mudah melupakan informasi yang disampaikan oleh guru. Berbeda halnya
ketika siswa ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dia akan mencari
sendiri pengertian dan membentuk pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka.
Sehingga pengetahuan baru yang disampaikan oleh guru dapat diinterpretasikan
dalam kehidupan sehari hari.

C. MOTIVASI DAN KREATIVITAS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


MATEMATIKA
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak peristiwa.
Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada peristiwa
pertama, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa
memperoleh informasi yang benar. Pada kedua peristiwa tersebut, peranan guru
mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti. Pada peristiwa ketiga,
motivasi diri siswa tergolong tinggi. Sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan
seperti:
1. Kekuatan apa yang menjadi bergerak belajar siswa?
2. Berapa lama kekuatan tersebut berpengaruh dala kegiatan belajar?
3. Dapatkah kekuatan tersebut dipelihara?
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, dan citacita. Kekuatan mental tersebut
dapat tergolong rendah, atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang
menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai
motivasi belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif. Keadaan jiwa tersebutlah yang
mengaktifkan, mengarahkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku
individu belajar (Koeswara, 1989 Siagian, 1989 Schein, 1991 Biggs & Telfer,
1987). Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu: Kebutuhan, Dorongan,
Tujuan.
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil
belajarnya rendah, padahal ia memiliki waktu pelajaran yang lengkap. Ia merasa
memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu
belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang
baik, sedangkan ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, siswa
mengubah cara cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan
kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian
tujuan. Dorongan yang berorientasi tujuan tersebut merupakan inti motivasi.
Formulasi dasar teori skinner menetapkan perbedaan antara penguatan
motivasi positif dengan penguatan motivasi negative. Dalam penguatan motivasi
positif, beberapa bentuk penghargaan, obyek atau peristiwa yang diinginkan,
diberikan sebagai konsekuensi dari operan yang dilakukan. dalam penelitian
yang dilakukan skinner terhadap obyek orang, penguat motivasi seringkali
berbentuk penghargaan non fisik : sebuah pujian bagi siswa dalam kelas atau
sebuah komisi bagi karyawan pemasaran dalam bisnis bisnis tertentu.
Dalam penguatan motivasi negative, beberapa bentuk obyek atau peristiwa
yang aversif dihilangkan atau dicegah kemunculannya. Dalam masing masing
kasus, tingkat probal=bilitas sebuah perilaku meningkat karena konsekuensinya.
Itulah sebabnya mengapa konsekuensi tersebut dianggap sebagai penguat
motivasi.
Perbedaannya, penguat motivasi negative bekerja dengan menghindari hal
hal yang tidak diinginkan, sementara penguat motivasi positif bekerja dengan
mengharapkan hal hal yang tidak diinginkan.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai
penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga halnya
dalam pencapaian tujuan pembelajaran, guru merupakan faktor yang penting
untuk mengusahakan terlaksananya fungsi fungsi tersebut dengan cara dan
strategi yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Strategi
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh perencanaan
yang dibuat guru dalam pembelajaran. Dengan strategi motivasi yang tepat akan
mampu memberikan kesuksesan dalam pembelajaran.
Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Suntikno (2010) menyatakan ada
beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, yaitu:
a) Menjelaskan Tujuan Belajar Ke Peserta Didik.
Permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang guru menjelaskan
tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kepada siswa. Makin
jelas tujuan yang akan dicapai peserta didik maka makin besar juga motivasi
dalam melaksanakan kegiatan belajar.
b) Memberikan Hadiah (Reward)
Memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi. Hal ini akan
memacu semangat peserta didik untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping
itu, peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa
mengejar peserta didik yang berprestasi.
c) Memunculkan Saingan Atau Kompetensi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.
d) Memberikan Pujian
Memberikan pujian atau penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi
sudah sepantasnya dilakukan oleh guru yang bersifat membangun.
e) Memberikan Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta didik tersebut
mau mengubah diri dan beruaha memacu motivasi belajarnya.
f) Membangkitkan Dorongan Kepada Peserta Didik Untuk Belajar
Kegiatan yang dilakukan guru adalah memberikan perhatian maksimal kepada
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
g) Membentuk Kebiasaan Belajar Yang Baik
Guru menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan disiplin yang terarah
sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang kondusif.
h) Membantu Kesulitan Belajar Peserta Didik, Baik Secara Individual Maupun
Komunal (Kelompok)
i) Menggunakan Metode Yang Bervariasi
Pembelajaran metode konvensional harus sudah ditinggalkan guru karena
peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan
metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan kompetensi peserta
didik.
j) Menggunakan Media Yang Baik Serta Harus Sesuai Dengan Tujuan
Pembelajaran.
Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi peserta didik
dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi peserta didik yang
memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun
penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicaranya. Dengan variasi
penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap peserta didik dapat
dikurangi dan dapat memberikan stimulus terhadap indera peserta didik.
Adanya strategi di atas, menuntut kesiapan guru sebagai perancang
pembelajaran untuk mampu mengimplementasikannya dalam kegiatan proses
belajar mengajar. Guru harus mampu meninggalkan kebiasaan - kebiasaa
pembelajaran yang dimonopoli oleh guru itu sendiri (teacher sentre) . Karena
guru dalam melaksanakan peranya sebagai pendidik, pengajar pemimpin,
administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi kesadaran
(awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan (discipline) dan tanggung jawab
(responsibility) secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan peserta didik secara optimal baik fisik maupun phisikis.
Perkembangan peserta didik secara optimal akan terlihat bagaiman sang guru
mampu menumbuhkan motivasi pada diri peserta didik dalam pembelajaran.
Guru yang tidak mampu menumbuhkan motivasi peserta didik berarti sang guru
kurang memahami strategi yang tepat dalam pembelajaran.

