F DENGAN
HALUSINASI PENGLIHATAN
RUANGAN SINGGALANG
OLEH :
Ceriawati Batee
P07520006005
III-A REGULER
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan RahmatNYa penulis dapat menyelesaikan studi kasus selama 3 minggu yang
dimulai tanggal 09 February 2009 sampai dengan 28 February 2009 di Rumah Sakit
Jiwa Pusat daerah Provinsi Sumatera Utara Medan
Adapun tujuan pembuatan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Dengan Gngguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan pada Tn. F di ruang
Singgalang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah untuk
memenuhi program perkuliahan D-III keperawatan.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulisan menyadaari bahwa isi dan cara
penuliannya masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan rintangan, namun berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka laporan ini dapat diselesaikan
Disini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Donal F. Sitompul selaku Direktur Rumah Sakit
Jiwa Pusat Daerah Provinsi Sumatera Utara yang memberikan praktek
Rumah Sakit pusat Daerah Provinsi Sumatera Utara.
2. Sri Utami, SST, SPd, M.kes selaku Ketua Jurusan
Akper Depkes Medan
3. Jhon Edison Purba, S.Kep. NS selaku pembimbing di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang telah
memberikan pengarahan selama praktek lapangan
ii
4. Arbani Batu-bara, S.Kep. NS selaku koordinator
praktek belajar lapangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara
5. Bapak / Ibu pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara
6. Rekan-rakan dan mahasiswa/i Akper Depkes RI Medan
dan semua Pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat untuk
menyelesaikan makalah ini
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini, semoga Tuhan Yang
Maha Esa membalas berkat dan karunia yang penulis terima.
Dan penulis mengharapkan kiranya laporan penulis ini dapat berguna bagi
pembaca serta dapat menjadi pegangan dalam memperkaya ilmu dan pengetahuan
khususnya dalam ilmu perawatan jiwa.
CERIAWATI BATEE
Nim.P07520006005
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I LANDASAN TEORITIS......................................................................1
Pengertian.................................................................................................................1
Macam-macam halusinasi.......................................................................................1
Sebab-sebab Timbulnya Halusinasi.........................................................................1
Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku....................................................2
Asuhan Keperawatan..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN KASUS...........................................................................10
Pengkajian..............................................................................................................10
Identitas Klien........................................................................................................10
Alasan Masuk........................................................................................................10
Faktor Predisposisi.................................................................................................10
Psikososial..............................................................................................................12
Status Mental..........................................................................................................12
Pemeriksaan Fisik.................................................................................................14
Analisa Data...........................................................................................................16
Daftar Masalah......................................................................................................18
Pohon Masalah.......................................................................................................18
Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................19
Implementasi Keperawatan....................................................................................33
Daftar Pustaka
iv
BAB 1
LANDASAN TEORITIS
1. Defenisi
Halusinasi adalah tanggapan/persepsi panca indra tanpa rangsangan dari luar/
eksternal yang dapat berupa halusinasi dengan, lihat raba dan lain-lain. (Rasmun,
2001, hal.23)
.
2. Macam-Macam Halusinasi
a. Halusinasi penglihatan : klien melihat gambaran yang jelasa atau samar-
samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.
b. Halusinasi pendengaran : Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata dan orang- orang lain tidak
mendengarnya.
c. Halusinasi penghidung/penciuman : Klien mencium bau yang muncul dari
sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
d. Halusinasi pengecapan : Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.
e. Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.
f. Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus
yang nyata. (Rasman, 2001, hal.23)
1
biologis untuk suatu dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh efigenetik, seperti
penyalahgunaan zat, stress fsikologi trauma.
2. Faktor Biologis
a. Neurofatologi : Keadaan fatologi dari area- area struktur limbik, lobus
brontalis dan basal ganglia mengakibatkan terjadinya
skizofrenia.
b. Neurotransmitter
c. Genetik
d. Faktor Psikososial (FK USU. 2004. hal. VII-3)
Prilaku Klien:
- Tersenyum, tertawa sendiri
- Mengerakkan bibir tanpa suara
- Pergerakan mata yang cepat
- Respon verbal yang lambat
- Diam dan berkonsentrasi
2
Tahap II: Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasii menyebabakan rasa
antipati.
