serviks
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
Adapun penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim
menjadi se-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut, antara
lain :
1. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun).
2. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
3. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Penelitian
menunjukkan bahwa 10-30 % wanita pada usia 30an tahun yang
sexually active pernah menderita infeksi HPV (termasuk infeksi pada
daerah vulva). Persentase ini semakin meningkat bila wanita tersebut
memiliki banyak pasangan seksual. Pada sebagian besar kasus, infeksi
HPV berlangsung tanpa gejala dan bersifat menetap.
Kedua faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV. Semakin
dbanyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga
semakin tinggi. Begitu pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim
yang mempunyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang
mempunyai pH yang berbeda-beda pada multipatner dapat
merangsang terjadinya perubahan kearah displasia.
3. FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu:
Usia.
Jumlah perkawinan
Pola seksual
Perdarahan
Keputihan yang berbau dan tidak gatal
Cepat lelah
Anemia
5. PENATALAKSANAAN
a. Biopsi.
b. Histerektomi transvaginal
c. Radioterapi
d. Radiasi paliatif
e. Kemoterapi
3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Sitologi
b. Biopsi
c. Kolposkopi
d. Servikografi
e. Gineskopi
f. Pap net (pemeriksaan terkumpoteresasi dengan hasil lebih sensitif)
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia
trombositopenia .
Tujuan:
Mampu mengenali dan menangani anemia . pencegahan terhadap
terjadinya komplikasi perdarahan.
Intervensi :
Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah
trombosit.
Berikan cairan secara cepat.
Pantau dan atur kecepatan infus.
Kolaborasi dalam pemberian infus
Ca. Mammae
1.Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi
bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang
atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
2.Etiologi
Karsinoma mammae secara pasti tidak diketahui penyebabnya tapi pencetus
yang sering disebabkan olah estorogen yang lebih dikenal sebagai estorogen
dependent mengandung eseptor yang mengikat estradiol, suatu tife
esterogen yang pertumbuhnya diangsang oleh esterogen, karena reseptor
ini tidak muncul pada jaringan payudara yang normal.
3.Anatomi fisiologi
Anatomi payudara
Fisiologi payudara
Insiden
4.Patofisiologi
5.Gejala klinik
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan
padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm,
biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar
payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
T1 : Tumor < 2 cm
T1c : Tumor 1 2 cm
T2 : Tumor 2 5 cm
T3 : Tumor diatas 5 cm
Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
8. Pemeriksaan diagnostik
DAFTAR PUSTAKA
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/
http://ilmukeperawatan.blogspot.com/
http://kusuma.blog.friendster.com/2008/10/askep.ca cerviks
Tugas kelompok
Kelompok II
Jumain Jumriati
Fitriani Marni Khadir
Hardiyanti Irawati
Irmasari Faharuddin