D. RUANG LINGKUP STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Ruang lingkup merupakan cakupan atau batasan kegiatan yang harus dilakukan
oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efesien.
Ruang lingkup tersebut meliputi materi, media, pendekatan-pendekatan, alokasi
waktu, metode, pola pembinaan terpadu, kompeteni dasar peserta didik dan evaluasi.
a) Materi yang diajarkan haruslah sesuai kurikulum yang telah ditetapkan.
b) Media pembelajaran, temasuk sarana dan prasarana merupakan bagian penting
untuk menunjang ssuatu kegiatan belajar dan pembelajaran.
c) Dalam kegiatan pembelajaran, pendekatan sangatlah penting dilakukan oleh
seorang guru kepada siswanya. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi
kepada siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi. Misalnya memberi
saran maupun pengarahan kepada siswa apabila siswa tersebut melakukan
kealahan dalam kegiatan belajarnya.
d) Seorang pengajar harus bias mengatur alokasi waktu belajar agar sesuai
dengan waktu yng diperlukan untuk menyampaikan materi yang ada, agar
sesuai dengan target yang telah direncanakan.
e) Setiap guru memiliki metode atau cara dalam menyampaikan suatu materi
kepada siswa. Yang terpenting adalah bagaimana agar siswa tersebut merasa
nyaman dan tidak bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru
sebaiknya memberi kesempatan kepada siswa untuk berdisskusi dalam
memecahkan suatu masalah.
f) Pola pembinaan terpadu, merupakan pola pembelajaran yang menekankan
pada pembinaan kepada siswa untuk mampu berssikap mandiri dalam
memecahkan etiap masalah.
g) Kompetensi dasar peserta didik, merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seorang peserta didik dalam menyampaikan materi maupun pembelajaran
kepada siswanya.
h) Dalam menentukan hassil akhir dari kemampuan siswa seorang guru
memberikan evaluasi berupa pertanyaan, tes maupun tugas kepada siswa, lalu
menganalisisnya, untuk mengetahui bagian-bagian mana yang masih terdapat
kesalahan-kesalahan maupun yang belum dimengerti oleh siswa.
E. KONSEP KONSEP YANG TERKAIT DENGAN STRATEGI
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
1. Desain Pembelajaran
Desain merupakan sebuah istilah yang diambil dari bahasa Inggris dari
kata design yang berarti perencanaan atau sebuah rancangan ada pula yang
mengartikanya "persiapan". Adapun menurut bahasa desain berarti model atau
perencanaan.
Desain-desain Yang Diperlukan Dalam Pembelajaran :
a. Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dengan memperbaiki
desainpembelajaran. Dari sini merupakan titik awal untuk mengupayakan
perbaikan kualitas pembelajaran, adapun tahapan yang harus dilakukan dalam
perbaikan ini oleh guru atau pengajar adalah dengan mengadakan analisis dari
tujuan pembelajaran dan melaksaanakan evaluasi sumatif untuk mengukur
ketercapian tujuan pembelajaran.
b. Pembelajaran Dirancang dengan Pendekatan Sistem
Untuk mencapai kualitas pembelajaran, yang dilakukan harus dengan desai
sitem, dengan pendekatan ini akan memberikan peluang besar dengan
mengintegrasikan terhadap semua variabel yang mempengaruhi belajar.

c. Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar


Kualitas pembelajaran itu tergantung pada bagaimana pembelajaran itu
dirancang dan direncanakan, apakah pembelajaran itu bersifat intuitif atau
bersifat ilmiah. Jika bersifat intuitif maka pembelajaran tersebut banyak akan
diwarnai dengan kehendak perancangnya, akan tetapi ilmiah maka akan diwarnai
berbagai teori dari para ilmuwan pembelajaran.
Adapun pendekatan yang lain yaitu dengan cara mempadukan keduanya yaitu
intuitif dengan ilmiah, sehingga rancangan pembelajaran disesuaikan dengan
pengalam empiris yang pernah ditemukan saat melaksanakan pembelajaran
disertai dengan teori-teori yang relevan.

d. Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan


Seseorang belajar memilki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau
perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tidak tindakan dan perilaku
belajar itu akan tetapi berjalan dengan karakteristik siswa itu. Siswa yang lambat
dalam berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat.
Sebaliknya siswa yang memilki kemampuan berpikir tinggi tidak mungkin
dipaksa bertindak dengan lambat. Dalam hal ini jika pembelajaran tidak diacukan
pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa
yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berpikir makin maju
pembelajarannya.

e. Desain Pembelajaran Harus diacukan pada Tujuan


Hasil belajar mencakup hasil langsung dan hasil tidak langsung (pengiring).
Perencanaan pembelajaran perlu memilah hasil hasil pembelajaran yang
langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil yang
dapa terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil
penggiring.

f. Desai Pembelajaran diarahkan pada Kemudahan Belajar


Sebagaimana telah diterangkan diatas bahwa pembelajaran merupakan upaya
membelajarkan siswa dan perencanaan pembelajaran merupakan penataan upaya
tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisis ditata dengan baik, strategi
yang dirancanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran.

g. Desai Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran


Desain pembelajaran diupayakan menakup semua varibel pembelajaran yang
dirasa turut mempengaruhi belajaran. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu
dipetimbangkan dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah
variabel kondisis, metode, dan variabel pembelajaran. Yang termasuk variabel
kondisi adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, karakteristik
siswa, adapun variabel metode adalah mencakup strategi pengirganisasian
pembelajaran, strategi penyampian pembelajaran, dan strategi pengelolaan
pembelajaran, dan yang ketiga yaitu variabel hasil pembelajaran mencakup
semua akibat yang muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu.

h. Desai Pembelajaran Penetapan Metode untuk Mencapai Tujuan


Inti dari desian pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama pada
perancanaan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan
variabel metode pembelajaran.
Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran. Ketiga prinsip itu adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran
yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi, (2) metode (strategi)
pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada
hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang
konsiten pada hasil pengajaran.