Karakteristik:
- Pengalaman sensori menakutkan
- Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
- Mulai merasa kehilangan kontrol
- Mebarik diri daeri orang lain. Non. Psikotik
Prilaku Klien:
- Terjadi peningkatan denyuit jantung, pernapasan dan tekanan darah
- Perhatian dengan lingkungan berkurang
- Konsentrasi terhadappengalaman sensorinya
- Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Tahap III:
- Mengontrol
- Tingkat kecemasan berat
- Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
Karakteristik:
- Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi)
- Isi halusinasi menjadi atraktif
- Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik
Perilaku Klien:
- Perintah halusinasi ditaati
- Sulit berhubungan dengan orang lain
- Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik.
3
- Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor &
berkeringat
Tahap IV
- Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
- Klien panik
Perilaku Klien
- Perilaku panik
- Resiko tinggi mencederai
- Aditasi
- Kataton
- Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
(Rasman Skp. Hal, 24)
4
b. Ketidakseimbangan antara dopamin dan
neurotransmitter lain.
c. Masalah- masalah pada sisten respon dopamin.
- Faktor Psikologi
Teori psikologi untuk trjadinya respon neurubiologik yang maladaptik belum
didukung oleh penelitian . sayangnnya teori psikologik terlalu menyalahkan
sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan kurang percaya keluarga
terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional.
- Pemicu gejala
5
Pemiju gejala merupakan prekusor dan stimulus yang sering me nimbulkan
episoe baru satu penyakit, pemicu biasanya terdapat pada respon neurobilogik
yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan sikap & perilaku
individu.
(Buku Saku Keperawatan Jiwa, hal 305)
6
(Rasmun 2001; hal 29-40).
- Karakteristik Perilaku Klien Halusinasi
- Bicara, tersenyum, menngis, tertawa sendiri
- Mengatatakan melihat sesuatu yang tidak nyata
- Merusak diri sendiri, orang lain, lingkngan
- Tidak dapat membedakan hal yang nyata & tidak nyata
- Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi
- Pembicaraaan kacau kadang tidak masuk akal
- Sikap curiga & bermusuhan
- Menarik diri, menghindar dari orang lain
- Sulit membuat keputusan
- Ketakutan
- Mudah tersinggung, jengkel, marah.
- Menyalahkan diri sendiri, kadang orang lain.
- Muka merah kadang pucat
- Ekspresi wajah tegang
- Tekanan darah meningkat
- Nafas terengah- engah
- Nadi cepat
- Banyak berkeringat.
B. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap tindakan kekerasan yang dirasakan pada lingkungan
yang berhubungan dengan halusinasi penglihatan.
2. Halusinasi penglihatan b/d isolasi sosial: menarik diri
3. Perubahan proses pikir: waham b/d hdr
4. Penatalaksanaan regimen reapeutik tak efektif : ketidak mampuan b/d, koping
keluarga tak efektif.
8
- Idenfikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi yang menimbulkan
halusinasi & respon klien terhadap halusinasi.
- Anjurkan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban luas.
- Katakan pada klien bahwa perawat tidak mengalami apa yang klien
alami tanpa menyangkal pernyataan.
- Ajak pasien membicarakan hal- hal yang nyata di lingkunganya
3. Anjurkan, Bantu & Bimbing Klien Untuk Menemukan Cara Mendidik Halusinasi
Dalam Meneyelesaikan Masalah Yang Konstitutip
- Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi
- Bimbing pasien melakukan kegiatan yang tepat misalnya dengan
bercakap- cakap dengan oang lain, melakukan kegiatan rumah, membuat
jadwal kegiatan harian.
- Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba cara yagn dipilihnya
- Bimbing pasien untuk mencoba cara lain
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Anjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur
D. Evaluasi
Klien mampu :
Mengungkapkan & menjelaskan jenis,isi, waktu, Frekuensi & situasi yang
menimbuklkan terjadinya halusinasi.
Membedakan hal yang nyata & tidak nyata
Memilih cara untuk mengatasi terjadinya halusinasi
Berinteraksi dengan orang lain tanpa ada rasa curiga
Berespon sesuai stimulus di luar dirinya
Klien tidak mencederai orang lain,diri sendiri & lingkungannya.
BAB II
9
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Ruang Rawat : Singgalang
I. Identitas Klien
Nama : Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tuna karya
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat : Medan
Tanggal Pengkajian : 16 Februari 2009
Tanggal Masuk : 04 January 2009
B. Faktor Predisposisi
10
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, karena klien menolak untuk
berobat, sehingga keluarga tidak membawa klien berobat.
3. Klien pernah menganiaya ayahnya pada umur 26 tahun, tidak pernah
mengalami aniaya fisik, penolakan dan kekerasan dalam keluarganya serta
tindakan kriminal
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Sejak 17 tahun dia sudah mengkonsumsi narkoba dan terkadang klien merasa
sedih belum mendapat pekerjaan kerena klien merasa tidak berguna dan
penganggurang
Masalah keperatan : Gangguan konsep diri : hanya diri rendah
Keterangan
: Menikah
: Perempuan
: Garis keturunan
: Laki -laki meninggal
11
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Klien menerima keadaan dirinya dan
menyukai seluruh
bagian tubuhnya
b. Identitas : Klien tamatan SMP, lajang tidak
memiliki pekerjaan
c. Peran : Sebagai anak dalam keluarga
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul
dengan
keluarganya
e. Harga diri : Klien sering dikucilkan oleh keluarganya
dirumah
karena sering marah-marah
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah
Spritual
Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan klien percaya adanya Tuhan, sebelum dan sesudah
masuk Rumah Sakit Jiwa klien melakukan sholat 5 kali sehari.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2. Status Mental
a. Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, kotor, kuku panjang dan hitam
Masalah keperawatan: Defisit PerawatanDiri
b. Pembicaraan
Klien bicara cepat dan klien dapat menjawab ssetiap peertnyan yang diajukan
perawat sesuai dengan topik pembicaraan, klien tidak menunjukkan adanya
tanda- tanda kerusakan komunikasi verbal.
Masalah perawatan: tidak ada masalah
c. Aktivitas motorik
12
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk rumah sakit
jiwa & merasa diasingkan dari keluarganya, klien suka menyendiri,
pandangan kosong.
Masalah keperwatanya : intoleransi aktifitas .
d. Alam perasaan
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk Rumah Sakit
Jiwa dan merasa diasingkan dari keluargannya, klien sudah menyendiri,
pandangan kosong.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
e. Afek
Klien dapat berespon sesuai stimulus yangdiberikan
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien kurang koperatif, sering menunduk & kurang mau
menatap lawan bicaranya
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial: menarik diri
g. Persepsi
Klien mengatakan sering melihat bayangan seperti setan yang sering
mengikutinya dna klien pernah mengamuk, memukul orang tuanya karena
menyangka orangtuanya adalah setan yang akan membunuhnya, kontak mata
singkat, suara pelan & suka menyediri, dan sering bicara sendiri.
Masalah keperawatan:
Resiko terhadap kekerasan
Halusinasi penglihatan
h. Proses pikir
Klien berbicara sesuai topik pembicaraan, klien berbicara singkat
Masalah keperawaran: tidak ada masalah
i. Isi pikir
Tidak dijumpai adanya gangguan isi pikir
Masalah keperawatan: tidak dijumpai masalah
j. Tingkat kesadaran
13
Klien dalam keadaan baik, karena disointrai, klien bisa membedakan waktu,
tempat dan orang.
k. Memori
Memori klien masih baik karena masih mengigat kejadian- kejadian yang
terjdi diceritakan pada perawat baik dulu & sekarang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l. Tingkat konsentrasi & berhitung
Klien masih mampu berhitung tanpa bantuan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu membedakan pekerjaan apabila diberikan pilihan pekerjaan
mana yang harus dilakukan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
n. Daya titik diri
Klien dalam perawatan & mengetahui bahwa ia sakit
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
14
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan: klien bisa makan sendiri
2. BAB/ BAK: Sendiri
3. Mandi: klien mandi 2x sehari tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian: klien mampu berpakaian sendiri
5. Istirahat tidur: tidur malam mulai 21.00 s/d 05.00
6. Penggunaan obat: klien dapat mengenal obatnya & makan obat sendiri dengan
teratur
X. Aspek Medik
Diagnosa Medik: Skizofrenia paranoid: hausinasi penglihatan.
Therapy:
15
1. Injeksi cholupromazine (CPZ) 100 mg 3x1)
2. Halloperidol 5 mg 3x1
3. Trihexiphenidil THP0 2mg 2x2 mg
Analisa Data
No Data Masalah
1 Ds : - Klien menatakan tidak bisa Resiko terjadinya tindakan
tidur pada malam hari karena kekerasan yang dirasakan pada
melihat bayangan- bayangan lingkungan, orang lain & diri
seperti setan. sendiri.