2. Strategi Pembelajaran
Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian
secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa
istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama
merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas
sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
Dalam strategi pembelajaran, trategi komunikasi efektif diperlukan
dalam pembelajaran. Arifin (1984 : 10) dalam bukunya Strategi Komunikasi
menyatakan bahwa sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan
keputtusan kondisional tentang tindakan yangakan dijalankan, guna mencapai
tujuan. Jadi, merumuskan strategi komunikasi berarti memperhitungkan
kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin
dihadapi dimasa depan guna mencapai efektivitas.
Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh
keaktifan peserta didik dan guru dalam bentuk timbal balik berupa pertanyaan,
jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik maupun secara
mental. Adanya umpan balik ini memungkinkan guru mengadakan perbaikan-
perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan. Keefektifan komunikasi
guru dengan peserta didik menunjuk kepada kemampuan guru untuk
menciptakan sesuatu pesan dengan tepat, yaitu gurudapat mengetahui bahwa
peserta didik menginterprestasikan sama isi pesan dengan apa yang
dimaksudkan oleh guru.
3. Metode pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang
dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam
menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis
strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan
menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Istilah
metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara
umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah
teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran
mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
a. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
rangka
memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar
b. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan
rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan
pada kebutuhannya
c. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar
dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
d. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
e. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan
kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
f. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara
untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
g. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk
mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk


mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah; Telling method ialah suatu cara lisan penyajian bahan
pelajaran yang dilakukan oleh seseorang (guru) kepada orang lain
(peserta didik)
untuk mencapai tujuan pengajaran.
(2) demonstrasi; Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik
(3) diskusi; Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisi pertukaran
pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan
oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari
atau memperoleh kebenaran.
(4) simulasi; Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura
atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat
diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu
(5) Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana
guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan
belajar.
(6) Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
4. Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada
kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan
metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru
pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
5. Taktik Pembelajaran
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode
ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya.
Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)

6. Gaya Pembelajaran
Gaya belajar adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku
psikomotoriss, sebagai indicator yang bertindak yang relative stabil untuk
pelajar merasa saling berhubungan dan bereaki terhadap lingkungan belajar.
Definisi yang lebih menjurus pada gaya pembelajaran yaitu sebagai pendekatan
yang digunakan peerta didik dalam belajar atau mempelajari berbagai mata
pelajaran.
F. STRATEGI PENGORGANISASI PEMBELAJARAN
Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan
mensintesis fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi
pembelajaran. Sequencing terkait dengan cara urutan penyajian isi suatu bidang
studi, dan mensistensis terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa
hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep, proedur, atau prinssip suatu isi
pembelajaran.
Strategi pengorganisasaian, lebih lanjut dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu pada metode untuk
pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur
atau prinsip. Strategi makro mangacu pada metode untuk ,mengorganisasi isi
pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan,
membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajran (apakah itu konsep, prosedur
atau prinsip) yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu kepada penataan konsep atau
prosedur atau prinsip apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu.penataan
urutan isi mengacu kepada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu
konsep atau prosedur atau prinsip yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis
mangacu kepada keputusan tentang bagaimana cara menunjukkan keterkaitan di
antara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu kepada
keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep, prosedur
atau prinsip, serta kaitan yang sudah diajarkan.
G. STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode
untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang kurangnya ada dua fungsi
dari strategi ini yaitu (1)Menyampaikan isi pembelajran kepada si belajar dan
(2)Menyediakan informasi atau bahan bahan yang diperlukan siswa untuk
menampilkan unjuk kerrja ( seperti latihan tes).
Paling tidak ada lima cara dalam mengklasifikasikan media untuk
mempreskripsikan strategi penyampaian :
1. tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu
2. tingkat interaksi yang mampu di timbulkannya
3. tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
4. tingkat motivasi yang dapat di timbulkannya
5. tingkat biaya yang di perlukan
H. STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode
yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar
denganvariabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian, mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak
ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan
pembuatan catatankemajuan belajar siswa dan motivasi.
I. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Berdasarkan rumusan komponen-komponen penerapan strategi pembelajaran
yang dikemukakan ahli secara garis besar dikelompokkan menjadi :
1) Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran.
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam
pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia
harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
2) Komponen kedua yaitu metode pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang
tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran
tercapai.
3) Komponen ketiga yaitu media yang digunakan.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik,
media cetak dsb.
4) Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisi) dan lingkungan sosio-
emosional. Lingkungan fisik meliputi ruangan kela, keindahan kelass,
pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilassi
dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe
kepemimpinan guru, ssikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb.
Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar
mengajar dapatt berlangsung secara lancar.
J. FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran, banyak variabel yang mempengaruhi