- Membuang/merusak barang-
barang, jalan mondar-
mandir.
Do : - Kontak mata singkat
- Suara pelan
- Klien suka menyendiri
2 Ds: - Klien mengatakan sering Perubahan sensori persepsi
melihata bayang- bayang halusinasi penglihatan
setan yangmenyerupai
ayahnya yang akan
membunuhnya
Do: - Kontak mata singkat
- Sering menunduk
16
diperhatikan keluarga Harga diri rendah
- Klien mengatakan dikucilkan
dalam keluarga
- Klien mengatakan malu
berteman
Do: - Sering menyendiri
- Klien banyak berdiam diri
- Ekspresi tenang
17
Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya tindakan kekerasan berhubungan dengan halusinasi
penglihatan
2. perubahan persepsi sensori: halusinasi penglihatan berhubungan dengan
isolasi sosial :menarik diri
3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri harga
diri rendah
4. Regimen terapeutik ineffektif berhubungan dengan koping keluarga inefektif
18
POHON MASALAH
Gangguan sensori/persepsi
halusinasi penglihatan (core
problem)
Isolasi sosial
menarik diri
Koping keluarga
in efektif
19
Rencanan Asuhan Keperawatan Jiwa
Nama : Tn. F
Ruangan : Singgalang
Diagnosa Perencanaan / Intervensi
Tujuan Kriteria Evaluasi Implementasi
No Keperawata Rasional
n
1. Resiko TUM Tidak terjadi
terjadinya tindakan
tidakan kekerasan
kekerasan b/d yang diarahkan
halusinasi pada
penglihatan. lingkungan 1.1. Klien dapat 1.1.1 Bina hubungan saling 1.1.1 Hubungan saling
TUK 1:kluien dapat ungkapkan percaya percaya sebagai dasar
membina hubungan perasannya dan Salam terapeuntik interaksi yang
saling percaya. keadaannya saat ini Perkenalkan diri terapeuntik antara
secara verbal perawat dan klien
Jelaskan tujuan interaksi
Ciptakan lingkungan yang
tenang
Buat kontrak yang jelas
Tepati waktu
20
1.1.2 Ungkapan perasaan
1.1.2 Dorong dan beri kesempatan klien kepada perawat
klien untuk sebagai bukti bahwa
mengungkapkan klien mulai
perasaannya mempercayai perawat
1.1.3 Rasa empati akan
1.1.3 Dengarkan ungkapan klien meningkatkan
dengan empati hubungan saling
percaya
TUK. 2. Klien dapat 2.1 Klien dapat 2.1.1 Mengurangi waktu
mengenal membedakan hal 2.1.1 Adakan kontak sering dan kosong bagi klien
halusinasin nyata dan hal yang singkat secara bertahap : sehingga dapat
ya tidak nyata setelah 5 menit setiap 1 mengurangi frekwensi
3-4 kali pertemuan jam halusinasi
dengan 10 menit setiap 1
menceritakan hal- jam
hal yang nyata 15 menit setiap 1
jam
21
diperkenalkan terlebih
dahulu oleh perawat
agar intervensi efektif
22
situasi yagn Tidak membenarkan dan efektivitas tindakan
menimbulkan dan tidak menyangkal keperawatannya yang
tidak menimbulkan dilakukan
halusinasi sefat, isi,
waktu, prekuensi Bersama klien
halusinasi 3x mengidentifikasi situasi
pertemuan yang menimbulkan dan
tidak halusinasi: sifat, isi,
waktu, dan frekuensi
halusinasi
Bersama klien
menentukan faktor
pencetus halusinasi, apa
TUK 3. Klien dapat Klien dapat yang terjadi sebelum 3.1.1 Tindakan yang biasanya
mengontrol menyebutkan halusinasi merupakan upaya
halusinasi tindakan apa yang Dorong klien mengungkapkan mengatasi halusinasi
nya bisa dilakukan bila perasaannya ketika sedang
sedang berhalusinasi.
berhalusinasi 3.1.1 Identifikasi bersama klien
setelah 3x tindakan apa yang
pertemuan dilakukan bila sedang
berhalusinasi 3.1.2 Memberikan hal yang
23
positif atau pengakuan
akan meningkatkan
harga diri klien
Klien dapat 3.1.2 Beri pujian terhadap 3.2.1 Dengan halusinasi yang
menyebutkan 2 ungkapan klien tentang terkontrol oleh klien
dari 3 cara tindakannya maka resiko kekerasan
memutuskan tidak terjadi
halusinasi
3.2.1 Diskusikan cara 3.2.2 Pengulangan hasil
memutuskan halusinasi diskusi yang dapat
dilakukan klien
merupakan suatu tanda
konsentrasi pikir dapat
3.2.2 Dorong klien untuk difokuskan
menyebutkan kembali cara
memutuskan halusinasi
24
3.3.1 Memberi kesempatan
3.2.3 Beri pujian atas upaya pada klien untuk
klien memutuskan tindakan
meningkatkan harga
diri klien
3.3.1 Dorong klien memilih 3.3.2 Memberi kesempatan
tindakan apa yang akan dan membantu
dilakukan melupakan
halusinasinya dan
meningkatkan dengan
3.3.2 Dorong klien untuk konsentrasi klien
mengikuti TAK 3.3.3 Pujian merupakan
pengakuan yang
dapat memotivasi
klien mengulangi hal
positif
3.3.3 Beri pujian bila dapat
TUK 4.Klien dapat 4.1 Klien minum obat melakukannya 4.4.1 Meningkatkan
memanfaatk secara teratur pengetahuan dan
an obat sesuai aturan motivasi klien untuk
untuk minum obat setelah minum obat secara
mengontrol 3 x pertemuan teratur
25
halusinasi 4.1.1 Diskusikan
nya dengan klien tentang obat 4.1.2 Memastikan bahwa klien
untuk mengontrol minum obat secara
halusinasi teratur
26
5.1.2 Lakukan kunjungan keluarga halusinasi
(home visite). Kenalkan
keluarga pada halusinasi
klien bantu dalam
memutuskan tindakan untuk
mengontrol halusinasi klien,
ajarkan cara merawat klien
2 Perubahan di rumah, informasikan cara
sensori TUK 2 Klien dapat memodifikasi lingkungan
persepsi : mampu berhubungan agar mendukung keluarga
halusinasi dengan orang lain memanfaatkan fasilitas
penglihatan tanpa merasa rendah kesehatan dalam mengontrol
b/d isolasi diri halusinasi klien
soscal :
menarik diri
1.1 Klien dapat - Mengidentifik
1. Klien dapat menyubutkan asi hal-hal positif yang
memperluas kemampuan yang masih dimiliki klien
kesadaran diri ada pada dirinya - Mengingatkan
setelah 2x klien bahwa klien manusia
pertemuan biasa yang mempunyai
1.1.1 Diskusikan dengan klien kekurangan
27
1.2 Klien dapat kelebihan yang - Menghadirka
menyebutkan dimilikinya n realita pada klien
kelemahan yang 1.2.1 Diskusikan kelemahan
dimiliki dan tidak yang dimilikinya
menjadi halangan
untuk mencapai
keberhasilan 1.2.2 Beritahu klien bahwa
manusia tidak ada yang
sempurna, semua - Memberi
memiliki kelebihan dan harapan pada klien
kekurangan
28
selama di RS, rencana
klien setelah pulang, dan - Membantu
cita-cita yang ingin dicapai klien untuk membentuk
harapan yang realistis
29
perasaan
Membantu
pemecahan
3 Menarik diri masalah
b/d HDR TUM : - Untuk
Klien mampu mengetahui klien terhadap
berinteraksi dan informasi yang telah
merasa puas b/d orang diberikan
lain 3.1.2 Dorong klien untuk
TUK menyebutkan kembali
manfaat b/d orang lain
30
mengenali menyebutkan - Memberikan
dirinya keberhasilan yang kesempatan klien untuk
4 Regimen pernah dialami menilai dirinya
terapecitik 2.1 Bantu klien mengidentifikasi
inefektif b/d kegiatan yang berhasil dicapai
koping
keluarga TUM :
Penatalaksanaan
regimen terapetik
efektif
TUK :
1. Keluarga dapat 1.1 Keluarga dapat
mengenal mengekspresikan - Hubungan
masalah yang perasaannya saling percaya yang baik
dikemukakan selama merawat merupakan dasar yang
dalam merawat anggota keluarga 1.1.1 BHSP dan keluarga dan kuat bagi keluarga dalam