kesuksesan seorang guru. penguasaan dan keterampilan guru dalam penguasaan
materi pembelajaran dan strategi pembelajaran tidak menjadi jaminan untuk
mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. secara umum ada
beberapa variabel, baik teknis maupun non teknis yang berpengaruh dalam
keberhasilan proses pembelajaran.
Beberapa variabel tersebut antara lain:
1. Kemampuan Guru dalam Membuk Pembelajaran
Pada awal proses pembelajaran sudah selayaknya guru harus
mengucapkan salam kepada semua siswa yang ada di kelas dan berdoa
bersama. jangan sampai seorang guru begitu masuk kelas langsung memulai
pembelajaran tanpa mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa. setelah
kegiatan tersebut selesai barulah guru dapat memulai pembelajaran.
Dalam setiap memulai pembelajaran guru harus menjelaskan tujuan atau
kompetensi yang ingin dicapai, dan manfaatnya bagi kehidupan siswa. Pda
tahap ini juga harus mampu mengaitkan isi pembelajaran yang akan dibahas
dengan pembelajaran terdahulu yang telah dipelajari siswa. Proses mengaitkan
dan menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan isi
pembelajaran yang akan dibahas sangat membantu dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
2. Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran adalah kegiatan yang paling berpengaruh
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Baik buruknya keterampilan guru
dalam kegiatan inti, menunjukkan baik buruknya hasil belajar siswa. beberapa
faktor yang berhubungan dengan kegiatan inti pembelajaran antara lain:
kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran
ketepatan isi/ materi pembelajaran yang disampaikan guru
kemampuan guru menguasai kompetensi yang diajarkan
3. Kemampuan Guru Dalam Melakukan Penilaian Pembelajaran
Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan maka seorang guru dituntut untuk mampu mengadakan penilaian.
Guna mengetahui kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran,
pertanyaan berikut dapat dijadikan indikator penilaiannya:
a. Apakah guru mendorong siswa untuk mengungkapkan dan
menyimpulkan apa yang telah di pelajarinya?
b. Apakah guru melakukan penilaian dengan alat yang sesuai dengan
kompetensi dan kinerja yang jelas?
c. Apakah guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penilaian
diri sendiri (self assessment) dan / atau penilaian antar teman (peer
assessment) ?
d. Apakah guru menggunakan assessment authentic dalam proses
pembelajaran?
Dengan dilakukan penilaian terhadap proses pembelajaran, maka siswa
akan mengetahui kemampuannya secara jelas sehingga siswa dapat
meningkatkan kualitas belajarnya. Demikian pula dengan kegiatan penilaian,
amat penting bagi seorang guru karena dari hasil evaluasi yang dilakukan
seorang guru dapat mengetahui seberapa jauh keberhasilan dalam
pembelajarannya. Di samping itu, dengan evaluasi seorang akan dapat
memahami kelemahan-kelemahan strategi pembelajaran yang telah dilakukan.
Dengan demikian, evaluasi sekaligus juga menjadi salah satu teknik untuk
memperbaiki program pembelajaran.
4. Kemampuan Guru dalam Menutup Pembelajaran
Keterampilan menutup pembelajaran sangat penting bagi seorang guru.
Pada akhir pembelajaran guru sering menutup pembelajaran hanya dengan
mengatakan bahwa pembelajaran telah berakhir. Menutup pembelajaran
bukan hanya sekedar mengatakan kepada siswa bahwa pembelajaran telah
berakhir. Ada beberapa hal yang harus dilakukan guru pada saat menutup
pembelajaran, diantaranya:
Guru harus memberikan umpan balik dan atau kesimpulan terhadap materi
yang telah diajarkan
Dalam memberikan umpan balik dan atau kesimpulan guru diharapkan
menghubungkan isi pembelajaran dengan isu-isu dan teknologi yang
berkembang di masyarakat
Guru memberikan tugas rumah untuk siswa yang berkaitan dengan materi
Dalam memberi tugas rumah, guru mengembangkan masalah-masalah
baru untuk pengembangan konsep yang sudah dikuasai siswa
Guru memberikan pemantapan terhadap perolehan belajar siswa
5. Faktor Penunjang
Disamping variabel-variabel seperti yang dijelaskan diatas, masih ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam menerapkan
strategi pembelajaran. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Kemampuan guru menggunakan bahasa secara jelas dan mudah dipahami
siswa
Sikap yang baik, santun, dan menghargai siswa
Kemampuan mengorganisasi waktu yang sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan
Cara berbusana dan berdandan yang sopan sesuai dengan norma yang
berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Jadi strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dapat dipilih dan
digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran,
sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pembelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan kondisi baik internal
(siswa) maupun eksternal (sarana dan pra sarana sekolah), waktu, dan
perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.
B. SARAN
Strategi pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses
pembelajaran, sehingga penting bagi kita sebagai calon pengajar memahami
strategi dari pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