klien di rumah yang sakit, terjalin anggpta keluarga lain, mengekspresikan
dengan cara BHSP antara terutama anggota keluarga peranannya
mengungkapkan perawat dan dengan apa adanya,
perasaannya keluarga dan dengarkan keluhan
31
anggota lainnya keluarga dengan empati,
hindari respon mengkritik
saat keluarga
mengekspresikan
perasaannya
32
- Meningkatkan
harga diri dan percaya diri
pada keluarga
2.2 Beri reinforcement positif bila
keluarga mengemukakan
tindakan positif
33
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Bangsal : Singgalang
Tanggal No. DX Implementasi Evaluasi paraf
20-02-2009 TUK. 1 Salam terapeutik Selamat Pagi Pak, S : nama saya TN. F, saya suka
Pukul - memperkenalkan diri dipanggil F
08.00-08.15 wib - berjabat tangan O : Bicara spontan
1 - duduk berhadapan Suara pelan
- mengingatkan kontrak Ekperesi tenang klien banyak
- menunjukkan sikap menunduk terkesan pendiam
empati A : Hubungan saling percaya perlu
14.00-14.15 wib TUK. 2 ditingkatkan
salam terapeutik P : Pertemuan berikutnya Pkl 14.00
Selamat Siang Pak, topik mengenal halusinasi
topik, waktu dan tempat Apakah yang menyuruh ayah mengubur saya
34
mengevaluasi O : Kontak mata lama
kemampuan klien TUK. 1 Apakah Klien sering menunduk
bapak masih ingat nama saya? Bicara pelan lancar
Membantu klien Kadang tertawa, tidak sesuai stimulus
mengidentifikasi situasi yang A : Klein mengenal halusinasi perlu
menyebabkan halusinasi Apakah ditinggalkan
bapak sering melihat setan itu pada P : Pertemuan pkl 14.00 wib topik
saat bapak melihat, orang yang mengontrol halusinasi
seperti setan itu apa isi suara itu
Mendorong klien
mengungkapkan perasaannya pada
saat halusinasi Bagaimana
perasaan bapak pada saat
mendengar suara-suara itu
Memberi pujian kepada
klien atas ungkapnya selama
interaksi Bagus, bapak tadai sudah
mengungkapkan apa yang bapak
rasakan selama ini
35
Menyimpulkan
kemampuan klien selama interaksi
Bapak tadi mengatakan sering
melihat orang seperti setan, tetapi
hanya bapak yang melihat, saya
suster dan pasien yang lain tidak
melihatnya. Itu yang namanya
halusinasi
Mengakhiri pertemuan
Baiklah Pak Pertemuan kita
cukup disini
Mengadakan kontrak
untuk pertemuan berikutnya.
Topik, waktu dan tempat. Besok
lusa kita akan bicarakan tentang
cara mengontrol halusinasi, apakah
bapak setuju?
21-February-2009 TUK. 3
Pukul 08-00-08.15 S : Untuk mengontrol halusinasi ada 4
cara. Pertama harus berani mengatakan
36
Tidak mau melihat orang yang seperti
Salam terapeutik setan itu. Kedua, harus ada aktifitas
Selamat pagi pak? Nampaknya misalnya ke rehab, mencuci plato,
bapak baru selesai memcuci Plato? menyapu, cucian. Ketiga, minta tolong
Mengingatkan sama suster, keluarga kalau melihat
kontrak,Apakah bapak masih setan/bayangan itu lagi. Keempat,
ingat, sekarang kita akan minum obat taratur
membicarakan apa? O : Kontak mata lama
selama ini apa yang dilakukan oleh guna obat untuk mengontrol halusinasi
37
klien cara untuk memutus obat
(mengontrol halusinasi) untuk - Klien akan
mengontrol halusinasi itu ada 4 makan obat sesuai peraturan dokter
cara, pertama harus berani O : Klien memperhatikan obat yang
melawan halusinasi dengan diperlihatkan oleh perawat
mengatakan tidak mau melihat - Klien
bayangan itu lagi, kedua dengan mananyakan satu persatu obat yang
melakukan banyak aktifitas dikenalkan
(kerehab, bantu cuci plato, - Klien makan
menyapu, mengelap meja dll). obat siang setelah makan siang
Ketiga, meminta tolong perawat /
keluarga bila sedang halusinasi.
Keempat, minum obat teratur
Meminta klien
mengulangi apa yang sudah
dijelaskan
coba ulangi pak apa yang sudah
saya jelaskan tadi
Memberikan pujian A : TUK 4 tercapai klien dapat
atas kemampuan klien selama menyebutkan jenis, nama obat dan guna
38
Pukul 14.00-14.15 TUK. 4 pertemuan, bapak tadi sudah bisa obat untuk mengontrol halusinasi
wib menyebutkan cara untuk P : Pertemuan selanjutnya tanggal 23
memutuskan halusinasi,itu sudah February 2009 pukul 10.00 wib
bagus sekali, nanti bapak bisa kunjungan kerumah tujuan klien
coba mendapat dukungan keluarga dalam
Mengakhiri kontrak mengontrol halusinasi
baiklah pak. Pertemuan kita S : - halusinasi : Persepsi yang salah
cukup sekian tanpa rangsangan dari luar
- Tanda-
Salam terapeutik tandanya : Bicara sendiri, tertawa
selamat siang Pak..? nampaknya sendiri, marah tiba-tiba
bapak sedang menunggu saya ? - Timbul saat
Mengingatkan menyendiri/melamun, tidak timbul
kontrak, topik dan waktu saat ada kegiatan
apakah bapak masih ingat, kita - Memutuskan
akan membicarakan apa hari ini ? untuk mengatasi segera halusinasi
23 February 2009 Mengevaluasi untuk mencegah bahaya kekerasan
kemampuan klien tentang TUK yang dilakukan
sebelumnya, apakah bapak masih - Memberi
ingat bagaimana cara mengontrol kegiatan rumah sehari-hari, tidak
39
halusinasi memberi peluang klien untuk
Mengobservasi menyendiri
respon verbal / non verbal saat ini - Membantu
Mendistribusikan suasana rumah yang menyenangkan
dengan klien macam-macam obat klien
yang dimakan - Mengikutsert
akan klien dalam aktivitas keluarga,
Meminta klien untuk akan bersama, ngobrol bersama
mengulangi seperti apa yang telah - Membawa
didiskusikan klien untuk mengontrol teratur
coba sekarang bapak ulangi apa kerumah sakit, memastikan tidak
yang sudah kita diskusikan tadi pernah putus obat
Memberikan pujian O : Keluarga dapat dengan lancar
Pukul 11.00-12.30 TUK. 5 atas kemampuan klien menjelaskan kembali kemampuan
wib mengungkapakan kembali hasil selama diskusi. Keluarga nampak
diskusi,bagus.. bapak sudah dapat antusias mendengarkan dan bertanya
menjelaskan dengan baik, berarti tentang hal yang belum diketahui
bapak sudah mengetahui guna obat A :TUK 5 tercapai keluaga dapat
untuk mengontrol halusinasi menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan oleh perawat setelah diskusi
40
Mengakhiri kontrak, P : Pertemuan berikutnya tanggal 24
baiklah pakkita akhiri February 2009 pukul 10.00 wib
pertemuan kita siang ini dirumah sakit jiwa, topik : Persiapan
Mengadakan kontrak klien pulang
untuk pertemuan berikutnya
tanggal 23 February 2009
Pukul 10.00 wib
kunjungan rumah tujuan klien.
Mendapat dukungan keluarga
dalam mengontrol halusinasi
Menyampaikan
salam selamat siang pak?
- Memperkenal
kan surat tugas
- Menyampaika
n tujuan kunjungan
- Mendengarka
n ungkapan keluarga dengan
empati
41
Meng
enalkan kepada keluarga tentang
masalah halusinasi
o Pengertian
halusinasi
o Sebab
timbulnya halusinasi
o Tanda dan
gejala
o Saat
timbulnya
o Frekwensi, isi
halusinasi
Memb
antu keluarga dalam memutuskan
tindakan terhadap masalah
halusinasi dengan menjelaskan
akibat dari halusinasi yang tidak
42
terkontrol
Meng
ajarkan kepada keluarga cara
merawat klien halusinasi
Menje
laskan tentang cara memutuskan
halusinasi yaitu :
-
Keluarga harus membantu
klien saat meminta bantuan
-
Memberikan kegiatan rumah
-
Menjamin diminumnya obat
oleh klien di rumah
43
halusinasi
44
Meminta keluarga terlihat aktif
dalam proses keperawatan selama
klien di rumah sakit
45
DAFTAR PUSTAKA
1995
Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta. EGC.
1995
46