1. Jelaskan pengertian strategi pembelajaran di lihat dari dunia pendidikan !


Jawaban :
Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Sebutkan apa saja yang menjadi tujuan strategi pembelajaran !
Jawaban :
Tujuan strategi pembelajaran :
1) Mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif.
2) Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Siswa belajar karena di dorong oleh kekuatan mentalnya. Sebutkan kekuatan
mental yang dimiliki siswa !
Jawaban :
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa :
1) Keinginan
2) Perhatian
3) Kemauan
4) Citacita.
4. Jelaskan perbedaan motivasi positif dan motivasi negative !
Jawaban :
Perbedaannya, penguat motivasi negative bekerja dengan menghindari hal hal
yang tidak diinginkan, sementara penguat motivasi positif bekerja dengan
mengharapkan hal hal yang tidak diinginkan.
5. Jelaskan pengertian desain pembelajaran !
Jawaban :
Desain pembelajaran merupakan yang berarti perencanaan atau sebuah rancangan
pembelajaran ada pula yang mengartikanya "persiapan pembelajaran". Adapun
menurut bahasa desain berarti model atau perencanaan pembelajaran.
6. Sebutkan desain desain yang diperlukan dalam pembelajaran !
Jawaban :
Desain desain yang diperlukan dalam pembelajaran :
1) Perbaikan Kualitas Pembelajaran
2) Pembelajaran Dirancang dengan Pendekatan Sistem
3) Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar
4) Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan
5) Desain Pembelajaran Harus diacukan pada Tujuan
6) Desain Pembelajaran diarahkan pada Kemudahan Belajar
7) Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran
8) Desai Pembelajaran Penetapan Metode untuk Mencapai Tujuan
7. Jelaskan sekurang kurangnya 3 metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran !
Jawaban :
Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran antara lain :
1) Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada anak didik
2) Diskusi
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisi pertukaran pendapat,
pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa
orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari atau memperoleh
kebenaran.
3) Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara
penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
8. Jelaskan pengertian teknik dan taktik dalam konsep konsep yang terkait dalam
strategi pembelajaran !
Jawaban :
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode
atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
9. Sebutkan lima cara dalam mengklasifikasikan media untuk mempreskripsikan
strategi penyampaian !
Jawaban :
lima cara dalam mengklasifikasikan media untuk mempreskripsikan strategi
penyampaian :
6. Tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu
7. Tingkat interaksi yang mampu di timbulkannya
8. Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
9. Tingkat motivasi yang dapat di timbulkannya
10. Tingkat biaya yang di perlukan
10. Jelaskan penerapan strategi pembelajaran !
Jawaban :
Berdasarkan rumusan komponen-komponen penerapan strategi pembelajaran
yang dikemukakan ahli secara garis besar dikelompokkan menjadi :
1) Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran.
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam
pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia
harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
2) Komponen kedua yaitu metode pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3) Komponen ketiga yaitu media yang digunakan.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi.
4) Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisi) dan lingkungan sosio-
emosional.
Perencanaan pembelajaran,2012,hamzah b uno,pt bumi aksara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai